• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEL 1 PSAK 1 Penyajian atas laporan ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEL 1 PSAK 1 Penyajian atas laporan ke"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

(PSAK 1 – Revisi 2013)

diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Akuntansi

Dosen Pembimbing : Dr. H. Yuskar, SE, MA, Akt

Oleh :

Kelompok : 1

Anggota Kelompok :

1. MAISYA PRATIWI (1210532017)

2. MELISA ZULKARNAIN (1210533002)

3. SHINTA RIANI (1210533003)

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Andalas

2015

(2)

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul Penyajian Laporan Keuangan (PSAK 1 – Revisi 2013). Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Seminar Akuntansi dengan berbagai pemahaman dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan makalah ini, Dan tak lupa pula penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada bapak Dr. H. Yuskar, SE, MA, Ak, atas bimbingannya dalam mata perkuliahan Seminar Akuntansi yang banyak membantu penulis dalam proses perkuliahan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami berharap para pembaca untuk memberikan saran serta kritik untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga dapat memberikan manfaat.

Padang, 24 Agustus 2015

(3)

1. Latar belakang

Akuntansi merupakan suatu sistem dengan input data/ informasi dan output berupa informasi laporan keuangan yang bermanfaat bagi pihak internal dan eksternal. Input akuntansi merupakan transaksi transaksi atau bukti. Proses akuntansi merupakan kegiatan identifikasi, pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran sehingga menghasilkan laporan keuangan.

Dewan standar akuntansi keuangan atau DSAK memiliki kewenangan untuk mengatur standar akuntansi keuangan Indonesia dan untuk menyetujui interpretasi standar tersebut. PSAK dimaksudkan untuk diterapkan oleh entitas yang berorientasi profit. Laporan keuangan entitas memberikan informasi tentang kinerja, posisi keuangan, perubahan entitas, arus kas, catatan atas laporan keuangan yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan keuangan. Pengguna ini adalah investor dan calon investor, bank dan kreditur, pemasok, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat umum. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Kerangka dasar menurut PSAK menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. PSAK adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. Menurut PSAK No. 1 laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

2. Rumusan masalah

2.1 Apa pengertian dan tujuan laporan keuangan? 2.2 Bagaimana laporan keuangan menurut PSAK 1?

2.3 Apa perbedaan laporan keuangan menurut PSAK 1 revisi 2009 dengan PSAK 1 revisi 2013 dan PSAK 1 revisi 2013 dengan IFRS?

3. Tujuan

3.1 Untuk mengetahui laporan keuangan menurut PSAK 1.

3.2 Untuk mengetahui perbedaan laporan keuangan laporan keuangan antara PSAK 1 revisi 2009 dengan PSAK 1 revisi 2013 dan PSAK 1 revisi 2013 dengan IFRS

(4)

2.1 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Tujuan dari PSAK 1, “Penyajian laporan keuangan, adalah untuk memastikan komparabilitas penyajian informasi dengan laporan keuangan entitas dari periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lainnya.

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini : a. laporan posisi keuangan pada akhir periode

b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode c. laporan perubahan ekuitas selama periode

d. laporan arus kas selama periode

e. catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya.

f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

2.2 Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 1 a. Identifikasi Laporan Keuangan

Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Di samping itu, entitas menyajikan informasi berikut ini secara jelas dan mengulangnya jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami:

a. nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan informasi dari akhir periode laporan sebelumnya;

b. apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas;

c. tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan;

d. mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52;

e. pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan.

(5)

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan a. aset tetap

b. properti investasi c. aset tidak berwujud d. aset keuangan

e. investasi dengan menggunakan metode ekuitas f. aset biolojik;

g. persediaan

h. piutang dagang dan piutang lainnya i. kas dan setara kas

j. total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58

k. utang dagang dan terutang lainnya l. kewajiban diestimasi

m. liabilitas keuangan

n. liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46 o. liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46

p. liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58

q. kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan

r. modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka pendek).

(6)

kerja dari aset neto yang digunakan dalam operasi entitas jangka panjang. Pengklasifikasian tersebut juga menunjukkan aset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus operasi berjalan dan Liabilitas yang akan jatuh tempo pada periode yang sama.

Untuk beberapa entitas, seperti institusi keuangan, penyajian aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan dibandingkan penyajian berdasarkan lancar dan tidak lancar atau jangka pendek dan jangka panjang karena entitas pada industri tersebut tidak menyediakan barang atau jasa selama siklus operasi entitas yang dapat diidentifikasi secara jelas.

Aset Lancar

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:

a. entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal

b. entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan

c. entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan

d. kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan Liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.

Liabilitas Jangka Pendek

Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai Liabilitas jangka pendek jika

a. entitas mengharapkan akan menyelesaikan Liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya

b. entitas memiliki Liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan

c. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan

d. entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian Liabilitas selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

(7)

siklus operasi normal. Entitas mengklasifikasikan liabilitas-liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek meskipun liabilitas-liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada aset dan liabilitas entitas. Jika tidak dapat diidentifikasi secara jelas, maka siklus operasi normalentitas diasumsikan 12 bulan.

Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas jangka pendek jika liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, meskipun:

a. kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan b. perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar

jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan

Entitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas laporan keuangan, sub-klasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas. Rincian yang tercakup dalam sub-klasifikasi, tergantung pada persyaratan SAK serta ukuran, sifat, dan fungsi dari jumlah dari masing-masing pos yang bersangkutan. Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang diuraikan pada paragraf 56 PSAK 1 untuk menentukan dasar bagi subklasifikasi. Pengungkapan dapat berbeda untuk setiap pos, misalnya:

a. pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16;

b. piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lainnya

c. persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14: Persediaan, ke dalam kelompok barang dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi;

d. Liabilitas diestimasi dipisahkan menjadi Liabilitas diestimasi untuk imbalan kerja dan Liabilitas diestimasi lainnya

(8)

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:

a. untuk setiap jenis saham: (i) jumlah saham modal dasar;

(ii) jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi tidak disetor penuh;

(iii) nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal; (iv) rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode;

(v) hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal;

(vi) saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau entitas asosiasi; dan

(vii)saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan;

b. penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.

Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau trust, mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan paragraf 77 PSAK 1, yang memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.

c. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan

Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, entitas tidak menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif.

(9)

(a) laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada: (i) kepentingan nonpengendali; dan

(ii) pemilik entitas induk.

(b) penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada: (i) kepentingan nonpengendali; dan

(ii) pemilik entitas induk.

Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, entitas menyajikan (a) dalam laporan tersebut.

Informasi yang Disajikan dalam Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi

Sebagai tambahan atas pos-pos yang disyaratkan oleh PSAK/ISAK lainnya, bagian laba rugi atau laporan laba rugi mencakup pos-pos yang menyajikan

jumlah berikut untuk periode: a. pendapatan

b. biaya keuangan

c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metodeekuitas

d. beban pajak

e. jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan

Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif Lain

Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:

(a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan

(b) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

Penghasilan Komprehensif Lain Selama Periode

(10)

a. jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau

b. jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait dengan pos tersebut.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain atau Catatan atas Laporan Keuangan

Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah. Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos pendapatan dan beban adalah sebagai berikut:

a. penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset tetap menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan atas penurunan tersebut

b. restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:

a. total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali

b. untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25

c. untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari: (i) laba rugi;

(11)

(iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.

d. Laporan Arus Kas

Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 115 – 122 PSAK 1

b. mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan

c. memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.

Entitas biasanya menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami dan membandingkan dengan laporan keuangan entitas lainnya:

a. pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK

b. ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan

c. informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing pos

d. pengungkapan lainnya, termasuk:

(i) liabilitas kontijensi (lihat PSAK 57) dan komitmen kontraktual yang belum diakui (ii) pengungkapan informasi nonkeuangan, seperti tujuan manajemen risiko keuangan

dan kebijakan entitas. (lihat PSAK 31).

Pengungkapan Kebijakan Akuntansi

(12)

(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan;

(b) kebijakan akuntansi lainnya yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

Hal yang penting bagi entitas untuk menginformasikan kepada pengguna mengenai dasar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan (misalnya, biaya historis, biaya perolehan kini, nilai realisasi neto, nilai wajar atau jumlah yang dapat dipulihkan kembali) karena dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan memengaruhi analisis pengguna secara signifikan. Ketika entitas menggunakan lebih dari satu dasar pengukuran dalam laporan keuangan, misalnya ketika suatu kelompok aset direvaluasi, maka hal tersebut adalah memadai dengan memberikan suatu indikasi unrtuk setiap kelompok aset dan liabilitas yang mana setiap dasar pengukuran diterapkan.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan, dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan Liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan liabilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:

(a) sifat; dan

(b) jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.

Penetapan jumlah tercatat dari beberapa aset dan liabilitas mensyaratkan estimasi pengaruh ketidakpastian atas peristiwa masa depan terhadap aset dan Liabilitas tersebut pada akhir periode pelaporan.

Modal

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola permodalannya. dengan mengungkapkan hal-hal berikut:

a. informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola permodalannya, termasuk:

(13)

(ii) ketika entitas diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan eksternal, sifat persyaratan dan bagaimana persyaratan tersebut diimplementasikan ke dalam pengelolaan permodalan; dan

(iii) bagaimana entitas memenuhi tujuannya dalam mengelola permodalannya. b. ringkasan data kuantitatif tentang apa yang diaturnya sebagai modal.

c. setiap perubahan (a) dan (b) dari periode sebelumnya

d. apakah selama periode entitas mematuhi setiap persyaratan permodalan eksternal .

e. ketika entitas tidak mematuhi persyaratan permodalan eksternal tersebut, konsekuensi dari ketidakpatuhan tersebut.

f.

Instrumen Keuangan Puttable yang Diklasifikasikan sebagai Ekuitas

Instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk menjual instrumen itu kembali pada penerbitnya baik secara kas atau dengan aset keuangan lainnya (puttable financial instrument) yang diklasifikasi sebagai instrumen ekuitas diungkapkan (jika tidak diungkapkan dimanapun):

a. ikhtisar data kuantitatif mengenai jumlah yang diklasifikasikan sebagai ekuitas;

b. tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan kewajiban untuk membeli kembali atau menarik instrumen tersebut jika dipersyaratkan oleh pemegang instrumen, termasuk setiap perubahan dari periode sebelumnya;

c. prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian kembali atau penarikan instrumen tersebut; dan

d. informasi tentang bagaimana penentuan prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian kembali atau penarikan instrumen.

Pengungkapan Lain

Entitas mengungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan:

a. jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta jumlah dividen per lembar sahamnya; dan

b. jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui.

(14)

a. domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas (atau lokasi utama\ kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);

b. keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;

c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha.

2.3 Perbedaan pada PSAK 1 (2013) dengan PSAK 1 (2009) dan PSAK 1 (2013) dengan IFRS

a. Perbedaan pada PSAK 1 (2013) dengan PSAK 1 (2009)

Perihal PSAK 1(2013) PSAK 1 (2009)

Judul Laporan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan 2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensi lain 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas

5. Catatan atas laporan keuangan 6. Informasi komparatif

Komponen Laporan Keuangan Lengkap:

1. Laporan posisi keuangan

2. Laporan laba rugi komprehensif lain 3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan arus kas

5. Catatan atas laporan keuangan

Informasi

(15)

1. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

2. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar Akuntansi Keuangan.

3. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi Keuangan dengan menambahkan per-aturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan di pasar modal. 4. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan kalimat yang

memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan keuangan, supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.

5. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan untuk semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.

6. IAS 1 paragraf 19–22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS 1 paragraf 23–24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 21–22 mengenai pengungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory framework prohibits departure from the requirement”dalam IAS 1 paragraf 23.

7. IAS 1 paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture belum diadopsi. 8. IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif dengan meniadakan

penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.

9. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena paragraf tersebut tidak relevan.

10.IAS 1 paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut tidak relevan.

Contoh penerapan PSAK 1

(16)
(17)
(18)

BAB III

Penutup

Kesimpulan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan dari PSAK 1, “Penyajian laporan keuangan, adalah untuk memastikan komparabilitas penyajian informasi dengan laporan keuangan entitas dari periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lainnya.

Saran

Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Dalam mencari bahan sebaiknya tidak dari internet saja, diperlukannya buku pegangan yang sesuai dengan materi

2. Bagi kelompok yang selanjutnya tampil pada seminar akuntansi bisa menampilkan contoh langsung dengan laporan keuangannya

(19)

DAFTAR PUSTAKA

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/201 4 /04/ED-PSAK-1.pdf diakses pada tanggal 21 Agustus 2015

(20)

HASIL DISKUSI

Contoh kasus dari penyajian Laporan Keuangan pada 3 industri

a.

Laporan keuangan PT Semen Indonesia Tbk. (Industri Manufaktur Semen)

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

Laporan Arus Kas Konsolidasi

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)

1. Fiqho Falderiko – Kelompok 7

a. Kenapa pada IAS 1 aset tidak lancar lebih dulu disajikan, sedangkan pada PSAK 1 aset lancar. Kenapa hal ini berbeda?

b. Apa bedanya klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat?

Jawaban :

a. Hal ini dikarenakan kebiasaan, di Indonesia biasanya lebih mengutamakan aset lancar karena dapat diuangkan sedangkan di luar negeri lebih mengutamakan aset tidak lancar karena dianggap lebih penting. misalnya saja aset tetap yang dianggap lebih penting untuk menjalankan operasional perusahaan.

b. Pada klasifikasi beban berdasarkan fungsi minimal biaya penjualan berdasarkan metode fungai secara terpisah dari beban lain. Jika klasifikasi berdasarkan fungsi maka harua mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi serta imbalan kerja.

Sedangkan klasifikasi beban berdasarkan sifat dilakukan berdasarkan faktor historis dan industri, di mana klasifikasi beban berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu alokasi beban menurut fungsi.

2. Fikri Farasswan – Kelompok 7

kenapa pada PSAK 1 Revisi 2013 penyajian pos luar biasa tidak diperkenankan lagi?

Jawaban :

sebenarnya pos luar biasa masih ada pada laporan laba rugi, namun namanya diganti menjadi pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

3. . Fauziah Arsyad

Apakah semua perusahaan menggunakan PSAK 1? Apa saja kriterianya?

Jawaban :

(38)

PSAK 1, maka hal itu diperkenankan. Namun, jika perusahaan sudah memakai PSAK 1, tidak diperbolehkan lagi kembali memakai SAK ETAP.

4. Gusti Agung Nugraha – kelompok 4

a. Walaupun telah mengikuti IFRS kenapa masih terdapat perbedaan?

b. Kenapa dalam penyajian PSAK 1 tersebut tidak masuk mengenai entitas syariah?

Jawaban :

a. Masih terdapatnya perbedaan antara PSAK 1 dengan IFRS adalah karena pengapdosian terhadap IFRS harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Selain itu adopsi di Indonesia termasuk lambat. Seringkali ketika IFRS telah berjalan lebih kurang selama 4 tahun, di Indonesia baru dilakukan pengadopsian.

b. Dalam penyajian PSAK 1 tidak dibahas mengenai entitas syariah disebabkan karena untuk entitas syariah memiliki PSAK tersendiri yang disebut dengan SAK Syariah. Selain itu entitas syariah jelas tidak bisa disamakan dengan entitas umum lainnya. Karena dalam entitas syariah memiliki aturan-aturan tersendiri mengenai transaksi, jurnal, dan perkiraan yang berbeda dengan PSAK.

5. Iqbal Halim – kelompok 3

Apakah dampak dari penerapan penyajian PSAK 1 terhadap laporan laba rugi komprehensif yang dibuat menjadi dua bagian, apakah tidak akan membingungkan investor atau pengguna laporan keuangan?

Jawaban :

Sebenarnya walaupun dibagi menjadi dua bagian laporan laba rugi komprehensif namun isinya tetap seperti itu, formatnya saja yang berubah sehingga hal tersebut tidak akan membingungkan pengguna laporan keuangan..

6. Fadhlan Muhtadi – kelompok 3

(39)

Jawaban :

Informasi komparatif merupakan informasi terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.

Contoh informasi komparatif : Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi

keuangan , dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan terkait.

Dua laporan yang disajikan merupakan laporan yang merupakan periode sekarang dan periode sebelumnya.

Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

7. Pak Yuskar

1.. Kenapa beban distribusi dipisahkan dari beban penjualan pada laporan laba rugi?

Jawaban :

hal ini dikarenakan beban distribusi nilainya material. jika tidak material bisa langsung dimasukkan sebagai beban penjualan. Selain itu juga dipengaruhi oleh syarat penyerahan barang :

- Shipping point : biaya distribusi tanggungan pembeli

- Destination point : biaya distribusi tanggungan penjual

(40)

2. Kenapa pada PSAK 1 dinyatakan hanya dikecualikan untuk entitas syariah saja? kenapa tidak dimasukkan SAK ETAP?

Jawaban :

Hal ini dikarenakan SAK ETAP dan PSAK 1 memiliki isi dan penyajian yang hampir sama, di mana PSAK 1 yang lebih kompleks. Bagi perusahaan yang sudah sanggup menggunakan PSAK 1 atau perusahaan yang akan go public diharuskan untuk menggunakan PSAK 1. Sedangkan pada entitas syariah, aturannya sangat jauh berbeda dengan PSAK 1. Perusahaan syariah tidak dapat menggunakan PSAK 1 sebagai pedomannya, karena memiliki aturan yang sangat jauh berbeda yaitu dari segi transaksi, jurnal, perkiraan, dll.

3. Apa beda catatan atas laporan keuangan dengan pengungkapan laporan keuangan?

Jawaban :

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian dari pengungkapan laporan keuangan. pengungkapan lebih kepada kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan sedangkan catatan merupakan perincian dari masing - masing akun pada laporan keuangan.

Substansi dari catatan atas laporan keuangan adalah a. Perincian atas laporan keuangan

b. Rincian mengenai kas dan bank yang digunakan oleh perusahaan c. Rincian mengenai asset tetap yang dimiliki oleh perusahaan

Sedangkan untuk pengungkapan laporan keuangan lebih mengenai tentang kebijakan, seperti kebijakan akuntansi, penilaian, dan metode yang harus digunakan.

4. Bagaimana kondisi antara PSAK (revisi 2013) dengan standar audit yang baru?

Jawaban :

Laporan keuangan diwajibkan ada laporan keuangan komparatif. Sedangkan standar audit hanya untuk satu tahun (tahun terakhir) untuk penekanan audit satu tahun laporan keuangan sebelumnya sudah diaudit.

Standar audit yang dulu : audit diatas dua tahun. Laporan keuangan yang belum diaudit, auditor independen harus mengakui opini tentang laporan keuangan saldo awal sudah wajar atau implisit (dianggap sudah diaudit)/

(41)

Jawaban :

Agar judul lebih sinkron dengan penyajian isi pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang mengandung informasi :

- laporan laba rugi mengenai kinerja perusahaan yang dapat dikendalikan perusahaan.

- laporan komprehensif mengenai situasi lingkungan/ ekonomi yang berada diluar kontrol manajemen.

6. Apakah perbedaan PSAK dengan PSAK ETAP?

Jawaban :

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian

 Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang  Aset lancar

 Informasi yang disajikan dalam laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lainnya

 Laba rugi selama periode

 Pendapatan komprehensif lain selama periode

 Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi dan Penghasilan Komprehensif

(42)

Laporan

 Arus kas aktivitas operasi: metode langsung dan tidak langsung

 Arus kas aktivitas investasi  Arus kas aktivitas pendanaan  Arus kas mata uang asing

 Arus kas bunga dan dividen, pajak

Tidak diatur (Lihat Bab 12 SAK ETAP).

7 Kebijakan akuntansi, estimasi, dan kesalahan

PSAK 25 (Laba atau Rugi Bersih untuk periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

 Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan  Pos luar biasa

 Laba atau rugi dari aktivitas normal  Operasi yang tidak dilanjutkan langkah dibandingkan PSAK (tidak ada “kesalahan mendasar” dan “laba atau rugi luar biasa”).

7. Apakah alasan revisi PSAK 1 2013?

Jawaban :

- Perbaikan dengan istilah yang tepat

- Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009

- Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 : pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif.

(43)

8. Pada PSAK 1 revisi 2013 bagian mana saja yang baru yang belum termasuk di PSAK

Seperti yang dijelaskan dalam paragraf 11 PSAK 1 (Revisi 2009), laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :

a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;

b. laporan laba rugi komprehensif selama periode;

c. laporan perubahan ekuitas selama periode;

d. laporan arus kas selama periode;

e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan

f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Sedangkan berdasarkan PSAK 1 (Revisi 2013) seperti yang dijelaskan pada paragraf 10, laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :

c. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;

d. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;

e. laporan perubahan ekuitas selama periode;

f. laporan arus kas selama periode;

g. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain;

ea. informasi komparatif mengenai periode sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A; dan

(44)

keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

PSAK 1 (Revisi 2013) juga menambahkan satu paragraf tambahan berupa paragraf 10A yang mengatur bahwa entitas dapat menyajikan suatu laporan tunggal untuk laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dengan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain disajikan dalam dua bagian. Bagian tersebut disajikan bersama, dengan bagian laba rugi disajikan terlebih dahulu diikuti secara langsung dengan bagian penghasilan komprehensif lain. Entitas dapat menyajikan bagian laba rugi dalam suatu laporan laba rugi terpisah. Jika demikian, laporan laba rugi terpisah tersebut akan langsung mendahului laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif, yang dimulai dengan laba atau rugi.

- INFORMASI KOMPARATIF

PSAK No.1 (Revisi 2013) mengklasifikasikan Informasi Komparatif yang harus disajikan dalam Laporan Keuangan menjadi 2, yaitu : (1) Informasi Komparatif Minimum, dan (2) Informasi Komparatif Tambahan, sedangkan PSAK No.1 (Revisi 2009) tidak membuat klasifikasi seperti ini.

Informasi Komparatif Minimum

Paragraf 38 PSAK 1 (Revisi 2013) menjelaskan bahwa entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

Entitas menyajikan, minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas, dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan terkait (paragraf 38A).

Informasi Komparatif Tambahan

Paragraf 38C menjelaskan bahwa entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan SAK, sepanjang informasi tersebut disiapkan sesuai dengan SAK. Informasi komparatif dapat terdiri dari satu atau lebih laporan yang dirujuk pada paragraf 10, namun tidak harus terdiri dari laporan keuangan lengkap. Ketika kasus ini terjadi, entitas menyajikan informasi catatan atas laporan keuangan yang terkait untuk laporan tambahan tersebut.

(45)

disyaratkan untuk menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tersebut

- PENYAJIAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Berdasarkan PSAK No.1 (Revisi 2013) yang akan mulai berlaku efektif sejak 1 Janurai 2015 nanti, terdapat sedikit perubahan untuk judul laporan laba rugi yang harus disajikan. Kalau sebelumnya, Revisi 2009 PSAK No.1 memberikan judul Laporan Laba Rugi Komperhensif, maka PSAK No.1 versi Revisi 2013 akan menggunakan judul Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.

Paragraf 81A PSAK No.1 Revisi 2013 menjelaskan bahwa Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain (Laporan Penghasilan Komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain :

1. laba rugi;

2. total penghasilan komprehensif lain;

3. penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas tidak menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif.

Kemudian, dalam paragraf 82A, berkaitan dengan masalah informasi yang disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehensif Lain, dijelaskan bahwa Bagian Penghasilan Komprehensif Lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan

komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan sesuai dengan SAK :

1. tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan

2. akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

9. Kenapa disebut PSAK 1 2013 tetapi diberlakukan pada 1 Januari 2015?

Jawaban :

(46)

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kebutuhan pakan untuk usaha budidaya di Provinsi Jawa Tengah, secara tidak langsung menyebabkan peningkatan impor bahan baku oleh industri pakan komersil, karena

Dalam Agama (khususnya islam) kita di ajarkan untuk saling menghormati satu-sama lain baik itu berbeda ras, suku serta agama karena bagaimanapun jug kita pasti

Beberapa karakteristik yang khas dari bahan pembelajaran tersebut adalah: (1) lengkap (self-contained) , artinya seluruh materi yang diperlukan peserta diklat untuk mencapai

Mereka adalah pelajaran, transaksi, exchange, move dan act, tapi saya hanya fokus untuk menganalisis move seperti inisiasi, respon dan feedback (IRF) dari

4.2.2 Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Bidang CIpta Karya terhadap Ekonomi Lokal Masyarakat. Pelaksanaan usaha dan kegiatan pembangunan di bidang Pekerjaan

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti penyebab sakit pingang disebabkan oleh 4 faktor yaitu yang pertama dari metode, pada proses pengemasan di PT Karya Kita

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IC berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, IC berpengaruh

Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Hasil pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa secara statistik terdapat pengaruh positif