• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Berkat Lumbung dan NilaiNilainya yang Dilestarikan Masyarakat Dusun Setontong, Desa Kualan Hilir Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapangalimantan Barat T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Berkat Lumbung dan NilaiNilainya yang Dilestarikan Masyarakat Dusun Setontong, Desa Kualan Hilir Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapangalimantan Barat T1 BAB IV"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Gambaran Umum Dusun Setontong

1.

Letak Geografis

Dusun Setontong adalah salah satu Dusun yang terdapat di Desa

Kualan Hilir, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang Propinsi

Kalimantan Barat. Kondisi Desa Kualan Hilir secara keseluruhan adalah

mempunyai dataran rendah dan masih ada terdapat daerah berbukit. Jarak

Desa Kualan Hilir dengan Kecamatan 20 Km dan jarak Desa Kualan Hilir

dengan Kabupaten yaitu ke Ketapang 363 Km.

Wilayah Desa Kualan Hilir, berbatasan dengan Desa-desa tetangga

dengan batas Desa sebagai berikut:

Batas Utara

Desa Sekucing Labai, Desa Botoh Bosi

Batas Timur

Desa Balai Pinang Hulu, Desa Semandang Kanan

Batas Selatan Desa Kampar Sebomban

Batas Selatan Desa Sekucing Kualan

2.

Luas Wilayah

Luas Wilayah Desa Kualan Hilir adalah 215.20 Km² yaitu secara

(2)

21

Tanah Sawah

2.820 ha

Tanah Kering

3.000 ha

Tanah Rawa

280 ha

Tanah Perkebunan

2.700 ha

Hutan Cadangan Masyarakat 1.100 ha

Hutan Produksi

20.000 ha

Perkebunan Kelapa Sawit

5.800 ha

3.

Kependudukan

Uraian kependudukan berdasarkan sumber daya manusia berisi tentang

(a) struktur penduduk berdasarkan jumlahnya, (b) struktur penduduk

berdasarkan pendidikan, (c) struktur penduduk berdasarkan mata

pencaharian / Pekerjaan.

a.)

Uraian struktur penduduk berdasarkan jumblah penduduk dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 1

Jumlah Penduduk Desa Kualan Hilir

Kecamatan Simpang Hulu

NO

NAMA DUSUN

KK

LK

PR

JUM

1

DUSUN MERABAN

358 KK

579

583

1.162

2

DUSUN SETONTONG

314 KK

525

539

1.064

3

DUSUN LELAYANG

216 KK

428

470

899

4

DUSUN LELAYANG

BATU

110 KK

306

330

636

JUMLAH

999 KK

1.839

1.922

3.761

(3)

22

Dari tabel diatas tampak jelas bahwa jumlah Penduduk Desa

Kualan Hilir tahun 2016 sebanyak 3.761 jiwa terdiri dari laki-laki 1.839

jiwa, perempuan 1.922 jiwa dengan KK yang dibagi berdasarkan

perdusunan. Dimana jumlah penduduk di Dusun Setontong tahun 2016

sebanyak 1.064 jiwa terdiri dari laki-laki 525 juwa, perempuan 539 jiwa

dengan 314 KK.

b.)

Struktur pwnduduk berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel II

Pendidikan Penduduk Dusun Setontong

Desa Kualan Hilir Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang

NO

Tingkat Pendidikan

Jumlah

1

SD

345

2

SMP

234

3

SMA

102

4

D3

003

5

S1

003

(Sumber : arsip Desa Kualan Hilir 2016)

Dari data di atas penduduk Dusun Setontong yang sudah bersekolah

sebanyak 687 jiwa.

(4)

23

Tabel III

Mata Pencaharian / Pekerjaan Penduduk Dusun Setontong

Desa Kualan Hilir Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang

NO

Mata Pencaharian / Pekerjaan

Jumlah Penduduk

1

Petani / Pekebun

767

2

PNS / Kontrak

5

3

Wiraswasta

12

4

Tidak / belum bekerja

107

5

Pelajar / mahasiswa

123

6

Lainnya

50

(Sumber : arsip Desa Kualan Hilir 2016)

Dari data di atas sebagian besar penduduk bermata pencaharian

sebagai petani / pekebun sebanyak 767 jiwa.

4.

Sistem Mata Pencaharian dan Ekonomi

(5)

24

Wira Swasta, Wira usaha, Anggota Kepolisian, Anggota TNI, Penjual Jasa,

Buruh dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun ada juga yang

merangkap , misalnya ada yang bekerja sebagai PNS juga bekerja sebagai

petani atau bercocok tanam. Keadaan ini bertkaitan dengan letak tempat

tinggal masyarakatnya itu sendiri.

Mata pencaharian sebagai nelayan banyak dilakukan oleh

masyarakat dari Ketapang, Mempawah, dan Pemangkat. Hal ini

dikarenakan kondisi geografisnya yang berada didaerah pantai. Sedangkan

mata pencaharian seperti bercocok tanam hampir dilakukan seluruh

masyarakat di daerah pedesaan yang memiliki tanah yang cukup subur

untuk bercocok tanam. Begitu juga halnya dengan mata pencaharian

menoreh getah (nyadap karet). Sedangkan mereka yang bekerja di

perusahaan kelapa sawit tidak memandang tempat tinggal atau letak

geografisnya karena mereka yang bekerja diperusahaan sawit berasal dari

masyarakat bawah sampai menengah bahkan tingkat atas.

Pada masyarakat Dayak Mali khususnya di Dusun Setontong, mata

pencahariannya adalah petani dan berkebun.

5.

Sistem Kepercayaan atau Religi

(6)

25

Dayak pada jaman dahulu dan masih terjaga kelestariannya sampai

sekarang, meskipun sebagian besar masyarakat Dayak Mali sudah banyak

yang percaya terhadap agama (Ajaran Tuhan).

Masyarakat yang memilih percaya terhadap kehidupan beragama

(Ajaran Tuhan) adalah mereka yang sudah memiliki pengaruh dari

kehidupan di era modernisasi, mereka percaya bahwa Tuhan adalah yang

pantas disembah dalam kehidupan beragama. Namun, meskipun

masyarakat sudah percaya terhadap ajaran beragama masih banyak juga

mereka percaya terhadap ajaran nenek moyang, hal ini dipengaruhi oleh

adat-istiadat setempat. Mereka percaya terhadap Tuhan tetapi tetap

percaya dengan ajaran Kaharingan (ajaran nenek moyang).

Ajaran Kaharingan yang terbentuk sejak berabad-abad lamanya

memang sulit untuk dilepas begitu saja apalagi nenek moyang orang Dayak

Mali sejak awal sudah menganut agama Kaharingan sebelum kepercayaan

terhadap Tuhan muncul, ini yang membuat masyarakat Dayak Mali

sekarang masih tetap menganut kepercayaan terhadap nenek moyang atau

Kaharingan, Memang Kaharingan sendiri seperti adat-istiadat yang sudah

ada turun-temurun dan harus tetap dipertahankan demi menjaga dan

melestarikan adat dan tradisi orang Dayak, khususnya Dayak Mali. Demi

menjaga keberagaman dan keunikan yang dimiliki Indonesia.

6.

Adat Istiadat

(7)

usaha-26

usaha pembangunan atau pelaksana adat itu sendiri (J. U. Lontaan,

1975:266). Adat istiadat yang dijalankan oleh masyarakat Dayak Mali

didusun Setontong, dikontrol oleh pengurus adat yang mempunyai lembaga

adat disebut “Dewan Adat”. Dalam adat istiadat didusun Setontong dewan

adat tertinggi dipimpin oleh ketua adat yang ditunjuk langsung oleh kepala

Desa, penujukkan ketua adat ini tidak sembarangan dilakukan, penunjukkan

ketua adat harus mempertimbangkan garis keturunan sesepunya yang

terdahulu “apakah pernah terli

bat dalam dewan adat didusun Setontong

atau tidak” jika pernah maka akan dipertimbangkan untuk menjadi ketua

adat.

Adat istiadat yang dilaksanakan dalam masyarakat Dayak Mali,

khususnya di Dusun Setontong dapat dilihat dalam kehidupan sehari-sehari,

banyak sekali adat istiadat yang dijalankan oleh masyarakat Dayak Mali.

Salah satunya yaitu dalam mengadakan upacara Tradisi Berkat Lumbung.

Upacara Tradisi Berkat Lumbung merupakan contoh kecil dari berbagai

macam adat-istiadat yang ada di Dusun Setontong yang sampai saat ini

masih dipertahankan oleh masyarakat setempat dan terus dikembangkan

agar tidak hilang ditelan zaman.

(8)

adat-27

istiadatnya masing-masing, tidak terkecuali anak muda yang ada di Dusun

Setontong, mereka harus mampu mempertahankan adat-istiadatnya yang

sudah lama ada salah satunya mempertahankan dan melestarikan Tradisi

Berkat Lumbung.

B.

TRADISI BERKAT LUMBUNG

1.

Sejarah Tradisi Berkat Lumbung

Berbicara tentang Tradisi Berkat Lumbung itu, tidak terlepas dari

asal-usul terjadinya padi menurut cerita di kalangan suku Dayak, dalam

hal ini suku Dayak Mali. Padi itu oleh masyarakat masyarakat Setontong

disebut “putri bunsu bertatah intan” (anak putri bungsu y

ang cantik

kemilau seperti intan). Padi putri bungsu dari tujuh bersaudara yang

merupakan sosok perempuan. Alasan kecantikannya mengakibatkan

kakak-kakaknya iri hati kepadanya, suatu hari kakak-kakaknya

mengayunnya dengan cara memegang tujuh helai rambutnya.

Kakak-kakak dari sibunsu ini mengayunkannya sambil menembangkan.

Tembang yang dinyanyikan sebagai berikut:

“Ayun-ayun rambut sibunsu, putus satu tinggal enam

Ayun-ayun rambut sibunsu, putus satu tinggal lima

Ayun-ayun rambut sibunsu, putus satu tinggal empat

Ayun-ayun rambut sibunsu, putus satu tinggal tiga

Ayun-ayun rambut sibunsu, putus satu tinggal dua.”

(Wawancara dengan Bapak Y. Sitomaryono).

Sambil menembangkan lagu, sambil kakak sibunsu membelai

rambut pada helai terakhir putus dan sibunsu pun dijatuhkan ke sungai

yang deras. Pada saat mengalir dialiran sungai yang deras itu sibunsu

(9)

28

sayangnya sibunsu tidak tertolong hingga sang kakek memisahkan roh

dan badannya. Jasadnya dikuburkan di bawah kaki tangga dan kemudian

tumbuh menjadi padi sebanyak 7 batang.Setelah padi itu berbuah, dari

situ ada sebuah petunjuk dari sorang tokoh yang mengatakan bahwa padi

tersebut bisa digunakan dan menjadi suatu makanan pokok. Setelah itu

padi tersebut dikembangkan, kemudian dibagikan kepada orang lain

sehingga bermanfaat bagi banyak orang.(Wawancara dengan Bapak Y.

Sitomaryono).

Maka dari kisah yang terjadi di atas masyarakat suku Dayak Mali di

Dusun Setontong ini mengadakan Tradisi Berkat Lumbung setiap

tahunnya untuk mengucapkan syukur terhadap berkat panen yang

didapat. Tepatnya pada tahun 1955 tradisi ini dimulai pada awalnya

Tradisi ini dinamakan “Ampara pade” (Ngampar padi/memberi padi

makan) yang disertai dengan “Nenting” (Ngundang semangat padi)

karena disadari selama bertanam padi sampai pada panen pasti ada padi

yang tertinggal oleh karena dimakan binatang dan sebagainya, maka

padi itu perlu di panggil kembali (Nenting) supaya kembali berkumpul

dan diundang agar datang bergabung ke tempat anggun (Joronk) atau

biasa disebut lumbung oleh masyarakat suku Dayak Mali. Maka

diyakini padi itu mempunyai semangat, maka dari itu perlu dipelihara

dan diperlakukan dengan baik dan arif.(Wawancara dengan Bapak Y.

Sitomaryono).

(10)

29

Tradisi berkat lumbung ini sendiri tidak lepas dari pengaruh

masyarakat yang telah lama terus melestarikannya, tradisi berkat

lumbung terbentuk karena adanya keinginan masyarakat untuk

memberikan ucapan syukur kepada sang pencipta dalam bentuk adat

dan kebudayaan masyarakat Dayak Mali. Tepatnya pada tahun 1955

tradisi ini dimulai dan masih dilaksanakan sampai sekarang. Tradisi

berkat lumbung adalah upacara ucapan syukur di mana setiap

masyarakat Dayak Mali selalu memberikan ucapan syukur atas hasil

panen yang mereka dapatkan, karena upacara ucapan syukur ini selalu

diadakan setiap tahunnya maka jadilah ucapan syukur ini menjadi

sebuah tradisi di dalam masyarakat Dayak Mali.

Dalam tradisi berkat lumbung setiap masyarakat Dayak Mali yang

telah panen (mereka yang telah panen) wajib terlebih dahulu

menggantungkan padi seberat setengah kilo gram di depan tempat

penyimpanan padi atau lumbung yang biasa disebut masyarakat Suku

Dayak Mali “Joronk” sambil menggantungkan padi, masyarakat Dayak

Mali mengucapkan Do’a untuk berkat yang tidak terhingga dipanen

(11)

30

Setelah melakukan penggantungan padi di “Joronk” atau lu

mbung

padi masyarakat bergegas mempersiapkan panggung untuk acara

tradisi berkat lumbung, persiapan panggung ini dilakukan 3 hari

sebelum acara tradisi dimulai, bentuk panggung yang biasa digunakan

adalah ukuran 7x8 m atau menyesuaikan bahan-bahan yang diambil

masyarakat dari hutan (seperti kayu-kayu untuk pilar pembuatan

panggung). Setelah itu masyarakat Dayak Mali mempersiapkan kayu

bakar setiap rumah wajib menyediakan kayu bakar, persiapan kayu

bakar ini dilakukan 2 hari sebelum acara tradisi dimulai, setelah itu

dilakukan pemberkatan rumah bagi seluruh masyarakat Dusun

Setontong terutama mereka yang telah melakukan panen. Pemberkatan

rumah ini dilakukan sehari sebelum acara tradisi dimulai. Pada hari

dimana acaranya dimulai setiap masyarakat Dayak Mali berkumpul di

daerah panggung yang telah dibuat dan melakukan ritual adat atau

ucapan syukur kepada Tuhan dalam bentuk adat Dayak Mali, pada

upacara adat ini masyarakat Dayak Mali melakukan pemberkatan

kepada alat-alat rumah tangga atau alat-alat untuk melakukan

pekerjaan di ladang atau sawah dan juga padi yang telah dipanen untuk

tetap diberikan berkah setiap melakukan panen kedepannya.

(12)

31

acara bebas atau hiburan yang telah disediakan panitia berkat lumbung

seperti menikmati pertunjukan musik dan pertunjukan silat dar i

anak-anak remaja yang telah disediakan oleh pihak panitia.

3.

Waktu Pelaksanaan

Tradisi Berkat Lumbung dilaksanakan pada setiap tanggal 15 Mei

setiap tahunnya oleh masyarakat suku Dayak Mali di Dusun Setontong.

Sejak awal diadakannya tradisi ini pada tahun 1955 ketua adat

masyarakat suku Dayak Mali telah menentukan tanggal dan bulan yang

telah dianggap baik untuk melaksanakan kegiatan upacara tradisi ini,

yaitu jatuh pada tanggal 15 Mei setiap tahunnya. Dimana pada bulan

diadakannya upacara tradisi ini tidak lepas dari pemantauan terhadap

masyarakat yang telah selesai panen.

(13)

32

4.

Makna Tradisi Berkat Lumbung

Tradisi Berkat Lumbung merupakan warisan budaya nenek moyang

masyarakat Dayak terutama suku Dayak Mali yang kini masih terus

dilestarikan. Terbukti dengan diselenggarakannya tradisi ini setiap

tahunnya. Tradisi Berkat Lumbung sendiri tidak hanya dilakukan oleh

masyarakat Dusun Setontong, semua masyarakat suku Dayak yang ada

di Kalimantan Barat pula melaksankannya namun berbeda nama

seperti pesta naik dango dan sebagainya.

Makna dari Tradisi Berkat Lumbung sendiri bagi masyarakat suku

Dayak Mali Dusun Setontong ini adalah menyatukan masyarakat dalam

kebersamaan untuk melaksanakan upacara tradisi. Seperti pada prosesi

sebelum upacara tradisi masyarakat melakukan gotong royong untuk

membuat panggung dan menggumpulkan kayu bakar untuk

kelangsungan kegiatan. Nilai kebersamaan sangat menonjol dala m hal

ini dimana masyarakat berkumpul disatu tempat yaitu berda di sekitar

panggung untuk mengikuti serangkaian upacara tradisi berkat lumbung

dan meninggalkan sejenak segala pekerjaannya pada hari tersebut.

(14)

33

tuak, nyiru’k dan cuai (alat tradisional masyarakat Dayak Mali untuk

memanen padi). Dari semua persyaratan tersebut merupakan suatu

keharusan yang harus dipenuhi dalam prosesi upacara adat tradisi

berkat lumbung. Adapun makna dari semua persyaratan yang telah

dilengkapi tersebut seperti yang telah dijelaskan diatas dapat dilihat

dalam tabel berikut ini. (Wawancara dengan Bapak Y. Sitomaryono)

Berikut makna dari persyaratan upacara adat tradisi berkat lumbung:

Persyaratan

Makna

Nyiru’k

Merupakan suatu wadah atau

tempat yang berfungsi untuk

menyimpan segala persyaratan

upacara adat yang terbuat dari

bambu.

Seikiat padi yang baru dipanen

Merupakan lambang ucapan

syukur

Parang/mandau dan kapak

Merupakan alat untuk bekerja di

ladang yang memiliki kekuatan

tersendiri.

Kunci kendaraan bermotor

Sebagai lambang ucapan berkat

harta benda yang ada.

Tumpi’k dan arak atau tuak

Merupakan makanan dan

minuman tradisional yang wajib

dalam prosesi upacara adat.

Cuai

Alat tradisional masyarakat

Dayak Mali untuk memanen

padi

5.

Fungsi Tradisi Berkat Lumbung

a.

Ucapan Syukur

(15)

34

mendapatkan berkat berkelimpahan untuk hasil panen yang didapat

dan memohon berkat untuk mendapatkan hasil panen yang lebih

banyak untuk tahun kedepannya.

Pelaksanaan tradisi berkat lumbung sebagai ungkapan rasa

syukur ini tidak lepas dari rangkaian upacra adat. Sebelum

berlangsungnya tradisi berkat lumbung, maka diadakan upacara

adat yang selalu ditandai dengan pembacaan doa adat. Hal seperti

ini masi dilaksanakan sebagai tanda pemberitahuan dan ucapan

syukur kepada Jubata (Tuhan) sang pencipta atas apa yang telah

diberikan. Dengan diadakannya tradisi berkat lumbung ini, maka

masyarakat dapat mempertahankan kebudayaan dan tradisi yang

sudah ada sejak dahulu sehingga tidak hilang sesuai dengan

berkembangnnya jaman.

b.

Hiburan

Tradisi Berkat Lumbung tidak hanya sebagai suatu tradisi

yang wajib diadakan setiap tahunnya. Karena tradisi berkat

lumbung pula merupakan satu acara hiburan bagi masyarakat suku

Dayak Mali di Dusun Setontong, karena di dalam tradisi ini

diundang penyanyi daerah maupun pementasan silat dari remaja

-remaja Dusun Setontong.

(16)

35

kebersamaan dalam masyarakat kampung agar tetap bersatu dalam

ikatan komunitas.

6.

Peran Masyarakat dalam Tradis Berkat Lumbung

Peran masyarakat dalm upacara tradisi berkat lumbung ini

sangatlah besar, sebab sebelum berlangsung maupun sesudah

berlangsungnya kegiatan ini masyarakat saling membantu agar

kegiatan berjalan dengan lancar. Mulai dari persiapan pembuatan

panggung, pemungutan kayu bakar dan prosesi upacara pemberkatan

alat rumah tangga sampai pada puncak acara kesenian tradisi berkat

lumbung tersebut.

Saat pembukaan upacara tradisi berkat lumbung ini masyarakat

berbondong-bondong datang untuk berkumpul di sekitar panggung

untuk mengikuti prosesi pemberkatan peralatan rumah tangga. Baik

tua, muda maupun anak-anak turut hadir untuk meramaikan acara

tersebut.

(17)

36

Antusias masyarakat sangat tinggi untuk mengikuti tradisi berkat

lumbung ini karena tradisi ini merupakan acara yang selalu dinantikan

setiap tahunnya. Tradisi ini membangun rasa kerja gotong royong

masyarakat yang sangat tinggi, tidak hanya orang dewa sa saja

melainkan para remaja, ibu-ibu serta anak-anak ambil bagian semua

dalam melaksanakan untuk keberlangsungan upacara tradisi ini.

(Wawancara dengan Bapak Lorensius Kiang).

Tradisi berkat lumbung ini secara tidak langsung melibatkan anak

muda untuk berperan secara langsung dalam acara ini, salah satunya

dengan membantu panitia seperti membangun panggung serta

mendekor panggung dan ruangan. Selain itu anak-anak muda pula yang

membantu menjaga keamanan dan mengambil kayu bakar kepda setiap

rumah-rumah masyarakat. Pada upacara tradisi ini anak muda

masyarakat suku Dayak Mali di Dusun Setontong ini banyak belajar

dalam suatu keorganisasian dalam suatu masyarakat dan belajar

memahami pentingnya melestarikan suatu kebudayaan yang telah ada.

(Wawancara dengan Brigita Rani Wulandari).

Kepedulian masyarakat dalam melestarikan tradisi dan budaya ini

sangatlah berguna bagi masa depan bangsa. Karena jika budaya dan

tradisi tidak dijaga dan dilestarikan maka anak-cucu tidak akan

mengenal jati diri budayanya sendiri. Maka dari itulah mengapa tradisi

ini tidak ada batasan usia untuk mengikutinya karena budaya dan tradisi

(18)

37

budaya-budaya maupun tradisi lokal yang ada dan mulai ditanamkan

sejak dini pula. Oleh karena itu diharapkan anak-anak dapat

melestarikan budaya maupun tradisi lokal didaerahnya kedepannya agar

kebudayaan tidak punah seiring dengan perkembangan jaman.

7.

Nilai-nilai yang terkandung pada tradisi berkat lumbung

Tradisi Berkat Lumbung merupakan suatu tradisi yang diadakan

untuk mensyukuri hasil panen yang disadari itu pemberian Tuhan. Pada

setiap tradisi memiliki nilai-nilai yang terkandung didalamnya tidak

terkecuali dalam Tradisi Berkat Lumbung. Tradisi Berkat Lumbung

yang selalu ada setiap tahunnya di Dusun Setontong memiliki nilai-nilai

khusus seperti yang disampaikan oleh masyarakat di dusun Setontong :

a.

Kebersamaan

Nilai kebersamaan sebagai sebuah identitas jati diri

masyarakat Dayak Mali sejak dulu sampai saat ini yang terus

menjaga eksistensi kebersamaan masyarakat setempat. Sebagai

contoh: Masyarakat suku Dayak Mali Dusun Setontong memiliki

jiwa kebersamaan yang tinggi dapat terlihat sebelum dan sesudah

prosesi tradisi berkat lumbung. Masyarakat mulai anak-anak,

ibu-ibu, bapak-bapak, tua-muda semua ambil bagian dalam

keberlangsungan prosesi tersebut. Untuk melestarikan nilai

kebersamaan perlu kekompakan masyarakatnya setiap kali

(19)

38

dengan sebuah kebersamaan kerukunan antar masyarakatnya akan

tetap terjaga, selain itu masyarakat akan saling mengenal lebih akrab

lagi satu dengan yang lainnya.

b.

Toleransi Beragama

Nilai toleransi beragama dapat terlihat saat berjalannya

tradisi berkat lumbung yang selalu diikuti masyarakat tanpa melihat

perbedaan agama. Jadi baik itu yang beragama Katolik,

Kristen/Protestan, maupun Islam berkumpul menjadi satu untuk

melaksanakan upacara tradisi tersebut. Masyarakat harus mampu

menghargai sesama umat beragama demi melastarikan toleransi

beragama di Dusun Setontong untuk memberikan contoh yang baik

kepada masyarakat Indonesia. Sebab menghargai sesama umat

beragama berati kita telah menjunjung tinggi Bhenika Tunggal Ika

yang menjadi landasan dasar Bangsa Indonesia. sebagai Negara

kepulauan yang memiliki berbagai macam suku, ras, dan agama.

Masyarakaat Indonesia harus bisa saling mentoleransi demi

menjunjung tinggi Bangsa Indonesia.

c.

Pelestarian Budaya

Tradisi berkat lumbung tidak semata upacara tradisi ucapan

syukur atas berkat panen yang diperoleh. Melainkan dalam tradisi

(20)

39

seni budaya. Bahkan pada pelaksanaan tradisi berkat lumbung

ditampilkan ganjor (tarian tradisional suku Dayak Mali) dan panca

silat supaya tetap lestari. Hal ini penting, karena pelestarian budaya

diharapkan mampu untuk mempertahankan adat dan tradisi yang

dimiliki Indonesia pada umumnya dan secara khususnya masyarakat

Dayak Mali.

d.

Ucapan Syukur Kepada Sang Pencipta

Apa yang telah diberikan maka kita manusia jangan angkuh

dan merasa puas dengan apa yang kita miliki, sebaliknya kita harus

mengucap syukur dengan apa yang telah diberikan Tuhan pada

kehidupan ini. Begitu pula yang terjadi pada masyarakat suku Dayak

Mali di Dusun Setontong yang mengucap syukur atas berkat panen

yang diperoleh dengan mengadakan tradisi berkat lumbung setiap

tahunnya. Untuk melestarikannya masyarakat tidak seharusnya

berpuas diri supaya tetap bisa mengucap syukur kepada sang

pencipta.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disempulkan bahwa

tradisi berkat lumbung mengandung nilai-nilai budaya yang sangat

tinggi, dimana membawa dampak kebersamaan bagi masyarakat

Gambar

Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Kualan Hilir
tabel dibawah ini:
Tabel III

Referensi

Dokumen terkait

women compared to boys and men is reflected in a low school-life expectancy (5.6 against 9.5 years of expected education), low literacy rates (19 percent for adult women and 37

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

Place and date of birth : (kota, bulan – tanggal, tahun kelahiran). Passport number :

Standar

menyampaikan data dan dokumen yang benar, sesuai dokumen asli serta bersedia menerima sanksi hukum yang berlaku apabila dokumen tersebut tidak sah;. menerima sanksi jika

Hal ini diperkuat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa sebagaimana

Namun jarang orang menggunakan kompor bio-mass, yang pada dasarnya banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan kompor bio-mass ini, salah satu yaitu memanfaatkan

Tableau 4.6 Le Résultat du test de la Signification entre deux variables .... xii Ariessa