• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOOK Virgitta S, Sugeng W Makna Keramahtamahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BOOK Virgitta S, Sugeng W Makna Keramahtamahan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

dalam Iklan Garuda Indonesia

(Strategi Komunikasi Pemasaran Garuda Indonesia

Melalui Iklan Garuda Indonesia Versi “

Hands

”)

Virgitta Septyana, S.I.Kom, M.Si dan Dr. Sugeng Wahjudi, Drs., M.Si

Program Studi Ilmu Komunikasi – Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Bunda Mulia, Jakarta

vseptyana@bundamulia.ac.id swahjudi@bundamulia.ac.id

Pendahuluan

Garuda Indonesia merupakan maskapai kebanggaan Indonesia dengan beragam prestasi yang telah ditorehkannya. Garuda Indonesia tercatat sebagai maskapai penerbangan yang mampu meraih level maskapai penerbangan bintang 5. Tak hanya itu saja, namun Garuda Indonesia berturut-turut mendapatkan penghargaan “he Best Cabin Crew” versi SkyTrax.

Prestasi membanggakan yang telah diraih Garuda Indonesia lantas tidak membuat pihak manajemen Garuda merasa tidak perlu lagi untuk memasarkan Garuda Indonesia, salah satunya dengan mengiklankan jasa penerbangannya. Maskapai yang merambah kancah internasional ini menyadari bahwa persaingan di industri jasa penerbangan sangatlah kompetitif. Menurut Ketua Masyarakat Hukum Udara (MHU) Indonesia, Andre Rahadian, industri penerbangan di kawasan Asia Pasiik diperkirakan terus meningkat ke depannya. Berdasarkan data IATA, saat ini traik transportasi udara tersebar hampir sama rata di Amerika Utara, Eropa, dan Asia Pasiik. Namun di tahun 2030 komposisi ini diprediksi berubah menjadi 25% di Amerika Utara, 25% di Eropa, dan 50% di Asia Pasiik.

(2)

penting dalam melakukan pemasaran produk berupa barang maupun jasa. Iklan dianggap mampu menjangkau potensial customer terutama jika iklan tersebut ditayangkan di media massa.

Menyadari hal tersebut, maka Garuda Indonesia rutin untuk meluncurkan iklan-iklan yang memperlihatkan kualitas penerbangan bintang 5 yang ditawarkan. Pada Agustus 2016 ini, Garuda Indonesia meluncurkan iklan terbaru mereka yang diberi judul “Hands”. Dalam iklan berdurasi 1 menit tersebut, terlihat bagaimana usaha Garuda Indonesia meracik iklan yang berbeda dengan iklan Garuda Indonesia yang telah diputarkan sebelumnya. Iklan ini bergaya ilosois simbolis dengan banyak berlatar warna gelap.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat konstruksi makna keramahtamahan dibalik iklan Garuda Indonesia versi “Hands” yang berbeda dengan konsep iklan Garuda sebelumnya.

Identiikasi Masalah

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menghadirkan iklan yang berbeda jika dibandingkan dengan iklan-iklan dari Garuda Indonesia sebelumnya. Jika sebelumnya iklan Garuda Indonesia memperlihatkan suatu cerita pengalaman penumpang saat melakukan perjalanan dengan maskapai kebanggan bangsa Indonesia tersebut, maka untuk kali ini Garuda Indonesia menyajikan iklan bergaya ilosois simbolis.

Iklan Garuda Indonesia yang berdurasi 1 menit ini sarat dengan simbol-simbol dari gerakan tangan yang ditampilkan oleh para kru maskapai Garuda Indonesia. Gerakan tangan yang ditampilkan identik dengan unsur Budha yaitu tarian 1000 tangan Dewi Kwan Im. Jika kita melihat tagline dari maskapai Garuda Indonesia yaitu “he Airline of Indonesia”, maka akan timbul rasa kurangnya budaya Indonesia ditampilkan dalam iklan ini. Tarian 1000 tangan bukanlah tarian yang identik dengan daerah-daerah yang ada di Indonesia.

(3)

1. Bagaimana konstruksi makna keramahtamahan pada iklan Garuda Indonesia versi “Hands”?

Berdasarkan rumusan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui:

2. Konstruksi Makna Keramahtamahan pada iklan Garuda Indonesia versi “Hands”

Kajian Pustaka

Iklan

Iklan dapat dideinisikan sebagai setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui. Adapun maksud dibayar menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata nonpersonal berarti suatu iklan melibatkan media massa yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Oleh karena itu, sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan. (Morissan, 2010:17-18).

Periklanan Sebagai Strategi Komunikasi Pemasaran

Periklanan (advertising) merupakan salah satu bentuk atau model komunikasi pemasaran yang paling populer dan paling banyak dipergunakan oleh berbagai perusahaan, karena per- 125 Iklan yang Efektif sebagai Strategi Komunikasi Pemasaran (Ambar Lukitaningsih). Periklanan memiliki banyak pilihan media (elektronik dan non elektronik), banyak variasi dan banyak sasaran. Vakratsas (1999) menyatakan peranan periklanan pada pembentukan sikap dan pengalaman konsumen berpengaruh pada siklus kehidupan produk dan membidik target pasar yang dikehendaki.

(4)

Komunikasi pemasaran melalui kegiatan promosi periklanan merupakan salah satu strategi dalam memperkenalkan atau menjelaskan produk yang di pasarkan. Strategi yang sering dipergunakan dalam membidik pasar sasaran adalah adanya pengelompokan pasar/segmen sebagai wilayah calon pembeli atau pemakai. Pemilihan kelompok pasar yang spesiik akan lebih mudah mengkomunikasikan produk melalui media periklanan. (Lukitaningsih, 2013 : 124-126).

Semiotika Pierce

Semiotik menjadi salah satu kajian yang menjadi tradisi dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri aas sekumpulan teori tentng bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri (Littlejohn, 2009:53). Semitok bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang terkandung dalam sebuah tanda atau menfasirkan makna tersebut sehingga diketahui nagaimana komunikator mongkonstruksi pesan. Konsep pemaknaan ini tidak terlepas dari perspektif atau nilai-nilai ideologis tertentu serta konsep kultural yang menjadi ranah pemikiran masyarakat di mana simbol tersebut diciptakan.

Charles Sanders Pierce menyatakan bahwa ikon termasuk dalam tipologi tanda pada trikotomi kedua. Ikon merupakan sebutan bagi tanda yang non-arbitrer (bermotivasi). Menurut Pierce, Ikon adalah hubungan antara tanda dan objeknya atau acuan yang bersifat kemiripan (Sobur, 2004:41). Dia menyatakan bahwa ikon adalah tanda yang memiliki kemiripan/similaritas dengan objeknya (Budiman, 2005:45). Ikon, jika ia berupa hubungan kemiripan (Nurgiyantoro, 1995:45).

(5)

Keramahtamahan

Jika menilik dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keramahtamahan diartikan sebagai suatu hal yang berkaitan dengan ramah tamah.

Keramahan yang ditunjukkan erat kaitannya dengan fungsinya, yaitu bagaimana tuan rumah yang baik dapat selalu menjadikan suasana yang menjadikan tamu mendapatkan kesan baik. Kesan ini menjadi hal penting karena berkaitan dengan keberlanjutan kedatangan tamu (Sujatno. 2011).

Karakter hubungan antara tamu dan tuan rumah adalah adanya sisi keramahtamahan yang dimulai dari tuan rumah kepada para tamu dan dibalas selanjutnya oleh para tamu. Keramahtamahan tersebut termasuk cara penyambutan dan kondisi lingkungan sekitar.

Rujukan lainnya bagi arti kata keramahtamahan diberikan oleh Lao tze, yang mengatakan bahwa keramahtamahan dalam percakapan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih.

Pada industri yang menawarkan jasa, maka keramahtamahan menjadi modal dan nilai tambah bagi perusahaan tersebut. Hal ini tak terlepas dari industri jasa itu sendiri merupakan persoalan cita rasa yang akan membedakan antara suatu perusahaan dengan perusahaan pesaingnya. Keramahtamahan bisa menjadi kenangan abadi dalam benak pelanggan dan dapat menggugah niat untuk menggunakan kembali jasa tersebut (“Jadikan Keramahtamahan”, 1 Mei 2013). Keramahtamahan khas Indonesia sudah cukup dikenal oleh dunia dan menjadi ciri khas sendiri dan aset bagi bangsa Indonesia.

Tarian Seribu Tangan

Tarian ini juga dikenal sebagai tarian Goddest of Mercy yang menggambarkan sosok Dewi welas asih Kwan Im. Di dalam setiap gerakannya terkandung makna yang menceritakan sifat-sifat Sang Dewi yang dijelaskan dalam kitab Sutra umat Budha. Pada dasarnya Tari Dewi Seribu Tangan diambil dari kitab suci agama Budha Saddharma Pundarika, menceritakan Dewi Saharsabujanetra Avalokitesvara yang serba bisa.

(6)

Karena itu tari Dewi Seribu Tangan tersebut mempunyai makna yang mengisahkan sifat penyayang dan penolongnya. Dengan kata lain tarian itu menceritakan tentang isi kitab tersebut.

Kendati cukup mudah dalam membawakan gerakkan tarian tersebut namun setidaknya perlu waktu setahun agar benar-benar solid dan penari benar-benar memahami makna tariannya. Ada 108 gerakan tarian yang mempunyai makna untuk tiap gerakannya. (“Inspirasi Tari”, Mei 2010)

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Kualitatif itu sendiri menggunakan multi metode dalam hal fokus penelitian, di mana melibatkan proses interpretasi pada kondisi subyek yang alamiah (Denzin & Lincoln, 1994).

Peneliti menggunakan metode analisis semiotika dengan pendekatan kualitatif. Metode ini digunakan hanya untuk menjelaskan saja bukan untuk mengukur suatu peristiwa dengan cara menguji teks. Penelitian kualitatif ini dapat menggunakan teks ataupun video yang nantinya bisa menjadi bahan untuk analisa dan diinterpretasikan untuk menunjukkan bagaimana hal tersebut dapat terjadi (Iorio,2004 : 6).

Analisis Semiotika

Sesuai dengan analisis yang diangkat oleh peneliti, maka dalam proses penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotik Charles Sanders Pierce.

(7)

Unit Analisis

Dalam penelitian ini, iklan Garuda Indonesia versi “Hands” menjadi unit analisis. Peneliti mengambil keseluruhan iklan untuk mengetahui makna dibalik iklan tersebut. Dalam proses penelitian ini, maka iklan dibagi ke dalam delapan sequence.

Waktu Penelitian

Jangka waktu penelitian ini berlangsung selama 6 bulan dimulai dari bulan Januari hingga Juni 2017.

Hasil Penelitian & Pembahasan

Hasil Penelitian

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang. Hal ini tak terlepas dari daya jangkau yang luas. Iklan pun menjadi suatu instrumen promosi yang penting (Morissan, 2010:17-18). Sebagai maskapai penerbangan terbaik di Indonesia, Garuda Indonesia tidak boleh melupakan salah satu alat promosi yang mampu menjangkau masyarakat luas. Salah satu iklan yang dirilis Agustus 2016 lalu, memberikan konsep berbeda. Hal ini tak terlepas dari konsep iklan yang bergaya ilosois simbolis. Untuk dapat memahami makna di balik iklan Garuda Indonesia versi “Hands”, maka iklan berdurasi 1 menit tersebutpun dibagi menjadi 8 sequence, yaitu :

Sequence 1

Representamen :

Seorang wanita membuka tangan Object :

(8)

Interpretant :

Sequence awal dari iklan Garuda ini menunjukkan seorang wanita yang membuka tangan. Seorang wanita menjadi pembuka bagi iklan sebagai bentuk penekanan terhadap sosok Dewi Kwan Im yang menjadi sosok dibalik ilosois iklan versi “Hands” ini.

Posisi tangan wanita merujuk pada posisi tangan Dewi Kwan Im yang disebut sebagai dewi welas asih, sehingga Garuda Indonesia ingin meginformasikan tentang sifat welas asih sebagai bentuk pelayanan mereka terhadap para penumpang.

Nuansa warna pada iklan ini dapat dikategorikan dengan nuansa gelap berwarna hitam dan abu. Hal ini dapat diartikan bahwa Garuda Indonesia ingin menampilkan diri sebagai maskapai yang unggul serta menunjukkan kecanggihan dalam fasilitas yang ditawarkan. Selain itu, warna keabuan diartikan sebagai warna yang abadi. Abadi di sini dapat dikatakan bahwa Garuda Indonesia menjadi maskapai kebanggan Indonesia sepanjang masa.

Sequence 2

Representamen :

Siluet tangan dalam posisi membuka Object :

Posisi tangan membuka satu per satu bermunculan Interpretant :

(9)

staf Garuda Indonesia. Nilai-nilai baik itu yaitu sebagai penolong, tulus, selalu tersenyum, dan menebar kebaikan. 4 nilai atai sifat baik ini pun bermuara pada budaya keramahtamahan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Dapat dikatakan di sini bahwa sebagai maskapai yang sedang menggalakkan program experience with Garuda, penting bagi Garuda untuk memastikan bahwa pelayanan yang mereka berikan mengandung nilai keramahtamahan dari proses pertama kali hingga mereka sampai ditujuan.

Sequence 3

Representamen :

Wanita dan pria membuka tangan ke atas Object :

Posisi tangan membuka ke atas Interpretant :

Wanita dan pria dalam sequence ini menunjukkan profesi dalam suatu maskapai penerbangan. Terlihat seragam pramugari, pramugara dan juga chef on board yang bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para penumpang.

(10)

maksudkan di dalam pernyataan visi mereka. Dengan senyuman, maka penumpang merasa nyaman selama melakukan perjalanan dengan maskapai ini.

Posisi tangan yang membuka ke atas dalam tarian seribu tangan mengibaratkan sebuah bunga teratai yang sedang bermekaran. Bunga teratai itu sendiri di artikan sebagai simbol kesucian dan perdamaian. Garuda Indonesia jelas ingin memberikan rasa damai kepada para penumpang yang menggunakan jasa layanan mereka. Para staf Garuda Indonesia ini jugalah yang bertanggungjawab untuk memberikan rasa damai sehingga memunculkan kenyamanan bagi para penumpangnya. Rasa damai dapat diciptakan dengan mengusung salah satu karakter bangsa yaitu keramahtamahan khas Indonesia.

Sequence 4

Representamen :

Wanita dan pria berseragam saling memegang siku dan membentuk gelombang

Object :

Posisi memegang siku dan membentuk gelombang Interpretant :

Pada sequence ini lebih terlihat beragam profesi yang saling bersinergi untuk menghasilkan layanan maskapai terbaik. Terdapat 21 orang, yang dapat dilihat dari seragam yang dikenakan berprofesi sebagai petugas ground staf maupun airline crew nya. Petugas ground staf yang terlihat di sini adalah teknisi pesawat dan juga apron movement control. Mereka sebagai kunci untuk memastikan bahwa sebuah pesawat layak atau tidak untuk diterbangkan.

(11)

siku berbentuk gelombang mengartikan sambutan kepada tamu yang diberikan. Tamu-tamu yang datang akan disambut secara beruntun dan teratur hingga sampai ke tempat tujuan mereka.

Penyambutan yang diberikan sebagai salah satu bentuk keramahtamahan. Keramahtamahan harus dimulai oleh seluruh staf yang menjadi touch point sehingga memberikan kesan yang baik di mata penumpang.

Seperti halnya Garuda Indonesia Experince, yang menekankan pada 5 panca indera, mulai dari pelayanan pre-journey, pre-light, in-light, post-light, dan post-journey. Garuda Indonesia memastikan bahwa penyambutan yang diberikan sudah mmperlihatkann keramahtamahan dari sebelum mereka terbang hingga setelah melakukan perjalanan dan itu semua membutuhkan kerjasama dari masing-masing bagian yang terlibat.

Sequence 5

Representamen :

Wanita dan pria berseragam saling memegang pundak dang mengangkat satu pria

Object :

Posisi memegang pundak dan mengangkat satu pria di tengah Interpretant :

Dalam sequence ini terlihat seorang pria yang berada di tengah dihampiri dan disambut dengan senyuman oleh para petugas maskapai penerbangan. Penyambutan tersebut lah yang menjadi salah satu bagian dari keramahtamahan yang diberikan Garuda Indonesia kepada para penumpang.

(12)

oleh penumpang menunjukkan kenyamanan yang ia rasakan ketika terbang bersama Garuda Indonesia.

Para petugas maskapai penerbangan lainnya juga terlihat saling memegang pundak satu sama lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa perjalanan Garuda Indonesia berkat kerjasama dari beragam profesi yang ada di dalam maskapai. Mereka saling bahu membahu membantu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para penumpang sesuai dengan Garuda Indonesia Experince yang menekankan pada nilai-nilai dasar diantaranya : tepat waktu dan aman (tentang produk), cepat dan tepat (tentang proses), bersih dan nyaman (tentang bangunan) serta andal, profesional, kompeten dan siap membantu (tentang staf). Jadi dapat dikatakan pula, posisi tangan dibahu juga menunjukkan kesediaan para staf Garuda untuk saling membantu demi kenyamanan para penumpangnya. Saling membantu pulalah yang dapat dikaitkan dengan salah satu sifat welas asih yang dimiliki oleh Dewi Kwan Im. Dewi Kwan Im mengajarkan untuk saling membantu antar umat di dunia.

Full shoot menjadi teknik pengambilan gambar pada sequence ini. Hal ini untuk memperlihatkan bahwa keramahtamahan untuk menciptakan pelayanan terbaik adalah tanggungjawab banyak pihak.

Sequence 6

Representamen :

Tulisan housands of hands to perfect every single journey Object :

Tulisan housands of hands to perfect every single journey Interpretant :

(13)

suatu hal yang mudah. Butuh kerjasama dari beragam petugas maskapai penerbangan di beragam touch point yang langsung berhubungan dengan penumpang.

Beragam pihak yang bekerjasama pula harus memperhatikan visi dari Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan yang menawarkan keramahtamahan khas Indonesia. Pada akhirnya itulah yang akan menciptakan kenyamanan dan menyempurnakan perjalanan para penumpang maskapai unggulan bangsa Indonesia.

Jika melihat dari jenis hurufnya, maka sequence ini menggunakan jenis huruf arial. Huruf arial sendiri mengartikan karakter yang hangat dan bersahabat. Jadi, dapat dikatakan bahwa Garuda Indonesia ingin memperlihatkan sisi pelayanan yang hangat dan bersahabat bagi para penumpang sebagai karakter khas bangsa Indonesia.

Sequence 7

Representamen :

Seorang penumpang diantarkan ke kursi penumpang oleh pramugari Object :

Seorang penumpang diantarkan ke kursi penumpang oleh pramugari Interpretant :

Dalam sequence ini terlihat bagaimana seorang penumpang pria diantarkan untuk duduk di kursi penumpang kelas bisnis oleh pramugari. Diperlihatkan pula ekspresi muka pramugari tersenyum pada saat melayani penumpang tersebut. Hal ini menunjukkan sikap keramahtamahan khas Indonesia yang diberikan oleh layanan Garuda Indonesia,

(14)

Sequence 8

Representamen :

Wanita dan pria berseragam sebagai bagian petugas maskapai penerbangan

Object :

Wanita dan pria berseragam sebagai bagian petugas maskapai penerbangan

Interpretant :

Sequence ini memperlihatkan beragam profesi dalam suatu maskapai penerbangan. Beragam profesi tersebut yang pada akhirnya akan menjadikan Garuda Indonesia sebagai maskapai terbaik dari Indonesia. Keramahtamahan dapat dilihat dari senyuman yang ditunjukkan oleh para petugas maskapai penerbangan dalam sequence ini. Keramahtamahan merupakan karakter yang harus dimiliki oleh setiap petugas yang terlibat bagi sebuah perjalanan udara. Dengan keramahtamahan, maka Garuda Indonesia pun mampu memperlihatkan sikap atau karakter khas bangsa Indonesia.

Pada sequence ini juga terlihat 2 penghargaan yang didapatkan oleh Garuda Indonesia, yaitu 5 star airline dan best world cabin crew. Hal ini bisa dicapai tentunya karena adanya keramahtamahan dalam layanan yang diberikan kepada penumpang. Pada akhirnya, kesan baik dan kenyamanan dapat dirasakan penumpang dalam menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia.

Pembahasan

(15)

yang akhirnya menjadi pemilihan Garuda Indonesia untuk ditampilkan sebagai bagian dari iklan mereka.

Tentu saja Garuda Indonesia melihat bahwa unsur ilosois Dewi Kwan Im sesuai dengan visi maskapainya, yaitu menampilkan keramahtamahan khas Indonesia. Keramahtamahan sendiri mengandung unsur keyakinan, kasih, dan kedamaian. Sisi itulah yang diperlihatkan Garuda Indonesia pada sequence dalam iklan ini. Sesuai dengan Garuda Indonesia Experince yang diluncurkan untuk meberikan pelayanan terbaik bagi para penumpang, maka tiap bagian mempunyai porsinya sendiri. Garuda Indonesia Experience merupakan konsep layanan baru yang menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada Penumpang.  Mulai dari saat reservasi penerbangan hingga tiba di bandara tujuan, dimana para penumpang akan dimanjakan oleh pelayanan yang tulus dan bersahabat yang menjadi ciri keramahtamahan Indonesia, diwakili oleh “Salam Garuda Indonesia” dari para awak kabin.

Dalam konsep Garuda Indonesia Experience, didasarkan pada 5 pancaindra atau 5 sense (sight, sound, scent, taste, and touch) dan mencakup 24 “costumer touch point” ; mulai dari pelayanan pre-journey,

pre-light, in-light, post-light, dan post-journey. Disamping melibatkan

pancaindra, konsep Garuda Indonesia Experience juga memiliki nilai-nilai dasar diantaranya : tepat waktu dan aman (tentang produk), cepat dan tepat (tentang proses), bersih dan nyaman (tentang bangunan) serta andal, profesional, kompeten dan siap membantu (tentang staf).

(16)

Kesimpulan Dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai makna keramahtamahan dalam iklan Garuda versi “Hands”, maka berikut ini adalah kesimpulan dan saran yang bisa ditarik.

Kesimpulan

Garuda Indonesia merupakan maskapai kebanggan Indonesia. Saat ini, Garuda pun mampu menjadi maskapai berpredikat bintang lima. Di tengah kompetitifnya industri penerrbangan, maka iklan menjadi salah satu satu elemen yang penting dalam melakukan pemasaran produk berupa barang maupun jasa. Iklan dianggap mampu menjangkau potensial customer terutama jika iklan tersebut ditayangkan di media massa.

Sebagai maskapai penerbangan yang mempunyai visi memperlihatkan keramahatamahan khas Indonesia, maka Garuda Indonesia pun memperlihatkan hal itu dalam iklan versi “Hands”. Dalam iklan tersebut, tarian Seribu Tangan menjadi salah satu tarian yang ditarikan oleh para petugas maskapai penerbangan.

Tarian tersebut tak terlepas dari sosok Dewi Kwan Im yang memiliki sifat kebaikan dan dikenal sebagai Dewi Welas Asih. Jadi dapat dikatakan salah satu sifat yang dimilikinya adalah keramahtamahan.

Keramahtamahan sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia yang dimaksud terlihat dari sequence yang menampilkan kebaikan, perdamaian, dan saling membantu, serta tak lupa pula senyuman yang diperlihatkan oleh objek dalam iklan tersebut.

Oleh karena itu, dapat dikatakan sisi keramahtamahan para petugas maskapai penerbangan yang ingin disampaikan Garuda Indonesia melalui iklannya. Garuda Indonesia akan selalu memberikan keramahtamahan khas Indonesia bagi para penumpangnya sebagai aset dan ciri tersendiri dalam menghadapi kompetisi di bidang maskapai penerbangan.

Saran

(17)

Datar Pustaka

Ardianto, Elvinaro. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.

Bandung:Simbiosa Rekatama Media

Daymon, C., & Holloway, I. (2008). Riset Kualitatif dalam Public Relations dan marketing Communications. Yogyakarta: Bentang.

Denzin, N. K, & Lincoln, Y. S. 1994. Handbook of Qualitative Research.

California: Sage Publications, Inc.

Duncan, T. (2005). Principles of Advertising & IMC. New York: he Mc Graw Hill.

Hall, Stuart. (2003). Representation : Cultural Representation and Signifying Practices. London : Sage Publication

Iorio, S.H. (2004). Qualitative Research in Journalism: Taking It To he Streets. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Moriarty, dkk. (2011). Advertising. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Morissan, P. (2010). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu.

Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Ruslan, R. (2006). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Graindo Persada.

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda.

Suyanto, Bagong, and Sutinah. (2007). Metode Penelitian Sosial: Bebagai Alternatif Pengamatan. Jakarta: Kencana Persada Media Group.

Website

http://female.kompas.com/read/2013/05/01/21521869/Jadikan. Keramahtamahan.sebagai.Modal.Servis

http://patriotgaruda.com/2016/08/25/ekonomi-dan-bisnis-berbasis-keramahtamahan/

http://marketeers.com/sejauh-apa-makna-excellent-indonesia-hospitality-bagi-garuda-indonesia/

Referensi

Dokumen terkait

A szűkebb értelemben vett politikai és igazgatási tevékenység során azonban a magánérdekek befolyása roncsoló, romboló, korruptív hatású, mivel fölszámolja magát

Berdasarkan perbandingan rhitung dan rtabel maka indikator untuk variabel Product Quality (X3) nilai rhitung > rtabel pada setiap kolom yang menandakan bahwa item

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain rasa syukur kehadirat ALLAH SWT, karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tulisan skripsi yang

Simpulan penelitian ini bahwa terdapat hubungan bermakna antara GPPH dengan status gizi (p= 0,028), dimana prevalensi anak dengan status gizi tidak normal pada kelompok

Dalam menyelenggarakan pelatihan, BBPLK menghadapi berbagai ancaman baik dari dalam maupun dari luar seperti kebijakan pemerintah pusat yang sering berubah-ubah dalam

buku dan/atau kartu lisensi dan/atau rating asli (bagi yang rusak atau habis lembar perpanjangan);. surat keterangan kehilangan dari

Elektroforegram (Gambar 4) menunjukkan fragmen hasil digesti dari Ganoderma sp Sengon, Ganoderma sp Beringin, G. boninense yang tampak jelas adalah berukuran 490

20 Bass Performance Berbuat baiklah kita Medium Shoot 1 detik 21 Iwan menjalankan shalat posisi sujud Berbuat Baiklah kita Medium Shoot 1 detik 22 Bassist