• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIG BOOK DALAM PEMBELAJARAN READING COMPREHENSION UNTUK MENGEMBANGKAN CRITICAL READING SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIG BOOK DALAM PEMBELAJARAN READING COMPREHENSION UNTUK MENGEMBANGKAN CRITICAL READING SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BIG BOOK DALAM PEMBELAJARAN READING

COMPREHENSION UNTUK MENGEMBANGKAN CRITICAL

READING SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Jezzy Oktavia

1

, Winti Ananthia

2

, Desiani Natalina Muliasari

3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

[email protected] ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya kemampuan reading comprehension dan kemampuan critical reading siswa kelas V sekolah dasar. Pembelajaran reading comprehension belum memanfaatkan media yang memadai, sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami deskripsi teks berbahasa Inggris, sulit dalam membaca kata dan kalimat karena tulisan dan pelafalan yang berbeda. Sementara itu, pengembangan kemampuan critical reading pada mata pelajaran bahasa Inggris masih belum banyak diimplementasikan. Artikel ini ditulis untuk memperoleh gambaran mengenai hasil pembelajaran reading comprehension di kelas V sekolah dasar dengan menggunakan big book. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V-A SD Negeri Sukahati 02 yang terdiri atas 36 orang siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas model Elliott. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa, lembar catatan lapangan, lembar wawancara, lembar kerja siswa, lembar evaluasi dan dokumentasi. Hasil pembelajaran reading comprehension di kelas V sekolah dasar dengan menggunakan big book mengalami peningkatan. Siklus I 69,61, siklus II 78,09 dan siklus III 83,01. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan big book dapat meningkatkan hasil belajar reading comprehension siswa kelas V sekolah dasar.

Kata kunci: Big Book, Reading Comprehension, Critical Reading, Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, Sekolah Dasar, Penelitian Tindakan Kelas.

1Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203267 2Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung Jawab 3Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung Jawab

(2)

BIG BOOK IN READING COMPREHENSION COURSE

TO DEVELOP FIFTH GRADE STUDENTS’ CRITICAL

READING OF ELEMENTARY SCHOOL

Jezzy Oktavia

1

, Winti Ananthia

2

, Desiani Natalina Muliasari

3 Teacher Education of Primary School Program

Indonesia University of Education Cibiru Campus [email protected]

ABSTRACT

This research was conducted based on the issue regarding students’ low level of reading comprehension skills and critical reading in the fifth grade of elementary school. Besides, the reading comprehension in English course does not use a learning media, so the students find it difficult to understand English text, difficult to read words and sentences because the printed text and pronunciation is different. Moreover, the critical reading development in English language course has not been well known yet. Therefore, this research was written to obtain the exposure regarding the learning outcomes of reading comprehension by using big book in third grade of elementary school. The subjects of this research are fifth grade students at Sukahati 02 Public Elementary School that consists of 36 students. This research used Elliot’s classroom action research model, and was conducted in three cycles. The research instruments used in this research are teachers and students’ observation sheets, field notes sheet, interview sheet, students’ worksheet, evaluation and documentation sheet. The outcomes of reading comprehension course by using big book in fifth grade of elementary school has encountered an improvement. The result of cycle I was 69.61, cycle II was 78.09, and cycle III was 83.01. Based on the aforementioned results, it can be seen that big book can enhance fifth grade students’ reading comprehension of elementary school.

Keywords: Big Book, Reading Comprehension, Critical Reading, English Languange Course in Indonesia, Elementary School, Classroom Action Research

1Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203267 2Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung Jawab 3Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung Jawab

(3)

PENDAHULUAN

Pada abad 21 ini, pendidikan diselenggarakan dengan berorientasi pada pengertian bahwa pendidikan itu tidak sebatas mentransfer ilmu pengetahuan saja dari guru kepada siswa di dalam konteks pembelajaran. Pendidikan

diselenggarakan untuk

mengembangkan empat kompetensi dasar, yaitu kemampuan pemahaman yang tinggi, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkolaborasi dan kemampuan berkomunikasi (Trilling & Fadel, 2009). Dari keempat kompetensi dasar ini, kemampuan yang dapat mendorong siswa untuk mengembangkan daya pikir dalam pembelajaran adalah kemampuan berpikir kritis, misalnya pada pembelajaran bahasa.

Selain bahasa Indonesia, bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang penting untuk dipelajari. Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang dikuasai oleh mayoritas masyarakat global yang digunakan sebagai alat komunikasi dalam konteks hubungan internasional (Sukarno, 2008; Crystal, 2003).

Menurut Brewster, Ellis dan Girard (2002), bahasa Inggris perlu diajarkan sejak dini pada anak usia sekolah dasar. Apabila ditinjau dari aspek cognitive-development view,

pembelajaran bahasa Inggris lebih baik diajarkan sejak dini. Pada masa tersebut, anak sangat mudah memahami dan meniru apa yang dipelajarinya.

Dalam pembelajaran bahasa Inggris menekankan pada empat aspek keterampilan (Tarigan, 1994), yaitu keterampilan menyimak

(listening), berbicara (speaking),

menulis (writing) dan membaca

(reading). Salah satu keterampilan

yang dikembangkan dalam

pembelajaran bahasa Inggris adalah membaca (reading). Menurut Suyanto (2008), reading merupakan kegiatan memahami isi teks melalui beberapa metode disesuaikan dengan materi ajar, antara lain membaca nyaring (reading aloud), membaca

pemahaman (reading

comprehension) dan membaca dalam

hati (silent reading). Salah satu keterampilan yang dianggap sulit adalah kemampuan membaca

pemahaman (reading

comprehension), karena bahasa

Inggris bukan merupakan bahasa pertama dan bahasa baru bagi siswa.

Oleh karena itu, guru perlu menerapkan strategi yang dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan reading comprehension,

yaitu salah satunya dengan membacakan cerita kepada siswa.

Seperti yang dinyatakan oleh Slattery dan Willis (2009), agar membantu siswa dalam membacakan cerita, hal yang perlu dilakukan guru, yaitu menggunakan buku bergambar, menunjukkan benda konkret yang relevan, penggunaan gestur saat bercerita, mengulang target

vocabulary pada setiap bagian cerita

dan melakukan tanya-jawab untuk mengecek kemampuan reading

comprehension siswa.

Selain itu, di dalam

pembelajaran reading

comprehension dapat ditanamkan

pembelajaran karakter melalui cerita yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Di dalam proses pembelajaran pada abad 21 ini, siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan critical literacy di mana siswa diarahkan untuk cakap dalam mengidentifikasi permasalahan yang erat kaitannya dengan kehidupan sekitar dan siswa mampu memecahkan masalah tersebut

(4)

melalui pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui media yang digunakan, misalnya kemampuan membaca kritis (critical reading).

Berdasarkan observasi di SDN Sukahati 02 kelas V-A, kurangnya pemanfaatan media pada saat pembelajaran bahasa Inggris masih diselenggarakan di sekolah. Peneliti melakukan pra-penelitian yaitu peneliti melakukan kegiatan story

reading dengan menggunakan

picture book. Peneliti melakukan

pra-penelitian pada pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan

zig zag pop up book mengenai wild

animals dan deskripsinya. Siswa

merasa antusias dengan penggunaan media tersebut, namun masih terlihat kurangnya kemampuan siswa dalam memahami deskripsi teks berbahasa Inggris, sulit dalam membaca kata dan kalimat karena tulisan dan pelafalan yang berbeda.

Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan media big book

disajikan untuk pembelajaran

reading comprehension di kelas V

agar siswa termotivasi, menumbuhkan minat dan merasa senang dalam mempelajari bahasa Inggris yang tidak sebatas menggunakan media teks saja dan tidak memandang bahwa pembelajaran reading itu sulit dan rumit. Media big book didesain dengan ilustrasi yang menarik. Melalui big book, siswa diajak untuk melakukan aktivitas reading

comprehension yang interaktif dan

menyenangkan.

Reading comprehension adalah

teknik membaca yang bertujuan untuk memahami isi teks bacaan secara menyeluruh dan memperoleh informasi atas apa yang dibaca. Untuk mengecek sejauh mana

pemahaman siswa, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar teks yang baru dibaca oleh siswa. Salah satu contoh dalam teknik reading

comprehension adalah guru

menyediakan sebuah big book yang ditampilkan di depan kelas yang berisi informasi berupa cerita yang dibacakan oleh guru. Kegiatan

reading comprehension ini dapat

dilakukan secara berulang-ulang, agar siswa dapat benar-benar memahami isi dari teks yang dibaca (Suyanto, 2008).

Pembelajaran reading

comprehension di sekolah dasar

dapat diintegrasikan dengan pengembangan kemampuan berpikir siswa. (Fisher, 2009). Indikator ini dikaitkan dengan salah satu kemampuan critical thinking yaitu

critical reading atau kemampuan

membaca kritis. Critical reading

berasal dari konsep critical thinking.

Kemampuan ini merupakan aplikasi

critical thinking dalam proses

pembelajaran critical reading

(Lestari, 2015). Menurut Ebrahimi dan Rahimi (2013), critical reading

adalah kemampuan membaca yang dapat membuat siswa menguasai bahasa dan dapat memotivasi siswa EFL dalam menganalisis teks yang dibaca.

Big book merupakan buku yang

berukuran besar dengan teks cetak dan ilustrasi yang memiliki visualisasi tinggi untuk siswa sebagaimana guru membacakan buku tersebut kepada seluruh siswa di kelas (Colville-Hall & O’Connor, 2006).

Selanjutnya, jenis big book yang digunakan pun ada tiga macam, yaitu

big book yang hanya menampilkan

gambar saja (only pictures), big book

yang menampilkan gambar serta beberapa kosakata yang

(5)

menunjukkan label dari gambar tersebut (some words) dan big book

yang menampilkan penggalan cerita halaman demi halaman dengan kalimat sangat sederhana (pictures

and texts). Sementara, big book yang

digunakan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam reading

comprehension melalui pembacaan

cerita oleh guru kepada siswa (story

reading) adalah jenis pictures and

texts.

Dengan serangkaian kalimat demi kalimat sederhana berbahasa Inggris yang disajikan di dalam big

book yang dilengkapi dengan

visualisasi yang mendukung akan memudahkan siswa dalam memahami kalimat dan menambah khasanah kosakata siswa. Menurut Wright (1984), penggunaan gambar dalam pembelajaran akan meningkatkan minat siswa dan memudahkan siswa untuk memaknai teks cerita yang dipelajari.

Dalam pembelajaran reading

comprehension, terdapat tiga tahap

membaca, yaitu:

a. Tahap prereading

Dalam aktivitas prereading

ini, guru mengenalkan judul big

book. Siswa digiring untuk

memprediksi isi cerita dengan melakukan tanya jawab berdasarkan judul dan ilustrasi yang terdapat di dalam cover

depan big book. Guru dapat pula menyertakan siapa penulis dan ilustrator buku.

b. Tahap reading

Guru membacakan cerita di depan kelas dengan menggunakan visualisasi, gestur dan ekspresi yang tepat. Guru bercerita sambil menunjukkan target vocabulary pada setiap halaman pada big book. Saat membaca, guru dapat

memberikan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap cerita.

c. Tahap postreading

Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa untuk mengecek kemampuan reading

comprehension serta melakukan

kegiatan evaluasi, seperti mencocokkan gambar dan kata, menjodohkan pertanyaan dan pernyataan (questions and

answers matching) dan

melakukan proyek kelas membuat big book.

Selain siswa dituntut untuk memahami kosakata dan kalimat berbahasa Inggris, melalui cerita yang disajikan di dalam big book, siswa pun dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan membaca kritis (critical reading) yaitu recognizing relationships atau membuat keterhubungan antara kosakata atau kalimat dengan ilustrasi yang dibuat oleh siswa (Stenberg, 1986). Kegiatan yang dapat dilakukan siswa adalah guru menyediakan satu halaman kosong yang dijadikan bahan proyek membuat big book secara berkelompok (Nambiar, 1982). Melalui aktivitas tersebut, diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang dituangkan ke dalam proyek kelas berdasarkan membaca pemahaman terhadap cerita yang telah dibacakan. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Big

Book dalam Pembelajaran Reading

Comprehension di kelas V Sekolah

Dasar”. METODE

Penelitian ini dilakukan di SDN Sukahati 02, Kecamatan Cileunyi,

(6)

Kabupaten Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V-A dengan jumlah partisipan sebanyak 36 siswa.

Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian tindakan kelas. Abidin (2011) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang ditemui di lapangan, kemudian mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut demi mendapatkan hasil yang terbaik. Desain penelitian yang digunakan adalah model Elliot. Model ini mengimplementasi tindakan sebanyak tiga kali dalam setiap siklus, sehingga terdapat sembilan tindakan secara keseluruhan. Saat telah menyelesaikan satu siklus, peneliti melakukan refleksi sebagai perbaikan untuk siklus berikutnya.

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, lembar kerja siswa, lembar self assessment, dan dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, penilaian hasil belajar, penilaian sikap, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif, kualitatif, dan triangulasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil belajar reading

comprehension dilihat dari

pemahaman siswa terhadap big book

yang dibaca. Guru menggunakan big

book untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Hasil belajar siswa dalam kemampuan reading comprehension

diukur melalui aktivitas proyek kelas yang dilakukan per kelompok yaitu melakukan proyek kelas membuat

big book.

Melalui pembuatan big book,

guru mengajak siswa untuk mengecek dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi big

book. Siswa diajak untuk melakukan

aktivitas membuat big book ini agar hasil belajar siswa dalam kemampuan reading comprehension

dapat diukur berdasarkan dua aspek, yaitu kognitif dan psikomotor dengan cara yang menyenangkan bagi siswa maupun guru. Pada tindakan 3 setiap siklus, guru mengajak siswa untuk proyek big

book yang dilakukan oleh siswa,

tidak melalui worksheet dan soal evaluasi.

Gambar 1 Diagram Nilai Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan diagram tersebut, terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I, rerata nilai siswa adalah 69,61. Rerata nilai tersebut belum mencapai KKM (70). Terdapat 14 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM dan jumlah tersebut melebihi dari 25% jumlah siswa di kelas tersebut. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian selanjutnya di siklus II dikarenakan standar keberhasilan penelitian ini

(7)

sebesar 75% jumlah siswa harus mencapai KKM.

Siswa yang masih mendapatkan nilai hasil belajar di bawah KKM merupakan siswa yang masih belum terbiasa membuat proyek big book.

Pada pelaksanaan proyek big book,

terdapat tujuh indikator yang harus dicapai siswa, yaitu pada tahap perencanaan terdapat dua indikator, yaitu penentuan ide dan pembagian tugas; pada tahap pelaksanaan, terdapat dua indikator, yaitu pengaturan waktu dan kerjasama kelompok; pada tahap penilaian proyek, terdapat tiga indikator, yaitu kreativitas, penyajian dan kerapian. Pada tahap perencanaan, masih banyak siswa yang tidak membagi tugas secara jelas. Sementara, untuk penentuan ide, masih terdapat beberapa kelompok yang masih ragu-ragu dalam mengambil keputusan karena khawatir tidak bisa dituangkan ke dalam big book yang dibuat. Kemudian, pada tahap kedua yakni tahap pelaksanaan, masih terlihat siswa yang tidak mau bekerjasama dengan teman sekelompoknya, sehingga pengerjaan cenderung dilakukan oleh siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam menggambar. Waktu pengerjaan melebihi alokasi yang ditentukan karena kegiatan pre-teaching

menghabiskan waktu yang cukup lama. Siswa tampak terburu-buru dalam membuat big book sehingga hasil proyek big book kurang maksimal dengan pewarnaan dan penulisan deskripsi gambar yang kurang rapi dan kurang sesuai. Selanjutnya, rerata nilai proyek pembuatan big book pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 78,09. Pada siklus ini, terdapat 11 orang siswa yang masih mendapatkan nilai di bawah KKM.

Jumlah tersebut masih melebihi dari 25% jumlah siswa di kelas, sehingga peneliti melakukan penelitian kembali pada siklus III. Siswa mengalami peningkatan nilai hasil belajar di siklus II ini. Pada tahap perencanaan, siswa sudah terlihat mantap dan tidak ragu-ragu dalam menentukan ide mengenai gambar yang akan dibuat dan pembagian tugas yang cukup jelas walaupun masih terdapat beberapa kelompok yang terlihat masih saling menunjuk untuk mengerjakan proyek. Pada tahap pelaksanaan siswa sudah dapat bekerjasama dengan baik bersama teman sekelompoknya dalam menyelesaikan proyek big book,

namun dari segi pengaturan waktu untuk penyelesaian proyek masih melebihi alokasi waktu yang ditentukan. Beberapa kelompok masih terlihat terburu-buru dalam menyelesaikan proyek big book

sampai waktu tambahan habis. Pada tahap penilaian produk big book,

hasil proyek sudah banyak yang terlihat rapi, penulisan deskripsi dengan menggunakan bahasa Indonesia dan target kosakata dengan menggunakan bahasa Inggris sesuai dengan gambar yang dibuat mengenai sayuran dan masakan Sunda.

Pada siklus III, terjadi peningkatan nilai proyek pembuatan

big book menjadi 83,01. Namun,

masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 4 orang. Jumlah tersebut kurang dari 25%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah berhasil mencapai KKM lebih dari 75%. Maka pada siklus III ini, penelitian dihentikan mengacu kepada standar keberhasilan siklus telah tercapai.

(8)

Peningkatan pada siklus III ini terjadi karena siswa bersama teman sekelompoknya telah bekerjasama dengan baik, sehingga mulai dari tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian proyek berlangsung dengan optimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Harmer, (2010) dan Read (2005) bahwa pengulangan dapat membuat siswa mengerti dan terbiasa dalam menggunakan bahasa Inggris. Siswa sudah mampu menentukan dan menyepakati ide mengenai gambar yang akan dibuat dalam big book dan pembagian tugas secara jelas pada tahap perencanaan. Pada tahap pelaksanaan, siswa sudah dapat mengatur waktu penyelesaian dengan membagi-bagi tugas dengan teman sekelompoknya, sehingga pengerjaan proyek big book berlangsung dengan baik. Selain itu, pada tahap ketiga, yaitu tahap penilaian proyek big

book, siswa sudah mampu

menyajikan deskripsi dengan menggunakan target bahasa berupa

classroom instructions dengan

menggunakan bahasa Inggris.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas V-A SDN Sukahati 02 dengan menerapkan

pembelajaran reading

comprehension dengan

menggunakan big book sebanyak 3 siklus, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Nilai rerata hasil proyek pembuatan big book

mengalami peningkatan dengan nilai rerata pada siklus I sebesar 69,61, siklus II sebesar 78,09 dan siklus III sebesar 83,01. Dengan demikian, data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan big book dapat

meningkatkan kemampuan reading

comprehension siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2011). Penelitian

pendidikan dalam gamitan

pendidikan dasar dan PAUD.

Bandung: Rizqi Press.

Brewster, J., Ellis, G., & Girard, D. (2002). The primary English

teacher’s guide. England:

Penguin English Guide.

Colville-Hall, S., & O’Connor. (2006). Using big books: A standards-based instructional approach for foreign language teacher candidates in a pre K–12 program. Foreign language

annals, 39(3), hlm. 503-504.

Copland, F., Garton, S., & Davis, M. (2012). Teaching English :

Young learners activity book.

London: British Council.

Crystal, D. (2003). English as a

global language. Cambridge:

Cambridge University Press. Ebrahimi, N. A., & Rahimi, A.

(2013). Towards a more efficient EFL reading comprehension classroom environment: the role of content and critical reading.

Apples – Journal of Applied

Language Studies, 7(2), hlm.

1-15.Fisher, A. (2009). Critical

thinking: an introduction.

Jakarta: Erlangga.

Harmer, J. (2010). The practice of

English language teaching

fourth edition. Cambridge:

Pearson Longman.

Lestari, Z. W. (2015). The teaching of critical reading in an EFL

(9)

classroom. GRDS Publishing, 1(1), hlm. 519-530.

Read, C. (2005). Managing children

positively. London: Modern

English Publishing.

Slattery, M., & Willis, J. (2009).

English for primary teachers.

Oxford: Oxford University Press.

Stenberg, R. J. (1986). Critical

thinking: it’s nature,

measurement and improvement.

USA: Yale University.

Sukarno. (2008). Teaching English to young learners and factors to consider in designing the

materials. Jurnal ekonomi &

pendidikan, 1(5), hlm. 58.

Suyanto, K. K. E. (2008). English for

young learners. Jakarta: Bumi

Aksara.

Tarigan, H. G. (1994). Menulis

sebagai suatu keterampilan

berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21st century skills: Learning for life

in our times. San Fransisco:

Jossey-Bass.

Wright, A. (1995). Storytelling with

children. Oxford: Oxford

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penghindaran pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Hal ini sejalan dengan hasil analisis regresi yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan kualitas pelayanan terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi secara simultan pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,190 yang berarti bahwa

Khusus industri-industri TPT yang padat modal, telah mulai mengupayakan pemanfaatan energi alternative batubara (± 50 perusahaan) sebagai cara menekan biaya produksi.

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini diambil dengan metode accidental sampling yang dilakukan dengan cara pengambilan data primer di peroleh sebanyak

interaksi antar keduanya memberikan pengaruh pada semua variabel yang diukur, walaupun pengaruh tersebut baru terlihat nyata pada pertumbuhan kecambah padi sedangkan pada

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengungkapkan: (a) langkah pembelajaran dengan metode inkuiri pada pokok bahasan aturan perkalian

Karagenan diperoleh dari ekstraksi Euchema cottonii dengan cara membersihkan Eucheuma cottonii kering selanjutnya direndam menggunakan air selama 30 menit kemudian