BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item pengerak (McGraw-Hill,2001) .
2.1.2 Defenisi Perancangan Sistem
Dalam membangun sebuah sistem, hal yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu adalah membuat rancangan yang biasa disebut perancangan sistem.
Menurut beberapa sumber perancangan sistem didefenisikan sebagai berikut:
1. Penggambaran, perancangan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi (jogiyanto, 2005).
keluaran, pemprosesan, pengendalian, database, dan platform teknologi yang akan dirancangan (verzello, 2008).
Dengan demikian perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut: 1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.
2. Pendefenisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional. 3. Persiapan untuk rancang bangun dari implementasi. 4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
5. Pennggambaran, rancangan , dan pembuatan sketsa dari beberapat elemen yang terpisah kedalam suatau kesatuan yang utuh dan berfungsi.
2.2 Konsep Dasar Informasi 2.2.1 Pengertian Informasi
Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (kristanto,2008)
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menermanya (Mulyanto, 2009).
2.2.2 Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari emat hal yaitu: 1.Akurat
kemungkinan banyak terjadi ganguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
2.Tepat pada waktunya
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal bagi suatu organisasi.
3.Relevan
Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
4.Ekonomi, efisien, dan dapat dipercaya
Informasi yang dihasilkan sebaiknya memiliki manfaat yang lebih besar dibanding kan dengan biaya mendapatkannya dan sebangian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannyadengan satuan nilai uang tetappi dapat ditapsirkan nilai efektivitasnya. Selain itu informasi yang dihasilkan juga bisa dipercaya kebenarannya dan tidak mengada-ada (Kristanto, 2008)
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan beberapa komponen yang fungsinya sangan vital di dalam sistem informasi. (Brien JA, 2006). Komponen-komponen sistem informasi tersebut sebagaai berikut:
1. Komponen masukan 2. Komponen model 3. Komponen keluaran 4. Komponen teknologi 5. Komponen basis data 6. Komponen kendali
2.4 Aplikasi yang digunakan
2.4.1 Internet dan Website
Interconected Network atau internet merupakan sekumpulan jaringan yang terhubung satu dengan yang lainnya, dimana jaringan menyediakan sambungan menuju global informasi. Internet telah memungkinkan komunikasi antar komputer dengan menggunakan Transmission control Protocol/internet protocol ( TCP/IP )yang didukung media komunikasi, seperti satelit dan paket radio.(Oetomo, 2007).
Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam,atau data gerak, data animasi,suara, videodan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis ataupun dinamis yang membentuk suatu rangakain bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink) (Suyanto, 2007). Website bersifat statis apabila isi informasi bersifat tetap, jarang berubah. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah dan sifat informasinya interaktif dua arah berasal baik dari pemilik atau pun pengguna website.
2.4.2 Web Browser
Web browser merupakan perangkat lunak yang berguna untuk mengakses informassi web ataupun untuk melakukan transaksi via web. Beberapa contoh browser yang ada saat ini seperti: internet explorer (IE), mozila firefox, Opera, Netscape, dan Safari. (kadir, 2003)
2.4.3 PHP (Hypertext Preprocessor)
PHP (hypertext preprocessor) yang digunakan sebagai script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML (Hypertext Markup Language). Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. (Sidik, 2006)
untuk berkomunikasi denagn layanan lain menggunakan protokol IMAP, SMP, NNTP,POP3,HTTP dan lainnya yang tidak terhitung. Dan sintaks PHP ditulis dalam apitan tanda khusus PHP. Ada empat macam pasangan tag yang digunakan:
1. <?PHP....?>
2. <scrip language=”PHP”>...</script> 3. <?..?>
4. <%...%?
2.4.4 MySQL
MySQL merupakan software sistem manajemen database ( database management system –DBMS) yang open source(gratis sangant populer dikalangan pemrogram web, sehingga dapat digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolah datanya. Hal ini dikarenakan MySQL dapat digunakan dengan cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan skala menengah kecil. (Sidik, 2006).
2.4.5 Sublime Text
tetapi beberapa fitur pengembangan fungsionalitas dari aplikasi ini merupakan hasil dari temuan dan mendapat dukungan penuh dari komunitas serta memiliki lisensi aplikasi gratis.
Sublime Text mendukung berbagai bahasa pemprograman dan mampu menyajikan fitur syntax highlight hampir disemua bahasa pemprograman yang didukung atau dikembangankan oleh komunitas seperti : C, C++, C#, CSS, Dylan, Erlang, HTML, Groovy, Haskell, Java, javaScript, LaTex, Lisp, Lua, Markdown, MATLAB, Ocaml, Perl, PHP, Pyhon, R, Ruby, SQL, TCL, Textile dan XML. Berikut beberapa fitur yang diunggulkan dari aplikasi sublime text yaitu:
1. Goto Anything
Fitur yang dapat membantu dalam membukan file ataupun menjelajahi isi dari file hanya dengan beberapa keystrokes.
2. Multiple selection
Fitur ini memungkinkan user untuk mengubah secara interaktif banyak baris sekaligus mengubah nama variabel dengan mudah dan memanifulasi file lebih cepat dari sebelumnya.
3. Command Pallete
Dengan hanya beberapa keystrokes, user dapat dengan cepat mencari fungsi yang diinginkan , tanpa harus menavigasi melalui menu.
4. Distraction Free Mode
5. Split Editing
Dapatkan hasil yang maksimal dari monitor layar lebar dengan didukung editing perpecahan. Mengedit sisi file dengan sisi, atau mengedit dua lokalasi di satu file. Anda dapat mengedit dengan banyak baris dan banyak kolom yang user inginkan.
6. Instant Project Switch
Menangkap semua file yang dimasukan kedalam project pada aplikasi. Terintegrasi dengan fitur Goto Anything untuk menjelajahi semua file yang ada ataupun untuk beralih ke file dalam project lainnya dengan cepat. 7. Plugin API
Dilengkapi dengan plugin API berbasis Phyton sehingga membuat aplikasi in sangat tangguh.
8. Customize Anything
Aplikasi ini memberi user fleksibilitas dalam hal pengaturan fungsional dalm aplikasi ini.
9. Cross Platform
Aplikasi ini dapat berjalan hampir disemua operating System Modern seperti windows, OS X, dan Linux Based operating system.
2.4.6 CSS
secara bersamaan. Keuntungan menggunakan CSS yaitu jika ingin mengubah format dokumen, maka tidak perlu mengedit satu per satu.
Penggunaan CSS ada dua cara yaitu dengan menyisipkan kode CSS langsung kedalam kode HTML atau disimpan menjadi file tersendiri berekstensi.css. Dengan menyimpan file tersendiri akan lebih memudahkan untuk mengontrol tampilan dalam banyak dokumen secara langsung.
Gambar 2.1 Contoh Penggunaan CSS
2.4.7 Xampp
PhpMyAdmin sebagai tempat melakukan konfigurasi keseeluruhan ( Sidik, 2006). Dengan mengintal Xampp, kita tidak perlu mengintal aplikasi server satu per satu karena di Xampp sudah tersedia.
Gambar 2.2 Contoh Tampilan XAMP
2.4.8 Keuntungan Sistem Berbasis Web
Keuntungan merancang sisem informasi berbasis web , diantaranya yaitu: (Pressman, 2002).
1. Meningkatkan kesadaran akan tersedianya suatu layanan, produksi industri atau kelompok.
4. Menciptakan suatu sistem yang dapat diperluaskan secara global sehingga mampu menjangkau orang-orang ditempat yang berjauhan tanpa mengkhawatirkan zona waktu lokasi mereka.
2.5 Alat Perancang Sistem Yang digunakan
Desain sistem atau perancangan sistem adalah suatu fase yang memerlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem baru. Hal ini harus diperhatikan dalam desain sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem baru.(Ladjamudin, 2005).
2.5.1 Data Flow Diagram (DFD)
Tabel 2.1 simbol data flow diagram gane and sarson
No Simbol Keterangan
1 Entitas luar.
Merupakan sumber atau tujuan dari aliran data dari atau ke sistem.
2 Proses
Proses atau fungsi yang mentransformasikan data secera umum
3 Aliran Data
Menggambarkan aliran data dari sumber proses ke suatu proses lain.
4
Data Store
Erupakan komponen yang berfungsi untuk menyimpan data atau file.
2.6 Alat Perancangan Basis Data yang digunakan
2.6.1 Entity Relation Diagram (ERD)
Tabel 2.2 Simbol Entitas Relatin Diagram No Simbol ERD Keterangan
1 Entitas
Suatu objek yang dapat didefinisikan dalam lingkungan pemakai
2 Atribut
Elemen dari entitas yang berfungsi mendeskripsikan karakter dari entitas
3 Rrelationship
Menggambarkan hubungan diantara sejumlah entitas yang berbeda
4 Garis
Sebagai penghubung antara relasi dengan entitas, relasi dan entitas dengan atribut.
Dalam entity relationship diagram, relasi antara 2 entity set dapat terjadi dan terbagi menjadi beberapa jenis:
1. One to One Relationship
Hubungan antara setiap entity pada entity set pertama dengan entity set kedua adalah satu banding satu.
2. One to Mary Relationship
3. Many to One Relationship
Hubungan antara setiap entity pada entity set pertama dengan entity set kedua adalah banyak banding satu
4. Many to Many Relationship
Hubungan antara setiap entity pada entity set pertama dengan entity set kedua adalah banyak banding banyak
2.7 Kabupaten Tanah karo
2.7.1 Sejarah Singkat kabupaten Tanah Karo
Tanah Karo terbentuk sebagai Kabupaten Daerah Tingkat II setelah melalui proses yang sangat panjang dan dalam perjalanan sejarahnya Kabupaten ini telah mengalami perubahan mulai dari zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang hingga zaman kemerdekaan. Sebelum kedatangan penjajahan Belanda diawal abad XX di daerah dataran tinggi Karo, di kawasan itu hanya terdapat kampung (Kuta), yang terdiri dari satu atau lebih “kesain” (bagian dari kampung). Tiap-tiap kesain diperintah oleh seorang “Pengulu”.
Menurut P. Tambun dalam bukunya “Adat Istiadat Karo”, Balai Pustaka
1952, arti dari pengulu adalah seseorang dari marga tertentu dibantu oleh 2 orang anggotanya dari kelompok “Anak Beru” dan “Senina”. Mereka ini disebut dengan
istilah “Telu si Dalanen” atau tiga sejalanan menjadi satu badan
Diatas kekuasaan penghulu kesain, diakui pula kekuasaan kepala kampung asli (Perbapaan) yang menjadi kepala dari sekumpulan kampung yang asalnya dari kampung asli itu. Kumpulan kampung itu dinamai Urung. Pimpinannya disebut dengan Bapa Urung atau biasa juga disebut Raja Urung. Urung artinya satu kelompok kampung dimana semua pendirinya masih dalam satu marga atau dalam satu garis keturunan.
Menurut P. Tambun ada beberapa sistem atau cara penggantian perbapaan atau Raja Urung atau juga Pengulu di zaman itu, yaitu dengan memperhatikan
hasil keputusan “runggun/permusyawaratan” kaum kerabat berdasarkan kepada 2
(dua) dasar/pokok yakni:
a. Dasar Adat “Sintua-Singuda” yang dicalonkan.
diangap pantas sebagai Perbapaan dari kalangan keluarga yang memerintah, walaupun ada juga selalu berdasarkan adat.
b. Dasar “Bere-bere”
Yakni menurut keturunan dari pihak Ibu. Hanya dari keturunan ibu/kemberahen tertentu saja yang pertama-tama berhak menjadi Perbapaan. Namun setelah kedatangan perjajahan Belanda sistem atau dasar “Bere-bere” ini dihapuskan.
Mengangkat dan mengganti Perbapaan dilakukan oleh “Kerunggun” Anak Beru
-Senina dan Kalimbubu. Namun setelah jaman Belanda cara seperti itu diper-modern, dengan cara kekuasaannya dikurangi, akhirnya diambil alih oleh kerapatan Balai Raja Berempat. Demikian pula, dasar pengangkatan “Pengulu” dan Perbapaan. Kekuasaan Raja Urung yang tadinya cukup luas, dipersempit dengan keluarnya Besluit Zelfbestuur No. 42/1926, Marilah kembali melihat sistem pergantian Perbapaan Urung dan Pengulu Kesain, sebelum datangnya penjajahan Belanda ke daerah dataran Tinggi Tanah Karo.
Sementara itu orang yang berhak menurut adat menjadi Perbapaan/Raja, tetapi masih dalam keadaan di bawah umur ataupun belum kawin, maka jabatan itu boleh dipangku/diwakili kepada orang lain menunggu orang yang berhak itu sudah mencukupi. Peraturan tetap tentang memilih siapa sebagai pemangku itu tidak ada. Yang sering dilakukan ialah orang yang paling cakap diantara kaum sanak keluarga terdekat, termasuk juga Anak Beru dan marga yang seharusnya memerintah sebagai Perbapaan Raja.
Adapun jabatan pemangku itu dipilih dari kalangan Anak Beru dari lain marga dari Perbapaan/Raja. Jadi mustahillah sipemangku itu tadi berhak atas kerajaan yang dipangkunya untuk selama-lamanya, pasti disatu waktu akan dikembalikan kepada yang berhak. Sedangkan kalau jabatan sebagai Perbapaan/Raja dipegang oleh kaum keluarga dari sipemangku yang berhak, misalnya saudara satu ayah lain ibu, ada kemungkinan akan mendakwa dan mempertahankan jabatan itu di kemudian hari, terlebih kalau dia sudah bertahun-tahun sudah memangku jabatan itu, sehingga merasa segan malah menolak menyerahkannya kembali kepada yang berhak. Keadaan seperti ini juga pernah terjadi, malah menimbulkan perselisihan berkepanjangan antar kerabat yang seketurunan.
Dengan sistem ini Pemerintah Tradisional Karo telah berjalan hampir ratusan tahun. Sistem itu mengalami sedikit perubahan pada abad ke 18 ketika Karo berada dibawah pengaruh Aceh yang membentuk raja berempat di Tanah Karo. Seiring dengan masuknya pengaruh kekuasaan Belanda ke daerah Sumatera Timur melalui Kerajaan Siak Riau maka terjadi pula perubahan penting di dareah ini karena Belanda juga ingin menguasai seluruh Tanah Karo. Di Deli waktu itu sudah mulai berkembang Perkebunan tembakau yang diusahai oleh pengusaha-pengusaha Belanda.
Namun tidak selamanya kekuasaan Belanda tertanam dengan mudah di daerah Sumatera Utara terlebih-lebih di daerah dataran tinggi Karo. Dan bagi orang Karo di masa lampau, kedatangan Belanda identik dengan pengambilan tanah rakyat untuk perkebunan. Banyak penduduk di Deli dan Langkat yang kehilangan tanahnya karena Sultan memberikan tanah secara tak semena-mena untuk jangka waktu 99 tahun (kemudian konsensi 75 tahun) kepada perkebunan tanpa menghiraukan kepentingan rakyat. Kegetiran dan penderitaan penduduk melahirkan perang sunggal yang berkepanjangan (1872-1895) yang juga dikenal sebagai perang Tanduk Benua atau Batakoorlog. Dalam perang tersebut orang Melayu dan orang Karo bahu-membahu menentang Belanda, antara lain dengan membakari bangsal-bangsal tembakau.
Tokoh Karo yang sangat terkenal dalam peperangan ini adalah Langgah Surbakti, berasal dari kampung Susuk Tanah Karo dan Nabung Surbakti, dikenal sebagai Penghulu Juma Raja. Karena hebatnya serangan-serangan yang dilancarkan, pihak Belanda mengirim ekspedisi ke Sunggal sampai tiga kali. Pekabaran injil ke Tanah Karo (1894) tidak terlepas dari kerusuhan-kerusuhan perkebunan tersebut. Pihak perkebunan mengharapkan bahwa gangguan-gangguan orang Karo akan dapat dipadamkan melalui pekabaran injil, jadi yang membiayai misionari (Nederlands Zendilingsgenotschap), ke karo adalah pihak perkebunan, diprakarsai oleh J.TH Gremers, Direktur Perkebunan tembakau Deli Maatschappij pada saat itu.
Garamata yang mengadakan perlawanan pada awal abad ini (1901-1905) juga berpendapat bahwa jika Belanda dibiarkan ke Tanah karo maka tanah rakyat mungkin sekali diambil untuk perkebunan. Pikiran ini didasarkan pada pengalaman orang Karo di dataran rendah, di Deli dan Langkat. Selanjutnya dia juga berpendapat bahwa orang Karo mempunyai cara hidupnya sendiri dan istiadatnya sendiri dan tidak perlu dicampuri oleh orang Belanda (lihat Masri Singarimbun, Garamata: Perjuangan melawan Penjajah Belanda, 1901-1905, Balai Pustaka, Jakarta, 1992). Namun kekuatan Belanda yang begitu besar tidak dapat dibendung.
Masa Penjajahan Belanda
Setelah Belanda dapat menguasai daerah Sumatera Timur melalui perjanjian dengan raja-raja yang berbentuk kontrak yang disebut dengan Lange Verklaring (Perjanjian Panjang) dan Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) maka pada tanggal 1 Maret 1887 Belanda membentuk daerah Sumatera Timur menjadi daerah Kresidenan yang sebelumnya termasuk daerah Kresidenan Sumatera Timur yang berkedudukan di Bengkalis (Riau). Kresidenan Sumatera Timur dipimpin oleh Seorang Residen bangsa Belanda, berpusat di Medan yang terdiri atas 4 daerah afdeling yaitu: Afdeling Deli dan Serdang, Afdeling Simalungun dan Karo Landen, Afdeling Langkat, dan Afdeling Asahan.
Selanjutnya wilayah administrasi afdeling Simalungun dan Karo Landen dibagi lagi menjadi Onderafdeling, yaitu Onderafdeling Simalungun dan Onderafdeling Karo Landen. Masing-masing dari onderafdeling itu dipimpin oleh Controleur (Pengawas) orang Belanda berkedudukan di Pematang Siantar dan Kabanjahe.
1. Landschaap Lingga yang berkedudukan di Kabanjahe yang membawahi enam urung yaitu Urung XII Kuta di Kabanjahe, Urung Telu Kuru di Lingga, Urung Lima Senina di Batu Karang, Urung Tiga Pancur di Tiga Pancur, Urung IV Teran di Naman dan Urung Tiganderket di Tiganderket.
2. Landschaap Kuta Buluh yang berkedudukan di Kuta Buluh membawahi dua urung yaitu Urung Namohaji di Kuta Buluh dan Urung Liang Melas di Sampe Raya.
3. Landschaap Sarinembah yang berkedudukan di Sarinembah membawahi empat urung yaitu urung XVII Kuta di Sarinembah, Urung Perbesi di Perbesi, Urung Juhar di Juhar dan Urung Kuta Bangun di Kuta Bangun.
4. Landschaap Suka membawahi empat urung yaitu urung Suka di Suka, Urung Suka Piring di Seberaya, Urung Ajinembah di Ajinembah dan Urung Tongging di Tongging.
5. Landschaap Barusjahe membawahi dua urung yaitu Urung Sipitu Kuta di Barusjahe dan Urung Sienam Kuta di Sukanalu.
muda mulai bergerak dalam bidang politik dengan membentuk organisasi partai politik yang sudah ada di Medan, Batavia dan Yogyakarta.
Beberapa tokoh muda yang terkenal dalam pergerakan di Tanah Karo adalah Nerus Ginting Suka, Tama Ginting, Keras Surbakti, Rakutta Sembiring, Matang Sitepu, Selamat Ginting (terkenal dengan gelar halilintar), Payung Bangun, Djamin Ginting, Kendal Keliat, disamping beberapa nama lain Mbera Barus, Tama Sebayang, Turah Perangin-angin, Tampe Malem Sinulingga, RO Sembiring, yang pada sekitar tahun 60-an menjadi pelopor angkutan darat di Jakarta.
Setelah Belanda menyerah kepada Jepang (1942), pemerintah militer Jepang tetap mempertahankan sistem Swaja Pribumi. Namun, jika pada zaman penjajahan Belanda administrasi Pemerintahan dipegang oleh seorang Controleur Belanda, maka di zaman penjajahan Jepang jabatan itu dipegang oleh seorang pejabat militer Jepang dengan nama Gunseibu yang berkedudukan di Berastagi, bukan di Kabanjahe.
Masa Penjajahan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, kedudukan kerajaan-kerajaan di Sumatera Utara tidak mengalami perubahan. Di kresidenan Sumatera Timur masih terdapat pemerintahan raja-raja seperti pemerintahan Zelfbestuur-Landschap di Zaman Belanda. Raja-raja ditugaskan untuk membantu pelaksanaan politik pemerintahan Jepang. Demikian pula di Tanah Karo, pada mulanya kepala pemerintahan Jepang hanya campur tangan jika perlu saja, tetapi akhirnya segenap lapisan dan golongan masyarakat baik raja-raja, pegawai dan rakyat berangsur-angsur menuju kearah kepemimpinan Jepang. Hal itu mengakibatkan kewibawaan masyarakat makin berkurang. Badan-badan yang dibentuk Jepang untuk membantu perang Asia Timur Raya dan badan-badan perwakilan yang dipersiapkan untuk menyambut kemerdekaan Indonesia yang terdiri dari beberapa lapisan dan golongan makin lama kian besar pengaruhnya di tengah-tengah masyarakat menggantikan pengaruh raja-raja.
1. Pengumpulan keperluan pangan/padi dari penduduk
2. Pengumpulan sayur-sayuran melalui unit-unit distribusi disetiap desa dengan harga amat murah, malah kalau perlu dibon saja
3. Mengambil paksa dengan harga sangat murah hewan peliharaan penduduk seperti ternak babi, ayam, kuda dan lain-lain.
4. Pengrekrutan anggota masyarakat terutama pemuda untuk diseleksi menjadi anggota Sukarela Gyugun, Heiho, guru sekolah. Juga latihan massal kepada penduduk untuk bersiap menghadapi sekutu Inggris-Amerika (Belanda tidak masuk dalam lingkungan mereka) seperti juga menjadi anggota Keibodan (Kepolisian). Talapeta dan Kyodo Buedan. 5. Pengambilan seseorang menjadi tenaga kerja paksa/romusa, berdasar
instruksi pemerintah militer Jepang, dilakukan oleh para Penghulu Kesain di suatu kampung. Ketika itu anggota Romusha dari Tanah Karo dikirim ke Tanjung Tiram membuat garam. Siapa saja yang menjadi anggota Romusha, sekembalinya dari Tanjung Tiram, badannya persis seperti tengkorak hidup dengan pipi gemuk kena penyakit biri-biri.
Disebabkan pemerintahan militer Jepang sangat keras apalagi disertai Institusi Kempetai (Polisi Militer) yang luar biasa kejamnya terhadap siapa saja, baik kepada penduduk demikian juga kepada aparatur pemerintahan swapraja entah Sibayak, Raja Urung ataupun Pengulu, dapat dikatakan roda pemerintahan militer Jepang lancar.
terhadap Raja Urung Lima Senina Boncar Bangun dan terhadap para tukang sihir, tukang racun (peraji-aji).
Raja Urung Lima Senina Boncar Bangun, yang menurut laporan bersalah ditahan, lalu disiksa habis-habisan di Kabanjahe, oleh Kempetai Jepang. Diayun, dipukul karet, dipompa dengan air perutnya melalui mulut, lalu diinjak-injak dan lain sebagainya. Menyebabkan Raja Urung yang sudah tua/uzur, meninggal dalam siksaan Kempetai Jepang tahun 1944.
Para tukang sihir, tukang racun dan pencuri kakap, ditangkapi oleh Kempetai Jepang. Juga disiksa habis-habisan antara lain juga dalam bentuk hukum jari dan kaki dicabuti dengan kakaktua, rokok menyala dimasukkan ke dalam lubang hidung, badan disayat sedikit-sedikit lalu dituang dengan air jeruk dan garam. Para penderita pasti menggelepar, lemas tak sadarkan diri, malah ada yang mati begitu saja.
Namun badan-badan ini tidak berumur panjang sebab pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada pasukan sekutu setelah sekutu menjatuhkan bom di Hirosima dan Nagasaki. Dan dua hari setelah penyerahan Jepang, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.
Peristiwa yang cukup penting di zaman penjajahan Jepang di Tanah Karo adalah pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat kresidenan Sumatera Timur yang terdiri dari berbagai golongan yang disebut Syu Sangikai di awal 1945.Dari Tanah Karo yang ditunjuk sebagai anggota dewan adalah Djaga Bukit dan Ngerajai Meliala. Dewan ini sempat bersidang beberapa kali di Medan sebelum Jepang menyerah kepada Sekutu.
Sebelum itu, pada tanggal 15 Juni 1945 Pemerintah militer Jepang telah mengangkat Ngerajai Meliala sebagai kepala Pemerintahan kerajaan-kerajaan Pribumi di Tanah Karo. Dengan posisi itu, Ngerajai Meliala merupakan kepala Pemerintahan Tanah Karo pertama yang membawahi langsung Pemerintahan Swapraja Pribumi Landschaap (Sibayak) dalam berurusan dengan pemerintahan militer Jepang yang saat itu dipimpin oleh K. Fukuchi di Tanah Karo.