Jlni
2fi)1,
Th.XX.
No. 3t!akrawala
pGndldlkan
MAJALAH
ILMIAH KEPENDIDIKAN
PENERBIT LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
.o
CAKRAWALA PENDIDIKAN,'
Visi :
Menumbuhkan Cakrawala Berfikir Partisipatif dalam Pembangunan Nasionalmelalui
Misi ,
tt##:a
^yuundan
pelajaman orientasi Masyarakat pendidikan Indonesia dalam
Pembangunan Nasional'
Penerbit
Lembaga Pengabdian
Fenanggung iawab Ketua PenYunting Angota PenYunting
Penyunting Ahli
Sekretariat
kepada Masylrakat Universitas Negeri Yo gyakarta
Drs. Sukidjo, M.Pd'
irof.
Dr. Soaiq Azis Kuntoro' M'Ed'1.
Prof. Dr. Wuryadi,M'S'
.2.
Prof' Dr. Husain Haikal, MA3.
Prof. Dr. Hj. Darnliyati Zuchdi' M'Ed'4.
Drs. Pardjono, M'Sc', Ph'D'5.
Drs' Sumarno, M'A', Ph'D'6.
Dr. Abdul Gafur DA, M'Sc'7.
Drs. Bambang Subali, M'S'8.
Dr. Nurfina Aznam, APt" S'U'g.
Drs. Soeharto, M'S'O'E', Ph'D'10. Drs. Wawan Sundawan' M'Ed' 11. Drs' Kastam SYamsi, M'Ed'
12. Drs. Bambang PriYanto
l.Prof.Dr'SabarliAkhadiah(UniversitasNegeriJakarta)
2.
prof. Dr. H. Djohar,M.S.
iuniversitas Negeri Yogyakarta)3.
Prof.Dr.PHp.**io,
M'Pd'
(UniversitasN:g?:iSellane)
'
4.Prof'Dr.H.SaidHamidHasan,MA(UniveritasPendidikanlndonesia);.
-pt"i.ot.vr"saAsy'arie
$AINSunan Kalijaga)6.
Prof.Dr. Supiiyoto,M'Pd'
iUSf Taman Siswa Yogyakarta):
1.
Drs. SuPantoro'
2.
Siti Mariana, S.Sos'3.
Sri WiYati, B.Sc.4.
WidiYanto5.
SuPraPtoSK MENTERI PENERANGAN RI :
sTTNoMoR:s20/Srorr.rnxPPG/STT/198I,TANGGAL9MARET198l
ISSN:0216-1370Alamat Redaksi
I.PVT UNTVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Kampus Karangmalang, Yogyak arta .5 5281
Telepon (0274)SSOS3E'o""Erung), (0274) 586168 Psw 233, 346,359 dan273
Fax.0274
-
565500KATA PENGANTAR
Banglalndonesiasedangmenghadapimasalalrkeutrrhanbangsa,disampingsedang
melakukanperjuangandalammenghadapidampakmasaperubalranglobalyangmenimpa
bangsa Indonesia seperti pengaruh budaya dan
nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia. pendidikan nilai, baik nilai-nilai
yang bersumber dari nilai
keagamaanmaupundarinilaibudayabangsalndonesiamenjadiperhatianpemerinrahdan
Lrhususnya para pendidik dalarn upaya rnenjaga
keutuhan bangsa dan membentuk bangsa
Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur'
Dalam terbitan nomor ini cakrawara
pendidikan hadir dengan g (sernb'an) tulisan yang
terdiri dari
5
.ima)
nrlisan yang mangangkat temaperan ronaja masjid dalam ikut
mensukseskanpendidikanbangsa'persatuanbangsa'upayapernberrtukanakhlakbangsa'
artematif solusi menjaga kerukunan dengan pendekatan
agarn4 dan integrdsi bangsa' di
sampingjugabeberapaartikeldengantemapendidikanyanglainsertasaturesensibuktt.
Dawali de,ngan tulisan dari Darmiyati Zuchdi dengan
judul Pendidikan Nilai secara
komprehensif sebagai Alternatif Pernbentukan Akhlak
Bangsa' diikuti dengan tulisan dari
SubardhydenganjudulSikapRemajaMasjidTerhadapNormaKeluargaKecilserta
Implikasinya terhadap Pendidikannya' Tulisan yang mengangkat tema persatuan
bangsa adalatr
tulisan dari L. Hendrowibowo dengan judul
pendidikan Kewarganegaraan (pKn) Menjawab
Tantangan Masa Depan ke Arah lntegrasi Bangsa'
Tulisarrdengantemayanglainyangperludigarisbawahiadalalrtentangparadigmabaru
evaluasi dan paradigma baru pendidikan kejuruan oleh
Barnbang Subali yang berjudul
pembaharuan sistem Evaluasi Dalam skala Mikro dan Skala Mako
pada pengajaran Biologi,
dan tentang pijakan Asas pendidikan Kejuruan dalam
Meng'adapi rantangan perkembangan
TeknologiyangditulisolehPardjono.Dsampingituadasatutulisantentangresensibukuyang
dilakukan oleh Abdul Gafrrr yang berjudul Media Teknologi
Media lnstnrksional'
Kepadaparapembaca'diharapkanadategursapa'kritikdarrsarankepadaparapenulis
maupunredaksidemipeningkatankualitaspenerbitanCakrawalaPendidikanini.Disamping ituredaksijugamengharapkanparapembacauntukdapatmenyumbangkantulisankepada jumal ini demi keberlangsungan penerbitan'
DAFTAR ISI
Pengantar Redaksi
Daftar Isi ... .
l.
Pendekatan pendidikan NiraiSecara Komprehensif Sebagai Suatu
Alternatif pembentukan Akhlak
B;;;;
OIeh : Darmiyati Zuchdi5. Mencari pijakan Azas pendidikan
Kejuruan Daram Menghadapi
Tantangan perkembangan Teknologi Oleh: Pardjono ... -,._..:..
.
.
Pembaharuan Sistem,Evaruasi Daram skara Mikro dan
skara Makro
l1$
lensajaran Biorogi diSMt
Oleh : Bambang Subali... ... ... . ... .
7
'
itrjffiffif,Tlff"?T,t**ruan
ringgi Keorahragaan MenghadapiOIeh: Dimyati
8.
Pendidikan Kewarganegaraan (pkn)Menjawab Tantangan Masa
Depan Ke Arah tntigaii
B*g*---'
"'
Oleh : L. Hendrowibowo ...
.:_
.....
9'
[ftffii,r*rlnstructional
Media And Technotogies For Learning2.
li$n
leryja
Masjid Terhadap NonnaKetuarga Kecit Oleh: Subardhi...
3'
Pluralitas Agama dan Kerukunan UmatBeragama di Indonesia Oleh: Marzuki...
4'
Pora pendidikanAnak wanita pekerja sektor Informar di Kota Yoryakarta
Oleh: Suwarna...
OIeh :Abdul Gafir
159- 166
167
-
t75176
-
186t87
-
196197 -207
208-2t8
2t9 -226
227 -23s
Cakrawala Pendidikan Juni 2001 Th. XX No. 3
PEMBAHARUAN SISTEM EVALUASI DALAM SKALA MIKRO DAN SKALA MAKRO
PADA PENGAJARAN BIOLOGI DI SIVIU
Oleh
:
Bambang SubaliFMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Diterima:8 April 2001
I
disetujui:29 Mei 2001Abstract
The article discussed about the status and function
of
evaluation which isproportionally using both macro and micro scales on
Biology,
speciallyin
SeniorHigh School. The discussion was applied by combining theories and the facts exist.
The result concluded that macro scale evaluation on Biology
in
Senior High Schoolby using the national assessment (Ebtanas)
,
which is only measuring the cognitiveability should be used as a mean to monitor and describe the quality of education in
improving the policy and not to deterrnine the graduation or entrance selection. The
result of analysis on Ebtanas outcomes should be distributed to the teachers in order
to
make any improvementon
teaching quality basedon
cognitive aspect. Thegraduation
or
student achievement on Biology relatedto
the notionof
IPA whichcontains the product and process
skill
was betterto
be assessed by using authenticassessment so that the students' work could be the orientation
of
teaching-learningachievement.
Key words: macro scale evalurtion, micro scale evaluation, authentic asscssment.
Pendrhuluan
Mempermasalahkan pembaharuan
pendidikan
di
SMU
pada khususnyaataupun pembaharuan pendidikan pada
umumnya
tidak
akan
terlepas dari permasalahan pembaharuan kurikulum,pembaharuan strategi (termasuk metode
dan media pembelajaran), dan
pernbaha-ruan sistem evaluasi. Selain
itu
terkaitpula permasalahan
pembaharutn/penga-daan saran-prasarana dan pembaharuan sistem penggajian.
Dari sisi
kurikulum
misalnya,pembaharuan pendidikan
di
SMU sudahdilakukan sejak digulirkannya
Kuriku-lum
1975
sebagai penggantian yangcukup revolusioner terhadap Kurikulum 1968. kemudian Kurikulum 1984
seba-gai
penyempurnaanKurikulum
1975,dan
akhirnya
berlakunya Kurikulum1994
beserta
suplemennya masih mengandung banyak perdebatan.Pembaharuan
strategi
pembe'lajaran secara teoretik sudah dilakukan,
mengingat sejalan dengan pembaharuan
kurikulurn
juga
disertai anjuranpene-rapan strategi
yang
sesuai. Demikianpula
dalam
hal
sistem evaluasinya,setiap penggantian kurikulum disertai
anjuran
penerapanteknik
evaluasisesuai dengan karakteristik
keilmuan-nya. Evaluasi dalarn skala rnakro pun
seperti Ebatanas dimunculkan sebagai
salah satu solusi untuk mermantau dan memetakan mutu pendidikan nasional..
Dari
segi
perbaikan/pengadaansarana-prasarana banyak permasalahan
yang
mengemuka. Demikian pula jikadilihat
dari
sistem penggajian.Ren-dahnya penghargaan terhadap profesi
guru, permberian tunjangan fungsional
yang hampir
samaantar
guru
padajabatan
fungsional
yang
berbedadicurigai pula sebagai kendala terhadap upaya perbaikan pendidikan.
Artikel
ini
hanya
akan
mem-fokuskan pada pembahasan yang berkait
dengan pembaharuan sistem evaluasi
Cakrawala Pendidikan
dalam skala makro
dan
skalamikro-khususnya
dalam mata
PelajaranBiologi
di
SMU
mengingat u-Payaperbai-kan pembelajaran
lida\
dapatitput dari
sistem evaluasi
YangditerapkannYa.
Pengertian Evaluasi Skala Makro dan Skala Mikro
Evaluasi
lebih luas dari
Penr-laiari
(assessment)karena
evaluasimerupakan subsistem
dalarn
sistem pendidikan.Melalui
evaluasi
dapatiik"tuhui
kemajuan dan perkern-banganpenyelenggaraan pendidikan dari waktu
le
waktul.- Melalui evaluasi pula dapatdiketahui sejauh
mana
tindakan yangtelah
dikerjakan
sebelumnyabenar-benar berhlrga.
Hasil-hasil evaluasimerupakan
informasi
Yang
sangatpenting bagi pengambil kebijakan untuk
melangkah
lebih
jauh
dalam.t1:ng-implementasikan program pendidik-an yang diselenggarakan. Dalarn skala
mi-kro,
setiap pengajar sebagai komponenpenyelenggaran
program
pendidikanputt
m"*i1lU
tanggurigjawab
untukhengevaluasi setiap program pembela-jaran yang dise-lenggarakan. Bagi -guru
hasilnya
dipakai
untuk
memperbaikiptogtirn yang disusun, sedangkan bagi
ilr*u
dipakai untuk memperbaiki carabelajarnya agar dapat
lebih
berhasil(Depdikbu d 1997: 2-3).
Hasil
evaluasi
skala
mikrohendaknya
dapat
dimanfaatkan olehpihak
ying
berkepentingan, yaitu baik guru sendiri sebagai perancang pro€ramfembelajaran, dan subyek didik sebagai
'pittut
yang
berkedudukan sebagaipelaku dalam Proses belajar.
Hasil
evaluasi
skala
makrodiharapkan
bermanfaatlebih
luas,karena banyak pihak yang terkait' Hasil evaluasi diharapkan dapat dimanfaatkan
oleh
orangtua
yang rnempercayakananaknya kepada sekolah. Sekolah dan
institusi
di
atasnyajuga
harus dapatmemanfaatkan
hasil
evaluasi
untukJuni 2001 Th. XX No. 3
memper-baiki dan meningkatkan mutu
pe-nyelenggaraan pendidikan. Dengan
demikian
kebijakan baru Yang akanditerapkan benar-benar mampu rnening-katkan harkat dan martabat bangsa'
Permasalahannya
adalah
sistemevaluasi
yang
bagaimanayang
dapatdipertanggungjawabkan
yang
sesuaidengan haklekat belajar
Biologi
padajenjang pendidikan di SMU.
Pengajaran Biologi di SMU
Dalam buku Petunjuk Teknis Mata
pelajaran
Biologi SMU
(DePdikbud,1995)
dikemukakansecara
detailtentang
pengertian
GBPP
dankomponen-komponennya. Dalarn buku
tersebut
juga
dimuat
prinsip-prinsippembelajaran
baik
menYangkutpendekatan, tnetode, pengelolaan kelas
dan laboratorium, dan penilaian (dalam
arti
assess-menl),beserta
contoh-contohnya. Dernikian
pula
tentangperencanaan
pernbelajaran
yangmemberikan
arahan tentang
cararnembuat persiapan mengajar lengkap dengan contoh-contohnya serta
model-rnodel pelaksanaan pernbelajaran yang
memberikan wawasan kePada guru tentang pelaksanaan pembela-jaran yang
baik.
Berkait dengan Pendekatan konseP
dan pendekatan keterampilan proses di
dalam buku tersebut diuraikan secara
detail
pengertian
konseP,
cara mengembangkan konsep dan sub-konsepserta cara menghubungkan antar konsep
sebagai bahan ajar yang lebih bermakna.
Dikemukakan
Pula
Biologi
sebagaibagian dari IPA terdiri dari produk yang
terdiri atas fakta, konsep, prinsip' teori
dan
hukum; serta ProsesIPA
Yangmeliputi berbagai keterampilan' Misal:
(a) keterampilan mengamatt
menggunakan sebanyak mungkin penca
indera,
rnengumPulkanfakta
Yangrelevan, mencari
kesamaan
danperbedaan,
rnengklasifikasikan; (b)teterampilan dalam menafsirkan hasil
Cakrawala Pendidikan
pengamatan
seperti
mencatat secaraterpisah setiap jenis pengamatan, dalam
menghubung-hubungkan
hasil
penga-matan,
(c)
keterampilan menemukansuatu pola dalam seri pengamatan, dan
dalam
mencari
kesimpulan
hasilpengamatan,
(d)
keterampilan dalammeramalkan
apa yang akan
terjadiberdasarkan hasil-hasil pengamatan, (e)
keterarnpilan menggunakan alat/bahan
dan mengapa alat/bahan
itu
digunakan,(0
keterarnpilandalam
menerapkankonsep,
baik
penerapan konsep dalamsituasi
baru,
menggunakan konsepdalam
pengalaman
baru
untukmenjelaskan apa yang sedang terjadi,
maupaun dalam menyusun hipotesis.
Keterampilan
lainnya misal:
(a)keterampilan
dalam
merencanakankegiatan seperti menentukan alat bahan
yang akan
digunakan, menentukanvariabel, menentukan variabel tetap/
bebas
dan
variabel berubah/tergayut,menentukan
apa
yang diukur
dandiamati, menen-tukan cara dan langkah
kerja,
(b)
keterampilan caramengorga-nisasi baik dalam bentuk grafik, tabel atau yang lainnya, (c) keterarnpilan cara
mengolah hasil-hasil
pengamatan.Keterarnpilan
IPA juga
menyangkutketerampilan
dalam
berkomunikasiseperti
(a)
keterampilan menyusunla-poran secara sistematis, (b) menjelaskan
hasil
percobaan atau pengamatan, (c) cara mendiskusikan hasil percobaan, (d)cara membaca grafik atau tabel, dan (e)
keterampilan mengajukan pertanyaan
baik bertanya apa, mengapa dan
bagai-mana, maupun bertanya untuk meminta
penjelasan serta keterarnpilan
menga-jukan pertanyaan yang berlatar belakang
hipotesis.
Menurut (Bryce
dkk.
1990: 2).Pembelajaran
IPA,
mengembangkankemampuan dasar (basic skill) sebagai
kemampuan yang terendah, kemudian
meningkat
ke
kemampuan proses(process
skill\ dan
menuju
kekemampuan investigasi (invesligation
Juni 2001 Th. XX No. 3
skill)
sebagai
kemampuan
yangtertinggi. Kemampuan dasar mencakup:
(a) kemampuan melakukan pengamatan
(observational
skill),
(b)
kemampuanmencatat
data
(recording
skill\,
(c)kemampuan
melakukan
pengukuran(measur-ment
skill\,
(d)
kemampuanmeng-impelemntasikan prosedur
Qtrocedural
skill\,
dan (e) kemampuanmengikuti instruksi
(following
ins-tructions).
Kemampuan prosesmeli-puti:
(a)
kemampuan rnenginferensi(.skill of inference) dan (b) kemam-puan
untuk
menyeleksi
berbagai
cara/prosedur
(selection
of
procedures\.Kemampuan
investigasi
berupakemampuan
merencanakan
danmelaksanakan serta melaporkan hasil
investigasi.
Jika'
digambarkan akantampak model sebagai berikut:
":: l
Cakrawala Pendidikan
Juni 2001 Th. XX No. 3
Pengetahuan tentang alat, prosedur dan
teknik
+
SI KAP
Antusias
Kemampuan mengikuti instruksi
Kemampuan mengimplemetasikan prosedur, teknik atau
menggunakan
oeralatan
+
l-
r.",*rp,*
1I
memaniputasiI
I
x"t"tor"nl
I
rd**,""
I
I knowlwdge
I
mensinferensi II
oankosnitif
I
I
f-l
I
/
IKemampuan menyeleksi cara yang tepat untuk memecahkan masalah
+
lx","."'pr*
I
I
mencatatdata
I
I
Kemampuan II
melakukan
II
pengu*uran
IKemampuan
memilih/menemukan eral alatt
prosedur untuk memecahkan
masalah yang spesifik
[image:8.612.69.543.75.756.2]Kemampuan melakukan pengamatan
Gambar 1. Kinerja yang dirakukan pada proses IpA (sumber; Bryce
dkk,
1990: 2)Dalam proses pembelajaran IpA menurut
Towle
(1989:16-31)
harusbertumpu
pada
proses ilmiah. prosesilmiah
tersebut melibatkan berbagaiketerampilan.
Misal
keterampilanmelakukan pengamatan dan rnengoieksi
data,
termasuk
kemarnpuanmenggunakan
alat dan
rnelaporkan informasi yang spesifik yang beikaitandengan
hasil-hasil
pengarnatannya(observing
and collectiig
aaiy.
Keterampilan
lainnya yaitu:
(a)keterampilan
melakukan pengukuran,termasuk
kemampuan menggunakanberbagai alat
ukur
(measuriig), jugaketeram-pilan
mengorganisasi datadalam bentuk
grafik,
tabel, diagram,peta
ataupunurutan
dengan polatertentu
agar
lebih
bermakna/muaandipaha-mi
Qtrganizing
data),
danketeram-pilan rnengklaiifikasi'data ke
dalarn suatu
pola
tertentu
untukmengha-silkan
pola yang
baru berdasarkan karakteristik -daii
obyekyang
diamati,
misal
mengkalsifikasiberdasarkan
ciri-ciri
moifologinya, berdasar cara hidup, berdasar tr-aUitat(cla.ssi./ying).
Keterampilan
meru-muskan hipotesis sebagai
suatupernyataan
yang
siap
d,iuji/testable(hypothesizi
ng),
memprediksi berbagaihal yang relevan dalam rangka *"ng-uii
Cakrawala Pendidikan
hipotests
Qtredicting),
melakukanpercobaan
untuk
menguji
hipotesis dengan menentukan variabel bebas dantergayutnya serta mengontrol variabel
luaran
(extraneus
variahle)
dan(experimenting),
menarik
kesirnpulanberdasar
fakta dan
pengetahuan ataulrasil percobaan sebelumnya (i nf'erri ng),
membuat model dalam bentuk bagan
alir
atau
membuatmodel
rnatematik(modeling), mengkomunikasikan hasil
pengamatan
atau
percobaan(commu-nicating)
juga
merupakan bagian dariketerampilan proses
IPA. Jika
prosesilmiah
disusundalam suatu
urutantertentu dan digunakan untuk
memecah-kan suatu permasalahan yang dihadapi,
maka
rangkaianproses
ihniah
itumenjadi suatu metode
ilmiah.
Towlemem-berikan
contoh
cara
menyusunmodel
kegiatan laboratorium denganmaksud rnelatih peserta
didik
untukmenguasai aspek tertentu
dari
prosesilmiah yang
ada
disesuaikan denganmateri
dan
tujuan
kegiatan yangdiselenggarakan.
Mengingat
siswa
SMU
dilihatdari
perkembangan kognitifnya sudahmencapai tataran kemampuan berpikir formal, maka pembelajaran
Biologi
diSMU
hendaknya sudah mengenalkansiswa
kepada
kemampuan
untukinvestigasi walapun
sifatnya
masihsederhana. Setidaknya
siswa
sudahharus mampu merencanakan
pengamat-anlpercobaan,
menyusun
hipotesisberdasar pustaka bukan sekedar menurut
dugaan yang rasional menurut logika,
mampu
melakukandan
melaporkanpercobaan/pengamatan
baik
tertulismaupun secara lesan. Jika hal seperti itu dibiasakan
maka
hasil
belajar
yangdapat dicapai benar-benar akan memuat
unsur kognitif, unsur afektif dan unsur
psikomotor.
Sistem Evaluasi di SMU
Dalam
buku
Petunjuk
Pelak-sanaan Penilaian
di
SMU
(Depdik-Juni 2001 Th. XX No. 3
bud,l994:6-10) dijelaskan
pula
tujuhprinsip penilaian-dalam
arti
evaluasi-yaitu
prinsip menyeluruh (menyangkutaspek proses dan
hasil
belajai, sertamenyangkut aspek pengetahuan, sikap,
perilaku dan
nilai,
serta keterampilanJ,berkesi-nambungan, berorientasi- pada
tujuan (sesuai dengan rumusan tujuan
dalam GBPP), obyektif, terbuka (prbses
dan hasil penilaian diterima oleh semua
pihak), dan kebermaknaan (bagi
pihak-pihak yang ber-kepentingan). Evaluasi
juga
harus
mengacupada
prinsipberkesuaian yaitu sesuai dengan
pende--katan dalam
kegiatan
pembeiajarandalam
arti jika
menggunakanpendekatan eksperimen maka kegiatan
melakukan percobaan
harus
rnenjadisalah satu aspek yang dinilai.
Dalam buku tersebut dijelaskan
pula bahwa dalam menilai dalam arti melakukan assessmen
I
hasil
belajar,aspek yang dinilai juga mencakup aspek
kognitif
sebagaimanayang
disuiundalam taksonomi Bloom; aspek-aspek
yang tercakup dalam sikap ihniah dan
niulai-nilai
IPA
seperti
ketelitian,kecermatan,
kejujuran,
penghargaanterhadap pendapat orang lain, kemauan
menerima
saran; aspek-aspekkretaivitas,
imajinasi serta
tanggungjawab
juga
supaya diupayakan ikutdinilai
dengan
cara
melakukanpengenalan secara
individual
kepadasetiap subyek belajar agar dapat diban-dingkan satu dengan yang lainnya.
Penilaian
Autentik
sebagaiAlternatif
Pcmbaheruan
Dari
apa yang digariskan dalamKurikulum 1994, sebenarnya pengajaran
Biologi
di
SMU
beserta
catamemberikan penilaian-dalam
artimemberikan osse.$sment- secara teoritik sudah memadai
dari
arah kebijakanyang digariskan karena
tidak
sematamengandalkan
hasil tes.
Narnundemikian
kenyataan
guru
hanyamengandalkan hasil
tes
dalam bentukCakran ala Pendidikan
ulangan
harian
dan
ulangan umum.Namun demikian banyak kendala yang
ditemukan
di
lapanganseperti
banyakguru yang rnelebihi ,beban tugas yang
diwajibkan
sebanyakl8 jam
perminggu, banyak guru yang misntalch, ukuran kelas yang terlalu besar.
Hasil
penelitiandi
20
propin-simenunjukkan banyak sekolah (hampir
separoh SLTPN
di
Jawa Tirnur, jugasebagian besar propinsi
di
luar
Jawa)belrrrn rnerniliki
laboratorium yang ure nradaidan
semakintinggi
jenjangsekolah semakin banyak
guru
yangmisnatch
sehingga mata pelajaran IPA(Fisika,
Kirnia, Biologi)
diarnpu olehgiuril
non-IPA
(Jemari Mardapi dkk..?001 ).
Hasil
penelitiandi DIY,
Kali-mantan
Barat
dan
Sumatera Baratmernunjukkan bahwa penyelenggarn-an
priluram perbaikan secara klasikal sulit
dilaksanakan karena padatnya materi/
balran
ajar.
Penyelenggaraan programperbaikan
di
luar'jam
pelajaran padapagi
hari
praktistidak
dapatdilaksa-nakan, sementara penyelenggaraan pada
sore
hari tidak
didukung ketersediaanfinansial
(Toto
Kuwatodan
DjemariMardapi 1999).
Berkait dengan pelaksanaan sistem
evaluasi
di
SMU, hasil penelitian TotoKuwato dan Djemari Mardapi (1999)
menunjukkan bahwa:
1.
Hasil sistem ujian yang ada selamaini
belum seperti yang diharapkan.Masih banyak para guru yang belum
secara
rutin
menyusun kisi-kisiulangan, menelaah
soal,rnenganalisis butir
soal,menganalisis
hasil
ulangan,rnenginformasikan kegagalan siswa
kepada
orang
tua, dan
belum sepenuhnya menindaklanjuti kegagalan siswa dalam penguasaankonsep melalui program perbaikan.
Guru
belum
diwajibkan
untukmenyusun
kisi-kisi
ulangan. Dalammenyiapkan
pelajaran
pun
guruJuni 2001 Th. XX No. 3
hanya mencontoh renaca pelajaran
dan analisis rnateri pelajaran (AMp)
yang disusun oleh MGMP.
2.
Soal-soal
ujian SMU
belumdikalibrasi,
sehinggasulit
untukmembandingkan rnutu sekolah baik
antar wilayah maupun antar tahun.
3.
Faktor
finansial
menjadi kendala pengembangan bank soaldi
tingkatwilayah,
4.
Arus
inforrnasihasil ujian
yangsangat diperlukan oleh pihak-pihak
terkait belum dapat diperoleh secara
lengkap, kalaupun ada
juga
belum dimanfaatkan secara optimal.5.
ttlutu alat tes untuk ulangan harianyang dibuat para guru belum baik
akibat belurn adanya
kisi-kisi
dantidak pernah ditelaah oleh guru lain
yang sebidang.
6.
Keterkaitan antara ulangan harian,ulangan
cawu,
ulangan kenaikan kelas belum baik akibat tidak adanyakisi-kisi ulangan.
7.
Kurangnya dorongandari
pihakkepala sekolah kepada
guru
yangtelah
rnengikuti pelatihan
untukmenerapkan
pengetahuannya disekolah.
Penelitian Toto Kuwato dan Djernmi Mardapi (1999) juga menyertakan program
tindakan
untuk
rneningkatkan sistemevaluasi
di
sekolah. Hasilnya menunjukkanbahwa rendahrya taraf serap siswa dalarn progfirm tin-dakan lebih ditentukan oleh pandangan guru yang menganggap mudah
suatu
konsep
atau
memang karenakemampuan awal siswa yang rendah, jadi
bukan karena rendalrnya mutu soal yang dibuat grrru.
Sejak diperbaikinya Kurikulum 1975
rnenjadi Kurikulrun 1984, dirnunculkan Evaluasi tahap Akhir nsional atau disingkat
Ebtanas sebagai suatu national assessment. .
Tujuan diselenggarakannya Ebtanas antara
lain sebagai berikut (Depdikbud, 1986).
l.
Merintis terciptanya standar nasionalmutu
pendidikan
dasar
dan menengah.5.
Mendorong
agar
Proses
belajarrnengajar
dilaksanakan berdasarliurikulum, buku,
dan
alat
Peragayang telah ditetaPkan.
Kritik terhadap penyelenggaraan rdian
yang
sifatnya nasional,Nitko
(1996)rnengemukakan bahwa:
l.
Hasil-hasil ujiantidak
peka' baikterhadap perbaikan masukan (input)
pendidikan,
maupun
terhadaPpersepsi guru dan orang tua perihal prestasi Peserta didik.
2.
Laporan hasil ujian
tidakmenerangkan tentang Pengetahuan
dan
keterampilanYang
diPelajarioleh
peserta
didik.
AkibatnYaCakrawala Pendidikan
2.
MenyederhanakanProsedur
Pe-nerimaan peserta
didik
baru Pada sekolah yang lebih tinggi.3.
Mernpercepat
Peningkatan
danpemerataan mutu Pendidikan dasar dan menengah.
4. Menunjang
tercaPainYakurikulurn.
tujuan
Juni 2001 Th. XX No. 3
haruan
kurikulurn
diabaikan olehpara guru,
yang
atas kemauannyasendiri
mempersempit kurikulum sehingga menjadi tugas-tugas yang bakal muncul dalam ujian.Ebtanas sebagai insffumen untuk memantau mutu pendidikan secara makro
ternyata hanya memfokuskan pada aspek
kognitif. Sementara
itu,
hasil Ebtanas dijadikan alat untuk seleksi(di
SLTP danSMU).
Hal
ini
memperkuat apa yang dikernukakan oleh Nitko, bahwa Ebtanasmemacu guru untuk segera menyelesaikan
kurikulum
agfi
ia
dapat mempersiapkanmuridnya
berhasil dalam menempuhEbtanas.
Banyak guru yallg rnenggturakan
soal-soal
Ebtanas sebagaiacuan
dalarn penyelenggaraan kegiatan pembelajaran peserta didiknya (Wuryadi dan barnbangSubali 20fi); Djanari Mardapi dkk 1999). Di
sisi
latn, dalan
Pettrn3uk Teknis MataPelajaran Biologi
di
SMU
(Depdikbud,1995), gxrnr tidak boleh rnengubah tujuan pembelajarm ymg sudah ditetapkan dalam
GBPP. Oldt karena iru perlu menyertakan
ujian
p'raktik laboratorium agar lebih komprdrensif.Ebtanas juga menimbulkan perbedaan cara
siswa
dalarn rnenyikapi suaht matapelajaran. Siswa lebih memberikan respons
yang positif pada mata pelajaran yang diujikan dalam Ebtanas dibanding yang tidak (Djemari Mardapi dkk. 2001).
Dari
koryataandi
atas,
sudah sewajarnya jika Ebtanas hanya dipakai untukmeNnantau
mutu
pendidikan,
danpelaksanaannyajustm pada kelas V SD dan kelas
ll
SLTP/ SLTA. Dengan demikian hasilnya dapat dipakai unftrk rnemperbaikimutu (dengan catatan hasil analisis hasil
Eabtanas disarnpaikan ke setiap sekolan dan
guru yang bersangkutan), dan kelulusan serta
selski masuk diserahkan kepada
rnasing-masing sekolah. Peta kualitas sekolah pada
setiap wilayah berdasar hasil Ebtanas dapat
diumumkan dan diketahui oleh masyarakat
luas, sehingga masyarakat juga dapat rnenilai
pengambilan
pengernbang
keputusan/
kurikulurn
tidakmengetahui aspek kurikulum mana
yang harus diperbaiki.
3.
Hasil-hasil ujian memberikan dasaryang
rapuh untuk
rnernbimbingpeserta
didik
ke arah kejuruan dan pengembangan karir.4.
Kesesuaianantara
tujuan
belajaryang
dinyatakan dalarn kurikulurnresmi
dan
Pertanyaan-PertanYaanyang muncul dalam ujian seringkali
tidak jelas bagi guru. Akibatnya para
gurll
mengabaikan kurikulum resmidan
menggunakan soal-soal ujianyang telalr lalu sebagai bahan ajar.
5.
Para pendidik
di
semua jenjangpendidikan
menunjukkan
kele-mahan-kelemahan tersebut bahkan
ada yang menyandarkan pada hasil
sekali
ujian,
sehingga beresikotinggi
karena mengabaikan kinerjapeserta
didik
bertahun-tahun dikelas.
6.
Keluasaandan
kekaYaanCakrarvala Pendidikan
.:'.
s@ara obyekti.f" mengingat Ebtanas hanya
mengukur aspek kognitif.
Dalam,
''skala mikro, guru
pada umumnyai mengandalkanhasil
ulangan harian dpn rulangan umum untuk menilaiprestasi , , sisw4 termasuk dalarn pelajaran
Biologi 'di ,SMU. Jika diperhatikan, baik ulangan hanan, ulangan catur wulan, ulangan
kenaikan
kelas,
maupun
Ebtanasmenggunakan tes tertulis. Teknik evaluasi ini
dipandang'mengandung banyak kelemahan
karena umunnya hanya mengukur sebagian kecil saja dari aspek (domain) prestasi yang
dicapai oleh peserta didik. Aspek/domain
yang lebih banyak diukur adalah aspek kognitif. Itupun hanya beberapa jenjang yang
rendah
saja,
seperti
pengetahuan (knowledge\, pemahaman (comprehension)dan sebagian kecil
aplikasi,
sedangkan jenjang yang lebih tinggi, seperti analisis,sintesis dan evaluasi, kurang terukur dengan baik. Akibatnya hasil yang terukur kurang mencerminkan pencapaian hasil belajar yang
sesungguhnya.
Sebagai alternatif, penilaian di
SMU
dititik
beratkan
kepadapenampilan atau
kinerja yang
ditun-jukkan
oleh
siswa,
yaitu
rnelaluiauthentic
assesmenl.
Authenlicossessment merupakan suatu penilaian
yang dilakukan melalui penyajian atau
penarnpilan
oleh
pesertadidik
dalambentuk
pengerjaan tugas-tugas atauberbagai aktivitas tertentu, yang secara
lang-sung pendidikan.
menekankan pada aspek penampilan,
maka alat penilaian
ini
sering disebutjuga dengan istilah performance
ossess-ment.
Istilah
authentic
assessmenlmenurut kepustakaan memang
bervariasi.
Ada
yang
menyebutnyaperformance
assessmenl,oulcomes-based
assessmenl,dan
alternaliveasse.ssmenf. Namun demikian, menurut
Marzano
dkk (1993
9-13) semua itumengandung
tiga
unsur inovasi dalambidang
penilaian,
yaitu (a)
tidakJuni 2001 Th. XX No 3
mengukur
ketercapaian
tujuanpem.belajaran
yang
tradisional, tJtapilebih
menekankanpada
kemampuannyata
subyek
belajar,
(b)
beriifat menyeluruh, mengembangkan seluruhkemam-puan subyek melalui kegiatan
pernbelajaran
menurut
pahamkonstruktivisme,
dan
(c)
tidak menggunakansistem
tes
tradisionaltetapi menggunakan berbagai cara.
performance
assessmenl.
Melaluiperformance assesst rent yang diperluas
(extended perfbrmance
assessment)guru dapat
mengetahui
berbagaikemampuan yang lebih kornpleks yang
dicapai siswa yang ridak dapat diukui
dengan menggunakan tes tertulis dalam
bentuk uraian
sekalipun.
Untukmengetahui
prestasi dalam
bidangmatematika misalnya, rnelalui
poper-and-pencil
test
sebagaisalah
satubentuk
tes
perbuatandapat
dipakaiuntuk
mengetahui kemampuan siswadalarn rnernilih
diantara
fakta-faktayang
tersedia
untuk
memecahkanpennasalahan
matematika
yangdihadapi. Demikian pula dalam bidang
IPA,
rnelalui
paper-and-pencil testdapat
dipakai
untuk
mengetahuikemampuan
testi
dalam
memilihGronlund ( r e98: I 4-1 5) kelebihan
menambahkan
perihalmengkornbinasikan
tes
perbuatandengan tes tertulis. Menunrt Gronlund
(
1998:
2) melalui
performanceessessment akan dapat
diketahuipenampilan
yang aktual
dari
siswadalam
menguasai keterarnpilan yangtelah dipelajarinya seperti kemampuan
memakai peralatan
laboratorium, kemampuan melaksanakan eksperimen,kemam-puan menjalankan mesin, dan
sebagainya. Sementara istilah authentic
assessmenl
dipakai untuk
suatuperformance assessment yang
difokuskan
pada
aplikasiatau
dari prosedur untuk memecahkanpermasalahan. Namun demikian dalam mempunyai
makna
beberapa halguru
dapatKarena
banyakCakran ala Pendidikan
pengetahuan yang dikuasai siswa atau
untuk
mengetahui keterampilan siswauntuk
memecahkan problem-problem yang dihadapi dalam dunia nyata.Menurut Newman
dan
Wehlage(1993: 12\ authentic assessment adalah
proses
pengumpulandata
dirnanamahasiswa
memahami
danmenghasilkan pengetahuan
yangberarti/bermakna. Authenlic assessmenl
disebut
juga
performance ossessmenlkarena didasarkan atas apa yang dapat
dilakukan oleh subyek belajar. Marzano
dkk.
(1993:l3)
mencirikan
kegiatan authenl i c ossessmenr sebagai berikut:a. Mahasiswa diberi kesernpatan untuk
mendemonstrasikan kebolehannya.
pemahamannya,
keterarnpilannyasecara kontekstual dan variatif.
b.
Dilakukan secara kontinyu
danterstruktur menurut
tujuaninstruksional
c. Menghasilkan karya nyata (tangible product) dan penampilan yang dapat
diamati (observah le perfo rmance).
d.
Memacu mahasiswa
untukmelakukan
penilaian
diri
(seftassessment),
e.
menyadari
kelebihan
dan
kele-mahannya
dan
mampu
mengem-bangkan kelebihannya tersebut dan
memperbaiki kelemahannya.
f.
Mengungkap kemampuan mahasiswaberdasarkan
kriteria
yang
telahditentukan.
O'Neil (1992:
14-19)menam-bahkan bahwa
oulhentic
assessmenlmemberi
data
yang
lebih
lengkaptentang
kemampuan mahasiswa dandidasarkan atas kegiatan pembelajaran,
menghargai produk
dan
proses samabaiknya.
Authenlic
assessmenl identikpula dengan outcomes-based eclucalion
seperti
yang
diungkap
oleh
Spady(1993:
4).
Menurut Spady, programstudi
harusmemiliki
standar lulusan.Karena berbasis sekolah, maka siswa
dituntut
untuk dapat
melakukanJuni 200 t Th. XX No. 3
berbagai kegiatan
pembelajaran di sekolah.Oleh
karenaitu
authenticasessmenl, per/ormance ossessmenl,
dan
oulcomes-hased
educationdikembangkan dengan
baii,.
pro-gramIPA di
SI\{U
mestinyajuga
telahmengembangkan
standar
kemampuanatau
kapasitaslulusan-n1'a
sebagaicalon mahasiswa yang nantinya akan
berkiprah dalam bidang
lilA..
Dengandemikian, setiap mata peralaran dalam
program tersebut ditujukan
untukmengembangkan kemampuan menuju
standar yang telah ditetapkan. Fungsi
authentic
asessmentialah
untuk melacak kemampuan stander mana yangtelah
dikuasai sisrvadan
kemampuanlnana
yang
belurn dikuasai. Dengandemikian maka kualitas lulusan akan
memenuhi standar
mutu yang
telah ditetapkan.Tugas-tugas siswa
yangdikembangkan
melalui
authenticasessment
bervariasi
nalnum
tidakterlepas dari tiga prinsip dasar. pertama,
tugas harus
sangat bermakna bagimahasiswa
(meaningful).
Kedua,senantiasa
disertai dengan
kriteria penilaian. Ketiga, didasarkan atas apayang
dapat dilakukan
oleh
siswa(Marsh 1996:
224).
Bentuk daritugas-tugas
tersebut
neliputi:
(a)portfolio,
(b)
pembuatan jurnal/ paper,(c)
simulasi,(d)
membuat desain danpresentasi, (e)
observasi
kritis,
(0
mengerjakan
proyek
individu
dankelompok,
(g)
melaporkanhasil
studilapangan,
(h)
melakukan
kegiatan pemecahan masalah,(i)
membuat petakonsep,
dan
sebagainya. Melaluipenilaian portofolio setiap siswa dapat
diikuti
perkernbangan kemampuannyaberdasar program
yang
dipilih
dandisusunnya. Dalam hal
ini
kemampuansiswa menjadi sangat
individual
danprestasi
setiap siswa dapat
diikutisecara individualipu la.
Dari
pengalaman
penerapanperformance essessmenl dalam mata
Cakrarvala pendidikan
kuliah
Penilaian
pencapaian HasilBelajar
Biologi
yang dicoba
olehBambang Subali,
dkk
(2000),
jugapenerapan authentic a.ssessment dala,m
mata
kuliah
Mikrobiologi
(Bambangsubali dkk. 2001:35)
ternyata
banyaltantangan
yang
dihadapi, diantaranyayaitu:
l.
sukar mendesain tugas/kegiatan yangmampu menghasilkan kinerja yang terukur;
2.
sukar membuat desain tugas dengantujuan pembelajaran kompleks tetapi
dapat dikerjakan dengan baik oleh peserta didik;
3.
untuk
d,apat mengerjakan tugas/kegiatan memerlukan pengetahuan
awal dan
keterarnpilan prasyaratyang menghabiskan ban_yak waktu
s-ebelum- tugas/ kegiatan yang pokok
dapat dilaksanakan;
4.
sukar menentukan teknik penskoranterhadap kinerja peserta
didik
agarbenar-benar
pengharga
an
yansr"rt*il;tTj;l:l
-
usaha yang dilakukan-nya,5.
penyelesaian tugas/kegiatan yanglengkap dan baik
banyit
*"rnukun waktu, sementara setiap jenis tugastidak mampu
mencerminlian-
kebulatan tujuan yang ditargetkan;6.
penskoran terhadaphasil
kinerjaberupa jawaban tertulis memerlukin
banyak waktu;
7.
skor terhadap kinerja peserta didiktidak
terjamin kesihihan
dankehandalannya;
8.
penyelesaian tugas&egiatan yanglengkap
dan
bernilai
hanya ut undapat dicapai
oleh
peseria didikyang
mampu
dan yang
maumelibatkan
diri secira
aktif,sehingga hanya sedikit peserta didik
yang
benar-benardapat
berhasildengan baik;
9.
dengan ukuran kelas yang sedang(45 orang) menjadikan peserta didik
yang berperan
aktif
lebih sedikit ji-ka waktu persentasi sangat terbatas.Juni 2001 Th. XX No. 3
Dari
kenyataandi
atas
pene_rapan
penilaian terhadap
kinerja/penampilan siswa perlu periiapan yang
serius
dan
harui
Oapat in.nguUuf,perilaku_
guru yang
selama
ini mengandalkan teknjk evaluasi b".uputes.. Has.il
,yang
perlu dipertimbangkanadalah bahwa setelah Oianalisis, hasil kinerja yang ber;ifat kognitif---d.ngun
hasil
teskognitif
masiti,orn,rniJkkunkorelasi
y3-ngsignifikan
puJu'"turufkesala_han 5oZ
,
sementarahisil
kinerjayang lebih bersifat psikomoto, d.ngun
hasil tes
kognitif tiOat
,rrrnunjJttuokorelasi
yang
signifikan
6.ngundemikian rnemadukin hasil tes dan-hasil
penilaian terhadap kinerja/penampilan
akan
lebih
mampu
menggambarkanprestasi siswa.
Kesimpulan
Penilaian
skala makro
pada pengajaranBiologi
di
SMU
deigan menggunakanEbtanas
yang
hanyamengukur
kemampuan
koentif hendaknya hanya sebagaiatat
uitut< memetakanmutu
pendidikan sebagaiupaya perbaikan kebijakan, bukan untuk
menentukan kelulusan ataupun untuk
seleksi masuk.
Hasil unuiiri,
hasilEbtanas harus sampai ke meja guru ugu,
guru-
dapat
rnernperbaiki-
kualiias
pembelajaran
dari
asspek
kognitif.Kelulusan ataupun prestaii siswa ialam
plta
pelajaranBiologi
sesuai denganhakekat IPA yang memuat produk dan
keterampilan proses
IpA lebih
baikdinilai
melalui
penilaian
uut.ntiksehingga
kinerja siswa
menjadiorientasi pencapaian pembelajaran. r.
Daftar Pustaka
Barnbang Subali, Slarnet Suyanto dan paidi.
2000.
peningkatan
KualimsPerkuliahan
Melalui
Aurhentic AssessmentLaporan
penelitianYogyakarta: Jurdik Biologi, FMIPA
UNY.
Pembaharuan Sistem E'aruasi Daram skara Mikro Dan Skata Makro
Cakrawala Pendidikan
Bambang S;rbali, Paidi, Siti Umniyati, an
Bernadeta Octavia.
2001.
UpayaPeningl<atan
Kualitas
lrenilaianMengarah
Ke
Model
AuthenticAssessment.(dalam
Mata
KuliahMikrobiologi).
Laporan penelitian.Yogyakarta: Jurdik Biologi, FMIPA
UNY.
Bryce, T.G.K, McCall,
J.,
MacGregor,J.,
Robertson,I.J.,
dan
Weston,R.A.J. 1990.
Techniques .forAsses.sing
Process Skill,s
inPractical
Science:
T'eochingGuide. Oxford:
HeinemannEducational Books.
Depdikbud. 1997.
Bahan
PenataranPengujian pendidikan.
Jakarta:Pusat
Penelitian
dan
pengem-bangan Sistem
PengujianBalitbang, Depdikbud.
Depdikbud. 1995. Kurikulum Sekolah
menengah (lmum (SMU): Petunjuk
Teknis
Mata
pelajaran
Biologi.Iakarta: Direktorat
JenderalPendidikan Dasar dan Menengah,
Depdikbud.
Depdikbud. 1994.
petunjukPelaksanaan
Penilaian.
Jakarta:Direktorat
Jenderal
pendidikanDasar dan Menengah, Depdikbud.
Depdikbud. 1994. Petloman Program
Perbaikan
dan
Pengayaan.Jakarta: Direktorat
JenderalPendidikan Dasar dan Menengah,
Depdikbud.
Depdikbud. 1986.
petunjukPelaksanaan
Ehtanas.
Jakarta:Direktorat
Jenderal
pendidikanDasar dan Menengah, Depdikbud.
Djemari
Mardapi,
Barnbang Subali,Badrun Kartowagiran, Nukron dan
satunggalno. 2001. Sistem Ujian
Akhir
dalam 2tonomi
daerah.Laporan penelitian
sementara.Yogyakarta:
Fakultas
TeknikUNY.
Djemari Mardapi, Badrun
Kartowa-giran, Satunggalno, Nurcholis, dan
M.
Fauzan.
1999.
EvaluasiJuni 2001 Th. XX No. 3
penyelenggaraan
Ebtunas.!up9{?n
penelitian.
KerjasamaPusisjian Balirbang
Dikbud
danLernbaga penelitian
IKIPYogayakarta.
Djemari,
Barnbang
Subali,
Agus Widiyantoro,dan Nukron
lgg9. Survei LlvaluasiHasil
Betajar cliKelas. Laporan
penilitian.Kerjasama
pusisjian
BalitbangDikbud
dan
Lembaga penelitianIKIP Yogayakarta.
Gronlund,
N.E.
1998. Assessmentof
Student
Achievement. Boston:Allyn and Bacon.
Marsh,
C.J.
1996.
Handbookfor
Beginning Teachers. Melbourne,
Australia: Longman.
Nitko, A.S. 1996. Workshop papers No.
2. tKIp
yogyakarta,
22-24Agustus 1996.
Patrix,
G. dan Nix, p.
1991.Educational
Assessmenl
andReporting. Sidney: Harcourt Brace
Publisher.
Toto
Kuwatodan
Djernari Mardapi. 1999. Studi pengembangan SistemUjian Berkesinamhungan Sekolah
Menengah
Umum.
LaporanPenelitian. Kerjasama Direi<torat
Jenderal pendidikan Dasar dan
Menengah
Depdik-budbekerjasama
dengan
FakultasPsikologi UGM .
Towle,
A.
1989.
Modern
Biology.Austin: Holt,
Rinehart
andWinston.
Wuryadi dan Barnbang Subali. 2000.
Profil
Penyelenggoraan Kegiatanpenilaian
PrestasiIlelajar
IpA_Biologi,
Biologi oleh
GuruSLT'P
SMII di
propinsi
DIy
Ditinjau
clqri
Latar
BelakangAkademik (iuru.
LaporanPenelitian. yogyakarta:
JurdikBiologi, FMIPA UNy.