• Tidak ada hasil yang ditemukan

2016 Stratejik Sesi 12 Faozi Perencanaan dan Penganggaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2016 Stratejik Sesi 12 Faozi Perencanaan dan Penganggaran"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Sumber Pendanaan

dan

Metode Penyusunan

Anggaran

M. Faozi

(2)

Outline

Pengelolaan keuangan daerah

Sumber-sumber Pendanaan

Metode penyusunan Anggaran

Anggaran Berbasis Kinerja

Penyusunan ABK

Konsep ABK

(3)
(4)

Esensinya:

Esensinya:

1.

1. Bagaimana wewenang, hak & Bagaimana wewenang, hak & kewajiban Daerah ditopang

kewajiban Daerah ditopang

oleh manajemen keuangan

oleh manajemen keuangan

“modernmodern””.. 2.

2. Perlu PP tentang Penyusunan, Perlu PP tentang Penyusunan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan, Pelaporan, Pertanggungjawaban, dan Pertanggungjawaban, dan

Pengawasan Keuda (Pasal

Pengawasan Keuda (Pasal

182 & Pasal 194).

182 & Pasal 194).

Landasan Pikir

Pengelolaan Keuangan Daerah

4

UU 17/2003

UU 17/2003

UU 17/2003

UU 17/2003 UU 1/2004UU 1/2004UU 1/2004UU 1/2004 UU 15/2004UU 15/2004UU 15/2004UU 15/2004 UU 25/2004

UU 25/2004 UU 25/2004

UU 25/2004 UU 33/2004UU 33/2004UU 33/2004UU 33/2004

PP

PP

PP

PP PPPPPPPP PPPPPPPP

UU 32/2004 UU 32/2004 Pasal 222 Pasal 222 Pasal 237 Pasal 237 UU 32/2004 UU 32/2004 Pasal 222 Pasal 222 Pasal 237 Pasal 237 REVISI REVISI PP 105 PP 105 REVISI REVISI PP 105 PP 105 Pemerintahan Pemerintahan Daerah Daerah Pemerintahan Pemerintahan Daerah Daerah

misal: SAP, dstnya

misal: SAP, dstnya

Omnibus

Omnibus

Regulation

(5)

Tujuan Utama

Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Mempertajam esensi sistem penyelenggaraan pemerintahan Daerah dalam konteks pengelolaan keuangan daerah.

2. Memperjelas distribusi kewenangan (

distribution of authority

) dan memperjelas derajat pertanggungjawaban (

clarity of responsibility

) pada level penyelenggaraan pemerintahan Daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah.

Money Money Follows Follows Fuction Fuction UU 32/2004 UU 32/2004 UU 32/2004

UU 32/2004 PemerintahanPemerintahan

Daerah Daerah Pemerintahan Pemerintahan Daerah Daerah HAK HAK HAK HAK Pasal 21 Pasal 21 KEWAJIBAN KEWAJIBAN KEWAJIBAN KEWAJIBAN Pasal 22 Pasal 22 KELOLA KELOLA & & IMPLEME IMPLEME NTASI NTASI KELOLA KELOLA & & IMPLEME IMPLEME NTASI NTASI Masyarakat 1. Kesejahteraan Rakyat 2. Demokratisasi 3. Otonomi 4. Efisiensi &

Efektivitas Sumber daya 5. Pemberdayaan masyarakat Masyarakat 1. Kesejahteraan Rakyat 2. Demokratisasi 3. Otonomi 4. Efisiensi &

Efektivitas Sumber daya 5. Pemberdayaan

masyarakat

RKPD

RKPD •• PendapatanPendapatanBelanjaBelanja

PembiayaanPembiayaan

PendapatanPendapatan

BelanjaBelanja

PembiayaanPembiayaan

REVISI REVISI PP 105 PP 105 REVISI REVISI PP 105 PP 105

Pasal 23 (1) (2)

Pasal 23 (1) (2) Pe

n g e lo la a n K e u d a P e n g e lo la a n K e u d a Perhatikan Perhatikan kaidah aturan kaidah aturan

hukum yang lain

hukum yang lain

UU/PP/Perpres,

UU/PP/Perpres,

dll

dll

Pasal 167 ayat (2):

Pasal 167 ayat (2):

Pelayanan dasar,

Pelayanan dasar,

pendidikan, kesehatan,

pendidikan, kesehatan,

fasos & fasum, serta

fasos & fasum, serta

jaminan sosial

jaminan sosial

Pasal 167 ayat (3):

Pasal 167 ayat (3): • SABSAB

• SPMSPM

• Standar HargaStandar Harga

• Tolok Ukur KinerjaTolok Ukur Kinerja Urusan

Urusan • WajibWajib

• PilihanPilihan

(6)

PERDA/QANUN

6

RPJP

RPJP DAERAHDAERAH

PERDA/QANUN

PERDA/QANUN

RPJM

RPJM

DAERAHDAERAH

RKP

RKP

DAERAHDAERAH

PENJABARAN PENJABARAN RPJP RPJP 20 TH 5 TH 1 TH

SISTEM PERENCANAAN

SISTEM PERENCANAAN

M U S R E N B A N G D A Arah Kebijakan Arah Kebijakan Keuangan Daerah Keuangan Daerah Strategi Strategi Pembangunan Pembangunan Daerah Daerah Kebijakan Umum Kebijakan Umum Program Kerja Program Kerja Rencana Kerja Rencana Kerja (Kerangka (Kerangka Regulasi) Regulasi) Rencana Kerja Rencana Kerja (Kerangka (Kerangka Pendanaan) Pendanaan) M U S R E N B A N G D A

VISI

VISI

MISI

MISI

ARAH

ARAH

PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN Rancangan Rancangan Kerangka Ekonomi Kerangka Ekonomi Daerah Daerah Prioritas Prioritas Pembangunan Pembangunan Daerah Daerah

Rencana Kerja dan

Rencana Kerja dan

Pendanaan

Pendanaan

(7)

7 APBD APBD APBD APBD KU KU KU KU FKPD FKPD FKPD FKPD Prioritas & Prioritas & Plafon Anggaran Plafon Anggaran Prioritas & Prioritas & Plafon Anggaran Plafon Anggaran RKA RKA RKA RKA POKOK2 POKOK2 PIKIRAN PIKIRAN POKOK2 POKOK2 PIKIRAN PIKIRAN Penjabaran Penjabaran APBD APBD Penjabaran Penjabaran APBD APBD RAPBD RAPBD RAPBD RAPBD DPA SKPD DPA SKPD DPA SKPD DPA SKPD RPJMD RPJMD RPJMD

RPJMD RKPDRKPDRKPDRKPD

RKA SKPD

RKA SKPD

RKA SKPD

RKA SKPD

RKA SKPD

RKA SKPD : Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat : Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

Daerah DPA SKPD

DPA SKPD : Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat : Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

Daerah

SISTEM PENGANGGARAN

SISTEM PENGANGGARAN

(8)

APBD APBD KUA KUA FKPD FKPD PPAS (Prioritas & Plafon Ang Sem)

PPAS

(Prioritas & Plafon Ang Sem)

RKA RKA POKOK2 PIKIRAN POKOK2 PIKIRAN Penjabaran APBD Penjabaran APBD RAPBD RAPBD DPA SKPD DPA SKPD RPJMD

RPJMD RKPDRKPD

RKA SKPD

RKA SKPD

RKA SKPD : Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

DPA SKPD : Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

8

(9)

PANITIA ANGGARAN LEGISLATIF

Sosialisasi kpd Masy

Prioritas & Plafon Anggaran Sementara

Prioritas & Plafon Anggaran Sementara RKA SKPD RKA SKPD Rancangan Perubahan APBD Rancangan Perubahan APBD Perda/Qanun Perubahan APBD Perda/Qanun Perubahan APBD

Klarifikasi Perubahan RAPBD

Pengajuan Ranqanun Perubahan APBD PROSES PERUBAHAN PROSES PERUBAHAN APBD APBD PEMDA DPRD KONDISI MENYEBABKAN PERGESERAN ANGGARAN Kebijakan Umum APBD Persetujuan Ranqanun Perubahan APBD PERATURAN KDH PERATURAN KDH

Juklak & Juknis Plafon Anggaran Standar Harga Formulir RKASKPD SATKER TIM ANGGARAN EKSEKUTIF SATKER SATKER Evaluasi Ranqanun Perubahan APBD

PENGGUNAAN SISA LEBH ANGGARAN TAHUN LALU

PERKEMBANGAN TIDAK SESUAI KUA

(10)

DEFISIT

Dibiayai al. dr :

• Sisa Lebih Perhit Angg Thn Lalu

• Pinjaman Daerah Dan Penjualan

Obligasi Daerah

• Hasil Penjualan Barang Milik Daerah yang Dipisahkan

• Transfer dari Dana Cadangan

SURPLUS

PENDAPATAN

Dimanfaatkan :

Tranfer ke Dana Cadangan

Pembayaran Pokok Hutang

Penyertaan Modal (investasi)

Sisa Perhitungan TH Berkenaan

BELANJA

P E M B I A Y A A N

K O M P O N E N A P B D

K O M P O N E N A P B D

(11)

PEMERINTAHAN DAERAH

PEMDA

DPRD

APBD

SETWAN

(12)

FUNGSI PEMERINTAHAN DAERAH

12

DPRD

Sistem

Manajemen

Keuangan

Daerah

Audit

BPK-RI

Lap Hasil Audit

Anggaran Legislasi

Pengawasan

Pengguna

Tupoksi

Pengelola

(13)
(14)

Sumber-Sumber Pendanaan

(

Berdasarkan UU 33 Tahun 2003 dan UU 28 Tahun 2009)

1. PAD

a. Pajak Daerah

b. Retribusi Daerah

c. Hsl. Pengelolaan Kekayaan Daerah yg dipisahkan d. Lain-lain PAD yang sah

2. DANA PERIMBANGAN

a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak b. Dana Alokasi Umum (DAU)

c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH

a. Dana Hibah b. Dana Darurat

c. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnya

d. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

e. Bantuan Keuangan dari Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnya

(15)

Pengganggaran

(Budgeting)

Penganggaran (budgeting) adalah suatu cara

atau metode yang sistematis untuk

mengalokasikan sumber-sumber daya,

khususnya sumber daya keuangan.

Anggaran (Budget) adalah pernyataan

(16)

Jenis Anggaran

Traditional Budget:

Appropriation budget

Incremental budget

Alocative budget

Line item

Modern Budget (berbasis NPM) :

Planning Programing Bugeting System (PPBS)

Zero-Based Budgeting

Activity-Based Budgeting

Kaizen Budgeting

Target-Based Budgeting

(17)

Fungsi Anggaran

Planning

,

menggabungkan programming,

resource acquisition dan resource allocation.

Controlling and Administrating

,

anggaran

membantu dlm memastikan bahwa sumber

daya diperoleh dan dibelanjakan sesuai dgn yg

direncanakan.

Reporting and evaluating

,

anggaran

(18)

HISTORI ANGGARAN KINERJA

KEPUTUSAN KEPALA DAERAH

PP 105/2000

UU 22/1999 - UU 25/1999

REFORMASI 1

PERATURAN DAERAH

UU 5/1974

LAMA

PP 5/1975 - PP 6/1975

PERATURAN

KEPUTUSAN

INSTRUKSI

MENDAGRI

KEPMENDAGRI 29/2002

PERATURAN DAERAH

(19)

PERATURAN KEPALA DAERAH

PP 58/2005

UU 17/2003;UU 1/2004;UU 15/2004;

UU 25/2004;UU 32/2004;UU 33/2004

REFORMASI 2

(20)

Penyusunan Anggaran dengan Metode ABK pada

SKPD

(Dinas Kesehatan)

RKA SKPD

OUTPUT

OUTCOME

PROGRAM

KEGIATA

N

INPUT

Apa yang digunakan dalam bekerja

Apa yang dihasilkan (barang) atau dilayani

(jasa) Apa yang ingin

dicapai Apa yang dikerjakan

Alat Analisa Belanja : 1.Perwal ttg Standar Harga Barang dan Jasa (Standar Biaya)

2.Analisa Standar Biaya (ASB)

Belum Ada ….

(21)

Skema Pembiayaan

Berdasarkan

Sumber-sumber Anggaran

RPJMD KOTA YK 2011 - 2016

SKN/SKD RENSTRA KEMENKES

MDG’s

SPM KESHTN

RENSTRA DINKES pedoma

n Acuan

APBD APBN

DAK DEKON TP TRANSFE R DAERAH

PROGRAM Percepatan Pencapaian

(22)

Metode Penyusunan Anggaran

Di Negara Kesatuan Republik Indonesia

diatur dalam sejumlah Peraturan

Perundangan yaitu :

22

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara ;

4. Undang-Undang 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah; UU No. 23 Th 2014 ttg

Pemerintah Daerah.-

UU Nomor 23 Tahun 2014.

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pusat dan Pemerintahan Daerah;

7. Permendagri 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah diperbarui dg Permendagri 59 tahun 2007

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan diperbarui

Permendagri No 21 Tahun 2011 ttg Pedoman Pengelolaan

(23)

Dengan Berlakunya Paket Peraturan

Perundangan tersebut, maka terdapat

perubahan mendasar dalam hal metode

penyusunan anggaran

Traditional Budget

yaitu penyusunan

anggaran dengan

pendekatan

Incremental

dan

Line Item

yang

penekanan

pertanggungjawaban pada

setiap

input

yang

dialokasikan

Performance Budget

yaitu penyusunan

anggaran dengan

pendekatan anggaran

kinerja yang penekanan

pertanggungjawabannya

tidak sekedar pada setiap

input tetapi juga pada

ouput dan outcome

Masa Lalu Sekarang

(24)

Perubahan Metode Penyusunan Anggaran tersebut juga

berpengaruh pada aspek pengendalian &

audit keuangan

24

Pengendalian dan Audit Keuangan tidak berjalan dengan baik karena tidak

memasukkan kinerja

Pengendalian dan Audit Keuangan yang dilakukan juga termasuk audit

kinerja Masa Lalu

Sekarang

Lebih menerapkan konsep “value for money” atau konsep 3 E yaitu

Ekonomis, Efisien, & Efektif Artinya, dalam mencari dana

maupun menggunakan dana Pemda dituntut utk selalu memperhatikan tiap rupiah dana

(uang) yang diperoleh dan digunakan

(25)

Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)

Performance Based Budget

TUJUAN :

Untuk meningkatkan efisiensi alokasi dan

produktivitas (

allocative and productive

efficiency

) dari belanja pemerintah.

Marc & Jim, 2005

PBB adalah prosedur atau mekanisme untuk

memperkuat keterkaitan antara dana yang diberikan

kepada instansi/lembaga pemerintah dengan

outcome

(hasil/dampak) dan/atau

output

(keluaran), melalui

pengalokasian anggaran yang didasarkan pada

informasi ‘formal’ tentang kinerja.

Informasi kinerja ‘formal’: informasi mengenai ukuran

kinerja (

performance measure

), ukuran biaya untuk

masing-masing kelompok

output

dan

outcome

, dan

(26)

Siklus Anggaran

(27)

Implementasi Metode ABK

RPJM

NASIONAL RKP

RPJP

DAERAH DAERAHRPJM RKPD

RENSTRA SKPD RENJA SKPD RENSTRA KL RENJA KL dijabarkan Pedoman Pedoman Pedoman dijabarkan diacu Pedoman Pedoman Pe m e rin ta h Pu sa t Pe m e rin ta h D a e ra h

diacu diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANG RPJP

NASIONAL

Pedoman

(28)

RPJM NASIONA

L

RKP RAPBN APBN

RPJP DAERAH

RPJM

DAERAH RKPD RAPBD APBD

RENSTRA SKPD

RENJA

SKPD RKA –SKPD PENJABARAN APBD RENSTRA

KL

RENJA

KL RKA -

KL RINCIAN APBN dijabarkan Pedoman Pedoman Pedoman dijabarkan diacu Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Pe m e rin ta h Pu sa t Pe m e rin ta h D a e ra h

PERENCANAAN PROGRAM PENGANGGARAN

diacu diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANGDA Pedoman

Pedoman

KUA/

PPAS Pedoman

RPJP NASIONA

L

Pedoman

PROSES INTEGRASI DOKUMEN

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

(29)

Implementasi dokumen perencanaan SKPD

(basis penyusunan ABK Dinas Kesehatan)

RPJMD KOTA YK 2011 - 2016

SKN/SKD RENSTRA KEMENKES P E D O M A N VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN RENSTRA DINKES PROGRAM KEGIATAN NILAI RENJA TAHUNAN MUSRENBANG RKA-SKPD Performance Based Budgetting Input Ouput Outcome MDG’s SPM KESHTN K O N S I S T E N S I

(30)

Konsep Anggaran

Berbasis Kinerja

(31)

Prinsip-prinsip

Penganggaran

1.

Transparansi dan akuntabilitas

anggaran

2.

Disiplin anggaran

3.

Keadilan anggaran

(32)

Anggaran Berbasis Kinerja

(ABK) - Definisi

“The Concept of Performance Budgeting assumes that

a systematic presentation of performance information

alongside budget amounts will improve budget

decision-making by reforcusing funding choices on

program results” (Government Accounting Office

(GAO))

Anggaran berbasis kinerja (ABK) merupakan

pendekatan yang sistematik dalam rangka

membantu pemerintah menjadi lebih responsif

kepada publik dengan cara mengaitkan

(33)
(34)

PENGANGGARAN BERBASIS

KINERJA

Penyusunan anggaran berbasis kinerja

dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan

antara pendanaan dengan keluaran dan hasil

yang diharapkan termasuk efisiensi dalam

pencapaian hasil dan keluaran tersebut.

Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja

diperlukan indikator kinerja, standar biaya,

dan evaluasi kinerja dari setiap program dan

jenis kegiatan.

Tingkat keluaran kegiatan yang direncanakan

(35)

Anggaran Berbasis Kinerja

(ABK)

S

S

istem perencanaan, penganggaran, dan

istem perencanaan, penganggaran, dan

evaluasi yang dilakukan dengan

evaluasi yang dilakukan dengan

mempertimbangkan keterkaitan antara

mempertimbangkan keterkaitan antara

pendanaan dengan keluaran dan hasil

pendanaan dengan keluaran dan hasil

yang diharapkan

yang diharapkan

Be

Be

ntuk penganggaran yang mengaitkan

ntuk penganggaran yang mengaitkan

kinerja dengan alokasi anggaran.

(36)

1.

1.

Satuan Kerja

Satuan Kerja

pengelola anggaran dan

pengelola anggaran dan

penanggungjawab pencapaian kinerja

penanggungjawab pencapaian kinerja

2.

2.

Kegiatan

Kegiatan

syarat utama dapat dibentuknya

syarat utama dapat dibentuknya

satuan kerja dan unsur dinamis yang

satuan kerja dan unsur dinamis yang

mengarahkan untuk mencapai kinerja

mengarahkan untuk mencapai kinerja

3.

3.

Keluaran/Output

Keluaran/Output

syarat utama

syarat utama

ditetapkannya kegiatan dan sebagai ukuran

ditetapkannya kegiatan dan sebagai ukuran

keberhasilan suatu satuan kerja

keberhasilan suatu satuan kerja

4.

4.

Standar Biaya

Standar Biaya

upaya efisiensi

upaya efisiensi

pemanfaatan anggaran untuk membiayai

pemanfaatan anggaran untuk membiayai

kegiatan dalam mencapai keluaran

kegiatan dalam mencapai keluaran

5.

5.

Jenis Belanja

Jenis Belanja

biaya masukan/input

biaya masukan/input

(37)

Anggaran

Berdasarkan

Prestasi

Kinerja

Capaian kinerja

Capaian kinerja

Indikator kinerja

Indikator kinerja

Analisis standar harga

Analisis standar harga

Standar satuan harga

Standar satuan harga

Standar pelayanan minimal

Standar pelayanan minimal

Penyusunan

anggaran

berdasarkan

prestasi kinerja

dilakukan

berdasarkan

Penyusunan

anggaran

berdasarkan

prestasi kinerja

dilakukan

berdasarkan

(38)

Dasar

Dasar

Penyusunan ABK

Penyusunan ABK

a.

a. capaian kinerja;

capaian kinerja;

ukuran prestasi kerja yang akan

ukuran prestasi kerja yang akan

dicapai dari keadaan semula

dicapai dari keadaan semula

faktor kualitas,

faktor kualitas,

kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari

kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari

setiap program dan kegiatan

setiap program dan kegiatan

b.

b. indikator kinerja;

indikator kinerja;

ukuran keberhasilan yang dicapai

ukuran keberhasilan yang dicapai

pada setiap program dan kegiatan SKPD

pada setiap program dan kegiatan SKPD

c.

c. analisis standar belanja;

analisis standar belanja;

penilaian kewajaran atas

penilaian kewajaran atas

beban kerja dan biaya yang digunakan untuk

beban kerja dan biaya yang digunakan untuk

melaksanakan suatu kegiatan

melaksanakan suatu kegiatan

d.

d. standar satuan harga;

standar satuan harga;

harga satuan setiap unit

harga satuan setiap unit

barang/jasa yang berlaku di suatu daerah

barang/jasa yang berlaku di suatu daerah

e.

e. standar pelayanan minimal;

standar pelayanan minimal;

tolak ukur kinerja dalam

tolak ukur kinerja dalam

menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan

menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan

dasar yang merupakan urusan wajib daerah.

(39)

Konsep Umum Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)

ABK adalah sistem penyusunan dan

pengelolaan anggaran yang berorientasi pada

pencapaian hasil (kinerja)

Kinerja harus mencerminkan efisiensi dan

efektivitas pelayanan publik

berorientasi

pada kepentingan publik.

Aspek atau peran Pemerintah Daerah tidak

(40)

Landasan Hukum ABK di Tingkat

Daerah

PP No.105/2000 & PP No.108/2000

UU No.22/1999 - UU No.25/1999

REFORMASI I

Pasal 19 ayat 2

“Usulan program, kegiatan, dan

anggaran…. disusun berdasarkan

prinsip-prinsip anggaran kinerja”

Kepmendagri No.29/2002

REFORMASI II

UU No.32/2004 –

UU No.33/2004

PP No.58/2005

Permendagri No.13/2006

UU No.17/2003 & UU No.1/2004

(41)

Alur Penganggaran Berbasis Kinerja

Identifikasi masalah dan potensi dalam masyarakat

Menyelesaikan masalah dan mengoptimalkan potensi

melalui program/kegiatan

Program/kegiatan + indikator kinerja + target kinerja

dikuantitatifkan dalam nilai rupiah (dalam bentuk

anggaran)

Dipertanggungjawabkan melalui LPJ di akhir periode

LPJ meliputi:

Laporan kuantitatif

: Neraca, APBD, Aliran Kas, Catatan

Laporan Keuangan

Laporan kualitatif

: tingkat capaian program/kegiatan dalam

satu periode anggaran

Masalah/ potensi

Program/ kegiatan

Laporan

(42)

Perda APBD RPJPD MUSRENBANGDA RKPD PEMDA PERATURAN KDH Juklak & Juknis Plafon Anggaran

Standar Harga Formulir RKA SKPD RENSTRA SKPD RENJA SKPD SATKER TIM ANGGARAN EKSEKUTIF RAPBD RPJMD PANITIA ANGGARAN LEGISLATIF Pengajuan Raperda APBD Evaluasi Raperda APBD RKA SKPD KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) Prioritas & Plafon Anggaran Sementara

(PPAS)

EVALUASI KINERJA MASA LALU

(43)

PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN APBD

PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN APBD

JANUARI-APRIL

JANUARI-APRIL MEI-AGUSTUSMEI-AGUSTUS SEPTEMBER-DESEMBERSEPTEMBER-DESEMBER

Musrenbang SE/Pedoman Mendagri

Pembahasan Rancangan KUA & PPAS Rancangan Awal Kerangka Ekonomi Daerah

Pemutakhiran Data & Proyeksi Ekonomi &

Fiskal Indikatif Tahunan RPJMD/Dokumen Perencanaan Daerah Yg disepakati SE Prioritas Program & Indikasi Pagu Rencana Kerja Pemerintah Daerah

RENSTRA SKPD RENJA SKPD SKPDRKA

Rancangan KUA & PPAS

Pedoman Penyusunan RKA SKPD, KUA, Prioritas & Plafon

Nota Kesepakatan KUA, Prioritas &

Plafon Ttg APBDRaperda

Ra Per KDH Ttg Penjab

APBD

Perda Ttg APBD

Pert. KDH ttg Penjab APBD RAPBD & Lampiran Pembahasan Tim Anggaran Pemda Pembahasan Tim Anggaran Pemda Pengesahan Draft

DPA SKPD DPA SKPD

(44)

Pelaporan Keuangan untuk

Pertanggungjawaban

(Accountability)

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Neraca

3. Laporan Arus Kas

(45)

PELAKSANAAN ANGGARAN KINERJA

1. Anggaran belanja cenderung ditetapkan LEBIH TINGGI.

2. Anggaran pendapatan cenderung ditetapkan LEBIH RENDAH.

3. Kurangnya keterpaduan antara perencanaan dengan penganggaran.

4. Relevansi Program / Kegiatan: kurang responsif dengan permasalahan dan / atau kurang relevan dengan peluang yang dihadapi.

5. Konsistensi & sinkronisasi program masih relatif lemah; baik secara vertikal maupun horizontal.

6. Program / kegiatan saling tumpang tindih antar SKPD dan bahkan saling meniadakan.

Apakah sudah menjawab permasalahan dasar masyarakat ?

Apakah sudah menjawab permasalahan dasar masyarakat ?

Budgetary Slack Budgetary

(46)

7. Pertanggungjawaban Kinerja Kegiatan Masih Tetap Cenderung Fokus Pada Pelaporan Penggunaan Dana.

Paling Tidak, Sebelum Pp 8 / 2006 Ditetapkan, Keterpaduan Laporan Keuangan Dengan Laporan Kinerja Masih Belum Jelas.

8. Spesifikasi Indikator Kinerja Dan Target Kinerja Masih Relatif Lemah. Pada Beberapa Kasus, Penetapan Besar Belanja Tidak Didasarkan Pada Target Kinerja Keluaran (Output) Atau Hasil (Outcome). Volume Output Diubah, Tetapi Total Belanja Tidak Berubah

9. Indikator Kinerja Untuk Belanja Administrasi Umum (Dulu Disebut: Belanja Rutin) Masih Tetap Belum Jelas.

10. Honor pada tiap kegiatan.

11. Penetapan APBD seringkali terlambat, dan perubahan APBD seringkali di akhir tahun Anggaran.

12. Manajemen Pendanaan Kesra: Mengapa Kabupaten X Mampu Menggratiskan Yankesmas Serta Wajar 12 Tahun, Sedangkan Kabupaten Kita Tidak

(47)
(48)

ANGGARAN: * Pendapatan

* Belanja

RASK 1 (1)

RASK 2 (2)

RASK 2A (3)

Visi Misi Tujuan

Sasaran Tupoksi

Program

Kegiatan

RASK 3 B (6) BELANJA

RASK 3 A (7) PENDAPATAN

UNIT KERJA RASK 3

(8)

RASK 3 B1 (5a) REKAP

BELANJA LANGSUNG

RASK 3 B2 (5B) ANGGARAN BELANJA

TIDAK LANGSUNG

RASK 3 B1.1 (4a) BELANJA LANGSUNG

(49)

RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN,

BELANJA DAN PEMBIAYAAN SKPD

RKA SKPD

RKA SKPD

Formulir RKA SKPD merupakan

ringkasan anggaran SKPD yang sumber

datanya berasal dari peringkasan

RKA SKPD 1

RKA SKPD 1

RKA SKPD 2.1

RKA SKPD 2.1

RKA SKPD 2.2.1

RKA SKPD 2.2.1

Pendapatan Menurut Kelompok & Jenis

Pendapatan Menurut Kelompok & Jenis

Belanja Tidak Langsung Menurut

Kelompok & Jenis

Belanja Tidak Langsung Menurut

Kelompok & Jenis

Belanja Langsung Menurut

Kelompok & Jenis

Belanja Langsung Menurut

(50)

ALUR PENGERJAAN RKA-SKPD

ALUR PENGERJAAN RKA-SKPD

RKA SKPD 1 (Pendapatan)

RKA SKPD 2.1 (Belanja TL)

RKA SKPD 2.2 (Rekap Belanja LS)

RKA SKPD 3.1 (Penerimaan Pemby)

RKA SKPD 3.2 (Pengeluaran Pemby)

RKA SKPD

(Ringkasan Anggaran) RKA SKPD 2.2.1

(51)

R - 2.2

R - 2.2

R - 1

R - 1

Rincian Anggaran Pendapatan

R - 2.1

R - 2.1

Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung

R - 3.1

R - 3.1

Rincian

Penerimaan Pembiayaan

R - 3.2

R - 3.2

Rincian Pengeluaran Pembiayaan R - R - 2.2.1 2.2.1 R - R - 2.2.1 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung

R - 0

R - 0

S E K D H tt g Pe d o m a n Pe n y u su n a n R K A S K P D

Bagaimanakah proses penyusunan RKA SKPD ?

1. SKPD menerima Surat Edaran KDH tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD.

2. SKPD menyusun Rincian Anggaran Pendapatan untuk menghasilkan R-1 (= RKA-SKPD 1). Hanya oleh SKPD pemungut pendapatan.

3. SKPD menyusun Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung untuk menghasilkan R-2.1 (= RKA-SKPD 2.1)

4. SKPD menyusun Rincian Anggaran Belanja Langsung tiap kegiatan utk menghasilkan R-2.2.1 (= RKA-SKPD 2.2.1)

5. Kemudian, seluruh R-2.2.1 (RKA-SKPD 2.2.1) direkapitulasi untuk menghasilkan R-2.2. (= RKA SKPD 2.2)

6. SKPD yang bertindak sebagai SKPKD menyusun Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah untuk menghasilkan R-3.1 (= RKASPKD 3.1)

7. SKPD yang bertindak sebagai SKPKD menyusun Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah untuk menghasilkan R-3.2. (= RKASKPD 3.2)

8. SKPD mengkompilasi dokumen-dokumen R di atas menjadi R-0.

(52)

Kode

Nama Formulir

RKA SKPD

Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat Daerah

RKA SKPD 1

Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah

RKA SKPD 2.1

Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah

RKA SKPD 2.2.1

Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah

RKA SKPD 2.2

Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah

RKA SKPD 3.1

Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
(53)

Formulir RKA SKPD 1

menyusun rencana

pendapatan SKPD dalam tahun anggaran yang

direncanakan

Nomor kode rekening dan uraian nama kelompok,

jenis, obyek & rincian obyek pendapatan yang

dicantumkan dalam formulir RKA SKPD

sesuai

pendapatan tertentu yang akan dipungut dari

pelaksanaan Tupoksi SKPD

Pengisian rincian penghitungan tidak

diperkenankan mencantumkan satuan ukuran yang

tidak terukur

RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN

(54)

Rincian Anggaran

Belanja Tidak Langsung

RKA SKPD 2.1

RKA SKPD 2.1

• Formulir RKA SKPD 2.1 merupakan formulir

untuk menyusun rencana kebutuhan

belanja tidak langsung SKPD dalam tahun

anggaran direncanakan

(55)

Rincian Anggaran

Belanja Langsung

Menurut Program dan Kegiatan

RKA SKPD 2.2.1

RKA SKPD 2.2.1

•Formulir RKA SKPD 2.2.1 digunakan

untuk merencanakan belanja langsung

dari setiap kegiatan dan diprogramkan

(56)

•Formulir RKA SKPD 2.2 merupakan formulir

rekapitulasi dari seluruh program dan kegiatan

SKPD yang dikutip dari setiap formulir RKA

SKPD 2.2.1

•Kolom 10 (jml Th n + 1) diisi dengan jumlah

menurut program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan 1 tahun berikutnya. Kolom no diisi

apabila program dan kegiatan direncanakan

akan selesai lebih dari satu tahun

Rekapitulasi Belanja Langsung

(57)

• Formulir ini tidak diisi oleh SKPD lainnya,

tetapi diisi oleh Sekretariat Daerah

apabila SKPKD merupakan bagian dari

Unit Kerja Sekretariat Daerah

• Jika SKPKD bukan merupakan bagian dari

Unit Kerja Sekretariat Daerah, maka

pengisian RKA SKPD 3.1 & 3.2 dilakukan

oleh SKPKD

Rincian Penerimaan

& Pengeluaran

Pembiayaan

RKA SKPD 3.1 & 3.2

(58)

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROGRAM SKPD PROGRAM SKPD KEGIATAN KEGIATAN BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA

TIDAK LANGSUNG LANGSUNGBELANJA

BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil

Belanja Bantuan Keuangan

Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil

Belanja Bantuan Keuangan

B. Pegawai B. Barang& Jasa B. Modal

(59)

STRUKTUR APBD

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH xxx

DANA PERIMBANGAN (DAU, DAK) xxx LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

(Dekon, HWS, Jamkesmas) xxx xxx

BELANJA

BELANJA LANGSUNG xxx

BELANJA TIDAK LANGSUNG xxx xxx

SURPLUS/DEFISIT

xxx

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN xxx

PENGELUARAN PEMBIAYAAN xxx

PEMBIAYAAN NETO

xxx

SILPA

xxx

(60)

PENDAPATAN

PAD

Pajak Daerah

Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

Lain-lain PAD yang sah

DANA PERIMBANGAN (Pusat)

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Dana Alokasi Umum (DAU)

APBD

Dana Alokasi Khusus (DAK)

APBD

Peralatan

dan Perlengkapan

Dana dekonsentrasi (Dekon)

Propinsi

(61)

BELANJA DAERAH

Dirinci

urusan, organisasi, program, kegiatan, jenis,

obyek dan rincian obyek belanja

Urusan

berdasarkan penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah

daerah

Organisasi

berdasarkan SKPD yang bertanggungjawab

melaksanakan urusan tersebut dan bertindak sebagai

pusat-pusat pertanggungjawaban uang/barang

Program dan kegiatan

sesuai dengan kebutuhan dalam

rangka melaksanakan fungsi pemerintahan daerah yang

menjadi tanggungjawab SKPD

(62)

BELANJA UNTUK DAERAH

1. Dana Perimbangan

a. Dana Bagi Hasil

b. Dana Alokasi Umum

c. Dana Alokasi Khusus

2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

a. Dana Otonomi Khusus

b. Dana Penyesuaian

(63)

1. Pelayanan Umum

Pemerintahan

1.1. DPRD & SETWAN 1.2. KDH & WKDH 1.3. SETDA 1.4. BAPPEDA 1.5. DISPENDA 1.6. BANDIKLAT 1.7. BALITBANG 1.8. KPDE

2. Ketertiban dan Keamanan

2.1. Dinas Tramtib 2.2. Kesbang Linmas 2.3. Satpol PP

3. Ekonomi

3.1. DINPERINDAG 3.2. BPMD

3.3. DINTAMB

3.4. Dinas Koperasi 3.5. Dinas Peternakan 3.6. Dinas Pertanian 3.7. Dinas Kehutanan

3.8. Dinas Perkebunan 3.9. Dinas Perikanan & Kelautan

3.10.Dinas Perhubungan 3.11.Dinas Tenaga Kerja

4. Lingkungan Hidup 4.1. Bapedalda

4.2. Dinas Tata Ruang 4.3. Dinas Pertanahan

5. Perumahan dan Fasilitas

Umum

5.1. Dinas Perumahan 5.2. Dinas Tata Kota 5.3. Dinas Pemakaman 5.4. Dinas Pemadam Kebakaran

5.5. Dinas Pertamanan 5.6. Dinas Kebersihan

6. Kesehatan

6.1. Dinas Kesehatan 6.2. RSUD

7. Pariwisata dan Budaya 7.1. Dinas Pariwisata 7.2. Dinas Pemuda dan

Olahraga 7.3. Museum

7.4. Kebun Binatang

8. Pendidikan

8.1. Dinas Pendidikan 8.2. SD/Madrasah Ibtidaiyah 8.3. SLTP/Madrasah Tsanawiyah/Kejuruan 8.4. SMU/Madrasah Aliyah/Kejuruan

9. Perlindungan Sosial

9.1. Dinas Kependudukan 9.2. Dinas Transmigrasi 9.3. BKKB

9.4. Dinas Sosial/Kesra 9.5. Dinas Panti Asuhan

Pemda

PENGKLARIFIKASIAN FUNGSI DAN ORGANISASI

PENGKLARIFIKASIAN FUNGSI DAN ORGANISASI

Pasal 16 Ayat 4 UU No 17/2003

Pasal 16 Ayat 4 UU No 17/2003

Pasal 21 & Pasal 22 UU 32/2004

(64)

KLASIFIKASI BELANJA DAERAH

PP 58/THN 2005 (Pasal 27)

JENIS BELANJA PROGRAM & KEGIATAN

FUNGSI Disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

Urusan yang bersifat wajib dan urusan bersifat

pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota ORGANISASI Disesuaikan dgn susunan organisasi pemerintahan daerah DPRD, kepala daerah & wakil kepala Daerah, sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas, kecamatan, lembaga teknis daerah dan kelurahan

a. Belanja Pegawai b. Belanja barang & jasa c. Belanja modal

d. bunga e. subsidi f. hibah

g. Bantuan sosial h. Belanja bagi hasil &

bantuan keuangan i. Belanja tidak terduga

Penganggaran dalam APBD untuk setiap jenis

belanja berdasarkan ketentuan perundang-undangan Klasifikasi berdasarkan urusan pemerintahan Diklasifikasikan menurut kewenangan pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota

Klasifikasi urusan pengelolaan keuangan

daerah

Untuk keselarasan dan keterpaduan pengelolaan

keuangan daerah

a. Pelayanan Umum b. Ketertiban & Keamanan c. Ekonomi

d. Lingkungan hidup

e. Perumahan & fasilitas umum f. Kesehatan

g. Pariwisata & budaya h. Agama

i. Pendidikan

j. Perlindungan sosial

A

(65)

1. Pelayanan Umum

Pemerintahan

2. Ketertiban & Keamanan 3. Ekonomi

4. Lingkungan HIdup

5. Perumahan dan Fasilitas

Umum

6. Kesehatan

7. Pariwisata & Budaya 8. Pendidikan

9. Perlindungan Sosial 1. Adm. Umum Pemerintahan

2. Pertanian

3. Perikanan & Kelautan 4. Pertambangan & Energi 5. Kehutanan & Perkebunan 6. Perindustrian &

Perdagangan

7. Perkoperasian 8. Penanaman Modal 9. Ketenagakerjaan 10. Kesehatan

11. Pendidikan & Kebudayaan 12. Sosial

13. Penataan Ruang 14. Pemukiman

15. Pekerjaan Umum 16. Perhubungan

17. Lingkungan Hidup 18. Kependudukan 19. Olah Raga

20. Kepariwisataan 21. Pertanahan

FUNGSI

FUNGSI

BIDANG KEWENANGAN

BIDANG KEWENANGAN

PERMENDAGRI

PERMENDAGRI

13/2006

13/2006

KEPMENDAGRI

KEPMENDAGRI

29/2002

29/2002

(66)

PERMENDAGRI 13/2006 KEPMENDAGRI 29/2002

BELANJA ADMINISTRASI UMUM

BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG & JASA BELANJA PERJALANAN DINAS BELANJA PEMELIHARAAN

BELANJA OPERASI & PEMELIHARAAN

BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG & JASA BELANJA PERJALANAN DINAS BELANJA PEMELIHARAAN

BELANJA MODAL

BELANJA BAGI HASIL & BANT. KEU

BELANJA TIDAK TERSANGKA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

BELANJA PEGAWAI BELANJA BUNGA BELANJA SUBSIDI BELANJA HIBAH

BELANJA BANTUAN SOSIAL BELANJA BAGI HASIL

BELANJA BANTUAN KEUANGAN BELANJA TIDAK TERDUGA

BELANJA LANGSUNG

BELANJA BAGI HASIL

BELANJA BANTUAN KEUANGAN BELANJA TIDAK TERDUGA

BUNGA

KEGIATAN

(67)

Kelompok Belanja

Pasal 36

1. Belanja Tidak Langsung (Ps. 37-49)

Merupakan belanja yang tidak dipengaruhi secara

langsung oleh ada tidaknya program dan kegiatan

satuan kerja perangkat daerah yang pengaruh

kontribusinya terhadap prestasi kerja sukar diukur.

2. Belanja Langsung (Ps. 50-54)

Merupakan belanja yang dipengaruhi secara

langsung oleh adanya program dan kegiatan

(68)

BELANJA TIDAK LANGSUNG

Belanja Pegawai dianggarkan pada

belanja organisasi berkenaan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja

Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja

Bagi Hasil, Belanja Bantuan keuangan

(69)

BELANJA LANGSUNG

Belanja Langsung yang terdiri dari

Belanja Pegawai, Belanja Barang & Jasa,

dan Belanja Modal untuk melaksanakan

program dan kegiatan Pemda

(70)

SURPLUS/DEFISIT APBD

Pasal 55-58

Merupakan selisih antara anggaran pendapatan

daerah dan anggaran belanja daerah

Surplus anggaran terjadi bila anggaran pendapatan

daerah diperkirakan lebih besar dari anggaran

belanja daerah

Surplus, dapat dimanfaatkan untuk membayar

cicilan pokok utang yang jatuh tempo, pembelian

kembali obligasi daerah, penyertaan modal

(investasi) daerah, pemberian pinjaman daerah,

transfer ke rekening dana cadangan dan

(71)

Defisit anggaran terjadi bila anggaran

pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil

dari anggaran belanja daerah

Apabila defisit, ditetapkan sumber-sumber

pembiayaan untuk menutup defisit, meliputi

sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu,

transfer dari rekening dana cadangan, hasil

penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,

penerimaan pinjaman daerah dan obligasi

daerah, penerimaan piutang daerah dan

(72)

UU 17/2003

UU 17/2003 UU 1/2004UU 1/2004 UU 15/2004UU 15/2004 UU 25/2004

UU 25/2004 UU 33/2004UU 33/2004

PP

PP PPPP PPPP

PERMENDAGRI 13 / 2006 Pedoman Pengelolaan

keuangan Daerah

PERMENDAGRI 13 / 2006 Pedoman Pengelolaan

keuangan Daerah

misal: PP 24/2005

misal: PP 24/2005

PP 58/2005: Pengelolaan Keuda

(Omnibus Regulation)

UU 32/2004

UU 32/2004

MENUJU PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH YANG SEMAKIN BERKUALITAS

Pasal 182 & Pasal 194 UU 32/2004

Pasal 69 & Pasal 86 UU 33/2004 Pasal 155 PP 58 /2005

Perda Pokok2

Pengelolaan Keu Daerah

Perkada ttg Sistem & Prosedur Pengelolaan Keu Daerah

Psl 330 Permendagri 13/2006 Kandungan lokal berdasarkan kesepakatan bersama yg tidak bertentangan dng peraturan perUUan

SE ttg Pedoman Penyusunan RKA - SKPD

1

Psl 151 Ayat 1 PP 58 / 2005

(73)

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Perencanaan

Perencanaan PelaksanaanPelaksanaan PenatausahaanPenatausahaan PertgjwbanPertgjwban PengawasanPengawasan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan Realisasi Anggaran

Neraca

Laporan Arus Kas

Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK

Ranperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksnan APBD Akuntansi Keuangan Daerah Pemeriksaan Ekstern Pemberian Pedoman Bimbingan Supervisi Konsultasi Pendidikan Pelatihan

Penelitian dan Pengembangan Pembinaan: Pengawasan terhadap pelaksanaan Perda tentang APBD Pengendalian Intern DPA-SKPD

S P D

(Surat Penyediaan Dana) Laporan Realisasi Semester Pertama Perubahan APBD Rancangan DPA-SKPD Ranc. Anggaran Kas SKPD Anggaran Kas Daerah Pelksnaan Angg. Pembiayaan

Pengadaan barang & Jasa, Rapat2, dll.

Pembayaran Gaji

. . . (dll)

Pelksnaan Angg. Belanja Pelksnaan Angg. Pendapatan Intensifikasi Ekstensifikasi Penatausahaan Belanja Bendahara Pengeluaran Penatausahaan Pendapatan Bendahara Penerimaan Kekayaan dan Kewajiban daerah

Kas Umum

Piutang

Investasi

Barang

Dana Cadangan

Utang Akuntansi Keuangan Daerah Penatausahaan Pendanaan Tugas Pembantuan RPJMD RKPD KUA

KUA PPASPPAS

(74)

1 1

Tiap rupiah yang dibelanjakan harus menghasilkan prestasi

kerja tertentu

KEBIJAKAN

program APA dan UNTUK APA?

MANAJEMEN

(75)

• RKPD = Dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

• RKPD disusun UNTUK MENJAMIN keterkaitan dan konsistensi

antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

• RKPD memuat:

Rancangan kerangka ekonomi daerah,

Prioritas pembangunan dan kewajiban daerah,

Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang

dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi

masyarakat.

• RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

• Urutan kegiatan penyusunan RKPD:

Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan;

Penyiapan rancangan rencana kerja;

Musyawarah perencanaan pembangunan; dan

Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

Perencanaan

Perencanaan

RPJMD

RKPD

KUA

KUA PPASPPAS

(76)

• KUA memuat:

target pencapaian kinerja yang terukur dari

program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah

untuk setiap urusan pemerintah daerah

– yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah,

alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan

pembiayaan

– yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya.

• Pembahasan KUA dilakukan oleh TAPD bersama Panitia

Anggaran DPRD dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun

anggaran berikutnya.

• Disepakati dalam sebuah Nota Kesepakatan tentang Kebijakan Umum APBD Tahun XXXX antara:

Pihak Pertama: Kepala Daerah yang bertindak selaku dan atas

nama Pemerintah Daerah

Pihak Kedua: Pimpinan DPRD (Ketua dan Wakil-Wakil Ketua)

yang bertindak selaku dan atas nama DPRD

KEBIJAKAN UMUM APBD

KEBIJAKAN UMUM APBD

Perencanaan

Perencanaan

RPJMD

RKPD

KUA

KUA PPASPPAS

(77)

TARGET PENCAPAIAN KINERJA YANG TERUKUR DARI SETIAP URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

KODE

KODE BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN

DAERAH DAERAH SASARAN SASARAN PROGRAM / PROGRAM / KEGIATAN

KEGIATAN TARGET (%)TARGET (%) ORGANISASIORGANISASI

PAGU PAGU INDIKATIF (Juta INDIKATIF (Juta Rupiah) Rupiah) A

A BB CC DD EE FF GG

URUSAN WAJIB URUSAN WAJIB 1

1 0101 PENDIDIKANPENDIDIKAN Program Program Kegiatan Kegiatan . . . . . . 1

[image:77.780.22.772.131.495.2]

1 0202 KESEHATANKESEHATAN Program Program Kegiatan Kegiatan . . . . . . . . . . . .

tabel 1 di subbab 2 pada KUA

Sesuaikah dengan: • Isu strategis Faktual

• Batas kewenangan & TUPOKSI • Kewajiban Daerah, DPRD & KDH

(78)

• PPAS = Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara adalah:

Rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal

anggaran yang diberikan kepada SKPD

untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD.

• Disusun dengan tahapan sbb:

 menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pilihan;

 menentukan urutan program untuk masing-masing urusan; dan

menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing

program.

• Disepakati dalam sebuah Nota Kesepakatan tentang Prioritas dan Plafon Anggaran APBD Tahun XXXX antara:

 Pihak Pertama: Kepala Daerah yang bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Daerah

 Pihak Kedua: Pimpinan DPRD (Ketua dan Wakil-Wakil Ketua) yang bertindak selaku dan atas nama DPRD

PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

Perencanaan

Perencanaan

RPJMD

RKPD

KUA

KUA PPASPPAS

(79)

MATRIKS PRIORITAS PROGRAM DAN PLAFON ANGGARAN

NO

NO PRIORITAS PROGRAM DAN KEGIATANPRIORITAS PROGRAM DAN KEGIATAN SASARAN PROGRAM / KEGIATANSASARAN PROGRAM / KEGIATAN ORGANISASIORGANISASI JUMLAH PLAFON JUMLAH PLAFON ANGGARAN ANGGARAN A

[image:79.780.22.770.95.522.2]

A BB CC DD EE

tabel 1 di subbab 4 pada PPAS

Sesuaikah dengan: • Isu strategis Faktual

• Batas kewenangan & TUPOKSI • Kewajiban Daerah, DPRD & KDH

(80)
(81)
(82)

Kode Urusan

XXX

XX

XX

X

X

XX

XX

XX

Kode

Organisasi

Kode Kegiatan

Kode Akun

(Pos)

Kode Program

Kode

Kelompok

Kode Rek.

Jenis

Kode Rek.

Obyek

Kode Rek.

Rincian Obyek

(83)

KODE REKENING ORGANISASI

xxx xx xx xx xx xx xx xx xx

01 = DINAS PENDIDIKAN

02 = KESEHATAN 03 = DST …

LAMPIRAN A.I

(84)

KODE PROGRAM

xxx xx xx xx xx xx xx xx xx

15 = PROGRAM 1

Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan

16 = PROGRAM 2

Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

17 = DST …

LAMPIRAN A.VII
(85)

KODE KEGIATAN

xxx xx xx xx xx xx xx xx xx

01 = Pengadaan Obat dan Perbekalan

Kesehatan

02 = Peningkatan Pemerataan Obat dan

Perbekalan Kesehatan

03 = DST . . .

LAMPIRAN A.VII

(86)

KODE AKUN (POS/BAGIAN)

xxx xx xx xx xx xx xx xx xx

01 = ASET

02 = KEWAJIBAN 03 = EKUITAS DANA 04 = PENDAPATAN 05 = BELANJA

(87)

KODE KELOMPOK

xxx xx xx xx xx xx xx xx xx

(88)

KODE REKENING JENIS

xxx xx xx xx xx xx xx xx xx

01 = BELANJA PEGAWAI

02 = BELANJA BARANG & JASA 03 = BELANJA BUNGA

04 = BELANJA SUBSIDI 05 = BELANJA HIBAH

06 = BELANJA BANTUAN SOSIAL 07 = BELANJA BAGI HASIL

(89)

KODE REKENING OBYEK

xxx xx xx xx xx xx xx xx xx

01 = BIAYA BAHAN MATERIAL 02 = BIAYA JASA PIHAK KETIGA

03 = BIAYA CETAK DAN PENGGANDAAN 04 = BIAYA SEWA

(90)

KODE REKENING RINCIAN OBYEK

xxx xx xx xx xx xx xx xx xx

01 = BIAYA SEWA TEMPAT

02 = BIAYA SEWA KENDARAAN/ALAT ANGKUTAN

(91)

STRUKTUR PENGELOLA

KEUANGAN SKPD

BADAN/KANTOR/DINAS PENGHASIL

BADAN/DINAS/KANTOR NON PENGHASIL

DINAS PENDIDIKAN

DINAS KESEHATAN

(92)

BADAN/KANTOR/DINAS PENGHASIL

Pengguna Anggaran: Ka. Badan/Dinas/Kantor

Kuasa Pengguna Anggaran:

KaBag TU/KasubBag TU

KaBid/KaSeksi

KaUPT

PPK SKPD: KasubBag PE dan Keu/staf TU

PPTK: KasubBid/staf UPT/staf seksi

Bendahara pengeluaran: Staf SubBag PE dan

(93)

Bendahara penerimaan : Staf SubBag PE

Bendahara penerimaan : Staf SubBag PE

dan Keu/staf TU

dan Keu/staf TU

Pembantu bendahara pengeluaran: Staf

Pembantu bendahara pengeluaran: Staf

SubBag PE dan Keu/staf TU

SubBag PE dan Keu/staf TU

Pembuat Dokumen

Pembuat Dokumen

Pencatat Pembukuan

Pencatat Pembukuan

Gaji

Gaji

Pembantu bendahara penerimaan : Staf

Pembantu bendahara penerimaan : Staf

SubBag PE dan Keu/staf TU

SubBag PE dan Keu/staf TU

(94)

BADAN/KANTOR/DINAS NON PENGHASIL

Pengguna Anggaran: Ka.

Pengguna Anggaran: Ka.

Badan/Dinas/Kantor

Badan/Dinas/Kantor

Kuasa Pengguna Anggaran:

Kuasa Pengguna Anggaran:

KaBag TU/KasubBag TU

KaBag TU/KasubBag TU

KaBid/KaSeksi

KaBid/KaSeksi

KaUPT

KaUPT

(95)

Bendahara pengeluaran: Staf SubBag PE

Bendahara pengeluaran: Staf SubBag PE

dan Keu/staf TU

dan Keu/staf TU

Pembantu bendahara pengeluaran: Staf

Pembantu bendahara pengeluaran: Staf

SubBag PE dan Keu/staf TU

SubBag PE dan Keu/staf TU

(96)

DINAS KESEHATAN

Pengguna Anggaran: Kepala Dinas

Pengguna Anggaran: Kepala Dinas

Kuasa Pengguna Anggaran:

Kuasa Pengguna Anggaran:

KaBag TU

KaBag TU

KaBid

KaBid

KaUPT

KaUPT

PPK SKPD: KasubBag PE dan Keu

PPK SKPD: KasubBag PE dan Keu

PPTK: KasubBid/staf UPT

PPTK: KasubBid/staf UPT

Bendahara pengeluaran: Staf SubBag PE

Bendahara pengeluaran: Staf SubBag PE

dan Keu

(97)

Pembantu bendahara pengeluaran: Staf

Pembantu bendahara pengeluaran: Staf

SubBag PE dan Keuangan

SubBag PE dan Keuangan

Pembuat Dokumen

Pembuat Dokumen

Pencatat Pembukuan

Pencatat Pembukuan

Gaji

Gaji

Pembantu bendahara pengeluaran:

Pembantu bendahara pengeluaran:

semua UPT (Puskesmas)

semua UPT (Puskesmas)

Pembuat Dokumen

Pembuat Dokumen

Pencatat Pembukuan

Pencatat Pembukuan

Pembantu bendahara penerimaan:

Pembantu bendahara penerimaan:

semua UPT (Puskesmas)

semua UPT (Puskesmas)

(98)
(99)
(100)
(101)

Gambar

tabel 1 di subbab 2 pada KUA
tabel 1 di subbab 4 pada PPAS

Referensi

Dokumen terkait

Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja

Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.. Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah.. Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah.. Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah.. Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan

RINCIAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG MENURUT PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah.. Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan

Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja