• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor : P. 8/ VI -SET/ 2009

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN KEWAJI BAN PEMEGANG I ZI N USAHA PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU (I UPHHK) UNTUK MEMPEKERJAKAN SARJANA KEHUTANAN

DAN TENAGA TEKNI S PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI

DI REKTUR JENDERAL,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.58/ Menhut-I I / 2008 ditetapkan bahwa setiap pengelola hutan produksi atau pemegang izin usaha pemanfaatan hutan produksi wajib memiliki tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari (GANI SPHPL);

b. bahwa dalam pemanfaatan hutan produksi, pemerintah telah

memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pelaku usaha untuk mengelola areal usaha secara profesional dan bertanggung jawab;

c. bahwa dalam rangka pengendalian pemanfaatan hutan produksi, di

samping kewajiban memiliki tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari, pemegang I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (I UPHHK) wajib mempekerjakan sarjana kehutanan;

d. bahwa berhubung dengan hal tersebut di atas, maka perlu

menetapkan kewajiban pemegang I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (I UPHHK) untuk mempekerjakan sarjana kehutanan dan tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004, tentang Perencanaan

Kehutanan;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004, tentang Perlindungan

Hutan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan;

5. Keputusan Presiden Nomor 187/ M Tahun 2004 tentang Pembentukan

Kabinet I ndonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 31/ P Tahun 2007;

6. Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik I ndonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 20 Tahun 2008;

(2)

7. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik I ndonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 50 Tahun 2008;

8. Keputusan Presiden Nomor 149/ M Tahun 2008;

9. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/ Menhut-I I / 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan, yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.64/ Manhut-I I / 2008.

10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/ Menhut-I I / 2007 jo.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/ Menhut-I I / 2007 tentang Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi;

11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/ Menhut-I I / 2008 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administrasi Terhadap Pemegang I zin Usaha Pemanfaatan Hutan;

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.58/ Menhut-I I / 2008 tentang Kompetensi dan Sertifikasi Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari;

13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.62/ Menhut-I I / 2008 jo.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/ Menhut-I I / 2009 tentang Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Kayu Hutan I ndustri dan Hutan Tanaman Rakyat;

14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.11/ Menhut-I I / 2009 tentang Silvikultur Dalam Areal I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi;

15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.34/ Menhut-I I / 2009 tentang Pedoman I nventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (I HMB) Pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi;

16. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38/ Menhut-I I / 2009 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang I zin atau Pada Hutan Hak.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEWAJI BAN PEMEGANG I ZI N USAHA PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU (I UPHHK) UNTUK MEMPEKERJAKAN SARJANA KEHUTANAN DAN TENAGA TEKNI S PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI .

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Di dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :

1. Pemegang I UPHHK adalah pelaku usaha yang bergerak di bidang pengelolaan hutan

dengan dasar izin dari Menteri Kehutanan, yang terdiri dari I UPHHK-HA, I UPHHK-RE, dan I UPHHK-HTI .

(3)

2. Tenaga Sarjana Kehutanan adalah tenaga terdidik strata satu bidang kehutanan dari perguruan tinggi nasional dan atau luar negeri.

3. Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (GANI S-PHPL) adalah tenaga teknis di bidang pengelolaan hutan dengan kompetensi masing-masing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.58/ Menhut-I I / 2008 tentang Kompetensi Dan Sertifikasi Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi.

4. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.

5. Balai adalah Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP) yang sesuai

dengan wilayah kerjanya dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal

BAB I I

PELAKSANAAN KEWAJI BAN

Pasal 2

(1) Pemegang I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (I UPHHK) Pada Hutan Alam

atau I UPHHK Restorasi Ekosistem Pada Hutan Alam atau I UPHHK Pada Hutan Tanaman I ndustri Dalam Hutan Tanaman wajib mempekerjakan Sarjana Kehutanan atau Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (GANI SPHPL).

(2) Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (GANI SPHPL) sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) memiliki kompetensi : 1. GANI SPHPL Timber Cruising (GANI SPHPL-TC);

2. GANI SPHPL Perencanaan Hutan (GANI SPHPL-CANHUT);

3. GANI SPHPL Pembukaan Wilayah Hutan (GANI SPHPL-PWH);

4. GANI SPHPL Pemanenan Hasil Hutan (GANI SPHPL-NENHUT);

5. GANI SPHPL Pembinaan Hutan (GANI SPHPL-BI NHUT); 6. GANI SPHPL Kelola Lingkungan (GANI SPHPL-KELI NG); 7. GANI SPHPL Kelola Sosial (GANI SPHPL-KESOS);

8. GANI SPHPL Pengujian Kayu Bulat (GANI SPHPL-PKB).

Pasal 3

Ketentuan jumlah minimal Sarjana Kehutanan atau GANI SPHPL lulusan SLTA/ SKMA/ Diploma I I I yang telah memiliki kualifikasi kompetensi Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (GANI SPHPL) yang wajib dimiliki pemegang I UPHHK berdasarkan luasan areal, diatur sebagaimana tabel berikut :

JUMLAH MI NI MAL TENAGA TEKNI S (ORANG) PER LUAS (HA)

NO JENI S TENAGA TEKNI S

< 50.000 Ha

50.000 S.D. < 100.000 Ha

100.000 S.D.

< 200.000 Ha > 200.000 Ha

I . Sarjana Kehutanan 2 3 4 5

I I . GANI SPHPL

1. GanisPHPL Timber Cruising

(GANI SPHPL-TC) 2 4 6 10

2. GanisPHPL Perencanaan Hutan

(GANI SPHPL-CANHUT) 1 2 4 6

3. GanisPHPL Pembukaan Wilayah

Hutan (GANI SPHPL-PWH) 1 2 4 8

4. GanisPHPL Pemanenan Hasil

Hutan (GANI SPHPL-NENHUT) 1 2 4 6

5. GanisPHPL Pembinaan Hutan

(GANI SPHPL-BI NHUT) 2 5 7 10

(4)

JUMLAH MI NI MAL TENAGA TEKNI S (ORANG) PER LUAS (HA)

NO JENI S TENAGA TEKNI S

< 50.000 Ha

50.000 S.D. < 100.000 Ha

100.000 S.D.

< 200.000 Ha > 200.000 Ha

6. GanisPHPL Kelola Lingkungan

(GANI SPHPL-KELI NG) 1 2 4 6

7. GanisPHPL Kelola Sosial

(GANI SPHPL-KESOS) 1 2 4 6

8. GanisPHPL Pengujian Kayu Bulat

(GANI SPHPL-PKB) 2 5 9 11

Pasal 4

(1) Pemegang I UPHHK Restorasi Ekosistem dalam hutan alam yang belum mencapai

keseimbangan ekosistemnya wajib mempekerjakan Sarjana Kehutanan atau GANI SPHPL yang terdiri dari :

1. GANI SPHPL Timber Cruising (GANI SPHPL-TC);

2. GANI SPHPL Perencanaan Hutan (GANI SPHPL-CANHUT);

3. GANI SPHPL Pembinaan Hutan (GANI SPHPL-BI NHUT); 4. GANI SPHPL Kelola Lingkungan (GANI SPHPL-KELI NG); dan 5. GANI SPHPL Kelola Sosial (GANI SPHPL-KESOS).

(2) Ketentuan jumlah minimal Sarjana Kehutanan atau GANI SPHPL sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), berpedoman pada ketentuan dalam Pasal 3.

Pasal 5

(1) GANI SPHPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah tenaga teknis yang memiliki Kartu GANI SPHPL yang masih berlaku.

(2) Bagi tenaga teknis yang memiliki lebih dari satu kompetensi GANI SPHPL, yang dapat diperhitungkan hanya satu kompetensi.

Pasal 6

Tenaga profesional di bidang Hukum dan Keuangan dipekerjakan sesuai dengan keperluan.

Pasal 7

(1) Setiap 6 (enam) bulan, Balai membuat daftar evaluasi kebutuhan Sarjana Kehutanan dan GANI SPHPL bagi pemegang I UPHHK di wilayahnya dengan format sebagaimana tersebut pada lampiran.

(2) Daftar evaluasi kebutuhan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaporkan kepada Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan, dengan tembusan :

1) Direktur Bina I uran Kehutanan dan Peredaran Hasil Hutan

2) Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam

3) Direktur Bina Pengembangan Hutan Tanaman

4) Kepala Dinas Kehutanan Provinsi

BAB I I I SANKSI Pasal 8

(1) Pemegang I UPHHK Dalam Hutan Alam atau I UPHHK Restorasi Ekosistem Dalam

Hutan Alam atau I UPHHK Pada Hutan Tanaman I ndustri Dalam Hutan Tanaman yang tidak memiliki atau memiliki kurang dari jumlah minimal kebutuhan Sarjana Kehutanan dan GANI SPHPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dikenakan sanksi

(5)

administratif sebagaimana diatur dalam Pasal 71 ayat (1) huruf f jo. Pasal 133 huruf c, d, dan f Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan, Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan.

(2) Tata cara pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.39/ Menhut-I I / 2008 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Terhadap Pemegang I zin Pemanfaatan Hutan.

(3) Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan mengkoordinasi dan

melakukan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Dasar pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berdasarkan laporan Balai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2).

BAB I V

KETENTUAN PERALI HAN

Pasal 9

Pemenuhan GANI SPHPL sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 2 dilaksanakan secara bertahap paling lama 2 (dua) tahun, dengan ketentuan paling sedikit 60% (enam puluh persen) dalam waktu 1 (satu) tahun.

BAB V

KETENTUAN LAI N-LAI N

Pasal 10

Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka semua ketentuan yang mengatur kewajiban mempekerjakan Sarjana Kehutanan dan Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang bertentangan dengan Peraturan ini, dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 11

Peraturan ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2010.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 12 Agustus 2009

DI REKTUR JENDERAL,

Dr. I ng. I r. HADI DARYANTO, D.E.A.

NI P. 19571020 198203 1 002

Salinan Peraturan ini disampaikan kepada : 1. Menteri Kehutanan;

2. Pejabat Eselon I lingkup Departemen Kehutanan;

3. Pejabat Eselon I I lingkup Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan;

4. Kepala Dinas Provinsi yag diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang kehutanan di seluruh I ndonesia;

(6)

LAMPI RAN PERATURAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN

Nomor : P.8/ VI -SET/ 2009

Tanggal : 12 Agustus 2009

DAFTAR EVALUASI KEBUTUHAN SARJANA KEHUTANAN DAN TENAGA TEKNI S PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI

Bulan : Januari / Juni 20..* ) Kebutuhan Minimal (Orang) Realisasi Kepemilikan (Orang) Kekurangan Jumlah Kebutuhan Minimal (Orang)

Ganis PHPL Ganis PHPL Ganis PHPL

N

1) Kolom – kolom pada kolom kekurangan jumlah kebutuhan tenaga teknis

di hitung sebagai berikut :

- Kolom 22 = kolom 4 – kolom 13

2) Apabila pada salah satu kolom atau lebih dari kolom – kolom kekurangan

jumlah kebutuhan tenaga teknis (kolom 22 s/ d kolom 30)> 0, maka pada kolom keterangan ditulis kena sanksi.

Kepala Balai,

Referensi

Dokumen terkait

Dem ikian Pengum um an Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi ini dibuat dengan sebenarnya unt uk dapat dipergunakan sebagaim ana mest inya.. Tabanan, 5 Sept em

1. Alamat &amp; No.HP. Menyatakan apabila anak/ anak-asuh * ) saya dinyatakan diterima sebagai mahasiswa baru Universitas Ahmad Dahlan TA 2017/ 2017 melalui jalur

[r]

[r]

Salah sat u usaha t ersebut adalah budidaya laut (rumput laut dan ikan). Pengembangan budidaya laut merupakan salah sat u peluang usaha alt ernat if yang dapat

Figure 3: Numerical simulation for susceptible cells (3 a ), infected cells (3 b ) and virus load (3 c ) with the initial condition of 400 susceptible cells, zero infected cells and

Kepada peserta lelang yang berkeberatan dengan pengumuman ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan melalui aplikasi SPSE kepada Pokja Pengadaan Barang

[r]