PETUNJUK PRAKTIKUM
TINGKAH LAKU HEWAN
DISUSUN OLEH:
Mujahidin Ahmad, M.Sc
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
Bismillahirrahmaanirrahiim
ﺓﱪﻌﻟ ﻡﺎﻌﻧﻷﺍ ﰲ ﻢﻜﻟ ﻥﺇﻭ
"Dan sungguh, di dalam binatang-binatang ternak itu ( An'aam ), benar-benar terdapat pelajaran bagi kalian. ( QS. Al An'am : 66).
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan Petunjuk dan KemurahanNya buku petunjuk praktikum “Tingkah Laku Hewan” ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Buku petunjuk praktikum Tingkah Laku Hewan (TLH) ini sengaja
disusun untuk membantu dan mempermudah mahasiswa
mempelajari dan mengamati TLH di laboratorium dan lapangan.
Secara khusus kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga pada Ibu Dr. Drh. Bayyinatul Muchtaromah, M.Si yang telah berkenan memberikan masukan dan saran yang berharga dalam penyusunan buku ini.
Tentu buku ini masih jauh dari sempurna, perbaikan akan terus dilakukan pada edisi berikutnya. Semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal shaleh bagi kita semua yang mempelajarinya. Amiin
Malang, 26 Dzulqo’dah 1434 H 1 Oktober 2013 M
PETUNJUK PRAKTIKUM TINGKAH LAKU HEWAN
Semua organisme memiliki tingkah laku. Tingkah laku merupakan bentuk respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Suatu respons dikatakan tingkah laku bila respons tersebut telah berpola, yakni memberikan respons tertentu yang sama terhadap stimulus tertentu. Tingkah laku juga dapat diartikan sebagai aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Dalam mengamati tingkah laku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia), yaitu interpretasi tingkah laku organisme lain seperti tingkah laku manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan tingkah laku tersebut secara antropomorfik. Seringkali suatu tingkah laku hewan terjadi karena pengaruh genetis (tingkah laku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan.
Pada perkembangan ekologi tingkah laku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa tingkah laku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu tingkah laku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.
Umumnya prilaku yang muncul oleh suatu organisme memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1. Untuk mencari makanan dan minum 2. Mendapat dan menjaga daerah teroterial 3. Untuk melindungi diri
Dari tujuan tersebut maka umumnya tingkah laku atau
behavior merupakan suatu kegiatan yang melibatkan semua system dalam tubuh yang dipengaruhi oleh sistem syaraf dan endokrin sebagai pusat koordinasi. Adakalanya tingkah laku hewan berkaitan dengan adaptasi. Namun adaptasi ini merupakan suatu bentuk usaha untuk menyeimbangkan berbagai proses metabolisme dan tingkah laku dengan perubahan secara siklik yang terjadi di sekelilingnya atau lingkungannya.
Bagaimana tingkah laku atau tingkah laku hewan ini terbentuk tergantung dengan keadaan serta perubahan lingkungan. Dimana sensori input dalam tubuh kemudian terjadi penyaringan sensori yang membuka informasi genetik dan pengalaman, kemudian pembentukan pola dalam tubuh dan akan dikeluarkan respons motorik menjadi behavior. Dalam tubuh organisme segala bentuk masukan (sensori) input akan mengalami proses penyaringan dalam system syaraf. Dan hasilnya kemudian disampaikan sebagai informasi yang dapat ditunjukkan kepada penerimanya.
Dua macam respon tingkah laku adalah innate (nature,
alami, serentak) dan learned (nurture, melalui proses belajar), innate
respon muncul seketika secara spontan dan konsisten terhadap suatu
rangsangan. Sedangkan learned respon adalah respon yang muncul
dan mengalami perubahan seiring dengan adanya pengalaman dan hasil belajar dari organisme tersebut, sehingga respon yang muncul akan lebih tepat dan sesuai sesui dengan rangsangan yang ada karena sebelumnya ia telah dipicu dengan rangsangan yang sama dan diberikan berkali-kali.
Merekam TLH dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
a. continuous recording; yaitu pengamatan secara terus
menerus pada setiap perilaku dalam durasi tertentu (5 menit, 10 menit dst)
b. behaviour sampling; yaitu pengamatan pada TL khusus
secara detail (proses kawin, berburu, berdiri dll)
c. point sampling; yaitu pengamatan TL pada interval waktu
Praktikum 1
Investigasi tingkah laku hewan Mencit (Mus musculus)
Tingkah laku manusia dan hewan diatur oleh beberapa faktor, diantaranya sifat genetik, stimulus lingkungan dan reaksi kimia-biologis yang terjadi pada tubuh organisme tersebut. Mekanisme penurunan sifat saja, bagaimanapun juga tidak akan mampu untuk menjadikan hewan beradaptasi dengan baik ketika terjadi perubahan lingkungan yang terus menerus. Oleh karena itu, fungsi adaptif seperti belajar dan penggunaan memori, diperlukan oleh manusia dan hewan untuk terus menyesuaikan diri dari pengaruh perubahan lingkungan alam dan sosial.
Yang sangat menakjubkan, kapasitas dan kemampuan belajar yang luar biasa dari otak memungkinkan kita untuk mengenali dan memahami tugas/respons yang berbeda sesuai dengan jenis perubahan lingkungan/tantangan yang ada. Terjadilah proses belajar untuk menghasilkan jawaban/respons yang paling tepat dari setiap pertanyaan atau tantangan untuk setiap kasus perubahan lingkungan.
Sistem regulasi untuk tingkah laku hewan didasarkan pada motivasi, dorongan internal dan emosi dari hewan. Proses belajar dan memori, sebenarnya merupakan sistem pengaturan sekunder, yang dibangun dan terbentuk berdasarkan faktor primer (genetis dan dorongan internal).
Pengaruh lingkungan baru pada tingkah laku hewan
Sebuah stimulus yang tiba-tiba akan memicu respons spontan secara otomatis pada pola tingkah laku hewan di alam sekitar. Respon primer (pertama) adalah reaksi terkejut, yaitu ketika hewan "membeku" untuk sementara karena situasi yang tidak diketahuinya.
Respon kedua (sekunder) adalah reaksi eksploratif, di mana perhatian sensorik diaktifkan terhadap stimulus dalam rangka meraba arah maknanya. Stimulus dapat berupa sesuatu yang menarik atau menggoda sehingga menjadikan hewan ingin tahu lebih dekat, atau dapat bersifat menolak atau menakutkan, yang mengarahkan tingkah laku untuk melarikan diri.
Makna reaksi eksploratif sangat jelas, yaitu hewan harus mencari tahu jawaban tingkah laku yang paling cocok dengan situasi yang ada. Sedangkan ketakutan dan kecemasan adalah 2 hal yang bertolak belakang dengan tingkah laku eksplorasi, namun rasa ingin tahu juga dapat berperan sampai batas tertentu dalam situasi ini.
Memahami dasar tingkah laku eksploratif dan “ketakutan” akan sangat diperlukan selama uji tingkah laku.
Praktikum 1: Tingkah laku mencit Alat dan bahan:
• Kotak kandang 50x50 cm
• 2 ekor mencit (Mus musculus) dewasa yang lapar
• Labirin dengan lorong acak
• Labirin Y (bisa dengan Pipa bentuk Y/T)/maze
• Etanol 70%
a. Uji Tingkah laku mencit di lapangan terbuka
Prosedur
Lapangan terbuka harus memiliki penerangan merata, dan kebisingan di sekitar harus diminimalkan. Siapkan sebidang tanah/kotak (dengan diberi pembatas) yang dapat digunakan untuk mengikuti gerakan hewan dalam percobaan lapangan dengan ukuran 50x50 cm. Amatilah aktivitas dan tingkah laku mencit tersebut selama interval waktu 5 menit (continuous recording). Catat elemen dasar tingkah laku hewan secara urut dan tuliskan pada kuadran mana hewan tersebut beraktivitas selama eksplorasi.
Adapun elemen dasar yang dapat diamati adalah: • J: berjalan/walking
• E: mengendus/sniffing
• B: berjingkrak (berdiri dengan kaki belakang) • D: Diam/ immobile
• G: Grooming/perawatan diri (menggaruk, menjilat kulit dll)
• L: lainnya (O; others; merekam unsur lainnya-tuliskan dengan jelas)
Urutan unsur-unsur tingkah laku yang berbeda harus dicatat. Dalam kasus berjalan, arah dapat diikuti dengan mengamati dan menuliskan nomor kuadran yang dikunjungi dalam kotak. Dengan demikian, setelah 5 menit, rekaman tingkah laku dapat diperoleh sebagai berikut:
misalnya J, E, B, J1,2,8,9-13, S, G, L. ... dll
yang berbeda, berdasar lamanya waktu hewan dihabiskan setelah dimasukkan di dalam kotak ? Cobalah untuk menjelaskan temuan Anda!
b. Pengujian efek interaktivitas / hubungan sosial pada tingkah laku hewan
Setelah diamati tingkah laku mencit laboratorium di lapangan terbuka selama 5 menit, masukkan mencit lain ke dalam kotak. Ikuti tingkah laku kedua hewan dengan waktu yang sama (5 menit), sebagaimana pengamatan seperti tugas 1.
Bandingkan unsur tingkah laku kedua hewan tersebut, apakah ada tingkah laku yang baru pada mencit 1 dan bagaimana dengan mencit yang baru dimasukkan ? apakah eksplorasi pertama mencit pertama pada waktu sebelumnya memiliki pengaruh terhadap perubahan tingkah laku ketika kedatangan “tamu baru ?”. Rekam data tersebut dan laporan analisis anda tentang bagaimana binatang bereaksi terhadap satu sama lain. Diskusikan apakah ada unsur-unsur tingkah laku baru yang muncul dalam tingkah lakunya !
c. Tingkah laku belajar arah spasial dalam sebuah labirin
Rodentia/bangsa tikus dikenal sangat baik dalam menemukan jalan mereka di terowongan, tabung, dll. Selain rasa ingin tahu yang merupakan tingkah laku sederhana, rasa lapar atau haus juga akan
lebih memotivasi mencit untuk mengeksplorasi
terowongan/labirin/lorong buatan yang memiliki beberapa jalur. Motivasi yang kuat pada mencit juga akan meningkatkan kemampuan untuk belajar.
dasar pada buku lab Anda sehingga anda akan dapat merekam trek/jalur mencit selama pengujian. Letakkan beberapa "hadiah", seperti makanan, di ujung labirin (pintu keluar)
Tempatkan satu ekor mencit yang lapar dari laboratorium ke pintu masuk yang tersedia rekamlah dengan teliti bagaimana cara mencit tersebut melalui lorong labirin. Catatlah juga waktu yang dibutuhkan untuk berjalan menuju “sasaran”. Amati apakah mencit memasuki beberapa “gang buntu" dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengenali gang buntu tersebut sehingga dia sadar dan menuju “jalan yang benar”. Setelah hewan mencapai “hadiah”, jangan biarkan dia makan seluruhnya ( jika tidak, mencit ini akan kehilangan motivasi untuk mencari hadiah lagi) !
Tempatkan lagi mencit di pintu masuk dan ulangi ters yang pertama. Ulangi perlakuan ini sampai waktu yang diperlukan mencit untuk mencari hadiah konstan dan tidak menurun lagi.
Praktikum 4: Belajar arah di labirinth bentuk Y
Labirin Y terdiri dari 3 lengan yang sama, yang tertandai dengan bintik-bintik berwarna berbeda di awal mereka. Rodentia hewan yang sangat baik dalam belajar dan merasakan arah yang berbeda, yang dapat diuji dengan tugas utama ini sangat sederhana. Tujuannya adalah untuk mengajarkan mencit haus agar mempelajari arah yang benar (sisi kiri atau sisi kanan) untuk mendapatkan setetes air. Bersihkan labirinth dengan etanol, dan tentukan ke arah mana anda ingin mengajari mencit (misalnya sisi kanan).
Tempatkan satu tetes air di tepi satu lengan, lalu tempatkan mencit haus di tengah. Mencit akan segera berjalan ke salah satu lengan arah. Setelah itu terjadi, segera tutup jalan belakang mencit dengan tongkat plastik . Jika mencit lari ke lengan yang berisi air, biarkan konsumsi. Jika tidak (arahnya salah) usaplah tetesan air tersebut dan tempatkan setetes air baru ke dalam lengan dimana mencit tersebut mengarah kepadanya. Setelah siap, angkat tongkat plastik dan biarkan mencit memasuki lengan lain. Ketika mencit memasuki arah lengan ke kanan, biarkan dia mengkonsumsi air. Jika mencit memilih lengan kiri atau kembali ke lengan aslinya, tutup jalan di di belakangnya, sekalah air dan mulai lagi dengan menempatkan setetes air ke lengan yang terletak di sebelah kanan dari hewan. Ulangi seluruh prosedur sampai mencit belajar bahwa ia harus pergi ke arah tertentu untuk mendapatkan air.
Praktikum 2
Tingkah Laku lalat buah (Drosophila melanogaster)
Kinesis merupakan salah satu tingkah laku orientasi yang sederhana dimana organisme-organisme akan merespon secara tidak langsung terhadap rangsangan. Taksis juga merupakan tingkah laku orientasi untuk hewan-hewan yang dapat menentukan jarak dengan sumber rangsang. Respon yang banyak dilakukan antara lain fototaksis yaitu pengaruh rangsang cahaya terhadap suatu organisme, termotaksis yaitu pengaruh suhu terhadap organisme, geotaksis biasanya diamati dengan menjauhi atau mendekati bumi dan kemotaksis pengaruh zat kimia terhadap organisme.
Adapun tujuan dari praktikum pada kesempatan kali ini yaitu diantaranya:
1. Untuk mengetahui respon lalat buah (Drosophila
melanogaster) terhadap rangsangan yang diberikan baik berupa rangsangan secara geotaksis, fototaksis, maupun secara kemotaksis
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
iritabilitas/rangsangan pada hewan Drosophila
melanogaster terhadap sumber rangsangan
Prosedur Percobaan
a. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini diantaranya:
Alat : Toples kecil/tabung gelas, lakban/selotip, lampu senter, plastik buram/hitam
Bahan : Tape, Drosophila melanogaster/lalat buah
b. Prosedur Kerja
A. Percobaan Fototaksis
Langkah kerjanya:
1. Ambil19 ekor lalat buah dari dalam kantong plastik yang berisi populasi lalat buah
2. Tempatkan 19 ekor lalat buah tadi pada tabung gelas dan ditutup dengan tabung satunya, lalu digabungkan dan diikat dengan selotip
3. Tutup salah satu tabung gelas tadi dengan menggunakan
plastik buram/hitam, dan membiarkan salah satu sisinya terbuka
4. Sinari salah satu tabung gelas yang terbuka dengan lampu senter selama 3 menit
5. Amati jumlah lalat buah yang mendekati sinar senter dan menghitung sisa lalat yang tidak mendekati sumber sinar senter tadi kosong, lalu gabungkan kedua tabung gelas yang berisi tape dan yang berisi lalat buah dengan cara memberikan selotip pada sisi ujung tutup kedua tabung
3. Lalu mengamati jumlah lalat buah yang hinggap pada tape dan yang tidak hinggap pada tape selama 5 menit
Berikut ini rancangan percobaannya:
C. Percobaan Geotaksis
Langkah kerjanya:
2. Ambil 1 buah tabung gelas lalu tabung tersebut diisi dengan 18 ekor lalat buah, kemudian digabungkan dengan tabung gelas yang lain yaitu dengan cara memberikan selotip pada sisi ujung tutup kedua tabung
3. Secara perlahan-lahan, angkat kedua tabung yang berisi 18 ekor lalat buah tadi secara horizontal/berdiri
4. Lalu amati jumlah lalat buah yang bergerak/berada di atas tabung dan yang berada di dasar tabung selama 3 menit
Praktikum 3 antara sekumpulan spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan bertingkah laku sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari pencarian makanan itu. Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkin melalui perkembangan “citra mencari” untuk macam makanan yang, untuk sementara, menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk beberapa species, citra mencari itu mungkin bukan perwujudan makannya saja, melainkan tempatnya yang khusus. Banyak pula hewan yang menggunakan energinya untuk membangun perangkap, daya tarik dan sejenisnya untuk menarik mangsanya agar berada dalam jangkauannya. Sebagian besar kehidupan hewan sosial berkisar pada makan bersama.
2. Tingkah laku Mempertahankan diri
Tingkah laku berkisar dari melarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan mimikri (meniru).
3. Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik
4. Tingkah laku Reproduktif
Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu
organisme baru diproduksi. Individu ada sebagai hasil dari suatu
proses reproduksi oleh pendahulunya.Cara reproduksi secara umum
dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
B.
Prosedur Pengamatan:
- Bentuklah kelompok pengamatan (5 orang/kelompok)
- Tentukan salah satu spesies yang anda sukai dari Aves atau Mamalia dan pilih satu individu saja, kemudian amati
mekanisme mereka dalam aktivitas makan/minum,
tidur/berbaring, berjalan, tingkah laku kawin, dan tingkah laku ofensif/defensif untuk mempertahankan diri
- Amatilah tingkah laku hewan tersebut dengan cara
Continuous recording, behaviour sampling dan poin sampling
- Tentukan sendiri durasi dan cara pengamatannya dengan
metode yang ada: Continuous recording (minimal 10 menit),
behaviour sampling (berdiri, kawin, berburu dll) minimal 3
perilaku, dan minimal 4 kali pengamatan untuk point
- Contoh Tabel Pengamatan Tingkah Laku Hewan
Species:_______________ Pengamatan 1
Pukul: 09:00-10:00
Pengamatan 2 Pukul: 13:00-14:00
Total Durasi
No Aktivitas Tingkah laku Frekuensi Ket Frekuensi Ket 120 menit
1
5 Tidur/Diam Di Tempat
(T)
- Sebelum membahas data yang anda dapatkan, jelaskanlah
kondisi lingkungan hewan yang anda amati ! perkirakanlah luas kandang/tempat hidupnya ! berapakah populasi di kandang tersebut ? apakah di kandang tersebut hanya dihuni 1 spesies ? apakah adanya spesies yang beragam dalam satu komunitas mempengaruhi tingkah laku hewan tersebut ? mengapa ? tingkah laku apa yang paling mencolok pada individu yang anda amati dalam populasi tersebut ?
- Bagaimanakah cara makan dan minum hewan yang anda
- Bagaimanaka cara berjalan atau berpindah tempat hewan yang anda amati ? berapa kali/lama durasi perjalanan selama pengamatan? dapatkah anda mengestimasi jarak yang ditempuh selama durasi tersebut ? dapatkah anda menyeebutkan sebab-sebab mengapa dia berpindah ? adakah stimulus spesifik yang menyebabkan dia berpindah tempat ?
- Apakah anda menemui tingkah laku kawin pada hewan yang
anda amati ? Jika ya jelaskan prosesnya mulai dari awal hingga akhir !, tahukah anda ciri-ciri hewan yang birahi ? apakah anda menemukan tingkah laku birahi pada hewan yang anda amati ? jelaskan tanda-tanda berahi pada hewan yang anda amati, jika tidak lakukan studi literatur !
- Adakah hewan yang bertarung untuk mempertahankan diri ?
apa penyebabnya ? bagaimana cara hewan tersebut mempertahankan dirinya dari ancaman eksternal ?
- Berapa lama hewan yang anda amati tidak beraktifitas ? tidur
atau diam di tempat. Gerakan apa yang menonjol dari anggota tubuhnya ketika dia diam di tempat ?, adakah tingkah laku preferensi untuk memilih tempat istirahat ?
- Selama dalam pengamatan anda, berapa kalikah hewan
tersebut meng ekskresikan feses dan urinnya ?, bagaimana cara dia ber ekskresi ?
- Jika ada tingkah laku lain yang tidak terdapat dlaam tabel, tuliskan dan jelaskan secara deskriptif kemudian bandingkan dengan literatur yang ada.
- Dengan melakukan studi literatur berapa lamakah aktivitas
Praktikum 4
Tingkah laku Bekicot (Achatina fulica)
Bekicot termasuk keong darat yang pada umumnya
mempunyai kebiasaan hidup di tempat lembab dan aktif di malam
hari (nocturnal). Sifat nocturnal bekicot bukan semata-mata ditentukan oleh factor gelap di waktu malam tetapi ditentukan oleh
factor suhu dan kelembaban lingkungannya. Di waktu siang setelah
hujan, banyak ditemukan bekicot berkeliaran dimana-mana.
Bekicot termasuk golongan mollusca karena memiliki badan lunak dan coelom tanpa segmen. Badan ditutup oleh cangkang,
panjang sekitar 90 mm. Bekicot dapat hidup normal sampai umur 3
tahun. Bekicot senang berada di tempat yang lembab dan banyak
terdapat sampah. Hewan ini memakan berbagai tanaman budidaya, oleh karena itu bekicot termasuk salah satu hama tanaman. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa bekicot sebagai hewan yang rakus, cepat
berkembang biak, dan mampu menyesuaikan diri dalam berbagai
keadaan. Bekicot memiliki toleransi yang luas terhadap berbagai macam makanan. Bahkan dikatakan bahwa bekicot tahan terhadap
persediaan makanan yang terbatas. Bekicot tidak tahan terhadap
sinar matahari langsung. Kondisi lingkungan optimal untuk
hidupnya adalah di daerah tropis basah. Suhu minimal letal adalah 45 ˚F atau 7,22 ˚C dan bekicot senang di daerah yang mempunyai
pH antara 7-8. Selain itu lingkungan yang berkapur mempunyai
Metode Praktikum A. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Alat : meteran gulung timbangan analitik, senter, ember, mistar, stpwatch, Hygrometer, kertas label
2. Bahan: Bekicot (Achatina fulica sebanyak 20 ekor), ATK (Kertas ballpoint, tusuk sate.tiang bendera, tissue)
B. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum pengamatan tingkah laku hewan bekicot (Achatina fulica) sebagai berikut:
1. Mengumpulkan bekicot (Achatina fulica) sebanyak 80 ekor.
2. Menimbang dan mencatat hasil timbangan berat bekicot
(Achatina fulica)
3. Membagi atau mengelompokkan bekicot (Achatina
fulica) (A dan B) masing-masing berjumlah 10 ekor.
4. Meletakkan pada suatu area yang mudah diamati nantinya.
5. Mengamati dan mengukur jarak mobilitasnya setiap 2 jam
sekali selama 24 jam serta menandainya dengan bendera yang telah diberi nomor.
6. Mengukur suhu basah dan kering dengan menggunakan
Tabel Pengukuran dan pengamatan aktivitas/tingkah laku bekicot
Pengamatan Ke 1
No
Panjng cangkang
Bobot Badan
Jarak pergerakan
Aktifitas/Tingkah laku Bekicot (Siang, Jam: Suhu: RH: )
(cm) (gr) (cm)
Tidak
Aktif Bergerak Makan
Mem
anjat Kawin
1
2
3
4
5 s/d 10
Lakukan pengamatan tersebut pada 4 kondisi sebagai berikut:
- Siang (Pukul 10:00)
- Malam (Pukul 19:00)
- Siang di tempat gelap (Pukul 10:00)
Referensi
Anonymous. (n.d.). Investigating animal behaviour The effects of new environment on animal behaviour,
http://physiology.elte.hu/gyakorlat/angol/Investigating%20ani mal%20behaviour_introduction.pdf
Balumbi, M., 2011. Ekologi Bekicot (Acatina fulica).
http://musbiology08.wordpress.com/2011/04/23/ekologi-hewan-bekicot-achatina-fulica/ (diakses pada 10 September 2013)
Fraser, A.F., and Broom, D.M., 1990. Farm Animal Behaviour and Welfare. Third Edition. ELBS.
Hickman, Cleveland P., Roberts, Larry S., and Larson, Allan, 2001. Integrated Principles of Zoology, 11st. Ed. Mc-Graw Hill
Jakob, E. M., Hodge, M., Jakob, E. M., Hall, T., & Hodge, M. (n.d.). Animal Behavior Exercises in the Exercise 6 : The Collection of Behavioral Data.
http://sites.sinauer.com/alcock10e/Alcock10e_Lab_Manual_Sa mple(Student).pdf
Lestari. 2012. Tingkah laku Hewan: Respon lalat buah (Drosophila
melanogaster) dalam melakukan tingkah laku orientasi terhadap sumber rangsangan berupa gerakan taksis (fototaksis, geotaksis, dan
kemotaksis).http://taripanya.blogspot.com/2012/12/tingkah