• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab_4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " Bab_4"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi SKPD

4.1.1. Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai

dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang

pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai

dengan Visi Pemerintah Kabupaten Pacitan 2011-2016 maka Visi Dinas

Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Pacitan 2011 – 2016

adalah:

TERWUJUDNYA KAWASAN DAN LINGKUNGAN YANG

TERTATA, BERSIH, INDAH, TEDUH DAN SEHAT

Adapun makna dari visi tersebut adalah:

1. “Tertata” dapat dilihat dari keterkaitan antar unsur pembentuk ruang

kota seperti lahan atau ruang, manusia dan aktivitasnya. Implementasi

pembangunan yang dilakukan di kabupaten Pacitan diharapkan dapat

sejalan dengan perundangan dan rencana tata ruang kota yang

berlaku, sehingga dapat tercipta perumahan, dan kawasan

permukiman yang tertata.

2. “Bersih” dapat dilihat dari usaha pengelolaan sampah secara

komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir dengan melibatkan peran

serta masyarakat dan dunia usaha secara proporsional, efektif, dan

efisien, diharapkan akan terwujud lingkungan dan kawasan yang bersih.

3. “Indah” dapat dilihat dari keberhasilan dalam mengelola lingkungan

alam dan buatan menjadi lebih produktif, berwawasan lingkungan dan

(2)

taman dan tata hias kota sebagai bagian dari ruang terbuka hijau,

Kabupaten Pacitan akan terlihat semakin indah.

4. “Teduh” dapat dilihat dari keberhasilan pengelolaan jalur hijau berupa

penanaman dan pemeliharaan pohon ayoman jalan, yang diharapkan

dapat tumbuh besar dan rindang, sehingga dapat menyegarkan udara,

menyerap karbondioksida dan polutan gas buang kendaraan, serta

dapat melindungi pengguna jalan dari terik matahari. Dengan demikian

kesan teduh dan asri dapat tercipta.

5. “Sehat” dapat dilihat dari keberhasilan dalam pengelolaan prasarana,

sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman

seperti jalan lingkungan, saluran pembuangan air hujan/drainase dan

air limbah, penyediaan air bersih, sarana pengelolaan sampah, akan

terwujud lingkungan dan kawasan yang sehat.

Diharapkan dengan terumuskannya visi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang

dan Kebersihan Kabupaten Pacitan tersebut, maka dapat menjadi motivasi

seluruh elemen dinas untuk mewujudkannya, melalui peningkatan kinerja

sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

4.1.2. Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil

dengan baik sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas

Pokok dan Fungsi serta dilandasi oleh Visi maka Misi Dinas Cipta Karya,

Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Pacitan 2011 – 2016 adalah

sebagai berikut :

Untuk mencapai visi tersebut,maka misi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang

dan Kebersihan Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016 adalah :

1. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan

(3)

2. Meningkatkan pengelolaan, penataan bangunan dan gedung negara

serta mendorong peran serta masyarakat dan usaha jasa konstruksi

pada pembangunan yang berkelanjutan;

3. Meningkatkan pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan

permukiman bagi masyarakat;

4. Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong

masyarakat untuk mampu memenuhi kebutuhan perumahan yang

sehat, aman dan teratur;

5. Mendorong pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh.

6. Meningkatkan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan

pengendalian pemanfaatan ruang yang sesuai dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan;

7. Menciptakan sistem pengelolaan sampah secara komprehensif dan

terpadu dengan mengembangkan paradigma baru pengelolaan sampah

yang berwawasan lingkungan;

8. Mewujudkan pengelolaan ruang terbuka hijau dan penerangan jalan

umum secara berkelanjutan.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

4.2.1. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi,

yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) – 5 (lima)

tahun. Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis didasarkan pada

potensi dan permasalahan serta issu utama bidang cipta karya, tata ruang

dan kebersihan di Kabupaten Pacitan. Adapun rumusan tujuan di dalam

Perencanaan Strategis Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan

Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016 adalah :

1. Meningkatkan pelayanan prima bidang cipta karya, tata ruang dan

(4)

2. Mewujudkan bangunan gedung yang fungsional sesuai dengan tata

bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya.

3. Memenuhi hak dasar kebutuhan masyarakat terhadap air bersih.

4. Meningkatkan pengembangan kinerja drainase

5. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan

yang sehat, aman, serasi dan teratur.

6. Mengoptimalkan penataan ruang sehingga terwujud ruang wilayah

yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

7. Meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadikan sampah sebagai

sumber daya.

8. Mewujudkan ruang terbuka hijau yang fungsional, indah, teduh dan

lestari.

9. Meningkatkan pembangunan infrastruktur permukimanwilayah strategis

dan cepat tumbuh.

4.2.2. Sasaran

Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan

dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan

Kebersihan dalam jangka waktu tahunan, sampai lima tahun mendatang.

Perumusan sasaran harus memiliki kriteria “SMART”. Analisis SMART

digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi sasaran yang

lebih jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria,

yaitu khusus (spesific), terukur (measurable), dapat dicapai (attainable),

nyata (realistic) dan tepat waktu (time bound).

Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan

Kebersihan Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016 adalah:

1. Meningkatnya kinerja aparatur

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan

indikator:

a) Tertib ketatausahaan, keprotokolan, rumah tangga, pengadaan dan

(5)

b) Tertib penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kegiatan

c) Tertib pengelolaan anggaran dan penatausahaan keuangan

2. Meningkatnya prasarana pemerintahan daerah dan pembangunan

gedung lainnya.

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan

indikator:

a) Meningkatnya bangunan gedung pemerintah daerah dalam kondisi

baik, dari 26,53% pada tahun 2010 menjadi 28,57% pada tahun

2011, 30,61% pada tahun 2012, 32,65% pada tahun 2013, 34,69%

pada tahun 2014, 36,33% pada tahun 2015, 38,78% pada tahun

2016.

3. Tercapainya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan

indikator:

a) Meningkatnya rumah tangga pengguna air bersih, dari 65,23% pada

tahun 2010 menjadi 65,34% pada tahun 2011, 66,65% pada tahun

2012, 66,87% pada tahun 2013, 67,09% pada tahun 2014, 67,30%

pada tahun 2015, 68,14% pada tahun 2016.

b) Meningkatnya penduduk berakses air bersih (PDAM dan HIPPAM),

dari 36,6% pada tahun 2010 menjadi 38,22% pada tahun 2011,

41,08% pada tahun 2012, 42,81% pada tahun 2013, 44,53% pada

tahun 2014, 46,27% pada tahun 2015, 48,00% pada tahun 2016.

4. Meningkatnya kelancaran saluran pembuang air hujan/drainase.

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan

indikator:

a) Meningkatnya drainase yang layak dari 60,03% pada tahun 2010

menjadi 60,54% pada tahun 2011, 64,54% pada tahun 2012,

68,54% pada tahun 2013, 72,54% pada tahun 2014, 76,54% pada

tahun 2015, 80,54% pada tahun 2016.

b) Menurunnya frekwensi banjir kota dari 10,27%i pada tahun 2010

(6)

pada tahun 2013, 7,88% pada tahun 2014, 7,51% pada tahun

2015, 7,21% pada tahun 2016.

5. Pengembangan kawasan agropolitan, minapolitan, desa potensial,

dan wilayah perbatasan

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan

indikator:

Jumlah kawasan strategis dan cepat tumbuh yang berkembang dan

tertata sesuai ketetapan penataan ruang pada tahun 2011 (1 kawasan),

pada tahun 2012 (2 kawasan), pada tahun 2013 (3 kawasan), pada

tahun 2014 (4 kawasan), pada tahun 2015 (5 kawasan), pada tahun

2016 (6 kawasan).

6. Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan

indikator:

a) Rasio rumah layak huni dari 88,12% pada tahun 2010 menjadi

89,88% pada tahun 2011, 92,80% pada tahun 2012, 96,66% pada

tahun 2013, 93,40% pada tahun 2014, 93,70% pada tahun 2015,

94,00% pada tahun 2016.

b) Persentase rumah bersanitasi dari 76,56% pada tahun 2010 menjadi

78,52% pada tahun 2011, 79,66% pada tahun 2012, 80,77% pada

tahun 2013, 82,22% pada tahun 2014, 83,70% pada tahun 2015,

85,21% pada tahun 2016.

c) Persentase luasan lingkungan permukiman kumuh dari 0,077%

pada tahun 2010 menjadi 0,070% pada tahun 2011, 0,067% pada

tahun 2012, 0,066% pada tahun 2013, 0,063% pada tahun 2014,

0,059% pada tahun 2015, 0,056% pada tahun 2016.

d) Persentase jalan lingkungan dengan kondisi baik dari 36,05% pada

tahun 2010 menjadi 36,24% pada tahun 2011, 36,43% pada tahun

2012, 40,00% pada tahun 2013, 40,34% pada tahun 2014, 40,92%

(7)

e) Persentase luasan permukiman layak huni dari 97,40% pada tahun

2010 menjadi 97,44% pada tahun 2011, 97,48% pada tahun 2012,

97,50% pada tahun 2013, 97,53% pada tahun 2014, 97,56% pada

tahun 2015, 97,59% pada tahun 2016.

f) Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten dari 0,001%

pada tahun 2010 menjadi 0,001% pada tahun 2011, 0,001% pada

tahun 2012, 0,001% pada tahun 2013, 0,001% pada tahun 2014,

0,002% pada tahun 2015, 0,002% pada tahun 2016.

g) Tingkat waktu tanggap (respone time rate) daerah layanan wilayah

manejemen kebakaran (WMK) (menit) dari 10 menit pada tahun

2010 menjadi 10 menit pada tahun 2011, 10 menit pada tahun 2012,

7 menit pada tahun 2013, 7 menit pada tahun 2014, 7 menit pada

tahun 2015, 7 menit pada tahun 2016.

7. Meningkatnya peran rencana tata ruang dalam pelaksanaan

pembangunan.

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan

indikator:

a. Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan dari 68,45% pada

tahun 2010 menjadi 68,91% pada tahun 2011, 69,15% pada tahun

2012, 69,44% pada tahun 2013, 69,77% pada tahun 2014, 70,10%

pada tahun 2015, 70,42% pada tahun 2016.

b. Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB dari

35,08% pada tahun 2010 menjadi 35,26% pada tahun 2011, 35,43%

pada tahun 2012, 35,94% pada tahun 2013, 36,23% pada tahun

2014, 36,52% pada tahun 2015, 36,81% pada tahun 2016.

c. Persentase ruang publik yang berubah peruntukannya dari 0,00%

pada tahun 2010 menjadi 0,00% pada tahun 2011, 0,00% pada

tahun 2012, 0,00% pada tahun 2013, 0,00% pada tahun 2014,

0,00% pada tahun 2015, 0,00% pada tahun 2016.

d. Persentase pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTRW dari

(8)

pada tahun 2012, 65,00% pada tahun 2013, 70,00% pada tahun

2014, 75,00% pada tahun 2015, 80,00% pada tahun 2016.

e. Luas wilayah produktif dari 20,22% pada tahun 2010 menjadi

20,22% pada tahun 2011, 20,22% pada tahun 2012, 20,22% pada

tahun 2013, 20,22% pada tahun 2014, 20,22% pada tahun 2015,

20,22 % pada tahun 2016.

f. Luas wilayah industri dari 9,68% pada tahun 2010 menjadi 10,80%

pada tahun 2011, 12,19% pada tahun 2012, 13,86% pada tahun

2013, 15,53% pada tahun 2014, 18,32% pada tahun 2015, 20,41%

pada tahun 2016.

g. Luas wilayah kebanjiran dari 10,27% pada tahun 2010 menjadi

9,65% pada tahun 2011, 8,43% pada tahun 2012, 8,06% pada tahun

2013, 7,88% pada tahun 2014, 7,51% pada tahun 2015, 7,21%

pada tahun 2016.

h. Luas wilayah kekeringan dari 22,51% pada tahun 2010 menjadi

21,38% pada tahun 2011, 20,71% pada tahun 2012, 20,26% pada

tahun 2013, 19,58% pada tahun 2014, 18,01% pada tahun 2015,

16,88% pada tahun 2016.

i. Luas wilayah perkotaan dari 9,5% pada tahun 2010 menjadi 9,5%

pada tahun 2011, 9,5% pada tahun 2012, 9,5% pada tahun 2013,

9,5% pada tahun 2014, 9,5% pada tahun 2015, 9,5% pada tahun

2016.

8. Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan

indikator:

a) Persentase sampah yang mendapat penanganan dari 86,83% pada

tahun 2010 menjadi 87,58% pada tahun 2011, 88,60% pada tahun

2012, 88,95% pada tahun 2013, 89,63% pada tahun 2014, 90,32%

pada tahun 2015, 91,00% pada tahun 2016.

b) Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) kota kabupaten per

(9)

tahun 2011, 0,33% pada tahun 2012, 0,34% pada tahun 2013,

0,35% pada tahun 2014, 0,36% pada tahun 2015, 0,38% pada

tahun 2016.

9. Meningkatnya pengelolaan taman kota dan penerangan jalan

umum

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan

indikator:

a) Luas taman kota yang tertata dari 35.415% pada tahun 2010

menjadi 35,445% pada tahun 2011, 35,475% pada tahun 2012,

35,51% pada tahun 2013, 35,555% pada tahun 2014, 35,605%

pada tahun 2015, 36,655% pada tahun 2016.

b) Panjang jalur hijau yang tertata dari 29,18% pada tahun 2010

menjadi 30,32% pada tahun 2011, 31,46% pada tahun 2012,

32,74% pada tahun 2013, 34,7% pada tahun 2014, 35,73% pada

tahun 2015, 37,3% pada tahun 2016.

c) Jumlah PJU bermeter dari 847 titik pada tahun 2010 menjadi 879

titik pada tahun 2011, 911 titik pada tahun 2012, 943 titik pada tahun

2013, 975 titik pada tahun 2014, 1.007 titik pada tahun 2015, 1.039

titik pada tahun 2016.

d) Persentase PJU yang menyala 60 % pada tahun 2010 menjadi

63,00% pada tahun 2011, 66,00% pada tahun 2012, 69,00% pada

tahun 2013, 72,00% pada tahun 2014, 75,00% pada tahun 2015,

78,00% pada tahun 2016.

Keterkaitan (interelasi) visi, misi, tujuan dan sasaran ditampilkan pada Tabel IV.1.

4.3. 4.1 Strategi dan Kebijakan SKPD

Untuk mencapai tujuan dan sasaran di dalam Rencana Strategis (Renstra)

diperlukan strategi. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program

(10)

Strategi untuk mencapai visi dan misi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan

Kebersihan Kabupaten Pacitan dihasilkan dari posisi Strategis hasil analisa

lingkungan yaitu S – O (Strengths – Opportunity) yang mengarah pada kekuatan atau

keunggulan untuk meraih peluang dan tantangan yang ada. Rumusan strategi

merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai, yang

selanjutnya diperjelas dengan serangkaian kebijakan.

Kebijakan diambil sebagai arah dalam menentukan bentuk konfigurasi

program kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat bersifat internal, yaitu

kebijakan dalam mengelola pelaksanaan program-program pembangunan maupun

bersifat eksternal yaitu kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan

(11)

TABEL IV.1

KETERKAITAN (INTERELASI) VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 – 2016

DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN PACITAN

VISI : TERWUJUDNYA PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN YANG TERATUR, BERSIH, INDAH, TEDUH DAN SEHAT

MISI I : Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektifdan SDM yang profesional

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-

2011 2012 2013 2014 2015

 Tertib ketatausahaan, keprotokolan, rumah tangga, pengadaan dan kepegawaian

 Tertib penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kegiatan

 Tertib pengelolaan anggaran dan penatausahaan keuangan

MISI II : Melaksanakan bantuan teknis, pengelolaan, penataan bangunan dan gedung negara serta mendorong peran serta masyarakat dan usaha jasa konstruksi

pada pembangunan yang berkelanjutan

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-

2011 2012 2013 2014 2015

Mewujudkan bangunan gedung yang fungsional sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya.

Meningkatnya prasarana pemerintahan daerah dan pembangunan gedung lainnya

 Persentase bangunan gedung pemerintah daerah yang layak  Terlaksananya bantuan teknis

pengelolaan gedung

MISI III : Mengembangkan sarana pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman bagi masyarakat

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-

2011 2012 2013 2014 2015

Memenuhi hak dasar kebutuhan masyarakat terhadap air bersih

Tercapainya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat

 Persentase rumah tangga pengguna air bersih saluran pembuang air hujan/drainase

 Persentase drainase yang layak 60,30 % 65,58 % 68,54 % 72,54 % 76,54 %

MISI IV : Mendorong pertumbuhan permukiman wilayah strategis dan cepat tumbuh.

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-

(12)

Meningkatkan pembangunan infrastruktur permukiman wilayah strategis dan cepat tumbuh.

Pengembangan kawasan agropolitan, minapolitan, desa potensial, dan wilayah perbatasan

 Persentase kawasan strategis dan cepat tumbuh yang berkembang dan tertata sesuai ketetapan penataan ruang

 Persentase kawasan strategis dan

cepat tumbuh yang terlayani oleh infrastruktur dasar

25% 30% 35% 40% 45%

MISI V : Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong masyarakat untuk mampu memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, aman dan teratur

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-

2011 2012 2013 2014 2015

Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.

Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman.

Rasio rumah layak huni

 Persentase rumah tangga ber sanitasi  Persentase luasan lingkungan

permukiman kumuh

 Persentase peningkatan kondisi jalan lingkungan yang dibangun

Persentase lingkungan permukiman layak huni

MISI VI : Memberikan arah pemanfaatan ruang yang mantap melalui penyusunan perencanaan dan pengendalian tata ruang yang lengkap dengan dilandasi legalitas hukum

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-

2011 2012 2013 2014 2015

Mengoptimalkan penataan ruang sehingga terwujud ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan

Meningkatnya peran rencana tata ruang dalam pelaksanaan

pembangunan

 Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan

 Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB

 Ruang publik yang berubah peruntukannya

 Ketaatan terhadap RTRW  Luas wilayah produktif  Luas wilayah industri  Luas wilayah kebanjiran  Luas wilayah kekeringan  Luas wilayah perkotaan MISI VII : Melaksanakan pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu dengan mengembangkan paradigma baru pengelolaan sampah yang berwawasan

lingkungan;

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-

2011 2012 2013 2014 2015

Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya

Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah

 Persentase penanganan sampah  Rasio tempat pembuangan sampah

(TPS) kota kabupaten per satuan penduduk

(13)

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-

2011 2012 2013 2014 2015

Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau yang fungsional, indah, teduh dan lestari

Meningkatnya pengelolaan taman kota dan

penerangan jalan umum

 % Luas taman kota yang ditangani  % Panjang jalur hijau yang ditangani  Jumlah PJU bermeter (titik)  % Jumlah PJU yang menyala

35,445% 30,32%

857 62,00 %

35,475% 31,46% 867 64,00 %

35,51% 32,74% 917 66,00 %

35,555% 34,17% 1.117 68,00 %

(14)

Dari analisa lingkungan strategis yang telah dilakukan maka strategi dan

kebijakan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan adalah:

1. Sasaran 1: Meningkatnya kinerja aparatur

Strategi: Penguatan sumber daya aparatur.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Penerapan sistem pelatihan dan pengembangan SDM aparatur yang sesuai

kebutuhan.

b) Penerapan sistem penghargaan dan hukuman (reward and punishment)

c) Penyediaan sarana prasarana kerja yang memadai.

2. Sasaran 2: Meningkatnya prasarana pemerintahan daerah dan pengelolaan

bangunan gedung lainnya

Strategi: Optimalisasi pengelolaan dan prasarana pemerintahan daerah dan

bangunan gedung lainnya secara efektif dan efisien.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Penyediaan sarana prasarana gedung daerah yang memenuhi standar

teknis.

3. Sasaran 3: Tercapainya pemenuhan kebutuhan pelayanan air bersih

Strategi: Pemenuhan standar pelayanan minimal kebutuhan air bersih.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Pembangunan sarana air bersih pada daerah rawan air.

4. Sasaran 4: Meningkatnya pemenuhan kebutuhan infrastruktur drainase kota

Strategi: Efektifitas pembangunan dan pengelolaan drainase.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Pembangunan drainase pada daerah rawan banjir

b) Pengelolaan drainase secara berkelanjutan

5. Sasaran 5: Pengembangan kawasan agropolitan, minapolitan, desa potensial,

wilayah perbatasan

Strategi: Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis

dan cepat tumbuh.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

(15)

6. Sasaran 6: Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman

Strategi: Penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan,

memadai, dan layak.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Penyediaan dan peningkatan mutu sarana dan prasarana permukiman

b) Pengelolaan sarana dan prasarana permukiman secara profesional,

transparan, mandiri dan efisien.

c) Fasilitasi dan stimulasi terhadap masyarakat miskin dan lingkungan kumuh

dalam penciptaan rumah layak huni.

7. Sasaran 7: Meningkatnya peran rencana tata ruang dalam pelaksanaan

pembangunan

Strategi: Optimalisasi pemanfaatan ruang secara berkelanjutan, lestari dan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Pengendalian pemanfaatan ruang di seluruh aspek pembangunan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b) Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat dalam mematuhi

peraturan perundang-undangan mengenai pemanfaatan ruang.

8. Sasaran 8: Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah

Strategi: Optimalisasi pengelolaan sampah secara terpadu.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Penyediaan sarana dan prasarana sampah.

b) Pengembangan kemitraan dan partisipasi masyarakat.

c) Pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan dalam

mengguna ulang, mendaur ulang, dan penanganan akhir sampah.

9. Sasaran 9: Meningkatnya pengelolaan taman kota dan penerangan jalan umum

Strategi: Pengelolaan ruang terbuka hijau dan penerangan jalan umum.

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:

a) Memberdayakan sumberdaya manusia dan peralatan kerja

(16)

Keterkaitan (interelasi) sasaran, strategi, dan kebijakan ditampilkan pada Tabel IV.2.

TABEL IV.2

KETERKAITAN (INTERELASI) SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 – 2016

DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN PACITAN

SASARAN I : MENINGKATNYA KINERJA APARATUR 

INDIKATOR SASARAN   STRATEGI  KEBIJAKAN 

 Tertib ketatausahaan, keprotokolan, rumah  tangga, pengadaan dan kepegawaian 

 Tertib penyusunan program, evaluasi dan  pelaporan kegiatan  

 Tertib pengelolaan anggaran dan  penatausahaan keuangan 

Penguatan sumber daya aparatur   Penerapan  sistem  pelatihan  dan  pengembangan SDM aparatur yang sesuai  kebutuhan. 

 Penerapan  sistem  penghargaan  dan  hukuman (reward and punishment

 Penyediaan sarana prasarana kerja yang  memadai 

SASARAN II : MENINGKATNYA PRASARANA PEMERINTAHAN DAERAH DAN PEMBANGUNAN GEDUNG LAINNYA. 

INDIKATOR SASARAN   STRATEGI KEBIJAKAN 

Meningkatnya bangunan gedung pemerintah  daerah dalam kondisi baik 

Optimalisasi  pengelolaan  dan  prasarana pemerintahan daerah dan  bangunan  gedung  lainnya  secara  efektif dan efisien  

 Penyediaan sarana prasarana gedung  daerah yang memenuhi standar teknis  

SASARAN III : Tercapainya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat  

INDIKATOR SASARAN   STRATEGI KEBIJAKAN 

 Meningkatnya rumah tangga pengguna air  bersih 

 Meningkatnya  penduduk  berakses  air  bersih (PDAM dan HIPPAM) 

Pemenuhan standar pelayanan  minimal kebutuhan air bersih 

 Pembangunan  sarana  air  bersih  pada  daerah rawan air. 

 

SASARAN IV : MENINGKATNYA KELANCARAN SALURAN PEMBUANG AIR HUJAN/DRAINASE 

INDIKATOR SASARAN  STRATEGI KEBIJAKAN 

 Meningkatnya drainase yang layak 

 Menurunnya frekwensi banjir kota 

Efektifitas pembangunan dan  pengelolaan drainase  

 Pembangunan  drainase  pada  daerah  rawan banjir 

 Pengelolaan drainase secara berkelanjutan  SASARAN V :  PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN, MINAPOLITAN, DESA POTENSIAL, DAN WILAYAH PERBATASAN  

 

INDIKATOR SASARAN  STRATEGI KEBIJAKAN 

 Persentase kawasan strategis dan cepat  tumbuh yang berkembang dan tertata  sesuai ketetapan penataan ruang 

 Persentase kawasan strategis dan cepat  tumbuh yang terlayani oleh infrastruktur  dasar 

Percepatan pembangunan dan  pertumbuhan wilayah‐wilayah  strategis dan cepat tumbuh 

 Pembangunan  fasilitas  penunjang  ekonomi sosial dan budaya 

SASARAN VI :  MENINGKATNYA KUALITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

INDIKATOR SASARAN  STRATEGI  KEBIJAKAN 

 Rasio rumah layak huni 

 Persentase rumah bersanitasi 

 Persentase luasan lingkungan permukiman  kumuh 

 Persentase jalan lingkungan dengan kondisi  baik 

Penyelenggaraan pembangunan  perumahan yang berkelanjutan,  memadai, dan layak 

 Penyediaan dan peningkatan mutu sarana  dan prasarana permukiman  

 Pengelolaan sarana dan prasarana  permukiman secara profesional,  transparan, mandiri dan efisien 

 Fasilitasi dan stimulasi terhadap  masyarakat miskin dan lingkungan kumuh  dalam penciptaan rumah layak huni 

 

SASARAN VII :  MENINGKATNYA PERAN RENCANA TATA RUANG DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN 

INDIKATOR SASARAN  STRATEGI  KEBIJAKAN 

Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan  Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas  wilayah ber HPL/HGB 

Persentase ruang publik yang berubah  peruntukannya 

Persentase pemanfaatan ruang yang sesuai 

Optimalisasi pemanfaatan ruang  secara berkelanjutan, lestari dan  sesuai dengan peraturan perundang‐ undangan yang berlaku 

 Pengendalian  pemanfaatan  ruang  di  seluruh  aspek  pembangunan  sesuai  peraturan  perundang‐undangan  yang  berlaku. 

(17)

dengan RTRW  Luas wilayah produktif  Luas wilayah industri  Luas wilayah kebanjiran  Luas wilayah kekeringan  Luas wilayah perkotaan 

perundang‐undangan mengenai  pemanfaatan ruang 

SASARAN VIII : TERWUJUDNYA LINGKUNGAN YANG SEHAT DAN BERSIH DARI SAMPAH

INDIKATOR SASARAN  STRATEGI KEBIJAKAN 

Persentase penanganan sampah 

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS)  kota kabupaten per satuan penduduk 

Optimalisasi pengelolaan sampah 

secara terpadu     

Penyediaan sarana dan prasarana sampah 

   Pengembangan kemitraan dan partisipasi  masyarakat 

   Pengembangan dan pemanfaatan  teknologi yang ramah lingkungan dalam  mengguna ulang, mendaur ulang, dan  penanganan akhir sampah 

SASARAN IX : MENINGKATNYA PENGELOLAAN TAMAN KOTA DAN PENERANGAN JALAN UMUM 

INDIKATOR SASARAN  STRATEGI  KEBIJAKAN 

Luas taman kota yang tertata Panjang jalur hijau yang tertata  Jumlah PJU bermeter  Persentase PJU yang menyala 

Pengelolaan ruang terbuka hijau dan  penerangan jalan umum     

Memberdayakan sumberdaya manusia dan  peralatan kerja 

   Meningkatkan kemitraan dan partisipasi  masyarakat 

Gambar

TABEL IV.1 KETERKAITAN (INTERELASI) VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
TABEL IV.2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Menurut PP No 28 Thn 2004, bupati/walikota, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Cianjur, berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan dengan mengacu pada

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Untuk memberikan kejelasan mengenai objek yang menjadi fokus penelitian dalam penulisan hukum ini, menghindari masuknya hukum yang tidak berkaitan dengan penelitian

Suatu kota dibentuk oleh pusat-pusat kegiatan fungsional kota yang terbesar, kemudian setiap pusat mempunyai peran yang penting dalam kota.. Pusat-pusat tersebut dapat

Front Office night report : Laporan rangkuman seluruh transaksi kamar, total tamu yang menginap, total kamar terjual, total tamu checkin, total tamu checkout dan informasi

Tulisan ini secara komprehensif mengulas metode pencocokan citra (image matching) yakni dengan menggunakan area-based matching untuk mencari nilai koordinat pendekatan

Gambar 4.11 Hasil Perhitungan Fk Pada Lokasi Pengamatan Dengan Perencanaan Dinding Penahan Dengan Menggunakan Software Slide 6.0

Klon C3 yang berasal dari tegakan alam di kawasan plot konservasi genetik cendana di Watusipat, Gunungkidul menunjukkan hasil terbaik dalam induksi kalus