• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EKSPLORASI TENTANG PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI EKSPLORASI TENTANG PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI."

Copied!
322
0
0

Teks penuh

(1)

i

STUDI EKSPLORASI TENTANG PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK PESERTA DIDIK

DI SMP NEGERI 2 JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Prastica Dwi Anggara NIM 10101241017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Hidup itu laksana naik sepeda. Untuk mempertahankan keseimbangan, kita harus tetap bergerak”.

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini dipersembahkan penulis kepada :

1. Ayahanda tercinta Bapak Saidi dan Ibunda tercinta Ibu Lariyem 2. Kakak-kakakku tersayang Nur Dhana Setyawan dan Anisa Syafiatun 3. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta

(7)

vii

STUDI EKSPLORASI TENTANG PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 JATIROTO

KABUPATEN WONOGIRI Oleh

Prastica Dwi Anggara NIM 10101241017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi: (1) prestasi akademik dan non akademik peserta didik di SMP Negeri 2 Jatiroto; (2) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik dan non akademik peserta didik di SMP Negeri 2 Jatiroto.

Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan peserta didik di SMP Negeri 2 Jatiroto. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara, observasi, dan pencermatan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber. Data diolah dengan tahapan pengorganisasian data, reduksi data, pengelompokan berdasarkan kategori, display data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) prestasi akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto dilihat dari nilai UAN yang juga menjadi acuan peringkat sekolah, ulangan harian peserta didik saat mengikuti KBM, nilai ujian tengah semester, dan nilai-nilai ujian semester, dan juga berbagai macam perlombaan yang telah diikuti seperti lomba cerdas cermat, lomba siswa teladan serta Olimpiade Sains Nasional. (2) prestasi dalam bidang non akademik terwadahi dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. (3) prestasi akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto difokuskan pada nilai ujian akhir nasional yang juga menjadi acuan peringkat sekolah. (4) prestasi non akademik yang menjadi unggulan sekolah berasal dari cabang olahraga bola basket yang pernah menjuarai pada tingkat karesidenan Surakarta. (5) nilai tertinggi UAN pada tahun ajaran 2010/2011 mencapai nilai rata-rata 9,3, pada tahun ajaran 2011/2012 mencapai nilai rata-rata 9,2, pada tahun ajaran 2012/2013 mencapai nilai rata-rata 9,2. (6) tim bola basket putra, yang terdiri dari 10 orang peserta didik menjadi juara pertama dalam ajang JRBL tingkat Surakarta. (7) rendahnya tingkat pendidikan orang tua dan kurangnya pengawasan orang tua berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran anak. (8) upaya yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan prestasi peserta didik seperti menambah jam belajar peserta didik, penanaman kedisiplinan, program belajar kelompok, home visit. (9) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik dan non akademik peserta didik meliputi pengembangan kurikulum sekolah, waktu belajar peserta didik, budaya sikap warga sekolah, kualitas guru atau tenaga pendidik dan sarana dan prasaran penunjang pembelajaran.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan ridlo dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak akan berhasil tanpa memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan memberikan kemudahan selama menuntut ilmu di FakultasI lmu Pendidikan.

2. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin penelitian dan selalu memberikan dukungan demi terlesainya skripsi ini.

3. Bapak Mada Sutapa, M.Si. dan Bapak Slamet Lestari, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang bersedia meluangkan waktu dengan penuh keikhlasan dan kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

(9)
(10)

x DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Batasan Masalah... 11

D. Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

(11)

xi BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik ... 14

1. Pengertian Manajemen Peserta Didik ... 14

2. Kegiatan dalam Manajemen Peserta Didik ... 16

B. Konsep Dasar Prestasi Akademik dan Non Akademik ... 30

1. Pengertian Prestasi ... 30

2. Pengertian Prestasi Akademik... 31

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ... 32

4. Pengertian Prestasi Non Akademik ... 34

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Non Akademik ... 40

6. Perbedaan Kegiatan Akademik dan Kegiatan Non Akademik ... 43

C. Penelitian yang Relevan ... 45

D. Kerangka Pikir ... 46

E. Pertanyaan Penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 49

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 50

C. Obyek Penelitian ... 50

D. Subyek Penelitian ... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

F. Instrumen Penelitian... 55

G. Teknik Analisis Data ... 56

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 59

1. Profil dan Gambaran Umum SMP Negeri 2 Jatiroto ... 59

2. Prestasi Akademik dan Non Akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 73

3. Karakteristik dan Kondisi Latar Belakang Peserta Didik di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 85

4. Kondisi Fisik SMP negeri 2 Jatiroto ... 88

5. Budaya – budaya di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 93

B. Pembahasan ... 106

1. Prestasi Akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 106

2. Prestasi Non Akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 107

3. Prestasi Akademik Peserta Didik di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 108

4. Prestasi Non Akademik Peserta didik di SMP Negeri 2 Jatiroto .... 109

5. Peserta Didik yang Berprestasi Akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 110

6. Peserta Didik yang Berprestasi Non Akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 111

7. Karakteristik dan Kondisi Latar Belakang Peserta Didik di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 111

8. Upaya yang dilakukan Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Akademik dan Non Akademik Peserta Didik di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 113

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik dan Non Akademik Peserta Didik di SMP Negeri 2 Jatiroto ... 115

(13)

xiii

B. Saran-saran ... 148

C. Keterbatasan Penelitian ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 150

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1. Jumlah Guru dan Tugas Mengajar dengan Latar Belakang

Pendidikan ... 62

Tabel 2. Kualifikasi Pendidik, Status, Jenis Kelamin dan Jumlah ... 63

Tabel 3. Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru ... 66

Tabel 4. Data Sisiwa ... 71

Tabel5. Prestasi Akademik: rerata NUAN ... 73

Tabel 6. Perolehan Nilai UAN SMP Negeri 2 Jatiroto ... 74

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara dan Transkrip Wawancara ... ... 153

Lampiran 2. Tabel Reduksi Wawancara ... 219

Lampiran 3. Pedoman Observasi dan hasil Observasi ... 249

Lampiran 4. Pedoman Dokumentasi dan Data Hasil Dokumentasi ... 254

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah adalah agen sosial yang penting dalam rangka mentransmisikan kebutuhan kepada generasi muda. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu di Indonesia pendidikan mendapat perhatian yang utama. Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan dan pengajaran yang sudah banyak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ini semua bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab II pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis.

(17)

2

Mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005 pasal 3 dan pasal 4, Standar Nasional Pendidikan merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan sehingga akan terbentuk pendidikan nasional yang bermutu dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mampu membentuk peradaban bangsa yang bermartabat. Pendidikan formal diharapkan dapat mengembangkan potensi-potensi individu (peserta didik) agar mencapai pribadi yang bermutu sehingga akan membentuk generasi muda yang mampu mengangkat martabat bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut, proses pendidikan di sekolah difokuskan dalam bentuk pembinaan dalam aspek akademik dan non akademik. Pembinaan aspek akademik di sekolah meliputi kegiatan yang tergabung dalam kegiatan kurikuler, aspek non akademik meliputi kegiatan ekstrakurikuler.

(18)

3

sekolah adalah segala sesuatu yang telah kita pelajari dari sekolah, yaitu beberapa banyak yang dipelajari dan seberapa baik kita mempelajarinya. Output sekolah ini nantinya akan memperoleh ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang diakhiri dengan ujian-ujian dan menghasilkan suatu nilai penghargaan, berupa angka-angka nilai.

Keberhasilan prestasi belajar tidak terlepas dari manajemen peserta didik yang merupakan penataan dan pengaturan yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari masuk sampai dengan keluarnya peserta didik dari sekolah. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY (2010: 50) bahwa peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi bisa diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan. Manajemen ini tidak hanya terbatas dari pencatatan data peserta didik tetapi mencakup lebih luas lagi mengenai kegiatan operasionalnya disekolah.

(19)

4

dan berbagai keterampilan non akademik yang dimiliki oleh peserta didik (E. Mulyasa, 2004: 46). Peraturan Pemerintah (PP) No 19 th 2005 pasal 19 ayat 2 menjelaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menantang dan menyenangkan baik pembelajaran intrakurikuler yang mengarah pada kegiatan akademik dan ekstrakurikuler yang mengarah pada kegiatan non akademik akan menumbuhkan motivasi peserta didik untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga mampu memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik untuk selanjutnya mengembangkan kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik maupun psikologi peserta didik.

Prestasi akademik dan non akademik yang telah dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor-faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor-faktor tersebut datangnya mungkin dari dalam diri ataupun dari luar diri individu. Dengan mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi akademik dan non akademik, maka akan mempermudah atau membantu peserta didik mencapai prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik yang memadai dan optimal.

(20)

5

mampu menyerap hasil pembelajaran yang dilakukan disekolah. Output yang berkualitas juga didukung oleh faktor-faktor pendukung keberhasilan output melalui para tenaga pengajar dan tenaga kependidikan. Dalam sekolah tersebut menuntut berbagai tugas yang harus dikerjakan secara ekstra oleh guru dan para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Selain itu, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah faktor internal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik berasal dari dalam diri peserta didik sendiri (internal) antara lain, keadaan jasmani, intelegensi atau kecerdasan peserta didik dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berpengaruh terhadapat prestasi peserta didik antara lain, faktor non sosial yang meliputi tempat, fasilitas, dan metode pengajaran.

Lingkungan sosial juga berpengaruh seperti hubungan peserta didik dengan lingkungan sekolah, peserta didik dengan lingkungan keluarga dan peserta didik dengan masyarakat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syaiful (2009:4), usaha peningkatan mutu atau prestasi peserta didik dapat dilakukan dengan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi belajar peserta didik diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor kemampuan mengajar guru, perhatian orang tua dan sarana belajar.

(21)

6

tergolong biasa saja dan juga bukan dari Sekolah Dasar yang memiliki nilai rata-rata lulusan yang tinggi. Selain itu, latar belakang keluarga peserta didik yang masuk ke SMP N 2 Jatiroto sebagian besar dari keluarga golongan bawah karena peserta didik yang masuk ke SMP N 2 Jatiroto merupakan peserta didik yang berdomisili di Kecamatan Jatiroto yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh bangunan.

Pada kenyataannya, peserta didik yang bersekolah di pedesaan dan asli orang desa sangat berbeda dengan peserta didik yang sekolah di perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari penampilan fisik, fasilitas sekolah, teknik belajar maupun dalam penguasaan teknologi yang memang lebih unggul peserta didik yang sekolah di perkotaan. Akan tetapi, diluar dari hal tersebut tingkat keberhasilan SMP N 2 Jatiroto meskipun berada di daerah pelosok desa sangat luar biasa dan mampu mengungguli sekolah-sekolah favorit yang berada di perkotan.

(22)

7

nilai ujian tengah semester, dan nilai nilai ujian semester, dan juga berbagai macam perlombaan yang telah diikuti seperti lomba cerdas cermat, lomba siswa teladan serta Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang semua itu selalu dipantau dan diupayakan peningkatannya.

Peningkatan kegiatan non akademik di SMP N 2 Jatiroto terlihat dari adanya kegiatan di luar sekolah dan diluar jam pelajaran seperti kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler yang mengacu pada penerapan kegiatan non akademik di sekolah bertujuan untuk mengasah bakat, minat dan kreativitas peserta didik dalam mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri masing-masing. Upaya peningkatan dalam hal non akademik tersebut terlihat dari beberapa ekstrakurikuler yang ada di sekolah, seperti pramuka, PMR, PBB, bola basket, bola volley, tenis meja, futsal, paduan suara, hasta karya, baca tulis Al Quran.

(23)

8

Upaya peningkatan prestasi tersebut baik dalam bidang akademik maupun non akademik dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang muncul. Pihak sekolah khususnya guru dituntut untuk melakukan perubahan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus dituntut menghindarkan diri dari cara-cara belajar lama. Sehingga dalam proses belajar mengajar pendidik harus mampu mengembangkan berbagai macam metode pembelajaran.

Pada kenyataan yang terjadi di lapangan hampir semua guru masih menggunakan metode konvensional yaitu dengan cara ceramah. Variasi pada metode pembelajaran sangat terbatas. Guru yang hanya bisa mengajar dengan metode ceramah saja, membuat peserta didik menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif adalah guru yang mencoba metode baru serta mampu memanfaatkan fasilitas yang ada sehingga mampu memotivasi peserta didik untuk belajar. Pada kenyataan dilapangan, SMP N 2 Jatiroto sudah memiliki media tersebut, baik dalam jumlah maupun kualitas. Namun, belum semua guru mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada di dalam proses pembelajaran.

(24)

9

menonjol bahkan sekarang ini kegiatan tersebut ditiadakan seperti Karya Ilmiah Remaja (KIR). Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemberdayaan dari pihak sekolah, kurangnya tenaga pendidik yang berkompeten, minat peserta didik yang tidak begitu tinggi serta sarana dan prasarana penunjang yang kurang optimal. Pencapaian sekolah ini akan lebih maksimal dan dapat ditingkatkan lagi apabila semua komponen pendukung maupun faktor-faktor yang mendukung peningkatan sekolah dapat dioptimalkan.

Input yang diterima oleh SMP N 2 Jatiroto adalah peserta didik yang tergolong biasa saja dan juga bukan dari Sekolah Dasar yang memiliki nilai rata-rata lulusan yang tinggi. Hal ini dilihat dari penerimaan peserta didik baru bahwa SMP N 2 Jatiroto menentukan standar batas nilai bagi peserta didik baru tergolong rendah. Sangat jelas bahwa input yang diterima kurang berkualitas. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal seperti ini terjadi di setiap tahun ajaran baru bahwa input yang masuk tergolong rendah. Hal ini dikarenakan input yang masuk ke SMP N 2 Jatiroto yang letaknya berada di pinggirian kota terbatas oleh zona wilayah sehingga peserta didik yang masuk berasal dari Sekolah Dasar di desa yang sama pada setiap tahunnya.

(25)

10

pelajaran di sekolah sehingga peningkatan prestasi belajar peserta didik akan terhambat. Perhatian orang tua terhadapa pentingnya kegiatan sekolah baik akademik maupun non akademik juga sangat terbatas, karena pengetahuan orang tua terhadap pentingnya pendidikan sangat kurang. Hal tersebut akan berdampak pada pola pikir anak yang tidak berkembang sehingga juga berpengaruh terhadap kedisiplinan peserta didik di sekolah.

(26)

11 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diketahui identifikasi masalah terkait dengan prestasi akademik dan non akademik, yaitu:

1. Masih ada guru yang belum menggunaan media pembelajaran secara optimal dan kurang mampu mengembangkan pembelajaran sehingga kurang bervariasi.

2. Kurangnya pemberdayaan sekolah dan kurangnya tenaga yang berkompeten dalam kegiatan non akademik

3. Sarana dan prasarana penunjang kegiatan non akademik yang kurang optimal. 4. Input yang diterima tergolong rendah karena nilai UN SD pada penerimaan

peserta didik baru rendah.

5. Kurangnya motivasi peserta didik sehingga peserta didik menjadi pasif dalam proses pengembangan kemampuan akademik maupun non akademik.

6. Kurangnya perhatian wali murid terhadap pentingnya kegiatan sekolah baik akademik maupun non akademik bagi anak-anaknya

7. Kurangnya aksesibilitas peserta didik untuk datang ke sekolah.

C. Batasan Masalah

(27)

12 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prestasi akademik dan non akademik peserta didik di SMP N 2 Jatiroto?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik dan non akademik peserta didik di SMP N 2 Jatiroto?

E. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi prestasi akademik dan non akademik peserta didik di SMP N 2 Jatiroto.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik dan non akademik pesertaa didik di SMP N 2 Jatiroto.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk kajian tentang Manajemen Peserta Didik.

2. Manfaat praktis a. Bagi pendidik

(28)

13

mempengaruhi prestasi peserta didik baik prestasi dalam bidang akademik maupun prestasi dalam kegiatan non akademik sehingga prestasi tersebut dapat dioptimalkan.

b. Bagi Sekolah

Penelitian ini nantinya akan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam proses belajar mengajar, pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai, metode mengajar yang tepat bagi peserta didik, dengan demikian dapat meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik peserta didik.

c. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

(29)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik 1. Pengertian Manajemen Peserta Didik

Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY (2010: 50) peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Pengertian peserta didik menurut ketentuan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi dapat diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan dan terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu.

Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2011: 205) peserta didik adalah orang yang mempunya pilihan menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan. Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

(30)

15

suka, karena kecocokannya dengan keinginan, harapan dan kebutuhan. (Eka Prihatin, 2011: 64).

Manajemen peserta didik adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan peserta didik dikelas dan di luar kelas seperti pengenalan, pendaftaran, layanan individu seperti pengembangan keseluruhan kamampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang disekolah. Manajemen peserta didik merupakan upaya untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai dengan peserta didik meninggalkan sekolah karena karena sudah tamat/lulus mengikuti pendidikan di lembaga pendidikan itu (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2011: 205).

Pendapat lain tentang manajemen peserta didik dijelaskan oleh Eka Prihatin (2011: 65), manajemen peserta didik adalah proses mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kepesertadidikan agar kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Manajemen peserta didik ini nantinya juga dapat digunakan sebagai pengembangan individualitas peserta didik agar mereka dapat mengembangkan potensi dalam diri mereka, pengembangan sosial peserta didik agar mereka mampu bersosialisai dengan lingkungan sekitar, penyaluran aspirasi peserta didik agar peserta didik tersalur dengan hobi, kesenangan dan minatnya, serta pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik agar mereka sejahtera dalam hidupnya.

(31)

16

minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mampunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.

Sedangkan manajemen peserta didik juga dapat disimpulkan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik itu masuk sampai dengan peserta didik tersebut lulus sekolah. Dengan demikian, manajemen peserta didik itu bukan dalam bentuk kegiatan pencatatan peserta didik saja tetapi melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan.

2. Kegiatan dalam Manajemen Peserta Didik a. Perencanaan Peserta Didik

(32)

17

Berbeda halnya dengan pendapat Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY (2010: 51) yang menjelaskan bahwa perencanaan terhadap peserta didik tidak hanya menyangkut dari perencanaan penerimaan peserta didik baru sampai dengan kelulusan saja, tetapi juga menyangkut aspek jumlah putus sekolah dan angka kepindahan peserta didik. Jadi dengan kata lain perencanaan peserta didik merupakan bagian dari perencanaan sekolah secara keseluruhan karena manajemen peserta didik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan manajemen sekolah secara keseluruhan.

Langkah yang pertama dalam perencanaan terhadap peserta didik, yaitu:

1) Analisis Kebutuhan Peserta Didik

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2011: 207) menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

a) Merencanakan jumlah peserta didik yang diterima

Penentuan jumlah peserta didik yang diterima perlu dilakukan oleh lembaga pendidikan, agar layanan terhadap peserta didik dapat dilakukan secara optimal. Besarnya jumlah peserta didik yang akan diterima harus mempertimbangkan hal-hal berikut :

(33)

18

(2) Rasio murid dan guru. Yang dimaksud rasio murid dan guru adalah perbandingan antar banyaknya peserta didik dengan guru per-fulltimer. Secara ideal rasio murid dan guru adalah 1:30.

b) Menyusun program kegiatan kepeserta didikan

Menyusun program kegiatan bagi peserta didik selama mengikuti pendidikan di sekolah harus didasarkan pada :

(1) Visi dan misi lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan (2) Minat dan bakat peserta didik

(3) Sarana dan prasarana yang ada (4) Anggaran yang tersedia

(5) Tenaga kependidikan yang tersedia.

Hal senada juga dijelaskan oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY (2010: 51) bahwa analisis kebutuhan peserta didik merupakan suatu langkah yang dilakukan pihak sekolah dalam menetapan peserta didik yang dibutuhkan oleh sekolah tersebut. Hal-hal tersebut meliputi;

“merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima dengan pertimbangan daya tampung kelas/jumlah kelas yang tersedia, serta pertimbangan rasio murid dan guru. Secara ideal rasio murid dan guru adalah 1:30; menyusun program kegiatan kepeserta didikan yaitu visi dan misi sekolah, minat dan bakat peserta didik, sarana dan prasarana yang ada, anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan yang tersedia (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY, 2010: 51)”.

(34)

19

diterima. Selain itu langkah lain yang harus dilakukan pihak sekolah yaitu dengan menyusun program kegiatan kepeserta didikan bagi peserta didik selama mengikuti pendidikan di sekolah. Hal tersebut dilakukan agar layanan terhadap peserta didik dapat dilakukan secara optimal.

2) Rekrutmen Peserta Didik

Rekrutmen peserta didik pada hakikatnya merupakan proses pencarian, menentukan peserta didik yang nantinya akan menjadi peserta didik di lembaga sekolah yang bersangkutan. Ali Imron (2011: 41-42) menjelaskan bahwa peserta didik dapat diterima di suatu lembaga pendidikan seperti sekolah harus memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan. Setiap orang mempunyai hak-hak yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan. Akan tetapi tidak secara otomatis mereka diterima disuatu lembaga pendidikan seperti sekolah, karena untuk dapat diterima harus terlebuh dahulu memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan.

Tahap dalam penerimaan peserta didik secara garis besar antar lain: a) pembentuk panitia penerimaan peserta didik

b) pendaftaran calon peserta didik c) seleksi calon peserta didik

d) pendaftaran kembali calon peserta didik yang diterima

e) pelaporan pertanggung jawaban pelaksana penerimaan calon peserta didik kepada keala sekolah.(Eka Prihatin, 2011: 66).

(35)

20

memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan oleh lembaga pendidikan tersebut.

3) Seleksi Peserta Didik

Seleksi peserta didik merupakan kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Seleksi peserta didik penting dilakukan terutama bagi lembaga pendidikan yang peserta didiknya melebihi dari daya tampung yang tersedia di lembaga pendidikan tersebut.

Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah :

a) melalui tes atau ujian, yaitu tes psikotest, tes jasmani, tes kesehatan, tes akademik, atau tes keterampilan

b) melalui penelusuran bakat kemampuan, biasanya berdasarkan pada prestasi yang diraih oleh calon peserta didik dalam bidang olahraga atau kesenian

c) berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2011: 209).

Seleksi peserta didik sangat penting dilakukan bagi lembaga pendidikan. Dengan adanya tahap seleksi peserta didik ini, pihak sekolah akan dapat memilih dan mengetahui kemampuan peserta didik yang layak untuk bersekolah di lembaga pendidikan tersebut. Cara-cara seleksi yang digunakan seperti: tes/ujian, penelusuran bakat dan kemampuan peserta didik, dan nilai STTB atau UAN dapat digunakan pihak sekolah sebagai dasar atau acuan dalam menyeleksi peserta didik untuk dapat atau tidak dapat diterima di sekolah yang diharapkan.

4) Orientasi Peserta Didik

(36)

21

menghadapi kondisi dan situasi sekolah yang baru. Dengan adanya orientasi tersebut peserta didik nantinya akan mampu menghadapi lingkungan budaya baru sekolah yang dapat saja berbedah jauh dengan sekolah sebelumnya. Yang dimaksud dengan orientasi di sini adalah perkenalan yang meliputi lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah (Eka Prihatin, 2011: 67).

Hal senada juga dijelaskan Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY (2010: 52) yang menjelaskan bahwa orientasi peserta didik baru merupakan kegiatan mengenalkan situasi dan kondisi sekolah baru terhadap peserta didik agar peserta didik mampu untuk segera menyesuaikan diri dengan sekolah tempat peserta didik menempuh pendidikan baik menyesuaikan dengan lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Tujuan dengan orientasi tersebut adalah agar peserta didik mengerti dan mentaati peraturan yang berlaku di sekolah, peserta didik dapat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah, dan siap menghadapi lingkungan baru secara fisik, mental dan emosional.

Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa orientasi peserta didik ini dilakukan oleh pihak sekolah dengan tujuan untuk mengenalkan lingkungan sekolah baik lingkungan fisik sekolah maupun lingkungan sosial sekolah. Sehingga di dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik dapat menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan mampu mengikuti kegiatan sekolah secara optimal. 5) Penempatan Peserta Didik

(37)

22

juga dilakukan dengan sistem kelas, pengelompokan peserta didik bisa dilakukan berdasarkan kesamaan yang ada pada peserta didik yaitu jenis kelamin dan umur (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY, 2010: 52).

Menurut Ali Imron (2011: 97) pengelompokan peserta didik dimaksud untuk membantu mereka agar dapat berkembang secara optimal. Dengan adanya pengelompokan perserta didik akan mudah dikenali. Terdapat dua jenis pengelompokan peserta didik yaitu pengelompokan yang didasarkan atas kemampuan di dalam setting sekolah (ability grouping) dan pengelompokkam dalam setting kelas (sub-grouping with in the class).

Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penempatan peserta didik atau pembagian kelas dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar selalu mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Dengan adanya pengelompokan kelas ini peserta didik nantinya akan dipicu untuk selalu berperan aktif dalam stiap kelompok yang telah ditentukan.

6) Pencatatan dan Pelaporan

Kegiatan pencatatan dan pelaporan peserta didik bertujuan untuk mencatat kondisi peserta didik sehingga lembaga pendidikan yaitu sekolah mampu mengontrol dan melakukan bimbingan secara optimal terhadap peserta didik. Kegiatan ini dimulai sejak peserta didik diterima di sekolah sampai dengan tamat atau meninggalkan sekolah.

(38)

23

didik di sebuah lembaga. Adapun pencatatan yang diperlukan untuk mendukung data mengenai peserta didik adalah (1) buku induk peserta didik, berisi catatan tentang peserta didik yang masuk di sekolah tersebut, pencatatan diserta dengan nomor induk peserta didik/nomor pokok; (2) buku klapper, pencatatannya diambil dari buku induk dan penulisannya diurutkan berdasar abjad; (3) daftar presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran peserta didik pada kegiatan sekolah; (4) daftar catatan pribadi peserta didik berisi data setiap peserta didik beserta riwayat keluarga, pendidikan dan data psikologis. Biasanya buku ini mendukung program bimbingan dan penyuluhan di sekolah.

Hal senada juga dijelaskan Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2011: 212) bahwa pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di lembaga pendidikan yaitu sekolah sangat diperlukan. Kegiatan ini dimulai dari peserta didik masuk atau diterima di suatu sekolah sampai dengan peserta didik keluar atau tamat dari sekolah tersebut.Pencatatan peserta didik ini memiliki tujuan yaitu agar pihak sekolah mampu memberikan pengawasan dan mampu memberikan bimbingan yang optimal pada peerta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan dengan tujuan sebagai wujud tanggung jawab lembaga agar pihak-pihak terkait mampu mengetahui perkembangan peserta didik di lembaga tersebut.

(39)

24

terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu: menganalisis kebutuhan peserta didik, melakukan rekruitmen peserta didik, menyeleksi peserta didik, orientasi peserta didik, menempatkan peserta didik dalam suatu kelas, dan melakukan pencatatan dan pelaporan

b. Pembinaan Peserta Didik

Langkah berikutnya dalam manajemen peserta didik adalah melakukan pembinaan serta pengembangan terhadap peserta didik. Pembinaan peserta didik ini dilakukan sehingga anak mendapat bermacam-macam pengalamanbelajar untuk bekal kehidupan yang akan datang. Untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan belajar ini, peserta didik harus melakukan bermacam-macam kegiatan.

(40)

25

dapat memilih mana kegiatan yang yang disukai yang dapat, mengembnagkan kemampuan dirinya. Dapat dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan wadah bagi kegiatan peserta didik diluar jam pelajaran atau diluar kegiatan kurikuler.

Dalam kegiatan pembinaan inilah peserta didik diproses untuk menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Bakat, minat dan kemampuan peserta didik harus ditumbuh kembangkan secara optimal melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Dalam manajemen peserta didik tidak ada anggapan bahwa kegitan kurikuler lebih penting dari kegiatan ekstrakurikuler atau sebaliknya. Kedua kegiatan ini harus dilaksanakan karena saling menunjang satu sama lain baik dalam proses pembinaan maupun pengembangan peserta didik.

Langkah selanjutnya dalam manajemen peserta didik adalah pembinaan terhadap peserta didik yang meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik. Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY (2010: 53-55) layanan-layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi

1) Layanan bimbingan dan konseling

Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap peserta didik agar perkembangannya optimal sehingga anak didik bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Fungsi bimbingan disini adalah membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya, memilih program, lapangan pekerjaan sesuai bakat,minat, dan kemampuan. Selain itu bimbingan dan konseling juga membantu guru dalam menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat peserta didik,serta membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan bakat dan minat peserta didik untuk mencapai perkembangan yang optimal.

2) Layanan perpustakaan

(41)

26

Keberadaan perpustakaan sangatlah penting karena perpustakaan juga dipandang sebagai kunci dalam pembelajaran peserta didik di sekolah. Bagi peserta didik perpustakaan bisa menjadi penyedia bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, membantu peserta didik dalam mengadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan subjek yang diminati, serta meningkatkan minat baca peserta didik dengan adanya bimbingan membaca, dan sebagainya.

3) Layanan kantin

Kantin diperlukan di tiap sekolah agar kebutuhan anak terhadap makanan yang bersih, bergizi dan higienis bagi anak sehingga kesehatan anak terjamin selama di sekolah. Guru bisa mengontrol dan berkonsultasi dengan pengelola kantin dalammenyediakan makanan yang sehat dan bergizi. Peranan lain dengan adanya kantindi dalam sekolah anak didik tidak berkeliaran mencari makanan dan tidak haruskeluar dari lingkungan sekolah.

4) Layanan kesehatan

Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk dalam sebuah wadah yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama UKS untuk meningkatkan atau membina kesehatan peserta didik dan lingkungan hidupnya. Program UKS sebagai berikut (1) mencapai lingkungan hidup yang sehat; (2) pendidikan kesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah

5) Layanan transportasi

Sarana transport bagi peserta didik sebagai penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar, biasanya layanan transport diperlukan bagi peserta didik di tingkat prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.

6) Layanan asrama

Bagi peserta didik layanan asrama sangat berguna untuk mereka yang jauh dari keluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk mereka beristirahat. Biasanya yang mengadakan layanan asrama di tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.

(42)

27

dengan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler saja, tetapi dengan membarikan layanan-layanan penunjang peningkatan prestasi peserta didik.

c. Evaluasi Kegiatan Peserta Didik

Evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik perlu dilakukan agar lembaga pendidikan mampu mengetahui perkembangan peserta didik dari waktu kewaktu. Ali Imron (2011: 116) menjelaskan bahwa evaluasi peserta didik merupakan proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Evaluasi hasil belajar peserta didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini dimaksud untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat menampilkan performa yang diharapkan. Tanggung jawab untuk mengevaluasi belajar peserta didik berada di tangan pendidik.

Eka Prihatin (2011: 159) menjelaskan bahwa evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data menganalisis informasi tentang efektivita dari dampak suatu tahap atau keseluruhan program. Evaluasi juga merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan, baik ditingkat mikro (sekolah), meso (Dinas Pendidikan Kota dan Propinsi), maupun makro (Departemen). Hal ini didasari dengan pemikiran bahwa dengan adanya evaluasi, lembaga pendidikan dapat mengukur tingkat kemajuan pendidikan pada tingkat sekolah, Dinas Pendidikan kota maupun propinsi, dan Departemen.

(43)

28

1) Tujuan umum dari evaluasi peserta didik adalah :

a) Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan peserta didik dalam mencapaitujuan yang diharapkan.

b) Memungkinkan pendidik/guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat.

c) Menilai metode mengajar yang digunakan 2) Tujuan khusus dari evaluasi peserta didik adalah :

a) merangsang kegiatan peserta didik

b) menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan belajar peserta didik

c) memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat peserta didik yang bersangkutan

d) untuk memperbaiki mutu pembelajaran/cara belajar dan metodemengajar (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY, 2010: 55-56)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpilakan bahwa kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan materi peserta didik. Sehingga dengan adanya kegiatan evaluasi ini pihak sekolah memiliki tolak ukur pencapaian prastasi peserta didiknya menurun atau meningkat.

d. Mutasi Peserta Didik

Secara garis besar mutasi peserta didik diartikan sebagai proses perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah yang lain atau perpindahan peserta didik yang berada dalam sekolah. Menurut Ali Imrom (2011: 152) mutasi merupakan perpindahan peserta didik dari kelas yag satu ke kelas lain yang sejajar, dan/atau perpindaha peserta didik dari sekolah satu kesekolah lain yang sejajar. Mutasi dapat dilakukan oleh peserta didii karena mereka berhak untuk mendapat layanan pendidikan yang sesuai dengan yang dibutuhkan dan diminati.

(44)

29

dikarenakan keadaan jumlah peserta didik tidak tetap, terdapat peserta didik yang dipindahkan ada juga peserta didik yang keluar (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2011: 213). Oleh karena itu, ada dua jenis mutasi peserta didik, yaitu :

1) Mutasi intern

Menurut Ali Imron (2011: 153) mutasi intern adalah mutasi yang dilakukan peserta didik dalam data sekolah. Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas yang tingkatnya sejajar. Mutasi intern ini dilakukan peserta didik yang sama jurusannya atau berbeda jurusannya.

Sedangkan Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY (2010: 66) menjelaskan bahwa mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah. Dalam hal ini akan dibahas khusus mengenai kenaikan kelas. Maksud kenaikan kelas adalah peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program pendidikan selama satu tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk dinaikkan, maka kepadanya berhak untuk naik kelas berikutnya.

2) Mutasi ekstern

Mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain dalam satu jenis dan satu tingkatan. Meskipun ada juga peserta didik yang pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang berlainan (Ali Imron, 2011: 153-154)

(45)

30

artinya perpindahan tersebut harus dikaitkan dengan kondisi sekolah yang bersangkutan, kondisi peserta didik, dan latar belakang orang tuanya, serta sekolah yang akan ditempati.

Dapat disimpulkan dari berbagai konsep diatas, manajemen peserta didik merupakan penataan atau pengaturan peserta didik mulai peserta didik masuk, sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Di dalam manajemen peserta didik terdapat kegiatan yang meliputi perencanaan peserta didik, pembinaan peserta didik, evaluasi peserta didik dan mutasi peserta didik.

B. Konsep Dasar Prestasi Akademik dan Non Akademik 1. Pengertian Prestasi

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil konkrit yang telah dicapai seseorang dalam melakukan suatu kegiatan dalam waktu tertentu. Rusdhie dan Nurlela Isnawati (2009: 4) berpendapat bahwa prestasi dilihat dari peserta didik adalah keberhasilan peserta didik di dalam mengikuti pelajaran mendapat nilai bagus dan memuaskan. Prestasi peserta didik dalam belajar dikatakan baik apabila telah mencapai syarat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(46)

31

Sejalan dengan itu, menurut Depdiknas dalam Acep Yonny, dkk (2010: 158) prestasi adalah hasil yang telah dicapaidari suatu usaha yang telah dilakukan atau dikerjakan. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa adanya suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan. Prestasi juga dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktifitas belajar yang dilakukan.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai karena adanya aktivitas dan usaha yang sungguh-sungguh dalam belajar yang dinyatakan dalam angka atau huruf.Uraian diatas juga menunjukan bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil konkrit yang dapat dicapai pada saat waktu tertentu.

2. Pengertian Prestasi Akademik

Menurut Mohammad Asrori (2009: 100) prestasi akademik merupakan perwujudan nyata dari proses belajar, latihan, pengetahuan, pengalaman, motivasi, bakat dan kemampuan yang dicapai seseorang sesuai dengan bidang keahliannya. Prestasi yang unggul dalam bidang tertentu merupakan cerminan dari bakat khusus yang dimiliki dalam bidang tersebut.

(47)

32

Berdasarkan uraian ditas dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah suatu tingkat keberhasilan pencapaian dari bakat dan kemampuan peserta didik terkait dengan bidang hal tertentu karena suatu usaha belajar yang hasilnya dapat diukur dan dinilai menggunakan tes berstandar. Prestasi akademik merupakan hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar yang ditetapkan dalam kurikulum yang bersifat kognitif dan ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Maka prestasi akademik yang berkaitan dengan belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dapat diukur dengan tes, seperti tes ulangan harian, tes mid semester, tes semester, ujian sekolah, maupun ujian nasional. Rapor merupakan salah satu contoh instrumen yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan peserta didik dalam menerima kegiatan akademik di sekolah.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Slameto (1991: 56-74) mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik peserta didik, antara lain :

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, antara lain :

1) Faktor Jasmaniah

(48)

33 2) Faktor Psikologis

Yang termasuk dalam faktor psikologis antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

b. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, antara lain: 1) Keluarga

Peserta didik yang sedang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga, berupa: cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, sikap dan perhatian orang tua dan latar belakang kebudayaan orang tua.

2) Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi peserta didik meliputi: metode mengajar guru, kurikulum, hubungan guru dengan peserta didik, hubungan peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, metode belajar, dan tugas sekolah.

3) Masyarakat

(49)

34

learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Pendapat kedua pakar di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menpengaruhi belajar peserta didik adalah faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan mengajar. Kedua pendapat tersebut saling melengkapi dan menunjukan secara rinci tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik peserta didik.

4. Pengertian Prestasi Non Akademik

Kegiatan non akademik merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar ketentuan yang telah ada dalam kurikulum dan digunakan sebagai wadah bagi kegiatan peserta didik di luar jam pelajaran kurikuler. Dengan adanya kegiatan non akademik ini peserta didik dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya melalui berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ini terbentuk berdasarkan bakat dan minat peserta didik sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam diri mereka secara optimal.

(50)

35

didik dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini dilakukan secara swadaya oleh pihak seolah maupun peserta didik itu sendiri untuk merintis kegiatan diluar jam pelajaran sekolah. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi peserta didik yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan agar peserta didik dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong sikap atau nilai-nilai.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran tatap muka dilaksanakan di sekolah. Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Umum (2006: 8) pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai kegiatan integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler.

(51)

36

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2011: 212) menjelaskan ekstrakurikuler adalah kegiatan peserta didik yang dilakukan diluar ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum, artinya bahwa kegiatan ini dilakukan di luar kegiatan pembelajaran tatap muka atau diluar kegiatan kurikuler.Kegiatan ekstrakurikuler ini terbentuk berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Setiap peserta didik tidak diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Peserta didik dapat memilih mana kegiatan yang yang disukai yang dapat, mengembnagkan kemampuan dirinya. Dapat dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan wadah bagi kegiatan peserta didik di luar jam pelajaran atau diluar kegiatan kurikuler.

Menurut Suryosubroto (2009: 286) yang dimaksud ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dan dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan peserta didik.

Moh. Uzer Usman (1992: 22) memberikan batasan kegiatan ekstrakurikuler sebagai kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap mukan baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.

(52)

37

mengaitkan pengetahuan yang diperolah dalam program kurikuler dengan kebutuhn dan keadaan lingkungan.

Suryosubroto (1997: 275) mengelompokkan kegiatan ekstrakurikuler ke dalam dua jenis, yaitu:

a. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ektrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu.

b. Kegiaan ektrakurikuer yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu jenis kegiatan ekstrakrikuler yang dilaksanakan dalam waktu yang sama. Dimana untuk menyelesaikan satu program kegiatan ekstrakurikuler diperlukan waktu yang sama.

Adapun tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan yang dikutip oleh Suryosubroto (2009: 288) yaitu:

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik baik dari segi kognitif, afektif, dan segi psikomotorik peserta didik b. Mengembangkan bakat serta minat peserta didik dalam upaya pembinaan

pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

c. Dapat mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan non akademik yang dilakukan peserta didik di luar jam pelajaran kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan dibawah bimbingan pihak sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.

(53)

38

Beberapa macam kegiatan ekstrakurikuler menurut Oteng Soetisna (1993: 12), antara lain :

a. Organsasi murid seluruh sekolah

b. Organisasi kelas dan organisasi tingkat-tingkat kelas c. Kesenian : tari-tarian, band, karawitan, vokal group. d. Klub-klub hoby : fotografi, jurnallistik.

e. Pidato dan drama.

f. Klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran (klub IPA, klub IPS, dan seterusnya).

g. Publikasi sekolah (koran sekolah, buku tahunan sekolah, dan sebagainya).

h. Atletik dan olahraga.

i. Organisasi-organisasi yang disponsori secara kerjasama (Pramuka dan seterusnya).

Selanjutnya kegiatan eksrakurikuler menurut Kemendikbud (2013) dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Ekstrakurikuler Wajib

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harusdiikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengankondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

b. Ekstrakurikuler Pilihan

Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yangdapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnyamasing-masing.

(54)

39

a. Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta didik (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar BenderaPusaka (Paskibraka), dan lainnya;

b. Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatanpenguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, danlainnya;

c. Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakatolahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya; atau d. Jenis lainnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

b. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.

Selain hal tersebut diatas, dan juga sesuai dengan Permendikbud RI No 81A Tahun 2013 tentang pedoman kegiatan ekstrakurikuler, bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan secara :

(55)

40

b. Secara kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Non Akademik

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi non akademik peserta didik menurut Muhibbin Syah (2006: 3) digolongkan menjadi:

a. Faktor intern 1) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus yang diserai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya hanya sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang. Sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

2) Harapan tertentu

Setiap peserta didik memiliki harapan yang ingin dicapai, harapan ersebut berupa suatu prestasi, kepribadian, rekreasi, dan kesehatan. Semua ini perlu ditanamkan pada peserta didik dengan cara memberikan semangat terhadap peserta didik agar selalu mengembangkan potensi dirinya dengan kegiatan ektrakurikuler.

3) Prestasi

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai setelah melakukan suatu kegiatan atau perlombaan. Prestasi ini bias berupa penghargaan, piala dan ranking. Semua prestasi ini tidak terlepas dari intelegensi peserta didik, walaupun begitu peserta didik yang mempunyai intelegensi tinggi balum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. 4) Rekreasi

Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran jasmani maupun rohani, hal ini adalah suatu aktifitas seseorang diluar pekerjaannya. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik dapat diajarkan berbagai kegiatan yang positif sehingga kemampuan individu dapat dibangun dan ditingkatkan kembali.

5) Kepribadian

Perilaku kita merupakan cerminan dari diri kita sendiri. Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya, akan tetapi sebagai akibat adanya stimulus atau rangsangan terhadap individu tersebut.

6) Kesehatan

(56)

41

keseharian tidak mendapat masalah. Oleh karena itu kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses aktivitas belajar peserta didik.

b. Faktor Ekstern

Yang termasuk ke dalam faktor ekstern antara lain adalah: 1) Lingkungan

Lingkungan merupakan semua yang ada di luar individu yang meliputi fisik dan masyarakat. Masyarakat juga berpengaruh dalam belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan peserta didik dalam masyarakat. Misalnya kegiatan peserta didik dalam masyarakat, kegiatan peserta didik dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan kepribadiannya. Tetapi jika peserta didik tersebut terlalu banyak mengambil kegiatan didalam masyarakat maka kegiatan sekolahnya akan terganggu.

2) Keluarga

Keluarga merupakan pihak yang masih ada hubungan darah dan keturunan. Misalnya cara orang tua mendidik, mendidik anak dengan cara memanjakan adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan tehadap anaknya tak sampai hati untuk memaksa anaknya belajar, bahkan membiarkan saja anaknya untuk tidak belajar dengan alasan segan adalah tindakan orang tua yang tidak benar, karena jika akan dibiarkan berlarut-larut anak akan menjadi nakal dan nantinya akan terbawa di lingkungan sekolah.

3) Sarana dan prasarana

Sarana dan ptasaran merupakan alat dan fasilitas yang sangat penting untuk mendukung terciptanya kualitas kegiatan ektrakurikuler. Apabila sarana dan prasarana sudah memenuhi maka latihan dapat berjalan efektif dan efisien. Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar peserta didik, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pendamping pada waktu melakukan kegiatan pembelajaran dipakai pula oleh peserta didik untuk menerima bahan yang diajarkan itu.

4) Pelatih

Pelatih adalah seseorang yang mempunya kemampuan profesioanal untuk membantu mengungkapkan potensi yang ada dalam diri peserta didik sehingga memiliki kemampuan yang nyata secara optimal dalam waktu yang singkat.

5) Ekonomi

Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor ekonomi merupakan penunjang dalam mempertahankan kehidupan. Oleh karena itu banyak manusia berkorban demi memajukan taraf ekonominya. Seorang atlet akan lebih cepat dalam mencapai presati apabila fasilitas penunjang untuk berlatih terpenuhi. Fasilitas penunjang proses pembelajaran yang memenuhi standar tidak lupt dari taraf ekonomi yang dimiliki setiap individu.

(57)

42 a. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah minat yang berasal dari dalam diri seseorang. Antar lain:

1) Keinginan atau minat

Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu objek. Minat ada yang muncul dengan sendirinya yaitu minat spontan, dan ada yang muncul karena dibangkitkan dengan sengaja dan usaha. Untuk berpartisipai dalam suatu kegiatan pada individu pasti memiliki taraf yang berbeda-beda. Hal tersebut timbul apabila individu tertarik kepada suatu yang ingin mereka pelajari sesuai dengan yang merekaminginkan.

2) Minat untuk mengisi waktu luang

Diketahui juga mengisi waktu luang mereka juga didasari karena adana faktor kesenangan, mendapat teman, waktu luang, dan untuk mendapat kesehatan. Tentunya rasa senang dan tertarik yang dimiliki setiap individu akat timbul apabila bidang-bidang yang ditawarkan pada dirinya dirasa akan memenuhi kebutuhannya.

b. Faktor Ekstrinsik

Faktor entrinsik yaitu faktor pendorong yang muncul dari luar individu. Faktor tersebut antara lain:

1) Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan non akademik yang melipti kegiatan ekstrakurikuler disekolah sangat erat kaitannya dengan metode pengajaran serta fasilitas yang memadahi. Dalam penyampaian materi perlu diperhatikan cara atau metoe yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Cara yang tidak sesuai akan menyulitkan sehingga mengurangi minat terhadap yang disampaikan. Begitu juga dengan fasilitas yang tidak kalah penting dalam menumbuhkan minat ekstrinsik untuk mengikuti kegiatan ektrakurikuler. Dengan adanya fasilitias yang memadai akan menumbuhkan semangat terhadap eserta didik untuk mengikuti kegiatan tersebut.

2) Media

Betuk media antara lain adalah buku tentang kegiatan yang diadakan tersebut, majalah, surat kabar, radio, televise dan bentuk-bentuk lainnya yang sangat berpengaruh terhadap minat peserta didik dalam menekuni sehingga peserta didik dapat mempraktekan secara langsung dari apa yang telah diperoleh melalui media tersebut. Peserta didik yang memiliki minat tinggi akan memanfaatkan sumber informasi untuk memperluas wawasannya. Semakin berkembang jalur informasi yang ada hubungannya denga kegiatan ekstrakurikuler yang mereka jalani akan semakin mengangkat minat peserta didik tersebut.

3) Penghargaan

(58)

43

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi non akademik terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi pretasi peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya melalui kegiatan ektrakurikuler yang mereka ambil.

6. Perbedaan Kegiatan Akademik dengan Kegiatan Non Akademik.

Menurut Asep Herry Hernawan (2008: 12) ada beberapa perbedaan antara kegiatan non akademik dengan kegiatan akademik antara lain yaitu:

a. Sifat kegiatan

Kegiatan akademik bersifat mengikat, artinya setiap peserta didik diwajibkan mengikuti semua kegiatan akademik. Sedangkan kegiatan non akademik sifatnya lebih luwes dan tidak terlalu mengikat karena kegiatan non akademik merupakan kegiatan penunjang untuk mencapai program akademik dan tujuan pendidikan yang lebih luas.

b. Waktu pelaksanaan

Kegiatan akademik waktunya pasti dan tepat, dilaksanakan terus menerus setiap hari sesuai dengan kalender akademik sekolah sedangkan kegiatan non akademik penjadwalannya bersifat dinamis dan fleksibel, tergantung kepada kepala sekolah yang bersangkutan.

c. Sasaran dan tujuan program

(59)

44

kurikulum, sedangkan kegiatan nonakademik sasaran dan tujuanya adalah menumbuhkan pengembangan minat dan bakat, pengembangan kepribadian sebagai mahluk sosial, disamping bertujuan untuk membantu pencapaian tujuan akademik

d. Teknis pelaksanaan

Kegiatan akademik dilaksanakan secara ketat dengan setruktur program yang disesuaikan dengan kalender akademik di bawah tanggung jawab guru bidang studi atau guru kelas, sedangkan kegiatan nonakademik diselanggarakan secara lebih luwes dan fleksibel sesuai dengan kondisi sekolah, penanggung jawabnya bisa guru kelasatau guru bidang studi sesuai dengan minat dan keahlian atau dibantu oleh tenaga pelaksana dari luar jika sekolah tidak memilikinya.

e. Evalusi dan kriteria keberhasilan

Kegiatan akademik analisis keberhasilanya ditentukan dengan tes, sedangkan kegiatan non akademik kriteria keberhasilan ditentukan oleh proses keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan tersebut.

Dari perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan non akademik (ektrakurikuler) adalah suatu wadah untuk mengembangkan minat, bakat, dan daya

kreativitas peserta didik yang dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah, yang pada

(60)

45 C. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dewi (1997) tentang Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar peserta didik SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, memberikan gambaran secara obyektif bahwa dalam proses belajar terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta adalah tujuan pendidikan yang menekankan unsure keagamaan, penanganan peserta didik sesuai kemampuan, proses pembelajaran, loyalitas guru dan tenaga kependidikan yang berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai, lingkungan belajar yang kondusif, alokasi waktu belajar yang lebih lama dari jam efektif, disiplin sekolah yang tinggi, kepemimpinan kepala sekolah yang baik, UKS, koperasi sekolah, konseling akademik, kelompok belajar, transportasi antar jemput serta kerja sama dengan orang tua/wali murid terutama dalam pendanaan dan perhatian pada belajar peserta didik dirumah.

(61)

46

pengaruh dan signifikansi kemampuan mengajar guru, perhatian orang tua, dan sarana dan prasrana belajar peserta didik terhadap motivasi belajar matematika.

D. Kerangka Berpikir

(62)

47

Gambar 1. Bagan kerangka pikir

Upaya / peran sekolah

Dilihat dari segi ekstern peserta didik Kegiatan akademik Kegiatan non akademik

Prestasi peserta didik dalam bidang akademik dan non

akademik

Dilihat dari segi intern peserta didik 1. PBM

2. UN

3. Perlombaan (cerdas cermat, OSN, siswa teladan)

(63)

48 E. Pertanyaan Penelitian

Penelitian mengenai prestasi peserta didik dalam bidang akademik dan non akademik, profil peserta didik yang berprestasi dalam akademik dan non akademik, dan faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam bidang akademik dan non akademik di SMP N 2 Jatiroto dibatasi pada pertanyaan penelitian di bawah ini:

1. Apa saja yang termasuk dalam prestasi akademik di SMP N 2 Jatiroto? 2. Apa saja yang termasuk dalam prestasi non akademik di SMP N 2 Jatiroto? 3. Bagaimanakah prestasi akademik peserta didik di SMP N 2 Jatiroto? 4. Bagaimanakah prestasi non akademik peserta didik di SMP N 2 Jatiroto? 5. Siapa sajakah yang berprestasi dalam bidang akademik di SMP N 2 Jatiroto? 6. Siapa sajakah yang berprestasi dalam bidang non ademik di SMP N 2 Jatiroto? 7. Bagaimanakah kondisi latar belakang peserta didik yang berprestasi baik

dalam bidang akademik maupun non akademik di SMP N 2 Jatiroto?

8. Bagaimana peran sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi akademik dan non akademik peserta didik di SMP N 2 Jatiroto?

Gambar

Gambar 1. Bagan kerangka pikir
Tabel 1. Jumlah guru dan tugas mengajar dengan latar belakang pendidikan.
Tabel 2. Kualifikasi Pendidik, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Tabel 3. Pengembangan kompetensi / profesionalisme guru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan kegiatan penerimaan peserta didik baru di SMP Negeri 1 Sidoharjo sudah berjalan sesuai aturan yang ada yaitu Peraturan Kepala Dinas

≥ 35 − 82 Rendah Responden yang masuk dalam kategori rendah ditandai dengan : (a) tidak mampu mengatur pengelolaan belajar dalam aspek kognitif

Berdasarkan pengamatan dan peristiwa yang saya alami pada masa sekolah waktu SMA, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Akuntansi siswa berasal

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa walaupun keenam bapak tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, mulai dari tamatan SD (2 orang),

SISWANTO, M.Pd. Pembina Tingkat

(b) Diagnosis, Diagnosis merupakan langkah penetapan masalah yang dialami oleh subyek kasus berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang diperoleh dari hasil

Hal tersebut menarik dan menjadi peluang penelitian untuk melihat resiliensi akademik peserta didik yang berasal dari sekolah yang sama dengan sarana prasarana sekolah

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena bertujuan mengetahui dan membandingkan pola penanganan oleh konselor di sekolah yang berbeda mengenai masalah perilaku