• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merunut Akar Konflik Sunni Syiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Merunut Akar Konflik Sunni Syiah"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Mengurai Akar Konflik Sunni Syiah di Puger – Jember Ho est Dody Molasy da Erwi Nur ‘if ah

Belu selesai ko flik a tara Su i da Syi ah di Sa pa g Madura, ki i u ul asalah aru di Puger – Jember. Ratusan warga Sunni menyerang dan merusak pesantren Darus Sholihin yang dituduh pe ga ut ajara Syi ah. Puluha sepeda otor dirusak da di akar, egitu juga de ga masjid, pesantren dan Rumah Habib Ali bin Umar Al-Habsyi turut menjadi korban amuk massa. Seorang warga dikabarkan tewas , dan puluhan lainnya luka-luka termasuk beberapa anggota POLRI.

Koran Sindo memberitakan bentrok Sunni –Syi ah i i dipi u oleh persoala sederha a, yaitu larangan karnaval yang dilakukan oleh ratusan siswa PAUD sampai SMK di bawah naungan

Pesantren Darus Sholihin. Larangan Muspika Puger terhadap acara ini bukan tanpa alasan, karena di luar pesantren, masyarakat Puger telah bersiap-siap untuk melakukan penghadangan dan

penyerangan.

Atas dasar itulah, Polisi meminta agar pelaksanaan karnaval ditunda atau dibatalkan. Sayang himbauan Muspika ini tidak diindahkan, bahkan orang tua siswa peserta karnaval melakukan penyerangan terhadap Polisi dan berhasil membobol barikade polisi. Benar saja, tak lama kemudian ratusan warga sekitar mengamuk dan menyerang Pondok Pesantren Darus Sholihi . Isu Syi ah dijadika alasa pe yera ga da keputusa MUI Je er ya g e yataka ahwa Syi ah adalah ajaran sesat dan menyesatkan dijadikan senjata oleh masyarakat untuk melakukan perusakan.

Namun benarkah konflik ini adalah konflik antara Sunni dan Syi ah?

Konflik Lain

Konflik antar kelompok masyarakat di Puger yang berbungkus ajaran agama sebenarnya bukan hanya sunni-syiah saja dan bukan pula konflik baru. Bibit-bibit masalah ini sebenarnya sudah ada

sejak awal tahun 1980-an, bahkan jauh sebelum itu. Awal tahun 1980-an, pernah muncul kelompok pe gajia Gela g Merah, ya g ke udia di- ap sesat oleh asyarakat. Setelah ati puluha tahun, awal tahun 2011 kelompok ini muncul lagi, dan ditutup paksa oleh masyarakat. Meskipun sudah tidak terdengar lagi, kelompok Gelang Merah sampai saat ini masih tetap ada, hanya saja beberapa anggotanya pindah ke sejumlah desa di pinggiran Puger.

Tak lama kemudian, muncul lagi konflik baru antara masyarakat dengan kelompok pengajian Wahidiyah. Dengan alasan ajarannya sesat, warga menolak kehadiran kelompok pengajian ini di

Puger. Pertengahan tahun 2012, ratusan warga Puger menghadang dan merusak kendaraan jamaah Wahidiyah yang akan melaksanakan pengajian di Puger. Meski warga menolak dan melabeli sesat, sampai saat ini Jamaah Wahidiyah tetap melakukan kegiatan pengajian meskipun dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

(2)

meningkatnya konflik yang e gatas a aka Su i da Syi ah. La tas apa latar elaka g sesungguhnya konflik Sunni-syi ah i i.

Dari Santet Sampai Rivalitas Kyai

Konflik antara masyarakat yang ber u gkus isu Su i da Syi ah tidaklah ur i persoala per edaa keyakinan. Perbedaan keyakinan memang menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik, namun bukan pemicu utama. Ada dua masalah lainnya yang selama ini tersembunyi namun menjadi penyebab penting munculnya konflik Sunni-Syi ah di Puger.

Habib Ali bin Umar Al-Habsyi bukanlah warga asli Puger, beliau adalah pendatang yang membuka

pesantren dan mengajar mengaji anak-anak kecil di mushollah kecil depan rumahnya sejak tahun 1980-an. Seiring perkembangan jaman, mushollah yang dulunya kecil sekarang sudah menjadi Masjid, bahkan santri Habib Ali bin Umar Al-Habsyi berkembang menjadi ratusan. Bahkan saat ini sudah berdiri pesantren Darus Sholihin dan sejumlah sekolah.

Perkembangan Pesantren Darus Sholihin ini memunculkan rivalitas dan perebutan pengaruh antara Habib Ali bin Umar Al-Habsyi dan Sejumlah Kyai dan tokoh agama yang lebih lama bermukim di Puger. Sayangnya, dalam perkembangannya Pesantren Darus Sholihin kurang diterima di kalangan ulama lokal dan bahkan dalam banyak hal memposisikan dirinya sebagai pesaing. Salah satu contohnya adalah pengajian akbar dalam rangka Maulud Nabi. Meskipun ulama lokal telah

mengadakan pengajian akbar, namun Pesantren Darus Sholihien terkesan enggan untuk bergabung

dengan pengajian yang sudah ada dan mengadakan Pengajian tandingan. Kondisi semacam ini memunculkan perpecahan dalam masyarakat antara pendukung ulama lokal dan penganut Habib Ali.

Selain rivalitas, ada masalah lain yang menjadi penyebab munculnya konflik. Ustadz Fauzi adalah putera tokoh paling berpengaruh di Puger. Ketika ayahandanya meninggal, Ustadz Fauzi dipanggil pulang dari pesantren tempat ia belajar oleh keluarga dan masyarakat sekitarnya dan diminta untuk

meneruskan ayahnya mengajar di Mushollah di sebelah rumahnya. Saat Ustadz Fauzi pulang, muncul isu bahwa Ustadz Fauzi adalah tukang santet. Tidak diketahui siapa yang menyebarkan isu tersebut, sampai-sampai Ustadz Fauzi muda ini dipanggil oleh Habib Ali untuk mengklarifikasi tuduhan itu. Sampai saat ini pengikut Ustadz Fauzi masih beranggapan bahwa Habib Ali adalah penyebar isu santet itu. Dilain pihak, pengikut Habib Ali mengklaim bahwa pengikut Ustadz Fauzi sengaja memunculkan isu santet itu untuk mempopulerkan Ustadz Fauzi.

Hanya Bungkus

Sunni da Syi ah ha yalah u gkus da tidak isa digu aka se agai rujuka ya g akurat u tuk e gurai persoala di Puger. Selai Su i da Syi ah asih ada u gkus-bungkus lain yang kerapkali digunakan oleh media dan aparat pemerintahan untuk menjelaskan konflik masyarakat di Puger, Antara lain adalah Wahidiyah dan Gelang Merah. Bungkus-bungkus ini tidaklah menjelaskan

persoalan yang sesungguhnya terjadi di masyarakat.

(3)

konflik ini bukan semata mata karena perbedaan ajaran, tetapi ada beberapa masalah lain yang lebih mendasar dan lebih rumit.

Komunikasi yang intensif antara kedua belah pihak yang bertikai menjadi persyaratan mutlak untuk menyelesaikan masalah. Pemerintah dan MUI sebaiknya menjadi mediator yang baik untuk

menyelesaika persoala , salah satu ya de ga tidak e erika ap sesat da e yesatka kepada kelompok masyarakat tertentu.

Cap yang diberikan MUI ini justru memunculkan sikap defensive sehingga menyulitkan mediator

untuk mengajak berkomunikasi. Selain itu, ap sesat da e yesatka i i juga dijadika se jata oleh masyarakat untuk melakukan penyerangan dan perusakan.

Penulis : Dosen FISIP Univ Jember, sedang Study S3 di Swinburne University of Technology – Australia

Penulis kedua adalah Direktur Institute for Social research and Empowerment (ISRE) dan pengajar di

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama adanya fitur pencarian adalah sebagai kemudahan dalam mencari ayat, atau bacaan yang diinginkan. Fitur pencarian ini disimbolkan dengan kaca pembesar, yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pem- bahasan yang disajikan dapat diambil simpulan, bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

The surface texture of the object is linked with the sense of touch presentation and it is shown to represent sound information that can be distinguished by the sample obtained

Berdasarkan hasil pengloahan data N-gain dan uji independent samples t-test antara kedua kelas dapat disimpulkan, Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa SMA N 7

Provinsi Banten Provinsi Banten Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Sulawesi Utara

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu

1) Hendaknya ada pelatihan atau training kepada karyawan Radio 102.5 FM Pemda Tanah Datar, tentang cara penggunaan sistem informasi space iklan secara

Perangkat keras yang dimaksud adalah peralatan fisik atau komputer itu sendiri secara umum. Perangkat keras yang dibutuhkan untuk realisasi sistem ini:Rekomendasi