• Tidak ada hasil yang ditemukan

M01177

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M01177"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 Paper Seminar Nasional

Universitas Negeri Semarang 3 Juni Proceeding ISBN 978-602-70581-01

Pembelajaran Ekonomi Berbasis Pengetahuan Kajian Kritis Pendidikan Dalam Abad 21

Dr. Bambang Ismanto, M.Si

Pendidikan Ekonomi - Universitas Kristen Satya Wacana - Salatiga

Abstrak

Abad 21 merupakan dekade dimana semakin membajirnya pengaruh asing (internasional) dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pendidikan menjadi penting dan strategis dalam mengelola sumber daya yang dapat menjamin eksistensi dan kemajuan bangsa di Tengah peradaban internasional. Pembelajaran ekonomi memberikan alternatif terbaik dalam pengambilan keputusan subyek dalam memecahkan kejarangan (scarcities) sumber daya diperhadapkan kebutuhan yang tidak terbatas. Kurikulum 2013 mengemuka dalam menghadapi abad 21 yand memiliki dimensi knowledge dalam konteks to know, to value and to act. Responbilitas guru ekonomi dibutuhkan dalam merealisasikan kompetensi pribadi, sosial, pedagogik dan profesional. Guru ekonomi harus memiliki kemampuan dalam memberdayakan teknologi informasi dalam pembelajaran.

Kata kunci : Pembelajaran ekonomi, abad 21, teknologi informasi

Pendahuluan

Aplikasi penelitian dan pengembangan negara-negara industri maju telah menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah tinggi dengan muatan ilmu pengetahuan mutakhir. Hal ini menunjukkan keunggulan kompetitif dalam memenangkan pasar global. Indonesia menjadi focus pengalihan teknologi industri yang handal dengan infra-struktur padat investasi. Jumlah penduduk, perilaku konsumen yang cenderung permisif dan berkembangnya jasa lembaga keuangan di Indonesia menjadi daya tarik arus barang dan jasa negara-negara industri maju.

(2)

2

terbuka. Kekuatan negara wilayah barat semakin bergeser ke timur dan selatan ke utara akibat keterbukaan pengembangan dan penerapan Iptek dalam industri masyarakat yang bersangkutan. Hal ini sebagai implikasi meningkatnya kolaborasi dan kerjasama antar negara dalam proses penciptaan produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi. Secara politis, menciptakan tekanan negara-negara maju terhadap negara berkembang dengan adanya berbagai komitmen kerja sama regional dan internasional. Kondisi ini telah merubah total lingkup bisnis dan lingkup usaha semakin dinamik sejalan dengan pusaran perilaku konsumen yang semakin terbuka dalam mengakses informasi pasar. Tanpa teknologi produksi industri yang menjamin efisiensi dan layanan purna jual sulit menembus pasar yang semakin terkooptasi kelompok usaha yang memiliki networking yang kuat.

Memasuki pusaran pasar masyarakat global diperlukan SDM yang memiliki kompetensi dalam dimensi mutu dan daya saing. Pendidikan ekonomi harus mampu membangun sistem yang mampu meluluskan SDM kompeten yang mampu memilih (to choice), memutuskan (decision maker), mengembangkan (developer), serta menerapkan (applied) prinsip ekonomi, efisiensi, efektivitas, ekuiti, edukasi, dan egaliterisasi. Hal ini memperjelas bahwa globalisasi bermakna kompetisi ekonomi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge based economics). Pemecahan masalah dasar ekonomi (what, who dan how) didasarkan rasionalitas pengetahuan. Globalisasi dalam pendidikan ekonomi adalah adanya pergeseran resources based economics, menjadi knowledge based economics. Efektifitas dalam menjalankan fungsi penyalur dan pengembang ilmu pengetahuan, peran guru/dosen memiliki fungsi yang sangat sentral. Guru/dosen tidak hanya berfungsi sebagai sumber ilmu yang setiap saat menjadi acuan murid, tetapi ia juga harus berperan sebagai perangsang dalam pengembangan minat peserta didik dalam mencari ilmu pengetahuan secara mandiri.

(3)

3

guru/dosen dalam menumbuhkan minat peserta didik untuk menggali ilmu secara mandiri ini sangat penting dibanding transfer ilmu yang diperoleh murid dari guru/dosen secara langsung. Dalam hal ini, BSNP (2010:54) merekomendasikan bahwa bentuk-bentuk pendidikan partisipatif dengan menerapkan metode belajar aktif (active learning) dan belajar bersama (cooperative learning) sangat diperlukan.

Dalam konteks inilah, guru/dosen memiliki peran sentral dalam keikut-sertaannya membentuk watak peserta didik. Guru/dosen dituntut tidak saja mumpuni dalam pengetahuan dan menyalurkan ilmu, tetapi juga menjadi acuan dan teladan bagi anak didik. Integritas guru/dosen jelas memiliki kedudukan penting karena pesan moral yang baik hanya akan memiliki kredibilitas tinggi manakala dibawakan oleh penyalur yang baik pula. pilihan watak luhur yang dianggap strategis bagi pembangunan bangsanya.

Dalam pembelajaran ekonomi guru ditempatkan dalam dimensi “homo economicus’ yang utuh dan bermakna. Setiap keputusannya adalah refleksi tentang bagaimana guru mampu meletakkan basis efisiensi, efektivitas, ekonomi, ekuiti, egaliter, dan edukasi ( E6 ). Guru ekonomi memiliki analisis kuantitatif dan kualitatif serta mixed analysis dalam mengkaji fenomena ekonomi untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Dengan basis E6 tersebut para guru melakukan kajian filosofis, keilmuan dan situasi – kondisi pragmatik di masyarakat. Pembelajaran tidak cukup berhenti di kelas, melainkan berkembang dalam fenomena riel yang berlangsung di masyarakat dan terpublikasi dalam dunia virtual / cyber space.

Pendidikan dalam Abad 21

Pendidikan dalam pembangunan nasional menyiapkan SDM yang akan menindaklanjuti berbagai situasi dan kondisi capaian sebelumnya. Pendidikan menyiapkan berbagai kompetensi yang diperlukan peserta didik dalam berbagai kehidupannya. Hal ini sesuai dengan pemikiran Ismanto (2014:1) yang menyatakan bahwa

(4)

4

Educational output in the form of increased knowledge, skills, expertise and control life values useful in harnessing the resources and opportunities in life. Increased competence of a person will determine his existence in interacting with its environment. In aggregate, increasing the quality of people's lives will improve international competitiveness”

Kurikulum 2103 sebagai respon perubahan lingkungan pendidikan yang semakin mengglobal (internasionalisasi). Berbagai kelemahan kurikulum sebelumnya menjadi pijakan kurikulum 2013 dalam membangun konten yang semakin tematik – integrative, transformational informasi, social budaya, nilai-nilai dan kehidupan yang semakin aliansi (networking based management)

Dalam konteks ini, beberapa teknologi masa depan yang sedang dan akan mengubah paradigma adalah (BSNP:2010:25)

a. Nanosains dan Teknologi nano. Pada saat yang bersamaan dengan perintisan teori DNA, fisikawan Feineman mengutarakan gagasan tentang inti dari proses manipulasi materi atom dan molekul dengan menggunakan kehandalan materi itu sendiri.

b. Neurosains kognitif. Istilah neurosains kognitif berasal dari "kognisi" yaitu proses mengetahui, dan "neurosains" yaitu ilmu yang mempelajari sistem saraf. Ilmu ini berupaya untuk melokalisir bagian-bagian otak sesuai dengan fungsinya dalam kognisi.

c. Teknologi pencitraan. Studi tentang optik mengantarkan pada penelitian yang lebih jauh mengenai pencitraan. Di antara teknologi pencitraan yang paling memberikan sumbangan besar pada kehidupan abad XXI adalah serat optik, hologram, dan Realitas Virtual.

d. Hologram/Holografi. Hologram adalah produk dari teknologi holografi. Hologram terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dan dalam bentuk mikroskopik.

e. Teknologi Informasi. Hadirnya teknologi informasi, yang dampaknya telah mengubah berbagai sendi kehidupan yang bersifat mendasar, serta bermakna dalam kehidupan sosial budayanya, sehingga mendobrak dominasi filsafat ilmu reduksionistik pada tataran ontologis, epistimologis maupun metodologis.

(5)

5

namun lebih didinamiskan dalam konteks pembelajaran yang multi dimensi.

Karakteristik manusia abad XXI menurut “21st Century Partnership Learning Framework”, perlu memiliki kompetensi dan/atau keahlian

sebagai berikut (BSNP :2010)

a. Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah

(Critical-Thinking andbProblem-Solving Skills)– mampu berfikir secara

kritis, lateral, dan sistemik,terutama dalam konteks pemecahan masalah;

b. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills) - mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak;

c. Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah

(Critical-Thinking and Problem-Solving Skills)– mampu berfikir secara kritis,

lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah; d. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and

Collaboration Skills) - mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak;

e. Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation

Skills) –mampu mengembangkan kreativitas yang dimilikinya untuk

menghasilkan berbagai terobosan yang inovatif;

f. Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and

Communications Technology Literacy) – mampu memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-hari;

Lebih lanjut, BSNP (:2010:47) merekomendasikan sejumlah aspek berbasis karakter dan perilaku yang dibutuhkan manusia abad XXI, yaitu:

a. Leadership – sikap dan kemampuan untuk menjadi pemimpin dan

menjadi yang terdepan dalam berinisiatif demi menghasilkan berbagai terobosan-terobosan;

b. Personal Responsibility – sikap bertanggung jawab terhadap seluruh perbuatanyang dilakukan sebagai seorang individu mandiri;

c. Ethics – menghargai dan menjunjung tinggi pelaksanaan etika dalam menjalankan kehidupan sosial bersama;

d. People Skills – memiliki sejumlah keahlian dasar yang diperlukan

untuk menjalankan fungsi sebagai mahluk individu dan mahluk sosial;

e. Adaptability – mampu beradaptasi dan beradopsi dengan berbagai

perubahan yang terjadi sejalan dengan dinamika kehidupan;

f. Self-Direction – memiliki arah serta prinsip yang jelas dalam

(6)

6

g. Accountability – kondisi di mana seorang individu memiliki alasan

dan dasar yang jelas dalam setiap langkah dan tindakan yang dilakukan;

h. Social Responsibility – memiliki tanggung jawab terhadap

lingkungan kehidupan maupun komunitas yang ada di sekitarnya; dan

i. Personal Productivity – mampu meningkatkan kualitas

kemanusiaannya melalui berbagai aktivitas dan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari.

Berbagai kompetensi tersebut perlu diwujudkan dalam konteks tujuan pembelajaran (output) dari setiap tindak dan keputusan guru. Hal ini menjadi penting agar output pendidikan kita tidaklah terasing dalam masyarakat internasional.

Pendidikan karakter menjadi strategis dalam dinamika globalisasi. Karakter SDM yang kuat akan meningkatkan komitmen, kemandirian dan akuntabilitas dari setiap tindakan yang dilakukannya. Berbagai persoalan dalam makna hamony in diversity dalam kebhinekaan di Indonesia perlu diresponden dengan pendidikan karakter yang jelas, bermutu, tangguh dan akuntabel. Dalam hal ini, BSNP (2010:31), mengidentifikasikan empat aspek yang harus dilakukan dalam pembentukan watak, yakni:

1. Perhatian pada sisi emosi peserta didik seperti menghargai diri sendiri respect), kemampuan ber-empathy, dapat menahan diri (self-control), rendah hati dan lain-lain.

2. Meningkatkan life-skills seperti kemampuan mendengarkan orang lain dan kemampuan berkomunikasi.

3. Menumbuhkan kemauan (will), seperti menguatkan niat dan menghimpun tenaga untuk melaksanakan prinsip-prinsip luhur dalam kehidupan nyata.

4. Pembiasaan (habit), yakni pengembangan sikap untuk merespon berbagai situasi dengan baik secara konsisten dan berkelanjutan.

Pembelajaran Ekonomi dalam Abad 21

(7)

7

seorang sumber utama. Peserta didik sudah dapat secara langsung mengakses sumber-sumber pengetahuan yang selama ini harus diseminasi atau didistribusikan oleh guru/dosen di kelas. Guru akan lebih berfungsi sebagai fasilitator, motivator dan pendamping para siswa dalam proses pembelajaran. Dalam sejumlah konteks, guru dan murid bersama-sama belajar dan menuntut ilmu melalui interaksi yang ada di antara keduanya ketika sedang membahas suatu materi tertentu. Di samping itu, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar pun harus diperluas melampaui batas-batas ruang kelas, dengan cara memperbanyak interaksi siswa dengan lingkungan sekitarnya dalam berbagai bentuk metodologi. Siswa memiliki kesempatan lebih dari yang bisa dibayangkan setiap orang. Dalam keseharian siswa telah aktif dalam situs pembelajaran, jejaring sosial dan mesin pencari (google). Sejak kecil mereka telah difasilitasi untuk bertanya dan memperolah informasi secara sistematik dengan memasuki area cyber space information. Dalam tahapan inilah mereka bagian dari generasi google (They are the Google generation). Menurut Douglas Rushkoff dalam (Dharma : 2014), menyatakan bahwa “Children are native to cyberspace, and we, as adults, are immigrants”.

(8)

8

good classroom manager, good academic knowledge, authentic content / grading. High standards, reflective action researcher. Kedua pemikiran menjadi penting untuk dipahami Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam rancangan kurikulum yang akan menjadi dasar dalam menyusun need assesment, learning process and evaluation.

Besarnya pengaruh media (seperti televisi, surat kabar, majalah, internet, dan radio) terhadap masyarakat secara tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi kognitif peserta didik – dalam arti kata bagi mereka akan lebih mudah menggambarkan kejadian atau halhal yang nyata (faktual) dibandingkan dengan membayangkan sesuatu yang bersifat abstrak. Oleh karena itulah maka materi ajar pun harus mengalami sejumlah penyesuaian dari yang berbasis konten menjadi berorientasi pada konteks. Tantangan yang dihadapi dalam hal ini adalah mengubah pendekatan pola penyelenggaraan pembelajaran yang berorientasi pada diseminasi materi dari sebuah mata ajar menjadi pemahaman sebuah fenomena dipandang dari berbagai perspektif ilmu pengetahuan.

Kereluik (2013:7), menjelaskan 3 tahapan yang perlu dilakukan guru dalam melakukan pembelajaran dalam era ekonomi, yaitu :

First, disciplinary knowledge and domain knowledge are as important as ever and will continue to be so well into the foreseable future. Second, knowing the technology is important, but knowing when and why to use it is more important. Third, technological advances of the 21st century have brought us closer together and at the same time further apart.

(9)

9

dinamika interaksi dan sinergisitas PBM dalam loncatan pengalaman siswa dan perspektif kebutuhan dalam perkembangan hidupnya.

Shulman dalam Lang (2006:3), menjelaskan bahwa dalam pembelajaran berbasis pengetahuan (knowledge based teaching) seorang guru perlu memiliki kompetensi diantaranya : scholarship in content disciplines, educational material and structures, formal educational scholarship and wisdom of practices. Sebagai pembelajar yang efektif, guru dalam pengembang ilmu. Hal ini sesuai dengan tuntutan kompetensi ‘profesional’, setiap guru harus menguasai filosofis keilmuan, konten, prinsip serta kajian riset yang relevan.

[image:9.595.215.378.477.606.2]

Menurut Kereluik (2013:6), dalam abad 21 kowledge based learning berkembang menjadi 3 dimensi yaitu to know, to value dan to act. Bagaimana mengetahui, seorang guru harus mampu menciptkan pembelajaran yang mengarah pada ICT literacy, core content kowledge dan cross disciplinary. Pemahaman nilai-nilai diperlukan guru dalam membangun kompetensi dalam dimensi life skills, ethical dam cultural competence. Sedangkan bagaimana melakukan kegiatan, seoranmg guru harus mampu menciptakan pembelajkaran yang creative-innovation, problem solving-critical thinking dan communication – collaboration.

Gambar : 1. Kerangka Kerja Pendidikan Berbasis Pengaetahuan Abad 21

(10)

10

planning, teaching environment, teaching methods and evaluation. Berpegang pada prinsip bahwa setiap individu itu unik dan memiliki talentanya masing-masing, maka metode belajar mengajar pun harus memperhatikan keberagaman “learning style” dari masing-masing individu. Oleh karena itulah model belajar yang menekankan pada ciri khas dan keberagaman ini perlu dikembangkan, seperti misalnya yang diperkenalkan dalam: PBL (Problem Based Learning), PLP (Personal Learning Plans), PBA (Performance Based Assessment), dan lain sebagainya. Di samping itu, harus pula ditekankan model pembelajaran berbasis kerjasama antar individu tersebut untuk meningkatkan kompetensi interpersonal dan kehidupan sosialnya, seperti yang diajarkan dalam konsep: Cooperative Learning, Collaborative Learning, Meaningful Learning, dan lain sebagainya. Adalah merupakan salah satu tugas utama guru untuk memastikan bahwa melalui mekanisme pembelajaran yang dikembangkan, setiap individu dapat mengembangkan seluruh potensi diri yang dimilikinya untuk menjadi manusia pembelajar yang berhasil.

Dalam pembelajaran yang berfokus pada siswa, Menurut Linda (2006:84) perlu dirancang dengan konsepsi teacher subject matter, diverse learners, assesment and classroom management. Guru harus mampu menstimulasikan peserta didik menguasai konsep dan terbangun self believe, powerfull dan memiliki inspirasi dalam kehidupannya. Dengan demikian kehidupannya akan bermakna dalam proses global dan bahkan mampu memberikan alternatif dalam pemecahan potential problem.

Penutup

(11)

11

Kurikulum adalah perangkat administrasi, guru adalah human learning yang tidak akan bergeser dalam konteks komitmen dan konsistensi kepribadian, social, pedagodik dan kompetensi profesionalnya. Kurikulum 2013 dalam perspektif masyarakat abad 21 perlu diimplementasi dalam lingkungan yang siswa yang telah memasuki area “cyber space community”.

Referensi

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2010, Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI

Darling, Linda – Hammond, 2006, Powerful Teacher Education, Jossey-Bass, United State of America

Dharma, 2014, 21 St Century Teaching And Learning, Disajikan pada The 5th ICETA International Conference on Education, “Global Challenges And Reconstruction For Future Education”, Post Graduate Program – University PGRI Adi Buana Surabaya, tgl 24 May 2014

Ismanto, Bambang, 2014, Model Of Funding Education In Indonesia (Reflection Responsibility of The Government In Improving The Quality of The Nation ), Call Paper at The 5th ICETA International Conference on Education, “Global Challenges And Reconstruction For Future Education”, Post Graduate Program – University PGRI Adi Buana Surabaya, tgl 24 May 2014

Kereluik, Kristen, 2013, What Knowledge Is of Most Worth: Teacher Knowledge for 21st Century Learning, Journal of Digital Learning in Teacher Education, Volume 29 Number, ISTE (International Society for Technology in Education), iste@iste.org, iste.org

Lang, Hellmut R and David N. Evans, 2006, Model, Strategies, and Methods, For Effective Teaching, Pearson, New York. USA

Spencer, Lyle M and Signe M. Spencer, 1993, Competence at Work, Models for Superior Performance, John Wiley & Sons, Inc. New York, USA

Pemerintah Indonesia, UU Nomer : 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen

Gambar

Gambar : 1. Kerangka Kerja Pendidikan Berbasis Pengaetahuan Abad 21

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Adapun judul skripsi yang penulis susun adalah: “ PENGARUH STRES KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Study Kasus Pada Karyawan PT. Dua

Setelah diperoleh ekstrak kental daun lidah mertua dilakukan hasil analisis mutu ekstrak yang meliputi penentuan kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar abu

Untuk mengetahui jawaban dari indicator ketiga ini peneliti melakukan wawancara kembali dengan narasumber yang sudah peneliti tentukan. Berdasarkan wawancara dengan Noora

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan

Perlakuan konsentrasi starter yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (rx: = 0,05) terhadap nilai pH, total asam laktat, tingkat kesukaan terhadap organoleptik aroma

Pada penelitian ini kami ingin mengetahui apakah kematian cell line Ca colon yang diberi ekstrak etanol biji mahkota dewa tersebut terjadi dengan pengaktifan jalur- jalur

Berdasarkan pemeriksaan anti-HBs (rapid tes) pada sampel serum probandus atas nama Suciari, diperoleh hasil positif yang menandakan probandus tidak memiliki

Mengingat pentingnya permasalahan yang terjadi pada lansia terkait dengan fleksibilitas maka penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh penambahan static stretching