• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Manajemen Kearsipan Arsip Dinamis Aktif dan Inaktif Kantor Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Manajemen Kearsipan Arsip Dinamis Aktif dan Inaktif Kantor Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

91

DATA COLLECTION

Tabel 6.1 Kegiatan Peneliti di Kantor Kecamatan No Hari /

Tanggal Catatan Penting

1 Kamis /

29 Maret 2012

Peneliti melakukan wawancara kepada seorang pegawai Kecamatan Tengaran tentang kearsipan yang ada di Kantor Kecamatan Tengaran, dari wawancara tersebut peneliti melihat adanya beberapa kekurangan mengenai kearsipan di Kantor Kecamatan Tengaran, diantaranya adalah :

a. Setiap unit kerja mengatur sendiri arsip yang masih aktif dan

berhubungan dengan bidangnya. Penanganan arsip oleh setiap

unit kerja menemui kendala karena terbatasnya tempat dan

pengetahuan pengelolaan arsip.

b. Tempat yang digunakan untuk menyimpan arsip terkesan

seadanya, hanya ada satu lemari untuk menyimpan arsip seluruh

unit kerja.

c. Tempat yang kurang memadahi semakin diperparah dengan

sikap ragu – ragu pegawai untuk melakukan pemusnahan,

sehingga dari tahun ke tahun tumpukan kertas arsip semakin

banyak, hal ini mengakibatkan penemuan kembali arsip yang

dibutuhkan memerlukan waktu yang lama dan sulit.

Berdasarkan hal – hal tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang sistem manajemen kearsipan di Kantor Kecamatan Tengaran.

(2)

92 2 April

2012

menemui Bapak Supriyanto, S.Sos yang merupakan Sekertaris Camat. Peneliti memperkenalkan diri, kemudian menyampaikan tujuan dan maksud peneliti untuk mengadakan penelitian tentang tentang sistem manajemen kearsipan di Kantor Kecamatan Tengaran.

Bapak Supriyanto menyambut baik dan Menceritakan sedikit tentang kearsipan di Kantor Kecamatana Tengaran, beliau mengungkap tentang kekurangan kantor kecamatan tengaran yang belum mempunyai pegawai khusus kearsipan dan tempat yang kurang layak di kantor kecamatan tengaran.

3 Rabu/

4 April 2012

Peneliti melakukan wawancara kepada sekretaris camat tentang struktur organisasi Kecamatan Tengaran. Kecamatan tengaran memiliki 19 pegawai yang terdiri dari 1 orang camat, 1 orang sekretaris camat, 4 kepala seksi yaitu kasi tata pemerintahan; kasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, dan desa; kasi kesejahteraan rakyat; kasi ketentraman dan ketertiban umum; yang dibantu oloeh 13 anggota seksi – seksi tersebut.

Peneliti menanyakan tentang sistim penyimpanan arsip di Kantor Kecamatan Tengaran. Sekcam memberikan informasi bahwa kecamatan tengaran menggunakan sistem penyimpanan arsip secara desentralisasi dimana setiap unit kerja mengurus sendiri arsipnya. Tidak ada petugas khusus yang menangani arsip sehingga kecamatan tengaran masih banyak kekurangan.

4 Senin / 9 April 2012

(3)

93

menunggu akan terlalu lama, dan pada saat itu seluruh pegawai sedang sibuk. Hal ini menambah penasaran dan keinginan peneliti untuk mengetahui bagaimana Sistem manajemen kearsipan di Kantor Kecamatan Tengaran.

5 Rabu / 11 April 2012

Peneliti menenemui Bapak Supriyanto, kemudian meminta visi dan misi kantor kecamatan tengaran. Kali ini peneliti dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan data yang diminta karena sudah disiapkan sebelumnya.

Peneliti kemudian meminta izin untuk mulai melakukan penelitian, setelah itu Bapak Supriyanto merekomendasikan peneliti untuk bertemu dengan Drs. Utun Rahmanto karena Bapak Utun yang bertugas memberi izin mahasiswa yang melakukan penelitian di Kantor Kecamatan Tengaran. Peneliti menemui Bapak utun dan kemudian diminta untuk membuat surat Rekomendasi penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik . 6 Senin/

16 April 2012

Setelah mendapatkan surat izin penelitian dari fakultas peneliti meminta rekomendasi ke Kantor Pertahanan bangsa dan politik kemudian hari itu juga menyerahkan surat rekomendasi kepada kantor kecamatan tengaran. Dengan adanya surat tersebut peneliti dipersilahkan melakukan penelitian di kantor kecamatan tengaran.

7 Rabu/

18 April 2012

Peneliti datang ke Kantor Kecamatan untuk meminta SOP (standar operasional prosedur) kearsipan di kantor kecamatan tengaran. Peneliti mengalami kesulitan karena pegawai kantor kecamatan tidak mengetahui tentang sop ini, ternyata kantor kecamatan tengaran tidak mempunyai sop dan digantikan dengan pedoman bahan bimbingan teknis kearsipan dinamis.

(4)

94

buku – buku pedoman kerja kantor kecamatan tengaran hanya diletakkan pada satu almari tanpa koding ataupun klasifikasi yang jelas sehingga sulit untuk menemukan kembali arsip yang diperlukan.

Belum ada pencatatan peminjaman arsip. Data yang dibutuhkan peneliti langsung dibawa tanpa harus melalui proses pengisian formulir peminjaman arsip.

8 Selasa/ 24 April 2012

Peneliti melakukan wawancara kepada Ibu Surotun, S.Sos atas rekomendasi dari Bapak Utun karena Ibu surotun merupakan pengelola arsip di kantor kecamatan tengaran. Dari wawancara ini peneliti menemui keterangan yang berbeda dari keterangan sebelumnya mengenai sistem kearsipan di kantor kecamatan tengaran. Sistem yang digunakan adalah gabungan antara sentralisasi dan desentralisasi. Dimana arsip aktif dikelola oleh masing-masing seksi/ unit kerja dan arsip inaktif dikelola secara terpusat.

Perawatan arsip dengan cara pemberian kapur barus di setiap lemari arsip. Kapur barus dapat mencegah rengat dan pembusukan kertas.

Belum ada ruangan khusus untuk menyimpan arsip, peneliti ditunjukkan filing cabinet dan lemari penyimpanan arsip kemudian peneliti melihat penyimpanan yang kurang rapi karena terletak di ruang kerja yang sempit.

Ada jadwal retensi arsip tetapi belum bisa terlaksana dengan baik. Kesibukan lain dan sikap ragu – ragu pegawai membuat jadwal retensi arsip terkadang tidak terlaksana.

9 Jumat / 27 April 2012

(5)

95

kantor kecamatan tengaran, petugas tersebut meneliti kebenaran alamat surat, kemudian menyerahkan kepada sekretaris kecamatan selaku pengarah surat. Sekcam memeriksa surat kemudian mengarahkan siapa yang berwenang menindak lanjuti surat tersebut. Prosedur yang dilaksanakan dalam penerimaan surat sudah sesuai dengan pedoman bahan bimbingan teknis kearsipan dinamis yang ada di kantor kecamatan tengaran.

10 Selasa/ 1 Mei 2012

Peneliti melakukan pengamatan dalam hal tempat dan peralatan yang digunakan untuk menyimpan arsip dinamis aktif dan inaktif di kantor kecamatan tengaran.

Sebelumnya peneliti mendapat informasi dari pegawai kantor kecamatan tengaran bahwa arsip aktif dan inaktif di kantor kecamatan tengaran disimpan dalam tempat yang sama. Namun setelah dilakukan wawancara kepada ibu suratun, itu semua tidak benar, arsip aktif disimpan oleh masing – masing unit sedangkan arsip inaktif ditangani oleh pegawai sendiri.

Pegawai kearsipan hanya menagani arsip yang sudah inaktif. Sedangkan arsip aktif disimpan oleh masing – masing unit kerja. Arsip dinamis aktif hanya ditumpuk disamping meja kerja masing

– masing unit karena tidak ada peralatan dan tempat yang cukup untuk meletakkan arsip ini. Hal ini tentunya sangat mengganggu kenyamanan dan keindahan kerja.

(6)

96 11 Rabu /

2 Mei 2012

Peneliti melakukan wawancara tentang pengelolaan arsip dinamis aktif dan inaktif di Kantor Kecamatan Tengaran dengan anggota seksi kesejahteraan rakyat. Pegawai mengakui bahwa dia ragu – ragu dalam hal penyusutan arsip dinamis aktif dan inaktif. Arsip yang tertumpuk di sebelah meja kerjanya semakin hari kian menumpuk dan tidak rapi karena tidak bisa menentukan arsip tersebut apakah masih aktif atau tidak, sehingga arsip yang seharusnya sudah tidak aktif masih bercampu dengan arsip yang masih aktif.

Penumpukan arsip disisi meja kerja bukan sepenuhnya kesalahan pegawai yang tidak mengetahui sistem kearsipan yang baik. Keterbatasan tempat dan peralatanlah yang membuat arsip hanya ditumpuk di sisi meja kerja.

12 Senin/ 7 Mei 2012

Kantor kecamatan tengaran tidak mempunyai ruang khusus untuk menyimpan arsip. Lemari arsip diletakkan di ruang kerja pegawai kecamatan, yang sebenarnya sudah sangat sempit sehingga tampak kurang rapi dan menggangu gerak pegawai.

Arsip inaktif disimpan dalam filing cabinet dengan pengkategorian sesuai dengan unit kerja masing – masing. Filling sudah terlihat penuh dan sesak karena tempat yang kurang memadahi.

Pemeliharaan arsip dengan meletakkan kapur baru di sela – sela arsip agar tidak dimakan rengat. Kebersihan tempat penyimpanan arsip kurang diperhatikan, terlihat dari arsip yang kurang terawat dan kotor.

13 Rabu/ 9 Mei 2012

(7)

97 14 Rabu/

13 Juni 2012

Peneliti mendapat informasi tentang klasifikasi arsip dan kode yang digunakan di Kantor Kecamatan dari pengurus arsip. Klasifikasi dan kode arsip yang diterapkan di Kantor Kecamatan Tengaran Sebagai berikut:

Umum dengan kode 000 i. 090 Perjalanan dinas Pemerintahan dengan kode 100

a. 110 Pemerintah Pusat b. 120 Pemda Tk. I c. 130 Pemda Tk. II d. 140 Pemerintah Desa e. 150 DPR - MPR f. 160 DPRD Tk. I g. 170 DPRD Tk. II h. 180 Hukum i. 190 Hubungan LN Politik dengan kode 200

a. 210 Kepartaian

b. 220 Org. Kemasyarakatan

c. 230 Org. Profesi dan Fungsionil d. 240 Org. Pemuda

(8)

98

g. 270 Pemilihan Umum

Keamanan/ Ketertiban dengan kode 300 a. 310 Pertahanan

b. 320 Kemiliteran c. 330 Keamanan d. 340 Pertahanan Sipil e. 350 Kejahatan f. 360 Bencana g. 370 Kecelakaan

Kesejahteraan rakyat dengan kode 400 a. 410 Pembangunan Desa

b. 420 Pendidikan c. 430 Kebudayaan d. 440 Kesehatan e. 450 Agama f. 460 Sosial

g. 470 Kependudukan h. 480 Media Massa Keuangan dengan kode 900

a. 910 Anggaran b. 920 Otorisasi c. 930 Verivikasi d. 940 Pembukuan e. 950 Perbendaharaan

f. 960 Pembinaan Kebendaharaan g. 970 Pendapatan

Kepegawaian dengan kode 800 a. 810 Pengadaan

b. 820 Pengangkatan dan Mutasi c. 830 Kedudukan

(9)

99 e. 850 Cuti f. 860 Penilaian g. 870 Tata Usaha h. 880 Pemberhentian i. 890 Pendidikan

Perekonomian dengan kode 500 a. 510 Perdagangan

b. 520 Pertanian c. 530 Perindustrian d. 550 Perhubungan e. 560 Tenaga Kerja f. 570 Permodalam g. 580 Perbankan

Pekerjaan Umum dan Ketenagaan dengan kode 600 a. 610 Pengairan

b. 620 Jalan c. 630 Jembatan d. 640 Bangunan e. 660 Tata Lingkungan f. 670 Ketenagaan g. 680 Peralatan h. 690 Air Minum Pengawasan dengan kode 700

a. 710 Bidang Pemerintahan b. 720 Bidang Politik

c. 730 Bidang Keamanan/ Ketertiban d. 740 Bidang Kesra

(10)

100 15 Kamis/ 14

Juni 2012

Peneliti datang ke Kantor Kecamatan Tengaran untuk melakukan wawancara tentang penciptaan dan pemusnahan arsip di kantor kecamatan Tengaran .

Kemudian ibu Suratun menyarankan untuk membaca Pedoman Bahan Bimbingan Teknis Kearsipan Dinamis karena semua sudah sesuai prosedur tersebut. Namun belum pernah ada pemusnahan arsip selama dia bekerja sejak tahun 1999.

16 Senin/ 18 Juni 2012

Peneliti mengamati peralatan yang digunakan untuk penyimpanan arsip lebih detail dari pengamatan sebelumnya. 1. Kecamatan tengaran mempunyai sebuah Filling Cabinet/ rak

arsip dengan 16 laci.

Kecamatan tengaran mempunyai filling Cabinet dengan

16 laci untuk menyimpan arsip dinamis aktif bagi keempat

seksi yang ada di Kantor Kecamatan Tengaran. 3 laci dari filing

cabinet tersebut sudah mengalami kerusakan sehingga tidak

difungsikan. 13 laci sisanya kurang dimanfaatkan dengan baik.

Seksi Tata Pemerintahan dan seksi Pembangunan,

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tidak menggunakan

Filling Cabinet, justru hanya menumpuk arsip di sisi meja

kerjanya. Seksi Tata Pemerintahan menumpuk arsip aktif di sisi

meja kerja karena filing cabinetnya rusak. Seksi Pembangunan,

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa menumpuk arsip aktif di

sisi meja kerja karena tidak mau repot mengklasifikasi arsip

dengan kode-kode yang telah ditentukan. Berikut laci filling

cabinet dengan rincian isinya :

(11)

101

terdapat 14 sub judul yang sudah penuh dengan arsip, dengan

rincian sebagai berikut :

1. Arsip Pemda Tk. II (130); berisi 30 lembar surat dan 3

lampirannya dari tahun 2004.

2. Arsip Hukum (180); berisi 6 surat dari tahun 2002

3. Arsip Organisasi/ Ketatalaksanaan (060); berisi 33 lembar

surat dengan 21 lampirannya dari tahun 2000

4. Arsip Penelitian (070); berisi 10 surat izin penelitian dan

proposal penelitiannya sejak tahu 2001

5. Arsip Perencanaan (050); berisi 6 surat dan rencana

kegiatan sejak tahun 2005

6. Arsip tentang Kearsipan (045); arsip tentang Kearsipan

berisi 12 surat tentang kearsipan sejak tahun 2004

7. Arsip tentang pengadaaan Peralatan (020); ada 11 surat

dan 9 bukti pengadaaan peralatan kantor sejak tahun 1999

8. Arsip tentang Protokol (019); ada 5 surat dengan 6

lampiran sejak tahun 2000

9. Arsip Komunikasi (016); ada 8 surat sejak tahun 2002

10.Arsip Rumah Dinas (012); ada 4 surat sejak tahun 2000

11.Arsip tentang Gedung kantor (011); ada 3 surat sejak

tahun 2003

12.Arsip tentang Hari Raya (033); 60 surat sejak tahun 1994

(12)

102 dari tahun 1976-2006

14.Arsip tentang Umum (000); 26 arsip dari tahun

2004-2006

b. Laci 2 diberi judul Pemerintahan dengan kode (100)

Laci nomor 2 ini tidak ada sekat-sekat ataupun folder,

arsip sangat kacau, ada tumpukan map yang tidak diberi

judul atau tanda apapun kemudian diikat dengan tali raffia.

Disebelahnya ada setumpuk kertas surat yang tidak

diklasifikasikan, hanya ditumpuk berdasarkan surat diterima.

Jadi, surat yang paling awal diterima berada ditumpukan

paling bawah. Jumlah surat dan lampirannya yang tertumpuk

adalah 98 lembar sejak tahun 1990 sampai terakhir pada

2011.

c. Laci 3 diberi judul Politik dengan kode (200)

Laci 3 berisi SPJ Rutin yang dimasukkan kedalam

map sejak tahun 2001. SPJ rutin dibuat per 3 bulan, jika

dihitung sampai bulan juni 2012 seharusnya ada 46 map,

tetapi hanya ada 36 map, ketika dikonfirmasi keberadaanya

pengurus arsip hanya mengatakan “sedang dipinjam”.

Peminjaman arsip tidak dicatat sehingga arsip tidak diketahui

ada dimana.

d. Laci 4 diberi judul Keuangan dengan kode (900)

(13)

103

2002-2010 yang sudah diikat dengan tali raffia dan rencana

anggaran tahun 2011 yang diletakkan di atas rencana

anggaran yang sudah diikat.

e. Laci 5 diberi judul Kepegawaian dengan kode (800)

Laci 5 dengan judul Kepegawaian mempunyai 12 sub

judul yang tertata dengan cukup rapi tetapi sudah terlalu

penuh. Rincian dari ke12 sub judul tersebut adalah :

1. Data Mutasi dan Gaji (830); ada 23 surat sejak tahun

1992- 2000

2. Bapetarum (845); ada 11 surat dari tahun 1994-2006

3. Surat Tugas; ada 20 surat sejak tahun 1998

4. Penghargaan (861); ada 1 penghargaan pada tahun 2005

5. Pendidikan pegawai (890); ada 19 surat sejak tahun 2003

6. Keuangan (900); ada 31 surat sejak tahun 2003

7. TU Kepegawaian (870); ada 22 surat sejak tahun 2000

8. Cuti (850); ada 88 surat sejak tahun 1987

9. Dispensasi (848); ada 8 surat dari tahun 2005

10.Taspen/ Askes (842); ada 33 surat dengan lampirannya

dan 20 lembar blangko kosong.

11.Mutasi (820); ada 2 surat yaitu pada tahun 2005 dan 2009.

12.Pengandaan (810); ada 11 surat dari tahun 2004

f. Laci 6 diberi judul Kesejahteraan Rakyat dengan kode (400)

(14)

104

sudah tidak bisa diidentifikasi karena ditumpuk dan diikat

dalam map tanpa judul dengan tali raffia. Ketujuh sekat

tersebut dilengkapi dengan sub judul yaitu :

1. Pendidikan (420); ada 27 surat sejak tahun 2005

2. Raskin (511); ada 7 surat sejak tahun 2005

3. Tenaga kerja (560); ada 71 surat sejak tahun 2006

4. Haji (456); ada 51 berkas sejak tahun 2008

5. Yaziz (451); ada 7 surat sejak tahun 2005

6. Olahraga (426); ada 21 surat sejak tahun 2007

7. Kesehatan (440); ada 43 surat sejak tahun 2005

g. Laci 7 diberi judul Kegiatan Sosial, tanpa kode.

Laci 7 berisi 14 stopmap kertas. Tapi hanya ada 4

stopmap kertas yang ada keterangannya, yaitu : arsip tentang

raskin, askeskin, pondok pesantren, dan 2001.

h. Laci 8 diberi judul Keuangan dengan kode (900)

Isi dari laci 8 tidak sesuai dengan judulnya. Laci ini

sangat kacau. Ada tumpukan kertas yang tidak ada

keterangan apapun, yang lebih mengerankan ada jaket yang

dimasukkan kedalam laci ini. di dalam Laci 8 terdapat 6

sekat yang kesemuanya kosong. Arsip hanya ditumpuk

disamping sekat tanpa ketetangan yang jelas. 6 sekat tersebut

memiliki sub judul:

(15)

105

2. Promosi pembangunan (510)

3. Pembangunan (410)

4. Pemugaran perumahan (413)

5. DPDIK (412)

6. PMT (444)

i. Laci 9 diberi judul Himpunan perda, tanpa kode. Laci 9

berisi 11 stopmap kertas dengan judul:

1. Laporan bulanan data kekuatan jumlah mutasi

2. Bahan rapat seksi trantip

3. Laporan triwulan infentaris data pembinaan kesehatan

bangsa

4. Data perusahaan pengolahan limbah

5. Data pengolahan pasar

6. Undangan pemberitahuan keramaian/ hiburan

7. Laporan izin keramaian

8. Himpunan SK

9. Peta Kecamatan Tengaran

10.SK Pembangunan Kantor Kecamatan Tengaran

11.PERDA

j. Laci 10 diberi judul Bin Trantip/ Linmas, tanpa kode. Laci

10 berisi map-map yang sudah diikat-ikat yang merupakan

arsip inaktif yang tidak bisa diidentifikasi karena map untuk

(16)

106 diikat dengan judul :

1. Berkas pembangunan pasar baru

2. Bengkok desa

3. Pemilihan panwaslu

k. Laci 11 tidak diberi judul, berisi 15 map yang sudah diikat.

Map yang diikat tersebut sama seperti map yang diikat pada

laci lain yakni tidak ada keterangan sehingga tidak dapat

teridentifikasi karena tali tidak boleh dibuka.

l. Laci 12 tidak diberi judul, berisi kertas-kertas yang tidak ada

sekat dan keterangannya. Selain kertas-kertas ada kain lap

didalam laci ini.

m.Laci 13 tidak diberi judul, berisi buku agenda surat sejak

tahun 2006 - 2012

n. Laci 14 Rusak

o. Laci 15 Rusak

p. Laci 16 Rusak

2. Kecamatan Tengaran mempunyai 3 almari Kayu.

Almari 1 memiliki 3 pintu

a. Pintu 1 bersisi arsip tentang UKM; berisi 218 proposal yang

diterima sejak tahun 1990 yang ditumpuk begitu saja tanpa

klasifikasi yang jelas.

b. Pintu 2 Arsip IMB; berisi

(17)

107

kegiatan PKK 21 bendel, buku-buku penyuluhan 5, rencana

kegiatan dan pelaksanaan kegiatan PKK 13 bendel, hasil

rapat PKK 35 bendel, dan ada arsip yang tidak bisa dikenali

dan hanya ditumpuk-tumpuk dan sangat penuh.

Lemari 2 berisi arsip2 dinamis inaktif yang belum melalui

proses yang benar seperti pada pedoman teknis. Arsip dinamis

inaktif hanya dimasukkan kedalam map kemudian diikat

dengan tali raffia.

Lemari 3 berisi arsip dinamis inaktif yang hanya

ditumpuk-tumpuk tanpa klasifikasi yang jelas sejak tahun 2000. Arsip ini

berasal dari filling cabinet yang penuh, langsung dimasukkan

kedalam almari arsip inaktif dan ditumpuk dengan arsip lain.

Keterangan dari pegawai kearsipan ini adalah arsip kacau yang

belum diidentifikasi ulang.

3. Kecamatan Tengaran Mempunyai 1 lemari kaca yang berisi buku- buku tentang hasil seminar/ penyuluhan dan UU dan Perda sebagai dasar pengambilan keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan pekerjaan Kantor Kecamatan Tengaran. 4. Kecamatan tengaran mempunyai 1 buah rak yang berisi kertas-

kertas suara, buku pedoman, rencana kerja dan laporan tentang Pemilu yang sebenarnya sudah tidak d pakai tapi belum sempat dibuat pertelaan arsipnya.

5. Kecamatan Tengaran mempunyai kotak kartu kendali untuk menyimpan kartu kendali surat dengan penomoran sama dengan Filling Cabinet untuk menyimpan arsip.

(18)

108

(19)

109

DATA REDUCTION

Tabel 6.2 Rangkuman Kegiatan Peneliti No Hari /

Tanggal Catatan Penting

1 Kamis /

29 Maret 2012

Peneliti mendapatkan gejala problematic yang didapatkan dari wawancara dengan salah satu Pegawai Kecamatan Tengaran. Peneliti merumuskan masalah penelitian berdasarkan gejala

problematic tersebut “ Bagaimanakah sistem manajemen kearsipan

arsip dinamis aktif dan inaktif di Kantor Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?

2 Senin/

2 April 2012

Kantor Kecamatan Tengaran yang belum mempunyai pegawai khusus kearsipan dan tempat yang kurang layak di kantor kecamatan tengaran.

3 Rabu/

4 April 2012

Kecamatan tengaran memiliki 19 pegawai yang terdiri dari 1 orang camat, 1 orang sekretaris camat, 4 kepala seksi yaitu kasi tata pemerintahan; kasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, dan desa; kasi kesejahteraan rakyat; kasi ketentraman dan ketertiban umum; yang dibantu oloeh 13 anggota seksi – seksi tersebut.

Sistem penyimpanan arsip di Kantor Kecamatan Tengaran secara desentralisasi dimana setiap unit kerja mengurus sendiri arsipnya. Tidak ada petugas khusus yang menangani arsip sehingga kecamatan tengaran masih banyak kekurangan.

4 Senin / 9 April 2012

Penemuan Kembali arsip di Kantor Kecamatan Tengaran lama dan sulit.

5 Rabu /

11 April 2012

Peneliti mendapatkan Visi dan Misi Kantor Kecamatan Tengaran.

(20)

110 16 April

2012

bangsa dan politik, kemudian dipersilahkan memulai penelitian di Kantor Kecamatan Tengaran

7 Rabu/

18 April 2012

Kantor Kecamatan Tengaran tidak mempunyai sop dan digantikan dengan pedoman bahan bimbingan teknis kearsipan dinamis.

Sistem penyimpanan arsip dinamis inaktif yang berbentuk buku

– buku pedoman kerja kantor kecamatan tengaran hanya diletakkan pada satu almari tanpa koding ataupun klasifikasi yang jelas sehingga sulit untuk menemukan kembali arsip yang diperlukan.

Belum ada pencatatan peminjaman arsip. Data yang dibutuhkan peneliti langsung dibawa tanpa harus melalui proses pengisian formulir peminjaman arsip.

8 Selasa/ 24 April 2012

Sistem yang digunakan adalah gabungan antara sentralisasi dan desentralisasi. Dimana arsip aktif dikelola oleh masing-masing seksi/ unit kerja dan arsip inaktif dikelola secara terpusat.

Perawatan arsip dengan cara pemberian kapur barus di setiap lemari arsip. Kapur barus dapat mencegah rengat dan pembusukan kertas.

Belum ada ruangan khusus untuk menyimpan arsip, peneliti ditunjukkan filing cabinet dan lemari penyimpanan arsip kemudian peneliti melihat penyimpanan yang kurang rapi karena terletak di ruang kerja yang sempit.

Ada jadwal retensi arsip tetapi belum bisa terlaksana dengan baik. Kesibukan lain dan sikap ragu – ragu pegawai membuat jadwal retensi arsip terkadang tidak terlaksana.

9 Jumat /

27 April 2012

(21)

111 10 Selasa/

1 Mei 2012

Arsip aktif disimpan oleh masing – masing unit sedangkan arsip inaktif ditangani oleh pegawai sendiri.

Pegawai kearsipan hanya menagani arsip yang sudah inaktif. Sedangkan arsip aktif disimpan oleh masing – masing unit kerja. Arsip dinamis aktif hanya ditumpuk disamping meja kerja masing – masing unit karena tidak ada peralatan dan tempat yang cukup untuk meletakkan arsip ini. Hal ini tentunya sangat mengganggu kenyamanan dan keindahan kerja.

Peralatan yang digunakan di kantor kecamatan tengaran diantaranya adalah almari kayu yang berjumlah 3 unit, almari kaca 1 unit, dan sebuah filing cabinet.peralatan ini seluruhnya digunakan untuk pengelolaan arsip inaktif yang dikelola oleh seorang orang petugas kearsipan di kantor kecamatan tengaran. Petugas tersebut tidak mempunyai tugas khusus mengelola arsip, melainkan pegawai yang tugas utamanya adalah seksi tata pemerintahan.

11 Rabu / 2 Mei 2012

Pegawai masih ragu – ragu dalam hal penyusutan arsip dinamis aktif dan inaktif. Arsip yang tertumpuk di sebelah meja kerjanya semakin hari kian menumpuk dan tidak rapi karena tidak bisa menentukan arsip tersebut apakah masih aktif atau tidak, sehingga arsip yang seharusnya sudah tidak aktif masih bercampu dengan arsip yang masih aktif.

Penumpukan arsip disisi meja kerja bukan sepenuhnya kesalahan pegawai yang tidak mengetahui sistem kearsipan yang baik. Keterbatasan tempat dan peralatanlah yang membuat arsip hanya ditumpuk di sisi meja kerja.

12 Senin/ 7 Mei 2012

Kantor kecamatan tengaran tidak mempunyai ruang khusus untuk menyimpan arsip. Lemari arsip diletakkan di ruang kerja pegawai kecamatan, yang sebenarnya sudah sangat sempit sehingga tampak kurang rapi dan menggangu gerak pegawai.

(22)

112

pengkategorian sesuai dengan unit kerja masing – masing. Filling sudah terlihat penuh dan sesak karena tempat yang kurang memadahi.

Pemeliharaan arsip dengan meletakkan kapur baru di sela – sela arsip agar tidak dimakan rengat. Kebersihan tempat penyimpanan arsip kurang diperhatikan, terlihat dari arsip yang kurang terawatt dan kotor.

13 Rabu/ 9 Mei 2012

Peneliti mengambil gambar dengan kamera mengenai keadaan kantor kecamatan tengaran yang berhubungan dengan kearsipan. Foto yang diambil berupa tempat penyimpanan arsip dan peralatan yang digunakan untuk menyimpan arsip.

14 Rabu/ 13 Juni 2012

Mengetahui klasifikasi dan kode arsip yang digunakan di Kantor Kecamatan Tengaran

15 Kamis/ 14 Juni 2012

Mengetahui proses surat masuk dan keluar dalam hal penciptaan arsip serta pemusnahan arsip.

16 Senin/ 18 juni 2012

(23)

113

DATA DISPLAY

Gambar 1.4 Penyajian Data

Sistem manajemen kearsipan

arsip dinamis aktif dan inaktif di Kantor Kecamatan Tengaran

Kendala yang dihadapi Sentralisasi Desentralisasi

Sistem manajemen kearsipan yang baik

sudah tercapai

Sistem manajemen kearsipan yang baik

belum tercapai Gabungan

Arsip dinamis inaktif Arsip dinamis aktif

Pegawai kearsipan yang memiliki pekerjaan ganda Sarana dan prasarana yang

(24)

114

KETERANGAN DATA DISPLAY

1. Sistem penyimpanan arsip di kantor kecamatan tengaran adalah gabungan antara sentralisasi dan desentralisasi. Arsip aktif dikelola secara desentralisasi oleh masing – masing unit kerja dan arsip inaktif dikelola secara sentralisasi. 2. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan arsip di kantor kecamatan tengaran

adalah :

a. Sarana dan prasarana yang kurang memadahi dikantor kecamatan tengaran. - Belum ada ruangan khusus untuk menyimpan arsip.

- Belum ada tempat dan peralatan khusus untuk menyimpan arsip dinamis aktif, arsip hanya di tumpuk di sisi meja kerja.

- Filing cabinet kurang sehingga arsip terlalu penuh sehingga sulit diambil.

b. Pegawai yang kurang menguasai sistem manajemen kearsipan dan memiliki pekerjaan ganda sehingga waktu untuk mengelola arsip tergangu.

- Sikap ragu-ragu pegawai dalam penyusutan arsip. Arsip inaktif masih tercampur dengan arsip aktif.

- Perawatan arsip yang kurang baik sehingga arsip tampak kotor dan tidak rapi.

- Penyimpanan arsip inaktif yang berbentuk buku panduan dan dokumen-dokumen hasil penyuluhan tidak ada kategorisasi, hanya ditata di almari kaca.

(25)

115

CONCLUTION DWAWING / VERIFYING

1. Sistem manajemen kearsipan arsip dinamis aktif dan inaktif adalah seluruh proses efisiensi administrasi perkantoran dalam hal pengelolaan dan pemusnahan arsip aktif dan inaktif .

2. Tujuan utama penyimpanan arsip adalah menjaga arsip agar tidak hilang atau rusak dan dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat jika dibutuhkan. 3. Sistem penyimpanan arsip gabungan antara sentralisasi dan desentralisasi

(26)

116

Formulir : SURVEI ARSIP

1 INSTANSI Alamat dan telepon Penanggung Jawab

2 LOKASI

PENYIMPANAN Alamat dan telepon

(27)

117

Formulir : DAFTAR PERTELAAN ARSIP SEMENTARA

INSTANSI :

ALAMAT :

TELEPON :

NOMOR UNIT KERJA TAHUN JUMLAH KETERANGAN

1 2 3 4 5

Catatan :

Ukuran formulir disesuaikan dengan keabsahan standar atau kebutuhan instansi

masing-masing TANGGAL

(28)

118

Formulir : DAFTAR PERTELAAN ARSIP YANG DIMUSNAHKAN/ DISERAHKAN

INSTANSI :

ALAMAT :

TELEPON :

NOMOR ISI

(URAIAN MASALAH)

TAHUN JUMLAH KETERANGAN

1 2 3 4 5

Catatan :

Ukuran formulir disesuaikan dengan keabsahan standar atau kebutuhan instansi

masing-masing TANGGAL

(29)

119

Formulir : DAFTAR WAKTU PENYIMPANAN ARSIP

INSTANSI : ALAMAT : TELEPON :

NO ISI URAIAN

MASALAH

TAHUN JANGKA WAKTU

PENYIMPANAN

JUMLAH KET

1 2 3 4 5 6

Catatan :

Ukuran formulir disesuaikan dengan keabsahan standar atau kebutuhan instansi

masing-masing TANGGAL

(30)

120 III M

BAGAN PROSES NASKAH DINAS PENTING MASUK

U N I T K E A R S I P A N UNIT PENGOLAH

Penerima Pengarah Pencatat Pengendali Penyimpan Tata usaha

(31)

121

BAGAN PROSES NASKAH DINAS BIASA MASUK

U N I T K E A R S I P A N UNIT PENGOLAH

Penerima Pengarah Pencatat Pengendali Penyimpan Tata usaha unit

pengolah

Pimpinan unit

pengolah Unit pelaksana

N N N N N N

N

N N

2 1

2 1 2

1

2

D

D

D

D Keterangan :

1,2 : Lembar pengantar rangkap 2 D : LembarDisposisi

(32)

122

BAGAN PROSES NASKAH DINAS PENTING KELUAR

U N I T

PENGOLAH U N I T K E A R S I P A N INSTANSI

LUAR

TATA USAHA Penerima Pengarah Pencatat Pengendali Penyimpan Pengirim

A N

III

A N III II

N

II

I A

III

III

Keterangan

I, II, III : Kartu Kendali

N : Naskah untuk dikirim A : Arsip surat

1 s.d 5 : Proses Jalannya Surat 1

5

2

3

4 II

(33)

123

BAGAN PROSES NASKAH DINAS RAHASIA MASUK

U N I T K E A R S I P A N UNIT PENGOLAH

Penerima Pengarah Pencatat

Khusus Pengendali Penyimpan Tata usaha Pimpinan

R R R R

2 1

1

2 1

2 Keterangan :

1 & 2 : Lembar pengantar rangkap 2 1 s.d 5 : Proses jalannya surat

1

2

3

4

(34)

124

DAFTAR IKHTISAR ARSIP

INSTANSI :

ALAMAT :

TELEPON :

NO

UNIT KERJA

ASAL ARSIP

KURUN

WAKTU

KUANTITAS

JENIS

FISIK

JALAN

MASUK

PENATAAN LOKASI KETERANGAN

(35)

125

SKEMA PENANGANAN ARSIP DAFTAR B (II)

(36)

126

SKEMA PENANGANAN ARSIP DAFTAR A (I) SEMENTARA

ARSIP KACAU

PEMBERSIH AN

PEMILIH AN

PEMILIHAN

PEMILIHAN

MUSNAH

ARSIP

PENGE LOMPO

KAN UNIT KERJA

PENGE LOMPO KAN

PER TAHUN

UK

UK

UK

UK UK

(37)

127

SKEMA PENANGANAN ARSIP DAFTAR B (II) DARI DAFTAR A (I)

(38)

128 Almari Penyimpanan buku-buku

pedoman hasil seminar dan PERDA

Filling Cabinet untuk arsip-arsip inaktif

Tempat penyimpanan kartu kendali, lembar pengantar, dan surat keluar

(39)

129

Suasana Ruang Kerja Pegawai Kecamatan Tengaran, dengan arsip aktif yang tertumpuk di samping meja kerja

(40)

130 Arsip aktif yang ditumpuk di sisi meja

kerja

Arsip inaktif yang menunggu untuk dibuat daftar pertelaannya

Laci Arsip inaktif yang kurang rapi dan penuh sesak oleh arsip

Arsip Pemilu yang merupakan arsip statis, tapi belum ada

tindak lanjutnya

Suasana Ruang Kerja Pegawai Kecamatan Tengaran, dengan arsip aktif yang

(41)

Gambar

Tabel 6.1 Kegiatan Peneliti di Kantor Kecamatan
Tabel 6.2 Rangkuman Kegiatan Peneliti
Gambar 1.4 Penyajian Data

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara kesaradan beragama dengan perilaku seksual pranikah pada remaja, yang ditunjukkan dengan r =

Pertama : Tugas N{engajar Dosen Semester Gasal 201212013, Fakulltas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, sepefii6. tersebut pada larnpiran Keputusan

mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2013, seperti tersebut dibawah

Praktikan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi pada saat praktik mengajar di kelas, hal ini bertujuan agar siswa lebih tertarik dan semangat dalam belajar

Tugas guru yang utama adalah memberikan pengetahuan (cognitive), sikap/nilai (affective), dan ketrampilan (psychometer) kepada anak didik. Tugas guru di lapangan

[r]

konverter-penuh dengan beban R dan RL yang menggunakan sumber satu fasa dan

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari, berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian