• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Media Karikatur dalam Pembela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penggunaan Media Karikatur dalam Pembela"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR PADA MODEL

PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

NEGERI 3 KUPANG

Jannes Bastian Selly, Drs. Fakhruddin, M.Si, Imelda Paulina Soko, M.Pd Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana-Kupang

ABSTRAK

Model pembelajaran picture and picture dengan media karikatur

merupakan salah satu jenis model pembelajaran koperatif yang menggunakan karikatur berupa tokoh-tokoh terkenal atau benda-benda tertentu yang ditampilkan secara lucu dalam kegiatan pembelajaran, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar fisika siswa yang diajar menggunakan media karikatur dengan siswa yang diajar menggunakan

media gambar pada model pembelajaran picture and picture, dan untuk

mengetahui apakah motivasi belajar fisika siswa yang diajar menggunakan media karikatur lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan

media gambar pada model pembelajaran picture and picture. Sampel dalam

penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas IX B sebagai kelas

eksperimen yang melibatkan 33 siswa, dan kelas IX A sebagai kelas kontrol

yang melibatkan 33 siswa. Instrumen yang digunakan adalah silabus, rencana pembelajaran, media karikatur dan media gambar, soal diskusi, soal tugas, serta angket motivasi belajar siswa. Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa motivasi belajar fisika siswa yang diajar

menggunakan media karikatur pada model pembelajaran picture and

picture lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan

media karikatur pada model pembelajaran picture and picture. Dengan

demikian pembelajaran fisika menggunakan media karikatur pada model

pembelajaran picture and picture efektif untuk meningkatkan motivasi

belajar fisika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Kupang

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam memajukan kualitas sumber daya manusia, sehingga untuk menjadi suatu negara yang maju, tidak ada yang lebih penting selain memajukan mutu pendidikan.

Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogianya berfungsi

sebagai alat untuk

membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah melakukan perbaikan-perbaikan

(2)

pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Berdasarkan penelitian

yang dilakukan diketahui

bahwa kelompok mata

pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), paling banyak siswa absen dan meninggalkan kelas sebelum pelajaran selesai. Hal ini mengindikasikan bahwa pada jenjang pendidikan menengah, kelompok mata pelajaran MIPA/sains masih dianggap sulit dan kurang disukai siswa.

Fisika merupakan

salah satu mata pelajaran IPA yang termasuk dalam kelompok mata pelajaran sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir, dengan

menggunakan berbagai

peristiwa dan penyelesaiannya baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Ilmu Fisika memberikan peluang untuk mempelajari alam semesta, menemukan cakrawala kita secara jauh lebih menarik dibandingkan dengan bidang-bidang lainnya. Menyadari betapa penting ilmu fisika, maka sungguh disayangkan apabila peserta didik kurang bahkan tidak tertarik sama sekali untuk mempelajari fisika.

Faktor yang menjadi penyebab adalah motivasi belajar siswa yang rendah. Padahal, tanpa adanya motivasi belajar, siswa tidak merasa tertarik untuk

mempelajari fisika. Cara yang dapat dilakukan agar peserta didik tertarik terhadap fisika adalah dengan menerapkan kegiatan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut, maka peran guru fisika sebagai fasilitator dituntut

mempunyai kemampuan

dalam menguasai materi, mengorganisasikan proses pembelajaran, mempunyai kreativitas tinggi dalam pelaksanaan seluruh kegiatan

pembelajaran, serta

menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah media karikatur dan media gambar.

Penggunaan media pembelajaran yang lucu dan menghibur sudah banyak dibuktikan melalui berbagai penelitian oleh para ahli, memiliki pengaruh yang sangat baik terhadap efektivitas pembelajaran. Hal ini sangat membantu peserta

didik meningkatkan

kegairahan belajar, terutama saat siswa sedang mengalami penurunan konsentrasi, jenuh, bosan, kehilangan motivasi dalam belajar. Bahkan dapat meningkatkan daya ingat dan

kemampuan memahami

pelajaran yang lebih abstrak sekalipun

(3)

pembelajaran koperatif tipe

picture and picture. Model pembelajaran kooperatif tipe

picture and picture merupakan model pembelajaran yang membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan meminta siswa untuk mengurutkan gambar-gambar materi yang ditampilkan menjadi urutan yang logis dan sesuai dengan pembelajaran yang dimaksud.

Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Penggunaan Media

Karikatur Pada Model

Pembelajaran Picture and

Picture untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 3 Kupang”.

METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini

dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kupang, Kelurahan Naikolan, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang pada bulan November Tahun Pelajaran 2012-2013.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dari

penelitian ini adalah siswa kelas IX, sedangkan untuk sampel, diambil dua kelas secara acak sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol

3. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengajaran menggunakan model Picture and Picture dengan media karikatur dan gambar

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah motivasi belajar fisika siswa yang dicerminkan oleh hasil pengisian angket motivasi yang diberikan

c. Variabel Kontrol

Waktu yang

dibutuhkan untuk belajar, dikontrol dengan jumlah jam pelajaran yang digunakan sama untuk kedua kelas. Bahan pelajaran yang diberikan adalah sama yaitu Listrik Statis

4. Desain Penelitian

Penelitian ini

dilakukan pada dua kelas berbeda untuk mengetahui perbandingannya. Kelas yang digunakan adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Data pretest (tes awal), pada

dasarnya hanya dipakai untuk mengetahui kemampuan atau motivasi awal dari kedua

kelas, dan sebagai

pembanding untuk mengetahui perubahan yang terjadi. Sedangkan secara umum data yang dipakai adalah data post test yaitu pengisian angke motivasi akhir yang dilakukan oleh siswa.

5. Prosedur Penelitian

(4)

Guru mempersiapkan

perangkan pembelajaran,

beserta angket motivasi belajar yang disusun sesuai indikator-indikator motivasi yang telah ditetapkan

b. Tahap Pelaksanaan

Guru melakukan

pengajaran pada kelas eksperimen menggunakan media karikatur sedangkan pada kelas kontrol dengan media gambar

c. Tahap akhir

Guru menghitung skor motivasi siswa berdasarkan angket yang diisi oleh siswa

6. Teknik analisis Data

a. Uji prasayarat analisis

Uji prasyarat analisis yang

k : Banyaknya kelas interval.

X2 : Chi Kuadrat

Kriteria pengujian adalah tolak Ho

jika 2

hitung 2tabel (1-)(k-3) dengan

 taraf nyata untuk pengujian. Dalam

hal lainnya hipotesis itu diterima. Dan Uji Homogenitas dngan

dk=(k-1) kesimpulannya menolak hipotesis Ho.

b. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian dilakukan uji hipotesis pertama (uji dua pihak) dengan persamaan

S1 : Standar deviasi kelompok kelas

eksperimen

S2 : Standar deviasi kelompok kelas

kontrol

n1 : Jumlah sampel untuk kelompok

kelas eksperimen

n2 : Jumlah sampel untuk kelompok

kelas kontrol

Kriteria pengujian terima H0 jika –t

1-1/2α < t < t1-1/2α diperoleh dari daftar

distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2)

dan peluang (1 – 1/2α) untuk

harga-harga t lainnya H0 ditolak. Dan uji

ttabel dimana ttabel diperoleh dari daftar

distribusi dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1-α) untuk harga-harga

(5)

c. Hasil yang Diharapkan

1. Mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

2. Mengetahui motivasi belajar yang paling tinggi di antar kelas eksperimen dan kelas kontrol

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis, diketahui bahwa seluruh data terdistribusi normal dan bersifat homogen.

Tabel1. persentase motivasi belajar fisika kelas eksperimen

Indikator No. Angket Awal (%) Akhir (%)

Kehadiran sebelum pelajaran dimulai

Mengikuti pelajaran sampai selesai Menyimak dan mencatat penjelasan

guru di depan kelas Menyamapaikan pendapat baik

pertanyaan atau jawaban serta menghargai pendapat orang lain Menyukai pelajaran Fisika dan

ingin tahu lebih banyak tentang fisika

Memiliki jadwal belajar di rumah dan mengajak teman berdiskusi dan mempelajari materi-materi fisika

Tidak cepat putus asa belajar fisika dan ingin mencapai prestasi yang tinggi dalam fisika

Total / Rata-Rata Persentase 20 Nomor 62,53 81,59

Apabila tabel di atas dibuat dalam bentuk diagram batang, diperoleh

1 2 3 4 5 6 7 8 0

50 100

Indikator Motivasi Belajar FisikaP

e

Tabel2. persentase motivasi belajar fisika kelas kontrol

No Indikator No. Angket Awal

(%)

Kehadiran sebelum pelajaran dimulai Mengikuti pelajaran sampai selesai Menyimak dan mencatat penjelasan

Guru di depan kelas

Menyampaikan pendapat baik pertanyaan atau jawaban serta menghargai pendapat orang lain Menyukai pelajaran Fisika dan ingin

tahu lebih banyak tentang fisika Memiliki jadwal belajar di rumah dan

mengajak teman berdiskusi dan mempelajari materi-materi fisika Tidak cepat putus asa belajar fisika dan

ingin mencapai prestasi yang tinggi

Total / Rata-Rata Persentase 20 Nomor 62,00 76,12

Apabila tabel di atas dibuat dalam bentuk diagram batang, diperoleh

1 2 3 4 5 6 7 8

indikator Motivasi Belajar Fisika

p

(6)

meningkat pada semua indikator. Indikator yang mengalami peningkatan paling besar sama dengan pada kelas eksperimen tetapi dengan persentase yang berbeda, yaitu kehadiran sebelum pelajaran dimulai. Pada dasarnya siswa – siswi pada SMP Negeri 3 Kupang memiliki masalah yang sama yaitu motivasi mengikuti pelajaran dan motivasi belajar. Akan tetapi

dengan pengajaran

menggunakan media gambar, terbukti siswa menjadi lebih tertarik dan hadir di kelas sebelum pelajaran dimulai.

Indikator yang mengalami

peningkatan paling kecil pada kelas kontrol yaitu indikator kedelapan, mengerjakan tugas fisika dengan semangat tanpa menunda serta mengumpulkan tepat waktu. Kesadaran siswa – siswi untuk mengumpulkan tugas memang masih tergolong rendah, selalu terlambat dalam mengumpulkan, bahkan ada siswa yang tidak mengumpulkannya sama sekali. Dengan penelitian ini dapat dilihat peningkatan yang cukup baik, meskipun tidak terlalu signifikan, akan tetapi telah memberikan sumbangan motivasi bagi siswa untuk mengerjakan tugas-tugas tanpa menunda.

Rata-rata persentase motivasi belajar fisika awal kelas eksperimen sesuai dengan hasil pengisian angket yang dilakukan siswa, sebesar 62,53%. Sedangkan rata-rata persentase motivasi belajar akhir sesuai dengan pengisian angket naik menjadi 81,59%, dengan kata lain terjadi

peningkatan sebesar 19,06%. Untuk kelas kontrol, rata-rata persentase motivasi belajar awal sesuai dengan hasil pengisian angket yang

dilakukan siswa–siswi,

sebesar 62,00%. Sedangkan rata-rata persentase motivasi belajar akhir sesuai dengan pengisian angket yang dilakukan siswa–siswi, naik menjadi 76,12% atau meningkat sebesar 14,12%. Peningkatan yang dicapai oleh kelas eksperimen maupun kelas kontrol tergolong baik, karena rata-rata persentase motivasi belajar fisika siswa lebih tinggi dari 75%.

Peningkatan motivasi

belajarfisika secara

keseluruhan diungguli oleh kelas eksperimen, hanya pada indikator keenam yaitu memiliki jadwal belajar di rumah dan mengajak teman berdiskusi dan mempelajari materi-materi fisika, rata-rata persentase akhirnya sama.

Dari hasil ini dapat

disimpulkan bahwa

pembelajaran menggunakan media karikatur pada model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture lebih unggul dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan media gambar pada model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture.

Dengan demikian

peningkatan motivasi belajar fisika siswa kelas kontrol lebih rendah dibanding siswa pada kelas eksperimen. Oleh

(7)

merekomendasikan model

pembelajaran picture and

picture dengan menggunakan media karikatur, untuk diterapkan pada materi-materi fisika lainnya atau bahkan pada pelajaran-pelajaran lain.

PENUTUP Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan Motivasi

Belajar Fisika Siswa yang

signifikan antara siswa yang

diajar menggunakan media

Karikatur pada model

pembelajaran Kooperatif tipe

Picture and Picture dengan siswa yang diajar menggunakan media Gambar pada model pembelajaran

Kooperatif tipe Picture and

Picture.

2. Motivasi Belajar Fisika Siswa yang diajar menggunakan media

Karikatur pada model

pembelajaran Kooperatif tipe

Picture and Picture lebih tinggi dibanding Motivasi Belajar Fisika Siswa yang diajar menggunakan media Gambar pada model pembelajaran Kooperatif tipe

(8)

Referensi

Dokumen terkait

“ Untuk mengetahui Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) dengan Media Teka-Teki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa media, pembelajaran kooperatif

Dalam hal ini prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibanding dengan siswa yang

judul “ STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA KARTU AKUNTANSI DAN MAKE

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar peserta didik kelompok eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

1) Model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa. 2) Model pembelajaran tipe TAI dapat membantu meningkatkan

Simpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe word square lebih baik dibanding dengan hasil belajar siswa

Untuk menganalisis perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI dengan yang diajar secara