• Tidak ada hasil yang ditemukan

M01240

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M01240"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922

60

PENGARUH POSISI

SPEAKER

TERHADAP PETUMBUHAN IKAN

NILA (

Oreochromis niloticus

) MENGGUNAKAN

AUDIO FARMING

FREQUENCY

20 – 10000 Hz

Setya Purwaka1, Suryasatriya Trihandaru1,2, Adita Sutresno1,2* 1

Progdi Pendidikan Fisika , Fakultas Sains dan Matematika, UKSW

2

Progdi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW

*

Email: adita@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Nila memanfaatkan gelombang bunyi untuk mendeteksi kondisi disekitarnya, termasuk untuk mendeteksi keberadaan makanan. Gelombang bunyi yang dapat di tangkap oleh nila akan direspon dengan mengubah tingkah lakunya sesuai dengan apa yang ditangkap dan yang diterjemahkan dan perubahan tingkah laku tersebut berdampak bagi pertumbuhannya. Penelitian dirancang dengan memposisikan speaker berada di dalam air dengan menggunakan gelombang bunyi berfrekueinsi 20 – 10000 Hz. AFF (Audio Farming Frequency) adalah pemanfaatan gelombang bunyi untuk kebutuhan pertanian, yang didalamnya termasuk perikanan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkah laku nila dan dampak yang terjadi terhadap pertumbuhan nila ketika diberikan perlakuan mengunakan AFF dengan posisi speaker di dalam air. Setelah 10 minggu perlakuan didapatkan data nila berperlakuan mengalami kenaikan berat sebesar 9,8 kali lipat dari berat awal, sedangkan kontrol 10,7 kali lipat dari berat awal. Ketika perlakuan nila merespon gelombang bunyi dengan perubahan tingkah laku, yaitu respon pertama, nila berkelompok mendekat dan bergiliran makan. Respon kedua, nila menjauh karena tidak nyaman dan tidak makan. Respon tidak nyaman nila menyebabkan pertumbuhannya menjadi terhambat, sehingga hasil yang diperolah nila perlakuan berada di bawah nila control, sehinggga dari penelitian dapat disimpulkan bahwa penempatan posisi speaker di bawah air tidak berdampak baik bagi nila dan cenderung menghambat pertumbuhan nila.

Kata kunci : AFF (Audio Farming Frequency), posisi speaker, tingkah laku ikan, ikan nila

Pendahuluan

Ikan merupakan hewan penghuni media air. Sebagai penghuni air, cara yang paling efektif untuk berkomunikasi adalah mengunakan suara. Gelombang suara sebagai alat komunikasi ikan memiliki beberapa keunggulan, antara lain dapat merambat hingga jarak yang cukup jauh tanpa dipengaruhi oleh keberadaan terumbu karang atau batu karang, serta tidak dipengaruhi oleh kecerahan perairan sehingga species ikan tertentu mampu berkomunikasi dengan menggunakan suara dalam keadaan gelap[1].

Secara biologis, ikan menggunakan tulang dan ototnya untuk menghasilkan suara, kemudian diterjemahkan dan dimengerti oleh ikan lain. Penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa ikan ( ikan mas ) pada frekuensi bunyi tertentu akan merespon dan diikuti dengan perubahan tingkah laku, termasuk untuk menarik lawan jenisnya juga mengunakan suara [2,3].

Ikan nila memiliki bentuk tubuh yang panjang dan ramping. Ikan Nila dapat hidup antara suhu 14° – 38°C, dengan suhu idealnya adalah 25° – 30°C. Ikan nila juga mempunyai toleransi tinggi terhadap lingkungan hidupnya, yaitu dapat bertahan terhadap ph air antara 5 – 11, dengan ph ideal antara 7 – 8 [4]. Secara morfologi ikan nila dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Ikan Nila

(2)

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922

61 ikan nila dengan speaker berada di atas air selama 6 minggu diperoleh hasil ikan berperlakuan naik 4 kali lipat dari berat awal, sedangkan kontrol hanya 2 kali lipat dari berat awal, sehingga penelitian dapat disimpulkan berdampak cukup baik bagi pertumbuhan ikan [5].

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkah laku nila dan dampak yang terjadi terhadap pertumbuhan nila ketika diberikan perlakuan mengunakan AFF (Audio Farming Frequency) dengan posisi

speaker di dalam air.

BAHAN DAN METODE Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan digital (Kern Pcb 600-2), sound level meter untuk mengetahui intensitas bunyi, speaker mono (Aiwa), amplifier (Fujitsu) dengan daya 40 watt.

Dua buah kolam terbuat dari terpal dengan ukuran 4 m x 1,5 m, dengan pompa air yang menyala dan saluran air yang selalu mengalir. Bibit nila 60 ekor dengan umur rata – rata 1 bulan. Tiga puluh ekor untuk kontrol, 30 untuk diberi perlakuan dimasukkan ke kolam

Metode

Pemasangan speaker untuk kolam perlakuan berada di dalam air berjarak 5 cm dari permukaan air. Pakan, suhu, dan ph air pada kolam selalu diperhatikan agar tetap dan konstan, sehingga jika terjadi perubahan pertumbuhan ikan, maka itu disebabkan oleh paparan gelombang bunyi saja, dengan mengabaikan suara disekitar kolam. Rumus pemberian pakan adalah 10% dari berat total ikan, sehingga setiap minggu berbeda. pH dan suhu selama penelitian sesuai dengan referensi yaitu ph 6 – 8 dan suhu 23° -26°C

Tabel 1. Hubungan berat ikan dengan pakan dan kondisi suhu dan pH air

miggu

Gelombang bunyi berasal dari musik instrumen gamelan sunda yang terlebih dahulu disesuaikan mengunakan software

sehingga berfrekuensi 20 – 10000 Hz. Dipilih gamelan sunda, karena dalam percobaan dengan berbagai jenis musik, perubahan tingkah laku ikan hanya ditemui ketika diperdengarkan jenis musik ini. Range 20 – 10000 Hz dipakai karena penelitian dirancang untuk mengindentifikasi yang terjadi, sehingga masih memakai frekuensi audio secara keseluruhan (full audio).

Speaker diletakkan di dalam kotak berdimensi untuk pajang x lebar x tinggi adalah 14 cm x 9 cm x 5 cm, yang mengeluarkan maksimal 68 dB. Ukuran ini dipakai karena ketika mencapai 70 db ke atas suara yang terdengar berisik. Kotak yang dipakai terbuat dari plastik yang dapat dengan mudah ditemukan.

Gambar 2. Speaker di dalam air

(3)

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922

62 Pemberian makan dilakukan setiap pagi dan sore, karena suhu tidak terlalu panas (ideal untuk ikan nila adalah 25° – 30°C) [4]. Perlakuan dilakukan bersamaan dengan pemberian makan dengan durasi selama 1 jam. Pakan yang digunakan adalah pelet ikan biasa, yang mudah ditemui di toko perternakan.

Untuk memperoleh data dilakukan penimbangan. Penimbangan dilakukan satu minggu sekali dengan tidak memberi makan ikan ketika akan ditimbang, sehingga berat yang diperoleh adalah berat murni ikan.

HASIL DAN DISKUSI

Gambar 2. Grafik perkembangan Nila

Penelitian menghasilkan data seperti

Gambar 2, dengan sumbu x menyatakan waktu dalam minggu dan sumbu y menyatakan berat dalam gram.

Tabel 2. Hubungan berat kontrol dan berat perlakuan ikan nila

miggu ke Berat kontrol (g)

Berat perlakuan (g)

0 100,50 82,59

1 190,30 145,00

2 270,60 218,33

3 325,40 285,80

4 410,00 362,07

5 480,00 438,20

6 570,80 517,72

7 680,30 590,90

8 787,40 680,90

9 920,60 750,90

10 1080,00 815,90

Dari Tabel 2 jika didapatkan data keseluruhan, nila kontrol mengalami kenaikan berat 10,7 kali lipat dari berat awal dan nila perlakuan 9,8 kali lipat dari berat awal.

Tingkah laku ikan saat perlakuan yaitu membentuk 3 sampai 4 kelompok dan hanya 1 kelompok berada di daerah sekitar speaker

dan mulai makan. Kelompok sisanya menjauh dari speaker dan berada di dasar kolam. Menjauhnya nila merupakan reaksi bahwa nila merasa terganggu dengan perlakuan, dampaknya pertumbuhan nila terhambat. Berbeda dengan penelitian dengan

speaker di atas air, yaitu ketika perlakuan nila yang semula membentuk kelompok – kelompok kecil menyatu membentu kelompok besar dan berada di bawah

speaker, serta semuanya mulai bergantian makan. Tingkah laku ini menyebabkan pada penelitian sebelumnya mendapatkan hasil yang baik [4].

Kesimpulan

(4)

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922

63

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tavolga, W.N. 1971. Sound Production and Detection. P. 135 – 205 In W.S. Hoar., dan D.J. Randall. (ed). Fish Physiology. Vol 5: Sensory System and Electric Organic. Academic Press, Inc. New York

[2] Antabany, Afton. “Dampak getaran pada Pertumbuhan dan Tingkah laku Mahluk Hidup.”

http://ruangkumemajangkarya.wordpress. com/2011/12/27/dampak-getaran-pada- pertumbuhan-dan-tingkah-laku-mahluk-hidup/(diaskses tanggal 13 Agustus 2013).

[3] Priatna, Yatna. (2008) Uji Coba Penentuan Frekuensi Suara Dalam Pemikat Ikan Mas ( Cyprinus carpio ) ( Skripsi Sarjana ). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. [4] Saparinto, Putra. 2009. Budi Daya Ikan

Di Kolam Terpal. Semarang : Penebar Swadaya.

Gambar

Gambar 2. Speaker di dalam air
Gambar 2. Grafik perkembangan Nila

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, tidak ada peristiwa yang dikenal dengan sebutan ‘pilar se- jarah’ dapat direkonstruksi secara tepat dari novel atau karya sastra lainnya.. Per- tanyaan

78 percakapan hanya sebatas interaksi secara lisan antara orang yang berbicara (penutur) dengan orang yang diajak berbicara (petutur) yang membahas suatu hal dalam satu

Alat dan media pembelajaran seperti buku cerita bergambar dan lagu (video Visual) juga sesuai dengan rencana yang.. Dari pengamatan dilakukan peneliti,

Dengan berbagai pernyatan yang telah disampaikan, peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai apakah penilaian kinerja dan kompensasi memiliki pengaruh dalam

Setelah itu tim menjelaskan bahwa generasi muda dapat ikut serta dalam mengurangi penggunaan plastik dengan memanfaatkan barang – barang yang sudah tidak terpakai

Angka ini lebih kecil daripada perhitungan pada kondisi sebelumnya (kondisi tanpa perkuatan cerucuk), yang berarti, dengan adanya penambahan cerucuk, maka dapat

Seperti, semua siswi dan guru perempuan yang beragama Islam mengenakan jilbab sedangkan sekolah ini bukan merupakan sekolah yang berbasis agama, pembiasaan hidup disiplin

Manajemen pendidikan non formal di Masjid Syarif dalam upaya pembinaan akhlak remaja mencakup empat hal: pertama, seni dan ilmu ,berlandaskan visi, misi, dan