• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KOR 1203542 Chapter 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KOR 1203542 Chapter 3"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian Menurut Sugiyono (2011, hlm. 1) menyatakan bahwa:

“metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu atau dengan desain terdapat suatu kelompok diberi treatment perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya”.

Berdasarkan pedoman tersebut, maka penulis akan melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis data dari latihan terhadap peningkatan kelincahan dan aksi reaksi atlet permainan bola voli tersebut.

Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian ini variabel penelitiannya bersifat mandiri, oleh karena itu hipotesis penelitian tidak terbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel atau lebih. Adapun pola desain penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 3.1

(2)

Keterangan:

X1 = Tes Kelincahan X2 = Tes Aksi Reaksi Y = Hasil Passing Bawah

Ryx1 = Kelincahan terhadap hasil penempatan passing bawah Ryx2 = Aksi reaksi terhadap hasil penempatan passing bawah Ryx12 = Kelincahan dan Aksi Reaksi Terhadap hasil pasing bawah Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:

Bagan 3.1

Langkah-langkah Pengambilan dan Pengolahan Data POPULASI

SAMPEL

TES Hasil Passing Bawah

TES Kelincahan TES Aksi

Reaksi

PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DATA

(3)

B. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini mencangkup team bola voli Sandira kota Cimahi. Dimana dalam klub tersebut terdiri dari atlet junior putra sebanyak 20 orang yang secara umum partisipan tersebut memiliki kemampuan berbeda dalam keterampilan permainan bola voli. Secara umum partisipan ini berada pada umur 15-17 tahun.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian. Ketelitian di dalam menentukan jumlah dari suatu populasi dan sampel akan menentukan keberhasilan suatu penelitian. Untuk memperoleh data yang kongkrit, maka memerlukan sumber data yang akan diperoleh dari populasi. Sudjana (2004, hlm 16) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah totalitas yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitas dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan yang jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.”

Beranjak dari kutipan tersebut, maka yang dimaksud populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti seperti sekumpulan individu, sekumpulan keluarga, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang berguna untuk memecahkan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet putra junior club Sandira bola voli kota Cimahi yang terdiri dari 20 atlet.

Berikutnya mengenai sampel, peneliti paparkan teori mengenai sampel dari Sugyono (2011, hlm. 81) mengatakan sampel adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diambil datanya dan kemudian data tersebut diolah dan diteliti. Adapun yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah seluruh anggota atlet putra di Sandira Club sebanyak 20 orang. Hal ini diambil berdasarkan situasi kondisi sampel yang ada.

Metode pengambilan s a m p l i n g a d a l a h s u a t u

(4)

p e n g a m b i l a n s a m p e l y a n g b e n a r - b e n a r

Prinsip dalam melakukan penelitian adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Beberapa alat ukur atau instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes Ketepatan Passing Bawah

(5)

1) Tujuan: untuk mengetahui ketepatan passing bawah atlet bola voli.

2) Alat atau perlengkapan: bola voli, peluit, pita pembatas, dinding 3) Petunjuk pelaksanaan: testi berdiri di belakang garis yang telah dibatasi dengan pita perekat, menunggu aba-aba dari penguji. Bila ada tanda dari penguji maka testi harus segera melaksanakan passing bawah ke dinding (bola lambungan pertama tidak dihitung, dihitung mulai pantulan kedua menggunakan passing bawah, begitu juga ketika di tengah tes bola mati, maka bola harus segera diambil dan melanjutkan kembali passing bawah ke dinding, gerakan pertama tidak dihitung)

4) Skor: skor dihitung sesuai dengan nilai yang tertera dalam instrumen. Jika bola berada tepat di garis maka diambil skor yang tertinggi. Testi melakukan sebanyak 10 kali. Skor tertinggi tiga dan skor terendah satu. Skor maksimal 30.

Gambar 3.2

Tes Ketepatan Passing Bawah

(6)

Dalam penelitian ini menggunakan tes ketepatan passing bawah, nilai satu diberikan karena merupakan daerah yang jauh dari sasaran, seorang pengumpan terlalu jauh mengambil bola. Begitu juga seterusnya, dan nilai tiga diberikan karena bola tepat ke sasaran. Dengan begitu kita bisa melihat penguasaan keterampilan passing bawah para sampel yang di tes.

2. Tes Kelincahan

Kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan ceapat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan yang lainnya. kelincahan merupakan kemampuan seseorang dalm mengubah arah atau pososisi tertentu dengan kcepatan dan koordinasi yang baik. Instrument yang dipakai dalam penelitian ini memiliki realibilitas 0,93 untuk laki laki dan 0.92 untuk perempuan. Validitas sebesar 0,82 untuk laki laki dan 0,72 untuk perempuan. Dengan kriteria T-Score dari 15 dan 16 kelincahan. Berikut disampaikan oleh Widiastuti sebagai berikut:

1) Tujuan: Untuk mengetahui kelincahan seseorang dalam mengubah arah atau posisi. berlari secepat mungkin mengikuti arah/cone yang telah disusun secra zig- zag sesuai dengan diagram samapai batas finish.

b) Testee diberi kesempatan melakukan tes 3 kali kesempatan.

c) Gagal bila menggeserkan tongkat/cone tidak sesuai pada diagram tas tersebut.

(7)

a) Pencatatan waktu tempuh yang terbaik dari 3 kali percobaan dan dicatat sampai sepersepuluh detik.

Gambar 3.3

Zig Zag Run Test Sumber google. 3. Tes Aksi dan Reaksi

a) Tujuan : mengukur waktu reaksi tangan dan kaki dengan rangsang penglihatan atau pendengaran.

b)Perlengkapan : Reaction Time Meter, dengan ketelitian sampai dengan per 10.000 detik. Alat ini terdiri dari unit operator, unit penjawab dan 4 lampu perangsang dengan warna berbeda, serta bel.

(8)

menekan tombol penjawab sesuai dengan warna lampu yang menyala (display angka berhenti). 8) Bila yang akan diukur waktu reaksi kaki, kaki diletakkan di atas tombol penjawab. 9) Bila akan menggunakan rangsang audio, operator menekan bel dan testi menjawabnya dengan menekan tom¬bol penjawab bel.

d)Penilaian: 1) Angka yang tertera pada display angka ketika orang coba menjawab rangsang menunjukkan waktu reaksinya. 2) Waktu reaksi yang tercepat yang digunakan untuk menilai waktu reaksi testi.

Gambar 3.4

Whole Body Reaction Measurement. Sumber: Hendriawan (2014) FPOK UPI. Langkah-langkah tes whole body reaction time:

1) Sampel berdiri diatas alas whole body reaction

2) Pandangan kearah sensor yang akan mengeluarkan cahaya. 3) Ketika lampu menyala, sampel secepatnya bereaksi dengan

membuka kedua kaki atau melompat kekiri atau kekanan 4) Untuk setiap sampel melakukan

(9)

Selanjutnya peneliti membahas mengenai nilai nilai dari whole body dari Miyatake, N. (2012, hlm. 4) menyatakan bahwa norma whole body reaction time tes sebagai berikut :

Kategori Waktu

Istimewa 0.001-0.100 detik

Bagus Sekali 0.101-0.200 detik

Bagus 0.201-0.300 detik

Cukup 0.301-0.400 detik

Kurang 0.401-0.500 detik

Kurang Sekali 0.501-ke atas detik

4. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti berupa foto-foto ketika proses latihan permainan bola voli berlangsung. Dokumentasi ini pula menunjang sebagai bukti akan adanya peningkatan atlet ketika atlet mengalami kenaikan yang baik dalam kelincahan maupun aksi reaski. Pada bab IV peneliti akan paparkan dalam hasil analisis data yang disajikan beserta foto atletnya.

E. Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengukuran berdasarkan kedua tes tersebut pada sampel penelitian. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis secara statistik. Langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik (buku sumber Modul Statistika karangan Nurhasan, dkk. (2008). Langkah-langkah pengelolaan data tersebut, ditempuh dengan prosedur seperti berikut :

1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel, dengan menggunakan pendekatan dari Nurhasan, dkk. (2008:24):

Keterangan :

(10)

= “sigma” yang berarti jumlah n = Jumlah orang/peristiwa

2. Menghitung Simpangan baku, menurut Nurhasan, dkk. ( 2008:39):

Keterangan :

s = Simpangan baku

X1 = Skor yang dicapai seseorang

n = Jumlah sampel

∑(X-Ẍ)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Menguji Normalitas Data dengan Pendekatan Uji Liliefors

Pengujian ini bertujuan untuk menguji tingkat kenormalan data penelitian. Prosedur yang digunakan untuk menguji normalitas data menurut Nurhasan. (2008 : 118-119) adalah :

a. Hitung nilai rata-rata dan simpangan baku (S).

b. Hitung nilai Zi masing-masing skor yang didapat dengan pendekatan

c. Tentukan luas derah dengan bantuan tabel F (nilai-nilai Z). jika nila Zi-nya negative, maka ketentuannya (0,5 – hasil tabel Zi) dan jika nila Zi positif, maka dalam menentukan F (Zi) adalah 0,5 + hasil tabel Z.

d. Selanjutnya dihitung proporsi S (Zi) dengan pendekatan urutan skor

dibagi jumlah keseluruhan.’

e. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya (|F(Zi) –S(Zi)|).

f. Hasil selisih tersebut ambil harga terbesar (Lo).

g. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kit bandingkan Lo dengan

nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih.

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah : hipotesis

diterima apabila Lo < Lα tabel, dan hipotesis ditolah apabila Lo > Lα

tabel.

4. Menghitung Korelasi Antara Varibel X dengan Variabel Y

(11)

Keterangan :

= Korelasi antara variabel X dan variabel Y

X1 = Beda antara tiap skor dengan nilai rata-rata variabel X

Y1 = Beda antara tiap skor dengan nilai rata-rata variabel Y

Tabel 3.2

Pedoman untuk Memberikan Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi

(Nurhasan: 2007: 335)

5. Menguji Signifikansi Korelasi Antara Varibel X dan Variabel Y

Untuk mengetahui tingkat signifikansi korelasi antar variabel, dilakukan uji t dari koefisien korelasi dengan menggunakan rumus yang diungkapkan Nurhasan,dkk (2008 :195) sebagai berikut :

Keterangan :

t = nilai t-hitung yang dicari r = koefisien korelasi variabel n = banyaknya sampel

6. Menghitung derajat hubungan tiga variabel atau koefisien korelasi mutiple dengan menggunakan rumus dengan menggunakan rumus yang diungkapkan Nurhasan,dkk (2008 :197) sebagai berikut:

Keterangan :

= Koefisien korelasi yang dicari

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(12)

= Koefisien korelasi antara y dan x1

= Koefisien korelasi antara y dan x2

r12 =Koefisien korelasi antara x1 dan x2

7. Menguji signifikasi koefisien korelasi multiple atau ganda dengan menggunakan pendekatan statistic uji-F dengan menggunakan rumus yang diungkapkan Nurhasan,dkk (2008 :199) :

F=

Keterangan :

F = F hitung yang dicari

R = Koefisien korelasi yang dicari K = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel

Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi multiple atau ganda bersifat nyata atau tidak nyata dengan ketentuan bila harga F

hitung lebih besar dari F tabel pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk = ( n- k- 1),

maka koefisien kolerasi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya. 8. Menghitung Determinan Data

Langkah terakhir yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data adalah menghitung determinan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tiap variabel dengan menggunakan rumus berikut ini:

Keterangan :

D = Persentase yang dicari r2 = Kuadrat dari korelasi 100% = Konstanta tetap

1. Cara pengambilan data

a. Data tentang situasi latihan pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi, hasil tes passing bawah, foto kegiatan latihan dan lainya.

b. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pelatihan.

Gambar

Gambar 3.1 pola desain korelasi multiple
Gambar 3.2 Tes Ketepatan Passing Bawah
Gambar 3.3 Zig Zag Run Test Sumber google.
Gambar 3.4 Whole Body Reaction Measurement.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan manajemen SDM dan peningkatan mutu di lembaga pendidikan merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas pendidikan, maka diperlukan langkah dan upaya

Pewangi Laundry Rejang Lebong Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI TARGET MARKET PRODUK NYA:.. Kimia Untuk Keperluan

Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau internal control didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan

 Kemampuan perawat melakukan komunikasi Kemampuan perawat melakukan komunikasi verbal akan menentukan kualitas asuhan yang. verbal akan menentukan kualitas

Kejadian DRPs (Drug Related Problems) dapat dibagi menjadi delapan kejadian yaitu : indikasi tidak diobati, tidak tepat obat, dosis sub- therapeutic, kegagalan untuk

diukur antara lain Koefisien GINI, Porsi pendapatan 10% terkaya, porsi pendapatan 10% termiskin, distribusi layanan pedesaan dan perkotaan, akses terhadap pelayanan, dan jumlah

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN

Selanjutnya RKPD Minahasa Tenggara tahun 2017 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)