82
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED COOPERATIVE E-LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR, SELF-EFFICACY DAN CURIOSITY SISWA
DALAM PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI 1 PALU
Ketut Alit Adi Untara
alit_fisika@yahoo.co.id
(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)
Abstract
The objective of this research was to find out the influence of learning of blended cooperative e-learning in self efficacy and curiosity of the physics student in SMA Negeri 1 Palu. The sampel were 82 students, 44 were for experiment class and 38 for control class. The data was taken by using questionnaire, written test of observation and documentation. The primary data was taken by using self-efficacy questionnaire was used to take the response of students’ confidence, while the curiosity questionnaire was used to take the responds of the students’ curiosity from the influence of the learning of blended cooperative e-learning whereas the written test used to take the students’ learning outcome data. Observation sheet and documentation was used as the supporting data. The primary data processing was by done using t-test of average through statistical analysis and service solution. Sig score used was (sig) 0,05. From the research result, it was concluded that: 1) there was a significance influence of the learning application of blended cooperative e-learning toward students’ self-efficacy and curiosity, 2) there was a significance of learning application of blended cooperative e-learning toward students’ learning outcome
Keyword: Blended cooperative e-learning, Self-efficacy, Curiosity, Learning Outcome.
Salah satu pembelajaran yang masih sulit untuk dipahami oleh siswa adalah pela-jaran fisika, tidak dapat dipungkiri pelapela-jaran fisika merupakan pembelajaran yang masih dianggap momok bagi sebagian besar siswa. Terbentuknya pola pikir pelajaran fisika sebagai pelajaran sulit merupakan akibat dari penggunaan metode pembelajaran langsung yang sering digunakan oleh guru saat menga-jar.
Pelaksanaan metode pembelajaran lang-sung merupakan metode yang masih sangat disukai oleh para guru karena memiliki be-berapa keunggulan dibandingkan metode lainnya. Keunggulan metode pembelajaran langsung antara lain hemat dalam penggunaan waktu dan media serta ekonomis dan praktis dalam penyampaian isi pembelajaran fisika pada siswa. Namun harus diakui tidak sela-manya metode pembelajaran langsung ber-dampak baik bagi siswa. Dampak buruk yang timbul akibat pelaksanaan metode pembela-jaran langsung adalah siswa menjadi cepat
bosan, siswa kurang aktif dalam belajar, rasa ingin tahu dan keyakinan diri siswa rendah yang dalam hal ini merupakan akibat terja-dinya penurunan curiosity dan self-efficacy
siswa. Penurunan curiosity dan self-efficacy
siswa akan berakibat akhir pada penurunan hasil belajar siswa tersebut.
Pengaruh lain selain dari penerapan metode pembelajaran langsung yang menga-kibatkan penurunan curiosity, self-efficacy
dan hasil belajar adalah sifat otoriter guru, keadaan guru yang belum maksimal memaha-mi konsep fisika serta kurangnya penggunaan metode pembelajaran baru berbasis komputer yang dalam hal ini adalah penggunaan
elektronica learning atau e-learning.
dan mendapatkan hasil positif. Self-efficacy
berpengaruh besar terhadap perilaku seorang siswa. Seorang siswa yang self-efficacy-nya rendah akan berakibat pada rendahnya hasil belajar. Bandura (1994) mengemukakan bebe-rapa dimensi dari self-efficacy, yaitu magni-tude, generality, dan strength. Magnitude, berkaitan dengan tingkat kesulitan suatu tu-gas. Generality, berkaitan dengan bidang tugas, seberapa luas individu mempunyai keyakinan dalam melaksanakan tugas-tugas.
Strength, berkaitan dengan kuat lemahnya keyakinan seorang individu.
Selain dari pengaruh self-efficacy
peningkatan hasil belajar juga dipengaruhi oleh curiosity siswa. Davies dalam Murtadlo (2011) menjelaskan bahwa bagi seorang siswa, curiosity menyebabkan siswa memiliki semangat belajar. Dalam hal ini, curiosity
siswa terlihat pada fenomena-fenomena yang melekat kepadanya, misalnya siswa menjadi aktif, sibuk, dan tertarik untuk melakukan tugas-tugas belajar. Ini berarti siswa terus aktif melakukan berbagai upaya atau usaha untuk meningkatkan keberhasilan belajarnya sampai memperoleh hasil belajar yang cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan.
Pentingnya self-efficacy dan curiosity
siswa maka perlu upaya nyata yang harus dilakukan untuk meningkatkanya baik dengan menggunakan model pembelajaran terbaru maupun menggabungkan beberapa metode inovatif yang telah ada. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran model blended coopera-tive e-learning. Pembelajaran blended coope-rative e-learning menggambungkan pem-belajaran e-learning dengan pembelajaran model kooperatif atau cooperative learning. Penggunaan model e-learning diharapkan dapat meningkatkan curiosity siswa. Pembela-jaran e-learning akan mengakibatkan siswa berinteraksi dan berhadapan langsung dengan komputer dalam kelompok kecil serta peng-gunaan komputer pada proses pembelajaran dapat meningkatkan aspek pengetahuan siswa serta langkah yang efektif dalam membantu
siswa memahami konsep fisika. Sedangkan penggunaan model kooperatif diharapkan dapat meningkatkan dukungan sosial antar siswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang diberikan yang dalam hal ini terjadinya peningkatan self-efficacy siswa. Dengan me-ningkatnya self-efficacy dan curiosity siswa melalui penerapan pembelajaran model
blended cooperative e-learning maka pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.
METODE
Metode yang digunakan dalam pene-litian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan populasi adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Palu yang tersebar dalam 11 kelas. Sampel penelitian yang diambil adalah kelas XI IPA 4 untuk kelas eksperimen dengan jumlah 44 orang siswa, dan kelas XI IPA 3 untuk kelas kontrol dengan jumlah peserta didik 38 orang. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling. Pemilihan pur-posive sampling disarkan pada pertimbangan kedua kelas memiliki nilai rata-rata kemam-puan siswa yang sama serta didasarkan pada kelas XI IPA 3 merupakan kelas dengan standar nasional yang dijadikan kelas kontrol sementara kelas XI IPA 4 merupakan kelas reguler yang dijadikan kelas eksperimen.
Penelitian ini mengunakan metode penelitian eksperimen kuasi, dengan desain penelitian Nonequivalent control group pre-test and post-pre-test design (Sugiyono, 2007). Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah hasil belajar siswa yang diukur dengan tes dan data kualitatif berupa hasil observasi, self-efficacy, curiosity yang diam-bil dengan menggunakan angket.
sesudah pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Sedangkan uji hipotesis rerata self-efficacy
dan curiosity siswa dilakukan setelah pelaksa-naan pembelajaran blended cooperative e-learning.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji normalitas pretest
Uji normalitas merupakan salah satu uji asumsi yang harus dipenuhi sebagai sarat penggunaan teknik statistik parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-simirnov. Hasil uji data dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Normalitas Data Kelas Eksperimen
Komponen Hasil belajar pretest
Eksperimen kontrol
Kolmogorov-Smirnova (sig) 0,21 0,200
Kesimpulan Normal Normal
Hasil analisis pada Tabel 1 memberikan gambaran bahwa hasil belajar pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah terdistribusi normal hal ini didasarkan pada nilai sig masing-masing variabel > sig 0,05.
Hasil uji homogennitas
Hasil uji homogenitas antara pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan SPSS diperoleh sesuai Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Homogenitas Pretest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,472 1 77 0.120
Anova F Sig
0,097 0,757
Hasil uji homogenitas sesuai Tabel 2 memberikan gambaran bahwa data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen hal ini didasakan atas nilai sig 0,120 > probabilitas 0,05.
Perbedaan Rerata Hasil Belajar Pretest
Hasil analisis berbantuan SPSS dipero-leh data uji-t perbedaan rerata pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai Tabel 3:
Tabel 3. Uji perbedaan rerata pretest kelas eksperimen dan kontrol Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
N F sig t df sig
(2-tailed) eksperimen
kontrol
43
36 2,47 0,76 0,31 77 0,75
Data hasil perbedaan rerata pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai Tabel 3 diperoleh nilai sig 0,757 > probabilitas 0,05. Hal ini memberikan pernyataan bahwa tidak terdapat perbedaan
antara pretest kelas eksperimen dan pretest kelas kontrol.
Hasil uji normalitas postest
normalitas data dilakukan dengan mengguna-kan uji Kolmogorov-simirnov. Hasil uji
Kolmogorov-simirnov dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
a) Normalitas data hasil belajar, self-efficacy
dan curiosity kelas eksperimen.
Tabel 4. Normalitas Data Kelas Eksperimen
Komponen
Self-efficacy Curiosity
Hasil belajar
Kolmogorov-Smirnova (sig) 0,200 0,081 0,054
Kesimpulan Normal Normal Normal
b) Normalitas Data Hasil Belajar, self-efficacy dan curiosity Kelas Kontrol.
Tabel 5. Normalitas Data Kelas Kontrol
Komponen
Self-efficacy Curiosity
Hasil belajar
Kolmogorov-Smirnova (sig) 0,20 0,20 0,186
Kesimpulan Normal Normal Normal
Hasil analisis Kolmogorov-simirnov
pada Tabel 4 dan Tabel 5 memberikan gambaran bahwa self-efficacy, curiosity dan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah terdistribusi normal hal ini didasarkan pada nilai sig masing-masing variabel > sig 0,05.
Hasil rerata self-efficacy
Hasil analisis berbantuan SPSS diperoleh data uji-t perbedaan rerata self-efficacy antara pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:
Tabel 6. Uji Perbedaan Rerata Self-efficacy Kelas Eksperimen dan Kontrol Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
N F sig t df sig (2-tailed)
eksperimen kontrol
43
36 0,01 0,97 2,35 77 0,02
Data hasil perbedaan rerata self-efficacy kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai Tabel 6 diperoleh nilai sig 0,02 < probabilitas 0,05. Hal ini memberikan pernya-taan bahwa terdapat perbedaan antara self-efficacy kelas eksperimen dan self-efficacy
kelas kontrol.
Hasil rerata curiosity
Tabel 7. Uji Perbedaan Rerata Curiosity Kelas Eksperimen dan Kontrol
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
N F sig t df sig (2-tailed)
eksperimen kontrol
43
36 5,47 0,02 2,02 72,7 0,04
Data hasil perbedaan rerata curiosity
kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai Tabel 7 diperoleh nilai sig 0,04 < probabilitas 0,05 ini memberikan pernyataan bahwa ter-dapat perbedaan antara curiosity kelas eksperimen dan curiosity kelas kontrol.
Perbedaan rerata hasil belajar postest
Hasil analisis berbantuan SPSS dipero-leh data uji-t perbedaan rerata postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 8:
Tabel 8. Uji Perbedaan Rerata Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
N F sig t df sig (2-tailed)
eksperimen kontrol
43
36 2,52 0,11 4,61 77 0,00
Hasil perbedaan rerata postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai Tabel 8 diperoleh nilai sig 0,00 < probabilitas 0,05. Hal ini memberikan pernyataan bahwa terdapat perbedaan antara postest kelas eksperimen dan postest kelas kontrol.
Self-efficacy pada pelaksaaan pembelaja-ran blended cooperative e-learning.
Hasil penelitian dari pelaksanaan pem-belajaran blended cooperative e-learning
memberikan gambaran bahwa terdapat hubu-ngan yang signifikan antara self-efficacy dan hasil belajar siswa. Self-efficacy siswa sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Melalui pelaksanaan pembelajaran blended coopera-tive e-learning maka timbul keyakinan siswa baik dalam individu maupun kelompok untuk dapat menguasai situasi dan menghasilkan
outcome yang positif, hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura (1997) dalam penelitian berjudul self efficacy: Toward in Unifying Theory of Behaviorasl Change. Jika melihat dari sumber dan dimensi self-efficacy pada peroses pembelajaran maka mastery experin-ces atau pengalaman keberhasilan lebih
dominan mempengaruhi self-efficacy. mastery experinces yang terbentuk pada masing-masing individu siswa dalam kelompok merupakan hasil dari keberhasilan setiap kelompok untuk melaksanakan praktikum dan diskusi pada setiap pertemuan pembelajaran.
Sumber vicarious experience dan sosial persuation juga memberikan perubahan pada
Tingkat kesulitan tugas (magnutude) dalam pelaksanaan pembelajaran blended cooperative e-learning ini akan memberi dampak kepada self-efficacy dan curiosity
siswa. Tingkat kesulitan tugas pada prangkat pembelajaran diatur sedemikian rupa sehing-ga memuat materi mudah, cukup mudah, cukup sulit dan sulit dengan persentase yang disesuaikan serta telah melalui uji validasi.
Dimensi kekuatan dan keyakinan (strenght) yang berkaitan dengan keteguhan hati siswa terhadap keyakinannya bahwa sis-wa tersebut akan berhasil dalam menghadapi dan menyelesaikan tugas dalam kelompoknya masing-masing. Dalam penelitian, setiap sis-wa sering menghadapi permasalahan namun hal ini dapat cepat mereka atasi secara bersama-sama dan mengambil keputusan bersama. Keuntungan dalam hal penyelesaian masalah bersama ini merupakan salah satu nilai lebih dari penerapan pembelajaran
blended cooperative e-learning.
Dimensi generality atau luas bidang perilaku pada siswa juga dipengaruhi oleh pembelajaran blended cooperative e-learning. Jika penerapan pembelajaran tidak secara kooperatif atau secara langsung maka luas bidang perilaku yang menyangkut seberapa luas bidang perilaku yang diyakini untuk berhasil dicapai oleh setiap individu siswa akan kecil. jika pembelajaran dilakukan secara kooperatif yang didalamnya terdapat interaksi antar siswa dalam satu kelompok atau interaksi sosial (bimbingan sejawat) maka luas bidang perilaku akan semakin besar. Hal-hal diatas inilah yang mempe-ngaruhi self-efficacy dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa.
Curiosity pada pelaksaaan pembelajaran
blended cooperative e-learning.
Curiosity sebagai bagian dasar dari motivasi dalam penelitian sangat dipengaruhi dua faktor baik faktor intrinsik maupun faktor eksterinsik (Uno. 2008). Faktor interinsik merupakan faktor yang menyangkut kepuasan siswa sehingga faktor yang berasal dari dalam diri siswa ini memiliki indikator yang muncul
saat penelitian seperti keinginan untuk ber-prestasi, keinginan dan keberanian untuk tampil diskusi di depan kelas dan keyakinan untuk mampu berkerjasama dalam kelompok serta memiliki jati diri dan semangat belajar dari dalam diri siswa.
Faktor eksterinsik yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang juga berpengaruh terhadap motivasi siswa selain faktor interinsik. Faktor eksterinsik akan mengakibatkan meningkatnya curiosity siswa. Dalam penelitian yang telah dilakukan dan jika dibandingkan dengan pernyataan Uno (2008) dalam teori motivasi dan pengukuran maka faktor eksterinsik siswa lebih di-pengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran
blended cooperative e-learning. Indikator faktor ini terlihat dari keadaan-keadaan seperti kenyamanan dan keamanan belajar siswa baik saat praktikum maupun diskusi kelas, persaingan prestasi positif antar siswa, kemampuan guru dalam menyampaikan ma-teri serta yang terpenting adalah indikator materi mata pelajaran baik menyangkut perangkat pembelajaran maupun tugas-tugas yang diberikan.
Hasil penelitian yang menyangkut hasil belajar diperoleh perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan hasil belajar ini akibat perbedaan
curiosity siswa yang timbul dari pembelajaran
blended cooperative e-learning dan pembela-jaran konvesional. Secara umum curiosity
yang ditimbulkan pada pelaksanaan blended cooperative e-learning menyebabkan siswa semangat untuk belajar, siswa jadi aktif, sibuk dan tertarik untuk melakukan peraktikum, semangat berdiskusi serta menyelesaikan tugas-tugas belajar.
perilaku-perilaku yang musti dilakukan untuk mendu-kung tingkat ketercapaian tujuan pembelaja-ran. Melalui perubahan curiosity ini juga maka siswa mampu berpikir dan berperilaku secara ilmiah sehingga hasil akhir terlihat dari perbedaan hasil belajar. Perbedaan hasil belajar yang timbul adalah perbedaan hasil belajar pretest dan postest kelas eksperimen serta perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penerapan pembelajaran blended coope-rative e-learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan. Pada pelak-sanaan cooperative, antar siswa akan dite-kankan sikap kerjasama, saling bantu dan saling menguatkan kepercayaan diri untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dari segi
e-learning, siswa terbantu untuk memahami konsep-konsep fisika secara simulasi kompu-ter. Selain itu juga siswa akan mendapatkan gambaran secara langsung aplikasi dari materi yang diberikan dalam bentuk video.
Pembelajaran blended cooperative e-learning dalam pelaksanaan pembelajaran juga memiliki beberapa kelemahan diantara-nya adalah alokasi waktu penerapan yang rata-rata lebih besar jika dibandingkan dengan pembelajaran konvesional serta proses pe-nyiapan perangkat pembelajaran blended cooperative e-learning yang harus membu-tuhkan keahlian dan ketrampilan lebih dari seorang pendidik.
Pembelajaran blended cooperative e-learning terhadap self-efficacy dan curiosity
siswa dapat dilihat keabsahan hasil penelitian dengan cara pembandingan hasil-hasil peneli-tian terdahulu. Diantara data-data dan pemba-hasan hasil penelitian terdahulu tersebut sebagian besar mendukung terhadap hasil dan data dari penelitian yang dilakukan. Dimana pelaksanaan pembelajaran blended coopera-tive e-learning dapat mempengaruhi self-efficacy, curiosity dan hasil belajar.
Hasil penelitian dengan judul blended cooperative e-learning (BCeL) sebagai sarana pendidikan penunjang learning community
yang ditulis oleh Purwaningsih dan Pujianto
(2010), memberikan pernyataan bahwa kola-borasi cooperative learning dan e-learning menjadi blended cooperative e-learning
(BCeL) dapat digunakan sebagai suatu alter-natif pembelajaran yang tidak hanya efektif tetapi juga efisien. Selain hal ini pelaksanaan pembelajaran ini juga menarik bagi siswa sebab dalam BCel terdapat pembentukan interaksi guru, interaksi muatan dan terdapat interaksi sosial yang memungkinkan siswa dapat mempersepsikan diri siswa sebagai sebuah komunitas yang saling bergantung secara positif (positive interdependent, coope-ration). Hasil penelitian ini sejalan dan men-dukung data pada hasil penelitian pengaruh penerapan pembelajaran blended cooperative e-learning terhadap self-efficacy dan curiosity
siswa dalam pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Palu.
Penelitian dengan judul kajian menge-nai penggunaan e-learning di kalangan pelajar jurusan pendidikan teknikal dan vokasional di institusi pengajian tinggi (IPTA) negeri Johor yang ditulis oleh Sukri (2003) meberikan pernyataan bahwa pembelajaran elektronik atau e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi komunikasi (ICT) untuk memudahkan proses pembelajaran. Sehingga penggunaan ICT ini dapat mening-katkan minat, motivasi dan hasil belajar siswa di IPTA. Penelitian ini mendukung data penelitian pelaksanaan pembelajaran blended cooperative e-learning, dimana pada kedua penelitian ini sama-sama menekankan pada penggunaan e-learning serta diperoleh dam-pak pengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.
kelompok maka guru dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Jika dibanding-kan dengan penggunaan metode kooperatif pada penelitian pelaksanaan pembelajaran
blended cooperative e-learning pada pelaja-ran fisika di SMA 1 Palu, maka kedua penelitian ini memiliki metode yang sama dimana sama-sama menggunakan metode kooperatif tipe STAD sehingga saling mendukung hasil yang diperoleh. Hasil yang diperoleh yaitu meningkatnya motivasi siswa dan meningkatnya curiosity siswa.
Penelitian dengan judul pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe struktural think pair share dan numbered heads together self-efficacy peserta didik yang ditulis oleh Martiani (2012), memberikan pernyataan bahwa penelitian ini dapat mempengaruhi
self-efficacy siswa, secara umum penelitian ini identik dengan penelitian pelaksanaan pembelajaran blended cooperative e-learning
pada pelajaran fisika di SMA 1 Palu dari segi metode dan tujuan yang ingin dicapai. Dari segi metode sama-sama menggunakan metode kooperatif dan dengan tujuan yang sama yaitu melihat pengaruh terhadap self-efficacy
siswa.
Sebagian besar hasil penelitian terda-hulu mendukung penelitian yang dilakukan sehingga dapat ditarik penjelasan bahwa melalui pelaksanaan pembelajaran koperatif dan pembelajaran e-learning berbasis kompu-ter dapat mempengaruhi self-efficacy, motiva-si dan pada akhirnya meningkatkan hamotiva-sil belajar. Sehingga penelitian dengan penera-pan pembelajaran blended cooperative e-learning juga terbukti dapat mempengaruhi
self-efficacy dan curiosity siswa pada pelaja-ran fisika di kelas XI SMA Negeri 1 Palu.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan analisis dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan pembelajaran blended
coope-rative e-learning terhadap self-efficacy
dan curiosity siswa. Perngaruh ini dibuktikan dengan adanya perbedaan nilai self-efficacy dan curiosity antara siswa yang mengikuti pembelajaran
blended cooperative e-learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konfesional. Dari analisis uji-t rerata
self-efficacy diperoleh nilai signifikan (sig) 0,02 < 0,05, sedangkan pada uji-t rerata curiosity diperoleh nilai signifi-kansi (sig) 0,04 < 0,05.
2) Terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan pembelajaran blended coope-rative e-learning terhadap hasil belajar siswa. Perngaruh ini dibuktikan dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran blended cooperative e-learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvesio-nal. Dari analisis uji-t rerata hasil belajar diperoleh nilai signifikansi (sig) 0.00 < 0,05.
DAFTAR RUJUKAN
Bandura, A. 1994. Self-efficacy In VS Ramachaudra (Ed), Encyclopedia of human behavior, 4. New York: Acade-mic Press. Pp: 71-81.
Bandura, A. 1997. Self Efficacy: Toward in Unifying Theory of Behaviorasl Change.Psychological Review. 84. Murtadlo, A. 2011. “Analisis Karakteristik
Murid : Kajian atas Kemampuan Awal
dan Motivasi Pembelajarannya”. Mela-lui< http// murtadlo.guru-indonesia.net /artikel_detail-16676>. [22/ 1/2013]. Martiani, K. 2012. “Pengaruh Model
Pembe-lajaran Kooperatif Tipe Struktural Think Pair Share Dan Numbered Heads Together Terhadap Self Efficacy Pe-serta Didik: Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Universitas Pendidikan Indonesia”. repository.upi.edu.
pembelajaran kooperatif tipe struktur student teams-achievement division (STAD)”. Jurnal Ilmiah Kependidikan. Vol. I, No. 1.
Purwaningsih, D. dan Pujianto. 2010. Blended Cooperative E-Learning (BCeL) Seba-gai Sarana Pendidikan Penunjang
Learning Community. Jurusan Pendi-dikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukri, S. 2003. Kajian Mengenai Penggu-naan E-Pembelajaran (E-Learning) Di Kalangan Pelajar Jurusan Pendidikan Teknikal Dan Vokasional Di Institusi Pengajian Tinggi (IPTA) Negeri Johor.
Pendidikan dan Kejuruteraan Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia.