• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PEA 1203437 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S PEA 1203437 Chapter1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Bank merupakan lembaga keuangan yang berperan sebagai perantara

(financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan

pihak-pihak yang memerlukan dana. Mengingat peran pentingnya, maka

keberadaan bank yang sehat, baik secara individu maupun secara keseluruhan

sebagai suatu sistem, akan menciptakan kondisi perekonomian yang sehat pula.

Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pengertian bank adalah

sebagai berikut:

Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Di Indonesia, terdapat beberapa jenis bank, salah satunya adalah bank umum.

Bank Umum menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 adalah “bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.”

Dewasa ini, bisnis perbankan berkembang pesat dengan persaingan yang

ketat. Di tengah persaingan tersebut, bank harus mampu menjaga eksistensinya

agar bisnisnya tetap berjalan dengan baik. Sebagai lembaga yang menjalankan

fungsi intermediary, dalam proses bisnisnya bank akan menjembatani kebutuhan

masyarakat, baik masyarakat sebagai unit surplus maupun unit defisit. Hal ini

menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap bank menjadi hal yang penting.

Salah satu cara yang dapat dilakukan bank untuk memperoleh kepercayaan

masyarakat adalah dengan menjaga posisi likuiditas yang aman, sehingga bank

dapat memenuhi kewajiban kepada nasabah sewaktu-waktu dan nasabah merasa

(2)

2

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hudgins (2013:359) bahwa salah satu tugas penting dari manajemen institusi

keuangan adalah menjamin likuiditas yang memadai setiap waktu.

Dalam kegiatan operasi bank, pengelolaan likuiditas merupakan masalah

yang cukup kompleks, hal tersebut karena sebagian besar dana yang dimiliki oleh

bank bersifat sementara dan dapat ditarik sewaktu-waktu oleh nasabah. “Tingkat

likuiditas suatu bank mencerminkan sampai berapa jauh suatu bank dapat

mengelola dananya dengan sebaik-baiknya” Rivai et al. (2013:145). Oleh karena

itu, kondisi likuiditas harus diupayakan terjaga dalam kondisi aman. Adapun salah

satu indikator likuiditas perbankan yang paling banyak digunakan seperti yang

diungkapkan Darmawi (2011:61) adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), yaitu

perbandingan kredit yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga. Begitupun

berdasarkan lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP Tahun 2001

mengenai Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum

serta Laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia, rasio untuk

aspek likuiditas diukur menggunakan rasio LDR.

Berikut ini merupakan data rata-rata tingkat LDR bank umum

konvensional pada tahun 2013 dan 2014.

Tabel 1.1

Rata-rata Tingkat LDR Bank Umum Konvensional Tahun 2013 dan 2014

Bulan LDR (%)

2013 2014

Januari 83,47 90,47

Februari 84,35 90,47

Maret 84,93 91,17

April 85,17 90,79

Mei 85,84 90,30

Juni 86,80 90,25

Juli 88,68 92,19

Agustus 88,88 90,63

September 88,91 88,93

Oktober 89,47 88,45

November 89,97 88,65

Desember 89,70 89,42

(3)

3

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rata-rata LDR bank umum konvensional pada tahun 2014 secara year on

year (yoy) cenderung meningkat dari tahun 2013, seperti yang terlihat dalam

diagram berikut.

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (data diolah)

Gambar 1.1

Rata-rata Tingkat LDR (Loan To Deposit Ratio) Bank Umum Konvensional Tahun 2013 dan 2014

Berdasarkan diagram tersebut, terlihat bahwa tingkat LDR bank umum

konvensional pada tahun 2014 cenderung lebih tinggi dari tahun 2013. Secara yoy

dari bulan Januari sampai September tahun 2014, tingkat LDR selalu mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya. Mulai bulan Oktober sampai Desember 2014

tingkat LDR mengalami penurunan. Tren peningkatan LDR mendorong terjadinya

tekanan likuiditas dalam bisnis perbankan. Bahkan pada bulan Juli 2014, rata-rata

LDR bank umum berada pada tingkat 92,19%. Angka ini melampaui batas aturan

LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia

Nomor 15/7/PBI/2013 yang menghendaki bank untuk menjaga LDR dalam

(4)

4

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun berdasarkan kelompok BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha),

rata-rata tingkat LDR bank umum konvensional yang dihitung berdasarkan data

keuangan bulan Desember 2014, terlihat seperti dalam tabel berikut.

Tabel 1.2

Rata-rata Tingkat LDR Bank Umum Konvensional Berdasarkan Kelompok BUKU Per Desember 2014

Kelompok BUKU Rata-rata LDR

Bank BUKU I 89,04%

Bank BUKU II 93,73%

Bank BUKU III 92,21%

Bank BUKU IV 82,07%

Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank (data diolah)

`

Berdasarkan data dalam tabel tersebut, dengan memperhatikan batasan LDR yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia maka rata-rata LDR kelompok bank BUKU II dan

BUKU III, masing-masing sebesar 93,73% dan 92,21% melampaui batas atas

LDR yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 92%. Hal ini menggambarkan

kemampuan likuiditas bank yang rendah. Menurut Surjaningsih et al. (2014:24), “Nilai LDR yang tinggi mengindikasikan ekspansi kredit bank yang besar dengan sumber dana (funding) yang relatif lebih terbatas sehingga berpotensi menyebabkan bank mengalami kesulitan likuiditas.” Oleh karena itu, semakin tinggi rasio LDR, mengindikasikan rendahnya kemampuan likuiditas bank.

Dalam dunia perbankan sering timbul pertentangan antara kepentingan

likuiditas dan profitabilitas. Seperti yang dikemukakan oleh Nurastuti (2011:94)

bahwa,

Untuk mempertahankan posisi likuiditas yang tinggi berarti harus menggunakan dana yang seharusnya bisa digunakan untuk memperbesar cadangan primer. Dengan demikian maka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan akan berkurang.

Begitupun sebaliknya jika semua dana bank ditempatkan dalam bentuk

(5)

5

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut tidak likuid karena kekurangan kas sehingga akan kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan nasabah yang ingin menarik dananya. Menurut Surjaningsih et al. (2014:3), “...secara alamiah perbankan sendiri memiliki risiko likuiditas karena dana (funding) yang dihimpun berjangka pendek yang kemudian

disalurkan kepada debitur dalam bentuk pembiayaan yang berjangka lebih panjang.” Permasalahan mengenai likuiditas penting untuk diperhatikan oleh bank karena perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan

Indonesia, serta bisnis perbankan berkaitan dengan kepercayaan masyarakat,

nasabah, dan pemerintah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sastradipoera (2004:247) yang menyatakan bahwa “memperoleh laba maksimum yang stabil sekaligus menjamin likuiditas setiap hari merupakan suatu strategi bisnis

perbankan yang berhasil.” Oleh karena itu diperlukan strategi manajemen

likuiditas untuk menentukan jumlah dana yang akan ditahan dan jumlah dana

yang akan ditempatkan dalam berbagai bentuk kredit dengan melihat karakteristik

setiap titipan dari nasabahnya.

Terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan jika bank tidak mampu

menjaga posisi likuiditas yang sehat. Rose dan Hudgins (2013:359) menyatakan

bahwa kekurangan likuiditas dapat menjadi salah satu tanda awal yang

menunjukkan suatu institusi keuangan dalam keadaan bermasalah. Untuk

memenuhi kebutuhan likuiditasnya yang mendesak, perbankan nasional biasanya

melupakan efisiensi dengan membeli dana mahal baik dana masyarakat maupun

pinjaman, dengan meningkatkan suku bunga dananya lebih tinggi daripada pasar.

Tekanan likuiditas yang semakin tinggi dapat menyebabkan menurunnya saldo

giro harian bank dan mempersulit bank untuk membayar kewajiban antarbanknya

sehingga mengganggu kelancaran pada sistem pembayaran. Apabila bank tidak

dapat memberikan dana secara tepat waktu kepada deposan, maka kemungkinan

bank akan kehilangan kepercayaan dari deposan sehingga reputasinya akan turun.

Posisi likuiditas yang buruk juga dapat menyebabkan pemberian sanksi dari

(6)

6

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga menimbulkan risiko sistemik.” Sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Surjaningsih et al. (2014:5) bahwa individual liquidity risk

dapat berdampak terhadap pasar atau menjadi market liquidity risk melalui

keterkaitan antarbank di interbank market. Crowe (dalam Anam, 2013:2)

menyatakan bahwa ‘sebuah bank memiliki kualitas aset yang baik, pendapatan yang kuat dan modal yang cukup, mungkin gagal jika tidak mempertahankan likuiditas yang memadai.’ Bahkan krisis likuiditas yang parah dapat menyebabkan dampak besar berupa kebangkrutan dan bank runs, Goodhart (2008:40).

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat diidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perbankan sebagai berikut.

Secara sederhana arti likuiditas adalah tersedianya uang kas yang cukup

apabila sewaktu-waktu diperlukan. Menurut Wuryandani et al. (2014:248) kinerja

suatu bank dipengaruhi oleh bagaimana perilaku bank mengelola asset

(penempatan dana) dan liabilitas (penghimpunan dana). Pengelolaan asset dan

liabilitas mempunyai keterkaitan yang erat dengan likuiditas bank, karena

pengelolaan asset dan liabilitas bertujuan untuk memperoleh keuntungan dan

meningkatkan nilai perusahaan dalam batasan tertentu, yang mencakup tingkat

likuiditas yang mencukupi, risiko yang rendah dan modal yang mencukupi.

Wuryandari et al. (2014:256) mengungkapkan bahwa kegiatan usaha bank dalam

penghimpunan dan penempatan dana mempengaruhi kondisi likuiditas bank.

Penghimpunan dana bank dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito yang

merupakan dana yang berasal dari pihak ketiga, dapat juga berbentuk pinjaman

dari pihak kedua, maupun modal. Sedangkan penempatan dana dapat berbentuk

kas, giro di bank sentral, giro di bank lain, surat berharga, kredit, dan penempatan

lain.

Menurut Nurastuti (2011:77) pengelolaan dana yang kurang baik akan

menimbulkan berbagai risiko seperti: kredit, likuiditas, bunga, risiko modal,

(7)

7

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bank menurut Nurastuti (2011:75), terdapat berbagai kemungkinan sebagai

berikut:

1. Primary Reserve, adalah prioritas pertama yang berupa alat-alat likuid

berupa kas, giro di Bank Indonesia dan saldo pada bank lain, cek dan uang yang ada dalam proses penagihan.

2. Secondary Reserve, adalah prioritas kedua yang berupa harta yang dapat

memberikan pendapatan bagi bank dan sekaligus merupakan alat likuid.

3. Pinjaman (Loans), merupakan bagian dana bank yang dipergunakan untuk

menciptakan pendapatan.

4. Surat-surat berharga, merupakan dana bank yang dipergunakan dalam

bentuk penyertaan dana pada suatu perusahaan (investment portfolio) dalam jangka panjang.

Berdasarkan kutipan di atas, maka dalam mengalokasikan dananya, bank

memperhatikan prioritas, yaitu memenuhi kebutuhan primary reserve terlebih

dahulu kemudian pengalokasian dana lainnya. Berkaitan dengan pengelolaan

dana, Rivai et al. (2013:146) berpendapat bahwa pengalokasian dana bank

menurut prioritas merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan. Salah satu

jalan untuk mengatasi kesulitan likuiditas adalah dengan adanya secondary

reserve, dimana bank dapat mencairkan surat berharganya dengan tidak

mengalami kerugian.

Untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya

kekurangan, maka penting bagi bank untuk mengelola likuiditas secara baik.

Adapun manajemen likuiditas bank menurut Nurastuti (2011:80) yaitu, “...mengatur penyediaan dana minimal dalam bentuk alat likuid dalam upaya memenuhi kewajiban bank...” Adapun penyediaan dana dalam alat likuid, sumber utamanya berasal dari dana yang dihimpun bank dari masyarakat (dana pihak

ketiga) berupa giro, tabungan, dan deposito berjangka. Sumber dana lain bank

dalam mendukung operasionalnya dapat berasal dari pinjaman bank lain atau

lembaga bukan bank (dana pihak kedua) seperti call money, dana likuiditas dari

BI, dsb. Bank berkewajiban menyediakan dana untuk deposan yang

sewaktu-waktu dapat menarik kembali dana yang disimpannya. Disamping itu, Rivai et al.

(2013:148) menyebutkan bahwa dunia perbankan terutama dalam hal hukum

(8)

8

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kecukupan likuiditas dikarenakan adanya proporsi yang besar dari simpanan

nasabah bank berupa giro, atau tabungan, dan deposito berjangka. Darmawi (2011:57) juga berpendapat bahwa, “naik turunnya persediaan dana yang diperlukan masing-masing bank tergantung atas naik turunnya deposit dan naik

turunnya permintaan kredit.” Hal ini berarti bahwa kebutuhan likuiditas

dipengaruhi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga dan pertumbuhan kredit.

Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan, rasio Non Performing Loan

(NPL) gross perbankan nasional bulan Maret 2014 mencapai 2% (kompas.com).

Pada bulan Juni sampai Agustus 2014, tercatat NPL gross masing-masing sebesar

2,08%, 2,24%, dan 2,31% (bisnis.com dan koran SINDO). Hal ini

memperlihatkan tingkat NPL perbankan yang cenderung mengalami kenaikan.

Berdasarkan laporan publikasi bank umum periode Desember 2014, terdapat

beberapa bank yang memiliki tingkat NPL di atas 5%, diantaranya Bank Mutiara

sebesar 12,24%, BPD Kalimantan Timur sebesar 10,36% dan Bank Kesejahteraan

Ekonomi sebesar 8,72%. Menurut Hersugondo dan Tamtomo (2012:10) bahwa, “Banyaknya kredit bermasalah juga membuat bank tidak berani meningkatkan penyaluran kreditnya apalagi bila dana pihak ketiga tidak dapat dicapai secara

optimal maka dapat mengganggu likuiditas suatu bank....” Oleh karena itu,

mendapatkan dana pihak ketiga secara optimal dapat membantu untuk menjaga

kondisi likuiditas bank.

Adapun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nandadipa (2010),

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi LDR, yaitu: Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Perfoarming Loan (NPL), inflasi, exchange rate, dan pertumbuhan

dana pihak ketiga (DPK). Penelitian Abidin (2010), memberikan hasil bahwa

simpanan masyarakat dan pinjaman yang diberikan mempengaruhi likuiditas bank

umum go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Penelitian Nadia

(2010) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas pada Bank

Syariah Mandiri, diperoleh hasil bahwa DPK, asset siap konversi menjadi kas,

pembiayaan, dan profit bank berpengaruh terhadap tingkat buffer likuiditas.

(9)

9

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengaruh paling dominan. Penelitian Granita (2011) menunjukkan hasil bahwa

variabel Net Interest Margin (NIM), Kurs, DPK, Suku Bunga, Non Performing

Loan (NPL), Inflasi, dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan

terhadap LDR pada Bank Devisa periode 2002-2009. Penelitian yang dilakukan

oleh Wuryandani et al. (2014) menunjukkan hasil bahwa penghimpunan dan

penempatan dana bank mempengaruhi keputusan likuiditas perbankan. Dalam

penelitiannya, likuiditas dibagi dalam dua kelompok yaitu likuiditas

precautionary dan likuiditas involuntary. Penelitian yang dilakukan oleh Melese

dan Laximikantham (2015) mengenai faktor penentu likuiditas bank umum di

Ethiopia mendapatkan hasil bahwa faktor CAR, profitability (ROA), dan Bank

Size berpengaruh terhadap likuiditas. Hasil penelitian Ogilo dan Mugenyah (2015)

menyatakan bahwa secara simultan, variabel CAR, Liquid Asset Ratio (LAR),

Ownership Type, Bank Size, dan Leverage berpengaruh signifikan terhadap risiko

likuiditas yang diukur dengan LDR.

Berdasarkan pemaparan para ahli dan penelitian sebelumnya, maka dapat

disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perbankan diantaranya

sebagai berikut: kegiatan usaha bank dalam penghimpunan dan penempatan dana;

pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK); pertumbuhan kredit; Capital Adequacy

Ratio (CAR); Non Perfoarming Loan (NPL); inflasi; exchange rate;

pembiayaan/pinjaman yang diberikan; asset siap konversi menjadi kas; profit

bank; Net Interest Margin (NIM); Kurs; Suku Bunga; ROA; Bank Size; Liquid

Asset Ratio (LAR); Ownership Type; dan Leverage.

Dari berbagai faktor yang teridentifikasi, faktor Pertumbuhan DPK, dan

kegiatan usaha bank dalam penempatan dana khususnya dalam bentuk secondary

reserve (cadangan sekunder) menarik untuk diteliti pengaruhnya terhadap

likuiditas perbankan. Pertumbuhan DPK dipilih karena memiliki kontribusi

terbesar sebagai sumber dana bank dalam mendukung kegiatan operasionalnya.

Disisi lain, dana pihak ketiga memberikan ketidakpastian terhadap bank karena

nasabah dapat menarik dananya sewaktu-waktu, sehingga bank perlu memelihara

(10)

10

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehilangan kepercayaan dari nasabah. Selain itu, menurut Rivai et al. (2013:150) bahwa “jumlah likuiditas yang diinginkan pada dasarnya ditentukan oleh perubahan tingkat deposito/simpanan yang ada di bank dan permintaan nasabah

akan kredit ataupun transaksi lainnya”, sehingga pertumbuhan DPK akan

mempengaruhi likuiditas perbankan.

Adapun faktor penempatan dana khususnya dalam cadangan sekunder

dipilih untuk diteliti karena keputusan penempatan dana suatu bank akan

menentukan posisi likuiditas. Dengan memiliki cadangan sekunder bank akan

terbantu ketika mengalami kesulitan likuiditas karena dapat mencairkan surat

berharganya atau alat pasar uang yang dimiliki tanpa mengalami kerugian. Selain

sebagai alat likuid, cadangan sekunder juga dapat memberikan pendapatan bagi

bank.

Bank umum dibagi kedalam empat kelompok berdasarkan kegiatan usaha

yang didasarkan kepada modal inti yang dimiliki seperti yang diatur dalam

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/26/PBI/2012. Empat kelompok

tersebut terdiri dari BUKU I merupakan bank yang memiliki modal inti sampai

dengan di bawah Rp 1 triliun, BUKU II memiliki modal inti minimum Rp 1

triliun sampai dengan di bawah Rp 5 triliun, BUKU III merupakan bank yang

bermodal inti minimum Rp 5 triliun sampai dengan di bawah Rp 30 triliun, dan

BUKU IV yang memiliki modal inti minimum Rp 30 triliun. Peraturan ini

bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing perbankan nasional.

Bank hanya dapat melakukan kegiatan usaha dan memiliki jaringan kantor sesuai

dengan modal inti yang dimiliki. Kegiatan usaha bank dapat berpengaruh terhadap

likuiditas karena dapat menjadi sumber-sumber alat likuid. Dengan demikian,

selain faktor pertumbuhan DPK dan cadangan sekunder yang mempengaruhi

likuiditas, keberadaan kelompok BUKU dapat berpengaruh pula untuk

menguatkan atau melemahkan hubungan pertumbuhan DPK dan cadangan

sekunder terhadap likuiditas bank. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, bank

yang dipilih untuk diteliti adalah bank umum konvensional di Indonesia yang

(11)

11

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul, “Pengaruh Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan

Cadangan Sekunder Terhadap Likuiditas Bank dengan Kelompok BUKU

sebagai Variabel Moderasi (Suatu Kasus Pada Bank Umum Konvensional di

Indonesia Periode 2014).”

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan paparan dalam latar belakang dan identifikasi masalah,

permasalahan selanjutnya dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian

sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran likuiditas, pertumbuhan DPK, dan cadangan sekunder

pada bank umum konvensional berdasarkan kelompok BUKU periode 2014.

2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan DPK terhadap likuiditas bank umum

konvensional periode 2014.

3. Bagaimana pengaruh cadangan sekunder terhadap likuiditas bank umum

konvensional periode 2014.

4. Bagaimana pengaruh pertumbuhan DPK terhadap likuiditas bank umum

konvensional periode 2014 dengan kelompok BUKU sebagai variabel

moderasi.

5. Bagaimana pengaruh cadangan sekunder terhadap likuiditas bank umum

konvensional periode 2014 dengan kelompok BUKU sebagai variabel

moderasi.

D.Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

DPK dan cadangan sekunder terhadap likuiditas. Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mendeskripsikan gambaran likuiditas, pertumbuhan DPK, dan

cadangan sekunder pada bank umum konvensional berdasarkan kelompok

(12)

12

Siti Wulansari, 2016

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN CADANGAN SEKUNDER TERHADAP LIKUIDITAS BANK DENGAN KELOMPOK BUKU SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk memverifikasi pengaruh pertumbuhan DPK terhadap likuiditas bank

umum konvensional periode 2014.

3. Untuk memverifikasi pengaruh cadangan sekunder terhadap likuiditas bank

umum konvensional periode 2014.

4. Untuk memverifikasi pengaruh pertumbuhan DPK terhadap likuiditas bank

umum konvensional periode 2014 dengan kelompok BUKU sebagai variabel

moderasi.

5. Untuk memverifikasi pengaruh cadangan sekunder terhadap likuiditas bank

umum konvensional periode 2014 dengan kelompok BUKU sebagai variabel

moderasi.

E.Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Mendorong untuk dilakukan kajian dan penelitian ulang mengenai

permasalahan pada penelitian ini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

dengan mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, serta untuk

memverifikasi faktor-faktor mana yang konsisten mempengaruhi permasalahan

yang diteliti.

2. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan

pembaca mengenai manajemen keuangan perbankan khususnya dalam hal yang

berkaitan dengan likuiditas bank. Adapun kegunaan praktis lainnya adalah sebagai

berikut:

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi lembaga perbankan

dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan likuiditas.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2  Rata-rata Tingkat LDR Bank Umum Konvensional Berdasarkan Kelompok

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pelaksanaan lebih lanjut Program Pembangunan (PROPEDA) Kota Prabumulih Tahun 2003 – 2008 ini akan dituangkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Pembangunan Tahunan

[r]

Tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBD tidak dapat dilakukan sebelum ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD dan ditempatkan dalam Lembaran Daerah.. Pasal

Diskusikan hasil pengamatanmu, baik dengan teman maupun guru. Lakukan gerakan mengunci lawan dengan menahan serangan menggunakan siku lawan dalam pencak silat, kemudian

[r]

Ada yang menggunakan masker sampai kain kafan Rasanya seperti terjebak dalam kotak pupuk kandang Namun kita tetap merasa nyaman. Ada juga mereka yang berusaha keluar dari gedung itu

perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata, Walikota dapat memberi izin tertulis kepada