MANFAAT EKSTRAK TANAMAN AKAR KUNING (Arcangelisia flava Merr) SEBAGAI BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL
Muhamad Rizaldi Launuru, Aini Lestari, Endah Maulina, Putri Anggraini, Hasna’ Nur Aulia, Suci Dwi Yulianti
Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura, Pontianak
E-mail : putrianggraini198@gmail.com
ABSTRAK
Akar Kuning ( Arcangelisia flava Merr) adalah salah satu tanaman yang sebagian besar tumbuh di beberapa Negara kawasan Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia. Akar Kuning ini merupakan tumbuhan liana yang panjang nya bisa sampai 20 m dengan daun yang tebal berbentuk oval dan permukaan daunnya mengkilap. Akar Kuning banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional untuk mengobati beberapa penyakit seperti penyakit kuning, pencernaan, cacingan, obat kuat/tonikum, demam, dan sariawan. Tumbuhan Akar Kuning mengandung beberapa senyawa seperti alkaloid, saponin, terpenoid, dan flavonoid. Adapun pembuatan ekstrak tumbuhan Akar Kuning ini menggunakan metode maserasi yang mana sampel bahan yang telah kering direndam dengan alkohol 70% dan setelah melalui beberapa proses, akan terbentuk hasil akhir ekstrak tumbuhan Akar Kuning berwujud seperti gel.
Kata kunci : Arcangelisia flava Merr, Maserasi, Alkaloid, Ekstrak ABSTRACT
Yellow Root (Arcangelisia flava Merr) is one of the plant that mostly growth in several Country in Southeast Asia, one of them is in Indonesia. This Yellow Root is plant of liliana that having length 20 meters with leaves thick oval shaped and the surface of the leaves is shiny. Yellow root have been used as raw material of traditional medicine for treating some of the disease such as jaundice, digestive, worms, tonic agent, fever and thrush. Yellow Root contain some compounds such as alkaloid, saponin, terpenoid, and flavonoid. As for the manufacture of Yellow root extract is used maceration method which is the sample of material that has dried with alcohol 70% and after through some of the process, will be formed final result of Yellow root extract like a gel.
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki keberagaman flora dan fauna yang tinggi di dunia. Banyak jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Plants with medicinal value and compounds of traditional medicine receive continuous attention from researchers. There are at least three reasons which encourage research on such a subject. The first reason is that plants with medicinal value which are collected from the forests constitute one kind of non timber forest products (NTFPs). These are abundant and could serve as alternative sources for reducing the pressure from logging on forests. The second reason is that modern medicines are expensive and difficult to be obtained by poor rural people. The third reason is that, local people who live inside and around the forests possess traditional knowledge or local knowledge concerning use of plants with medicinal
value (or medicinal plants, in brief) for various kinds of ailments and diseases (Suharjito,2014).
Several plants belonging to the family Menispermaceae have been utilized for medicinal purposes in Thai traditional medicine. The family is well known as an important source of isoquinoline alkaloids, one of the largest groups of natural products which display interesting pharmacological activity .A group of Menispermaceous plants known in Thai as Khaminkhruea, which are yellow-wood climbers derived from Arcangelisia flava (L.) Merr., Coscinium blumeanumMiers, C. Fenestratum (Gaertn.) Colebr. and Fibraurea tinctoria Lour.,have been used in traditional medicines of Thailand and some other Asian countries (Perry and Metzger, 1980;Shamma,1972 yang
disitasis dalam Keawpradu,2005).
jenis akar kuning (Arcangelisia flava Merr.). Albutra is popular by its vernacular name as akar kuning(Arcangelisia flava(L) Merr.), belongs to family Menispermae. In Indonesia this species is distributed in Java, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, and Maluku. Albutra is a wild plant, which is usually found in stony coastal area or in primary or secondary forest, or bushy thicket, on 100-1000 m above sea level. It is an herbaceous perennial, climbing liana, up to 20 m long (Achmadi,2006). Daunnya tebal dan kuat seperti kulit, berbentuk oval, tumpul tidak tajam, lebar daun 7 cm sampai 20 cm, permukaan atas mengkilap dan tangkainya panjang. Bunganya berumah dua dengan ukuran kecil-kecil tersusun dalam rangkaian berupa glabrous 20 cm sampai 50 cm, tajuk bercuping putih kehijauan atau putih kekuningan. Kayunya berwarna kuning, kegunaannya, yaitu rebusan
batang untuk mengobati penyakit kuning, pencernaan, cacingan, obat kuat/tonikum, demam, peluruh haid, dan sariawan. Pada batang atau cabang yang besar terdapat tandan buah yang menggantung, buah berwarna kuning; buah terdiri dari daging buah berlendir,biji besar, pipih yang dapat digunakan untuk membius ikan. Selain itu tumbuhan ini memiliki kegunaan sebagai pewarna, penghasil racun yang tergolong dalam insektisida. (Widyatmoko dan Zick,1998;
Heyne,1987 ;Prosea dan Kehati ,2008
yang disitasis dalam Subiandono,2009).
terpen dapat menghambat daya makan larva (antifeedant) (Sitepu dan Sutikno,2001;Endah dan Heri,2000
yang disitasis dalam Budiasti,2016).
Arcangelisia flava is a liana with a yellow wood found through out South-East Asia, from China to New Guinea, and broadly used to treat infections. For example, in Vietnam, it is used against malaria and undifferentiated fever. In the Malaysian peninsula, the stem decoction is used against jaundice, worms and intestinal problems and the inhalation of the wood smoke is used to treat mucous membrane infections. In Philippines,this plant is known as antiseptic, the wood and stem decoctions are used to treat wounds, ulcer, skin irritation, mouth diseases and fever and have tonic, emmenagogue and abortive properties (Padua et al., 1999 yang disitasis dalam Pouplin,2007).
The stem of Arcangelisia flava MERR. (Menispermaceae) is an
important component of folk medicine (Indonesian name: Jamu) in Indonesia (Kuni,1985). In Kalimantan has been traditionally used by local community for the treatment of several diseases, such as malaria, dysentery, and fever, as well as a tonic agent (Subeki,2005).
Result of phytochemical test indicated that Yellow Root (A. flava Merr.) was positively (being detected) containing secondary metabolite compounds such as alkaloid, saponin, terpenoid and flavonoid. Tannin indicated negative result (not detected) (Maryani,2013). Scientifically, this plant has been investigated to possess several alkaloids such as berberine, palmatine, jatrorrhizine, and
columbamine (Subeki,2005;
verpoorte,1982 yang disitasis dalam
Heryani,2015).
using hot water soluble extract of Archangelisia flava l merr for their gastrointestina problem (diarrhoe). According to their experience in using hot water soluble of A.flava stem, could be work for the treatment of their problem. According to some references one of the constituent of A.flava stem are a group barbarine derivative alkaloid (Siwon,1982 yang disitasis dalam Tiara,2014).
Extraction and isolation of constituents such as alkaloid are commonly studied. It is believed that the isolated alkaloids can be formulated into drugs or antiseptics (Gonzales,2014).
Berberine is a well-known plant alkaloid with a long history of medicinal use in Ayurvedic, Chinese, and South Asian traditional medicine. It can be found in the roots, rhizomes, and the bark of a number of plants. Plant extracts and decoctions involving
berberine have demonstrated significant antimicrobial activity against a variety of organisms, intestinal parasite infections, and ocular trachoma infections. Positive action hasbeen recorded against hypertension, tumors,
inflammation, and HIV
(Wongbutdee,2009). Berberine has several functions, such as anti-protozoan, chloretic, kolagog, cardiotonic, anti cholinergic, anti-arrhythmic effects, and anti-platelet aggregation (Wongbutdee,2008 yang disitasis dalam Lovin,2012).
MATERI DAN METODE
Pengambilan Bahan
Pontianak dilakukan selama satu hari satu malam.
Pencucian Bahan
Akar kuning (Arcangelisia flava Merr) dicuci menggunakan air mengalir dan disikat hingga bersih dari kotoran yang menempel. Selanjutnya setelah pencucian, akar kuning di lap meggunakan kain kering dan dibiarkan semalaman.
Penimbangan Bahan
Akar kuning (Arcangelisia flava Merr) ditimbang berat basahnya terlebih dahulu menggunakan neraca analitik di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura.
Pemotongan Bahan
Batang dan akar dari tanaman Akar Kuning (Arcangelisia flava Merr) selanjutnya di rajang secara manual selama 3 hari.
Pengeringan Bahan
Batang dan akar dari tanaman Akar Kuning (Arcangelisia flava Merr) yang telah dirajang selanjutnya dikeringkan dibawah sinar matahari selama 32 hari kemudian setiap dua hari sekali dilakukan penimbangan hingga beratnya konstan.
Pengambilan Sampel Bahan
Bahan yang telah konstan selanjutnya diambil dan ditimbang sebanyak 400 gram.
Perendaman Bahan
Perendaman bahan dilakukan selama 3 x 24 jam sebanyak dua kali.
Penyaringan Bahan
Setelah direndam selama 3 x 24 jam, selanjutnya bahan dituangkan ke dalam gelas kimia terlebih dahulu kemudian disaring menggunakan kertas saring.
Penganginan Bahan
Filtrat Akar Kuning (Arcangelisia flava Merr) yang telah didapat, diletakkan di dalam piring bening dan dianginkan menggunakan kipas angin semalaman selama hari 10 hari hingga alkoholnya menguap. Selanjutnya Filtrat dimasukkan ke dalam botol vial yang telah di timbang terlebih dahulu.
Penguapan Bahan
Filtrat Akar Kuning (Arcangelisia flava Merr) diuapkan menggunakan hot plate di Laboratorium FKIP Universitas Tanjungpura hingga beratnya konstan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Telah dilakukan pembuatan ekstrak dari tanaman akar kuning (Arcangelisia flava Merr.) yang diperoleh dari Hutan Konservasi PT. Agrina Sawit Perdana, Desa Penyeladi, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Berikut tabel perlakuan terhadap tanaman akar kuning :
No Tanggal Perlakuan
Penyeladi, Kabupaten
Sanggau, Kalimantan
Barat, berupa tanaman
Akar Kuning
(Arcangelisia flava
November 2016
kuning di bawah sinar
matahari sebanyak 7
yaitu 980, 42 gram.
3. 25
3x24 jam/perlakuan
menggunakan alcohol
70 % sebanyak 4 liter
untuk dua kali
saringan berbentuk
seperti gel. ektrak ke dalam
botol vial ekstraknya saja yaitu 36,60 gram.
Selanjutnya di lakukan
Penguapan ekstrak dengan penangas air ekstraknya saja
yaitu 18,38
Akar Kuning merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit.
Akar kuning ini tidak hanya terdapat di Indonesia saja, namun juga terdapat di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand. Di Malaysia akar
kuning digunakan untuk
menyembuhkan penyakit kuning, cacingan dan masalah penccernaan. Di Vietnam akar kuning dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit malaria. Di Filipina akar kuning digunakan sebagai antiseptic untuk penyakit maag, iritasi kulit, penyakit mulut, dan lain sebagainya. Di negara Thailand akar kuning digunakan untuk pengobatan tradisional. Dan di Indonesia khususnya Kalimantan , akar kuning di manfaatkan untuk penyakit disentri, malaria, demam, dan lainnya.
Menurut Widyatmoko dan Zick (1998), akar kuning memiliki daun yang tebal dan kuat seperti kulit, berbentuk oval, tumpul tidak tajam, lebar daun 7 cm sampai 20 cm, permukaan atas daun mengkilap, tangkainya yang panjang dan kayunya berwarna kuning.
sudah konstan dan diperolehlah berat terakhir akar kuning yang telah konstan adalah 1380,42 gram. Kemudian diambil 400 gram untuk perendaman dengan mengunakan alcohol 70% sebanyak 4 liter untuk dua kali perendaman. Perendaman dilakukan sebanyak 2 kali dengan waktu 3 x 24 jam. Teknik perendaman ini juga dikenal dengan “Teknik Maserasi”. Maserasi adalah merendam bahan dalam zat pelarut seperti kloroform, alcohol atau etanol. Setelah perendaman selesai, dilakukanlah penyaringan dengan menggunakan kertas saring dan diangin-anginkan hingga larutan hasil penyaringan berbentuk seperti gel.
Akar kuning yang sudah menjadi gel dimasukkan kedalam botol vial berukuran 18 ml dengan menggunakan spatula. Sebelum ekstrak dimasukkan kebotol, botol dan tutupnya ditimbang terlebih dahulu sehingga diperoleh berat botol yaitu 24,40 gram dan berat tutup
yaitu 1,22 gram, dan diperoleh berat botol + tutupnya yaitu 25, 62 gram. Ketika ekstrak telah dimasukkan, didapatkan hasil penimbangan berat botol + tutup botol + ekstrak pertama yaitu 62,22 gram.
Ekstrak tersebut kemudian di uapkan dengan menggunakan penangas air dengan suhu 50o hingga berat ekstrak
di dalam botol tersebut menjadi konstan. Penguapan pada ekstrak akar kuning ini telah dilakukan sebanyak 20 kali penguapan dan didapatkan berat akhir akar kuning + botol + tutupnya yang telah konstan yaitu 44,00 gram.
Untuk menjaga keadaan lingkungan botol menjadi steril, botol di usap dengan kapas yang telah di basahi dengan alcohol. Kemudian di masukkan ke dalam kulkas.
(2000) bahwa fungsi senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, glikosida dan terpen dapat menghambat daya makan larva (antifeedant). Cara kerja senyawa-senyawa tersebut adalah dengan bertindak sebagai stomach poisoning atau racun perut. Dari hasil penelitian Gonzales (2014), alkaloid berfungsi untuk pembuatan obat dan antiseptic. Dari beberapa jenis alkaloid seperti berberine, palmatine, jatrorrhizine, dan columbamine. Menurut Wongbudtee (2009), zat barbarine pada akar kuning dapat di temukan di bagian akar, dan di kulit batang pada tanaman tersebut. Berberin memiliki beberapa fungsi, seperti anti-protozoa, chloretic, kolagog, kardiotonik, anti kolinergik, efek anti-arrhythmic, dan agregasi anti-platelet.
KESIMPULAN
Akar Kuning ( Arcangelisia flava Merr) adalah tanaman obat tradisional yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit seperti pencernaan,
penyakit kuning, cacingan, obat kuat, demam, dan sariawan. Akar Kuning mengandung zat alkaloid, saponin, terpenoid and flavonoid. Jenis alkaloid seperti barbarin memiliki fungsi sebagai anti-protozoa, chloretic, kolagog, kardiotonik, anti kolinergik, efek arrhythmic, dan agregasi anti-platelet. Proses pembuatan ekstrak tumbuhan Akar Kuning menggunakan
metode maserasi sehingga
menghasilkan ekstrak tumbuhan Akar Kuning yang berbentuk seperti gel.
UCAPAN TERIMA KASIH
asisten yang telah mendampingi kami dalam pembuatan ekstrak serta teman-teman yang telah mendukung demi terselesainya pembuatan ekstrak ini.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi,S .S. and B.Sulistiyani.
Saponins Of Albutra
(Arcangelisia Flava(L.) Merr) As A Hepatoprotector.2006. Tech.Report. 2:24.
A,Tiara., R.H.Arief., and Sudarsono. 2014 . The Antidepressant Effects of (Arcangelisia flava (l.) Merr) Water-Soluble Extract in Balb-C Mice Reviewed from Immobility Time by Forced. Bio. Med. & Natural Product Chem. 3(2) : 65-67.
Budiasti,R. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Batang Kayu Kuning (Arcangelisia flava (L.) Merr.)
Sebagai Biopestisida
Pengendalian Hama Plutella xylostella Pada Tanaman Sawi (Brassica juncea (L.)). J. Bio. 5(3): 64 .
Crisan,C.C., C.Loan., Z.Christina., and M.Zenovia. Techniques For Extracting Polyphenols From Coreopsis Tinctoria Nutt Fruits .U.P.B. Sci. Bull. 75(4) : 1454 – 2331.
Gonzales, M.M.Victoria.,Tolentino., and G.Angelina. 2014. . Extraction And Isolation Of The
Alkaloids From The Samanea Saman (Acacia) Bark: Its
Antiseptic Potential.
International Journal Of Scientific & Technology Research.3(1).
Heryani,H. and N.Agung. 2015. Study of Yellow Root (Arcangelisia flava Merr) as A Natural Food Additive with Antimicrobial and Acidity- stabilizing Effects in the Production Process of Palm
Sugar . Procedia
Environmental Sciences . 23 : 346 – 350.
Keawpradub,N.,Dej-adisai.S., and
Yuenyongsawad.S. 2005.
Antioxidant And Cytotoxic Activities of Thai Medicinal Plants Named Khaminkhruea: Arcangelisia Flava, Coscinium Blumeanum and Fibraurea Tinctoria. Songklanakarin J. Sci. Technol.27(2).
Kunii, T., Kagei.K., Kawakami.Y., Nagai.Y., Nezu.Y. and Sato, T. 1985. Indonesian Medicinal Plants.I. New furanoditerpenes from Arcangelisia flava Merr. Chem. Pharm.Bull. 33: 479-487.
Lovin,E.R., A.Heny., and
Maryani. 2013. The Phytochemistry and The Anti-Bacterial Activity of Yellow Root (Arcangelisia flava Merr.) against Aeromonas hydrophila. J.Bio.Life Scie. 4(2) Pouplin,J.N., T.Hop., T.Hung.,
P.T.Anh., D.Christiane.,
F.Jeremy., T.T.Hien.,
C.Philippe., B.Bernard., and G.Phillipe.2007. Antimalarial And Cytotoxic Activities of Ethnopharmacologically
Selected Medicinal Plants From South Vietnam. J.Eth .109:417-427.
Subiandono,E. and Heriyanto.
N.M.2009. Kajian Tumbuhan Obat Akar Kuning (Arcangelisia flava Merr.) di Kelompok Hutan Gelawan, Kabupaten Kampar, Riau. Buletin Plasma Nutfah. 15(1).
Subeki, M.Hideyuki., T.Kosaku.,
Y.Masahiro.,Y.Osamu.,
M.Yoshimitsu., K.Ken.,
S.Mamoru., Trimurningsih, Chirul, and Yoshihara.T.2005. Antibabesial Activity of Protoberberine Alkaloids And 20-Hydroxyecdysone From Arcangelisia Flava Againts Babesia Gibsoni in Culture. J. Vet. Med. Sci.67(2):223-227. Suharjito, D., Darusman, L.K.,
Darusman.D., and Suwarno. 2014. Comparing Medicinal Plants Use For Traditional and Modern Herbal Medicine in Long Nah Village Of East Kalimantan. Bio.J. Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. 16(2) : 95 – 102.
Wongbutdee,J. 2009. Physiological
Effects of Berberine.
Thai.J.Pharm.Health.Scie. 4(1)
11 oktober-13 oktober 2016
Penimbangan berat basah akar kuning dengan hasil penimbangan = 3724,30 gram
16 oktober-18 oktober 2016
Perajangan akar kuning menjadi ukuran yang lebih kecil
18 oktober – 21 november 2016
21 november 2016
Penimbangan berat kering dan diperoleh berat keringnya yaitu 1380, 42 gram
25 november-7 desember 2016
Perendaman akar kuning sebanyak 2 kali dengan waktu 3x24jam/perendaman
Penyaringan ekstrak dengan kertas saring
Pengangin-anginan hingga ekstrak seperti gel dan berat ekstrak awal = 36,60 gram
8 desember-3 januari 2016