• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Enterprise Architecture yang pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perancangan Enterprise Architecture yang pdf"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE YANG MENJAMIN KESELARASAN

STRATEGI BISNIS DAN IT DI BADAN PUSAT STATISTIK

(INTEGRASI SAMM DENGAN TOGAF 9.1)

Novianto Budi Kurniawan (NIM. 23512176)

Program Studi Magister Informatika STEI Institut Teknologi Bandung (ITB)

Pembimbing : Dr. Ing. Ir. Suhardi, MM., ERMCP.

Abstraksi - Enterprise Architecture (EA) membantu organisasi untuk mendefinisikan arsitektur bisnis, sistem informasi dan teknologi yang mampu menyelaraskan strategi bisnis dengan IT (Information Technology) organisasi. Perancangan EA yang baik harus melihat dari berbagai sudut pandang keselarasan IT dengan kebutuhan bisnis organisasi untuk masing-masing domain arsitektur tersebut serta mampu mendeskripsikan komponen-komponen bisnis dan IT mana yang harus diselaraskan, bagaimana cara menyelaraskannya serta bagaimana cara mengukur keselarasan tersebut. Penelitian ini memberikan solusi bagaimana merancang Enterprise Architecture yang memberikan jaminan keselarasan strategi bisnis dan IT tersebut melalui integrasi Strategic Alignment Maturity Model (SAMM) dengan TOGAF 9.1 untuk mendapatkan artefak-artefak TOGAF yang bisa digunakan sebagai komponen dasar perancangan EA yang memberikan jaminan keselarasan. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan arsitektur bisnis, sistem informasi dan teknologi yang menjamin keselarasan strategi bisnis dan IT di BPS.

I. PENDAHULUAN

Keselarasan antara bisnis dengan IT merupakan faktor pertimbangan yang sangat penting dalam pembangunan arsitektur organisasi pemerintahan saat ini. Para pemangku kebijakan (stakeholder) organisasi harus responsif terhadap isu keselarasan seiring dengan meningkatnya ketergantungan arsitektur bisnis organisasi terhadap IT [7][8]. Keselarasan penerapan IT dengan kebutuhan bisnis organisasi hanya mampu dijawab dengan memperhatikan faktor integrasi didalam pengembangannya sehingga dapat membantu kebutuhan dan fungsi bisnis dalam mencapai tujuan organisasi terutama yang berhubungan dengan data, aplikasi dan teknologi (IT) serta untuk mengurangi kesenjangan didalam pengembangan sistem IT [19]. Dalam pengembangan sistem informasi, faktor integrasi juga perlu diperhatikan untuk mengurangi kesenjangan dalam proses pengembangan sistem, yaitu melalui perbaikan proses bisnis, infrastruktur data, aplikasi dan teknologi yang mendukung kebutuhan bisnis [8][19].

Sebagai sebuah organisasi yang sangat bergantung pada teknologi informasi dengan peningkatan kebutuhan bisnis yang cepat (agile), BPS dituntut untuk menerapkan sistem informasi serta pemanfaatan dan pengelolaan TIK untuk memenuhi kebutuhan bisnis dalam menyediakan data dan informasi statistik [1][2][4]. Namun dalam pelaksanaannya pengembangan sistem informasi saat ini hanya untuk memenuhi kebutuhan unit kerja (subject matter) tertentu saja dengan menerapkan teknologinya masing-masing, sehingga mengakibatkan tidak ada keterkaitan dengan sistem informasi yang sudah ada atau sistem informasi baru yang akan dibangun sebagai solusi IT unit organisasi [2]. Selain itu manajemen data, aplikasi pengolahan dan

teknologi informasi sebagai komponen penting didalam penerapan dan pengembangan sistem informasi di BPS pada saat ini cenderung masih menggunakan platform data yang berbeda-beda.

Sejalan dengan permasalahan integrasi pada pengembangan sistem informasi BPS, perbedaan platform data dan pengelolaan sistem informasi di BPS tersebut akan menyulitkan bagi BPS untuk mewujudkan keselarasan penerapan sistem informasi dengan kebutuhan strategi bisnis organisasi [8]. Kondisi permasalahan tersebut terjadi dikarenakan BPS masih belum memiliki kerangka arsitektur IT-business yang mengintegrasikan strategi bisnis dengan IT objectives pada unit organisasi BPS sehingga tidak memiliki panduan perencanaan proses pengembangan sistem informasi (IT) yang selaras dengan kebutuhan bisnis organisasi. Perancangan sistem informasi yang baik harus melihat dari berbagai sudut pandang pengembangan sistem dan kebutuhan bisnis organisasi, dimulai dari mendefinisikan arsitektur bisnis yang ada dalam organisasi, arsitektur data yang akan digunakan, arsitektur aplikasi yang akan dibangun serta arsitektur teknologi yang mendukung jalannya sistem informasi tersebut [9].

Penelitian ini dilakukan sebagai pemahaman konseptual manajemen teknologi informasi dalam rangka mewujudkan keselarasan strategi bisnis dan IT melalui perancangan Enterprise Architecture sebagai solusi dari arsitektur bisnis, sistem informasi (data dan aplikasi) serta teknologi yang mampu memenuhi jaminan keselarasan strategi bisnis dengan IT tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud meneliti dan membuat suatu model konseptual Enterprise Architecture organisasi hasil integrasi dengan SAMM yang mempunyai jaminan keselarasan serta mengetahui tingkat keselarasan strategi bisnis dan IT pada hasil desain EA di BPS.

II. KAJIAN TEORI

A. ENTERPRISE ARCHITECTURE

(2)

tujuan strategis dengan peluang adanya perubahan atau transisi [7][8] melalui analisis portfolio organisasi, perencanaan transisi, dan arsitektur struktur organisasi. Arsitektur yang dihasilkan ini digunakan untuk mengidentifikasi dampak perubahan pada perusahaan atau organisasi dan mendorong analisis kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi mendatang.

TOGAF (The Open Group’s Architecture Framework) merupakan sebuah framework (kerangka kerja) EA yang dikembangkan oleh The Open Group sejak tahun 1995 sampai sekarang [25]. TOGAF menyediakan metode dan tools yang digunakan untuk membangun, mengelola mengembangkan dan mengimplementasikan EA. TOGAF memberikan metode yang detail bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan EA dan sistem informasi dengan menggunakan siklus Architecture Development Method (ADM) [25][26]. Metode ADM ini digunakan sebagai panduan untuk merencanakan, merancang dan mengimplementasikan EA.

B. KESELARASAN BISNIS DAN IT

Keselarasan Bisnis dan IT didefinisikan sebagai sejauh mana misi, tujuan, dan rencana IT mendukung dan didukung oleh misi, tujuan, dan rencana strategis organisasi [22]. Dalam definisi ini, tujuan yang dimaksud mengacu pada sasaran dan strategi dari unit organisasi. Luftman mendefinisikan bahwa keselarasan bisnis dan IT merupakan implementasi IT melalui cara yang tepat dan diwaktu yang tepat serta harmoni dengan strategi, tujuan dan kebutuhan bisnis [12]. Keselarasan strategi bisnis dan IT dengan tingkatan kematangan yang baik akan memiliki hubungan timbal balik diantara keduanya, dimana fungsi bisnis dan IT akan saling mengadaptasi strategi yang dimilikinya masing-masing. Hal ini dimungkinkan dengan perkembangan-perkembangan terbaru konsep IT yang berpotensi dapat mentransformasi sebuah bisnis. Ada banyak model alignment yang dapat digunakan untuk mendefinisikan keselarasan strategi bisnis IT, namun pada penelitian ini akan menggunakan Strategic Alignment Maturity Model (SAMM) oleh Jerry Luftman [11][12][13] yang dalam penerapannya, metamodel dari SAMM ini dapat diintegrasikan dengan Enterprise Architecture [15][16].

Strategic Alignment Maturity Model (SAMM) atau dikenal dengan Luftman’s Model [11][12][13], merupakan salah satu model alignment yang banyak digunakan untuk mendefinisikan keselarasan strategi bisnis dengan IT dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat kematangan dari keselarasan tersebut. Model SAMM ini merupakan pengembangan dari model SAM (Strategic Alignment Model) oleh Henderson and Venkatraman [10] yang mendefinisikan hubungan antara komponen-komponen yang menentukan tingkat keselarasan bisnis dan IT.

C. PENERAPAN SAMM PADA EA

Menurut Chen [6], didalam Enterprise Architecture tidak dijelaskan bagaimana caranya melakukan penyelarasan (alignment) tersebut dan bagian mana saja yang akan diselaraskan. Dalam sebagian besar kasus, hubungan strategis dilakukan dari strategi bisnis untuk infrastruktur

organisasi. Strategi IT hampir tidak didefinisikan dan ketika hal itu dilakukan, tidak memberikan pengaruh dalam strategi bisnis. Jadi, dalam EA perlu untuk meningkatkan definisi strategi IT yang sejalan dengan strategi bisnis. Penerapan SAMM pada EA adalah dengan melalui pembuatan metamodel SAMM terlebih dahulu [15]. Metamodel menggambarkan satu set artefak yang mewakili isu-isu yang relevan dari pandangan perusahaan yang nyata untuk menilai keselarasan. Pendefinisan metamodel SAMM harus dilakukan terlebih dahulu sebagai panduan untuk proses pemetaan metamodel EA.

III. STUDI KASUS INTEGRASI

A. STUDI KASUS

Studi kasus penelitian ini mencakup 2 (dua) domain unit kerja BPS, yaitu Direktorat Sistem Informasi Statistik selaku IT-organization di BPS dan Subject Matter Area (SMA) terkait selaku pelaksana kegiatan statistik (proses bisnis statistik). Direktorat Sistem Informasi Statistik merupakan unit organisasi BPS dibawah Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik [3] yang mempunyai tugas, fungsi dan peran sebagai pelaksana teknis utama dalam peningkatan kualitas pengolahan data dan sistem informasi statistik. Ruang lingkup studi kasus penelitian untuk IT organization ini mencakup seluruh unit organisasi yang berada dibawah Direktorat Diseminasi Statistik BPS, terdiri atas 4 Sub Direktorat (Integrasi Pengolahan Data, Jaringan Komunikasi Data, Pengembangan Basis Data dan Pengelolaan Teknologi Informasi). Ruang lingkup studi kasus penelitian untuk kegiatan statistik (proses bisnis) adalah Subject Matter Area (SMA) yang tersebar dibeberapa unit kerja BPS, dengan kegiatan statistik meliputi Survei Industri Besar/Sedang (IBS), Survei Statistik Pertanian Holtikultura (SPH), Survei Upah Buruh (SUB) dan Survei Harga Produsen (SHP).

B. TAHAPAN PENGINTEGRASIAN

Berikut ini langkah-langkah (steps) yang dilakukan untuk mengintegrasikan SAMM kedalam ADM TOGAF 9.1 :

Step 1 Mendefinisikan metamodel SAMM yang mencakup seluruh kriteria keselarasan strategi bisnis dan IT berserta atributnya.

Step 2 Melakukan pemetaan (mapping) setiap kriteria ukuran keselarasan SAMM tersebut dengan setiap fase dan artefak dari ADM TOGAF 9.1. Step 3 Artefak Enterprise Architecture dibuat dengan

menggunakan framework TOGAF 9.1 yang mengacu pada ADM sebagai elemen kuncinya berdasarkan panduan hasil mapping keselarasan SAMM dengan artefak TOGAF 9.1.

Step 4 Perancangan EA dibuat berdasarkan setiap fase ADM TOGAF 9.1 yang sudah menjamin keselarasan strategi bisnis dan IT.

C. PERANCANGAN EA DENGAN ADM TOGAF 9.1

(3)

Gambar III. 1. Fase ADM TOGAF 9.1 (Togaf, 2009)

Perancangan EA pada penelitian ini dibatasi hanya sampai pada tahapan modelling saja, melalui standarisasi perancangan arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi (data dan aplikasi) serta arsitektur teknologi. Tahapan-tahapan yang akan dilakukan untuk merancang EA dengan menggunakan TOGAF 9.1 adalah sebagai berikut :

Preliminary Phase

Pada tahapan ini melakukan penentuan framework dan ruang lingkup Enterprise Architecture (EA) yang akan dikembangkan. Framework EA yang digunakan adalah TOGAF 9.1, sedangkan ruang lingkup stakeholder EA adalah Direktorat SIS dan SMA BPS.

A. Architecture Vision

Pada tahapan ini menentukan kebutuhan (requirement) yang diperlukan untuk melakukan perancangan visi arsitektur, meliputi : profil organisasi, visi dan misi, tujuan dan sasaran organisasi, proses bisnis organisasi, unit organisasi dan kondisi arsitektur saat ini.

B. Business Architecture

Tahapan ini menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada langkah ini dilakukan identifikasi fungsi bisnis dengan membuat model bisnis awal kemudian merelasikan fungsi-fungsi bisnis terhadap unit organisasi guna mengetahui peran dari masing-masing unit organisasi terhadap fungsi bisnis. C. Information System Architecture

Tahapan ini mendefinisikan arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi dan layanan bisnis, sedangkan arsitektur aplikasi lebih menekankan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan. Pada arsitektur data dilakukan kegiatan identifikasi dan pendefinisian entitas data yang diperlukan bagi organisasi guna mendukung fungsi bisnis, sedangkan kegiatan pada arsitektur aplikasi meliputi identifikasi dan pendefinisian aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam pengelolaan data dan mendukung fungsi bisnis organisasi. D. Technology Architecture

Tahapan ini mendefinisikan teknologi utama yang dibutuhkan meliputi identifikasi prinsip teknologi yang dibutuhkan dalam organisasi untuk mengelola data dan aplikasi agar fungsi bisnis dapat berjalan dengan baik.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL MAPPING SAMM DENGAN TOGAF

Berdasarkan hasil mapping (pemetaan) komponen dan atribut SAMM dengan fase ADM TOGAF dilakukan proses inisiasi metamodel dan artefak TOGAF untuk mendapatkan hasil berupa matriks artefak hasil mapping SAMM dengan ADM TOGAF 9.1 yang menjamin keselarasan strategi bisnis dan IT. Matriks desain artefak hasil mapping tersebut selanjutnya akan digunakan didalam penelitian ini sebagai panduan dalam merancang Enterprise Architecture yang menjamin keselarasan strategi bisnis dan IT di BPS (Tabel IV.1).

Tabel IV. 1. Desain Artefak EA Hasil Mapping SAMM dengan TOGAF

B. DESAIN ENTERPRISE ARCHITECTURE

Pada tahapan ini dilakukan desain Enterprise Architecture berdasarkan artefak hasil mapping SAMM dan TOGAF dengan menggunakan fase ADM. Untuk memperlihatkan desain arsitektur yang menjamin keselarasan bisnis dan IT maka desain arsitektur yang akan ditampilkan disini dibatasi pada keempat domain arsitektur, yaitu arsitektur bisnis, data, aplikasi dan teknologi.

1. Arsitektur Bisnis

(4)

Gambar IV. 1. Alignment Proses Bisnis Kegiatan Statistik

Hasil penyelarasan (alignment) dan integrasi proses bisnis keempat survei statistik diatas menunjukkan bahwa terdapat 6 proses bisnis yang sedang berjalan saat ini di BPS (Gambar IV.1), dimana masing-masing proses bisnis tersebut masih memiliki rangkaian subproses bisnis yang berbeda-beda dan belum terstandarisasi untuk setiap kegiatan survei statistik. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan masing-masing survei statistik akan menjalankan proses bisnisnya sendiri-sendiri dengan mekanisme dan prosedur yang tidak sesuai dengan standar proses bisnis statistik BPS sehingga integrasi pelaksanaan kegiatan proses bisnis statistik akan sulit dilakukan. Pada bagian ini dibuat arsitektur bisnis To-Be untuk kondisi mendatang BPS yang menerapkan standarisasi proses bisnis statistik GSBPM melalui pemetaan proses bisnis hasil alignment terhadap GSBPM (Gambar IV.2).

Gambar IV. 2. Diagram Proses Bisnis (To-Be) Hasil Mapping Dengan GSBPM

Hasil identifikasi standar proses bisnis statistik berdasarkan GSBPM tersebut kemudian dimasukkan kedalam Architecture Repository bersamaan dengan komponen business architecture lainnya (segment architecture, business capabilities dan business functions). Identifikasi proses bisnis standar tersebut selanjutnya digambarkan kedalam Business Process Map (Gambar IV.3).

Gambar IV. 3. Business Process Map

Gambar IV.4 memperlihatkan pemetaan hubungan antara proses bisnis dengan unit organisasi yang dituangkan dalam bentuk matriks relasi. Matriks dari proses bisnis dengan unit organisasi merupakan gambaran aspek manajemen statistik pada BPS, karena matriks tersebut menggambarkan unit organisasi yang terlibat pada setiap proses bisnis statistik.

Gambar IV. 4. Map Proses Bisnis Statistik GSBPM dengan Organisation Unit

2. Arsitektur Data

(5)

Gambar IV. 5. Subject Area Model

Permodelan Arsitektur Data untuk kondisi mendatang (future state) dilakukan dengan membuat Subject Area Model (SAM) dan Conceptual Data Model. Diagram Subject Area Model (Gambar IV.5) menunjukkan relasi atau hubungan antara entitas-entitas data yang menjadi subjek area bisnis BPS yang mengacu pada standarisasi proses bisnis statistik GSBPM. SAM merupakan identifikasi awal permodelan arsitektur data yang memberikan gambaran global mengenai subject area bisnis statistik yang nantinya digunakan sebagai panduan untuk mendefinisikan permodelan arsitektur data yang lebih konseptual (Gambar IV.6).

Gambar IV. 6. Conceptual Data Model

3. Arsitektur Aplikasi

Pada perancangan arsitektur aplikasi ini dilakukan melalui identifikasi kondisi aplikasi saat ini (current state), identifikasi kandidat aplikasi yang mendukung usulan perbaikan proses bisnis, permodelan arsitektur aplikasi yang diusulkan untuk kondisi yang diharapkan (future state) dan relasi antara aplikasi dengan entitas data melalui interface. Tahapan awal permodelan Arsitektur Aplikasi untuk kondisi mendatang dilakukan dengan membuat model interaksi dan komunikasi terlebih dahulu antara masing-masing aplikasi yang diusulkan melalui sebuah model diagram yang disebut dengan Application Interaction Diagram. Melalui diagram ini terlihat arus informasi dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya yang menunjukkan relasi input-output dan secara keseluruhan menggambarkan sistem besar aplikasi yang berjalan pada pelaksanaan kegiatan statistik dari hulu ke hilir.

Gambar IV. 7. Application Interaction Diagram

Tahapan selanjutnya adalah menggambarkan model arsitektur komunikasi aplikasi atau yang disebut dengan Application Communication Diagram, merupakan diagram yang menunjukkan komunikasi antara aplikasi dan data melalui interface. Untuk mempermudah permodelan diagram ini, maka proses permodelan diagram arsitektur komunikasi aplikasi dikelompokkan menurut kegiatan statistik.

Gambar IV. 8. Application Communication Diagram : Pembangunan & Pengumpulan Data

Gambar IV. 9. Model Relasi Antara Proses Bisnis Level 0 dengan Aplikasi.

(6)

pendefinisian model APD selesai maka langkah selanjutnya adalah membuat Model Relasi Antara Proses Bisnis Level 0 dengan Aplikasi yang memperlihatkan relasi antara proses bisnis statistik Level 0 dengan aplikasi (Gambar IV.9).

 

4. Arsitektur Teknologi

Tujuan dari perancangan Arsitektur Teknologi (Fase D) ini adalah untuk membangun arsitektur teknologi yang akan memberikan gambaran bagaimana arsitektur tersebut dapat mendukung arsitektur bisnis dan arsitektur sistem informasi (data dan aplikasi) yang sudah dirancang berdasarkan requirement management diatas. Fase D ini melibatkan permodelan arsitektur teknologi yang mendukung arsitektur sistem informasi untuk menjalankan standar proses bisnis statistik.Gambar IV.10 memperlihatkan arsitektur teknologi BPS kondisi mendatang (To Be) yang mendukung implementasi arsitektur bisnis dan sistem informasi.

Gambar IV. 10. Arsitektur Teknologi (To Be)

V. KESELARASAN DESAIN EA

Pada tahapan ini dilakukan pengujian keselarasan strategi bisnis dan IT terhadap seluruh model komponen Enterprise Architecture yang telah dihasilkan pada tahapan perancangan diatas. Pengujian keselarasan strategi bisnis dan IT ini dilakukan untuk melihat bagaimana gambaran keselarasan untuk masing-masing arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi terhadap strategi bisnis dan IT sehingga dapat memberikan informasi visual mengenai kondisi keselarasan yang dicapai melalui perancangan Enterprise Architecture.

 

Gambar V.1 memperlihatkan portfolio proses bisnis statistik standar terhadap keselarasan strategi bisnis dan dukungan IT, dimana keseluruhan proses bisnis statistik standar tersebut menunjukkan keselarasan yang sangat baik dengan kepentingan strategi bisnis, yaitu High dan Very High serta keselarasan dengan dukungan IT, yaitu Moderate dan High. Sementara itu untuk memperlihatkan keselarasan arsitektur aplikasi dengan kepentingan strategi bisnis terhadap kesesuaian bisnis (business fit) dan IT dapat dilihat pada Gambar V.2 yang menunjukkan gambaran keselarasan terhadap kesesuaian bisnis (Moderate, Good, Excellent) dan kesesuaian IT (Moderate, Good, Excellent).

Gambar V. 1. Keselarasan Proses Bisnis dengan Strategi Bisnis dan Dukungan IT

Gambar V. 2. Keselarasan Aplikasi dengan Bisnis dan IT

Gambar V.3 memperlihatkan gambaran keselarasan aplikasi dengan kepentingan strategi bisnis terhadap kesesuaian bisnis dan biaya investasi yang dikeluarkan, yang menunjukkan level keselarasan yang baik terhadap kesesuaian bisnis (Moderate, Good dan Excellent) dan pengeluaran biaya investasi (Sufficient dan Moderate).

 

Gambar V. 3. Keselarasan Aplikasi dengan Bisnis dan Biaya IT

VI.KESIMPULAN

(7)

data, aplikasi dan teknologi yang saling terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan bisnis dan dukungan IT organisasi BPS. Integrasi antara berbagai macam aplikasi dan data statistik dapat terwujud melalui pembangunan interface yang mengadopsi Service Oriented Architecture melalui teknologi Enterprise Service Bus. Berdasarkan hasil dari keempat model arsitektur diatas terlihat visualisasi keselarasan satu sama lain yang ditunjukkan dengan diagram repository, interaksi dan permodelan relasi (hubungan) antara proses bisnis statistik standar dengan arsitektur data, aplikasi dan teknologi (IT).

Melalui perancangan Enterprise Architecture ini, BPS memiliki cetak biru (blueprint) arsitektur bisnis, arsitektur informasi (data dan aplikasi) dan arsitektur teknologi serta pengelolaan teknologi informasi yang mampu menjamin keselarasan strategi bisnis dan IT. Selain itu BPS memiliki dokumentasi kebutuhan-kebutuhan standar bisnis, data/informasi, aplikasi dan teknologi dalam menjalankan proses bisnis standar sehingga meningkatkan pemahaman terhadap proses dan fungsi bisnis statistik itu sendiri.

VII. DAFTAR PUSTAKA

[1] BPS, Buku 1 Usulan Reformasi Birokrasi Badan Pusat Statistik, BPS, 2011.

[2] BPS, Buku 2 Reformasi Birokrasi Badan Pusat Statistik. Jakarta: BPS, 2011.

[3] BPS, Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. Jakarta: BPS, 2008.

[4] BPS, Rencana Strategis Badan Pusat Statistik 2010 - 2014, Review Kedua ed. Jakarta, Indonesia, 2010.

[5] BPS STATCAP-CERDAS (Statistical Capacity Building Change and Reform for Development Statistics. [Online] http://www.statcap-cerdas.bps.go.id/index.php/id/statis

[6] Chen H.M., "SOA, Enterprise Architecture, and Business-IT Alignment: An Integrated Framework," in Proceeedings of the 6th International Workshop On System/Software Architectures(IWSSA'07) , 2007. [7] Ian Charters, Jim Amsden, Scott Darlington, Martin

Owen, Eric Herness, and Pablo Irassar Claus Torp Jensen, Leveraging SOA, BPM and EA for Strategic Business and IT Alignment.: IBM, 2008.

[8] IBM, Leveraging SOA, BPM and EA for Strategic Business and IT Alignment.: IBM, 2008.

[9] Inc. Gartner. IT-Glossary. [Online].

http://www.gartner.com/it-glossary/enterprise-architecture-ea/

[10] J. C. and Venkatraman, N Henderson, "Strategic alignment: Leveraging infor- mation technology for transforming organizations ," IBM Systems Journal, vol. 32, no. 1, 1993.

[11] J. N. Luftman, P. R. Lewis, and S. H and Oldach, "Transforming the enterprise: The alignment of business and information technology strategies ," IBM System Journal, vol. 32, no. 1, pp. 198-221, 1993.

[12] J. N Luftman, "Assessing Business-IT Alignment Maturity," Communications of the Association for Information Systems , vol. 4, no. 14, 2000.

[13] J. N Luftman, "Assessing IT/Business Alignment," Information Systems Management, vol. 20, no. 4, pp. 9-15, 2003.

[14] J. N. Luftman, "Measure Your Business-IT Alignment," no. 26, December 2003.

[15] Johnny Flores, Enrique Silva, Norman Vargas, Mathias Ekstedt Leonel Plazaola, "An Approach to Associate Strategic Business-IT Alignment Assessment to Enterprise Architecture," in Proceedings CSER, vol. 121, US, 2007.

[16] Johnny Flores, Norman Vargas, M. Ekstedt Leonel Plazaola, "Strategic Business and IT Alignment Assessment: A Case Study Applying an Enterprise Architecture-based Metamodel," in 41st Hawaii International Conference on System Sciences, 2008. [17] L., Silva, E., Vargas, N., Flores, J., Ekstedt, M.

Plazaola, "A Metamodel for Strategic Business and IT Alignment Assessment ," in Conference on Systems Engineering Research , USA, 2006.

[18] Lise, "A Comparison of Enterprise Architecture Frameworks, Issues in Information Systems," vol. VII, no. 2, 2006.

[19] Melissa A Cook, Building Enterprise Information Architectures.: Prentice Hall, 1996.

[20] R., D. Rijsenbrij, O. Truijens and H. Goedvolk Maes, "Redefining Business–IT Alignment Through A Unified Framework ," in Proceedings of the Universiteit Van Amsterdam, 2000.

[21] Ramkumar Dharga, "Effectiveness of EA Frameworks in Achieving BITA: An Analysis Based on SAMM," vol. 10, no. 2, pp. 21-28, 2012.

[22] Reich I., and Benbasat, "Measuring the linkage between business and in- formation technology objectives ," MIS Quarterly, vol. 20, no. 1, pp. 55-81, 1996.

[23] Scott A. Bernard, An Introduction to Enterprise Architecture, Second Edition ed. Bloomington, United States of America: AuthorHouse, 2005.

[24] Steven H., Hill, Steven C Spewak, Enterprise Architecture Planning: Developing a Blueprint for Data, Applications, and Technology.: John Wiley & Sons , 1992.

[25] TOGAF Version 9.1 "Enterprise Edition".[Online]. http://www.opengroup.org/togaf/

[26] The Open Group, TOGAF Version 9.1. US: The Open Group, 2011.

Gambar

Tabel IV. 1. Desain Artefak EA Hasil Mapping SAMM dengan TOGAF
Gambar IV. 1. Alignment Proses Bisnis Kegiatan Statistik
Gambar IV. 6. Conceptual Data Model
Gambar IV. 10. Arsitektur Teknologi (To Be)

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pembelajaran yang hanya dilakukan dalam seminggu sekali dengan alokasi waktu yang terbatas, dirasa masih kurang/belum bisa dapat menigkatkan kesegaran jasmni

Seluruh  penerimaan  bahan  baku  kayu  didukung  dengan  dokumen  angkutan  hasil  hutan  yang  sah.  Hasil  uji  petik  stock  bahan  baku  di  lapangan 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur besarnya produktivitas pekerjaan pemasangan dinding perumahan di Surabaya dengan menggunakan bata merah dan

Selain siswa dituntut untuk memahami kosakata dan kalimat berbahasa Inggris, melalui cerita yang disajikan di dalam big book , siswa pun dituntut untuk dapat

Gabungan korosi-lelah ini akan menurunkan umur lelah dan ketahanan Gabungan korosi-lelah ini akan menurunkan umur lelah dan ketahanan lelah material. Proses korosi

Berulak dilakukan dengan memberikan layanan informasi, layanan orientasi, konseling perorangan layanan bimbingan kelompok , penempatan dan penyaluran sehingga dapat membantu

Sebelum memutuskan pemilihan salah satu sketsa beberapa hal menjadi bahan pertimbangan penulis, mengkaji berulang-ulang pada produk tersebut mampu menggambarkan konsep

Kedua, sebagai arsitektur islami, karena secara bahasa islami punya makna lebih dari sekedar bentuk atau benda, tetapi lebih pada nilai islam yang menjadi sumber