Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk Mendukung
Operasi Sistem Logistik
1. Order Processing System
Merupakan sistem yang menangani segala pemrosesan dan penelusuran informasi transakasi/order yang terjadi dalam suatu perusahaan/instansi. Sistem ini menyimpan database dari order yang menjadi dasar untuk penerimaan barang yang dipesan.
Apabila ada kasus khusus seperti barang yang terlambat datang atau adanya penerimaan barang tanpa order pembelian bisa keluar suatu peringatan.
Setelah penerimaan informasi yang relevan seperti order pembelian, laporan penerimaan barang dan apabila ada faktur dari pemasok, sistem ini otomatis akan memunculkan buktip embelian untuk data dipembukuan.
Flowchart Order Processing Sistem
Teknologi RFID didasarkan pada prinsip kerja gelombang elektromagnetik, dimana :
a. Komponen utama dari RFID tag adalah chips dan tag-antena yang biasa disebut dengan inlay, dimana chip berisi informasi dan terhubung dengan tag-antena.
b. Informasi yang berada/tersimpan dalam chip ini akan terkirim/terbaca melalui gelombang elektromagnetik setelah tag antena mendapatkan/menerima pancaran gelombang elektromagnetik dari reader-antena (interogrator). RFID reader ini sekaligus akan meneruskan informasi pada application server.
Perangkat RFID.
RFID Tag terdiri dari 2 bagian : 1. Inlay
Merupakan bagian inti/utama dari RFID tag, yang terdiri dari chip dimana informasi disimpan dan antena.
Informasi yang disimpan terdiri dari:
a. informasi yang dicreate saat pembuatan/manufacturing dari inlay tersebut, yang berisi unik ID dari tag tersebut.
c. Inlay ini berbebentuk kecil, “halus”, dan tentunya mudah rusak,sehingga secara praktis RFID Tag yang digunakan dilapangan selalu dalam bentuk encapsulated/”terbungkus”. 2. Encapsulation/”Bungkus Inlay”
Pemakaian encapsulation ini memberikan keuntungan yang besar bagi solusi RFID karena material maupun bentuk encapsulation tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan yang cukup ekstrem, seperti temperature maupun kelembapan yang tinggi,lingkungan yang kotor / penuh debu, maupun kondisi operasional yang banyak benturan.
Pembedaan yang juga sering dipakai untuk RFID tag adalah Tag tersebut memiliki sumber energi sendiri atau tidak, untuk membangkitkan gelombang elektromagnetik :
1. Passive Tag
a. Tidak memiliki sumber energi sendiri (tanpa Battery). b. Modulasi akan aktif setelah tag menerima gelombang
elektromagnetik dari reader.
c. Jarak Baca 10cm-10m(tergantung type tag dan antena dari reader).
d. Umur Tag sekitar 100.000 x read/write). 2. Active Tag
a. Memiliki sumber energi sendiri (battery). b. Modulasi aktif langsung dari tag sendiri. c. Jarak Baca: 0-1Km.
RFID Reader
Berdasarkan mobilitasnya RFID Reader dibedakan menjadi : a. Mobile RFID Reader/Terminal.
Dalam hal ini users yang akan membawa Reader menghampiri items/tags.
b. Vehicle Mounted RFID Reader.
c. Fixed RFID Reader
Dipakai untuk aplikasi yang merapkan “Fixed Reading Gate”. Dalam hal ini item secara fisik akan di bawa melalui /ke dalam area baca dari reader yang bersifat stasioner, di sini secara prinsip berlaku “item menghampiri reader”
Antena
yang perlu diperhatikan yaitu Penguatan antena, Polarisasi gelombang (circulaly/linearly), Bentuk antena (Direct atau Omni).
Keunggulan RFID : Aspek Tag.
1. Tag Uniqueness/Unique ID.
Setiap Tag memiliki ID yang unik dan berbeda secara word-wide, tanpa tergantung maufacturernya. Hal ini terjadi karena adanya konsensus penomoran ID antara manufakture rs sedunia. Dengan mendata tags yang dipakai pada database aplikasi, maka dapat dengan mudah dan efektif ditingkatkanaspek pengamanan dalam pembacaan (Secured/ Selective Reading).
2. Read/Write Capability.
Dengan kemampuan read/ write ini maka informasi pada tag dapat diubah-ubah oleh aplikasi melalui RFID reader.Hal ini dimungkinkan karena tags memiliki memory, sehingga secara prinsip informasi pada tag bersifat Portable Dynamic Data. Kapasitas data pada tags bervariasi dari 128 sampai mencapai 1024 Bits.
3. Operation in Harsh Environment
Dengan pemilihan material maupun bentuk encapsullation yang sesuai dengan kondisi operasional di lapangan, maka pemakaian/ pemasangan RFID tag dimungkinkan untuk kondisi extreme/ hars environment, contohnya : temperatur atau tekanan yang sangat tinggi.
4. Flexibility dalam pemasangan.
Sejalan dengan point 3 diatas, maka dengan encapsulation yang sesuai RFID tag dapat di pasang secara flexible dan bervariasi pada item, contohnya: tag yang dibenamkan pada ban traktor , tag yang di clamped pada body mobil dll.
5. Reusable.
ruak). Pemekaian kembali tags tersebut akan meningkatkan cost efficiency.
Aspek Pembacaan
1. Accuracy
Karena pembacaan dilakukan secara device-reading dan bukan oleh indra manusia, maka tingkat akurasinya sangat tinggi.
2. Bisa dilakukan secara Un-attended/automated
Cukup banyak penerangan RFID dimana pembacaannya dilakukan secara otomatis tanpa intervensi manusia, contohnya : aplikasi konveyor. Hal ini dimungkinkan karena RFID reader bisa langsung mendeteksi keberadaan tag dalam area bacanya.
3. Tidak Perlu Line-of-Sight.
Karena prinsip kerjanya bersifatelektromagnetig, dan bukan optikal, maka RFID Reader dapat membaca tag walaupun tag tersebut tidak terlihat “tersembunyi”. Contoh : RFID Reader dapat membaca semua tag pada item yang berada dalam suatu peti tertutup.
4. Pembacaan yang cepat
Kecepatan pembacaan juga relative tinggi kerena kemampuan membaca sekaligus informasi dari semua tags yang berada dalam area bacanya (Terasa sebagai simultaneus multi tags reading).
5. Aman
Tag bisa diberikan password sehingga meningkatkan faktor keamanan dimana data yang berada di tag tidak bisa dibaca oleh setiap reader jika tidak sesuai passwordnya. Tag juga bisa di matikan (tidak bisa dipakai lagi)dengan feature killing tag.
Software yang kita gunakan ,dalam hal ini menggunakan local software and infrastructure.
Software (perangkat lunak) berfungsi untuk memungkinkan para Human Resources mendapatkan, mengorganisasi, mengontrol dan mengevaluasi mengenai device maupun departemen ataupun keseluruhan perusahaan/instansi.
4. E-Business dalam Operasional logistic
E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan—dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit.
a. Manfaat E-business
Tujuan implementasi e-Business adalah untuk mendukung efisiensi dan integritas pengelolaan data Sumber Daya Manusia, Keuangan, Supply Chain Management / Logistic Management.
Selain itu juga berfungsi sebagai sarana komunikasi & informasi bagi publik dan stakeholder lainnya. Dengan berbasiskan internet, sistem ini dapat diakses dimana saja sesuai dengan hak akses yang telah ditentukan.
b. E-Business Application ERP (Enterprise Resource Planning)
marketing, warehouse, shipping, dan payment, serta mampu melakukan otomatisasi proses bisnis.
CRM (Customer Relationship management)
Sistem customisasi real time yang memanajemen customer dan melakukan personalisasi produk dan servis berdasarkan keinginan customer
EAI (Enterprise Application Integration)
Merupakan konsep integrasi berbagai proses bisnis dengan memperbolehkan mereka saling bertukar data berbasis message. SCM(Supply Chain Management)
Manajemen rantai supply secara otomatis terkomputerisasi.
Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan E-Business :
1. Tidak ada komitmen yang utuh dari manajemen.
2. Penerapane-business tidak diikuti proses change management.
3. Tidak profesionalnya vendor teknologi informasi yang menjadi mitrabisnis
6. Adanya masalah keamanan dalam bertransaksi 7. Kurangnya dukungan finansial
8. Belum adanya peraturan yang mendukung dan melindungi pihak-pihak yang bertransaksi (cyberlaw)
9. Menggunakan target jangka pendek sebagai pijakan investasie-business. Kiat Membangun E-Business:
1. Membenahi terlebih dahulu sistem pengelolaan sumber daya perusahaan secara terpadu.
2. Membuat perencanaan investasi teknologi secara mendetail dan komprehensif.
3. Menentukan arah investasi teknologi untuk menjawab kebutuhan jangka panjang.
4. Membentuk struktur organisasi yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan.
5. Melakukan kerjasama kondusif dengan berbagai mitra bisnis (vendor, pemasok barang, lembaga keuangan, dan lain sebagainya).
Peran Teknologi Informasi untuk mendukung operasi sistem logistic:
a. Fulfilement adalah pemenuhan pesanan pelanggan.
b. Menerima order dari pelanggan, bisa melalui email atau web based ordering
c. Mengelola transaksi.
d. Manajemen gudang yang meliputi pengendalian persedian produk dan kegiatan administrasi gudang secara umum.
e. Komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan, dukungan teknis dsb.