yang dialami klien, keselamatan dan rasa aman terjaga saat klien bisa mengontrol
perilakunya.
Diagnosa kedua yaitu, defisit perawatan diri : Mandi, dan tindakan yang
dilakukan adalah Membina hubungan percaya dan interpersonal dengan klien,
kaji ketersediaan alat-alat mandi,kaji membran mukosa oral, gigi dan kebersihan
tubuh setiap hari,kaji integritas kulit pasien,pantau kebersihan kuku, berdasarkan
kemampuan perawatan diri pasien, berikan pendidikan kesehatan tentang
kebersihan diri pada pasien.
Setelah di evaluasi selama perawatan masalah untuk diagnosa kedua
teratasi sebagian, klien jarang mandi, dan kebersihannya tergangu, rambut kotor,
berkutu, gersang, gigi dan mulut yang bau an kurang bersih, kulit lengket dan
kurang bersih, berpakaian kurang rapi, dan setelah diajarkan mandi dan cara sikat
gigi yang benar, klien menunjukan kemauan untuk melakukannya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengkajian pasa pasien Ny. R, ada dua prioritas masalah
lingkungan, dan defisit perawatan diri : mandi dengan diagnosa keperawatan yang
menyertainya adalah sebagai berikut :
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah ditandai dengan
kasien tampak marah ,terlihat seperti menggepalkan tangan dengan kuat
wajah melotot dan pandangan tajam klien mondar-mandir di dalam
ruangan rawat, klien membuat sayatan di tubuh klien mengorek-ngorek
luka yang sudah ada klien mengikat bagian tubuhnya (tangan ) dengan tali,
TTV: TD: 130/90 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 20x/menit,T: 36,5ºC. Dan
evaluasi yang didapat klien dapat mengontrol halusinasinya, dan saat
marah klien mampu mengendalikannya.
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan persepsi sensori
ditandai dengan kulit pasien tampak tidak bersih dan lengket, rambut
berbau, berkutu, dan berketombe, kulit kepala tidak bersih, gigi jarang
disikat, lidah kurang bersih ,badannya bau, klien tidak mampu
mengeringkan tubuh, klien tidak mampu mengatur air mandi.
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan adalah sebagai
diagnosa prioritas. Kemudian dilakukan perencanaan tindakan keperawatan.
Perubahan yang terjadi selama lima hari dilakukan asuhan keperawatan, diagnosa
keperawatan dengan Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
teratasi, diagnosa defisit perawatan diri teratasi sebagian.
B. Saran
Diharapkan perawat lebih optimal dalam memberikan pelayanan terhadap
kebutuhan dasar keselamantan dan rasa aman klien sehingga dapat mencegah
masalah keamanan yang lebih buruk.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi staf pengajar dapat meningkatkan penerapan, dan
pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa, meningkatkan ilmu
pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa
dan menambah referensi tentang pemahaman kebutuhan keselamatan dan rasa
aman klien, serta pada mahasiswa dapat memahami kesenjangan antara teori
dan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan keselamatan
dan rasa aman.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Teknik prosedural keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.
Carpenito, L. J. (2009). Diagnosa keperawatan : aplikasi pada praktik klinis.