• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI 1 IPS SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi | Wati | GeoTadulako 5822 19286 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI 1 IPS SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi | Wati | GeoTadulako 5822 19286 1 PB"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE

PROBLEM SOLVING

UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI

IPS SMA NEGERI 2 SIGI KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

WILDAWATI A 351 10 060

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD. Email Wildakidiew@ya hoo.co.id Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD.

iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Penelitian : Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Sigi

Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi

Penulis : Wildawati

Nomor Stambuk : A 351 10 060

Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan

Pembimbing I Pembimbing II

Amiruddin, S.Pd, M.Pd Abdul Hamid, S,Ag., M.Pd.I NIP. 19820907 200604 1 001 NIP. 19760818 200912 1 004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Koordinator Program Studi

Pendidikan IPS FKIP UNTAD Pendidikan Geografi

Drs. Charles Kapile, M.Hum Nurvita, S.Pd., M.Pd

(3)

ABSTRAK

Wildawati, 2016. Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI 1 IPS SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Amiruddin, Pembimbing (2) Abdul Hamid.

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa karena metode pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif. Rumusan masalah apakah dengan penerapan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatakan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus, prosedur penelitian ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik penggumpulan data berupa observasi, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang tuntas secara individu 14 siswa atau 63,6%, siswa yang tidak tuntas 8 siswa atau 36,3%, sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas secara individu 20 siswa atau 90,9%, siswa yang tidak tuntas 2 siswa atau 9,1%. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi kreteria di atas nilai KKM yaitu 75. Demikian dapat disimpulkan bahwa metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.

(4)

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD. Email Wildakidiew@ya hoo.co.id Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD.

iv ABSTRACT

Wildawati, 2016. Implementation Problem Solving Method To Incrase Student Outcome Of Geography Subject In XI th Grade of SMAN 2 Sigi. Scription/Skripsi, Geography Education Study Program, Social Scient Departement Education And Teaching Faculty,Tadulako University. Supervisors: (I) Amiruddin, and (II) Abdul Hamid.

The main issue of this research is the lowness of students outcomes. The caution formulation problem solving method can increase students outcomes of geography subject. The porpuse of the research is to increase student outcomes with using problem solving learning method on geography subject in XI th Grade of SMAN 2 Sigi. The research method was Class Action Research (CAR) and was held in 2 cycles, the procedure was began with planning, implementation, observation, and retlection. The data was collected as observation data, documentation and test. Data analysis technique that used are qualitative data and quantitative data. The result shows that there is a raising from cycle I to cycle II. On cycle I students who finished as individual as much 14 students (63,6 %) and unfinished students as much 8 students (36,3%), meanwhile on cycle II the student who finished the test as individual as much 20 students (90,9%). And untinised students as much 2 students (9,1%). Student accomplsliment presentation on cycle II has been fulfill the criteria above KKM value wich is 75. Problem solving method can raise student outcome in XI th grade of SMAN 2 Sigi.

(5)

I PENDAHULUAN

Pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 yaitu, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenadalian diri, kepribadiaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Agus Irianto, 2013:6).

Pembelajaran merupakan proses pendidikan dalam suatu instansi pendidikan yang bersifat kompleks dan dinamis, sehingga tenaga-tenaga pendidikan terutama guru perlu

menerapkan metode pembelajaran yang efektif yang diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan, bermakna, dan memuaskan, sehingga peserta didik merasa termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas.

Kegiatan proses pembelajaran, guru merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam belajar mengajar di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran dimana langkah pertama yang dilakukan oleh guru yaitu menentukan bahan pengajaran, metode pembelajaran, kemudian melaksanakan program pembelajaran dan akhirnya mengetahui sejauh mana pencapaian penguasaan siswa terhadap bahan yang diajarkan, untuk mengetahui hal tersebut guru perlu melakukan suatu tes evaluasi tindakan akhir, dengan tujuan dapat mengetahui tingkat pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran geografi, guru memegang peranan utama. Pembelajaran hanya mengunakan media buku paket dan metode ceramah. Pembelajaran tersebut sebagian siswa menunjukkan sikap kurang bersemangat mengikuti pelajaran. Disamping itu, siswa cenderung pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan pada saat penyampaian materi pelajaran, guru masih menerapkan cara konvensional atau metode ceramah. Artinya dalam proses pembelajarannya didominasi oleh guru yang berbicara secara aktif atau berceramah, sedangkan siswa lebih banyak mendengarkan sehingga suasana belajar dikelas menjadi

sangat kaku, dan kuarang menarik.

Penguasaan siswa terhadap standar kompetensi maupun kompetensi dasar suatu mata

(6)

2

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD. Email Wildakidiew@ya hoo.co.id Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD.

dinyatakan tuntas secara individu dengan presentase ketuntasan yakni 40,9% tuntas secara klasikal, sedangkan 59,1% atau 13 orang siswa dinyatakan tidak tuntas.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut, disebabkan guru masih menggunakan metode mengajar yang kurang variatif, hanya menggunakan metode ceramah secara terus menerus, dan siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan hasil belajar siswa kurang memuaskan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya solusi atau alternatif pemecahan permasalahan pembelajaran. Solusi atau alternatif yang dimaksud adalah, dengan menerapkan metode pembelajaran

problem solving yang menggunakan masalah nyata dalam kegiatan pembelajaran diharapkan akan menjadi salah satu hal positif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang telah ditetapkan di sekolah dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya solusi atau alternatif pemecahan permasalahan pembelajaran. Solusi atau alternatif yang dimaksud adalah, dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving yang menggunakan masalah nyata dalam kegiatan pembelajaran diharapkan akan menjadi salah satu hal positif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang telah ditetapkan di sekolah dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sigi.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatakan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, pada mata pelajaran geografi melalui penerapan metode problem solving.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menumbuhkan minat belajar

siswa sehingga prestasi belajar siswa meningkat; (2) Bagi guru, dapat mengoptimalkan kondisi pembelajaran dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan keaktifan siswa dalam

(7)

II METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini mengunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Pelaksanaan penelitian mengikuti tahap yang tiap tahapanya disebut siklus. Rencana masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Sukardi, 2003:115). yaitu sebagai berikut:

Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Tanggart

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi Kabupaten Sigi, yaitu salah satu sekolah yang berada di Jalan Dayo Sawi Desa Kotarindau Kecamatan Dolo Kabupataen Sigi. Adapun jumlah siswa di kelas sebanyak 22 orang siswa. Jumlah dari keseluruhan siswa itu akan dijadikan sebagai target atau subyek penelitian.

Insrumen/ alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar observasi aktivitas guru, yaitu penilaian terhadap aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam kelas selama pembelajaran berlangsung.

2. Lembar observasi aktivitas siswa, yaitu penilaian terhadap segala aktivitas siswa yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung.

3. Tes hasil belajar (ulangan harian), yaitu bentuk penilaian terhadap hasil belajar siswa yang

dilaksanakan setiap akhir tindakan dalam setiap siklus. Keterangan :

a : Siklus I

1 : Perencanaan Siklus I

2 : Pelaksanaan Siklus I

3 : Observasi Siklus I

4 : Refleksi Siklus I

b : Siklus II

5 : Perencanaan Siklus II

6 : Pelaksanaan Siklus II

7 : Observasi Siklus II

(8)

4

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD. Email Wildakidiew@ya hoo.co.id Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu:

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Analisis data proses siswa dalam belajar dilihat dari lembar observasi siswa dan lembar

observasi guru dengan mengunakan analisis presentase skor. Untuk indikator sangat baik (4), baik (3),

cukup (2), kurang (1). Selanjutnya presentase rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Presentase Nilai Rata-rata (NR) = Jumlah skor perolehan X 100%

Jumlah skor maksimal

Kriteria taraf keberhasialan dapat ditentukan sebagai berikut:

86% - 100% : Sangat Baik

71% - 85% : Baik

56% - 70% : Cukup

0% - 55% : Kurang (Depdiknas, 2004).

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Analisis data untuk ketuntasan belajar siswa digunakan analisis kuantitatif sebagai berikut

dalam Fradhita (2014: 29-30) :

a. Daya Serap Individu

Analisis data untuk mengetahui daya serap individu digunakan rumus :

DSI= ௑

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh

subyek penelitian digunakan rumus:

(9)

I = Jumlah skor maksimal keseluruhan siswa

DSK = Daya serap klasikal

c. Ketuntasan Belajar Klasikal

Analisis data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi subyek dalam

penelitian ini digunakan rumus :

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan september 2015 di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi dengan jumlah total siswa 22 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian di kelas XI IPS 1 ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari beberapa langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi melalui penerapan metode pembelajaran problem

solving.

(10)

6

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD. Email Wildakidiew@ya hoo.co.id Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD.

memberikan bimbingan dan mengarahkan siswa dalam mencari pemecahan masalah ; (6) Sebagian siswa masih kurang aktif mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat kegiatan tanya jawab; (7) Siswa belum memahami jelas megenai materi yang dipelajari; (8) Guru kurang memberikan penguatan/penghargaan kepada siswa.

Setelah melaksanakan tindakan siklus II, diperoleh hasil aktivitas guru pada pertemuan 1 sebesar 87,5% (sangat baik), pertemuan 2 diperoleh hasil sebesar 91,6% (sangat baik) Hasil aktivitas siswa pada pertemuan 1 diperoleh 86,3% (sangat baik), pertemuan 2 diperoleh hasil 88,6% (sangat baik). Hasil tes belajar (ulangan harian) pada siklus II, banyak siswa yang

tuntas secara individu 20 siswa dan yang tidak tuntas 2 siswa, daya serap klasikal diperoleh 86,1%, dan ketuntasan belajar klasikal 90,9%. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini:

Tabel 3.1 hasil aktivitas guru dan siswa

No. Penilaian

Skor Perolehan

Siklus I Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Aktivitas Guru 32 41 42 44

Persentase 66,6% 85,4% 87,5% 91,6%

2. Aktivitas Siswa 28 36 38 39

Persentase 63,6% 81,8% 86,3% 88,6%

Sumber data: Hasil olah data di lapangan, 2015 Tabel 3.2 Hasil Tes Belajar (ulangan harian)

No. Aspek Perolehan Hasil yang Dicapai

Siklus I Siklus II

1. Jumlah siswa 22 orang 22 orang

2. Banyak siswa yang tuntas 14 orang 20 orang

3. Banyak siswa yang tidak tuntas 8 orang 2 orang

4. Daya serap klasikal 74,6% 86,1%

5. Ketuntasan belajar klasikal 63,6% 90,9%

Sumber data: Hasil olah data di lapangan, 2015

(11)

1. Siswa sudah lebih serius memperhatikan penjelasan guru

2. Siswa sudah lebih berani untuk mengemukakan pendapatnya megenai materi yang diajarkan.

3. Guru sudah lebih memperhatikan dan membimbing siswa melakukan kegiatan pemecahan masalah.

4. Siswa sudah serius bekerjasama dengan teman kelompoknya untuk membahas materi yang didiskusikan.

5. Siswa sudah aktif mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat kegitan tanya

jawab.

6. Pemahan siswa mengenai materi yang dipelajari sudah sangat baik, hal ini terlihat pada hasil belajar siklus II yaitu hanya 2 orang siswa yang tidak tuntas secara individu.

7. Guru sudah memberikan penguatan/penghargaan kepada siswa.

Pada hasil refleksi siklus II dapat dinyatakan bahwa tindakan pada siklus II telah mengalami perubahan, kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah tidak didapat lagi pada siklus II.

Berdasarkan hasil perolehan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya dan masuk dalam katagori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran problem solving dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik secara individu maupun secara keseluruhan.

3.2 Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sigi pada kelas XI IPS 1 dengan jumlah total siswa 22 orang. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua siklus yang mengacu pada model desain Kemmis dan Tanggart. Pembelajaran dilakukan pada mata pelajaran geografi dengan menerapkan metode

pembelajaran problem solving.

Peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode pembelajaran problem

solving pada mata pelajaran geografi secara lengkap dapat dilihat pada uraian analisis hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II.

1. Siklus I

(12)

8

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD. Email Wildakidiew@ya hoo.co.id Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD.

siswa yang tuntas secara individu (tuntas belajar klasikal) sebanyak 14 siswa atau 63,6% dan yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 36,3%, dan daya serap klasikal 74,8%. Hasil belajar (ulangan harian) di atas menunjukkan bahwa siswa cukup mengerti dan memahami pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran problem solving. Namun, pada pembelajaran siklus I ini hasil belajar siswa belum tercapai secara optimal, hal ini disebabkan adanya kekurangan yang terlihat pada lembar aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, misalnya: (1) Sebagian siswa masih kurang memperhatikan penjelasan guru megenai langkah-langkah metode pembelajaran problem solving. (2) Siswa kurang berani

untuk mengemukakan pendapat megenai materi yang diajarakan. (3) Siswa kurang termotivasi memperhatikan penjelasan guru. (4) Siswa kurang serius dalam mengerjakan diskusi kelompok. (5) Guru kurang memberikan bimbingan dan mengarahkan siswa dalam mencari pemecahan masalah. (6) Sebagian siswa masih kurang aktif mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat kegiatan tanya jawab. (7) Siswa belum memahami jelas megenai materi yang dipelajari, hal ini terlihat pada tes hasil belajar tindakan siklus I, masih ada 8 orang siswa yang belum tuntas secara individu. (8) Guru kurang memberikan penguatan/penghargaan kepada siswa.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, maka pada siklus II guru dan peneliti melakukan perbaikan pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada siklus I. Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, seperti guru terus berusaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan berbagai cara misalnya (1) Guru meningkatkan penguasaan kelas untuk meningkatkan disiplin kelas serta lebih tegas lagi menegur siswa yang kurang memperhatikan. (2) Memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. (3) Guru meningkatkan pendekatan kepada siswa agar siswa bisa dengan mudah berkomunikasi dengan guru dan lebih berani lagi bertanya serta mengemukakan pendapatnya. (4) Lebih menghargai setiap pertanyaan siswa, agar siswa lebih termotivasi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. (5) Memberikan penghargaan pada siswa yang aktif. Peningkatan

aktivitas guru menyebabkan siswa yang sebelumnya tidak aktif menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Siklus II

(13)

solving, keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran sudah optimal dengan adanya motivasi dan bimbingan dari guru, siswa menjadi berani bertanya dan mengungkapkan pendapatanya, guru sudah lebih memperhatiakan dan membimbing siswa dalam melakukan kegitan pemecahan masalah, siswa sudah serius bekerjasama dengan teman kelompoknya untuk membahas materi yang didiskusikan, siswa sudah aktif mengajukan dan menaggapi pertanyaan pada saat kegiatan tanya jawab, guru sudah memberikan penguatan/penghargaan kepada siswa, pemahaman siswa megenai materi yang dipelajari sudah sangat baik, hal ini terlihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II melalui penerapan metode

pembelajaran problem solving hanya 2 orang siswa yang tidak tuntas secara individu.

Hal ini sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh Bahri D dan Aswan Zain: Bahwa proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara trampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan, keluarga, masyarakat, dan bekerja kelak merupakan suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.

Berdasarkan hal tersebut diperoleh peningkatan hasil belajar siswa melalui tes (ulangan harian) pada siklus II, dengan jumlah siswa yang tuntas secara individu (tuntas belajar kalasikal) sebanyak 20 siswa atau 90,9%, dan yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau 9,1%, dan daya serap klasikal 86,1%. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi kreteria di atas nilai KKM yaitu 75. Hal tersebut diatas menunjukkan hasil yang diperoleh pada siklus II dengan pembelajaran yang dilakukan dikelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi melalui metode pembelajaran problem solving sudah terlaksana dengan baik karena siswa sudah mengerti dan memahami materi yang telah diajarakan. Pemahaman yang baik membawa pengaruh terhadap hasil belajar siswa, dimana hasil belajar lebih optimal dan meningkat.

Peningkatan tersebut sejalan dengan pendapat Aunurrahman bahwa, “Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa, seseorang dikatakan

telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya, dalam proses

(14)

10

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD. Email Wildakidiew@ya hoo.co.id Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD.

Secara lebih jelas peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran problem solving siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam diagaram berikut ini. hasil belajar dengan ketuntasan belajar klasikal 63,6% daya serap klasikal 74,8%. Sedangkan pada siklus II memperoleh nilai dengan ketuntasan belajar klasikal 90,9%, daya serap kalasikal 86,1%. Dari diagram di atas terlihat jelas bahwa setiap siklus mengalami peningkatan. Meningkatnya hasil belajar siswa yang ditandai dengan ketuntasan belajar sudah mencapai indikator keberhasilan. Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sigi.

IV KESIMPULAN DAN SARAN

(15)

siswa pertemuan 1 dengan perolehan 63,6% (cukup) dan pertemuan 2 dengan perolehan 81,8% (baik). Selanjutnya tes hasil belajar (ulangan harian) pada siklus I, banyak siswa yang tuntas secara individu (tuntas belajar klasikal) 14 siswa atau 63,6% dan yang tidak tuntas 8 siswa atau 36,3%, daya serap klasikal diperoleh 74,8%. Sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Aktivitas guru pada siklus II pertemuan 1 dengan perolehan 87,5% (sangat baik), dan pertemuan 2 diperoleh 91,6% (sangat baik), pada aktivitas siswa pertemuan 1 dengan diperoleh 86,3% (sangat baik), dan pertemuan 2 diperoleh 88,6% (sangat baik). Selanjutnya tes hasil belajar (ulangan harian)

pada siklus II, banyak siswa yang tuntas secara individu (tuntas belajar klasikal) 20 siswa atau 90,9%, dan yang tidak tuntas 2 siswa atau 9,1%, daya serap klasikal diperoleh 86,1%. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi kreteria di atas nilai KKM yaitu 75. Adapun saran-saran yang peneliti dapat berikan antara lain: (1) Pada proses pembelajaran guru hendaknya dapat menjadikan metode pembelajaran problem solving sebagai solusi atau alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar; (2) Bagi siswa, agar mampu memahami materi yang disampaikan setelah diterapkan metode pembelajaran problem solving; (3) Bagi peneliti selanjutnya, menjadi bahan perbandingan dengan peneliti sebelumnya.

V DAFTAR RUJUKAN

Aunurrahman. (2010). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bahari, D. dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. (Cet IV). Jakarta: Rineka Cipta.

Fajria. (2010). Penerapan Metode Pemecahan Masalah Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Pkn Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Sirenja. Skripsi. Sarjana Pd. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan.

Fradhita. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS 3 Pada Mata Pelajaran

PPKN Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divition

(STAD) Di SMA Negeri 5 Palu. Skripsi Sarjana Pd. Fakultas KIP UNTAD PALU: tidak diterbitkan.

(16)

12

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P.IPS FKIP UNTAD. Email Wildakidiew@ya hoo.co.id Penerbit: E- Journal Geo- Tadulako UNTAD.

Gambar

Tabel 3.1 hasil aktivitas guru dan siswa

Referensi

Dokumen terkait

Makna hidup wanita lansia tanpa anak yang tinggal di Panti Werdha (Doctoral dissertation, Widya Mandala Catholic

Untuk mengatasi permasalahan tersebut mitra menggandeng tim peneliti untuk menghasilkan alat pendeteksi aliran darah dengan prinsip Doppler untuk keperluan operasi

Dengan itu, penelitian ini bertujuan unuk melakukan pengkajian tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien yang menderita penyakit jantung koroner di

Contoh : kita berusaha untuk menjadi pemimpin dalam suatu kelompok, namun tidak merasa yang paling sempurna, karna kesempurnaan hanya milik allah. ¢ Al Kabiir :

Justru yang banyak terjadi berkenaan dengan CB adalah bahwa kemampuan eidetic tersebut yang belum dimiliki secara baik oleh masyarakat masa kini. Akibatnya dapat

A large number of practical situations can be described by the repeated per- formance of a random experiment of the following basic nature: a sequence of trials is performed so that

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang

The class exercise is a discovery learning exercise that required students to identify causes of variation in student academic performance.. In addition, they identified one cause