• Tidak ada hasil yang ditemukan

aku dan suku ku simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "aku dan suku ku simalungun"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : IKA PURNAMAYANI PURBA NIM : 4132111013

KELAS : DIK A MATEMATIKA TUGAS : ISBD

Aku dan Suku ku (Simalungun)

Nama saya Ika Purnamayani Purba, saya biasa dipanggil ika. Saya lahir di Kabupaten Simalungun tepatnya di Kecamatan Pematang Raya sebagai anak ke-1 dari 4 bersaudara. Saya terlahir sebagai seorang yang bersuku simalungun karena ayah dan ibu saya berasal dari suku simalungun, Ibu saya boru Saragih Simarmata dan Ayah saya marga Purba Tambak Dolok silou.

Saya lahir dan di besarkan di Kabupaten Simalungun dan bahasa ibu saya adalah bahasa simalungun, karena di Simalungun tepatnya di kota Pematang Raya bahasa Simalungun itu umumnya masih dijadikan sebagai bahasa sehari-hari meskipun tidak semua menggunakannya karena memang di tempat ini sudah ada beberapa suku pendatang seperti Jawa, Toba, Karo dan sebagainya.

Dulu sebenarnya bahasa Simalungun atau sahap Simalungun (dalam bahasa Simalungun) adalah bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Tapanuli di Indonesia.

Namun sekarang bahasa simalungun itu sudah hampir tidak digunakan lagi di tempat-tempat tersebut, bahkan yang bersuku simalungun saja belum tentu tahu bahasa suku nya sendiri meskipun tinggal di daerah yang telah disebut diatas.

Sepertinya sekarang ini yg menggunakan bahasa simalungun itu hanya suku simalungun yang tinggal di kabupaten simalungun dan itupun tidak seluruh kabupaten simalungun loh teman-teman hanya sebagian wilayah saja, miris bukan teman-teman?

Untungnya saya tinggal di kabupaten simalungun, Tepatnya di pematang raya yang umumnya masih menggunakan bahasa simalungun, hingga saya tidak melupakan bahasa suku saya 

▸ Baca selengkapnya: tari simalungun tolu sahundulan

(2)

Aksara surat sapuluh siah masih di gunakan di wilayah kabupaten simalungun, misalnya sebagai seni atau tulisan di gedung pemerintahan seperti kantor bupati, kantor camat, sekolah dan lain nya.

Seluruh sekolah yang ada di kabupaten simalungun mulai dari SD sampai SMA mempunyai mata pelajaran muatan lokal dimana pelajaran nya berguna untuk mengajarkan siswa bahasa simalungun, turi-turian (cerita simalungun), aksara sapuluh siah dan lainnya.

Dulu saya sekolah di SD N 091335 dan melanjut ke SMP N 1 Pematang Raya sehingga dari SD sampai SMP saya tetap mempelajari muatan lokal yang membuat saya makin tahu tentang simalungun. Ketika saya di kelas 3 SMP juga saya pernah membuat Dayok Nabinatur sebagai praktikum dari Muatan Lokal. Dayok Binatur ini adalah ayam yang dimasak ( baik itu dengan cara dibakar maupun di rendang) kemudian diatur sedemikian sesuai dengan aturan budaya (kebiasaan) di simalungun. Ini biasa dibuat untuk acara-acara khusus atau penting dalam keluarga, misal acara untuk memberangkatkan anak ke tempat perantauan.

Selanjutnya setelah tamat SMP saya melanjut ke SMA N 2 Pematang Siantar, di SMA saya tidak belajar Muatan lokal yang mempelajari tentang simalungun lagi teman-teman mungkin karena Pematang Siantar sudah menjadi kotamadya kali yaa.. padahal dulu Pematang Siantar adalah ibukota kabupaten simalungun loh teman-teman.

Nah, dari sini kan teman-teman dapatlah disimpulkan bahwa semakin lama wilayah Kab. simalungun semakin sempit dan karena semakin menyempitnya wilayah simalungun maka ada kemungkinan budaya simalungun akan menghilang. 

(3)

Hiou dapat dikenakan dalam berbagai bentuk, sebagai kain penutup kepala, penutup badan bagian bawah, penutup badan bagian atas, penutup punggung

dan lain-lain.

Hiou dalam berbagai bentuk dan corak/motif memiliki nama dan jenis yang berbeda-beda, misalnya Hiou penutup kepala wanita disebut suri-suri, Hiou penutup badan bagian bawah bagi wanita misalnya ragipanei, atau yang digunakan

Protomalayans.blog.co.id/2012/08/suku-batak-simalungun.html

sebagai pakaian sehari-hari yang disebut abit. Hiou dalam pakaian pengganti Simalungun juga melambangkan kekerabatan Simalungun yang disebut tolu sahundulan, yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup bagian bawah (abit).

Nah, teman-teman pakaian adat ini masih digunakan di lingkungan tempat tinggal saya (Kab.simalungun tepatnya di Pematang Raya) ketika ada acara, seperti pernikahan, upacara kemalangan, rondang bittang dan lainnya.

Marga-Marga di Simalungun ada 4 yaitu : Sinaga, Purba, Saragih, dan Damanik atau disingkat dengan SIPASADA.

Teman-teman saya kan boru purba tambak, jadi disini saya akan menjelaskan marga purba lebih detailnya.

Marga Purba mengenal beberapa cabang, yaitu:

1. Cabang asli Simalungun yaitu Tambak, Sidasuha, Sidadolog, Sidagambir, Siborou, Sigumonrong, Silangit, Sihala, Tua, Tanjung, Tondang, Tambun Saribu, dll

2. Cabang dari Pakpak, yaitu Pakpak (dari Tungtung Batu) dan Girsang (Lehu). 3. Cabang dari Toba yaitu Manorsa, cabang marga ini hanya dijumpai di daerah Haranggaol.

(4)

Parhorbo, dan Pantom Hobon. Sebenarnya kaitan antara marga Purba Simalungun dengan Purba Toba ini saya kurang tau teman-teman, tapi banyak orang simalungun baik toba berpendapat bahwa keduanya berasal dari satu keturunan, namun saya belum mampu menguraikan siapa yang lebih dulu ada di antara keduanya. Purba yang dikaitkan dengan Simamora, Manalu, Debataraja, Rambe, dan Lumban batu, saya juga kurang mengetahui apakah ada hubungan satu sama lain tapi banyak orang mengatakan ada.

Partuturan adalah cara suku Simalungun menentukan perkerabatan atau keteraturan yang merupakan bagian dari hubungan keluarga (pardihadihaon) dalam kehidupan sosialnya sehari-hari terutama dalam acara adat.

Nah, temen-teman didaerah tempat tinggal saya partuturan ini masih sangat penting kita ketahui, soalnya ketika kita salah memanggil seseorang maka kita akan malu karena kita pasti di tegur.

Teman-teman inilah panggilan saya kepada seseorang berdasarkan kekerabatan di simalungun ( lingkungan saya).

Oppung : orangtua dari ayah atau ibu saya dan saudara (kakak/adik) dari orangtua ayah atau ibu saya.

Bapa : ayah saya. Mama/Inang : ibu saya.

Adek : saudara yang lahir setelah saya.

Amboru : saudara perempuan ayah; saudara perempuan pariban ayah; saudara perempuan mangkela.

Mangkela : suami dari saudara perempuan ayah

Tulang : saudara laki-laki ibu; saudara laki-laki pariban ibu. Atturang : istri dari tulang.

Oppung Nini : ayah dari ompung

Oppung Doli : ayah kandung dari ayah, kalau nenek perempuan disebut inang tutua

Bapa Tua : saudara lelaki paling tua dari ayah Bapa Godang : saudara lelaki yang lebih tua dari ayah Inang Godang : istri dari bapa godang

Bapa Tongah : saudara lelaki ayah yang lahir dipertengahan Inang Tongah : istri dari bapa tongah

(5)

Inang Gian / Inang Anggi: istri dari bapa gian/Anggi.

Nah, teman itulah tadi cara saya memanggil keluarga/kerabat saya. Sekarang saya akan menjelaskan cara saya dan keluarga saya memanggil nama pengganti dari orang yang diajak berbicara sebagai tanda hormat.

Ham : digunakan pada orang yang lebih tua atau pada

orang yang seumur yang belum diketahui hubungannya dengan kita.

Kakak : digunakan anak perempuan kepada saudara perempuan yang lebih tua

Ambia : Panggilan seorang laki-laki terhadap laki lain yang seumuran

Ho : panggilan bagi orang yang sudah akrab (sakkan) atau pada orang yang derajadnya

lebih rendah, kadang digunakan oleh suami pada istrinya

Hanima : sebutan untuk istri (kasar) atau pada orang yang berderajad lebih rendah dari kita (jamak, lebih dari seorang)

Nasiam : sebutan untuk yang secara kekerabatan berderajad di atas (jamak, lebih dari

seorang)

Abang : panggilan pada saudara laki-laki yang lebih tua atau yang berderajad lebih dari kita

Awalan Pan/Pang : sebutan bagi seorang Laki yang sudah memiliki Anak, misal anaknya Ucok, maka Ayahnya disebut pan-Ucok/pang-Ucok.

Awalan Nang/Nan : sebutan bagi seorang perempuan yang sudah memiliki anak, misal anaknya Ucok, maka ibunya disebut nan-Ucok/nang-Ucok.

Nah, teman-teman itulah partuturan yang masih kami gunakan di tempat tinggal kami alias Pematang Raya tercinta. hehe

Musik, teman-teman ada beberapa jenis alat musik khas yang saya kenal di simalungun yaitu Gonrang (istilah bahasa Simalungun untuk “gendang”), sarunei (serunai) ini bisa digunakan ketika ada pesta ninggal dari orangtua yang anaknya sudah menikah semua. Nah, teman-teman cuman itu yang saya tahu namanya sebenarnya masih ada yang lain sih.

(6)

ada beberapa tarian simalungun yaitu : Tari Toping-Toping dan Tangis-Tangis

Festival toping-toping dan tangis-tangis biasa diadakan pada acara Pesta Rondang Bintang dengan tujuan untuk mengangkat dan mengembangkan kembali peranan toping-toping atau tangis-tangis yang biasanya dilaksanakan pada saat acara duka cita di daerah Simalungun. Pesta rondang bittang ini dilaksanakan sekali setahun di suatu tempat yg sudah ditentuka di kab. Simalungun, bisanya acara ini berlangsung 3 hari lamanya teman-teman. Tor tor sombah

Tor-tor sombah digunakan hampir di setiap pesta, tor-tor ini digunakan sebagai tanda hormat kepada orang yang di hormati misal tondong dan orang tua.

Saya pernah manarikan tor-tor sombah ini, tapi saya menarikan nya hanya sebagai hiburan di suatu pesta.

Pantun Simalungun (uppasa), pantun adalah bentuk puisi lama yang mirip dengan pantun dalam sastra melayu, yakni berupa puisi rakyat yang mencakup seluruh lapisan masyarakat dan segala tingkatan umur. Pada umumnya yang disebut dengan pantun terdiri dari empat larik, namun, simalungun tidak pengenal pembagian pantun menurut jumlah larik tersebut semuanya disebut uppasa.

Apa fungsi uppasa di Simalungun ?

Akhir-akhir ini (masa sekarang) peranan uppasa kurang tampak dalam masyarakat di lingkungan saya, tetapi dalam upacara resmi atau acara adat masih tetap mendapat tempat yang penting di daerah saya. misalnya ketika ada pesta pernikahan maka uppasa akan banyak digunakan, salah satunya ketika mau makan, ketika memberi nasihat kepada pengantin dan lain sebagainya. Begitu sih teman-teman di acara pesta yang pernah saya ikuti hehe..

(7)

Upacara adat perkawinan masyarakat Simalungun selalu bermuara pada unsur fungsional dari sistem sosial “tolu sahunduran” yakni tondong boru dan sanina. Tondong merupakan anggota kerabat yang berstatus sebagai pemberi putri atau calon pengantin perempuan. Boru adalah anggota kerabat yang berstatus sebagai penerima istri. Dengan demikian status boru dan tondong muncul karena hubungan perkawinan. Sementara sanina adalah hubungan sedarah karena memiliki satu keturunan.

Pada sistem perkawinan adat masyarakat Simalungun mempunyai tahapan yakni tahapan adat dan non adat.

Tahapan yang non adat termasuk di dalamnya perpadanan ni naposo 'janji pemuda/i' dan mambere goloman 'memberi ikatan' yang hanya menyangkut kedua keluarga pihak laki-laki dan perernuan

Tahap yang bernuansa adat yang melibatkan unsur dalihan natolu adalah pajabu parsahapan dan maralop. Pajabu parsahapan 'pembicaraan adat' merujuk pada pembicaraan uang mahar yang akan disepakati. Apabila telah disepakati maka akan dilanjutkan pada pelunasan sekaligus membayar adat yang disebut dengan maralop 'menjemput; pengantin perempuan.

Bagi masyarakat Simalungun acara puncak adat upacara perkawinan adalah maralop.

Tata Cara

Teman-teman di umur saya yang sudah dua puluh tahun ini, saya masih 4 kali mengikuti tata acara dalam pernikahan adat Simalungun itupun karena saya gadak teman di rumah jadi saya ikut mama deh sekalian perhatiin acaranya penasaran soalnya sama acaranya... :-D

Dari tata acara pernikahan yang saya ikuti ada tiga bagian tata acara pernikahan yang masih digunakan didaerah saya khususnya keluarga kami. Teman- teman sebenarnya saya jugak kurang tau nama-nama acaranya, tapi pernah ngikutin acaranya.. tapi setelah ngintip tetangga sebelah ternyata nama-nama dari acara tersebut adalah :

Persiapan Pernikahan o Mangarisika

(8)

o Marhori-hori dinding dan Marhusip Marhori-hori dinding

Tahap ini adalah tahap pembicaraan antara keluarga mempelai laki-laki dengan perempuan mengenai tanggal pernikahan, sinamot, dan tempat pelaksanaan. Namun, pembicaraan ini masih tertutup dan belum disampaikan ke pihak keluarga besar.

Marhusip

tahap ini adalah tahap pemberitahuan kepada keluarga mengenai hasil marhori-hori dinding.

Perkawinan yang sempurna menurut budaya Simalungun ialah dengan cara “dijemput dengan baik (ialop dear)”. Maka sesuai hasil mufakat sewaktu acara persiapan telah ditentukan kapan waktunya pelaksanaan adat. Dimulai dari acara menjemput mempelai wanita (maralob). Sepanjang acara maralob hal – hal yang dilakukan adalah menyerahkan sirih adat kepada semua keluarga yang hadir, dimulai dari orangtua pengantin suami istri dan kemudian diteruskan kepada sanak saudara yang lain.

Setelah acara yang pertama tadi selesai dilanjutkan dengan indahan paralop (penyerahan makanan) yaitu ayam yang dimasak “dayok binatur” kepada orangtua pengantin wanita.

Acara berikutnya adalah makan bersama dan pembagian makanan (gori) kepada sanak saudara yang berhak menerima ataupun juga kepada kerabat dekat. Sesudah acara makan selesai, dilanjutkan dengan acara pembayaran mahar dan kesepakatan – kesepakatan sepanjang pesta adat yang akan dilaksanakan. Kalau upacara adat maralob sudah selesai, maka sesuai hasil kesepakatan akan berlanjut kepada pesta adat perkawinan sesuai dengan tanggal dan hari yang sudah ditentukan.

Perkawinan

(9)

penghormatan kepada pihak dari laki – laki maupun perempuan yang derajatnya tinggi dalam keluarga dengan cara menari bersama (manortor).

Hal ini dilakukan secara bergantian antara pihak pengantin laki – laki dilanjutkan dengan pihak pengantin perempuan dan juga kepada kerabat pengantin. Sesudah acara ini terlaksana barulah dilanjutkan dengan acara makan bersama. Sembari acara makan berjalan, makanan penghormatan (pinggan panganan) berupa “panganan banggal” dan “panganan pinatunggung” dibagikan kepada masing – masing yang berhak menerima makanan tersebut.

Setelah acara makan bersama selesai, yang pertama sekali dilakukan pihak pengantin laki – laki adalah menyerahkan sebuah demban yang biasa disebut dengan “demban salpu mangan” (tanda acara makan selesai) kepada pihak pengantin perempuan.

Acara selanjutnya ialah penyerahan kain adat (hiou adat) dari pihak pengantin perempuan kepada mempelai dan kaum kerabat pengantin laki – laki yang berhak menerimanya. Selain dalam bentuk kain adat, ada juga pemberian dalam bentuk uang.

Sebagai balasan, pihak dari pengantin laki – laki juga memberikan kain adat dan juga sejumlah uang tanda terima kasih. Acara adat ini adalah akhir dari acara adat perkawinan.

Dalam pelaksanaan acara adat, terdapat musik untuk mengiringi perjalanan adat tersebut. Dan ensambel yang dipakai disini adalah Gonrang Bolon yang terdiri dari satu buah sarunei bolon, tujuh buah gonrang, dua buah gong yang digantung, dan sepasang sitalasayak. Ataupun juga ensambel gonrang sidua-dua yang terdiri dari satu buah sarunei bolon, dua buah gonrang, dua buah gong yang digantung, dan dua buah mongmongan. (Protomalayans.blog.co.id/2012/08/suku-batak-simalungun.html)

Nah, teman-teman alat musik ensambel ini selalu saya temui di setiap pesta perkawinan mungkin alasan nya karena tanpa alat musik ini maka pesta adat perkawinan yang dilaksanakan tidaklah sah.

Referensi

Dokumen terkait

menguasai keilmuan dalam bidang bahasa Inggris dan strategi pembelajaran bahasa Inggris sehingga mampu mengelola pembelajaran bahasa Inggris secara menarik

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN

[r]

Dari 37 responden yang memiliki sikap positif terhadap gizi seimbang diperoleh data responden yang memiliki sikap yang positif baik sebelum maupun sesudah

gap dilakukan dengan melakukan perbandingan proses bisnis As Is apakah dapat diakomodasi oleh proses bisnis SAP ERP sehingga akan ditetapkan keputusan yaitu

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data. yang sama (Sugiyono, 2015 :

(1) Jenis brng ekspor berupa produk mineral hasil pengolahan sebagimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf d, untuk eksportir yang telah membangun asilitas

bahwa tindak kekerasan yang dilakukan di lingkungan satuan pendidikan maupun antar satuan pendidikan, dapat mengarah kepada suatu tindak kriminal dan