PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG.
Niluh Dewi Arina1 Bonifasius Saneba2
Asep Mahfudz3
Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi peran guru sebagai motivator pada pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi peran guru sebagai motivator pada pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong. Metode penelitian yang digunakan metode survey dan jenis penelitian deskriftif pendekatan kualitatif populasi dalam penelitian ini sebanyak 530 siswa sedangkan yang menjadi sampel adalah 64 siswa dengan menggunakan teknik kuota random sampling. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan angket. Setelah data dikumpulkan dianalisis melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru sebagai motivator dengan cara memberikan tugas, menggunakan metode yang bervariasi, membangkitkan rasa percaya diri siswa dengan memberikan pujian, didukung dengan hasil pengolahan angket menanyakan keadaan siswa sebelum materi dimulai 45,3%, penyampaian tujuan pembelajaran 51,5%, mengajak siswa mengerjakan tugas bersama-sama 46,8%, guru menjaring informasi yang ada didalam kelas 37,5%, pemberian tugas (PR) kepada siswa 39,0%, mengajak siswa belajar diluar ruangan 46,8%, penggunaan multi metode secara selang seling 43,7%, menanyakan kepahaman siswa 50%, mengulangi penjelasan ketika ada siswa yang belum paham 45,3%, pemberian kesempatan bertanya secara merata 34,2%, memberikan nasehat tentang dampak negatif pergaulan bebas dan kenakalan remaja 35,9%, pemberian kesimpulan setelah pembelajaran selesai 46,8%. Kesimpulan bahwa, implementasi peran guru sebagai motivator pada pembelajaran PKn dilakukan dengan cara memberikan tugas, memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, memberikan pujian kepada siswa agar lebih bersemangat lagi dalam belajar dan pembelajaran bisa lebih optimal.
Kata kunci : Peran Guru, Motivator, Pembelajaran PKn
1Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir Stambuk A 321 09 026.
I. PENDAHULUAN
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dimana tempat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak
terlepas dari adanya peran guru siswa, materi, metode dan sarana agar tujuan dari
proses pembelajaran bisa tercapai. Dalam proses pembelajaran guru sebagai
pemengang peranan utama. Ada banyak peran guru dalam proses pembelajaran
salah satunya adalah peran guru sebagai motivator. Sebagai motivator guru harus
mampu menciptakan Proses pembelajaran yang menyenangkan dan menggunakan
milti metode pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dalam proses pembelajaran
dan betah belajar disekolah.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh menurut Wrightman (Moh. Uzer
Usman 2013 : 4) peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang
saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan
dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi
tujuan4.
Berdasarkan penjelasan di atas, peran guru sebagai motivator mempunyai
peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran agar tujuan dari proses
pembelajaran bisa tercapai, berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan
penulis di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong, diperoleh informasi
bahwa guru belum sepenuhnya menjalankan perannya sebagai motivator dalam
proses pembelajaran.
Melihat kondisi di atas penulis ingin melihat bagaimana implementasi peran
guru sebagai mtivator pada pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten
Parigi Moutong. Melihat realitas tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan
penelitian tentang Peran Guru Sebagai Motivator Pada Pembelajaran PKn Di
SMA Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong.
II. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis untuk menggambarkan keadaan tentang
subjek dan objek penelitian pada saat penelitian berlangsung sebagaimana adanya.
Berdasarkan pengertian di atas, tujuan dalam penelitian deskriptif untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
kata-kata yang diselidiki khususnya peran guru sebagai motivator pada
pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong.
Populasi dalam penelitian ini yaitu berjumlah 530 dengan sampel 64 orang
siswa yaitu 10% dari jumlah populasi, untuk pengambilan sampel menggunakan
teknik kuota random sampling. Pengumpulan data merupakan langkah yang
sangat penting dalam rangka penelitian, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
angket, untuk menganalis data observasi dan wawancara, penulis melakukan
melalui 3 tahap yaitu: reduksi data, penyajian data dan verifikasi data sedangkan
teknik analis data pada data angket menggunakan rumus menurut (Sudijono, Anas
2003:40) “ = 100
Keterangan:
P = Angka Presentase
f = Frekuensi
N = Jumlah Responden”5.
III. HASIL
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemengang peranan utama. Salah satu peran
guru dalam proses pembelajaran adalah peran guru sebagai motivator, seperti
yang kita ketahui bahwa fungsi dari motivasi adalah memberikan dorongan atau
semangat kepada siswa agar siswa bisa aktif dan bersemangat dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran bisa tercapai.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat, berbagai media dan metode baru dalam pembelajaran telah berhasil
dikembangkan, demikian pula halnya dengan perkembangan materi dalam rangka
pencapaian target kurikulum harus seiring dengan perkembangan pengetahuan
dan teknologi. Sehubungan dengan hal itu, peran guru sebagai motivator perlu
dilakukan dengan sangat baik seiring dengan perkembangan dan kemajuan
teknologi pendidikan.
Berikut wawancara dengan bapak Yulius Bokko salah seorang guru PKn
tentang perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh dalam
menimbulkan motivasi siswa.
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi dalam dunia
pendidikan maka saya sebagai guru perlu mengetahui dan
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan motivasi karena motivasi sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu saya selalu berusaha untuk dapat mengantisipasi perkemangan teknologi dan informasi tersebut dengan cara mengikuti berbagai perkembangan pendidikan, sehingga berbagai perubahan dalam hal pendidikan dapat segera diketahui sehingga bisa disampaikan kepada siswa, selain itu saya juga menyarankan kepada para siswa agar bisa memanfaatkan teknologi (internet) yang ada sebagai sumber belajar agar bisa memperoleh ilmu yang lebih banyak lagi selain dari buku dengan cara memberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, kami juga selalu memberikan nasehat kepada para siswa agar tidak menyalah gunakan teknologi (internet) yang ada. (Hasil wawancara pada tanggal 25 Oktober 2013).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di lapangan pada
tanggal 3 Oktober 2013 ketika guru memberikan motivasi kepada siswa dalam
proses pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa baik itu tugas individu
maupun tugas kelompok selain itu guru juga membangkitkan motivasi belajar
siswa dengan cara melalukan tanya jawab ketika proses pembelajaran
berlangsung.
Hal senada juga diungkapkan oleh guru mata pelajaran PKn bapak Yulius
Boko wawancara pada tangal 10 Oktober 2013 beliau mengungkapkan bahwa :
selain itu saya juga memberikan tugas, biasanya tugas yang saya berikan ada tugas kelompok dan tugas individu, adapun tugas kelompoknya membuat makalah untuk dipersentasikan sedangkan tugas individunya mengerjakan soal-soal yang ada di lembaran kerja siswa (LKS).
Banyak aktivitas pembelajaran yang apabila tidak dirancang dengan baik
dan dilakukan secara hati-hati oleh guru akan mengakibatkan hal-hal yang tidak
diinginkan seperti timbulnya rasa bosan dan ketidak aktifan siswa dalam proses
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn terutama pada pokok-pokok
bahasan tertentu yang menuntut keaktifan siswa dan guru dalam menggunakan
metode-metode tertentu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Debi ( wawancara pada tanggal 21
Oktober 2013) beliau mengungkapkan bahwa :
Dalam peranannya sebagai motivator saya harus mampu
menyampaikan informasi dengan tepat sehingga informasi atau materi yang saya sampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu metode dan model yang saya gunakan juga harus bervariasi dan materi yang disajikan dengan cara yang menarik agar siswa tidak merasa bosan ketika berada didalam kelas dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran tersebut dapat meningkat.
Motivasi siswa dalam pembelajaran sangatlah penting karena motivasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Motivasi
tidak saja berpengaruh terhadap hasil belajar tetapi juga terhadap proses belajar
siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran akan terlibat
aktif dan bersemangat dalam pembelajaran sehingga mereka akan mencapai hasil
belajar yang optimal.
Hasil observasi pada tanggal 28-30 Oktober 2013 menunjukkan bahwa
motivasi siswa terhadap pembelajaran di kelas khususnya pada mata pelajaran
pendidikan kewarganegaran menunjukkan hasil yang cukup baik karena pada saat
proses pembelajaran berlangsung siswa bersemangat untuk mengikuti materi yang
diajarkan, para siswa maupun siswi sangat bersemangat dan aktif untuk bertanya
maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa maupun pertanyaan dari
Pengelolaan interaksi di dalam kelas ketika proses pembelajaran harus
selalu diperhatikan karena apabila interaksi didalam kelas tidak bisa tercipta maka
proses pembelajaran tidak akan bisa berjalan dengan efektif sehingga prestasi
belajar siswa tidak akan mengalami peningkatan. Selain itu untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa guru harus bisa bersikap terbuka, menciptakan hubungan
yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi pembelajaran di kelas dan
membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada
pada diri siswa secara optimal sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat.
Hal senada juga diungkapkan oleh guru mata pelajaran PKn Bapak Yulius
Bokko (wawancara pada tanggal 28 Oktober 2013 ) yang menyatakan :
Saya selaku guru selalu berusaha bersikap terbuka dan fleksibel dalam menanggapi berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran. Apabila ada murid yang bertanya maka tugas saya sebagai seorang guru harus dapat menjelaskan dengan maksimal sampai siswa itu mengerti. Selain itu untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan ketuntasan dari materi yang sudah saya ajarkan biasanya setelah satu pokok bahasan selesai saya selalu melakukan evaluasi.
Pada observasi pada tanggal 28 September-30 Oktober 2013 yaitu tidak
semua guru PKn yang ada di SMA Negeri 1 Torue melakukan evaluasi di akhir
pembelajaran untuk mengetahui apakah pembelajaran sudah berhasil atau belum,
ada juga guru yang setelah selesai satu pokok bahasan langsung menutup
pembelajaran dengan melakukan Tanya jawab terkait materi yang sudah diajarkan
dan memberikan pekerjaan rumah (PR).
Proses pembelajaran tidak semua siswa mudah mengerti ada juga siswa
yang agak lambat untuk menerima materi hal senada juga diungkapkan oleh Ibu
Debi (wawancara tanggal 15 Oktober 2013) beliau mengungkapkan bahwa :
Melihat penjelasan di atas implementasi peran guru sebagai motivator dalam
proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran PKn yaitu dengan cara
mendekati dan menasehati siswa yang yang kurang berhasil dalam pembelajaran,
melakukan Tanya jawab setelah proses pembelajaran selesai, memberikan tugas
baik tugas kelompok maupun tugas individu, menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi, dan melakukan evaluasi di akhir pembelajaran.
Memperkuat hasil penelitian didukung dengan hasil pengelolahan angket
hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang peran guru sebagai motivator
pada pembelajaran PKn. Dari hasil angket bahwa menanyakan keadaan siswa
sebelum materi dimulai rata-rata siswa merespon sering yaitu 29 orang siswa
45,3% dari 64 orang responden, penyampaian tujuan pembelajaran rata-rata siswa
merespon sangat sering yaitu 33 orang siswa 51,5% dari 64 orang responden,
mengajak siswa mengerjakan tugas bersama-sama rata-rata siswa merespon
sangat sering yaitu 30 orang siswa 46,8% dari 64 orang responden, guru
menjaring informasi yang ada didalam kelas rata-rata siswa merespon sering yaitu
24 orang siswa 37,5% dari 64 orang responden, pemberian tugas (PR) kepada
siswa rata-rata siswa merespon sangat sering yaitu 25 orang siswa 39,0% dari 64
orang responden, mengajak siswa belajar diluar ruangan rata-rata siswa merespon
kadang-kadang yaitu 30 orang siswa 46,8% dari 64 orang responden, penggunaan
multi metode secara selang seling rata-rata siswa merespon cukup sering yaitu 28
orang siswa 43,7% dari 64 orang responden, menanyakan kepahaman siswa
rata-rata siswa merespon sangat sering yaitu 32 orang siswa 50% dari 64 orang
responden, mengulangi penjelasan ketika ada siswa yang belum paham rata-rata
siswa merespon sering yaitu 29 orang siswa 45,3% dari 64 orang responden,
pemberian kesempatan bertanya secara merata rata-rata siswa merespon sering
yaitu 22 orang siswa 34,2% dari 64 orang responden, pemberian kesempatan
untuk menyampaikan pendapat dan saran dalam proses pembelajaran rata-rata
siswa merespon sering yaitu 30 orang siswa 46,8% dari 64 orang responden,
memberikan nasehat tentang dampak negatif pergaulan bebas dan kenakalan
responden, pemberian kesimpulan setelah pembelajaran selesai rata-rata siswa
merespon baik yaitu 30 orang siswa 46,8% dari 64 orang responden.
IV. PEMBAHASAN
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dimana tempat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak
lepas dari adanya peran guru, siswa, materi, metode dan sarana agar tujuan dari
proses pembelajaran bisa tercapai selain itu peranan motivasi dalam proses
pembelajaran juga sangat perlu baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik
karena dengan adanya pemberian motivasi siswa dapat mengembangkan aktivitas
dan inisiatif dalam melakukan kegiatan pembelajaran sehingga tujuan dari
pembelajaran bisa tercapai.
Masalah yang akan dibahas dari hasil penelitian mengenai peran guru
sebagai motivator pada pembelajaran PKn adalah implementasi peran guru
sebagai motivator pada pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Torue Kabupaten
Parigi Moutong.
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemengang peranan utama. Ada banyak peran
guru dalam proses pembelajaran salah satunya adalah peran guru sebagai
motivator.peran guru sebagai motivator dalam proses pembelajaran, khususnya
pada pembelajaran PKn guru sudah berperan sebagai motivator, adapun cara- cara
yang dilakukan untuk membangkitkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran
adalah dengan cara memberikan pujian apabila ada siswa yang bisa menjawab
pertanyaan, memberikan tugas baik tugas kelompok maupun tugas individu. Hasil
wawancara bersama beberapa orang siswa mengenai tugas apa saja yang biasa
guru PKn berikan yaitu untuk tugas kelompok biasanya guru PKn memberikan
dalam bentuk diskusi dan dipersentasikan didepan kelas sedangkan untuk tugas
individu biasanya menjawab soal yang ada di LKS dan membuat resume setelah
guru selesai menjelaskan materi pelajaran.
Peran guru sebagai motivator pada pembelajaran khususnya pada
pembelajaran PKn jika ditinjau dari tiga indikator peran guru sebagai motivator
memanfaatkan potensi yang dimiliki secara optimal, dan menciptakan hubungan
yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar dikelas sudah dilakukan
oleh guru PKn di SMA Negeri 1 Torue hal ini penulis lihat ketika melakukan
observasi pada tanggal 28 September–20 Oktober 2013.
Guru PKn SMA Negeri 1 Torue sebagai motivator pada pembelajaran sudah
bersikap terbuka. Pada saat mengajar dikelas sebelum memulai materi guru
menjelaskan tujuan dari materi yang akan diajarkan, guru juga menunjukkan
bentuk perhatiannya kepada siswa dengan menanyakan kabar siswa ketika baru
masuk kedalam kelas karena dengan mengetahui kabar atau keadaan siswa guru
bisa lebih dekat dan memahami permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan
membantu siswa untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa
tersebut. Guru menerima segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh
siswa contohnya ketika ada siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran
guru memberikan penjelasan dengan sabar sampai siswa itu mengerti selain itu
guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat
dan saran mereka terhadap proses pembelajaran dan guru mau menanggapi
pendapat dan saran dari siswa dengan positif.
Peran guru sebagai motivator yang kedua yaitu membantu siswa agar mampu
memahami dan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh siswa secara optimal hal
ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru baik ulangan harian
ataupun ulangan tengah semester, dengan adanya evaluasi ini siswa dapat
mengetahui kemampuan yang dimilikinya dan dari hasil yang diperoleh siswa bisa
lebih termotivasi lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi selain itu guru
juga membantu siswa untuk memiliki rasa percaya diri dengan cara memberikan
pujian atau tepuk tangan apabila ada siswa yang bertanya atau mau menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh teman-teman mereka atau guru mata pelajaran
PKn.
Selanjutnya peran guru sebagai motivator pada pembelajaran PKn adalah
menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar
mengajar dikelas hal ini dapat dilihat ketika guru menanyakan kepahaman siswa
pembelajaran, guru juga menggunakan metode yang bervariasi dalam proses
pembelajara untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar, selain itu guru juga
menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara positif misalnya saja
ketika ada siswa yang tidak mengerjakan tugas atau ada siswa yang sering keluar
masuk kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung guru langsung
memberikan peringatan kepada siswa tersebut agar tidak mengulangi lagi
perbuatannya.
Melihat peran guru sebagai motivator dalam proses pembelajaran khususnya
pada pembelajaran PKn ini menunjukkan bahwa apa yang menjadi fungsi
motivasi sudah dilaksanakan oleh guru.
Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi yaitu (1) sebagai pendorong perbuatan untuk mempengaruhi sikap yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar (2) sebagai penggerak perbuatan, dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik yang merupakan satu kekuatan yang tak terbendung yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikologis (3) sebagai pengarah perbuatan, anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan6.
Pemberian motivasi dalam proses pembelajaran sangat perlu diperhatikan
walaupun sebenarnya setiap siswa sudah memiliki motivasi yang berasal dari
dalam dirinya sendiri akan tetapi motivasi dari luar juga sangat dibutuhkan oleh
siswa agar siswa bisa lebih bersemangat lagi dalam belajar sehingga menjadi
siswa yang berprestasi disekolah.
Memperkuat hasil data di atas didukung dengan hasil pengolahan angket
yaitu tentang tanggapan responden mengenai penggunaan metode belajar yang
bervariasi pada pembelajaran PKn siswa rata-rata menjawab kadang-kadang yaitu
dari 64 orang responden 28 orang menjawab kadang-kadang (43,7%), ketika
peneliti melakukan observasi di lapangan peneliti menemukan guru lebih sering
menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi, hal ini dibenarkan
oleh guru PKn Bapak Yulius Bokko beliau mengatakan bahwa penggunaan
metode dalam proses pembelajaran memang lebih sering menggunakan metode
ceramah hal ini dikarenakan metode yang digunakan harus di sesuaikan dengan
materi yang akan dibawakan.
Selain menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilihat pula tanggapan responden
tentang pemberian kesempatan untuk bertanya secara merata pada saat proses
pembelajaran khususnya pembelajaran PKn siswa rata-rata menjawab sering dari
64 orang responden 20 orang siswa menjawab sering (34,2%) ini menunjukkan
bahwa guru selalu memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa secara
merata agar siswa yang jarang bertanya juga mempunyai kesempatan untuk
bertanya hal senada juga peneliti temukan ketika melakukan observasi penelitian
pada tanggal 28 september 2013 pada saat proses pembelajaran guru PKn
memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa secara merata hal senada
juga dikatakan oleh guru mata pelajaran PKn bahwa beliau memberikan
kesempatan untuk bertanya secara merata kepada siswa dengan tujuan agar tidak
hanya siswa yang berprestasi saja yang mendapatkan kesempatan untuk bertanya
tapi siswa yang kurang berprestasi pun mendapatkan kesempatan untuk bertanya
sehingga semua siswa bisa aktif dalam proses pembelajaran.
Selain pemberian kesempatan untuk bertanya secara merata kepada siswa
agar siswa bisa lebih aktif dalam proses pembelajaran PKn dapat dilihat pula
tanggapan responden tentang pemberian tugas (PR) ketika selesai proses
pembelajaran khususnya pembelajaran PKn siswa rata-rata menjawab sering dari
64 orang responden 25 orang menjawab sering (39,0%) ini menunjukkan bahwa
guru memotivasi siswa untuk belajar dengan cara memberikan tugas (PR) agar
ketika siswa berada dirumah siswa termotivasi untuk belajar dan mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan. Hal senada juga dikatakan oleh guru mata pelajaran
PKn bahwa beliau memberikan tugas (PR) kepada siswa agar ketika siswa berada
dirumah siswa mau belajar dan membaca materi-materi yang menyangkut tugas
Pada pembelajaran PKn guru sudah berperan sebagai motivator walaupun
masih ada beberapa hal yang masih kurang seperti, masih jarangnya penggunakan
metode dan model pembelajaran yang bervariasi di dalam menyampaikan materi
selain itu pemanfaatan teknologi seperti internet didalam proses pembelajaran
sehingga siswa terkadang merasa bosan ketika belajar dikelas dan masih ada
beberapa orang siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan belajar yang
sudah ditentukan yaitu 75. Oleh karena itu kemampuan guru dalam menguasai
materi dan membangkitkan motivasi belajar siswa akan sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis dalam penelitian ini
dapat disimpulkan peran guru sebagai motivator pada pembelajaran PKn di SMA
Negeri 1 Torue Kabupaten Parigi Moutong yaitu dengan cara memberikan tugas
baik tugas individu maupun tugas kelompok, tugas yang guru berikan disesuaikan
dengan materi pembelajaran yang diberikan, selain itu pada saat proses
pembelajaran guru melakukan tanya jawab dengan siswa sehingga interaksi dalam
proses pembelajaran bisa terjalin, untuk mengatasi kebosanan siswa pada saat
proses pembelajaran guru menggunakan metode dan model pembelajaran yang
bervariasi namun penggunaan metode dan model pembelajaran yang bervasiasi
masih jarang digunakan dalam proes pembelajaran karena guru lebih sering
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran karena harus disesuaikan
dengan materi yang diajarakan, selain itu guru juga belum mengoptimalkan
penggunaan teknologi yang ada seperti jaringan internet yang ada di lingkungan
sekolah.
2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan penulis yaitu kepada para guru
khususnya guru PKn agar kedepannya lebih meningkatkan lagi cara untuk
memotivasi siswa agar siswa bisa lebih bersemangat dan aktif pada saat proses
pembelajaran selain itu penggunaan metode serta model pembelajaran yang
perlu diperhatikan karena selain motivasi siswa, pembelajaran juga bergantung
pada kesiapan guru menguasai materi dalam proses pembelajaran sehingga tujuan
dari pembelajaran bisa tercapai dan untuk siswa agar lebih meningkatkan lagi
keaktifan dan semangatnya di dalam proses pembelajaran sehingga kedepannya
hasil belajar bisa lebih meningkat.
VI. DAFTAR RUJUKAN
Djamarah, S. B. (2002). Sterategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Purwaningsih, C. (2009). Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Pembelajaran
PKn Di SMP Negeri 6 Palu. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palu. Pendidikan
Kewarganegaraan, jurusan Ilmu Pengetahuan sosial. FKIP. UNTAD.
Sudijono, A. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT.Grafindo Persada.
Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis Di Bidang
Pendi-dikan (Cet. 3). Jakarta : Bumi Aksara.