ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBEAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW
PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SDN GIRIWARNO
KALIANGKRIK MAGELANG
Isdi Purwanti Universiats Sanata Dharma
2012
Penelitian ini didasari oleh prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Giriwarno dalam mata pelajaran Matematika yang masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan Matematika yang hanya mencapai 58,75.
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model
cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Giriwarno Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw
dengan membagi siswa dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Pada siklus II pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw dengan membagi siswa dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis. Validitas instrumen diuji dengan ujicoba yang dilakukan di kelas II SD Negeri Giriwarno.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan model cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Giriwarno Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 mata pelajaran Matematika khususnya pada kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan dua angka. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,75 menjadi 69,38 pada siklus I dan 80,00 pada siklus II. Sedangkan pada kondisi awal jumlah siswa yang memenuhi KKM (65) adalah 31,25% pada siklus I menjadi 69,00% dan pada siklus II menjadi 87,5%
kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, teknik jigsaw, prestasi belajar
ABSTRACT
STUDY ACHIEVEMENT IMPROVEMENT BY USING COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW TECHNIQUE FOR MATHEMATIC SUBJECT IN STUDENT CLASS I SDN GIRIWARNO MAGELANG
SECOND SEMESTER IN THE SCHOOL YEAR 2011/2012 Isdi Purwanti
Sanata Dharma University 2012
This research is constituted by achievement learn class student of SDN Giriwarno for Mathematic subject which still lower. This matter seen from flattening value of Mathematic subject which only reaching 58,75.
This study aimed to determaine whether the using of model Coopertive Learning Technique Jigsaw can improve student achievement class I SDN Giriwarno Kaliangkrik, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2011/2012.
This research is a class act who carried on with two cycles. In the first cycle is done in once meetings by model Coopertive Learning Technique Jigsaw by dividing student in some groups. Each group consists of six students. In the second cycle is done in once meetings by using model Coopertive Learning Technique Jigsaw by dividing student in some groups. Each group consists of four students. Data collected to use instrument of tes written. Validity of instrument was examined by try out which was done in class II SD N Giriwarno.
Result of research indicated that the using of model Coopertive Learning Technique Jigsaw can improve student achievement class I SD N Giriwarno Kaliangkrik Magelang Regency school year 2011/2012 for Mathematic subject specially at basic competence doing addition and reduction numeral two numbers. Improved student achievement is marked with an average rating of grade reptition in the initial conditions 58,75 improve 69,38 in the first cycle and 80,00 in the second cycle. While the students reach KKM (65) in the initial condition are 31,25% in the first cycle improve 69,00% and 87,5% in the second cycle
Key word : Model cooperative learning, technique jigsaw, achievement study
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW
PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SDN GIRIWARNO
KALIANGKRIK MAGELANG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
ISDI PURWANTI NIM. 101132016
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
1. Suamiku tercinta yang senantiasa menjadi motivsi bagiku untuk menjadi yang terbaik dan buah hatiku yang selalu setia menanti mama di rumah
2. Anakku tersayang
MOTTO
- Bahwa keberhasilan dan kesuksesan tidak jatuh gratis dari langit tapi merupakan sebuah hasil dari perjuangan dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
- Selalu mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan
- Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya dan takut kepada Allah, dan bertaqwa kepadaNya, maka merekalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan
(Q.S. An-Nuur : 562)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 September 2012
Penulis
Isdi Purwanti
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertnda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Isdi Purwanti
NIM : 101132016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBEAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SDN GIRIWARNO KALIANGKRIK MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada)
Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 20 September 2012 Yang menyatakan
Isdi Purwanti
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBEAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW
PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SDN GIRIWARNO
KALIANGKRIK MAGELANG
Isdi Purwanti Universiats Sanata Dharma
2012
Penelitian ini didasari oleh prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Giriwarno dalam mata pelajaran Matematika yang masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan Matematika yang hanya mencapai 58,75.
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model
cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Giriwarno Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw
dengan membagi siswa dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Pada siklus II pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw dengan membagi siswa dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis. Validitas instrumen diuji dengan ujicoba yang dilakukan di kelas II SD Negeri Giriwarno.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan model cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Giriwarno Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 mata pelajaran Matematika khususnya pada kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan dua angka. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,75 menjadi 69,38 pada siklus I dan 80,00 pada siklus II. Sedangkan pada kondisi awal jumlah siswa yang memenuhi KKM (65) adalah 31,25% pada siklus I menjadi 69,00% dan pada siklus II menjadi 87,5%
kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, teknik jigsaw, prestasi belajar
ABSTRACT
STUDY ACHIEVEMENT IMPROVEMENT BY USING COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW TECHNIQUE FOR MATHEMATIC SUBJECT IN STUDENT CLASS I SDN GIRIWARNO MAGELANG
SECOND SEMESTER IN THE SCHOOL YEAR 2011/2012 Isdi Purwanti
Sanata Dharma University 2012
This research is constituted by achievement learn class student of SDN Giriwarno for Mathematic subject which still lower. This matter seen from flattening value of Mathematic subject which only reaching 58,75.
This study aimed to determaine whether the using of model Coopertive Learning Technique Jigsaw can improve student achievement class I SDN Giriwarno Kaliangkrik, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2011/2012.
This research is a class act who carried on with two cycles. In the first cycle is done in once meetings by model Coopertive Learning Technique Jigsaw by dividing student in some groups. Each group consists of six students. In the second cycle is done in once meetings by using model Coopertive Learning Technique Jigsaw by dividing student in some groups. Each group consists of four students. Data collected to use instrument of tes written. Validity of instrument was examined by try out which was done in class II SD N Giriwarno.
Result of research indicated that the using of model Coopertive Learning Technique Jigsaw can improve student achievement class I SD N Giriwarno Kaliangkrik Magelang Regency school year 2011/2012 for Mathematic subject specially at basic competence doing addition and reduction numeral two numbers. Improved student achievement is marked with an average rating of grade reptition in the initial conditions 58,75 improve 69,38 in the first cycle and 80,00 in the second cycle. While the students reach KKM (65) in the initial condition are 31,25% in the first cycle improve 69,00% and 87,5% in the second cycle
Key word : Model cooperative learning, technique jigsaw, achievement study
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini selesai pada waktunya.
Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Adimassana, M.A., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak M. Jaelani, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Giriwarno yang memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas.
5. Siswa kelas I SD Negeri Giriwarno yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.
6. Ibu Sri Yuniarti, S.Pd.SD selaku teman sejawat dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya
Magelang, 20 September 2012 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ……….... 1
B. Pembatasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ………... 3
D. Pemecahan Masalah ... 4
E. Batasan Pengertian ... 4
F. Tujuan Penelitian ...………... 5
G. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ……… 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Prestasi Belajar Siswa ... 7
2. Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw ... 8
3. Pembelajaran Matematika ... 13
4. Proses Belajar Matematika di SD di SD Menggunakan Model Kooperatif Teknik Jigsaw ... 16
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 17
C. Kerangka Pikir ………... 19
D. Hipotesis Tindakan ………...……… 20
BAB III METODE PENELITIAN ………... 21
A. Jenis Penelitian ...……… 21
B. Setting Penelitian ……….. 22
1. Tempat Penelitian ... 22
2. Subyek Penelitian ... 22
3. Obyek Penelitian ... 22
4. Waktu Penelitian ... 22
5. Sasaran Penelitian ... 23
C. Rencana Tindakan ……...……….. 23
1. Persiapan ... 23
2. Rencana Tindakan setiap Siklus ... 24
1) Siklus I ... 24
2) Siklus II ... 26
D Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 27
1. Teknik Pengumpulan Data ... 27
2. Instrumen Penelitian ... 28
3. Validitas dan Reliabilitas ... 30
E. Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Hasil Penelitian ... 35
1. Siklus I ... 35
a. Perencanaan ... 35
b. Pelaksanaan Penelitian ... 35
c. Pengamatan ... 36
d. Hasil Pengamatan ... 36
e. Refleksi ... 37
2. Siklus II ... 38
a. Perencanaan ... 38
b. Pelaksanaan Penelitian ... 38
c. Pengamatan ... 38
d. Hasil Pengamatan ... 38
e. Refleksi ... 40
B. Pembahasan ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tabel Jadwal Penelitian ... 22
Tabel 2 : Peubah dan Instrumen Penelitian ... 29
Tabel 3 : Kualifikasi Reliabilitas ... 32
Tabel 4 : Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 33
Tabel 5 : Hasil Nilai Ulangan Siklus I ... 36
Tabel 6 : Hasil Nilai Ulangan Siklus II ... 39
Tabel 7 : Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dan Ketuntasan Nilai Siswa ... 40
Tabel 8 : Hasil Peningkatan Prestasi Belajar ... 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 21 Gambar 2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ... 43 Gambar 3. Capaian KKM ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 48
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 49
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 57
Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 62
Lampiran 5. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus ... 64
Lampiran 6. Soal dan Validitas Soal Siklus ... 72
Lampiran 7. Reliabilitas Soal Siklus ... 83
Lampiran 8. Data Prestasi Belajar Siswa ... 87
Lampiran 9. Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Dekan ... 89
Lampiran 10. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ... 90
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.
Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran.
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dinilai dapat memberikan kontribusi positif dalam memicu ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, utamanya sains dan teknologi, sehingga Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, para siswa dituntut untuk menguasai matematika.
Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di SD N Giriwarno dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa,
terutama dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran yang dialami siswa kurang menyenangkan, dan proses pembelajarannya masih terfokus pada peningkatan aspek kognitif dibandingkan aspek psikomotor dan afektif. Padahal, tujuan pembelajaran Matematika tidak hanya sebatas pada diperolehnya hasil berbagai operasi bilangan, namun lebih dari itu, mengembangkan rasa ingin tahu, perhatian, dan minat terhadap sesuatu, serta mengembangkan nalar berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari.
Pencapaian prestasi belajar Matematika yang rendah ini juga dialami oleh para siswa kelas I SD Negeri Giriwarno Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Dari 16 siswa yang benar-benar memahami materi hanya 30%. Padahal, guru sudah menjelaskan berulang-ulang. Namun tetap saja, guru harus mengalokasikan waktu lebih lama. Berdasarkan hasil ulangan hanya 5 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM 6,50.
Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru
kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik, apalagi mengajar siswa di kelas I yang masih senang bermain dan menyukai hal-hal yang menarik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.
kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.
Pembelajaran kooperatif dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.
Berdasarkan uraian tentang masih rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika tentang Bilangan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning
Teknik Jigsaw.
B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian pada hal-hal sebagai berikut:
1. Bilangan pada siswa kelas I semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012
pada kompetensi dasar 4.4. melakukan penjumlahan dan pengurangan dua angka
2. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran Cooperative Teknik Jigsaw
C. Rumusan Masalah
Masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana penggunaan model pembelajaran cooperative learning Teknik
tentang penjumlahan dan pengurangan dua angka pada siswa kelas I (satu) semester genap SD Negeri Giriwarno Kaliangkrik Magelang Tahun pelajaran 2011/2012?
D. Pemecahan Masalah
Peneliti menggunakan model cooperative learning Teknik
Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.
E. Batasan Pengertian
Supaya tidak menimbulkan persepsi yang berbeda mengenai masalah yang sedang dibahas maka perlu adanya batasan pengertian dalam penelitian ini.
1. Prestasi Belajar adalah hasil yang diraih/didapat setelah seseorang melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi Belajar juga
berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman belajar
2. Model pembelajaran cooperative learning teknik jigsaw adalah suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas, atau
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah : untuk mengetahui apakah penggunaan model cooperative learning Teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar matematika khususnya pada kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas I SD Negeri Giriwarno Kecamatan Kaliangkrik Tahun Pelajaran 2011/2012
G. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah : 1. Bagi Peneliti
a. Membuka wawasan baru tentang model pembelajaran yang dapat digunakan selain model ceramah yang biasa digunakan selama ini dan efektifitasnya
b. Merupakan pengalaman baru yang dapat dikembangkan untuk
pembelajaran materi lain atau bidang studi lain bila memungkinkan c. Memberikan inspirasi untuk menerapkan model pembelajaran ini pada
mata pelajaran yang lain 2. Bagi Siswa
a. Memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejenuhan dan tidak monoton
c. Mengatasi anak yang kesulitan belajar dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung campuran bilangan bulat
3. Bagi Guru
a. Merupakan model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan
b. Diharapkan dapat memotivasi guru untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model yang sama atau model yang lain, pada bidang studi lain, materi lain dan kelas yang lain
c. Memberi masukan kepada guru agar menyadari, dalam proses belajar mengajar selalu berpegang pada 4 pilar pendidikan.
4. Bagi Sekolah
Menambah dokumen hasil penelitian yang dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan sekolah yang diharapkan dapat memberi inspirasi dan memacu guru melakukan penelitian yang sama maupun penelitian lain.
5. Bagi Perguruan Tinggi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Masing-masing memiliki arti sendiri. Berikut ini berbagai definisi mengenai prestasi dan belajar.
1) Pengertian Belajar
Kata belajar identik dengan kegiatan menghafalkan catatan, membaca buku, bahkan mengingat-ingat materi pelajaran/pengetahuan. Sehingga apa yang akan dipelajari mudah hilang setelah pengetahuan itu dipergunakan. Pemahaman tentang belajar tersebut hanyalah makna
sempit saja.
Jika dicermati kata belajar tidak hanya berhenti pada kegiatan mengingat ataupun menghafal. Belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang positif dari orang yang belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:17), belajar berarti 1. Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; 2. Berlatih; 3. Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
3) Pengertian Prestasi
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:895), prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan). Pengertian dari akademis adalah hasil pelajaran yang
diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian belajar penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lainnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru; hasil kerja yang dicapai oleh seseorang melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. 1. Prestasi Belajar adalah hasil yang diraih/didapat setelah seseorang
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
2. Prestasi Belajar juga berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman belajar menurut pandangan Skinner. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurut Sukirin tidak baik. Menurut Sukirin dalam bukunya yang berjudul Pokok-Pokok Psykologi Pendidikan dikemukakan sebagai berikut : Belajar adalah suatu
kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku, sehingga diperoleh kecakapan baru (Sukirin, 1978:36)
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan belajar adalah suatu proses kognitif yang terjadi secara aktif untuk memperoleh pengetahuan sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Perilaku yang positif menuju kemajuan. 2. Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw
Cooperative Learning yaitu suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama (Artzt dan Newman dalam Asma 2006: 11). Sementara Slavin dalam Asma (2006: 11) mendefinisikan belajar kooperatif adalah siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggungjawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok. Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, di mana kelompok-kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial (Lie, 2008: 28). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada
belum menguasai bahan pelajaran. Menurut Asma (2006: 12) tujuan dari Cooperative Learning adalah untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Pada Cooperative Learning, terdapat beberapa unsur yang saling terkait satu sama lainnya.
Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie (2006: 32) menyatakan bahwa ada lima unsur dasar yang terdapat dalam struktur
Cooperative Learning agar mencapai hasil maksimal yaitu :
a. Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha dan tanggung jawab setiap kelompok, oleh karena itu sesama anggota kelompok harus merasa terikat dan saling tergantung positif
b. Tanggung jawab perseorangan, setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menguasai materi pelajaran karena keberhasilan belajar kelompok ditentukan dari seberapa besar
sumbangan hasil belajar secara perseorangan.
d. Komunikasi antar anggota, karena dalam setiap tatap muka terjadi diskusi, maka keterampilan berkuminkasi antar anggota kelompok sangatlah penting. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggota untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok ini merupakan proses panjang. Namun proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional siswa.
e. Evaluasi proses kelompok, keberhasilan belajar dalam kelompok ditentukan oleh proses kerja kelompok. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tidak terlepas dari langkah-langkah yang harus dilakukan supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 2) Teknik Jigsaw
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan
Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi kelompok dengan empat atau lima anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri.
Menurut Trianto (2009: 73), langkah-langkah dalam
Cooperative Learning Teknik Jigsaw adalah :
a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok beranggotakan
4 sampai 5 orang yang disebut kelompok asal).
b. Tiap orang dalam tim diberi bahan materi dan tugas yang berbeda dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
c. Anggota dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)
d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang mereka kuasai.
Penggunaan model Cooperative Learning dengan Jigsaw ini dapat dijadikan salah satu pilihan dalam menjawab permasalahan tentang kurangnya minat siswa dalam pembelajaran matematika. siswa diajak untuk mempelajari konsep tertentu dengan suasana yang menyenangkan sehingga prestasi dapat meningkat.
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa. Beberapa unggulan jigsaw yaitu : (a) setiap siswa akan memiliki tanggung jawab akan tugasnya, (b) mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah, (c) dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa harga diri dan hubungan interpersonal yang positif, (d) waktu pelajaran lebih efisien dan efektif, dan (e) dapat berlatih berkomunikasi dengan baik.
3. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14)
tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120)
Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat 20 “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar suatu lingkungan belajar”. Melalui proses tersebut diharapkan tercipta hubungan yang baik, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa juga dapat merasakan manfaat dari proses tersebut untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran matematika di kelas dipandang sebagai suatu proses aktif dan sangat di pengaruhi oleh apa yang sebenarnya ingin dipelajari anak. Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh
interaksi antara berbagai informasi yang diminati kepada anak dan bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya. Pada dasarnya, matematika adalah pemecahan masalah karena itu, matematika sebaiknya diajarkan melalui berbagai masalah yang ada disekitar siswa dengan memperhatikan usia dan pengalaman yang mungkin dimiliki siswa.
dipelajari dengan pengertian yang sudah dipumyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan (Suparno1997: 61). Ini berati bahawa kegiatan belajar adalah kegiatan aktif, dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari dan bertanggungjawab atas hasil belajarnya.
Dalam hal belajar mengajar matematika, perlu diketahui karakteristik matematika. Dengan mengetahui karakteristik matematika, maka seharusnya dapat pula diketahui bagaimana belajar dan mengajar matematika. Karakteristik matematika yang dimaksud adalah objek matematika bersifat abstrak, materi matematika disusun secara hirarkis, dan cara penalaran matematika adalah deduktif.
Objek matematika bersifat abstrak, maka belajar matematika memerlukan daya nalar yang tinggi. Demikian pula dalam mengajar matematika guru harus mampu mengabstraksikan objek-objek matematika dengan baik sehingga siswa dapat memahami objek matematika yang
diajarkan.
Materi matematika disusun secara hirarkis artinya suatu topik matematika akan merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar mengajar matematika tersebut.
berikutnya, maka dalam mengajar matematika guru harus mengidentifikasikan materi-materi yang menjadi prasyarat suatu topik mata pelajaran matematika.
4. Proses Belajar Matematika di SD Menggunakan Model Kooperatif Teknik Jigsaw
Siswa Sekolah Dasar umumnya berumur antara 6 atau 7 tahun samapi 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget (dalam Heruman, 2007: 1), mereka berada dalam fase operasional kongkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat terikat dengan objek yang bersifat kongkret.
Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek kongkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan
disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.
pembelajaran dalam rangka pemahaman konsep dan pembinaan keterampilan.
Jigsaw didesain selain meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara individu juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling membantu) terhadap teman sekelompoknya. Pada akhir pembelajaran diberkan tes pada siswa secara individual. Materi yang diteskan meliputi materi yang telah dibahas.
Kunci pembelajaran kooperatif teknik jigsaw adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota kelompok yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tes dengan baik.
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.
Ari Trisnawati
Dalam penelitian yang berjudul ”Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning teknik Jigsaw Dalam Mata Pelajaran IPS siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman Tahun Pelajaran 2009/2010” mendeskripsikan hasil sebagai berikut :
mencapai 58,62% dari 29 siswa. Sebanyak 12 siswa masih memperoleh nilai ulangan di bawah KKM atau 41,37%. Hal ini disebabkan karena beberapa siswa masih kurang antusias dan bersemangat mengikuti diskusi. Tetapi hasil tes pada akhir siklus I nilai rata-rata ulangan siswa mencapai 67,93.
Pada siklus II telah dilaksanakan cooperative learning teknik
jigsaw dengan pembagian setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Pada akhir siklus II siswa yang memperoleh nilai ulangan di atas KKM sebanyak 19 siswa atau mencapai 65,51% dari 29 siswa. Sebanyak 10 siswa masih memperoleh nilai ulangan di bawah KKM atau 34,48%. Jadi peningkatan untuk siswa yang tuntas dari akhir siklus I ke siklus II mencapai 6,89%. Sedangkan nilai rata-rata ulangan yang diperoleh pada akhir siklus II telah mencapai indikator keberhasilan keberhasilan akhir siklus kedua maka siklus tidak dilanjutkan.
Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi siswa yang ditandai dengan naiknya nilai rata-rata ulangan siswa dari
kondisi awal 58,00 ke siklus I mecapai 67,93 dan dari siklus I ke siklus II mencapai 75,86. Dengan demikian, hasil penelitian di atas membuktikan hipotesis bahwa penggunaan cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS.
Memaparkan hasil penelitian bahwa perbandingan kondisi awal dengan siklus I ada peningkatan 52,4%. Perbandingan siklus I dengan siklus II ada peningkatan 19,2%. Sedangkan perbandingan siklus awal dengan siklus II ada peningkatan 76%. Peningkatan keaktifan siswa dari kondisi awal siklus II mencapai 76% sedangkan target yang dipatok 75%, maka peneliti tidak melanjutkan ke siklus selanjutnya karena peneliti menganggap bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Berdasarkan dua hasil penelitian terdahulu yang relevan di atas, model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu peneliti ingin mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam mata pelajaran Matematika mengenai bilangan.
C. Kerangka Pikir
Masih banyak siswa yang kurang meningkatkan prestasi belajar, khususnya mata pelajaran matematika yang disebabkan beberapa faktor antara lain : siswa kurang aktif pada waktu mengikuti pelajaran sehingga prestasi rendah, kreatifitasnya kurang, guru belum menggunakan model yang tepat sehingga siswa pasif dan bosan.
D. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan (action research), karena penelitian ini digunakan untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang ada di kelas. Menurut Lewin (dalam Kasbolah 2001:10) penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu lingkaran atau langkah-langkah (a spiral of steps) yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Langkah-langkah yang ada dalam rangkaian ini adalah : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Gambar 1. Siklus Model Kurt Lewin Rencana
Tindakan
Observasi Refleksi Siklus 1
Rencana
Tindakan
Observasi Refleksi Siklus 2
B. Seting Penelitian
1. Tempat penelitian : SD Negeri Giriwarno Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang
2. Subjek penelitian : Siswa kelas I (satu) dengan jumlah siswa 16 orang, L = 9 orang P = 7 orang
3. Obyek penelitian : Peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka dengan model pembelajaran
cooperative learning teknik jigsaw
4. Waktu penelitian : Bulan Januari - Agustus Tahun Pelajaran 2011 / 2012
Jadwal Kegiatan dalam Penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus
1 Pengumpulan data kondisi awal √ √
2 Penyusunan proposal √ √ √
3 Ijin pengambilan data √
4 Pengambilan data √ √
5 Analisa data √
6 Penyusunan laporan √ √
7 Ujian skripsi √
5. Sasaran Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti dapat mengetahui seberapa jauh hasil belajar siswa SD N Giriwarno Kaliangkrik Magelang Tahun pelajaran 2011/2012 dalam memahami dan dapat menyelesaikan soal bilangan dengan benar melalui model pembelajaran cooperative learning
teknik jigsaw.
Berdasarkan indikator di atas peneliti mengumpulkan data tentang kemampuan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal bilangan pada siswa kelas I SD N Giriwarno. Diperoleh data pada pra siklus bahwa untuk nilai rata-rata ulangan 58,0.
C. Rencana Tindakan 1. Persiapan
1) Permintaan ijin Kepala Sekolah Dasar Negeri Giriwarno
Permintaan ijin disini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat
berjalan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan mendapatkan data yang sesuai.
2) Melakukan observasi pada siswa kelas I untuk mengetahui kemampuan siswa
3) Identifikasi masalah 4) Perumusan masalah
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus 1) Siklus I
a. Kegiatan Awal
- Berdoa, dilanjutkan mengabsen siswa
- Menyiapkan buku, bahan dan media pembelajaran - Apersepsi, tanya jawab
- Memotivasi b. Kegiatan Inti
- Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan cooperative learning teknik jigsaw dan membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 6 orang
- Guru membagi soal
- Siswa dengan materi atau soal sama tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha menguasai materi sesuai dengan dengan materi dan
soal yang diterima
- Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya
- Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi dari siswa lain
- Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal - Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang mereka lakukan
- Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyelesaikan tugas sebelum waktu selesai
- Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil belajar akhir siklus I
c. Kegiatan Akhir
- Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk layanan konseling baik secara individu maupun kelompok
d. Observasi
a) Mencatat hasil tes anak
Selama pembelajaran berlangsung ada anak yang kurang memperhatikan, ada anak yang berbicara dengan temannya b) Memeriksa lembar kerja siswa
e. Refleksi
a) Dengan menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw
pada pembelajaran siklus I siswa sudah dapat memahami konsep bilangan sehingga hasilnya meningkat
b) Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran siklus I dengan model
c) Hasil tes evaluasi pada siklus I belum memenuhi target 75,0 maka akan diperbaiki pada siklus selanjutnya
2) Siklus II
a. Kegiatan Awal
- Berdoa, dilanjutkan mengabsen siswa
- Menyiapkan buku, bahan dan media pembelajaran - Apersepsi, tanya jawab
- Memotivasi b. Kegiatan Inti
- Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan cooperative learning teknik jigsaw dan membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 4 orang
- Guru membagi soal
- Siswa dengan materi atau soal sama tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan dua angka bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha menguasai materi sesuai dengan materi dan soal yang diterima
- Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya
- Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi dari siswa lain
- Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal - Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal
- Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang benar
- Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyelesaikan tugas sebelum waktu selesai
- Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil belajar akhir siklus I
c. Kegiatan Akhir
- Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk layanan konseling baik secara individu maupun kelompok
d. Observasi
Mencatat hasil tes anak e. Refleksi
1. Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian
khusus yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung 2. Membandingkan analisis siklus I dan siklus II dan menarik
kesimpulan tentang peningkatan prestasi belajar penggunaan
cooperative learning teknik jigsaw
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu data primer dan data skunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya, sedangakan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui perantara. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya yaitu dengan melakukan tes akhir (post test)
1. Peubah
Dalam penelitian ini, peubahnya adalah prestasi belajar siswa dalam suatu pelajaran matematika khususnya operasi bilangan campuran 2. Indikator
Peningkatan prestasi belajar siswa dalam operasi hitung campuran 3. Jenis data
Data yang diperoleh dari skor ulangan 4. Cara pengumpulan data
Data dikumpulkan dengan melakukan ulangan pada setiap akhir siklus 2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian hasil seorang guru menggunakan alat pengukur yang disebut tes. Berdasarkan masalah penelitian, jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Bentuk instrumen yang digunakan berupa bentuk tes yaitu bentuk tes pilihan ganda.
mengukur kemampuan siswa adalah jenis tes prestasi belajar dan tes kemampuan belajar (Ign. Masidjo,1995:38-39). Tes pilihan ganda adalah bentuk penilaian yang terdiri atas suatu pernyataan atau pertanyaan dan sejumlah pilihan atau alternatif jawaban. Sedangkan tes melengkapi berupa suatu pernyataan yang belum lengkap, di mana siswa diminta untuk melengkapi pernyataan tersebut dengan satu kata, satu formula kalimat singkat atau satu angka (Ign. Marsidjo,1995:53).
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah soal-soal ulangan tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Jumlah soal adalah 10 soal yang berupa pilihan ganda/PG untuk masing-masing siklus, dan dideskripsikan dalam kisi-kisi soal yang telah dibuat.
Tabel 2: Peubah dan Instrumen Penelitian
Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
Prestasi
tes tertulis Lembar evaluasi
Menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa diperoleh dengan membagikan jumlah nilai seluruh siswa dengan jumlah siswa. Nilai rata-rata dihitung dengan rumus :
∑n Rata-rata (mean) =
Keterangan : ∑n = jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa N = jumlah seluruh siswa
3. Validitas dan Reliabilitas a. Validitas
Validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Alat-alat pengujian di bidang pendidikan dan ilmu jiwa dirancang untuk menaksir bangunan pengertian (construct) seperti prestasi belajar, kecerdasan, kreativitas, bakat, sikap, motivasi dan sebagainya (Arief Urchan, 2007:293)
Sedangkan Masidjo (2010:242) menyatakan validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid dapat dilihat dari keadaan dirinya dan setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah
valid. Apabila setelah diperbandingkan menunjukkan kesesuaian mengenai hal atau apa yang mau diukur, dikatakan tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu.
memberikan hasil ukur yang sesuai maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Rumus korelasi yang dapat digunakan untuk menghitung validitas instrumen adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, dengan rumus angka kasar yaitu :
= .∑ −(∑ ) (∑ )
∑ −(∑ ) ( ∑ −(∑ )
Keterangan :
rxy : Koefisien validitas
x : Jumlah skor dalam sebaran x
y : Jumlah skor dalam sebaran y
xy : Jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan
x2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
y2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
N : Banyaknya subyek
Uji coba validitas soal tes tiap siklus dilaksanakan di SD Negeri Giriwarno kelas II yang berjumlah 20 siswa pada taraf signifikan 5%=0,444 (dilihat pada tabel harga kritis r product moment).
b. Reliabilitas
Menurut Masidjo (2010:310), reliabilitas suatu tes adalah taraf dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Reliabilitas pada dasarnya menunjukkan pada konsep sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan tetap.
Uji reliabilitas tes akan menggunakan teknik belah dua atau gasal genap. Hasil suatu tes dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama adalah gasal dan bagian kedua adalah genap.
= 2 × atau 1− atau
Keterangan :
rtt : Koefisien reliabilitas
rgg : Koefisien gasal – genap
rbb : Koefisien belahan I dan II
Tabel 3. Tabel Kualifikasi Reliabilitas
Koofisien Korelasi (x) Kualifikasi 0,91 – 1,00
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian tindakan kelas ini adalah analisis kuantitatif. Data tersebut diperoleh dari hasil post tes pada siklus I dan siklus II dari hasil siswa menyusun bilangan secara urut serta hasil tes evaluasi yang diberikan peneliti.
Sebelum membuat soal evaluasi dibuat peneliti membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu dengan cakupan beberapa indikator yang ingin dicapai oleh peneliti. Kisi-kisi dibuat sebagai panduan untuk mempermudah dalam membuat soal evaluasi yang tepat dan sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Peneliti menggunakan 10 soal mencakup beberapa indikator yang ingin dicapai dalam penelitian. untuk memastikan bahwa item-item soal sahih dan andal, maka dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Soal yang telah dibuat sebelum digunakan penelitian diujicobakan terlebih dahulu di kelas yang tingkatnya di atas kelas yang akan menjadi
obyek dalam penelitian, yang dalam hal ini adalah kelas II Tabel 4. Kriteria Keberhasilan
Cara menghitung peningkatan prestasi belajar
a. Penyekoran Benar : 1 Salah : 0
b. Menghitung jumlah skor setiap siswa
c. Menghitung nilai setiap siswa dengan rumus:
d. Menghitung Nilai Rata-rata
Ket : ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa n = Jumlah seluruh siswa
e. Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM, dengan rumus:
Uji normalitas K-S dengan SPSS 16.0 Nilai Akhir = jumlah skor setiap siswa x 10
Nilai rata-rata (N) =
n N
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Tentang Bilangan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning teknik jigsaw pada Siswa Kelas I SDN Giriwarno Kaliangkrik, Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012” dilaksanakan selama dua minggu. Dimulai pada tanggal 28 Mei 2012 sampai dengan 1 Juni 2012.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Untuk menilai prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika, peneliti menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal tes , soal-soal tes. Peneliti juga menyiapkan metode, tempat duduk dan
pembagian kelompok yang digunakan pada pertemuan pertama. b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2012 di kelas I dengan jumlah siswa 16 orang. Pembelajaran berlangsung dengan model cooperative learning teknik
jigsaw dan berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Dan pada siklus pertama diadakan tes kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang telah ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pembelajaran. Adapun tugas guru pengamat adalah mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup yang menghasilkan data apakah guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana (RPP). Hal yang masih kurang dalam siklus ini adalah guru kurang memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang metode cooperative learning teknik
jigsaw sehingga masih ada siswa yang bingung. Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran namun perlu ditingkatkan dalam membimbing siswa. Pada akhir pertemuan siklus I dilaksanakan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran.
d. Hasil Pengamatan
Setelah dilakukan selama dua minggu, hasil yang didapat dari penelitian siklus pertama adalah nilai ulangan siswa sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Nilai Ulangan Matematika Siswa Kelas I Siklus I
No Nama Siswa Nilai
Ketuntasan
Ya Tidak
1 IAZ 80 √
2 LI 60 √
3 MR 70 √
5 MIW 60 √
6 MS 80 √
7 NO 70 √
8 NH 40 √
9 NHD 70 √
10 NHL 70 √
11 PWA 80 √
12 RS 60 √
13 SAP 80 √
14 SKM 90 √
15 SM 80 √
16 TY 70 √
Jumlah 1110 11 5
Nilai Rata-rata 69,38 69% 31%
Prosentase Ketuntasan 69%
e. Refleksi
2. Siklus II a. Perencanaan
Untuk menilai prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika, peneliti menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal tes, soal-soal tes, dan kunci jawaban. Dengan melihat proses pembelajaran pada pertemuan pertama peneliti lebih menyiapkan model pembelajaran yang akan dipakai, tempat duduk dan pembagian kelompok yang digunakan pada pertemuan kedua.
Pelajaran diawali dengan salam dan doa bersama, dilanjutkan presensi siswa. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar senang dan semangat mengikuti pelajaran. Peneliti menyiapkan pembelajaran menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada 1 Juni
2012 di kelas I dengan jumlah siswa 16 orang. Pembelajaran berlangsung dengan model cooperative learning teknik jigsaw dan berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
c. Pengamatan
siswa lebih aktif dan bersemangat dalam menerapkan model
cooperative learning yang dilakukan bersama temannya karena mereka telah memahami model bermain peran. Pada akhir pertemuan siklus II dilaksanakan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima pelajaran.
d. Hasil Pengamatan
Setelah dilakukan penelitian selama dua minggu, hasil yang didapat dari penelitian siklus II adalah nilai tes siswa sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Nilai Ulangan Matematika Siswa Kelas I Siklus II
No Nama Siswa Nilai
Ketuntasan
Ya Tidak
1 IAZ 80 √
2 LI 70 √
3 MR 80 √
4 MF 70 √
5 MIW 80 √
6 MS 80 √
7 NO 80 √
8 NH 60 √
9 NHD 80 √
10 NHL 80 √
11 PWA 90 √
12 RS 50 √
14 SKM 100 √
15 SM 90 √
16 TY 90 √
Jumlah 1280 14 2
Nilai Rata-rata 80,00 87,5% 12,5%
Prosentase ketuntasan 87,5%
e. Refleksi
Dari hasil tes siswa siklus II pada tabel 6 di atas diperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 80,0 meningkat dari nilai rata – rata pada siklus I yaitu 69,38. Karena rata-rata nilai tes telah memenuhi indikator keberhasilan siklus II yaitu 80,0 maka penelitian sudah dikatakan berhasil sehingga penelitian tidak dilanjutkan.
B. Pembahasan
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan rata-rata nilai tes siswa. Untuk memperjelas hasil penelitian yang telah dilakukan, maka akan diperlihatkan ringkasan hasil penelitian sebagai berikut :
Tabel 7. Perbandingan Nilai Tes siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
3 MR 65 70 √ 80 √
4 MF 65 50 √ 70 √
5 MIW 65 60 √ 80 √
6 MS 65 80 √ 80 √
7 NO 65 70 √ 80 √
8 NH 65 40 √ 60 √
9 NHD 65 70 √ 80 √
10 NHL 65 70 √ 80 √
11 PWA 65 80 √ 90 √
12 RS 65 60 √ 50 √
13 SAP 65 80 √ 100 √
14 SKM 65 90 √ 100 √
15 SM 65 80 √ 90 √
16 TY 65 70 √ 90 √
Jumlah 1110 11 5 1280 14 2
Nilai Rata-rata 58,75 69,38 80,0
Persentase Ketuntasan 31,25% 69% 31% 87,5% 12,5%
sudah tercapai. Oleh karena itu penelitian dihentikan pada siklus II dan tidak dilanjutkan.
Pada siklus I penelitian telah dilaksanakan dengan model
cooperative learning teknik jigsaw dalam menyelesaikan soal matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Dalam hal ini guru memberikan contoh penerapan model cooperative learning teknik
jigsaw dan siswa memperhatikan. Hasil nilai yang diperoleh pada siklus I ada 5 siswa yang masih di bawah KKM atau tidak tuntas sedangkan 11 siswa memperoleh nilai di atas KKM atau tuntas. Prosentase ketuntasan yang diperoleh adalah 69% dari 16 siswa. Nilai terendah pada siklus I adalah 40 diraih oleh 1 orang siswa sedangkan nilai tertinggi adalah 90 diraih oleh satu orang juga. Sedangkan nilai rata-rata kelas yang dicapai pada siklus I adalah 69,38.
Penelitian dilanjutkan pada siklus II karena indikator keberhasilan nilai rata-rata kelas 70,0 belum tercapai. Pada siklus II ini
penelitian juga telah dilaksanakan dengan menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw. Guru dalam menerapkan model cooperative learning
58,75 tertinggi adalah 100 diraih oleh 2 orang. Sedangkan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 80,0.
Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan naiknya nilai rata-rata tes siswa dari kondisi awal 58,75 ke siklus I mencapai 69,38 dan siklus II mencapai 80,0. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal prestasi belajar adalah sebanyak 31,25%, selanjutnya mengalami kenaikan pada siklus I menjadi 69%. Dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan menjadi 87,5%. Dengan demikian, hasil penelitian di atas membuktikan hipotesis bahwa penggunaan model cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran matematika. Selain itu model cooperative learning dengan teknik jigsaw memberikan suasana belajar baru dan dapat membantu memotivasi belajar siswa dalam belajar matematika sehinga prestasi belajar mereka dapat meningkat.
Berikut adalah gambar diagram yang menunjukkan capaian nilai rata-rata dan KKM.
Gambar 3 Peningkatan Capaian KKM
Hasil peningkatan prestasi belajar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar No Peubah Indikator Kondisi
awal
Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka siswa kelas I SD Negeri Giriwarno semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pada kondisi awal, rata-rata nilai siswa adalah 58,75 dan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 31,25%. Setelah dikenai tindakan, rata-rata nilai dan persentase siswa yang memenuhi KKM pada siklus I mengalami peningkatan. Rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 69,38 dan persentase siswa yang memenuhi KKM menjadi 69%. Dilanjutkan dengan siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 80,0. Sedangkan, persentase siswa yang memenuhi KKM meningkat menjadi 87,5%..
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyampaikan beberapa saran adalah sebagi berikut:
1. Bagi sekolah : diharapkan mampu memfasilitasi guru dalam
menggunakan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas seperti penerapan model cooperative learning teknik jigsaw.
2. Bagi guru : diharapkan mengoptimalkan penggunaan model
DAFTAR PUSTAKA
Ari Kunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta Rineka Cipta
Asma, Nur. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Drs. Karso, M.Pd, dkk, Pendidikan Matematika I, Depdikbud Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD setara D II, Jakarta 1990
Heruman (2007). Model Pembelajaran Matematika. Bandung; Remaja Rosdakarya
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua (1996). Jakarta : Balai Pustaka Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia
Masijo, Ign. (2010), Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, Yogyakarta, Kanisius
Poerwadarminta, WJS. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Slavin R., (1990), Cooperative Learning: Theory, Research and Practice, Englewoods Cliff, NJ: Prentice-Hall.
Soetomo (1993). Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional
Sukirin (1976). Pokok-Pokok Psykology Pendidikan, FIP IKIP Yogyakarta
Suparno, Paul. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
i
SILABUS Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : 1 / 2 (Genap)
Standar Kompetensi : 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 4.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
Pertemuan I
Materi Pelajaran Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
- Siswa dibagi dalam kelompok tiap
1. Matematika SD/MI kelas I kurikulum 2004 penerbit CV Sahabat 2001-2003
2. Matematika Gemar Berhitung Kurikulum 1994 Penerbit Tiga Serangkai Karangan Supadjo I B (2-7-1994)
3. Asyiknya belajar secara tematik penerbit PT Sarana Panca Karya Nusa Penyusun Asep Sutrisno, Suci Sunduriah, No.22/23 Rh 2006. 4. Matematika I Penerbit Cempaka Putih,
penyusun Nur Akhsan, Hery K dan Thoyibah Maret 2004.
5. Gemar Belajar Matematika Penerbit Aneka Ilmu, Buchori Jumadi, Sutigyo, Dadang gasta.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Tema : Permainan
Mata Pelajaran : Matematika ( 2 Jam Pelajaran ) Kelas / Semester : 1 / 2 (Genap)
Waktu : 1 x pertemuan ( 2 x 35 menit ) Hari / Tanggal : Senin, 28 Mei 2012
I. Standar Kompetensi
4. Melakukan Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar
4.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
III. Indikator
Menuliskan bilangan dua angka dalam bentuk penjumlahan
Mengurangkan belangan dua angka dalam bentuk puluhan dan satuan
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendengarkan penjelasan guru siswa dapat :
1. Anak dapat menuliskan bilangan dua angka dalam bentuk penjumlahan puluhan dan satuan.
2. Anak dapat menentukan pengurangan dua angka dalam bentuk puluhan dan satuan.
3. Anak dapat menuliskan bilangan dua angka dalam bentuk penjumlahan dan pengurangan.
V. Materi dan Metode
Materi : Penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka Metode :
- Cooperative Learning - Ceramah
- Tanya Jawab - Tugas
VI. Sumber dan Alat Sumber :
1. Buku matematika kurikulum 2004 karangan Drs. Sumatno dkk.
2. Buku matematika Tangkas Berhitung IB penerbit PT Remaja Rosda Karya Bandung.
3. Buku pendamping yang relevan.
VII. Langkah-langkah
A. Kegiatan Awal (10 menit)
Salam, berdoa
Absensi
Apersepsi
Informasi materi yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai