• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. | Arina | EDU CIVIC 6195 20502 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. | Arina | EDU CIVIC 6195 20502 1 PB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG.

Niluh Dewi Arina1 Bonifasius Saneba2

Asep Mahfudz3

Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi peran guru sebagai motivator pada pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi peran guru sebagai motivator pada pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong. Metode penelitian yang digunakan metode survey dan jenis penelitian deskriftif pendekatan kualitatif populasi dalam penelitian ini sebanyak 530 siswa sedangkan yang menjadi sampel adalah 64 siswa dengan menggunakan teknik kuota random sampling. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan angket. Setelah data dikumpulkan dianalisis melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru sebagai motivator dengan cara memberikan tugas, menggunakan metode yang bervariasi, membangkitkan rasa percaya diri siswa dengan memberikan pujian, didukung dengan hasil pengolahan angket menanyakan keadaan siswa sebelum materi dimulai 45,3%, penyampaian tujuan pembelajaran 51,5%, mengajak siswa mengerjakan tugas bersama-sama 46,8%, guru menjaring informasi yang ada didalam kelas 37,5%, pemberian tugas (PR) kepada siswa 39,0%, mengajak siswa belajar diluar ruangan 46,8%, penggunaan multi metode secara selang seling 43,7%, menanyakan kepahaman siswa 50%, mengulangi penjelasan ketika ada siswa yang belum paham 45,3%, pemberian kesempatan bertanya secara merata 34,2%, memberikan nasehat tentang dampak negatif pergaulan bebas dan kenakalan remaja 35,9%, pemberian kesimpulan setelah pembelajaran selesai 46,8%. Kesimpulan bahwa, implementasi peran guru sebagai motivator pada pembelajaran PKn dilakukan dengan cara memberikan tugas, memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, memberikan pujian kepada siswa agar lebih bersemangat lagi dalam belajar dan pembelajaran bisa lebih optimal.

Kata kunci : Peran Guru, Motivator, Pembelajaran PKn

1Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir Stambuk A 321 09 026.

(2)

I. PENDAHULUAN

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dimana tempat

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak

terlepas dari adanya peran guru siswa, materi, metode dan sarana agar tujuan dari

proses pembelajaran bisa tercapai. Dalam proses pembelajaran guru sebagai

pemengang peranan utama. Ada banyak peran guru dalam proses pembelajaran

salah satunya adalah peran guru sebagai motivator. Sebagai motivator guru harus

mampu menciptakan Proses pembelajaran yang menyenangkan dan menggunakan

milti metode pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dalam proses pembelajaran

dan betah belajar disekolah.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh menurut Wrightman (Moh. Uzer

Usman 2013 : 4) peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang

saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan

dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi

tujuan4.

Berdasarkan penjelasan di atas, peran guru sebagai motivator mempunyai

peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran agar tujuan dari proses

pembelajaran bisa tercapai, berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan

penulis di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong, diperoleh informasi

bahwa guru belum sepenuhnya menjalankan perannya sebagai motivator dalam

proses pembelajaran.

Melihat kondisi di atas penulis ingin melihat bagaimana implementasi peran

guru sebagai mtivator pada pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten

Parigi Moutong. Melihat realitas tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan

penelitian tentang Peran Guru Sebagai Motivator Pada Pembelajaran PKn Di

SMA Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong.

(3)

II. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data

deskriptif yang berupa kata-kata tertulis untuk menggambarkan keadaan tentang

subjek dan objek penelitian pada saat penelitian berlangsung sebagaimana adanya.

Berdasarkan pengertian di atas, tujuan dalam penelitian deskriptif untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

kata-kata yang diselidiki khususnya peran guru sebagai motivator pada

pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong.

Populasi dalam penelitian ini yaitu berjumlah 530 dengan sampel 64 orang

siswa yaitu 10% dari jumlah populasi, untuk pengambilan sampel menggunakan

teknik kuota random sampling. Pengumpulan data merupakan langkah yang

sangat penting dalam rangka penelitian, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan

angket, untuk menganalis data observasi dan wawancara, penulis melakukan

melalui 3 tahap yaitu: reduksi data, penyajian data dan verifikasi data sedangkan

teknik analis data pada data angket menggunakan rumus menurut (Sudijono, Anas

2003:40) “ = 100

Keterangan:

P = Angka Presentase

f = Frekuensi

N = Jumlah Responden”5.

III. HASIL

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan guru sebagai pemengang peranan utama. Salah satu peran

guru dalam proses pembelajaran adalah peran guru sebagai motivator, seperti

yang kita ketahui bahwa fungsi dari motivasi adalah memberikan dorongan atau

semangat kepada siswa agar siswa bisa aktif dan bersemangat dalam proses

pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran bisa tercapai.

(4)

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat

pesat, berbagai media dan metode baru dalam pembelajaran telah berhasil

dikembangkan, demikian pula halnya dengan perkembangan materi dalam rangka

pencapaian target kurikulum harus seiring dengan perkembangan pengetahuan

dan teknologi. Sehubungan dengan hal itu, peran guru sebagai motivator perlu

dilakukan dengan sangat baik seiring dengan perkembangan dan kemajuan

teknologi pendidikan.

Berikut wawancara dengan bapak Yulius Bokko salah seorang guru PKn

tentang perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh dalam

menimbulkan motivasi siswa.

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi dalam dunia

pendidikan maka saya sebagai guru perlu mengetahui dan

mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan motivasi karena motivasi sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu saya selalu berusaha untuk dapat mengantisipasi perkemangan teknologi dan informasi tersebut dengan cara mengikuti berbagai perkembangan pendidikan, sehingga berbagai perubahan dalam hal pendidikan dapat segera diketahui sehingga bisa disampaikan kepada siswa, selain itu saya juga menyarankan kepada para siswa agar bisa memanfaatkan teknologi (internet) yang ada sebagai sumber belajar agar bisa memperoleh ilmu yang lebih banyak lagi selain dari buku dengan cara memberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, kami juga selalu memberikan nasehat kepada para siswa agar tidak menyalah gunakan teknologi (internet) yang ada. (Hasil wawancara pada tanggal 25 Oktober 2013).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di lapangan pada

tanggal 3 Oktober 2013 ketika guru memberikan motivasi kepada siswa dalam

proses pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa baik itu tugas individu

maupun tugas kelompok selain itu guru juga membangkitkan motivasi belajar

siswa dengan cara melalukan tanya jawab ketika proses pembelajaran

berlangsung.

Hal senada juga diungkapkan oleh guru mata pelajaran PKn bapak Yulius

Boko wawancara pada tangal 10 Oktober 2013 beliau mengungkapkan bahwa :

(5)

selain itu saya juga memberikan tugas, biasanya tugas yang saya berikan ada tugas kelompok dan tugas individu, adapun tugas kelompoknya membuat makalah untuk dipersentasikan sedangkan tugas individunya mengerjakan soal-soal yang ada di lembaran kerja siswa (LKS).

Banyak aktivitas pembelajaran yang apabila tidak dirancang dengan baik

dan dilakukan secara hati-hati oleh guru akan mengakibatkan hal-hal yang tidak

diinginkan seperti timbulnya rasa bosan dan ketidak aktifan siswa dalam proses

pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn terutama pada pokok-pokok

bahasan tertentu yang menuntut keaktifan siswa dan guru dalam menggunakan

metode-metode tertentu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Debi ( wawancara pada tanggal 21

Oktober 2013) beliau mengungkapkan bahwa :

Dalam peranannya sebagai motivator saya harus mampu

menyampaikan informasi dengan tepat sehingga informasi atau materi yang saya sampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu metode dan model yang saya gunakan juga harus bervariasi dan materi yang disajikan dengan cara yang menarik agar siswa tidak merasa bosan ketika berada didalam kelas dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran tersebut dapat meningkat.

Motivasi siswa dalam pembelajaran sangatlah penting karena motivasi

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Motivasi

tidak saja berpengaruh terhadap hasil belajar tetapi juga terhadap proses belajar

siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran akan terlibat

aktif dan bersemangat dalam pembelajaran sehingga mereka akan mencapai hasil

belajar yang optimal.

Hasil observasi pada tanggal 28-30 Oktober 2013 menunjukkan bahwa

motivasi siswa terhadap pembelajaran di kelas khususnya pada mata pelajaran

pendidikan kewarganegaran menunjukkan hasil yang cukup baik karena pada saat

proses pembelajaran berlangsung siswa bersemangat untuk mengikuti materi yang

diajarkan, para siswa maupun siswi sangat bersemangat dan aktif untuk bertanya

maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa maupun pertanyaan dari

(6)

Pengelolaan interaksi di dalam kelas ketika proses pembelajaran harus

selalu diperhatikan karena apabila interaksi didalam kelas tidak bisa tercipta maka

proses pembelajaran tidak akan bisa berjalan dengan efektif sehingga prestasi

belajar siswa tidak akan mengalami peningkatan. Selain itu untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa guru harus bisa bersikap terbuka, menciptakan hubungan

yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi pembelajaran di kelas dan

membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada

pada diri siswa secara optimal sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat.

Hal senada juga diungkapkan oleh guru mata pelajaran PKn Bapak Yulius

Bokko (wawancara pada tanggal 28 Oktober 2013 ) yang menyatakan :

Saya selaku guru selalu berusaha bersikap terbuka dan fleksibel dalam menanggapi berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran. Apabila ada murid yang bertanya maka tugas saya sebagai seorang guru harus dapat menjelaskan dengan maksimal sampai siswa itu mengerti. Selain itu untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan ketuntasan dari materi yang sudah saya ajarkan biasanya setelah satu pokok bahasan selesai saya selalu melakukan evaluasi.

Pada observasi pada tanggal 28 September-30 Oktober 2013 yaitu tidak

semua guru PKn yang ada di SMA Negeri 1 Torue melakukan evaluasi di akhir

pembelajaran untuk mengetahui apakah pembelajaran sudah berhasil atau belum,

ada juga guru yang setelah selesai satu pokok bahasan langsung menutup

pembelajaran dengan melakukan Tanya jawab terkait materi yang sudah diajarkan

dan memberikan pekerjaan rumah (PR).

Proses pembelajaran tidak semua siswa mudah mengerti ada juga siswa

yang agak lambat untuk menerima materi hal senada juga diungkapkan oleh Ibu

Debi (wawancara tanggal 15 Oktober 2013) beliau mengungkapkan bahwa :

(7)

Melihat penjelasan di atas implementasi peran guru sebagai motivator dalam

proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran PKn yaitu dengan cara

mendekati dan menasehati siswa yang yang kurang berhasil dalam pembelajaran,

melakukan Tanya jawab setelah proses pembelajaran selesai, memberikan tugas

baik tugas kelompok maupun tugas individu, menggunakan metode pembelajaran

yang bervariasi, dan melakukan evaluasi di akhir pembelajaran.

Memperkuat hasil penelitian didukung dengan hasil pengelolahan angket

hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang peran guru sebagai motivator

pada pembelajaran PKn. Dari hasil angket bahwa menanyakan keadaan siswa

sebelum materi dimulai rata-rata siswa merespon sering yaitu 29 orang siswa

45,3% dari 64 orang responden, penyampaian tujuan pembelajaran rata-rata siswa

merespon sangat sering yaitu 33 orang siswa 51,5% dari 64 orang responden,

mengajak siswa mengerjakan tugas bersama-sama rata-rata siswa merespon

sangat sering yaitu 30 orang siswa 46,8% dari 64 orang responden, guru

menjaring informasi yang ada didalam kelas rata-rata siswa merespon sering yaitu

24 orang siswa 37,5% dari 64 orang responden, pemberian tugas (PR) kepada

siswa rata-rata siswa merespon sangat sering yaitu 25 orang siswa 39,0% dari 64

orang responden, mengajak siswa belajar diluar ruangan rata-rata siswa merespon

kadang-kadang yaitu 30 orang siswa 46,8% dari 64 orang responden, penggunaan

multi metode secara selang seling rata-rata siswa merespon cukup sering yaitu 28

orang siswa 43,7% dari 64 orang responden, menanyakan kepahaman siswa

rata-rata siswa merespon sangat sering yaitu 32 orang siswa 50% dari 64 orang

responden, mengulangi penjelasan ketika ada siswa yang belum paham rata-rata

siswa merespon sering yaitu 29 orang siswa 45,3% dari 64 orang responden,

pemberian kesempatan bertanya secara merata rata-rata siswa merespon sering

yaitu 22 orang siswa 34,2% dari 64 orang responden, pemberian kesempatan

untuk menyampaikan pendapat dan saran dalam proses pembelajaran rata-rata

siswa merespon sering yaitu 30 orang siswa 46,8% dari 64 orang responden,

memberikan nasehat tentang dampak negatif pergaulan bebas dan kenakalan

(8)

responden, pemberian kesimpulan setelah pembelajaran selesai rata-rata siswa

merespon baik yaitu 30 orang siswa 46,8% dari 64 orang responden.

IV. PEMBAHASAN

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dimana tempat

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak

lepas dari adanya peran guru, siswa, materi, metode dan sarana agar tujuan dari

proses pembelajaran bisa tercapai selain itu peranan motivasi dalam proses

pembelajaran juga sangat perlu baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik

karena dengan adanya pemberian motivasi siswa dapat mengembangkan aktivitas

dan inisiatif dalam melakukan kegiatan pembelajaran sehingga tujuan dari

pembelajaran bisa tercapai.

Masalah yang akan dibahas dari hasil penelitian mengenai peran guru

sebagai motivator pada pembelajaran PKn adalah implementasi peran guru

sebagai motivator pada pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten

Parigi Moutong.

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan guru sebagai pemengang peranan utama. Ada banyak peran

guru dalam proses pembelajaran salah satunya adalah peran guru sebagai

motivator.peran guru sebagai motivator dalam proses pembelajaran, khususnya

pada pembelajaran PKn guru sudah berperan sebagai motivator, adapun cara- cara

yang dilakukan untuk membangkitkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran

adalah dengan cara memberikan pujian apabila ada siswa yang bisa menjawab

pertanyaan, memberikan tugas baik tugas kelompok maupun tugas individu. Hasil

wawancara bersama beberapa orang siswa mengenai tugas apa saja yang biasa

guru PKn berikan yaitu untuk tugas kelompok biasanya guru PKn memberikan

dalam bentuk diskusi dan dipersentasikan didepan kelas sedangkan untuk tugas

individu biasanya menjawab soal yang ada di LKS dan membuat resume setelah

guru selesai menjelaskan materi pelajaran.

Peran guru sebagai motivator pada pembelajaran khususnya pada

pembelajaran PKn jika ditinjau dari tiga indikator peran guru sebagai motivator

(9)

memanfaatkan potensi yang dimiliki secara optimal, dan menciptakan hubungan

yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar dikelas sudah dilakukan

oleh guru PKn di SMA Negeri 1 Torue hal ini penulis lihat ketika melakukan

observasi pada tanggal 28 September–20 Oktober 2013.

Guru PKn SMA Negeri 1 Torue sebagai motivator pada pembelajaran sudah

bersikap terbuka. Pada saat mengajar dikelas sebelum memulai materi guru

menjelaskan tujuan dari materi yang akan diajarkan, guru juga menunjukkan

bentuk perhatiannya kepada siswa dengan menanyakan kabar siswa ketika baru

masuk kedalam kelas karena dengan mengetahui kabar atau keadaan siswa guru

bisa lebih dekat dan memahami permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan

membantu siswa untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa

tersebut. Guru menerima segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh

siswa contohnya ketika ada siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran

guru memberikan penjelasan dengan sabar sampai siswa itu mengerti selain itu

guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat

dan saran mereka terhadap proses pembelajaran dan guru mau menanggapi

pendapat dan saran dari siswa dengan positif.

Peran guru sebagai motivator yang kedua yaitu membantu siswa agar mampu

memahami dan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh siswa secara optimal hal

ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru baik ulangan harian

ataupun ulangan tengah semester, dengan adanya evaluasi ini siswa dapat

mengetahui kemampuan yang dimilikinya dan dari hasil yang diperoleh siswa bisa

lebih termotivasi lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi selain itu guru

juga membantu siswa untuk memiliki rasa percaya diri dengan cara memberikan

pujian atau tepuk tangan apabila ada siswa yang bertanya atau mau menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh teman-teman mereka atau guru mata pelajaran

PKn.

Selanjutnya peran guru sebagai motivator pada pembelajaran PKn adalah

menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar

mengajar dikelas hal ini dapat dilihat ketika guru menanyakan kepahaman siswa

(10)

pembelajaran, guru juga menggunakan metode yang bervariasi dalam proses

pembelajara untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar, selain itu guru juga

menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara positif misalnya saja

ketika ada siswa yang tidak mengerjakan tugas atau ada siswa yang sering keluar

masuk kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung guru langsung

memberikan peringatan kepada siswa tersebut agar tidak mengulangi lagi

perbuatannya.

Melihat peran guru sebagai motivator dalam proses pembelajaran khususnya

pada pembelajaran PKn ini menunjukkan bahwa apa yang menjadi fungsi

motivasi sudah dilaksanakan oleh guru.

Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi yaitu (1) sebagai pendorong perbuatan untuk mempengaruhi sikap yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar (2) sebagai penggerak perbuatan, dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik yang merupakan satu kekuatan yang tak terbendung yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikologis (3) sebagai pengarah perbuatan, anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan6.

Pemberian motivasi dalam proses pembelajaran sangat perlu diperhatikan

walaupun sebenarnya setiap siswa sudah memiliki motivasi yang berasal dari

dalam dirinya sendiri akan tetapi motivasi dari luar juga sangat dibutuhkan oleh

siswa agar siswa bisa lebih bersemangat lagi dalam belajar sehingga menjadi

siswa yang berprestasi disekolah.

Memperkuat hasil data di atas didukung dengan hasil pengolahan angket

yaitu tentang tanggapan responden mengenai penggunaan metode belajar yang

bervariasi pada pembelajaran PKn siswa rata-rata menjawab kadang-kadang yaitu

dari 64 orang responden 28 orang menjawab kadang-kadang (43,7%), ketika

peneliti melakukan observasi di lapangan peneliti menemukan guru lebih sering

(11)

menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi, hal ini dibenarkan

oleh guru PKn Bapak Yulius Bokko beliau mengatakan bahwa penggunaan

metode dalam proses pembelajaran memang lebih sering menggunakan metode

ceramah hal ini dikarenakan metode yang digunakan harus di sesuaikan dengan

materi yang akan dibawakan.

Selain menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilihat pula tanggapan responden

tentang pemberian kesempatan untuk bertanya secara merata pada saat proses

pembelajaran khususnya pembelajaran PKn siswa rata-rata menjawab sering dari

64 orang responden 20 orang siswa menjawab sering (34,2%) ini menunjukkan

bahwa guru selalu memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa secara

merata agar siswa yang jarang bertanya juga mempunyai kesempatan untuk

bertanya hal senada juga peneliti temukan ketika melakukan observasi penelitian

pada tanggal 28 september 2013 pada saat proses pembelajaran guru PKn

memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa secara merata hal senada

juga dikatakan oleh guru mata pelajaran PKn bahwa beliau memberikan

kesempatan untuk bertanya secara merata kepada siswa dengan tujuan agar tidak

hanya siswa yang berprestasi saja yang mendapatkan kesempatan untuk bertanya

tapi siswa yang kurang berprestasi pun mendapatkan kesempatan untuk bertanya

sehingga semua siswa bisa aktif dalam proses pembelajaran.

Selain pemberian kesempatan untuk bertanya secara merata kepada siswa

agar siswa bisa lebih aktif dalam proses pembelajaran PKn dapat dilihat pula

tanggapan responden tentang pemberian tugas (PR) ketika selesai proses

pembelajaran khususnya pembelajaran PKn siswa rata-rata menjawab sering dari

64 orang responden 25 orang menjawab sering (39,0%) ini menunjukkan bahwa

guru memotivasi siswa untuk belajar dengan cara memberikan tugas (PR) agar

ketika siswa berada dirumah siswa termotivasi untuk belajar dan mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan. Hal senada juga dikatakan oleh guru mata pelajaran

PKn bahwa beliau memberikan tugas (PR) kepada siswa agar ketika siswa berada

dirumah siswa mau belajar dan membaca materi-materi yang menyangkut tugas

(12)

Pada pembelajaran PKn guru sudah berperan sebagai motivator walaupun

masih ada beberapa hal yang masih kurang seperti, masih jarangnya penggunakan

metode dan model pembelajaran yang bervariasi di dalam menyampaikan materi

selain itu pemanfaatan teknologi seperti internet didalam proses pembelajaran

sehingga siswa terkadang merasa bosan ketika belajar dikelas dan masih ada

beberapa orang siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan belajar yang

sudah ditentukan yaitu 75. Oleh karena itu kemampuan guru dalam menguasai

materi dan membangkitkan motivasi belajar siswa akan sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis dalam penelitian ini

dapat disimpulkan peran guru sebagai motivator pada pembelajaran PKn di SMA

Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong yaitu dengan cara memberikan tugas

baik tugas individu maupun tugas kelompok, tugas yang guru berikan disesuaikan

dengan materi pembelajaran yang diberikan, selain itu pada saat proses

pembelajaran guru melakukan tanya jawab dengan siswa sehingga interaksi dalam

proses pembelajaran bisa terjalin, untuk mengatasi kebosanan siswa pada saat

proses pembelajaran guru menggunakan metode dan model pembelajaran yang

bervariasi namun penggunaan metode dan model pembelajaran yang bervasiasi

masih jarang digunakan dalam proes pembelajaran karena guru lebih sering

menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran karena harus disesuaikan

dengan materi yang diajarakan, selain itu guru juga belum mengoptimalkan

penggunaan teknologi yang ada seperti jaringan internet yang ada di lingkungan

sekolah.

2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan penulis yaitu kepada para guru

khususnya guru PKn agar kedepannya lebih meningkatkan lagi cara untuk

memotivasi siswa agar siswa bisa lebih bersemangat dan aktif pada saat proses

pembelajaran selain itu penggunaan metode serta model pembelajaran yang

(13)

perlu diperhatikan karena selain motivasi siswa, pembelajaran juga bergantung

pada kesiapan guru menguasai materi dalam proses pembelajaran sehingga tujuan

dari pembelajaran bisa tercapai dan untuk siswa agar lebih meningkatkan lagi

keaktifan dan semangatnya di dalam proses pembelajaran sehingga kedepannya

hasil belajar bisa lebih meningkat.

VI. DAFTAR RUJUKAN

Djamarah, S. B. (2002). Sterategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Purwaningsih, C. (2009). Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Pembelajaran

PKn Di SMP Negeri 6 Palu. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palu. Pendidikan

Kewarganegaraan, jurusan Ilmu Pengetahuan sosial. FKIP. UNTAD.

Sudijono, A. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT.Grafindo Persada.

Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis Di Bidang

Pendi-dikan (Cet. 3). Jakarta : Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Perlu adanya informasi untuk menunjukkan potensi yang dimiliki Kota Salatiga sehingga para wisatawan dapat dengan mudah mengetahui lokasi kuliner Salatiga.. Oleh

Luasnya hutan yang membentang karena letak desa Lubuk Kembang Bunga yang termasuk kawasan hutan Taman Nasional tesso Nilo membuat tidak menutup kemungkinan untuk

Maka dari itu pengukur keterampilan karyawan usaha salon kecantikan dalam aspek psikomotor atau keterampilan kerja dapat diutarakan sesuai dengan penelitian yang

Pada usahatani padi sawah di Desa Mukti Jaya rata-rata RCR yang diperoleh antara kedua kelompok petani tersebut untuk petani olah tanah sebesar 3,17 yang berarti bahwa

2) Tingkat hutang yang diproksikan oleh rasio hutang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap persistensi laba pada perusahaan property and real estate yang terdaftar

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diambil simpulan bahwa Sediaan gel yang mengandung ekstrak metanol bonggol pisang kepok 2%, 4%, dan 8% menunjukan kestabilan

e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran aktif strategi Role reversal question dan Peer lesson pada