• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB 7 a

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB 7 a"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1.  Pengertian Arah Kebijakan Umum

Kebijakan   Umum   merupakan   kebijakan   pemerintah   daerah   secara umum.   Penyusunan   Kebijakan   Umum   diperlukan   untuk   menyelaraskan perencanaan daerah dengan potensi sumber daya yang ada, sehingga akan terwujud pembangunan yang efisien, efektif dan berhasil guna. Kebijakan umum  disusun sebagai bagian  dari strategi  untuk  mencapai tujuan  dan sasaran   dalam   mewujudkan   Visi   dan   Misi   daerah   guna   meningkatan kesejahteraan   masyarakat   melalui   peningkatan   kualitas   sumberdaya manusia   yang   berdaya   saing,   peningkatan   pertumbuhan   ekonomi, peningkatan   infrastruktur   yang   memadai   dan   mempercepat   reformasi birokrasi dan supremasi hukum serta melakukan pengelolaan sumberdaya alam   secara   optimal   dan   berkelanjutan   sebagaimana   amanat   otonomi daerah.   Sebelum   menentukan   Kebijakan   Umum   Pembangunan   Daerah Provinsi   Sulawesi   Tengah   Tahun   2011   ­   2016,   perlu   memperhatikan amanat   RPJM   Nasional   Tahun   2010   ­   2014,   RPJPD   Provinsi   Sulawesi Tengah   Tahun   2005   ­   2025   dan   Draf   Raperda   RTRW   Provinsi   Sulawesi Tengah Tahun 2010­2030.

7.2.  Kebijakan RPJM Nasional Tahun 2010­2014

RPJM   Nasional   telah   dituangkan   dalam   Peraturan   Presiden   No.   5 Tahun   2010   tentang   Rencana   Pembangunan   Jangka   Menengah   Nasional Tahun   2010­2014.   Rencana   Pembangunan   Jangka   Menengah   Nasional (RPJMN)   Tahun   2010­2014   merupakan   tahap   kedua   dari   pelaksanaan Rencana   Pembangunan   Jangka   Panjang   Nasional   (RPJPN)   Tahun   2005­ 2025   yang   ditetapkan   melalui   Undang­Undang   Nomor   17   Tahun   2007. RPJMN   Tahun   2010­2014   ini   selanjutnya   menjadi   pedoman   bagi kementerian/lembaga   dalam   menyusun   Rencana   Strategis kementerian/lembaga (Renstra­KL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing­masing dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional.   Untuk   pelaksanaan   lebih   lanjut,   RPJMN   akan   dijabarkan   ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan   Rancangan   Anggaran   Pendapatan   dan   Belanja   Negara (RAPBN).   Agar   dapat   memenuhi   amanat   ini,   RPJMN   Tahun   2010­2014 disusun dalam tiga buku yang merupakan satu kesatuan yang utuh dengan masing­masing memuat hal­hal sebagai berikut:

(2)

2. Buku II memuat rencana pembangunan yang mencakup bidang­bidang kehidupan masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam RPJPN Tahun 2005   ­   2025   dengan   tema:  “Memperkuat   Sinergi   Antar   Bidang Pembangunan” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I.

3.  Buku   III  memuat   rencana   pembangunan   kewilayahan   yang   disusun dengan tema:  “Memperkuat Sinergi Antara Pusat Dan Daerah Dan Antar Daerah” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I. Dengan demikian, RPJMN Tahun 2010 ­ 2014 adalah pedoman bagi Pemerintah Pusat /Daerah, masyarakat, dan dunia   usaha   dalam   melaksanakan   pembangunan   dalam   rangka mencapai tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

7.3.  Kebijkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2005 – 2025

Dalam   Peraturan   Daerah   Nomor   06   Tahun   2009   Tentang   Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2005 – 2025 disebutkan bahwa visi Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebagai berikut : “Sulawesi Tengah Yang Maju, Mandiri, Sejahtera, Dan Berkeadilan”

Rangkaian kata – kata kunci dalam visi ini dapat dibentuk menjadi satu akronim “Juri Teradil”.  Juri Teradil memberi makna bahwa dalam mewujudkan   tujuan   pembangunan   yang   memberi   maslahat   bagi masyarakat Sulawesi Tengah dibutuhkan tidak hanya sekedar kecerdasan tetapi kearifan dan sifat bijaksana, dengan demikian menunjukan bahwa pembangunan di Sulawesi Tengah   harus dituntun oleh kemampuan dan kejernihan hati nurani atau moralitas yang prima dari setiap individu dan masyarakat Sulawesi Tengah.

Visi pembangunan Sulawesi Tengah ini mengandung pengertian yang luas dan menggambarkan cita – cita seluruh masyarakat Sulawesi Tengah dalam   kurun   waktu   20   tahun   mendatang.   Dengan   menghayati   dan mengamalkan   makna   Juri   Teradil   diharapkan   Sulawesi   Tengah   menjadi perintis   dalam   mewujudkan   tuntutan   reformasi   yang   sudah   terangkum dalam visi Sulawesi Tengah ini.

Gambaran yang akan dicapai dalam masa jangka panjang dalam Juri Teradil tersebut adalah :

(3)

Mandiri  ; adalah tidak tergantung pada sesuatu, ketergantungan terhadap   sesuatu   tidak   sampai   menjadi   kendala   dan   selalu   berusaha mencari jalan keluar, mempunyai kemampuan, prakarsa dan motivasi, inovatif,   mempunyai   rasa   percaya   diri,   mampu   mengelola   dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

Sejahtera  ;   adalah   kondisi   kehidupan   yang   memadai   dari   segi ekonomi,   aman   sentosa   dan   makmur,   terlepas   dari   segala   macam hambatan, gangguan dan kesulitan hidup, masyarakat hidup rukun dan penuh   kebersamaan   dan   kekeluargaan,   saling   mengamankan, mewujudkan kesenangan hidup bersama.

Berkeadilan  ;   adalah   sifat,   perbuatan,   perlakuan   yang   adil, pengakuan dan mempertahankan hak – hak masyarakat, memberikan perlakuan yang sama dihadapan hukum dan mampu menentukan mana yang benar dan mana yang salah, tidak sewenang – wenang, menghargai dan menghormati supremasi hukum dan HAM diatas segala – galanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Untuk   mewujudkan   visi   tersebut   ditetapkan   serangkaian   misi pembangunan  jangka panjang Provinsi Sulawesi Tengah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia 

Melalui : penyediaan kebutuhan dan mutu pelayanan dasar social yang memadai   untuk   meningkatkan   pengetahuan   dan   keterampilan masyarakat, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu   menerapkan   dan   mengembangkan   ilmu   pengetahuan   dan teknologi,   baik   teknologi   maju   maupun   teknologi   tepat   guna   yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas masyarakat. 2. Meningkatkan  kualitas   lingkungan   kehidupan   bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara

Dalam   wujud   menciptakan   dan   memelihara   suasana   kehidupan   yang rukun,   aman   dan   tenteram   antar   sesama   manusia   dalam   kehidupan bermasyarakat,   berbangsa   dan   bernegara,   manusia   dan   lingkungan hidupnya dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, memiliki etika dan moralitas sesuai dengan nilai – nilai keagamaan, pancasila dan nilai – nilai budaya lokal dan bangsa guna meneguhkan komitmen menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Meningkatkan ketahanan ekonomi daerah

(4)

keselarasan pembangunan yang ramah terhadap kelestarian lingkungan, mengatasi   dan   terus   mencegah   kesenjangan   tingkat   kehidupan masyarakat yang dapat berakibat   pada ketertinggalan, pengangguran dan kemiskinan di pedesaan dan perkotaan.

4. Meningkatkan  kualitas kelembagaan pemerintah, kelembagaan politik, sosial budaya, keagamaan dan kemasyarakatan lainnya

Meningkatkan  kualitas nilai – nilai hakiki berdemokrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwujud suasana kehidupan politik   yang   beretika   dan   bermoral   sesuai   dengan   nilai   agama,   nilai budaya   bangsa   dan   hakekat   demokrasi,   menjunjung   tinggi  supremasi hukum   dan   HAM,   bebas   dari   praktek   penyimpangan   KKN   dalam kehidupan   bermasyarakat,   berbangsa   dan   bernegara,   pembinaan kehidupan   beragama   untuk   meningkatkan   kualitas   keamanan   dan ketaqwaan individu dan masyarakat, menjunjung dan memberi apresiasi pengembangan   tata   nilai   budaya   dan   kearifan   lokal   serta   budaya bangsa, serta terus menguatkan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah   dengan   memantapkan   pemberdayaan   dan   peningkatan peranserta   masyarakat   dalam   pembangunan   daerah,   meningkatkan kualitas   sumberdaya   aparatur   pemerintah   Propinsi   Sulawesi   Tengah dalam   mengemban   tugas   dan   fungsi   serta   tanggungjawabnya   dalam penyelenggaraan   fungsi   –   fungsi   pemerintahan,   pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat.

5. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan Menata  kembali   kondisi   lingkungan   hidup   yang   menunjukan kecenderungan   penurunan   kualitas,   meliputi   lahan   kritis,   kerusakan hutan lindung, menipisnya luas hutan mengrove, kerusakan kawasan pantai   dan   terumbu   karang,   meningkatkan   kesadaran   lingkungan masyarakat, mencegah dampak negative pengelolaan sumberdaya alam berupa pencemaran dan degradasi lingkungan hidup, mengintegrasikan pengelolaan   sumberdaya   alam   dengan   kelestarian   lingkungan   untuk mendukung   pertumbuhan   ekonomi   daerah     yang   berkelanjutan, menserasikan pemanfaatan fungsi tata ruang meliputi tanah, air, udara dan   sumberdaya   daya   alam   dengan   sektor   –   sektor   perekonomian termasuk   system   pemukiman,   prasarana   dan   sarana   wilayah   secara terpadu   sehingga   memenuhi   asas   konservasi,   efesiensi   dan   harmoni yang menjadi asas dalam perencanaan tata ruang. 

Berlandaskan   pelaksanaan,   pencapaian,   dan   sebagai   keberlanjutan RPJMD   Tahap   Pertama,   RPJMD   Tahap   Kedua   (2011   ­2016)   ditujukan untuk lebih memantapkan penataan di segala bidang dengan menekankan upaya   pemberdayaan   ekonomi   masyarakat,   peningkatan   kualitas sumberdaya manusia serta penguatan daya saing perekonomian daerah.

(5)

dan   penegakkan   hukum   serta   penegakkan   hak   asasi   manusia.     yang didukung   oleh   suasana     berusaha   yang   kondusif.   Di   lima   tahun   kedua RPJPD   ini   diharapkan   dapat   menurunkan   angka   kemiskinan   hingga   10 persen.

Penguatan pembangunan pertanian dan peningkatan pembangunan kelautan   dan   sumberdaya   alam   lainnya   secara   terpadu   terus   dilakukan dengan   penyediaan   berbagai   infrastruktur   yang   semakin   mantap   dan lengkap   serta   peningkatan   dan   pengembangan   teknologi   tepat   guna sehingga produktifitas dapat ditingkatkan.

Peningkatan   kesehatan   masyarakat   terus   diupayakan   terutama status   gizi   masyarakat   dengan   mengupayakan   peran   gender   dalam lingkungan keluarga di samping tu meningkatnya jumlah angka partisipasi sekolah menengah atas dengan lulusan siap terjun di dunia usaha.

Pengelolaan   sumberdaya   alam   dan   pelestarian   fungsi   lingkungan hidup makin berkembang melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan partisipasi aktif masyarakat dalam   proses   rehabilitasi   dan   konservasi   sumberdaya   alam   dan pemeliharaan   keanekaragaman   hayati.   Kondisi   ini   didukung   oleh peningkatan   kualitas   perencanan   tata   ruang,   pemanfaatan   serta pengendalian pemanafaatan ruang.

Sulawesi   Tengah   yang   kaya   akan   budaya   yang   merupakan   modal dasar   bagi   pengembangan   pembangunan   terus   di   lestarikan   dan dikembangkan sehingga dapat menjadi asset bagi daerah.

7.4.   Kebijakan   Umum   Rencana   Tata   Ruang   Wilayah   Provinsi, berdasarkan draf Raperda RTRW Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2010–2030

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi

Tujuan   penataan   ruang   Provinsi   Sulawesi   Tengah   adalah   untuk mewujudkan pembangunan wilayah yang bertumpu pada sektor pertanian, kelautan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan berkelanjutan.

Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Provinsi

Kebijakan   penataan   ruang   wilayah   untuk   mewujudkan   tujuan penataan ruang wilayah, terdiri atas:

a. peningkatan sumber daya lahan pertanian; 

b. peningkatan sumber daya perikanan dan kelautan;  c. pengembangan potensi pariwisata;

d. peningkatan   kualitas   sumber   daya   manusia   di   bidang pertanian, kelautan, dan pariwisata;

(6)

f. peningkatan dan pengembangan prasarana wilayah; dan

g. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi

a. Peningkatan sumber daya lahan pertanian,  terdiri atas:  

 mempertahankan areal sentra produksi pertanian lahan basah;   meningkatkan kualitas lahan pertanian;

 mengembangkan jenis hasil pertanian; dan

 mengembangkan   areal   lahan   perkebunan   komoditas   tertentu   secara selektif.

b. Peningkatan sumber daya perikanan dan kelautan, terdiri atas;   mengembangkan jenis usaha budidaya perikanan air tawar;  meningkatkan kemampuan dan teknologi perikanan budidaya

dan tangkap;

 mengembangkan industri pariwisata kelautan; 

 mempertahankan dan meningkatkan kawasan  mangrove ;  mengembangkan  budidaya perikanan dan kelautan yang dapat

mempertahankan keberadaan pulau­pulau kecil; dan

 mempertahankan   kawasan   lindung  di   luar   kawasan peruntukan pertambangan untuk mendukung pertanian, kelautan,  dan pariwisata.

c. Pengembangan potensi pariwisata, terdiri atas:   mengembangkan promosi pariwisata; 

 mengembangkan objek wisata sebagai pendukung daerah tujuan wisata yang ada;

 meningkatkan jalur perjalanan wisata;

 mengembangkan jenis wisata alam yang ramah lingkungan; dan  mempertahankan kawasan situs budaya sebagai potensi wisata.

d. Peningkatan   kualitas   sumber   daya   manusia   di   bidang   pertanian, kelautan, dan pariwisata terdiri atas:  

 mengembangkan lembaga  pendidikan sebagai pusat ilmu pengetahuan guna mendukung pertanian, kelautan dan pariwisata;  menjamin ketersediaan informasi pertanian, kelautan dan

(7)

 mengembangkan   sistem   pendidikan   non   formal   yang berkelanjutan guna peningkatan kualitas  produksi dan hasil  pertanian, kelautan dan pariwisata.

e. Peningkatan   aksesibilitas   pemasaran   produksi   pertanian,  kelautan terdiri atas:  

 meningkatkan produksi pertanian untuk mendukung industri pertanian;  mengembangkan kawasan industri pertanian;

 mengembangkan pasar hasil industri pertanian; 

 meningkatkan akses koperasi dan UMKM terhadap modal,  sarana dan prasarana produksi, informasi, teknologi dan pasar; dan

 mempertahankan stabilitas pasar lokal terhadap komoditas pertanian. f. Peningkatan dan pengembangan prasarana wilayah terdiri atas:  

 mengembangkan sistem jaringan penghubung antar wilayah laut, darat, dan udara pada PKN, PKW, dan PKL;

 mengembangkan dan memantapkan sistem jaringan penghubung antar pusat­pusat produksi pertanian, kelautan dan pariwisata,dengan PKN, PKW, dan PKL;

 mengembangkan prasarana pertanian, kelautan dan pariwisata ;

 mengembangkan  sistem  jaringan  dan   moda  transportasi   guna mendukung sektor pertanian;

 meningkatkan   jaringan   energi   dengan   lebih   menumbuh­kembangkan pemanfaatan   sumberdaya   terbarukan   yang   ramah   lingkungan   dalam sistem kemandirian energi listrik; 

 meningkatkan   kualitas   dan   jangkauan   pelayanan   jaringan   prasarana transportasi, informasi, telekomunikasi, energi dan sumberdaya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi; dan

 meningkatkan   dan   mengembangkan   kualitas   dan   jangkauan   jaringan prasarana wilayah lainnya.

g. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, terdiri atas:  

 menetapkan   kawasan   strategis   nasional   dengan   fungsi   khusus pertahanan dan keamanan;

 mengembangkan   kawasan   lindung   dan   kawasan   budidaya   tidak terbangun di sekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan;

(8)

 melibatkan   peran   serta   Pemerintah   Daerah   dalam   menjaga   dan memelihara aset­aset pertahanan TNI.  

Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah

Rencana   pola   ruang   provinsi   yang   termuat   dalam   Draft  Raperda RTRW Provinsi Sulawesi Tengah Tahun   2010–2030 telah memperhatikan pola   ruang   yang   telah   ditetapkan   dalam   Rencana   Tata   Ruang   Wilayah Nasional. Rencana Pola Ruang tersebut terdiri atas :

A. Kawasan Hutan Lindung :

(1) Kawasan lindung provinsi terdiri atas: 

a. kawasan   hutan lindung seluas kurang lebih  1.345.706,19   Ha yang tersebar di seluruh kabupaten dan Kota di Propinsi Sulawesi Tengah. b. kawasan perlindungan setempat terdiri atas: 

1. sempadan pantai sepanjang kurang lebih 4.265 km meliputi : a) pantai di Kabupaten Banggai sepanjang kurang lebih 613km,  b) Pantai di Kabupaten Buol sepanjang kurang lebih 197 km,  c) Pantai di Kabupaten Donggala sepanjang 400 Km, 

d) Pantai di Kabupaten Parigi Moutong sepanjang kurang lebih 431 km,  e) Pantai di Kabupaten Tojo Una­Una sepanjang kurang lebih 454 km,  f) Pantai di Kabupaten Toli­Toli sepanjang kurang lebih 454 km, 

g) Pantai di Kabupaten Banggai Kepuluan sepanjang kurang lebih 700 km,  h) Pantai di Kabupaten Poso sepanjang kurang lebih 174 km, 

i) Pantai di Kabupaten Morowali sepanjang kurang lebih 800 km, dan  j) Pantai di Kota Palu sepanjang kurang lebih 42 km.

2. sempadan sungai dengan lebar sempadan 50 meter yang menyebar di seluruh kabupaten dan kota di Propinsi Sulawesi Tengah

3. kawasan   sekitar   danau   atau   waduk   yang   terletak   di   sekitar   Danau Lindu, Danau Talaga, Danau Rano dan Danau Poso

a. kawasan cagar budaya terdiri atas : 

1. Istana   peninggalan   Kerajaan   Banggai   di   seluruh   Kabupaten   Banggai Kepulauan;

2. Istana peninggalan Kerajaan Palu di Kota Palu; dan 3. Patung Megalitik di Lembah Bada

b. kawasan suaka alam dan  pelestarian alam terdiri atas: 1. suaka margasatwa meliputi:

(9)

b) Lombuyan I & II  di Kabupaten Banggai seluas kurang lebih 3.069 Ha,  c) Pati­pati di Kabupaten  Banggai seluas kurang lebih 3.103 Ha, 

d) Dolangon di Kabupaten Toli­toli seluas kurang lebih 462 Ha, 

e) Pinjan/Tanjung Matop di Kabupaten Toli­toli seluas kurang lebih 1.692 Ha, 

f) Pulau Pasoso di Kabupaten Donggala seluas kurang lebih 5.000 Ha,  g) Tanjung Santigi di Kabupaten Parigi Moutong seluas kurang lebih 1.502

Ha, 

h) Laut Pulau Tiga di Kabupaten Morowali seluas kurang lebih 42.000 Ha,  2. cagar alam meliputi:

a) kawasan   Gunung   Dako   di   Kabupaten  Toli­toli   seluas   kurang   lebih 19.590 Ha, 

b) Gunung Sojol di Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong  seluas kurang lebih 64.448 Ha, 

c) Gunung   Tinombala   di   Kabupaten  Toli­toli   dan   Parigi   Moutong   seluas kurang lebih 37.106 Ha, 

d) Morowali di Kabupaten Morowali dan Tojo Una­una seluas kurang lebih 209.400 Ha, 

e) Pamona di Kabupaten Poso seluas kurang lebih 25.967 Ha, 

f) Pangi Binangga di Kabupaten Parigi Moutong seluas kurang lebih 6000 Ha, 

g) Tanjung Api di Kabupaten Tojo Una­una seluas kurang lebih 4.246 Ha; 3. taman   nasional yaitu Taman   Nasional Lore Lindu di Kabupaten Sigi

dan Poso seluas kurang lebih 217.991 Ha; 4. taman laut dan Taman Wisata Laut meliputi :

a) Taman Nasional Laut Kepulauan Banggai kurang lebih 171.312 Ha b) Taman Laut Pulau Tokobae Morowali kurang lebih 1.000 Ha

c) Taman Laut Teluk Tomori Morowali kurang lebih 7.200 Ha 5. taman wisata alam meliputi:

a) Taman   Wisata   Alam   (TWA)   Air   Terjun   Wera   di   Kabupaten   Sigi   seluas kurang lebih 250 Ha, 

b) TWA Bancea di Kabupaten Poso seluas kurang lebih 5.000 Ha, 

c) TWA Tanjung Karang di Kabupaten Donggala seluas kurang lebih 1.000 Ha, 

d) laut Tasale di Kabupaten Donggala seluas 5.000 Ha, 

(10)

f) Laut Kepulauan Sago di Banggai Kepulauan seluas 153.850 Ha; 6. taman wisata alam laut meliputi:

a) Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Kepulauan Togean di Kabupaten Tojo Una­una seluas kurang lebih 100.000 Ha, 

b) Pulau Batudaka di Kabupaten Parigi Moutong 

7. taman hutan raya yaitu Taman Hutan Raya (Tahura) Poboya Paneki di Kabupaten Donggala, Parigi Moutong dan Kota Palu seluas kurang lebih 7.128 Ha.

a) kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas:

1) kawasan rawan gempa bumi terdapat diseluruh wilayah provinsi;

2) kawasan   rawan   tsunami   terdapat   diseluruh   pantai   yang   mempunyai morfologi landai, yaitu terdapat di Kabupaten Donggala, Kabupaten Toli­ Toli, Kabupaten Buol dan Kabupaten Banggai Kepulauan;

3) kawasan   rawan   abrasi   yang   menyebar   pada   seluruh   kabupaten/kota kecuali kabupaten Sigi;

4) kawasan rawan tanah longsor yang menyebar pada seluruh kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah ; 

5) kawasan rawan gelombang pasang yang berada di kabupaten Morowali, Kabupaten   Banggai,   Kabupaten   Banggai   Kepulauan,   Kabupaten   Tojo Una­una,   Kabupaten   Poso,   Kabupaten   Parigi   Moutong,   Kabupaten Donggala, Kabupaten Buol, Kabupaten Toli­toli dan Kota Palu; 

6) kawasan   rawan   banjir   yang   tersebar   di   Kabupaten   Parigi   Moutong, Kabupaten   Morowali,   Kabupaten   Poso,   Kabupaten   Tojo   Una­una, Kabupaten Banggai, Kota Palu dan Kabupaten Buol; dan

7) kawasan rawan bencana gunung api di Kabupaten Tojo Una­una. b) Kawasan lindung lainnya terdiri atas:

a. kawasan konservasi Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) yaitu Cagar  Biosfer Lore Lindu di Kabupaten Sigi dan Poso seluas kurang lebih  217.991,18 Ha; 

b. terumbu karang  yang menyebar pada seluruh pesisir pantai Propinsi  Sulawesi Tengah

B. Kawasan Budidaya :

(1)Kawasan budi daya provinsi yangterdiri atas:  a. kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas:

(11)

2. hutan produksi tetap seluas kurang lebih 500.491,98 Ha yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Moutong,   Kabupaten   Morowali,   Kabupaten   Tojo   Una­una,   Kabupaten Tolitoli,   Kabupaten   Buol,   Kabupaten   Banggai,   Kabupaten   Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Sigi; dan

3. hutan produksi yang dapat dikonversi seluas kurang lebih 297.859,78 Ha yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Morowali, Kabupaten Tojo Una­ una,   Kabupaten   Tolitoli,   Kabupaten   Buol,   Kabupaten   Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Sigi.

b. kawasan peruntukan pertanian terdiri atas:

1. kawasan   tanaman   pangan   tersebar   di   seluruh   kabupaten   di   Propinsi Sulawesi Tengah;

2. kawasan perkebunan tersebar di seluruh kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah;

c. kawasan   peruntukan   perikanan   terdapat   di   di   Kabupaten   Parigi Moutong,   Kabupaten   Donggala,   Kota   Palu,   Kabupaten   Tojo   Una­una, Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Toli­toli; d. kawasan   peruntukan   pertambangan   terdapat     menyebar   di   seluruh

kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tengah;

e. kawasan peruntukkan dan pengembangan Minapolitan, yang berada di Kabupaten  Donggala, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Tojo Una­una;

f. kawasan peruntukan pertambangan (KPP) terdiri atas: 

(12)

2. Kecamatan   Bungku   Tengah   dan   Kecamatan   Bungku   Selatan,   di Kabupaten   Banggai   Kecamatan   Toili,   Kecamatan   Bunta,   Kecamatan Pagimana, Kecamatan Bualemo dan Kecamatan Balantak, di Kabupaten Tojo   Unauna   Kecamatan   Ampana   Tete,   Kecamatan   Ulubongka   dan Kecamatan Tojo Barat;  Tembaga  tedapat di Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Moutong dan Kabupaten Tolitoli Kecamatan Dondo; Belerang terdapat di Kabupaten Tojo Unauna Pulau Unauna; Wolfram­Tungsten terdapat   di   Kabupaten   Poso   Kecamatan   Lore   Utara,   Lore   Tengah   dan Lore   Selatan;  Granit  terdapat   di   Kabupaten   Tolitoli,   Kabupaten Donggala,   Kabupaten   Parigi   Moutong   dan   Kabupaten   Banggai Kepulauan;  Marmer  terdapat di kabupaten Poso Kecamatan Pamonan Utara  dan   Kecamatan   Pesisir;   Kabupaten   Morowali  Kecamatan   Lembo dan Kecamatan Petasia, Kabupaten Tojo Una­Una, Kabupaten Banggai Kecamatan   Luwuk   Timur   dan   Kabupaten   Parigi   Moutong   Kecamatan Tomini; Asbes terdapat di Kabupaten Tojo Una­Una; 

3. KPP Batubara terdapat di Kabupaten Morowali Kecamatan Mori Atas dan Kecamatan Donggala Kecamatan Sindue, Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Buol Kecamatan Momunu.

4. KPP Minyak Bumi terdapat di Kabupaten Morowali Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Banggai   Kecamatan Toili Barat, Kabupaten Donggala Kecamatan   Balaesang,   Kecamatan   Dampal   Selatan   dan   Kecamatan Surumana;   Gas   Bumi   terdapat   di   Kabupaten     Morowali   Kecamatan Bungku   Utara;   Kabupaten   Donggala   Balaesang,   Dampal     Selatan  dan Surumana;

5. KPP  Panas Bumi  terdapat di Kabupaten Tolitoli Kecamatan Tinabogan (Ongka, Dondo ), Kabupaten Donggala Kecamatan Sabang, Kabupaten Buol   Kecamatan   Palele,   Kabupaten   Banggai   Kecamatan   Pagimana, Kabupaten   Banggai   Kepulauan,   Kabupaten   Sigi   Kecamatan   Dolo   dan Kecamatan Biromaru serta Kabupaten Donggala Kecamatan  Kecamatan Sindeu.

g. kawasan peruntukan perindustrian terdiri atas:

1. kawasan   industri   kecil   menyebar   di   seluruh   kabupaten   dan   kota Propinsi Sulawesi Tengah;

2. kawasan agro industri berada di Kabupaten Donggala, Kabupaten Buol, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojo Una­una dan Kota Palu; 3. kawasan industri lainnya.

h. kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas:  1. kawasan wisata alam berada di : 

a) Suaka Margasatwa. P. Dolangan dan Tj. Mantop di Kab. Toli – toli,  

(13)

c) TN. Lore Lindu di Kabupaten Sigi dan kabupaten Poso,  d) Danau Lindu di Kabupaten Sigi, 

e) Cagar Alam  Tanjung Api di Kabupaten Tojo Una – Una, 

f) Air   Terjun   Hanga   –   Hanga   dan   Hutan   Bakau   Luwuk   di   Kabupaten Banggai;

2. kawasan wisata alam   laut berada di Pulau Peleng, Kepulauan Sago di Kabupaten Banggai Kepulauan, Wakai dan Tg. Api di Kabupaten Tojo Una­ Una, Pulau Tikus di Kabupaten Banggai, Pulau Makakata, Pulau kelelawar, dan Pulau Rosalina di Kabupaten Parigi Moutong, Danau Laut Tolongano, Pulau Pasoso dan Pulau Tuguan di Kabupaten Donggala; 3. kawasan   wisata   budaya   berada   di   Taman   Purbakala   Watunonju   di

Kabupaten Sigi;. 

4. kawasan   wisata   buatan   tersebar   di   seluruh   kabupaten   di   Propinsi Sulawesi Tengah 

5. kawasan   wisata   lainnya   Pulau   Maputi,   Pulau   Pagalaseang   Kabupaten Donggala dan Tanjung Manimbaya di Kabupaten Donggala.

i. kawasan peruntukan permukiman terdiri atas:

1. kawasan permukiman perkotaan tersebar di seluruh ibukota kabupaten dan kota di Propinsi Sulawesi Tengah;

2. kawasan   permukiman   perdesaan   yang   tersebar   di   seluruh   wilayah kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah

j. kawasan peruntukan budi daya lainnya.

(2)Kawasan   peruntukan   budi   daya   lainnya   sebagaimana   dimaksud   pada ayat 1 huruf h yaitu:  

a. kawasan  udara   sekitar   bandar   udara   berupa   ruang   udara   bagi keselamatan   pergerakan   pesawat   mengikuti   standar   ruang   Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP);

b. kawasan   yang   diperuntukan   bagi   kegiatan   pemerintah   dalam   bidang pertahanan dan keamanan di wilayah darat, laut, dan udara.

Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi terdiri atas:

A. Sistem Perkotaan;

Sistem Perkotaan Wilayah Provinsi meliputi: 1) PKN di Palu;

2) PKNp di Luwuk Kabupaten Banggai;

(14)

4) PKWp di Parigi Kabupaten Parigi Moutong;

5) PKL yang sudah ditetapkan meliputi: Bora di Kabupaten Sigi; Salakan   dan   Banggai   di   Kabupaten   Banggai   Kepulauan;   Tinombo   di Kabupaten   Parigi   Moutong;   Toili   di   Kabupaten   Banggai;   Tentena   dan Wuasa di Kabupaten Poso; Tambu dan Watatu di Kabupaten Donggala; Bungku   dan   Beteleme   di   Kabupaten   Morowali;   Bangkir   di   Kabupaten Toli­Toli;  Ampana dan Wakai di Kabupaten Tojo Una­una; dan Paleleh di Kabupaten Buol.

B. Sistem Jaringan Prasarana utama; Sistem Jaringan Prasarana Utama meliputi: 1) sistem transportasi darat;

a. jaringan lalu lintas angkutan jalan; 1. jaringan jalan; 

a) jaringan arteri   primer meliputi:  ruas  jalan Abd. Rahman Saleh (Palu); jalan   Basuki   Rahmat   (palu);   jalan   Emmy   Saelan   (Palu);   jalan   Wolter Monginsidi   (Palu);   jalan   Sudirman   (Palu);  Jalan  Sam  Ratulangi  (Palu); jalan Yos Sudarso (Palu); ruas jalan Tanah Runtuh   ­ Kebunsari; ruas Kebunsari   –   Tawaeli;   ruas   Tawaeli   –   Pantoloan;   ruas   Tawaeli   – Nupabomba; ruas Nupabomba ­ Kebon Kopi; ruas Kebun Kopi – Toboli; ruas Toboli – Parigi; ruas Parigi –Tolai; ruas Tolai – Sausu; ruas Sausu – Tumora (batas Kab. Poso); ruas Tumora (batas Kab. Parigi Moutong) – Tambarana; ruas Tambarana – batas kota Poso; jalan Tabatoki (Poso); jalan Tanjungbulu (Poso); jalan Diponegoro (Poso); jalan P. Kalimantan (Poso);   jalan   P.   Sumatra   (Poso);   jalan   P.   Sabang   (Poso);   ruas   Poso   – Tagolu;   ruas   Tagolu   –   Tentena;   ruas   Tentena   –   Taripa;   ruas   Taripa   – Pape; ruas Pape – Tindantana (batas Prov. Sulawesi Selatan); ruas jalan Toboli   –   Ampibabo;   ruas   Ampibabo   –   Kasimbar;   ruas   Kasimbar   – Tinombo;   ruas   Tinombo   –   Mepanga;   ruas   Mepanga   –   Lambunu;   ruas Lambunu – Molosipat (batas Prov. Gorontalo);

(15)

ruas Tiwa’a (batas Kab. Poso)   ­ Tomata; ruas Tomata – Beteleme; ruas Beteleme – Tompira; ruas Tompira–Kolonodale; ruas Tompira–Wosu; ruas Wosu–Bungku;   ruas   Bungku–Bahodopi;   ruas   Bahodopi–batas   Prov. Sultra;   jalan   Lawanga   –   Tondoyondo   (Poso);   Jl.   Patimura   (Poso)   ;Jl. Letjend Suprapto (Poso); Jl. U. Manasoli(Poso); ruas Tagolu–Malei; ruas Malei–Uekuli;   ruas   Uekuli   –   Marowo;   ruas   Marowo–Ampana;   ruas Ampana–Balingara; ruas Balingara –Bunta; ruas Bunta Pagimana; ruas Pagiman   –Biak;   ruas   Biak   –   Batas   Kota   Luwuk;   jalan   Imam   Bonjol (Luwuk);   jalan   Sam   Ratulangi  1   (luwuk);   jalan  S.   Musi   (luwuk);   jalan Hasanudin (luwuk). 

c) jaringan jalan kolektor 2 meliputi ruas:

(1) Wilayah Kota Palu yaitu Jalan Towua, Jalan Karanjalemba, Jalan Moh. Hatta, Jalan Juanda, Jalan Moh Yamin dan Jalan Dewi Sartika; 

(2) Wilayah   Kab.   Donggala   yaitu:   ruas   Kalukubula   ­   Kalawara,   ruas Kalawara   ­   Kulawi,   ruas   Biromaru/Birobuli   ­   Palolo,   ruas   Kulawi ­Gimpu dan ruas Palolo ­Napu; 

(3) Wilayah Kab. Parigi Moutong yaitu: ruas Tambu ­ Kasimbar dan ruas Mepanga ­ Pasir Putih;

(4) Wilayah  Kab.   Tolitoli   yaitu:   ruas   Pasir   Putih   ­   Basi   dan   ruas SP.Lampasio ­ Air Terang;

(5) Wilayah  Kab.   Buol   yaitu   :   ruas   Air   Terang   ­   Momunu   dan     ruas Momunu ­ Buol

(6) Wilayah Kab. Poso yaitu : ruas Kasiguncu ­ Sanginora, ruas Tentena­ Tonusu   (KM.   340),   ruas   Tonusu   (KM.   340),   ­   Gintu,   ruas   Napu ­Sanginora, ruas Gimpu ­ Gintu dan ruas Napu ­  Puna;

(7) Wilayah Kab. Tojo Una­una yaitu : ruas Tayawa ­ Malino

(8) Wilayah   Kab.   Morowali   yaitu:   ruas   Pape   ­Tomata,   ruas   Malino­ Tondoyondo,   ruas   Kolonodale   –   Tondoyondo,   ruas   Tondoyondo   – Salubiru,   ruas   Salubiru   –   SP.   Baturube,   ruas   Rata   (KM.753)   – Baturube dan ruas Beteleme – Batas Sulsel

(9) Wilayah   Kab.   Banggai   yaitu:   ruas  Biak   ­   Bonebobakal  ,  ruas Bonebobakal – Balantak,   ruas Luwuk ­ Batui, Jalan Samratulangi II (Luwuk), Jalan Ahmad Yani (Luwuk), Jalan Urip Sumoharjo (Luwuk), Jalan Jenderal Sudirman (Luwuk), Jalan Moh. Hatta (Luwuk), Jalan Yos Sudarso (Luwuk), Jalan Pattimura (Luwuk), Jalan RE.Martadinata (Luwuk), ruas Batui – Toili, ruas Toili – Rata, ruas Balingara ­ Longge Atas,     ruas   Longge   Atas   –   Toili,   ruas   Salodik   –   Bantayan,   ruas Bantayan   ­   Bualemo,   ruas   Bualemo   –   Pangkalasean,     ruas Pangkalasean – Balantak;

(10) Wilayah Kab. Banggai Kepulauan yaitu : ruas Salakan­Sambiut.

(16)

ruas Moilong – Rata; ruas Rata – Sp. Baturube; ruas Sp. Baturube – Baturube. 

e) rencana   jaringan   jalan   strategis   nasional   rencana   yang   belum tersambung pada ruas Baturube – Kolonodale

2. jaringan prasarana

a) terminal   Tipe   A  yaitu  Terminal   Mamboro   di   Kota   Palu  dan   terminal Kasintuwu Kab. Poso;

b) peningkatan tipe Terminal  Luwuk di Kabupaten Banggai dan  terminal Toboli  di Kab. Parigi  Moutong dari Terminal Tipe B menjadi  Terminal Tipe A;

c) pengembangan terminal tipe B meliputi:  terminal Bumi Harapan di Kab. Tolitoli, Terminal Ampana di Kabupaten Tojo Una­una, Terminal Bora di Kabupaten Sigi;

d) peningkatan tipe Terminal Tipo dan Terminal Petobo di Kota Palu dari terminal tipe C menjadi terminal tipe B terminal; 

a. jembatan timbang Toboli Kabupaten Parigi Moutong, Jembatan Timbang Tawaeli di Kota Palu, dan Jembatan Timbang Biromaru di Kabupaten Sigi

b. jaringan lalu lintas penyeberangan

1. Penyeberangan   Toli­Toli   di   Kabupaten   Toli­Toli   dengan   lintas penyeberangan Toli­Toli – Tarakan (Prov. Kalimantan Timur);

2. Penyeberangan   Pagimana   di   Kabupaten   Banggai   dengan   lintas penyeberangan  Pagimana    –  Gorontalo   (   Kota   Gorontalo   Provinsi Gorontalo);

3. Penyeberangan Taipa di Kota Palu dengan lintas penyeberangan Taipa – Balikpapan (Provinsi Kalimantan Timur); 

4. Penyeberangan  Boniton   –   Banggai   (   Kabupaten   Banggai   Kepulauan)   – Taliabu (Provinsi Maluku Utara);

5. Penyeberangan Uebone – Wakai (Kabupaten Tojo Una­una) – Gorontalo (Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo). 

6. Penyeberangan   Luwuk   di   Kabupaten   Banggai  dengan   lintas penyeberangan Luwuk – Salakan (Kabupaten Banggai Kepulauan); dan lintas Salakan – Banggai (Kabupaten Banggai Kepulauan);

7. Rencana Jaringan  lalulintas penyeberangan  Uebone  –  Wakai – Marisa (Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo).

2) sistem transportasi laut; 

(17)

1. Pelabuhan   Bunta,   Pelabuhan   Luwuk   dan   Pelabuhan   Pagimana   di Kabupaten Banggai 

2. Pelabuhan Banggai di Kabupaten Banggai Kepulauan; 

3. Pelabuhan     Bungku,   Pelabuhan   Kolonodale   dan   Pelabuhan   Wosu   di Kabupaten Morowali; 

4. Pelabuhan Lokodidi dan Pelabuhan Leok di Kabupaten Buol;  5. Pelabuhan Dede  di Kabupaten Toli­Toli; 

6. Pelabuhan   Donggala,   Pelabuhan   Wani   dan   Pelabuhan   Ogoamas   di Kabupaten Donggala; 

7. Pelabuhan Moutong di Kabupaten Parigi Moutong;  8. Pelabuhan Poso di Kabupaten Poso; dan

9. Pelabuhan Ampana di kabupaten Tojo Una­una; c. Pelabuhan pengumpan: 

1. Pelabuhan Sabang di Kabupaten Donggala; 2. Pelabuhan Ogotua  di Kabupaten Tolitoli; 

3. Pelabuhan Kumaligon dan Pelabuhan Paleleh di Kabupaten Buol;  4. Pelabuhan Parigi di Kabupaten Parigi Moutong;

5. Pelabuhan Wakai di Kabupaten Tojo Unauna; 

6. Pelabuhan Salakan di Kabupaten Banggai Kepulauan;  7. Pelabuhan Menui dan Sambalagi di Kabupaten Morowali 3) sistem transportasi udara

a. bandar udara pengumpul; 

1. bandar   udara   pengumpul   skala   pelayanan   sekunder   yaitu   Bandara Mutiara di Kota Palu; dan

2. bandar   udara   pengumpul   skala   pelayanan   tersier   yaitu   Bandara Syukuran Aminuddin Amir Bubung Luwuk di Kabupaten Banggai

b. bandar udara pengumpan;

1. Bandara Pogogul Buol di Kabupaten Buol; 2. Bandara Lalos Toli­toli di Kabupaten Toli­toli;

3. Bandara Tojo Una­una di Kabupaten Tojo Una­una; 4. Bandara Morowali di Kabupaten Morowali;

5. Bandara Gintu di Kabupaten Poso (dalam perencanaan); 6. Bandara Tentena di Kabupaten Poso (dalam perencanaan). C. Sistem Jaringan Prasarana lainnya.

(18)

1) Sistem Jaringan Energi; a. Jaringan Listrik;

terdiri dari sistim interkoneksi 70 kV Palu­Parigi dan pembangkit kecil tersebar (per sistim): Poso 7,1 kV; Tentena 1,7 kV; Kolonedale 3,1 kV; Bungku 1,6 kV; Tolitoli 10,8 kV; Leok 3,9 kV; Moutong­Kotaraya­Palasa 6,3 kV; Bangkir 1,8 kV; Luwuk­Moilong 18,1 kV; Ampana 3,2 kV; Bunta 1,4 kV; Banggai 2,3 kV; dan Sulteng tersebar 10,1 kV;

b. Pembangkit Listrik;

1. Pembangkit   Listrik   Tenaga   Diesel   (PLTD)   yang   meliputi   PLTD   Silae   di Kota Palu; PLTD Leok dan Paleleh di Kabupaten Buol; PLTD Bangkir, Ogotua, Tinabogan, Toli­Toli, dan Laulalang di Kabupaten Toli­Toli; PLTD Siboang, Sabang, dan Donggala di Kabupaten Donggala; PLTD Kulawi di Kabupaten   Sigi;   PLTD   Moutong,   Palasa,   kasimbar,   dan   Paru   di Kabupaten Parigi Moutong; PLTD Poso, Wuasa, Tentena, Taripa, Pendolo dan Gintu di Kabupaten Poso; PLTD Dolong, Wakai, Ampana, Marowo dan  Malino   di   Kabupaten   Tojo   Una­Una;   PLTD   Baturube,   Kolonodale, Tomata,   Tompira,   Bungku,   Kaleorang   dan   Ulunambo   di   Kabupaten Morowali; PLTD Balantak, Bualemo, Sobol, Luwuk, Bunta dan Baturube di   Kabupaten   Banggai;   PLTD   Tataba,   Lumbi­Lumbia,   Bulagi,   Liang, Salakan,   Sambiut,   Banggai   dan   Mansalean   di   Kabupaten   Banggai Kepulauan;

2. Pembangkit Listrik Tenaga uap (PLTU) yang meliputi PLTU Panau di Kota Palu; 

3. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang meliputi: PLTA Poso I, Poso II, Poso  III dan  Sawidago  di Kabupaten  Poso;  PLTA  Malewa  diKabupaten Tojo Una­Una.

4. Pembangkit   Listrik   Panas   Bumi   (PLPB)   tersebar   di   14   lokasi   dengan potensi sebesar kurang lebih 366 MW;

5. Pembangkit   Listrik   Tenaga   Gas   (PLTG)   terdiri   dari   :   Kintom/Batui   di Batui potensi 30 MW dan Donggi­Senoro di Luwuk potensi 240 MW di Kabupaten Banggai.

c. Gardu Induk (GI);

terdiri atas : GI Palu Baru (30 MVA); GI Silae (30 MVA); GI Talise (30 MVA); dan GI Poso (30 MVA).

d. Jaringan pipa minyak dan gas bumi;  1. Depo BBM Bokat di Kabupaten Buol;

2. Depo BBM Toli­Toli dan Baolan di Kabupaten Toli­Toli;

3. Depo BBM Parigi, Moutong, Tinombo di Kabupaten Parigi Moutong;  4. Depo BBM Banawa dan Tawaeli di Kabupaten Donggala;

(19)

6. Depo BBM Bulagi di Kabupaten Banggai Kepulauan e. Jaringan Transmisi;

terdiri dari : PLTA Poso (Tentena)­Poso panjang 80 kms; Poso­Palu Baru panjang   190   kms;   Palu   Baru   Silae   panjang   90   kms;   Moutong­Tolitoli panjang 270 kms; PLTG Kintom­Luwuk panjang 90 kms; PLTG Kintom­ Moilong panjang 120 kms; Tolitoli­Leok panjang 216 kms; Poso­Ampana panjang 248 kms; Palu Baru­Talise panjang 30 kms; Kolonedale­Inc.Poso Ampana panjang 146 kms; Tentena (PLTA Poso)­Wotu panjang 272 kms; dan PLTGU Senoro (FTP 2)­Tentena (PLTA Poso) panjang 360 kms

2) Sistem Jaringan Telekomunikasi; 

Sistem Jaringan Telekomunikasi terdiri atas: 

a. Jaringan Mikro Digital dengan panjang jaringan meliputi Batas Provinsi Gorontalo   (Kabupaten   Buol)   –   Kota   Palu,   Kota   Palu   –   Batas   Provinsi Sulawesi   Barat   (Kabupaten   Sigi),   Kota   Palu   –   Luwuk   (Kabupaten Banggai),   Luwuk   (Kabupaten   Banggai)   –   Banggai   (Kabupaten   Banggai Kepulauan), dan Banggai (Kabupaten Banggai Kepulauan) – Batas Laut Provinsi Sulawesi Tengah;

b. Jaringan   Stasiun   Telepon   Otomat   (STO),   meliputi   STO   Banggai   di Kabupaten Banggai Kepulauan; STO Luwuk di Kabupaten Banggai; STO Toli­Toli di Kabupaten Toli­Toli; STO Poso di Kabupaten Poso; STO Parigi di Kabupaten Parigi Moutong; STO Tawaeli dan Banawa di Kabupaten Donggala;   STO   Tomata,   Beteleme,   Bungku   dan   Wosu   di   Kabupaten Morowali.

3) Sistem Jaringan Pengelolaan Sumberdaya Air; 

Sistem Jaringan Pengelolaan Sumberdaya Air terdiri atas: a. Wilayah Sungai (WS);

1. Wilayah Sungai Lintas Provinsi meliputi Wilayah Sungai Palu – Lariang, Wilayah Sungai Pompengan ­ Lorena, Wilayah Sungai Lasolo – Sampara, Wilayah Sungai Randangan, dan Wilayah Sungai Kaluku ­ Karama;

2. Wilayah Sungai Strategis Nasional meliputi Wilayah Sungai Parigi – Poso dan Wilayah Sungai Laa – Tambalako; dan

3. Wilayah   Sungai   Lintas   Kabupaten/Kota   meliputi   Wilayah   Sungai Lambunu – Buol dan Wilayah Sungai Bongka – Mentawa

b. Bendung;

1. Bendung Nasional : Bendung Lambunu, sausu atas, Gumbasa, Singkoyo 2. Bendung Provinsi : Tende Lalos, Kolondom dan  Bambapun di kabupaten

(20)

Morowali; Bendung Warulamala, Bakung,Toili, Tolisu, Dongin, Moilong dan Bunta di Kabupaten Banggai

c. Daerah Irigasi (DI);

1. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah pusat, yaitu: DI Gumbasa di Kabupaten Donggala – Kota Palu; DI Mentawa, DI Sinkoyo, DI Sinorang Ombolu   di   Kabupaten   Banggai;   DI   Lambunu   dan   DI   Sausu   Atas   di Kabupaten Parigi Moutong;

2. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah provinsi, yaitu  DI Malonas, DI   Kekeloe,   DI   Simau   di   Kabupaten   Donggala;     DI   Ongka   Atas,   DI Dolago, DI Kasimbar, DI Malino, DI Maoti, DI Mepanga Hilir, DI Parigi Kanan, DI Tada, DI Torue di Kabupaten Parigi Moutong; DI Puna Kiri, DI Karongkasa,   DI   Gintu,   DI   Saroso   di   Kabupaten   Poso;   DI Donginpandawangi, DI Toili, DI Bunta, DI Waru Lamata, DI Bakung, DI Moilong,   DI   Bella,   DI   Tolisu   Atas   Bawah   di   Kabupaten   Banggai;   DI Tendelalaos, DI Kolondom, DI Malomba Bambapun di Kabupaten Tolitoli; DI Ungkaya, DI Karaopa, dan DI Tambayoli di Kabupaten Morowali;

3. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah kabupaten. d. Pantai; 

terdiri   atas:   Pantai   di   Kabupaten   Banggai   sepanjang   kurang   lebih 613km,   Pantai   di   Kabupaten   Buol  sepanjang  kurang   lebih   197   km, Pantai di Kabupaten Donggala sepanjang 400 Km, Pantai di Kabupaten Parigi  Moutong sepanjang kurang lebih 431  km,  Pantai di  Kabupaten Tojo Una­Una sepanjang kurang lebih 454 km, Pantai di Kabupaten Toli­ Toli   sepanjang   kurang   lebih   454   km,   Pantai   di   Kabupaten   Banggai Kepuluan  sepanjang  kurang  lebih   700   km,  Pantai  di  Kabupaten  Poso sepanjang   kurang   lebih   174   km,   Pantai   di   Kabupaten   Morowali sepanjang   kurang   lebih   800   km,   dan   Pantai   di   Kota   Palu   sepanjang kurang lebih 42 km.

e. Instalasi Pengolahan Air Bersih

terdiri atas: IPA Palu di Kota Palu, IPA Banawa di Kabupaten Donggala; IPA   Pangimpu   di   Kabupaten   Sigi;   IPA   Poso   di   Kabupaten   Poso;   IPA Bungku,  Kolonodale,   dan   Beteleme   di   Kabupaten   Morowali,   IPA Balantak,   Luwuk,   Batui,   Bunta,   Kintom,   Pagimana   dan   Lamala   di Kabupaten Banggai

4) Sistem Persampahan;

merupakan   Sistem   Persampahan   Terpadu   Provinsi   yang  direncanakan melayani   persampahan   di   Kota   Palu,   Kabupaten   Sigi   dan   Kabupaten Donggala

Kawasan Strategis Provinsi Sulawesi Tengah

(21)

1) pertahanan dan keamanan;

a. Diperuntukkan  bagi  kepentingan  pemeliharaan  dan  keamanan  Negara berdasarkan geostragic nasional;

b. Diperuntukkan   bagi   basisi   militer,   daerah   latihan   militer,   daerah pembuangan amunisi dan peralatan perthanan lainnya, gudang amunisi, daerah   uji   coba   sistim   persenjataan,   dan/atau   kawasan   sistim pertahanan;

c. Merupakan   wilayah   kedaulatan   Negara   termasuk   pulau­pulau   kecil terluar yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga dan/atau laut lepas; dan

d. KSN Perbatasan Laut RI dengan Negara Malaysia dan Philipina, dengan titik ikat tiga pulau terluar (Lingian, Dolangon dan Silando) di Kabupaten Tolitoli

2) pertumbuhan ekonomi; 

a. Kawasan   pengembangan   ekonomi   terpadu   (KAPET)   Palapas   meliputi: Kota   Palu,   Kabupaten   Donggala,   Kabupaten   Parigi   Moutong,   dan Kabupaten Sigi;

b. Kawasan Andalan (KADAL) Palu dsk, Tolitoli dsk, Kolonodale dsk, Poso dsk

c. Kawasan Strategis Ekonomi (KSE) Kecamatan Palu Utara di Kota Palu; d. Kawasan Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) meliputi KTM Air

Terang di Kabupaten Buol, KTM Tawaru­Bungku di Kabupaten Morowali, KTM   Bahari   di   Kabupaten   Parigi   Moutong,   dan   KTM   Padauloyo   di Kabupaten Tojo Una­Una;

e. Kawasan   Cepat   Tumbuh     meliputi   Kawasan   Parigi   –   Ampibabo   dan sekitarnya, Kawasan Danau Poso dan sekitarnya, Kawasan Ampana – Tojo   dan   sekitarnya,   Kawasan   Moutong   –   Tomini   dan   sekitarnya, Kawasan   Damsol   –   Damsel   dan   sekitarnya,   Kawasan   Lalundu   dan sekitarnya;

f. Kawasan Agrotourism Sausu – Manggalapi – Palolo berada di Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi;

(22)

(perbatasan   Kabupaten   Banggai   Kepulauan   dengan   Kabupaten   Sula Kepulauan Provinsi Maluku Utara)

3) pengembangan perkotaan; 

Kawasan   strategis   dari   sudut   kepentingan   pengembangan   perkotaan yaitu BALUMBAPOLIPA yang menghubungkan: Banawa, Palu, Mamboro, Bora, Pantoloan, Toboli, dan Parigi

4) sosial budaya; 

a. Kawasan   Poso   dan   sekitarnya   di   Kabupaten   Poso   yang   merupakan Kawasan Strategis Nasional (KSN);

b. Kawasan   Istana   Raja   Banggai   Kepulauan   di   Kabupaten   Banggai Kepulauan;

c. Kawasan Istana Raja Palu di Kota Palu; dan

d. Kawasan Lembah Bada dan Lembah Besoa di Kabupaten Poso sebagai kawasan perlindungan keanekaragaman budaya

5) pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; 

a. Sumberdaya Air: Danau Poso di Kabupaten Poso dan Danau Lindu di Kabupaten Sigi sebagai sumber energi PLTA; 

b. Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Teluk Tomini di Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Una­una; dan Teluk Tolo di Kabupaten Banggai dan Kabupaten Morowali

6) fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; 

a. KSN Kritis Lingkungan meliputi Kawasan Kritis Lingkungan Balingara di Kabupaten   Tojo   Una­una   dan   Banggai   Kepulauan,   KSN   Kritis Lingkungan Lambunu­Buol di Kabupaten Buol dan Parigi Moutong;      b. Wilayah   Sungai   (WS)   yang   harus   dikelola   dan   diberdayakan   sebagai

sumber daya air dan lingkungan yang memiliki nilai strategis yaitu: WS Parigi   –   Poso   di   Sulawesi   Tengah,WS   Laa   ­   Tambalako   di   Sulawesi Tengah, WS Randangan melintas Gorontalo – Sulawesi Tengah, WS Palu –   Lariang   melintas   Sulawesi   Tengah   –   Sulawesi   Selatan,   Kaluku   – Karama melintas Sulawesi Barat – Sulawesi Tengah, WS Pompengan – Lorena   melintas   Sulawesi   Selatan   –   Sulawesi   Tengah   –   Sulawesi Tenggara, WS Dolago – Torue, WS Lombok – Mentawa

c. KSP   Penanganan   Khusus   Endemik  Schistosomiasis  di   Kabupaten   Sigi dan Kabupaten Poso;

d. KSP Terusan Khatulistiwa dan sekitarnya di Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Donggala

(23)

b. Kawasan gugus pulau Peleng dan Banggai di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan sebagai Kawasan Strategis Nasional.

c. Kawasan   Teluk   Tolo   dan   pulau­pulau   kecil   di   sekitarnya   sebagai Kawasan Strategis Provinsi.

7.5.   Kebijakan Umum Pembangunan Tahun 2011–2016

Dengan   mengacu   kepada   kebijakan   nasional   maupun   kebijakan daerah dan memperhatikan permasalahan serta tantangan yang dihadapi daerah baik dewasa ini maupun dalam lima tahun mendatang, maka arah kebijakan umum pembangunan Daerah 2011­2016 adalah sebagai berikut:  I. Meningkatkan  Kualitas  Sumberdaya   Manusia   Yang  Berdaya   Saing

Berdasarkan Keimanan dan Ketaqwaan, dengan :

1) Arah Kebijakan :  Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Fungsional Program   : Program Pendidikan Non Formal

2) Arah Kebijakan : ­ Peningkatan   kualitas   sarana   dan   prasarana pendidikan

- Peningkatan   Mutu   pendidikan   dasar   dan menengah

Program   : ­  Program   Wajib   Belajar   Pendidikan   Dasar Sembilan  Tahun

- Program  Pendidikan Menengah - Program Pendidikan Luar Biasa

- Program Manajemen Pelayanan Pendidikan - Program Pendidikan Anak Usia Dini

3) Arah Kebijakan : Peningkatan   kompetensi   dan   kesejahteraan   guru pada semua jalur dan jenjang pendidikan

Program   : Program   Peningkatan   Mutu   Pendidik   dan   Tenaga Kependidikan

4) Arah Kebijakan : Peningkatan   kemampuan   dan   budaya   baca masyarakat   dengan   tersedianya   buku­buku   yang berkualitas

Program   : Program   Pengembangan   Minat   Budaya   Baca   dan Pembinaan Perpustakaan

5) Arah Kebijakan : Peningkatan kualitas status kesehatan masyarakat Program   : ­  Program Upaya Kesehatan Masyarakat

- Program Perbaikan Gizi Masyarakat

(24)

- Program Pengembangan Survalens epidemiologi & SIK

- Program   Promosi   Kesehatan   dan   Pemberdayaan Masyarakat

6) Arah Kebijakan : Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan Program   : ­ Program Upaya Kesehatan Perorangan

­ Program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan 7) Arah Kebijakan : Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Tenaga Medis

Program   : ­ Program Sumberdaya Kesehatan ­ Program Obat dan Perbekalan 

8) Arah Kebijakan : Pembinaan   Kesehatan   Lingkungan   dan   Pola   Hidup Sehat Pada Masyarakat

Program   : ­ Program Pengembangan Lingkungan Sehat

­ Program   Kebijakan   Manajemen   dan Pembangunan Kesehatan

8) Arah Kebijakan : Pengembangan Sistem Kesehatan

Program   : ­ Program   Kebijakan   Manajemen   dan Pembangunan Kesehatan

9) Arah Kebijakan : Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit pada Unit­Unit Pelayanan

Program   : ­ Program Peningkatan Mutu  Pelayanan BLUD 10) Arah Kebijakan : Peningkatan   kualitas   pendidikan   agama   dan

keagamaan

Program   : ­ Program   Peembinaan   dan   Pelayanan   Umat Beragama

11) Arah Kebijakan  : Revitalisasi keluarga berencana (KB) dan mendorong terwujudnya keluarga berkualitas

Program   : ­ Program   Pembinaan   Peran   Serta   Masyarakat dalam Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi ­ Program   Peningkatan   Ketahanan   dan

Pemberdayaan Keluarga 

­ Program Peningkatan Penanggulangan PMS, HIV AIDS/AIDS bagi perempuan

13) Arah Kebijakan : ­ Peningkatan   kualitas   sarana   dan   prasarana aktivitas kepemudaan dalam rangka perwujudan pemuda mandiri

(25)

­ Program   Peningkatan   Upaya   Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda 12) Arah Kebijakan : Peningkatan   kuantitas   dan   kualitas   olahragawan

berprestasi secara berkelanjutan

Program   : ­ Program   Pembinaan   dan   Pemasyarakatan   Olah Raga

­ Program   Pengembangan   Kebijakan   dan Manajemen Olah Raga

13) Arah Kebijakan : Peningkatan   Peran   Serta   Pemuda   dalam pembangunan

Program   : Program Partisipasi Pemuda Pelopor

14) Arah Kebijakan : Peningkatan kualitas hidup masyarakat yang sehat jasmani dan rohani 

Program   : ­  Program Peningkatan Prestasi Olahraga

- Program   Kebijakan   dan   Startegi   Nasional (JAKSTRANAS)   Bidang   Pemberantasan, Pencegahan   Penyalahgunaan   dan   Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)

15) Arah Kebijakan : ­  Peningkatan   upaya   revitalisasi   nilai­nilai kebudayaan dan kearifan lokal yang relevan bagi peningkatan kemajuan Sulawesi Tengah

- Pemanfaatan    nilai­nilai  tradisional,  peninggalan kesejarahan,     kepurbakalaan   dan   museum   bagi pengembangan budaya daerah

- Peningkatan apresiasi seni dan budaya daerah di kalangan pemerintah, masyarakat dan swasta Program   : Program   Kesejarahan,   Kepurbakalaan   dan

Permuseuman

16) Arah Kebijakan : Peningkatan     apresiasi   masyarakat   terhadap bahasa, sastra dan aksara daerah

Program   : Program Pengelolaan Kekayaan Seni Budaya 17) Arah Kebijakan  : Peningkatan kualitas SDM aparatur

Program   : ­ Program   Peningkatan   Kapasitas   Sumber   Daya Aparatur

18) Arah Kebijakan  : Pemantapan   Lembaga   Kemasyarakatan   serta Pengembangan   Partisipasi   dan   Keswadayaan Masyarakat Melalui Pembangunan yang Partisipatif Program   : ­ Program   Peningkatan   Keberdayaan   Masyarakat

(26)

­ Program Peningkatan Partsipasi Masyarakat  dalam Pembangunan Desa

­ Program Peningkatan Riset dan Pengembangan  IPTEK

­  Program Survey dan  Riset Pembangunan ­  Program Penguatan Kapasitas Lembaga DPRD 19) Arah Kebijakan  : Perluasan   akses   kelompok   tani/   nelayan   yang

didukung dengan peningkatan mutu produk

Program   : Program   Pengembangan   SDM   Kelautan   dan Perikanan

20) Arah Kebijakan  : Peningkatan   kemampuan   petani   dan   penguatan lembaga   pendukung   dalam   rangka   peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing

Program   : Program Pengembangan SDM Pertanian, Perikanan, Kehutanan & Kelembagaan Pelaku Utama & Pelaku Usaha

21) Arah Kebijakan  : Penyiapan  tenaga  kerja  mandiri  serta  peningkatan keterampilan   tenaga   kerja   dan   pengembangan kemampuan kewirausahaan 

Program   :  ­ Program   Peningkatan   Kompetensi   Tenaga   Kerja dan Produktivitas

- Program   Pengembangan   Balai   Latihan   Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

II. Meningkatkan   Pertumbuhan   Ekonomi   Melalui   Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan:

1) Arah Kebijakan  : Pengembangan   benih/bibit   unggul,   dan pengendalian   orgnisme   pengganggu   tanaman pertanian

Program  : ­ Program Peningkatan Produksi ,  Produktifitas dan Mutu   Tanaman   Pangan   untuk   mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan

­ Program Peningkatan Produksi ,  Produktifitas dan Mutu Tanaman Hortikultura  Berkelanjutan

2) Arah Kebijakan  : Pengembangan   Dunia  Usaha  pertanian  secara  luas melalui pengembangan teknologi

(27)

- Program   Pengembangan   SDM   Pertanian   dan Kelembagaan Petani

2) Arah Kebijakan  : Pengembangan   benih/bibit   unggul,   dan pengendalian   orgnisme   pengganggu   tanaman perkebunan

Program  : Program Peningkatan Produksi ,   Produktifitas dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 3) Arah Kebijakan  : Peningkatan   kualitas   tata   guna   lahan   dan   air

kawasan perkebunan

Program  : Program   Penyediaan   dan   Pengembangan Prasarana dan Sarana Perkebunan

4) Arah Kebijakan  : Pengembangan Dunia Usaha perkebunan secara luas melalui pengembangan teknologi

Program  : Program   Peningkatan   Nilai   Tambah,       Daya   Saing Industri   Hilir,   Pemasaran       dan   Ekspor   hasil Perkebunan

5) Arah Kebijakan  : Peningkatan   ketersediaan   dan   perbaikan   mutu bibit/benih ternak, populasi dan optimasi produksi ternak   ruminansia   dan   non   ruminansia   dan pendayagunaan   bahan   pakan   lokal  serta pemberdayaan peternak

Program  : Program Pencapaian  Swasembada  Daging Sapi dan Penyediaan   Pangan   Hayati   yang   Aman   Sehat   Utuh dan Halal

6) Arah Kebijakan  : Pengembangan Dunia Usaha peternakan secara luas melalui pengembangan teknologi Peternakan

Program  : Program   Peningkatan   Nilai   Tambah,   Daya   Saing, Industri   Hilir,   Pemasaran   dan   Ekspor   Hasil Peternakan

7) Arah Kebijakan  : Peningkatan prasarana dan sarana peternakan dan kesehatan hewan

Program  : Program   Penyediaan   dan   Pengembangan   Prasarana dan Sarana Peternakan

8) Arah Kebijakan  : ­  Peningkatan   ketersediaan   dan   penanganan kerawanan pangan serta keamanan pangan

- Peningkatan   penganekaragaman   konsumsi   dan keamanan pangan

(28)

Program  : Program   Peningkatan   Diversifikasi   dan   Ketahanan Pangan Masyarakat

9) Arah Kebijakan : Pengendalian   terhadap   kegiatan   penangkapan   dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan Program  : ­ Program   Peningkatan   Produksi   Perikanan

Budidaya

­ Program   pengembangan   dan   Pengelolaan Perikanan Tangkap

10) Arah Kebijakan : Peningkatan   mutu   dan   nilai   tambah   pada   produk hasil kelautan dan perikanan

Program  : ­  Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan

- Program   Pengembangan   Karantina Ikan,Pengendalian   Mutu   dan   Keamanan   Hasil Perikanan 

11) Arah Kebijakan  : ­ Revitalisasi   pemanfaatan   hutan   dan   industri kehutanan

- Peningkatan   laju   pertumbuhan   ekonomi   yang berbasis SDA

Program  : Program Peningkatan Usaha Kehutanan

12) Arah Kebijakan  : Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitar hutan

Program  : Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

13) Arah Kebijakan : ­  Pemberdayaan   koperasi   dan   UKM   melalui   aspek permodalan, manajemen & teknologi yang mampu mendorong   perkembangan   aktifitas   secara berkelanjutan

- Pemberdayaan   koperasi   dan   UKM   sebagai sokoguru perekonomian dengan peningkatan citra kelembagaan

Program  : ­  Program Pemberdayaan Koperasi  - Program Pemberdayaan UMKM

14) Arah Kebijakan  : Perluasan akses perdagangan komoditi daerah yang didukung   dengan   peningkatan   mutu   produk menghadapi pasar yang semakin kompetitif

(29)

15) Arah Kebijakan  : Peningkatan   stabilisasi   perdagangan   lokal     yang menjamin keseimbangan stok kebutuhan masyarakat didukung strategi distribusi yang merata

Program  : ­ Program   Pengembangan   dan   Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri

- Program Pengembangan Kemetrologian

- Program   Pengembangan   Pengijian   dan   Sertifikasi Mutu Barang

16) Arah Kebijakan  : ­ Pemberdayaan industri melalui aspek permodalan, manajemen dan teknologi yang mampu mendorong perkembangan aktifitas secara berkelanjutan

- Perluasan   akses   industri   yang   didukung   dengan peningkatan   mutu   produk   serta   mendorong peranan   asosiasi   dunia   usaha   dalam   penetapan strategi   peningkatan   komoditi   inti   industri   dan pengembangan   usaha   berdasarkan   sistem persaingan usaha yang sehat

- Penguatan   struktur   ekonomi   (PDRB)   dengan peningkatan kontribusi sektor industri dan sektor sekunder lainnya dalam pembentukan PDRB

Program  : Program Revitalisasi dan Penumbuhan IKM

17) Arah Kebijakan  : Pembentukan   forum   investasi   serta   Peningkatan promosi dan kerjasama investasi

Program  : Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal 18) Arah Kebijakan  : ­  Pengembangan  sistem informasi pasar kerja

- Perluasan kesempatan kerja

Program  : Program   Penempatan   dan   Perluasan   Kesempatan Kerja

19) Arah Kebijakan  : Perlindungan,   pengawasan   ketenagakerjaan   dan peningkatan kehidupan serta kesejahteraan pekerja Program  : Program   Perlindungan   Tenaga   Kerja   dan

Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan 20) Arah Kebijakan  : Perbaikan   dan   peningkatan   kualitas   jaringan

prasarana dan sarana pendukung pariwisata Program  : Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

(30)

- Peningkatan daya saing dan pemanfaatan potensi pariwisata  secara berkelanjutan  dan  berwawasan lingkungan

Program  : Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

22) Arah Kebijakan  : ­  Pengembangan   perumahan   dan   tanah   untuk usaha yang memadai bagi transmigran

- Penyediaan   sarana   dan   prasarana   permukiman dan kegiatan usaha masyarakat

Program  : Program   Pengembangan   Masyarakat   dan   Kawasan Transmigrasi

23) Arah Kebijakan  : Peningkatan   kualitas   pelayanan   dan   bantuan   dasar kesejahteraan   bagi   penyandang   masalah kesejahteraan sosial

Program  : ­ Program Pembinaan Panti Asuhan Lanjut Usia / Jompo

­ Program   Pembinaan   Eks   Penyandang   Penyakit Sosial (Eks Napi, PSK, Narkoba)

­ Program Pelayanan dan Rehabiitasi Kesejahteraan Sosial

­ Program Pembinaan Anak Terlantar

­ Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesos

­ Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat   Terpencil   (KAT)   dan   Penyandang   Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

­ Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma dan Penyakit Sosial Lainnya)

­     Program Pembangunan Sosial

24) Arah Kebijakan : Peningkatan   kesetaraan   dan   peran   perempuan terhadap pembangunan

Program  : ­ Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan ­ Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan

Gender dalam Pembangunan

25) Arah Kebijakan : Peningkatan   pembinaan   nilai   tambah   produksi pertambangan skala kecil

Program : Program Pembinaan dan Pengawasan kegiatan usaha Pertambangan

(31)

Program : Program   Pengembangan   Lembaga   Ekonomi Perdesaan

III. Peningkatan   Pembangunan   Infrastruktur   untuk   menunjang aktivitas perekonomian masyarakat:

1) Arah Kebijakan  : Pemantapan   kondisi   transportasi   jalan   guna mendukung   pelayanan   pergerakan   orang,   barang, dan jasa

Program  : ­ Program pembangunan jalan dan jembatan

­ Program   rehabilitasi/pemeliharaan   jalan   dan jembatan

­ Program   pembangunan   sistem   informasi   data base jalan dan jembatan

­ Program   peningkatan   sarana   dan   prasarana kebinamargaan

2) Arah Kebijakan  : ­ Pemantapan   kondisi   jaringan   irigasi   guna meningkatan aktivitas ekonomi

- Pengembangan   Pengelolaan   Jaringan   Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

- Pengembangan   Pengelolaan   dan   Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya - Peningkatan   Pengendalian   Banjir   dan

Pengamanan Pantai

Program  : ­ Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya

- Program penyediaan dan pengelolaan air baku - Program   pengembangan,   pengelolaan   dan

konservasi sungai, danau dan sumber air lainnya - Program   pengendalian   banjir   dan   pengaman

pantai

3) Arah Kebijakan : Pengembangan   pembangunan   perumahan   dan permukiman

Program  : ­ Program pengembangan perumahan ­ Program lingkungan sehat perumahan

­ Program pemberdayaan komunitas perumahan ­ Program   perbaikan   perumahan   akibat   bencana

alam/social

4) Arah Kebijakan : Pengembangan pembangunan keciptakaryaan

(32)

permukiman perdesaan

­ Program   pengembangan   kinerja   pengelolaan   air minum 

­ Program   penataan   bangunan   dan   lingkungan perkotaan

5) Arah Kebijakan : Penyelenggaraan   dan   penataan   ruang   melalui perwujudan struktur ruang dan pola ruang

Program  : ­ Program perencanaan tata ruang ­ Program pemanfaatan ruang

­ Program pengendalian pemanfaatan  ruang ­ Program pengaturan jasa konstruksi

6) Arah Kebijakan : Penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi Program  : ­ Program pemberdayaan jasa konstruksi

­ Program pengawasan jasa konstruksi

7) Arah Kebijakan  : ­ Peningkatan   akses   jalan   untuk   usaha   produktif bagi   peningkatan   perekonomian   masyarakat perdesaan,     maupun   daerah   terpencil   dan perbatasan

- Peningkatan   infastruktur   jalan   ke   kantong­ kantong produksi di perdesaan,  daerah terpencil dan perbatasan

Program  : Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan sarana Pertanian

6) Arah Kebijakan  : ­  Peningkatan   pasokan,   cakupan   dan   kualitas pelayanan   infrastruktur   energi   dan ketenagalistrikan

- Pengembangan  potensi  energi   baru   dan terbarukan

- Peningkatan   upaya   pelaksanaan   konservasi   dan hemat energy.

Program  : ­ Program   pembinaan   dan   pengembangan   listrik dan pemanfaatan energi

­ Program pengembangan dan pengusahaan energi dan ketenagalistrikan

9) Arah Kebijakan  : Peningkatan   pemberdayaan   masyarakat   dalam pembangunan energi yang berkelanjutan

(33)

7) Arah Kebijakan  : Peningkatan   Usaha   ekonomi   masyarakat   dan keluarga di pedesaan

Program  : Program   percepatan   pemberdayaan   masyarakat miskin

8) Arah Kebijakan : Pengembangan   infrastruktur   transportasi perhubungan dalam rangka peningkatan pelayanan pergerakan orang, barang dan jasa

Program  : ­ Program   pembangunan   prasarana   dan   fasilitas perhubungan

­ Program pembangunan transportasi laut 

12) Arah Kebijakan : Pengembangan   infrastruktur   transportasi perhubungan sesuai standar pelayanan

Program  : ­ Program   Pengendalian   dan   pengamanan   lalu lintas

­ Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ

­ Program peningkatan pelayanan angkutan ­ Program peningkatan pos dan telekomunikasi ­ Program peningkatan pelayanan dan keselamatan

transportasi laut

­ Program peningkatan pelayanan dan keselamatan transportasi udara

­ Program   peningkatan   pelayanan   operasional UPTD

IV. Reformasi   Birokrasi   dan   Penegakan   Supremasi   Hukum   dan   HAM, dengan :

1) Arah Kebijakan  : Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan publik Program  : Program fasilitas pindah/purna tugas PNS

2) Arah Kebijakan  : Peningkatan   kesadaran   dan   kepatuhan   hukum aparatur

Program  : ­ Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur ­ Program Peningkatan Disiplin Aparatur

­ Program   peningkatan   kapasitas     kelembagaan SOTK dan sosialisasi

­ Program pembinaan dan pengembangan aparatur ­ Program Peningkatan Kapasitas Pelayanan Publik ­ Program   Penguatan   Kelembagaan   Organisasi

(34)

­ Program   Peningkatan   Pelayanan   Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

­  Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi dan Penyebarluasan Informasi

­  Program   Peningkatan   Pemahaman   paradigma KORPRI

­  Program Penguatan Otonomi Daerah

­  Program   Penataan   Administrasi   Kependudukan dan Pencatatan Sipil

3) Arah Kebijakan  : Penyelesaian   Pemekaran   Wilayah   secara   arif   dan bijaksana

Program  : ­ Program   Pembinaan   Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

- Program Penataan Perangkat dan Pengembangan Daerah Otonomi Baru serta Kawasan Khusus 3) Arah Kebijakan  : Peningkatan kesadaran dan Kepatuhan Masyarakat

terhadap Hukum

Program  : Program Peningkatan Perlindungan Perempuan dan Anak

4) Arah Kebijakan  : Peningkatan   pengelolaan   dan   pelaporan pelaksanaan   anggaran   yang   akuntabel   menuju pencapaian   status   laporan   pertanggung   jawaban perhitungan   APBD     menuju   Opini   Wajar   Tanpa Pengecualian (WTP)

Program  : ­ Program   Peningkatan   dan   Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

- Program   Pembinaan   dan   Fasilitas   Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota

- Program   peningkatan   profesionalisme   tenaga pemeriksaan pengawasan

­ Program penataan dan penyempurnaan kebijakan system dan prosedur pengawasan

­ Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat

- Program peralatan dan penyempurnaan kebijakan system dan prosedur pengawasan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing degan metode eksperimen memberikan pengaruh lebih baik

Dari data yang didapat dan hasil perhitungan teoritis menggunakan chi-square test terlihat bahwa semakin hasil yang didapat (o) nilainya semakin mendekati expected

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis

• Grup dapat melakukan penetapan yang tidak terbatalkan untuk investasi utang yang memenuhi kriteria biaya perolehan diamortisasi atau FTVOCI sebagai diukur

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah bersumber dari Pasal 18 dan Pasal 18A

Jika menggunakan jaringan saraf tiruan backpropagation normalisasi pada nilai input dapat mempercepat laju pembelajaran pada pelatihan jaringan. Karena normalisasi data

Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk,

Serta jaringan internet yang sudah memdahai cukup baik pada saat melakukan penginputan berbasis web ini.Dengan adanya Sistem Informasi Pemantauan Ibu Hamil Beresiko