• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMANTAPAN PENGELOLAAN HUTAN JATI MUNA PROVI NSI SULAWESI TENGGARA

Dalam Rangka Pemantapan Pengelolaan Hutan Jati Muna telah diselenggarakan pertemuan/ rapat pada tanggal 1 Juli 2009 di Hotel Athaya Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Maksud pertemuan tersebut adalah :

Mempertemukan para pihak untuk membangun komitmen yang berkaitan dengan pemantapan kawasan dan pengelolaan hutan Jati Muna, meliputi :

1. Aspek pemantapan kawasan hutan Jati Muna

2. Pemberantasan I llegal Logging dan perambahan kawasan hutan Jati Muna 3. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Kehutanan

4. Penataan Ulang pengelolaan hutan sesuai dengan prosedur pembangunan KPH

Adapun tujuannya adalah:

1. Merekomendasikan langkah-langkah terpadu guna memprioritaskan pemulihan dan pengembangan Jati Muna melalui pengelolaan, budidaya, dan pemeliharaan jati.

2. Merekomendasikan pelestarian Jati Muna sebagai unggulan lokal dan nasional.

Pertemuan merekomendasikan beberapa hal sbb:

1. Upaya penyelamatan dan pengembangan potensi Jati Muna kedepan perlu dilanjutkan secara lebih terintegrasi.

2. Pemantapan Pengelolaan Jati Muna meliputi pemantapan kawasan, pembentukan kelembagaan (KPHP), pengembangan hutan tanaman maupun hutan rakyat dan pemanfaatannya (produksi dan pemasaran).

3. Pengembangan tanaman Jati Muna.

4. Aplikasi teknologi diperlukan guna mendukung percepatan pengelolaan hutan Jati Muna.

5. Persemaian permanen yang sudah dibangun melalui Kegiatan PJM serta aset -aset lainnya perlu dukungan APBD Kabupaten setempat untuk operasionalnya.

6. Dalam rangka melanjutkan pengelolaan persemaian permanen dan aset pendukungnya yang dibangun melalui Kegiatan PJM, Unit Konawe Selatan dan Unit Buton dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Unit Muna dikelola oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Muna dengan tetap mendapat dukungan pemerintah daerah dan pusat.

7. Semua kegiatan pengadaan benih dan bibit pada wilayah kegiatan PJM (Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton) dilaksanakan menggunanakan Persemaian Permanen dan asetnya hasil kegiatan PJM.

8. Pengelolaan hutan Jati Muna dapat menggunakan skema Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Kemasyarakatan dan memelihara terubusan.

9. Pengelolaan hutan Jati muna baik di lahan masyarakat maupun hutan negara diharapkan dapat menerapkan sertifikasi ekolabeling (pengelolaan hutan lestari dan ramah lingkungan) untuk meningkatkan nilai jual.

10. Pemanfaatan hasil hutan Jati Muna harus dilakukan secara efisien dengan meningkatkan rendemen yang didukung oleh pemeliharaan tanaman dan teknologi pengolahan yang memadai.

11. Mitra dapat melakukan partisipasi penanaman kembali hutan jati muna melalui penyediaan bibit jati unggulan kepada masyarakat.

12. Pemerintah Daerah harus meningkatkan pengamanan hutan jati muna dengan melibatkan masyarakat setempat.

(2)

2

lahan milik rakyat untuk mengoptimalkan pengelolaan hutan Jati muna. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan bahwa tanaman hutan Jat i Muna di Prov. Sulawesi Tenggara, khususnya di P. Muna berada lebih luas di lahan milik rakyat (± 130.000 Ha).

Adapun Respon instansi terkait terhadap rekomendasi tersebut, adalah sbb:

1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Badan Litbang Kehut anan

I nformasi Teknis Tentang Jati Muna

1. Ciri Umum

Kayu teras berwarna kuning emas kecoklatan sampai coklat kemerahan, gubal berwarna putih kekuningan sampai putih keabuabuan. Arah serat : lurus, bergelombang sampai agak berpadu. Tekstur : agak kasar, kasar dan tidak merata; Kilap: agak kusam. Corak: memiliki dekoratif indah karena jelasnya lingkaran tumbuh; Kesan raba: terasa kesat. Kekerasan: agak keras. Bau: kesan bau dari zat ekstraktif yang sangat dominan seperti bau bahan penyamak.

2. Sifat Anatomi

Semakin tua umur pohon maka dimensi selnya lebih besar. Diameter batang dan persentase kayu teras makin besar, Makin ke arah ujung batang persentase kayu teras makin kecil. Kulit batang pada kayu dengan umur pohon lebih tua lebih tipis, terutama di bagian pangkal. Pada umur pohon yang lebih muda, kulit pada bagian pangkal batang paling tebal dibandingkan bagian tengah dan ujung batang.

3. Sifat Fisis Kayu

Semakin tua umur pohon, kadar airnya semakin kecil, berat jenisnya semakin besar, nilai kerapatannya semakin besar. Kayu yang tumbuh di daerah yang lebih subur, akan lebih cepat tumbuh dan mempunyai kerapatan yang lebih rendah dibanding yang tumbuh di tempat yang kurang subur.

4. Sifat Mekanis Kayu

Kayu jati muna yang masih muda umumnya memiliki berat jenis, modulus patah dan modulus elastisitas yang lebih kecil dari pada kayu jati muna yang berumur lebih tua. Perbedaan sifat pada kayu tersebut yang mengandung banyak kayu remaja itu terutama disebabkan oleh perbedaan berat jenis.

5. Sifat Keawetan

a. Terhadap Serangga

Keawetan kayu jati muna terhadap rayap tanah (Coptotermes curvignathu Holmgreen) termasuk kelas awet I , sehingga dalam pemakaian jenis kayu tersebut yang berhubungan dengan tanah tidak perlu diawetkan. Terhadap rayap kayu kering (Criptotermes cynochephallus Light.), juga termasuk kelas awet I , sehingga dalam pemakaiannya yang tidak berhubungan tanah tidak perlu diawetkan.

b. Terhadap Penggerek Laut

(3)

3

6. Sifat Pengeringan

Durasi Pengeringan dalam bangunan pengeringan tenaga surya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan dalam dehumidifier. Pengeringan dalam dehumidifier lebih cepat karena dapat berlangsung secara terus menerus selama 24 jam sehari, sedangkan dalam bangunan pengering tenaga surya proses pemanasan efektif hanya berlangsung sampai kurang lebih menjelang malam.

Kualitas kayu jati pada umur 27 dan 60 tahun yang dikeringkan dengan solar collector dan dehumidifier cukup baik. Tidak ditemukan retak, pecah ataupun deformasi pada kayu yang dikeringkan. Salas satu faktor yang berperan dalam perolehan kualitas kayu kering yang cukup baik ini adalah kondisi pengeringan yang ringan (mild) baik dalam dehumidifier maupun bangunan pengeringan tenaga surya.

7. Pemanenan

Secara optimum kayu jati muna dapat dipanen pada usia di atas 30 tahun. Pada usia di bawah 30 tahun volume kayu masih relatif kecil meskipun bisa dimanfaatkan untuk furniture. Sedangkan untuk kayu konstruksi, pemanenan disarankan pada usia 40 tahun.

2. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

1. Telah dilakukan pengembangan tanaman jati muna menggunakan materi genetik dalam program jati muna sebagai bahan tanaman.

(4)

4

3. Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sulaw esi

Progres Sertifikasi Sumber Benih Jati Muna

No. No SB Nama

Botani Prov. Kab. Kec. Desa

Kelas SB

Luas

( Ha) Pemilik

No & Tgl Sertifikat

SB

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 74.01.020 Tectona grandis

Sulawesi Tenggara

Konawe Selatan

Palangga Eewa Tegakan Benih Teridentifi kasi

17.00 Dishut Kab. Konawe Selatan

2 74.01.021 Tectona grandis

Sulawesi Tenggara

Buton Gu Bantea Tegakan Benih Teridentifi kasi

24.19 Dishut Kab. Buton

3 74.01.025 Tectona grandis

Sulawesi Tenggara

Buton Sampolawa Todong Bulu Tegakan Benih Terseleksi

50.05 Dishut Kab. Buton

2108/ BPTH..S ul-2/ 2007 27 Agst 2007

Masih Layak sebagai sumber benih 4 74.02.007 Tectona

grandis

Sulawesi Tenggara

Muna Tongkuno Lamorende Tegakan Benih Terseleksi

31.13 Dishut Kab. Muna. Jl. Ahmad Yani No.1 Raha. Tlp. 0403-21034

5 74.02.012 Tectona grandis

Sulawesi Tenggara

Muna Katobu Mangga Kuning

Tegakan Benih Teridentifi kasi

10.00 Dishut Kab. Muna. Jl. Ahmad Yani No.1 Raha. Tlp. 0403-21034

6 74.02.013 Tectona grandis

Sulawesi Tenggara

Muna Lawa Barangka Tegakan Benih Teridentifi kasi

7.50 Dishut Kab. Muna. Jl. Ahmad Yani No.1 Raha. Tlp. 0403-21034

7 74.02.015 Tectona grandis

Sulawesi Tenggara

Muna Tongkuno Lamorende Tegakan Benih Teridentifi kasi

40.00 Dishut Kab. Muna. Jl. Ahmad Yani No.1 Raha. Tlp. 0403-21034

8 74.02.024 Tectona grandis

Sulawesi Tenggara

Muna Tongkuno Lamorende Tegakan Benih Terseleksi

30.33 Dishut Kab. Muna. Jl. Ahmad Yani No.1 Raha. Tlp. 0403-21034

2107/ BPTH.S ul-2/ 2007 27 Agst. 2007

Masih Layak sebagai sumber benih

9 74.06.023 Tectona grandis

Sulawesi Tenggara

Konawe Selatan

Palangga Eewa Tegakan Benih Teridentifi kasi

63.88 Dishut Kab. Konawe Selatan

2106/ BPTH. Sul-2/ 2007 27 Agst 2007

Masih Layak sebagai sumber benih

10 74.05.011 Tectona grandis

Sulawesi Tenggara

Konawe Pondidaha Pondidaha Tegakan Benih Terseleksi

4.00 Dishut Kab. Konawe 11 74.06.026 Tectona

grandis

Sulawesi Tenggara

Bomba na

Taubonto Taubonto Tegakan Benih

12 74.06.027 Tectona grandis

Sulawesi Tenggara

Bomba na

Taubonto Taubonto Tegakan Benih Teridentifi kasi

0.47 Marjuni 051/ BPTH.Sul -2/ 2008 08 Okt 2008

Masih Layak sebagai sumber benih

Jakarta, 26 April 2010

Kepala Pusat,

Ttd.

Referensi

Dokumen terkait

kegiatan mereka sendiri atau menjadikan peserta didik sebagai students center dapat saling berhubungan dengan pendekatan dan model pembelajaran yang

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 39 Peraturan Menteri

Model kajian tindakan yang diperluaskan oleh Kemmis dan McTaggart (1988) digunakan untuk mengkaji keberkesanan teknik Teater Forum dalam mengembangkan aspek penaakulan

(3) In the event of the termination of employment as mentioned under subsection (1), the worker/labourer shall be entitled to compensation pay for her/his entitlements according

Dalam hal penetapan besarnya nilai THR menurut Kesepakatan Kerja (KK), atau Peraturan Perusahaan (PP) atau Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau kebiasaan yang telah

Dimana wilayah hulu yakni dari daerah produsen garam di Madura yakni Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep ke Pabrik Pengolahan Garam (PPG) menggunakan

Dari hasil akurasi deteksi diabetes menggu- nakan metode Mamdani di atas selanjutnya di- bandingkan lagi dengan hasil deteksi menggu- nakan metode lain yang didapat

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)