• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN M"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Semester III

DosenPengampu :Nurina Happy, M.Pd

Disusun oleh: Nama : Sinta Eka Dewi NPM : 13317004 Kelas : 3i

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

(2)

PEMBAHASAN

A. Definisi Pendekatan Realistik

Pendidikan matematika realistik atau Realistic Mathematics Education (RME) adalah suatu teori dalam pendidikan matematika yang berdasarkan pada ide bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika yang harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan sehari-hari siswa sebagai suatu sumber pengembangan dan sebagai area aplikasi melalaui proses matematisasi baik horizontal maupun vertikal.

Matematisasi yang di formulasikan oleh Teffers (1991), yaitu matematisasi harisontal dan vertikal:

1. Matematisasi horizontal

adalah pengidentifikasian, perumusan, dan penvisualisasi masalah dalam cara-cara yang berbeda, dan pentranformasian masalah dunia real ke masalah matematik.

2. Matematisasi vertikal

adalah respresenasi hubungan-hubungan dalam rumus, perbaikan dan penyesuaiaan Model matematik, penggunaan model-model yang berbeda, dan penggeneralisasian. Kedua jenis matematisasi ini seimbang, karena kedua matematisasi ini mempunyai nilai sama.

Berdasarkan matematisasi horizontal dan vertikal, pendekatan dalam pendidikan matematika Pendekatan realistik adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran. Kepada siswa diberikan tugas-tugas yang mendekati kenyataan, yaitu yang dari dalam siswa akan memperluas dunia kehidupannya. Kemujuan individu maupun kelompok dalam proses belajar seberapa jauh dan seberapa cepat akan menetukan spektrum perbedaan dari hasil belajar dan posisi individu tersebut

Beberapa penelitian di beberapa negara menunujukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan realistik dapat membuat:

1. Matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak.

(3)

5. Menggunakan kontesk sebagai titik awal pembelajaran

Salah satu filosofi yang mendasari pendekatan realistik adalah bahwa matematika bukanlah satu kumpulan aturan atau sifat-sifat yang sudah lengkap yang harus siwa pelajari. Dan matematika bukan merupakn sutu subjek yang siap saji untuk siswa, melainkan suatu proses pembelajaran yang dinamis yang dapat dipelajari dengan cara mengerjakannya.

B. Ciri-ciri Pendekatan Realistik

1. Menggunakan Konteks “Dunia Nyata”

Dalam RME , pembelajaran diawali dengan masalah kontekstual “dunia nyata”, sehingga memungkinkan mereka menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung. Proses penyarian dari konsep yang sesuai dari situasi nyata dinyatakan sebagai matematis konseptual. Melalui abstraksi dan formalisasi siswa akan mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian, siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dari dunia nyata (applied mathematization). Oleh karena itu, untuk menjembatani konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari perlu diperhatikan matematisiasi pengalaman sehari-hari (mathematization of everyday experience) dan penerapan matematika dalam sehari-hari

2. Menggunakan Model-model (Matematisiasi)

Istilah model berkaitran dengan model situasi dan model matematik yang dikembangnkan oleh siswa sendiri (self devolped models).Peran self devolped models merupakan jembatan bagi siswa dari situasi real ke situasi abstrak atau dari matematika informasi ke matematika formal. Artinya siswa membuat modelnya sendiri dalam menyeleasaikan masalah. Pertama adalah model situasi yang dekat dengan dunia nyata siswa. Generalisasi dan formalisasi model tersebut akan berubah menjadi model-of masalah tersebutt . Melalui penalaran matematik model-of akan bergeser menjadi model-for masalah yang sejenis. Pada akhirnya , akan menjadi model matematika formal.

(4)

Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran mengenai konstruktif dan produktif, artinya siswa memproduksi sendiri dan mengkontruksi sendiri (yang mungkin berupa algoritma, rule, atau aturan), sehingga dapat membimbing para siswa dari level matematika informal menuju matematika formal;

4. Menggunakan Interaktif

Interaksi antara siswa dengan guru merupakan hal yang mendasar dalam RME. Secara ekplisist bentuk-bentuk interaksi yang berupa negosiasi, penjelasan, pembenaran, setuju, tidak setuju, pertanyaan atau refleksi digunakan untuk mencapai bentuk formal dari bentuk-bentuk informal siswa.

5. Menggunakan Keterkaitan (Intertwinment)

Dalam RME pengitegrasian unit-unti matematkia adalah esensial. Jika dalam pembelajaran kita mengabaikan keterkaitan dengan bidang yang lain, maka akan berpengaruh pada pemecahan masalah. Dalam mengaplikasikan matematika, biasanya diperlukan pengetahuan yang lebih kompleks, dan tidak hanya aritmatika, aljabar, atau geometri tetapi juga bidang lain.

Kelima karakteristik belajar (dan mengajar) realistik di atas inilah yang menjiwai setiap aktivitas pembelajaran matematika. Dalam pengembangan pendekatan realistik, yang pada umumnya menggunakan pendekatan ‘developmental reserch’, menjelaskan bahwa ‘developmental reserch’ adalah pengalaman proses siklis dari pengembangan dan penelitian secara sadar, kemudian dilaporkanya secara jelas. Pengalaman ini kemudian dapat ditransfer kepada yang lain menjadi pengalaman sendiri.

C. Keunggualan dalam Pendekatan Realistik

1. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas yang ada disekitar siswa.

2. Karena siswa membangun sendiri pengetauannya maka siswa tidak mudah lupa dengan materi.

(5)

D. Kelemahan dalam Pendekatan Realistik

1. Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabnnya.

2. Untuk memahami satu materi pelajaran dibutuhkan waktu yang cukup lama. 3. Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran saat itu.

4. Belum ada pedoman penilaian, sehingga guru merasa kesuliatn dalam evaluasi/ memberikan nilai

E. Contoh Desain Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Matematika

Siswa disajikan barbagai konteks yang berkaitan dengan sistem persamaan linear, pengenalan proses penyelesaian SPL, sampai kepada pengenalan istilah persamaan dan sistem persaman linear. Antara lain konteks barter, timbangan,

Membandingkan dan menukar (barter)

Terdapat suatu kurun waktu ketika uang belum ada. Orang yang hidup dalam masyarakat kecil menanam panennya sendiri, membawa ternakanya atau kambingnya.

Apa yang mereka lakukan jika mereka memerlukan sesuatu, tetapi mereka tidak meproduksisnya? Mereka menukar beberapa yang mereka miliki dengan sejumlah benda yang mereka butuhkan. Ini yang dinamakan barter atau pertukaran.

Risma hidup di suatu desa kecil dengan keluarganya. Keluarga Risma memerlukan jagung, ia akan memasarkannya dengan dua kambing dan satu biri-biri untuk menukar beberapa karung jagung. Mula-mula Risma bertemu Harun yang mengatakan, “saya hanya menukar sekarung garam untuk beberapa ekor ayam. Saya akan memberimu satu karung garam untuk setiap dua ekor ayam”. “Saya tidak punya ayam, “Pikir Risma, jadi saya tidak dapat menukarnya dengan Harun.

(6)

Kemudian ia menjumpai Rani, ia akan menukar tiga ekor ayam untuk setiap ekor biri-biri, dan ia mengatakan “Saudaraku mau membeli enam karung garam untuk setiap ekor kambing yang kamu miliki”.

Risma semakin bingung. Apa yang dapat ia kerjakan, ia harus pergi kerumah hanya dengan berkarung-karung jagung, tidak dengan biri-biri atau kambing yang ia perlukan, atau ayam atau garam.

Apa yang dapat Risma kerjakan? Penyelesaian:

Untuk mendapatkan jagung, Risma harus melakukan 3 langkah, langkah tersebut adalah:  Langkah pertama, Risma harus menukar biri-birinya dengan ayam milik Rani, lalu  Langkah kedua, Risma menukarkan ayam tersebut dengan garam milik Harun, dan  Terakhir, Risma menukarkan garamnya dengan jagung muliknya Anton.

Dengan demikian Risma bisa membawa barang yang dia perlukan yaitu Jagung.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

artinya: “ (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),

Akan tetapi jika Anda menekan konsonan dengan seketika setelah itu, maka konsonan akan muncul dengan aksen. Hampir mirip, ~ dan konsonan akan menghasilkan ã, u, i,

Penunjang Pelaksanaan Pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG) Industri Kecil APBD Kabupaten Musi Banyuasin TA 2014 pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi

In contrast to the optimistic models of the traditional economic approach, a complex adaptive systems view is presented below in which the scale of economic activity, resilience of

Jadi diharapkan guru dapat dengan kreatif membuat media pembelajaran di kelas agar siswa lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru tersebut, terutama guru sekolah dasar

a.. 1) Geografi matematik, yaitu astronomi (ilmu falak), ilmu yang objeknya mempelajari benda-benda langit, bumi sebagai satelit, matahari sebagai bintang-bintang

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pembiayaan kepada organisasi masyarakat, organisasi sosial atau lembaga swadaya masyarakat yang melaksanakan

Hasil akhir dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah media pembelajaran pengenalan warna, bentuk, angka, huruf dan tangga nada berbasis multimedia interaktif