BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
7.1. Pengertian Arah Kebijakan Umum
Kebijakan Umum merupakan kebijakan pemerintah daerah secara umum. Penyusunan Kebijakan Umum diperlukan untuk menyelaraskan perencanaan daerah dengan potensi sumber daya yang ada, sehingga akan terwujud pembangunan yang efisien, efektif dan berhasil guna. Kebijakan umum disusun sebagai bagian dari strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam mewujudkan Visi dan Misi daerah guna meningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang berdaya saing, peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan infrastruktur yang memadai dan mempercepat reformasi birokrasi dan supremasi hukum serta melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan sebagaimana amanat otonomi daerah. Sebelum menentukan Kebijakan Umum Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011 2016, perlu memperhatikan amanat RPJM Nasional Tahun 2010 2014, RPJPD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2005 2025 dan Draf Raperda RTRW Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20102030.
7.2. Kebijakan RPJM Nasional Tahun 20102014
RPJM Nasional telah dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20102014 merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 2025 yang ditetapkan melalui UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007. RPJMN Tahun 20102014 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga dalam menyusun Rencana Strategis kementerian/lembaga (RenstraKL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masingmasing dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Agar dapat memenuhi amanat ini, RPJMN Tahun 20102014 disusun dalam tiga buku yang merupakan satu kesatuan yang utuh dengan masingmasing memuat halhal sebagai berikut:
2. Buku II memuat rencana pembangunan yang mencakup bidangbidang kehidupan masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam RPJPN Tahun 2005 2025 dengan tema: “Memperkuat Sinergi Antar Bidang Pembangunan” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I.
3. Buku III memuat rencana pembangunan kewilayahan yang disusun dengan tema: “Memperkuat Sinergi Antara Pusat Dan Daerah Dan Antar Daerah” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I. Dengan demikian, RPJMN Tahun 2010 2014 adalah pedoman bagi Pemerintah Pusat /Daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
7.3. Kebijkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2005 – 2025
Dalam Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2005 – 2025 disebutkan bahwa visi Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebagai berikut : “Sulawesi Tengah Yang Maju, Mandiri, Sejahtera, Dan Berkeadilan”
Rangkaian kata – kata kunci dalam visi ini dapat dibentuk menjadi satu akronim “Juri Teradil”. Juri Teradil memberi makna bahwa dalam mewujudkan tujuan pembangunan yang memberi maslahat bagi masyarakat Sulawesi Tengah dibutuhkan tidak hanya sekedar kecerdasan tetapi kearifan dan sifat bijaksana, dengan demikian menunjukan bahwa pembangunan di Sulawesi Tengah harus dituntun oleh kemampuan dan kejernihan hati nurani atau moralitas yang prima dari setiap individu dan masyarakat Sulawesi Tengah.
Visi pembangunan Sulawesi Tengah ini mengandung pengertian yang luas dan menggambarkan cita – cita seluruh masyarakat Sulawesi Tengah dalam kurun waktu 20 tahun mendatang. Dengan menghayati dan mengamalkan makna Juri Teradil diharapkan Sulawesi Tengah menjadi perintis dalam mewujudkan tuntutan reformasi yang sudah terangkum dalam visi Sulawesi Tengah ini.
Gambaran yang akan dicapai dalam masa jangka panjang dalam Juri Teradil tersebut adalah :
Mandiri ; adalah tidak tergantung pada sesuatu, ketergantungan terhadap sesuatu tidak sampai menjadi kendala dan selalu berusaha mencari jalan keluar, mempunyai kemampuan, prakarsa dan motivasi, inovatif, mempunyai rasa percaya diri, mampu mengelola dan mengembangkan potensi yang dimiliki.
Sejahtera ; adalah kondisi kehidupan yang memadai dari segi ekonomi, aman sentosa dan makmur, terlepas dari segala macam hambatan, gangguan dan kesulitan hidup, masyarakat hidup rukun dan penuh kebersamaan dan kekeluargaan, saling mengamankan, mewujudkan kesenangan hidup bersama.
Berkeadilan ; adalah sifat, perbuatan, perlakuan yang adil, pengakuan dan mempertahankan hak – hak masyarakat, memberikan perlakuan yang sama dihadapan hukum dan mampu menentukan mana yang benar dan mana yang salah, tidak sewenang – wenang, menghargai dan menghormati supremasi hukum dan HAM diatas segala – galanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan serangkaian misi pembangunan jangka panjang Provinsi Sulawesi Tengah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
Melalui : penyediaan kebutuhan dan mutu pelayanan dasar social yang memadai untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik teknologi maju maupun teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas masyarakat. 2. Meningkatkan kualitas lingkungan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Dalam wujud menciptakan dan memelihara suasana kehidupan yang rukun, aman dan tenteram antar sesama manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, manusia dan lingkungan hidupnya dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, memiliki etika dan moralitas sesuai dengan nilai – nilai keagamaan, pancasila dan nilai – nilai budaya lokal dan bangsa guna meneguhkan komitmen menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Meningkatkan ketahanan ekonomi daerah
keselarasan pembangunan yang ramah terhadap kelestarian lingkungan, mengatasi dan terus mencegah kesenjangan tingkat kehidupan masyarakat yang dapat berakibat pada ketertinggalan, pengangguran dan kemiskinan di pedesaan dan perkotaan.
4. Meningkatkan kualitas kelembagaan pemerintah, kelembagaan politik, sosial budaya, keagamaan dan kemasyarakatan lainnya
Meningkatkan kualitas nilai – nilai hakiki berdemokrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwujud suasana kehidupan politik yang beretika dan bermoral sesuai dengan nilai agama, nilai budaya bangsa dan hakekat demokrasi, menjunjung tinggi supremasi hukum dan HAM, bebas dari praktek penyimpangan KKN dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, pembinaan kehidupan beragama untuk meningkatkan kualitas keamanan dan ketaqwaan individu dan masyarakat, menjunjung dan memberi apresiasi pengembangan tata nilai budaya dan kearifan lokal serta budaya bangsa, serta terus menguatkan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah dengan memantapkan pemberdayaan dan peningkatan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah, meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah dalam mengemban tugas dan fungsi serta tanggungjawabnya dalam penyelenggaraan fungsi – fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat.
5. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan Menata kembali kondisi lingkungan hidup yang menunjukan kecenderungan penurunan kualitas, meliputi lahan kritis, kerusakan hutan lindung, menipisnya luas hutan mengrove, kerusakan kawasan pantai dan terumbu karang, meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat, mencegah dampak negative pengelolaan sumberdaya alam berupa pencemaran dan degradasi lingkungan hidup, mengintegrasikan pengelolaan sumberdaya alam dengan kelestarian lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan, menserasikan pemanfaatan fungsi tata ruang meliputi tanah, air, udara dan sumberdaya daya alam dengan sektor – sektor perekonomian termasuk system pemukiman, prasarana dan sarana wilayah secara terpadu sehingga memenuhi asas konservasi, efesiensi dan harmoni yang menjadi asas dalam perencanaan tata ruang.
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD Tahap Pertama, RPJMD Tahap Kedua (2011 2016) ditujukan untuk lebih memantapkan penataan di segala bidang dengan menekankan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, peningkatan kualitas sumberdaya manusia serta penguatan daya saing perekonomian daerah.
dan penegakkan hukum serta penegakkan hak asasi manusia. yang didukung oleh suasana berusaha yang kondusif. Di lima tahun kedua RPJPD ini diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan hingga 10 persen.
Penguatan pembangunan pertanian dan peningkatan pembangunan kelautan dan sumberdaya alam lainnya secara terpadu terus dilakukan dengan penyediaan berbagai infrastruktur yang semakin mantap dan lengkap serta peningkatan dan pengembangan teknologi tepat guna sehingga produktifitas dapat ditingkatkan.
Peningkatan kesehatan masyarakat terus diupayakan terutama status gizi masyarakat dengan mengupayakan peran gender dalam lingkungan keluarga di samping tu meningkatnya jumlah angka partisipasi sekolah menengah atas dengan lulusan siap terjun di dunia usaha.
Pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup makin berkembang melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan partisipasi aktif masyarakat dalam proses rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam dan pemeliharaan keanekaragaman hayati. Kondisi ini didukung oleh peningkatan kualitas perencanan tata ruang, pemanfaatan serta pengendalian pemanafaatan ruang.
Sulawesi Tengah yang kaya akan budaya yang merupakan modal dasar bagi pengembangan pembangunan terus di lestarikan dan dikembangkan sehingga dapat menjadi asset bagi daerah.
7.4. Kebijakan Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, berdasarkan draf Raperda RTRW Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2010–2030
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi
Tujuan penataan ruang Provinsi Sulawesi Tengah adalah untuk mewujudkan pembangunan wilayah yang bertumpu pada sektor pertanian, kelautan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan berkelanjutan.
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Provinsi
Kebijakan penataan ruang wilayah untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah, terdiri atas:
a. peningkatan sumber daya lahan pertanian;
b. peningkatan sumber daya perikanan dan kelautan; c. pengembangan potensi pariwisata;
d. peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian, kelautan, dan pariwisata;
f. peningkatan dan pengembangan prasarana wilayah; dan
g. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi
a. Peningkatan sumber daya lahan pertanian, terdiri atas:
mempertahankan areal sentra produksi pertanian lahan basah; meningkatkan kualitas lahan pertanian;
mengembangkan jenis hasil pertanian; dan
mengembangkan areal lahan perkebunan komoditas tertentu secara selektif.
b. Peningkatan sumber daya perikanan dan kelautan, terdiri atas; mengembangkan jenis usaha budidaya perikanan air tawar; meningkatkan kemampuan dan teknologi perikanan budidaya
dan tangkap;
mengembangkan industri pariwisata kelautan;
mempertahankan dan meningkatkan kawasan mangrove ; mengembangkan budidaya perikanan dan kelautan yang dapat
mempertahankan keberadaan pulaupulau kecil; dan
mempertahankan kawasan lindung di luar kawasan peruntukan pertambangan untuk mendukung pertanian, kelautan, dan pariwisata.
c. Pengembangan potensi pariwisata, terdiri atas: mengembangkan promosi pariwisata;
mengembangkan objek wisata sebagai pendukung daerah tujuan wisata yang ada;
meningkatkan jalur perjalanan wisata;
mengembangkan jenis wisata alam yang ramah lingkungan; dan mempertahankan kawasan situs budaya sebagai potensi wisata.
d. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian, kelautan, dan pariwisata terdiri atas:
mengembangkan lembaga pendidikan sebagai pusat ilmu pengetahuan guna mendukung pertanian, kelautan dan pariwisata; menjamin ketersediaan informasi pertanian, kelautan dan
mengembangkan sistem pendidikan non formal yang berkelanjutan guna peningkatan kualitas produksi dan hasil pertanian, kelautan dan pariwisata.
e. Peningkatan aksesibilitas pemasaran produksi pertanian, kelautan terdiri atas:
meningkatkan produksi pertanian untuk mendukung industri pertanian; mengembangkan kawasan industri pertanian;
mengembangkan pasar hasil industri pertanian;
meningkatkan akses koperasi dan UMKM terhadap modal, sarana dan prasarana produksi, informasi, teknologi dan pasar; dan
mempertahankan stabilitas pasar lokal terhadap komoditas pertanian. f. Peningkatan dan pengembangan prasarana wilayah terdiri atas:
mengembangkan sistem jaringan penghubung antar wilayah laut, darat, dan udara pada PKN, PKW, dan PKL;
mengembangkan dan memantapkan sistem jaringan penghubung antar pusatpusat produksi pertanian, kelautan dan pariwisata,dengan PKN, PKW, dan PKL;
mengembangkan prasarana pertanian, kelautan dan pariwisata ;
mengembangkan sistem jaringan dan moda transportasi guna mendukung sektor pertanian;
meningkatkan jaringan energi dengan lebih menumbuhkembangkan pemanfaatan sumberdaya terbarukan yang ramah lingkungan dalam sistem kemandirian energi listrik;
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, informasi, telekomunikasi, energi dan sumberdaya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi; dan
meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan jangkauan jaringan prasarana wilayah lainnya.
g. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, terdiri atas:
menetapkan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;
mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan;
melibatkan peran serta Pemerintah Daerah dalam menjaga dan memelihara asetaset pertahanan TNI.
Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah
Rencana pola ruang provinsi yang termuat dalam Draft Raperda RTRW Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2010–2030 telah memperhatikan pola ruang yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Rencana Pola Ruang tersebut terdiri atas :
A. Kawasan Hutan Lindung :
(1) Kawasan lindung provinsi terdiri atas:
a. kawasan hutan lindung seluas kurang lebih 1.345.706,19 Ha yang tersebar di seluruh kabupaten dan Kota di Propinsi Sulawesi Tengah. b. kawasan perlindungan setempat terdiri atas:
1. sempadan pantai sepanjang kurang lebih 4.265 km meliputi : a) pantai di Kabupaten Banggai sepanjang kurang lebih 613km, b) Pantai di Kabupaten Buol sepanjang kurang lebih 197 km, c) Pantai di Kabupaten Donggala sepanjang 400 Km,
d) Pantai di Kabupaten Parigi Moutong sepanjang kurang lebih 431 km, e) Pantai di Kabupaten Tojo UnaUna sepanjang kurang lebih 454 km, f) Pantai di Kabupaten ToliToli sepanjang kurang lebih 454 km,
g) Pantai di Kabupaten Banggai Kepuluan sepanjang kurang lebih 700 km, h) Pantai di Kabupaten Poso sepanjang kurang lebih 174 km,
i) Pantai di Kabupaten Morowali sepanjang kurang lebih 800 km, dan j) Pantai di Kota Palu sepanjang kurang lebih 42 km.
2. sempadan sungai dengan lebar sempadan 50 meter yang menyebar di seluruh kabupaten dan kota di Propinsi Sulawesi Tengah
3. kawasan sekitar danau atau waduk yang terletak di sekitar Danau Lindu, Danau Talaga, Danau Rano dan Danau Poso
a. kawasan cagar budaya terdiri atas :
1. Istana peninggalan Kerajaan Banggai di seluruh Kabupaten Banggai Kepulauan;
2. Istana peninggalan Kerajaan Palu di Kota Palu; dan 3. Patung Megalitik di Lembah Bada
b. kawasan suaka alam dan pelestarian alam terdiri atas: 1. suaka margasatwa meliputi:
b) Lombuyan I & II di Kabupaten Banggai seluas kurang lebih 3.069 Ha, c) Patipati di Kabupaten Banggai seluas kurang lebih 3.103 Ha,
d) Dolangon di Kabupaten Tolitoli seluas kurang lebih 462 Ha,
e) Pinjan/Tanjung Matop di Kabupaten Tolitoli seluas kurang lebih 1.692 Ha,
f) Pulau Pasoso di Kabupaten Donggala seluas kurang lebih 5.000 Ha, g) Tanjung Santigi di Kabupaten Parigi Moutong seluas kurang lebih 1.502
Ha,
h) Laut Pulau Tiga di Kabupaten Morowali seluas kurang lebih 42.000 Ha, 2. cagar alam meliputi:
a) kawasan Gunung Dako di Kabupaten Tolitoli seluas kurang lebih 19.590 Ha,
b) Gunung Sojol di Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong seluas kurang lebih 64.448 Ha,
c) Gunung Tinombala di Kabupaten Tolitoli dan Parigi Moutong seluas kurang lebih 37.106 Ha,
d) Morowali di Kabupaten Morowali dan Tojo Unauna seluas kurang lebih 209.400 Ha,
e) Pamona di Kabupaten Poso seluas kurang lebih 25.967 Ha,
f) Pangi Binangga di Kabupaten Parigi Moutong seluas kurang lebih 6000 Ha,
g) Tanjung Api di Kabupaten Tojo Unauna seluas kurang lebih 4.246 Ha; 3. taman nasional yaitu Taman Nasional Lore Lindu di Kabupaten Sigi
dan Poso seluas kurang lebih 217.991 Ha; 4. taman laut dan Taman Wisata Laut meliputi :
a) Taman Nasional Laut Kepulauan Banggai kurang lebih 171.312 Ha b) Taman Laut Pulau Tokobae Morowali kurang lebih 1.000 Ha
c) Taman Laut Teluk Tomori Morowali kurang lebih 7.200 Ha 5. taman wisata alam meliputi:
a) Taman Wisata Alam (TWA) Air Terjun Wera di Kabupaten Sigi seluas kurang lebih 250 Ha,
b) TWA Bancea di Kabupaten Poso seluas kurang lebih 5.000 Ha,
c) TWA Tanjung Karang di Kabupaten Donggala seluas kurang lebih 1.000 Ha,
d) laut Tasale di Kabupaten Donggala seluas 5.000 Ha,
f) Laut Kepulauan Sago di Banggai Kepulauan seluas 153.850 Ha; 6. taman wisata alam laut meliputi:
a) Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Kepulauan Togean di Kabupaten Tojo Unauna seluas kurang lebih 100.000 Ha,
b) Pulau Batudaka di Kabupaten Parigi Moutong
7. taman hutan raya yaitu Taman Hutan Raya (Tahura) Poboya Paneki di Kabupaten Donggala, Parigi Moutong dan Kota Palu seluas kurang lebih 7.128 Ha.
a) kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas:
1) kawasan rawan gempa bumi terdapat diseluruh wilayah provinsi;
2) kawasan rawan tsunami terdapat diseluruh pantai yang mempunyai morfologi landai, yaitu terdapat di Kabupaten Donggala, Kabupaten Toli Toli, Kabupaten Buol dan Kabupaten Banggai Kepulauan;
3) kawasan rawan abrasi yang menyebar pada seluruh kabupaten/kota kecuali kabupaten Sigi;
4) kawasan rawan tanah longsor yang menyebar pada seluruh kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah ;
5) kawasan rawan gelombang pasang yang berada di kabupaten Morowali, Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Donggala, Kabupaten Buol, Kabupaten Tolitoli dan Kota Palu;
6) kawasan rawan banjir yang tersebar di Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Morowali, Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Banggai, Kota Palu dan Kabupaten Buol; dan
7) kawasan rawan bencana gunung api di Kabupaten Tojo Unauna. b) Kawasan lindung lainnya terdiri atas:
a. kawasan konservasi Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) yaitu Cagar Biosfer Lore Lindu di Kabupaten Sigi dan Poso seluas kurang lebih 217.991,18 Ha;
b. terumbu karang yang menyebar pada seluruh pesisir pantai Propinsi Sulawesi Tengah
B. Kawasan Budidaya :
(1)Kawasan budi daya provinsi yangterdiri atas: a. kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas:
2. hutan produksi tetap seluas kurang lebih 500.491,98 Ha yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Morowali, Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Buol, Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Sigi; dan
3. hutan produksi yang dapat dikonversi seluas kurang lebih 297.859,78 Ha yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Morowali, Kabupaten Tojo Una una, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Buol, Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Sigi.
b. kawasan peruntukan pertanian terdiri atas:
1. kawasan tanaman pangan tersebar di seluruh kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah;
2. kawasan perkebunan tersebar di seluruh kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah;
c. kawasan peruntukan perikanan terdapat di di Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Tolitoli; d. kawasan peruntukan pertambangan terdapat menyebar di seluruh
kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tengah;
e. kawasan peruntukkan dan pengembangan Minapolitan, yang berada di Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Tojo Unauna;
f. kawasan peruntukan pertambangan (KPP) terdiri atas:
2. Kecamatan Bungku Tengah dan Kecamatan Bungku Selatan, di Kabupaten Banggai Kecamatan Toili, Kecamatan Bunta, Kecamatan Pagimana, Kecamatan Bualemo dan Kecamatan Balantak, di Kabupaten Tojo Unauna Kecamatan Ampana Tete, Kecamatan Ulubongka dan Kecamatan Tojo Barat; Tembaga tedapat di Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Moutong dan Kabupaten Tolitoli Kecamatan Dondo; Belerang terdapat di Kabupaten Tojo Unauna Pulau Unauna; WolframTungsten terdapat di Kabupaten Poso Kecamatan Lore Utara, Lore Tengah dan Lore Selatan; Granit terdapat di Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Banggai Kepulauan; Marmer terdapat di kabupaten Poso Kecamatan Pamonan Utara dan Kecamatan Pesisir; Kabupaten Morowali Kecamatan Lembo dan Kecamatan Petasia, Kabupaten Tojo UnaUna, Kabupaten Banggai Kecamatan Luwuk Timur dan Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Tomini; Asbes terdapat di Kabupaten Tojo UnaUna;
3. KPP Batubara terdapat di Kabupaten Morowali Kecamatan Mori Atas dan Kecamatan Donggala Kecamatan Sindue, Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Buol Kecamatan Momunu.
4. KPP Minyak Bumi terdapat di Kabupaten Morowali Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Banggai Kecamatan Toili Barat, Kabupaten Donggala Kecamatan Balaesang, Kecamatan Dampal Selatan dan Kecamatan Surumana; Gas Bumi terdapat di Kabupaten Morowali Kecamatan Bungku Utara; Kabupaten Donggala Balaesang, Dampal Selatan dan Surumana;
5. KPP Panas Bumi terdapat di Kabupaten Tolitoli Kecamatan Tinabogan (Ongka, Dondo ), Kabupaten Donggala Kecamatan Sabang, Kabupaten Buol Kecamatan Palele, Kabupaten Banggai Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Sigi Kecamatan Dolo dan Kecamatan Biromaru serta Kabupaten Donggala Kecamatan Kecamatan Sindeu.
g. kawasan peruntukan perindustrian terdiri atas:
1. kawasan industri kecil menyebar di seluruh kabupaten dan kota Propinsi Sulawesi Tengah;
2. kawasan agro industri berada di Kabupaten Donggala, Kabupaten Buol, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojo Unauna dan Kota Palu; 3. kawasan industri lainnya.
h. kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas: 1. kawasan wisata alam berada di :
a) Suaka Margasatwa. P. Dolangan dan Tj. Mantop di Kab. Toli – toli,
c) TN. Lore Lindu di Kabupaten Sigi dan kabupaten Poso, d) Danau Lindu di Kabupaten Sigi,
e) Cagar Alam Tanjung Api di Kabupaten Tojo Una – Una,
f) Air Terjun Hanga – Hanga dan Hutan Bakau Luwuk di Kabupaten Banggai;
2. kawasan wisata alam laut berada di Pulau Peleng, Kepulauan Sago di Kabupaten Banggai Kepulauan, Wakai dan Tg. Api di Kabupaten Tojo Una Una, Pulau Tikus di Kabupaten Banggai, Pulau Makakata, Pulau kelelawar, dan Pulau Rosalina di Kabupaten Parigi Moutong, Danau Laut Tolongano, Pulau Pasoso dan Pulau Tuguan di Kabupaten Donggala; 3. kawasan wisata budaya berada di Taman Purbakala Watunonju di
Kabupaten Sigi;.
4. kawasan wisata buatan tersebar di seluruh kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah
5. kawasan wisata lainnya Pulau Maputi, Pulau Pagalaseang Kabupaten Donggala dan Tanjung Manimbaya di Kabupaten Donggala.
i. kawasan peruntukan permukiman terdiri atas:
1. kawasan permukiman perkotaan tersebar di seluruh ibukota kabupaten dan kota di Propinsi Sulawesi Tengah;
2. kawasan permukiman perdesaan yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah
j. kawasan peruntukan budi daya lainnya.
(2)Kawasan peruntukan budi daya lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf h yaitu:
a. kawasan udara sekitar bandar udara berupa ruang udara bagi keselamatan pergerakan pesawat mengikuti standar ruang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP);
b. kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pemerintah dalam bidang pertahanan dan keamanan di wilayah darat, laut, dan udara.
Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi terdiri atas:
A. Sistem Perkotaan;
Sistem Perkotaan Wilayah Provinsi meliputi: 1) PKN di Palu;
2) PKNp di Luwuk Kabupaten Banggai;
4) PKWp di Parigi Kabupaten Parigi Moutong;
5) PKL yang sudah ditetapkan meliputi: Bora di Kabupaten Sigi; Salakan dan Banggai di Kabupaten Banggai Kepulauan; Tinombo di Kabupaten Parigi Moutong; Toili di Kabupaten Banggai; Tentena dan Wuasa di Kabupaten Poso; Tambu dan Watatu di Kabupaten Donggala; Bungku dan Beteleme di Kabupaten Morowali; Bangkir di Kabupaten ToliToli; Ampana dan Wakai di Kabupaten Tojo Unauna; dan Paleleh di Kabupaten Buol.
B. Sistem Jaringan Prasarana utama; Sistem Jaringan Prasarana Utama meliputi: 1) sistem transportasi darat;
a. jaringan lalu lintas angkutan jalan; 1. jaringan jalan;
a) jaringan arteri primer meliputi: ruas jalan Abd. Rahman Saleh (Palu); jalan Basuki Rahmat (palu); jalan Emmy Saelan (Palu); jalan Wolter Monginsidi (Palu); jalan Sudirman (Palu); Jalan Sam Ratulangi (Palu); jalan Yos Sudarso (Palu); ruas jalan Tanah Runtuh Kebunsari; ruas Kebunsari – Tawaeli; ruas Tawaeli – Pantoloan; ruas Tawaeli – Nupabomba; ruas Nupabomba Kebon Kopi; ruas Kebun Kopi – Toboli; ruas Toboli – Parigi; ruas Parigi –Tolai; ruas Tolai – Sausu; ruas Sausu – Tumora (batas Kab. Poso); ruas Tumora (batas Kab. Parigi Moutong) – Tambarana; ruas Tambarana – batas kota Poso; jalan Tabatoki (Poso); jalan Tanjungbulu (Poso); jalan Diponegoro (Poso); jalan P. Kalimantan (Poso); jalan P. Sumatra (Poso); jalan P. Sabang (Poso); ruas Poso – Tagolu; ruas Tagolu – Tentena; ruas Tentena – Taripa; ruas Taripa – Pape; ruas Pape – Tindantana (batas Prov. Sulawesi Selatan); ruas jalan Toboli – Ampibabo; ruas Ampibabo – Kasimbar; ruas Kasimbar – Tinombo; ruas Tinombo – Mepanga; ruas Mepanga – Lambunu; ruas Lambunu – Molosipat (batas Prov. Gorontalo);
ruas Tiwa’a (batas Kab. Poso) Tomata; ruas Tomata – Beteleme; ruas Beteleme – Tompira; ruas Tompira–Kolonodale; ruas Tompira–Wosu; ruas Wosu–Bungku; ruas Bungku–Bahodopi; ruas Bahodopi–batas Prov. Sultra; jalan Lawanga – Tondoyondo (Poso); Jl. Patimura (Poso) ;Jl. Letjend Suprapto (Poso); Jl. U. Manasoli(Poso); ruas Tagolu–Malei; ruas Malei–Uekuli; ruas Uekuli – Marowo; ruas Marowo–Ampana; ruas Ampana–Balingara; ruas Balingara –Bunta; ruas Bunta Pagimana; ruas Pagiman –Biak; ruas Biak – Batas Kota Luwuk; jalan Imam Bonjol (Luwuk); jalan Sam Ratulangi 1 (luwuk); jalan S. Musi (luwuk); jalan Hasanudin (luwuk).
c) jaringan jalan kolektor 2 meliputi ruas:
(1) Wilayah Kota Palu yaitu Jalan Towua, Jalan Karanjalemba, Jalan Moh. Hatta, Jalan Juanda, Jalan Moh Yamin dan Jalan Dewi Sartika;
(2) Wilayah Kab. Donggala yaitu: ruas Kalukubula Kalawara, ruas Kalawara Kulawi, ruas Biromaru/Birobuli Palolo, ruas Kulawi Gimpu dan ruas Palolo Napu;
(3) Wilayah Kab. Parigi Moutong yaitu: ruas Tambu Kasimbar dan ruas Mepanga Pasir Putih;
(4) Wilayah Kab. Tolitoli yaitu: ruas Pasir Putih Basi dan ruas SP.Lampasio Air Terang;
(5) Wilayah Kab. Buol yaitu : ruas Air Terang Momunu dan ruas Momunu Buol
(6) Wilayah Kab. Poso yaitu : ruas Kasiguncu Sanginora, ruas Tentena Tonusu (KM. 340), ruas Tonusu (KM. 340), Gintu, ruas Napu Sanginora, ruas Gimpu Gintu dan ruas Napu Puna;
(7) Wilayah Kab. Tojo Unauna yaitu : ruas Tayawa Malino
(8) Wilayah Kab. Morowali yaitu: ruas Pape Tomata, ruas Malino Tondoyondo, ruas Kolonodale – Tondoyondo, ruas Tondoyondo – Salubiru, ruas Salubiru – SP. Baturube, ruas Rata (KM.753) – Baturube dan ruas Beteleme – Batas Sulsel
(9) Wilayah Kab. Banggai yaitu: ruas Biak Bonebobakal , ruas Bonebobakal – Balantak, ruas Luwuk Batui, Jalan Samratulangi II (Luwuk), Jalan Ahmad Yani (Luwuk), Jalan Urip Sumoharjo (Luwuk), Jalan Jenderal Sudirman (Luwuk), Jalan Moh. Hatta (Luwuk), Jalan Yos Sudarso (Luwuk), Jalan Pattimura (Luwuk), Jalan RE.Martadinata (Luwuk), ruas Batui – Toili, ruas Toili – Rata, ruas Balingara Longge Atas, ruas Longge Atas – Toili, ruas Salodik – Bantayan, ruas Bantayan Bualemo, ruas Bualemo – Pangkalasean, ruas Pangkalasean – Balantak;
(10) Wilayah Kab. Banggai Kepulauan yaitu : ruas SalakanSambiut.
ruas Moilong – Rata; ruas Rata – Sp. Baturube; ruas Sp. Baturube – Baturube.
e) rencana jaringan jalan strategis nasional rencana yang belum tersambung pada ruas Baturube – Kolonodale
2. jaringan prasarana
a) terminal Tipe A yaitu Terminal Mamboro di Kota Palu dan terminal Kasintuwu Kab. Poso;
b) peningkatan tipe Terminal Luwuk di Kabupaten Banggai dan terminal Toboli di Kab. Parigi Moutong dari Terminal Tipe B menjadi Terminal Tipe A;
c) pengembangan terminal tipe B meliputi: terminal Bumi Harapan di Kab. Tolitoli, Terminal Ampana di Kabupaten Tojo Unauna, Terminal Bora di Kabupaten Sigi;
d) peningkatan tipe Terminal Tipo dan Terminal Petobo di Kota Palu dari terminal tipe C menjadi terminal tipe B terminal;
a. jembatan timbang Toboli Kabupaten Parigi Moutong, Jembatan Timbang Tawaeli di Kota Palu, dan Jembatan Timbang Biromaru di Kabupaten Sigi
b. jaringan lalu lintas penyeberangan
1. Penyeberangan ToliToli di Kabupaten ToliToli dengan lintas penyeberangan ToliToli – Tarakan (Prov. Kalimantan Timur);
2. Penyeberangan Pagimana di Kabupaten Banggai dengan lintas penyeberangan Pagimana – Gorontalo ( Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo);
3. Penyeberangan Taipa di Kota Palu dengan lintas penyeberangan Taipa – Balikpapan (Provinsi Kalimantan Timur);
4. Penyeberangan Boniton – Banggai ( Kabupaten Banggai Kepulauan) – Taliabu (Provinsi Maluku Utara);
5. Penyeberangan Uebone – Wakai (Kabupaten Tojo Unauna) – Gorontalo (Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo).
6. Penyeberangan Luwuk di Kabupaten Banggai dengan lintas penyeberangan Luwuk – Salakan (Kabupaten Banggai Kepulauan); dan lintas Salakan – Banggai (Kabupaten Banggai Kepulauan);
7. Rencana Jaringan lalulintas penyeberangan Uebone – Wakai – Marisa (Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo).
2) sistem transportasi laut;
1. Pelabuhan Bunta, Pelabuhan Luwuk dan Pelabuhan Pagimana di Kabupaten Banggai
2. Pelabuhan Banggai di Kabupaten Banggai Kepulauan;
3. Pelabuhan Bungku, Pelabuhan Kolonodale dan Pelabuhan Wosu di Kabupaten Morowali;
4. Pelabuhan Lokodidi dan Pelabuhan Leok di Kabupaten Buol; 5. Pelabuhan Dede di Kabupaten ToliToli;
6. Pelabuhan Donggala, Pelabuhan Wani dan Pelabuhan Ogoamas di Kabupaten Donggala;
7. Pelabuhan Moutong di Kabupaten Parigi Moutong; 8. Pelabuhan Poso di Kabupaten Poso; dan
9. Pelabuhan Ampana di kabupaten Tojo Unauna; c. Pelabuhan pengumpan:
1. Pelabuhan Sabang di Kabupaten Donggala; 2. Pelabuhan Ogotua di Kabupaten Tolitoli;
3. Pelabuhan Kumaligon dan Pelabuhan Paleleh di Kabupaten Buol; 4. Pelabuhan Parigi di Kabupaten Parigi Moutong;
5. Pelabuhan Wakai di Kabupaten Tojo Unauna;
6. Pelabuhan Salakan di Kabupaten Banggai Kepulauan; 7. Pelabuhan Menui dan Sambalagi di Kabupaten Morowali 3) sistem transportasi udara
a. bandar udara pengumpul;
1. bandar udara pengumpul skala pelayanan sekunder yaitu Bandara Mutiara di Kota Palu; dan
2. bandar udara pengumpul skala pelayanan tersier yaitu Bandara Syukuran Aminuddin Amir Bubung Luwuk di Kabupaten Banggai
b. bandar udara pengumpan;
1. Bandara Pogogul Buol di Kabupaten Buol; 2. Bandara Lalos Tolitoli di Kabupaten Tolitoli;
3. Bandara Tojo Unauna di Kabupaten Tojo Unauna; 4. Bandara Morowali di Kabupaten Morowali;
5. Bandara Gintu di Kabupaten Poso (dalam perencanaan); 6. Bandara Tentena di Kabupaten Poso (dalam perencanaan). C. Sistem Jaringan Prasarana lainnya.
1) Sistem Jaringan Energi; a. Jaringan Listrik;
terdiri dari sistim interkoneksi 70 kV PaluParigi dan pembangkit kecil tersebar (per sistim): Poso 7,1 kV; Tentena 1,7 kV; Kolonedale 3,1 kV; Bungku 1,6 kV; Tolitoli 10,8 kV; Leok 3,9 kV; MoutongKotarayaPalasa 6,3 kV; Bangkir 1,8 kV; LuwukMoilong 18,1 kV; Ampana 3,2 kV; Bunta 1,4 kV; Banggai 2,3 kV; dan Sulteng tersebar 10,1 kV;
b. Pembangkit Listrik;
1. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang meliputi PLTD Silae di Kota Palu; PLTD Leok dan Paleleh di Kabupaten Buol; PLTD Bangkir, Ogotua, Tinabogan, ToliToli, dan Laulalang di Kabupaten ToliToli; PLTD Siboang, Sabang, dan Donggala di Kabupaten Donggala; PLTD Kulawi di Kabupaten Sigi; PLTD Moutong, Palasa, kasimbar, dan Paru di Kabupaten Parigi Moutong; PLTD Poso, Wuasa, Tentena, Taripa, Pendolo dan Gintu di Kabupaten Poso; PLTD Dolong, Wakai, Ampana, Marowo dan Malino di Kabupaten Tojo UnaUna; PLTD Baturube, Kolonodale, Tomata, Tompira, Bungku, Kaleorang dan Ulunambo di Kabupaten Morowali; PLTD Balantak, Bualemo, Sobol, Luwuk, Bunta dan Baturube di Kabupaten Banggai; PLTD Tataba, LumbiLumbia, Bulagi, Liang, Salakan, Sambiut, Banggai dan Mansalean di Kabupaten Banggai Kepulauan;
2. Pembangkit Listrik Tenaga uap (PLTU) yang meliputi PLTU Panau di Kota Palu;
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang meliputi: PLTA Poso I, Poso II, Poso III dan Sawidago di Kabupaten Poso; PLTA Malewa diKabupaten Tojo UnaUna.
4. Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLPB) tersebar di 14 lokasi dengan potensi sebesar kurang lebih 366 MW;
5. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) terdiri dari : Kintom/Batui di Batui potensi 30 MW dan DonggiSenoro di Luwuk potensi 240 MW di Kabupaten Banggai.
c. Gardu Induk (GI);
terdiri atas : GI Palu Baru (30 MVA); GI Silae (30 MVA); GI Talise (30 MVA); dan GI Poso (30 MVA).
d. Jaringan pipa minyak dan gas bumi; 1. Depo BBM Bokat di Kabupaten Buol;
2. Depo BBM ToliToli dan Baolan di Kabupaten ToliToli;
3. Depo BBM Parigi, Moutong, Tinombo di Kabupaten Parigi Moutong; 4. Depo BBM Banawa dan Tawaeli di Kabupaten Donggala;
6. Depo BBM Bulagi di Kabupaten Banggai Kepulauan e. Jaringan Transmisi;
terdiri dari : PLTA Poso (Tentena)Poso panjang 80 kms; PosoPalu Baru panjang 190 kms; Palu Baru Silae panjang 90 kms; MoutongTolitoli panjang 270 kms; PLTG KintomLuwuk panjang 90 kms; PLTG Kintom Moilong panjang 120 kms; TolitoliLeok panjang 216 kms; PosoAmpana panjang 248 kms; Palu BaruTalise panjang 30 kms; KolonedaleInc.Poso Ampana panjang 146 kms; Tentena (PLTA Poso)Wotu panjang 272 kms; dan PLTGU Senoro (FTP 2)Tentena (PLTA Poso) panjang 360 kms
2) Sistem Jaringan Telekomunikasi;
Sistem Jaringan Telekomunikasi terdiri atas:
a. Jaringan Mikro Digital dengan panjang jaringan meliputi Batas Provinsi Gorontalo (Kabupaten Buol) – Kota Palu, Kota Palu – Batas Provinsi Sulawesi Barat (Kabupaten Sigi), Kota Palu – Luwuk (Kabupaten Banggai), Luwuk (Kabupaten Banggai) – Banggai (Kabupaten Banggai Kepulauan), dan Banggai (Kabupaten Banggai Kepulauan) – Batas Laut Provinsi Sulawesi Tengah;
b. Jaringan Stasiun Telepon Otomat (STO), meliputi STO Banggai di Kabupaten Banggai Kepulauan; STO Luwuk di Kabupaten Banggai; STO ToliToli di Kabupaten ToliToli; STO Poso di Kabupaten Poso; STO Parigi di Kabupaten Parigi Moutong; STO Tawaeli dan Banawa di Kabupaten Donggala; STO Tomata, Beteleme, Bungku dan Wosu di Kabupaten Morowali.
3) Sistem Jaringan Pengelolaan Sumberdaya Air;
Sistem Jaringan Pengelolaan Sumberdaya Air terdiri atas: a. Wilayah Sungai (WS);
1. Wilayah Sungai Lintas Provinsi meliputi Wilayah Sungai Palu – Lariang, Wilayah Sungai Pompengan Lorena, Wilayah Sungai Lasolo – Sampara, Wilayah Sungai Randangan, dan Wilayah Sungai Kaluku Karama;
2. Wilayah Sungai Strategis Nasional meliputi Wilayah Sungai Parigi – Poso dan Wilayah Sungai Laa – Tambalako; dan
3. Wilayah Sungai Lintas Kabupaten/Kota meliputi Wilayah Sungai Lambunu – Buol dan Wilayah Sungai Bongka – Mentawa
b. Bendung;
1. Bendung Nasional : Bendung Lambunu, sausu atas, Gumbasa, Singkoyo 2. Bendung Provinsi : Tende Lalos, Kolondom dan Bambapun di kabupaten
Morowali; Bendung Warulamala, Bakung,Toili, Tolisu, Dongin, Moilong dan Bunta di Kabupaten Banggai
c. Daerah Irigasi (DI);
1. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah pusat, yaitu: DI Gumbasa di Kabupaten Donggala – Kota Palu; DI Mentawa, DI Sinkoyo, DI Sinorang Ombolu di Kabupaten Banggai; DI Lambunu dan DI Sausu Atas di Kabupaten Parigi Moutong;
2. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah provinsi, yaitu DI Malonas, DI Kekeloe, DI Simau di Kabupaten Donggala; DI Ongka Atas, DI Dolago, DI Kasimbar, DI Malino, DI Maoti, DI Mepanga Hilir, DI Parigi Kanan, DI Tada, DI Torue di Kabupaten Parigi Moutong; DI Puna Kiri, DI Karongkasa, DI Gintu, DI Saroso di Kabupaten Poso; DI Donginpandawangi, DI Toili, DI Bunta, DI Waru Lamata, DI Bakung, DI Moilong, DI Bella, DI Tolisu Atas Bawah di Kabupaten Banggai; DI Tendelalaos, DI Kolondom, DI Malomba Bambapun di Kabupaten Tolitoli; DI Ungkaya, DI Karaopa, dan DI Tambayoli di Kabupaten Morowali;
3. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah kabupaten. d. Pantai;
terdiri atas: Pantai di Kabupaten Banggai sepanjang kurang lebih 613km, Pantai di Kabupaten Buol sepanjang kurang lebih 197 km, Pantai di Kabupaten Donggala sepanjang 400 Km, Pantai di Kabupaten Parigi Moutong sepanjang kurang lebih 431 km, Pantai di Kabupaten Tojo UnaUna sepanjang kurang lebih 454 km, Pantai di Kabupaten Toli Toli sepanjang kurang lebih 454 km, Pantai di Kabupaten Banggai Kepuluan sepanjang kurang lebih 700 km, Pantai di Kabupaten Poso sepanjang kurang lebih 174 km, Pantai di Kabupaten Morowali sepanjang kurang lebih 800 km, dan Pantai di Kota Palu sepanjang kurang lebih 42 km.
e. Instalasi Pengolahan Air Bersih
terdiri atas: IPA Palu di Kota Palu, IPA Banawa di Kabupaten Donggala; IPA Pangimpu di Kabupaten Sigi; IPA Poso di Kabupaten Poso; IPA Bungku, Kolonodale, dan Beteleme di Kabupaten Morowali, IPA Balantak, Luwuk, Batui, Bunta, Kintom, Pagimana dan Lamala di Kabupaten Banggai
4) Sistem Persampahan;
merupakan Sistem Persampahan Terpadu Provinsi yang direncanakan melayani persampahan di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala
Kawasan Strategis Provinsi Sulawesi Tengah
1) pertahanan dan keamanan;
a. Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan dan keamanan Negara berdasarkan geostragic nasional;
b. Diperuntukkan bagi basisi militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan perthanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistim persenjataan, dan/atau kawasan sistim pertahanan;
c. Merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulaupulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga dan/atau laut lepas; dan
d. KSN Perbatasan Laut RI dengan Negara Malaysia dan Philipina, dengan titik ikat tiga pulau terluar (Lingian, Dolangon dan Silando) di Kabupaten Tolitoli
2) pertumbuhan ekonomi;
a. Kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET) Palapas meliputi: Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong, dan Kabupaten Sigi;
b. Kawasan Andalan (KADAL) Palu dsk, Tolitoli dsk, Kolonodale dsk, Poso dsk
c. Kawasan Strategis Ekonomi (KSE) Kecamatan Palu Utara di Kota Palu; d. Kawasan Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) meliputi KTM Air
Terang di Kabupaten Buol, KTM TawaruBungku di Kabupaten Morowali, KTM Bahari di Kabupaten Parigi Moutong, dan KTM Padauloyo di Kabupaten Tojo UnaUna;
e. Kawasan Cepat Tumbuh meliputi Kawasan Parigi – Ampibabo dan sekitarnya, Kawasan Danau Poso dan sekitarnya, Kawasan Ampana – Tojo dan sekitarnya, Kawasan Moutong – Tomini dan sekitarnya, Kawasan Damsol – Damsel dan sekitarnya, Kawasan Lalundu dan sekitarnya;
f. Kawasan Agrotourism Sausu – Manggalapi – Palolo berada di Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi;
(perbatasan Kabupaten Banggai Kepulauan dengan Kabupaten Sula Kepulauan Provinsi Maluku Utara)
3) pengembangan perkotaan;
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pengembangan perkotaan yaitu BALUMBAPOLIPA yang menghubungkan: Banawa, Palu, Mamboro, Bora, Pantoloan, Toboli, dan Parigi
4) sosial budaya;
a. Kawasan Poso dan sekitarnya di Kabupaten Poso yang merupakan Kawasan Strategis Nasional (KSN);
b. Kawasan Istana Raja Banggai Kepulauan di Kabupaten Banggai Kepulauan;
c. Kawasan Istana Raja Palu di Kota Palu; dan
d. Kawasan Lembah Bada dan Lembah Besoa di Kabupaten Poso sebagai kawasan perlindungan keanekaragaman budaya
5) pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;
a. Sumberdaya Air: Danau Poso di Kabupaten Poso dan Danau Lindu di Kabupaten Sigi sebagai sumber energi PLTA;
b. Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Teluk Tomini di Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Unauna; dan Teluk Tolo di Kabupaten Banggai dan Kabupaten Morowali
6) fungsi dan daya dukung lingkungan hidup;
a. KSN Kritis Lingkungan meliputi Kawasan Kritis Lingkungan Balingara di Kabupaten Tojo Unauna dan Banggai Kepulauan, KSN Kritis Lingkungan LambunuBuol di Kabupaten Buol dan Parigi Moutong; b. Wilayah Sungai (WS) yang harus dikelola dan diberdayakan sebagai
sumber daya air dan lingkungan yang memiliki nilai strategis yaitu: WS Parigi – Poso di Sulawesi Tengah,WS Laa Tambalako di Sulawesi Tengah, WS Randangan melintas Gorontalo – Sulawesi Tengah, WS Palu – Lariang melintas Sulawesi Tengah – Sulawesi Selatan, Kaluku – Karama melintas Sulawesi Barat – Sulawesi Tengah, WS Pompengan – Lorena melintas Sulawesi Selatan – Sulawesi Tengah – Sulawesi Tenggara, WS Dolago – Torue, WS Lombok – Mentawa
c. KSP Penanganan Khusus Endemik Schistosomiasis di Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso;
d. KSP Terusan Khatulistiwa dan sekitarnya di Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Donggala
b. Kawasan gugus pulau Peleng dan Banggai di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan sebagai Kawasan Strategis Nasional.
c. Kawasan Teluk Tolo dan pulaupulau kecil di sekitarnya sebagai Kawasan Strategis Provinsi.
7.5. Kebijakan Umum Pembangunan Tahun 2011–2016
Dengan mengacu kepada kebijakan nasional maupun kebijakan daerah dan memperhatikan permasalahan serta tantangan yang dihadapi daerah baik dewasa ini maupun dalam lima tahun mendatang, maka arah kebijakan umum pembangunan Daerah 20112016 adalah sebagai berikut: I. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Berdaya Saing
Berdasarkan Keimanan dan Ketaqwaan, dengan :
1) Arah Kebijakan : Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Fungsional Program : Program Pendidikan Non Formal
2) Arah Kebijakan : Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
- Peningkatan Mutu pendidikan dasar dan menengah
Program : Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
- Program Pendidikan Menengah - Program Pendidikan Luar Biasa
- Program Manajemen Pelayanan Pendidikan - Program Pendidikan Anak Usia Dini
3) Arah Kebijakan : Peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru pada semua jalur dan jenjang pendidikan
Program : Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4) Arah Kebijakan : Peningkatan kemampuan dan budaya baca masyarakat dengan tersedianya bukubuku yang berkualitas
Program : Program Pengembangan Minat Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
5) Arah Kebijakan : Peningkatan kualitas status kesehatan masyarakat Program : Program Upaya Kesehatan Masyarakat
- Program Perbaikan Gizi Masyarakat
- Program Pengembangan Survalens epidemiologi & SIK
- Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
6) Arah Kebijakan : Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan Program : Program Upaya Kesehatan Perorangan
Program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan 7) Arah Kebijakan : Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Tenaga Medis
Program : Program Sumberdaya Kesehatan Program Obat dan Perbekalan
8) Arah Kebijakan : Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Pola Hidup Sehat Pada Masyarakat
Program : Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program Kebijakan Manajemen dan Pembangunan Kesehatan
8) Arah Kebijakan : Pengembangan Sistem Kesehatan
Program : Program Kebijakan Manajemen dan Pembangunan Kesehatan
9) Arah Kebijakan : Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit pada UnitUnit Pelayanan
Program : Program Peningkatan Mutu Pelayanan BLUD 10) Arah Kebijakan : Peningkatan kualitas pendidikan agama dan
keagamaan
Program : Program Peembinaan dan Pelayanan Umat Beragama
11) Arah Kebijakan : Revitalisasi keluarga berencana (KB) dan mendorong terwujudnya keluarga berkualitas
Program : Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Program Peningkatan Ketahanan dan
Pemberdayaan Keluarga
Program Peningkatan Penanggulangan PMS, HIV AIDS/AIDS bagi perempuan
13) Arah Kebijakan : Peningkatan kualitas sarana dan prasarana aktivitas kepemudaan dalam rangka perwujudan pemuda mandiri
Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda 12) Arah Kebijakan : Peningkatan kuantitas dan kualitas olahragawan
berprestasi secara berkelanjutan
Program : Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga
13) Arah Kebijakan : Peningkatan Peran Serta Pemuda dalam pembangunan
Program : Program Partisipasi Pemuda Pelopor
14) Arah Kebijakan : Peningkatan kualitas hidup masyarakat yang sehat jasmani dan rohani
Program : Program Peningkatan Prestasi Olahraga
- Program Kebijakan dan Startegi Nasional (JAKSTRANAS) Bidang Pemberantasan, Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)
15) Arah Kebijakan : Peningkatan upaya revitalisasi nilainilai kebudayaan dan kearifan lokal yang relevan bagi peningkatan kemajuan Sulawesi Tengah
- Pemanfaatan nilainilai tradisional, peninggalan kesejarahan, kepurbakalaan dan museum bagi pengembangan budaya daerah
- Peningkatan apresiasi seni dan budaya daerah di kalangan pemerintah, masyarakat dan swasta Program : Program Kesejarahan, Kepurbakalaan dan
Permuseuman
16) Arah Kebijakan : Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap bahasa, sastra dan aksara daerah
Program : Program Pengelolaan Kekayaan Seni Budaya 17) Arah Kebijakan : Peningkatan kualitas SDM aparatur
Program : Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
18) Arah Kebijakan : Pemantapan Lembaga Kemasyarakatan serta Pengembangan Partisipasi dan Keswadayaan Masyarakat Melalui Pembangunan yang Partisipatif Program : Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Program Peningkatan Partsipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
Program Peningkatan Riset dan Pengembangan IPTEK
Program Survey dan Riset Pembangunan Program Penguatan Kapasitas Lembaga DPRD 19) Arah Kebijakan : Perluasan akses kelompok tani/ nelayan yang
didukung dengan peningkatan mutu produk
Program : Program Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan
20) Arah Kebijakan : Peningkatan kemampuan petani dan penguatan lembaga pendukung dalam rangka peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing
Program : Program Pengembangan SDM Pertanian, Perikanan, Kehutanan & Kelembagaan Pelaku Utama & Pelaku Usaha
21) Arah Kebijakan : Penyiapan tenaga kerja mandiri serta peningkatan keterampilan tenaga kerja dan pengembangan kemampuan kewirausahaan
Program : Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas
- Program Pengembangan Balai Latihan Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
II. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan:
1) Arah Kebijakan : Pengembangan benih/bibit unggul, dan pengendalian orgnisme pengganggu tanaman pertanian
Program : Program Peningkatan Produksi , Produktifitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan
Program Peningkatan Produksi , Produktifitas dan Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
2) Arah Kebijakan : Pengembangan Dunia Usaha pertanian secara luas melalui pengembangan teknologi
- Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani
2) Arah Kebijakan : Pengembangan benih/bibit unggul, dan pengendalian orgnisme pengganggu tanaman perkebunan
Program : Program Peningkatan Produksi , Produktifitas dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 3) Arah Kebijakan : Peningkatan kualitas tata guna lahan dan air
kawasan perkebunan
Program : Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Perkebunan
4) Arah Kebijakan : Pengembangan Dunia Usaha perkebunan secara luas melalui pengembangan teknologi
Program : Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor hasil Perkebunan
5) Arah Kebijakan : Peningkatan ketersediaan dan perbaikan mutu bibit/benih ternak, populasi dan optimasi produksi ternak ruminansia dan non ruminansia dan pendayagunaan bahan pakan lokal serta pemberdayaan peternak
Program : Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Penyediaan Pangan Hayati yang Aman Sehat Utuh dan Halal
6) Arah Kebijakan : Pengembangan Dunia Usaha peternakan secara luas melalui pengembangan teknologi Peternakan
Program : Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Peternakan
7) Arah Kebijakan : Peningkatan prasarana dan sarana peternakan dan kesehatan hewan
Program : Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Peternakan
8) Arah Kebijakan : Peningkatan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan serta keamanan pangan
- Peningkatan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan
Program : Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
9) Arah Kebijakan : Pengendalian terhadap kegiatan penangkapan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan Program : Program Peningkatan Produksi Perikanan
Budidaya
Program pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap
10) Arah Kebijakan : Peningkatan mutu dan nilai tambah pada produk hasil kelautan dan perikanan
Program : Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
- Program Pengembangan Karantina Ikan,Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
11) Arah Kebijakan : Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan
- Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang berbasis SDA
Program : Program Peningkatan Usaha Kehutanan
12) Arah Kebijakan : Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitar hutan
Program : Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
13) Arah Kebijakan : Pemberdayaan koperasi dan UKM melalui aspek permodalan, manajemen & teknologi yang mampu mendorong perkembangan aktifitas secara berkelanjutan
- Pemberdayaan koperasi dan UKM sebagai sokoguru perekonomian dengan peningkatan citra kelembagaan
Program : Program Pemberdayaan Koperasi - Program Pemberdayaan UMKM
14) Arah Kebijakan : Perluasan akses perdagangan komoditi daerah yang didukung dengan peningkatan mutu produk menghadapi pasar yang semakin kompetitif
15) Arah Kebijakan : Peningkatan stabilisasi perdagangan lokal yang menjamin keseimbangan stok kebutuhan masyarakat didukung strategi distribusi yang merata
Program : Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri
- Program Pengembangan Kemetrologian
- Program Pengembangan Pengijian dan Sertifikasi Mutu Barang
16) Arah Kebijakan : Pemberdayaan industri melalui aspek permodalan, manajemen dan teknologi yang mampu mendorong perkembangan aktifitas secara berkelanjutan
- Perluasan akses industri yang didukung dengan peningkatan mutu produk serta mendorong peranan asosiasi dunia usaha dalam penetapan strategi peningkatan komoditi inti industri dan pengembangan usaha berdasarkan sistem persaingan usaha yang sehat
- Penguatan struktur ekonomi (PDRB) dengan peningkatan kontribusi sektor industri dan sektor sekunder lainnya dalam pembentukan PDRB
Program : Program Revitalisasi dan Penumbuhan IKM
17) Arah Kebijakan : Pembentukan forum investasi serta Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
Program : Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal 18) Arah Kebijakan : Pengembangan sistem informasi pasar kerja
- Perluasan kesempatan kerja
Program : Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
19) Arah Kebijakan : Perlindungan, pengawasan ketenagakerjaan dan peningkatan kehidupan serta kesejahteraan pekerja Program : Program Perlindungan Tenaga Kerja dan
Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan 20) Arah Kebijakan : Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan
prasarana dan sarana pendukung pariwisata Program : Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
- Peningkatan daya saing dan pemanfaatan potensi pariwisata secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Program : Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
22) Arah Kebijakan : Pengembangan perumahan dan tanah untuk usaha yang memadai bagi transmigran
- Penyediaan sarana dan prasarana permukiman dan kegiatan usaha masyarakat
Program : Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi
23) Arah Kebijakan : Peningkatan kualitas pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial
Program : Program Pembinaan Panti Asuhan Lanjut Usia / Jompo
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Napi, PSK, Narkoba)
Program Pelayanan dan Rehabiitasi Kesejahteraan Sosial
Program Pembinaan Anak Terlantar
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesos
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma dan Penyakit Sosial Lainnya)
Program Pembangunan Sosial
24) Arah Kebijakan : Peningkatan kesetaraan dan peran perempuan terhadap pembangunan
Program : Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan
Gender dalam Pembangunan
25) Arah Kebijakan : Peningkatan pembinaan nilai tambah produksi pertambangan skala kecil
Program : Program Pembinaan dan Pengawasan kegiatan usaha Pertambangan
Program : Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan
III. Peningkatan Pembangunan Infrastruktur untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat:
1) Arah Kebijakan : Pemantapan kondisi transportasi jalan guna mendukung pelayanan pergerakan orang, barang, dan jasa
Program : Program pembangunan jalan dan jembatan
Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
Program pembangunan sistem informasi data base jalan dan jembatan
Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
2) Arah Kebijakan : Pemantapan kondisi jaringan irigasi guna meningkatan aktivitas ekonomi
- Pengembangan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
- Pengembangan Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya - Peningkatan Pengendalian Banjir dan
Pengamanan Pantai
Program : Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya
- Program penyediaan dan pengelolaan air baku - Program pengembangan, pengelolaan dan
konservasi sungai, danau dan sumber air lainnya - Program pengendalian banjir dan pengaman
pantai
3) Arah Kebijakan : Pengembangan pembangunan perumahan dan permukiman
Program : Program pengembangan perumahan Program lingkungan sehat perumahan
Program pemberdayaan komunitas perumahan Program perbaikan perumahan akibat bencana
alam/social
4) Arah Kebijakan : Pengembangan pembangunan keciptakaryaan
permukiman perdesaan
Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum
Program penataan bangunan dan lingkungan perkotaan
5) Arah Kebijakan : Penyelenggaraan dan penataan ruang melalui perwujudan struktur ruang dan pola ruang
Program : Program perencanaan tata ruang Program pemanfaatan ruang
Program pengendalian pemanfaatan ruang Program pengaturan jasa konstruksi
6) Arah Kebijakan : Penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi Program : Program pemberdayaan jasa konstruksi
Program pengawasan jasa konstruksi
7) Arah Kebijakan : Peningkatan akses jalan untuk usaha produktif bagi peningkatan perekonomian masyarakat perdesaan, maupun daerah terpencil dan perbatasan
- Peningkatan infastruktur jalan ke kantong kantong produksi di perdesaan, daerah terpencil dan perbatasan
Program : Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan sarana Pertanian
6) Arah Kebijakan : Peningkatan pasokan, cakupan dan kualitas pelayanan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan
- Pengembangan potensi energi baru dan terbarukan
- Peningkatan upaya pelaksanaan konservasi dan hemat energy.
Program : Program pembinaan dan pengembangan listrik dan pemanfaatan energi
Program pengembangan dan pengusahaan energi dan ketenagalistrikan
9) Arah Kebijakan : Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan energi yang berkelanjutan
7) Arah Kebijakan : Peningkatan Usaha ekonomi masyarakat dan keluarga di pedesaan
Program : Program percepatan pemberdayaan masyarakat miskin
8) Arah Kebijakan : Pengembangan infrastruktur transportasi perhubungan dalam rangka peningkatan pelayanan pergerakan orang, barang dan jasa
Program : Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
Program pembangunan transportasi laut
12) Arah Kebijakan : Pengembangan infrastruktur transportasi perhubungan sesuai standar pelayanan
Program : Program Pengendalian dan pengamanan lalu lintas
Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ
Program peningkatan pelayanan angkutan Program peningkatan pos dan telekomunikasi Program peningkatan pelayanan dan keselamatan
transportasi laut
Program peningkatan pelayanan dan keselamatan transportasi udara
Program peningkatan pelayanan operasional UPTD
IV. Reformasi Birokrasi dan Penegakan Supremasi Hukum dan HAM, dengan :
1) Arah Kebijakan : Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan publik Program : Program fasilitas pindah/purna tugas PNS
2) Arah Kebijakan : Peningkatan kesadaran dan kepatuhan hukum aparatur
Program : Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program peningkatan kapasitas kelembagaan SOTK dan sosialisasi
Program pembinaan dan pengembangan aparatur Program Peningkatan Kapasitas Pelayanan Publik Program Penguatan Kelembagaan Organisasi
Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi dan Penyebarluasan Informasi
Program Peningkatan Pemahaman paradigma KORPRI
Program Penguatan Otonomi Daerah
Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
3) Arah Kebijakan : Penyelesaian Pemekaran Wilayah secara arif dan bijaksana
Program : Program Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum
- Program Penataan Perangkat dan Pengembangan Daerah Otonomi Baru serta Kawasan Khusus 3) Arah Kebijakan : Peningkatan kesadaran dan Kepatuhan Masyarakat
terhadap Hukum
Program : Program Peningkatan Perlindungan Perempuan dan Anak
4) Arah Kebijakan : Peningkatan pengelolaan dan pelaporan pelaksanaan anggaran yang akuntabel menuju pencapaian status laporan pertanggung jawaban perhitungan APBD menuju Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Program : Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
- Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
- Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksaan pengawasan
Program penataan dan penyempurnaan kebijakan system dan prosedur pengawasan
Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat
- Program peralatan dan penyempurnaan kebijakan system dan prosedur pengawasan