• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bakteri Golongan Coli Menggunakan Metode Most Probable Number (MPN) Pada Air Konsumen Perumahan Setia Budi Residence Blok 1-A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Bakteri Golongan Coli Menggunakan Metode Most Probable Number (MPN) Pada Air Konsumen Perumahan Setia Budi Residence Blok 1-A"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang

banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta

makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus

dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan generasi sekarang maupun

generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus

ditanamkan pada segenap pengguna air. Saat ini, masalah utama yang dihadapi

oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi

kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang

semakin menurun, kegiatan industri, domestik dan kegiatan lain berdampak

negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air.

Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua

makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu,

diperlukan pengelolahan dan perlindungan sumber daya air secara seksama

(Effendi, 2003).

Air merupakan substrat yang paling parah akibat pencemaran. Berbagai

jenis pencemar yang banyak memasuki badan air, berasal dari:

a) Sumber domestik (rumah-tangga, perkampungan, kota, pasar, jalan) dan

(2)

b) Sumber nondomestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan

serta sumber-sumber lainnya).

Secara langsung ataupun tidak langsung pencemaran tersebut akan

berpengaruh terhadap kualitas air, baik untuk keperluan air minum, air industri

ataupun keperluan lainnya. Berbagai cara dan usaha telah banyak dilakukan agar

kehadiran pencemaran terhadap air dapat dihindari, dikurangi atau minimal dapat

dikendalikan (Suriawiria, 2005).

2.1.1 Sumber Air

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai

sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air hujan, air

permukaan dan air tanah (Chandra, 2006).

a. Air Hujan (Air Angkasa)

Air hujan atau air angkasa merupakan sumber utama air di bumi.

Walaupun pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih,

air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di

atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat

disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme dan gas. Misalnya,

karbondioksida, nitrogen dan ammonia.

b. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan – badan air semacam sungai,

danau, telaga, waduk, rawa, terjun dan sumur permukaan, sebagian

besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air

hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh

(3)

c. Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh kepermukaan bumi yang

kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan kedalam tanah dan

mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses – proses yang telah

dialami air hujan tersebut, didalam perjalanannya kebawah tanah,

membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan

air permukaan. Air tanah memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan sumber air lain. Pertama, air tanah biasanya bebas

dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi

atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia

sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.

2.1.2 Sifat Air

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa

kimia yang lain. Karakteristik adalah sebagai berikut (Effendi, 2003):

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0oC (32oF) –

100oC, air berwujud cair. Suhu 0oC merupakan titik beku (freezing

point) dan suhu 100oC merupakan titik didih (boiling point) air. Tanpa

sifat tersebut, air yang terdapat didalam jaringan tubuh makhluk hidup

maupun air yang terdapat dilaut, sungai, danau dan badan air yang lain

akan berada dalam bentuk gas atau padatan, sehingga tidak akan

terdapat kehidupan di muka bumi, karena sekitar 60 – 90 % bagian sel

makhluk hidup air.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat

(4)

tidak menjadi panas atau pun dingin seketika. Perubahan suhu air yang

lambat mencegah terjadinya stres pada makhluk hidup karena adanya

perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai

bagi makhluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik sebagai

pendingin mesin.

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan

(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini

memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses

perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas

yang besar. Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab

mengapa kita merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga

merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya

penyebaran panas secara baik di bumi.

4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis

senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah

yang sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa

kimia hingga 35.000 mg/liter. Sifat ini memungkinkan unsur hara

(nutrient) terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan

memungkinkan bahan – bahan toksik yang masuk kedalam jaringan tubuh

makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga

memungkinkan air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer

bahan pencemar (polutan) yang masuk kebadan air.

5. Air merupakan satu – satunya senyawa yang merenggang ketika

(5)

nilai densitas (massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan

demikian, es akan mengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau –

danau didaerah yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian

permukaan (bagian di bawah pemukaan masih berupa cairan) sehingga

kehidupan organisme akuatik tetap berlangsung. Sifat ini juga dapat

mengakibatkan pecahnya pipa air pada saat air di dalam pipa membeku.

Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1 g/cm3 terjadinya pada

suhu 3,95 °C. Pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95 °C,

densitas air lebih kecil dari satu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 kualitas air dibagi

menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Penggolongan air menurut

peruntukannya adalah sebagai berikut:

1. Golongan A

Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa

pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B

Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku dan air minum dengan

proses pengolahan terlebih dahulu.

3. Golongan C

Yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan.

(6)

Yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di

perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) (Effendi,

2003).

2.2 Bakteri

Bakteri adalah organisme tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya

memiliki diameter 4µm (mikrometer). Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa

bahan inti (dia tidak memiliki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh beberapa

dinding sel pada beberapa jenis bakteri, dinding sel ini dikelilingi oleh kapsula

atau lapisan lendir (Gardjito, 1992)

Escherichia memiliki ciri sebagai berikut, yaitu berbatang pendek. Habitat

utamanya adalah usus manusia dan hewan. pH minimal untuk pertumbuhan

Escherichia coli adalah 4,4. Escherichia coli dipakai sebagai organisme

indikator, karena jika terdapat dalam jumlah yang banyak menunjukkan bahwa

pangan atau air telah mengalami pencemaran (Gardjito,1992).

2.3 Mikroba

Kelompok kehidupan yang terdapat di air terdiri dari bakteri, jamur,

mikroalga, protozoa, dan virus. Disamping itu ada juga sekumpulan hewan atau

tanaman air lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba. Kehadiran mikroba

di dalam air, dapat menguntungkan tetapi juga dapat mendatangkan kerugian

(Waluyo, 2011).

(7)

1. Kehadiran plankton (fitoplankton & zooplankton) di dalam air

merupakan makanan utama ikan-ikan kecil, sehingga keberadaannya

tanda kesuburan pada perairan. Misal: Chlorella, Scenedesmus,

Hydrodictyo, Pinnularia, dan lain-lain.

2. Banyak bakteri dan cendawan di dalam badan air berfungsi sebagai

dekomposer, artinya mempunyai kemampuan merombak atau

menguraikan senyawa yang berada di dalam badan air.

3. Mikroalga berklorofil dapat berfotosintesis berpotensi menghasilkan

oksigen. Dalam air, kegiatan fotosintesis tersebut akan menambah kadar

oksigen di dalamnya, sehingga nilai kerutan oksigen (DO = Dissolved

Oxygen) akan naik.

4. Kehadiran hasil uraian senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi,

digunakan atau dimanfaatkan jasad-jasad lain, antara lain mikroalga,

bakteri dan fungi. Sehingga dalam hal ini jasad-jasad pengguna

dinamakan konsumer atau jasad pemakai. Tanpa adanya jasad pemakai,

kemungkinan besar penimbunan hasil uraian tersebut mengakibatkan

keracunan terhadap jasad lain, khususnya ikan (Waluyo, 2011).

2.3.2 Mikroba yang merugikan

1. Jasad-jasad renik patogen berbahaya bila ada di dalam badan air, seperti

Salmonella, Shigella, Vibrio, Entamoeba, dan lain sebagainya. Bila

terdapat mikroba penghasil toksin yang berbahaya, misalnya Clostridium

(anaerob), Pseudomonas, Salmonella, Staphylococcus (aerobik).

2. Bakteri besi, misal Crenothrix atau Sphaerotilus mempunyai kemampuan

(8)

Bakteri ini dapat merubah warna air bila disimpan, biasanya di daerah

pemukiman baru yang tadinya bekas pesawahan.

3. Menimbulkan bau busuk pada air, bila air tersebut disimpan. Hal ini

disebabkan adanya bakteri belerang, misalnya Thiobacillus atau

Chromatium yang mempunyai kemampuan mereduksi sulfat menjadi

H2S. Kondisi demikian biasanya di pemukiman baru yang asalnya

pesawahan.

4. Mikroalga sering mengakibatkan blooming (bunga air), biasanya

mikroalga yang berperan Anabaena flos-aquae dan Microcystis

aerugynosa. Dalam keadaan ini, maka yang akan terjadi adalah:

a. Ikan-ikan kecil menjadi mati, disebabkan karena mikroalga

menghasilkan toksin yang dapat meracuni ikan.

b. Terjadi korosi terhadap logam, karena di dalam massa mikroalga

penyebab blooming di dapatkan bakteri Fe atau bakteri S penghasil

asam yang korosif (Waluyo, 2011).

2.4 Media

Untuk kepentingan pembiakan dan pertumbuhan mikroba sangat

diperlukan media. Media yang bersifat alamiah (bersifat kompek), misalnya susu

skim. Untuk media yang seperti ini, tidaklah banyak masalah, namun harus

dituangkan pada tempat-tempat yang sesuai dan harus disterilkan sebelum

digunakan, sedangkan media yang dalam bentuk kaldu nutrient atau media yang

mengandung agar, cara penyimpanannya dengan melarytkan atau menambah air

(9)

bubuk dan sudah mengandung semua nutrient yang diperlukan. Air sangat

diperlukan dalam pertumbuhan dan pengembangbiakan, karena air merupakan

pengantar semua bahan gizi, selain itu air pula akan membuang semua zat-zat

yang tidak diperlukan sehingga keluar dari sel serta memperlancar metabolik

(Hasyimi, 2010).

2.4.1 Metode Pembiakan Mikroba

Untuk mempelajari metode pembiakan mikroba, maka selain dibahas cara

menanam mikroba juga dibahas tentang media yang digunakan untuk

menanamnya. Perlu diketahui bahwa berdasarkan jenisnya media pembiakan

untuk bakteri itu terbagi menjadi tiga macam, yaitu: padat (solid), setengah padat

(semi solid), dan cair (liquid) (Hasyimi, 2010).

2.5 Koliform

Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator

adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan,

susu, dan produk-produk susu. Adanya bakteri koliform di dalam makanan atau

minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat

enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Fardiaz, 1993).

2.5.1 Pembagian Koliform

Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua grup yaitu:

(1) koliform fekal, misalnya Escherichia Coli.

(10)

E. Coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun

manusia, sedangkan E. Aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau

tanaman-tanaman yang telah mati (Fardiaz, 1993).

2.5.2 Sifat-Sifat Koliform

Sifat-sifat bakteri koliform adalah:

1. Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat dan dapat

mempergunakan berbagai jenis karbohidrat dan komponen organik lain

sebagai sumber energi dan beberapa komponen nitrogen sederhana

sebagai sumber nitrogen.

2. Mempunyai sifat dapat mensintesa vitamin.

3. Mempunyai interval suhu pertumbuhan antara 10-46,5°C.

4. Mampu menghasilkan asam dan gas gula.

5. Dapat menghilangkan rasa pada bahan pangan.

6. Pseudomonas aerogenes dapat menyebabkan pelendiran.

(Suriawiria, 1996).

2.6 Analisis menggunakan Metode Most Probable Number (MPN)

Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh biasanya digunakan

metode Most Probeble Number (MPN) dengan cara fermentasi tabung ganda.

Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba jenis

tertentu yang terdapat di antara mikroba-mikroba lainnya. Sebagai contoh

penggunaan Lactose Broth dan tabung durham dapat digunakan untuk

menghitung jumlah bakteri yang dapat memfermentasi laktosa membentuk gas,

(11)

Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana

perhitungan dilakukan berdasarkan pada jumlah tabung yang positif yaitu yang

ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.

Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya

kekeruhan, atau timbulnya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang

diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentukan gas. Untuk

setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau lima seri tabung. Lebih

banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi

alat gelas yang digunakan juga lebih banyak (Fardiaz, 1992).

Most Probable Number dalam bidang kesehatan masyarakat dari

mikrobiologi pangan, dipergunakan secara luas untuk menghitung jumlah bakteri

yang ada dalam bahan pangan (Buckle dkk, 1985).

Keuntungan dari metode MPN ini adalah:

1. Dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh

yang lebih besar dari 1,0 ml/tabung.

2. Bahan-bahan dapat dipersiapkan untuk tugas lapangan.

3. Media pertumbuhan selektif dapat digunakan untuk menghitung jenis

mikroorganisme yang diharapkan di antara jenis-jenis lainnya yang ada

dalam bahan pangan tersebut.

Kerugiannya adalah dibutuhkannya banyak ulangan untuk diperoleh hasil

yang teliti dan sehubungan dengan hal tersebut banyak biaya dan waktu yang

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri

[r]

[r]

8 Yang perlu mendapat catatan terhadap posisi MPR setelah perubahan UUD 1945 adalah bahwa kewenangan MPR menjadi dipersempit, maksudnya MPR hanyalah memiliki

[r]

Penulisan skripsi dengan judul “Program Penyadaran Kebersihan Lingkungan Berbasis Bank Sampah Pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan”

Still in Eden, the Creator expressed surprise when He said: “'Behold, the man is become as one of us, to know good and evil; and now lest he put forth his hand and take of the tree

Saat ini PINA Center yang berada di Kementerian PPN/Bappenas berperan untuk memberikan informasi perkembangan proyek-proyek kepada para investor dalam rangka