• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Masyarakat Kebonbimo dalam Mendukung Perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA pada Agresi Militer Belanda II Tahun 1948 - 1949 T1 152010013 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Masyarakat Kebonbimo dalam Mendukung Perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA pada Agresi Militer Belanda II Tahun 1948 - 1949 T1 152010013 BAB V"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun 1948-1949, masyarakat Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali mempunyai peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dibuktikan dengan dari pemerintahan Desa Kebonbimo melalui Kepala Desa Kebonbimo yang bernama Citro Budoyo membentuk satuan keamanan tingkat desa yang disebut dengan Pasukan Gerilya Desa Kebonbimo (Pager Desa Kebonbimo) yang mempunyai anggota kurang lebih antara 30 orang. Tugas dari Pager Desa Kebonbimo ialah sebagai pasukan keamanan di wilayah Desa Kebonbimo dan membantu Tentara Pelajar SA/CSA Seksi II/Kompi I pimpinan Sunardi (Kebo) yang bermarkas di Desa Kebonbimo untuk menghambat laju iring-iringan konvoi Tentara Belanda yang membawa logistik dari arah jalan Salatiga-Solo maupun sebaliknya dengan melakukan aksi sabotase di Jembatan darurat Kenteng.

(2)

88 pemerintah militer Jepang. Tanah bekas perkebunan serat tersebut dikenal masyarakat Desa Kebonbimo dengan tanah Drooge Culture (tanah D.C.).

Dalam bidang komunikasi masyarakat Kebonbimo berperan sebagai mata-mata untuk para Tentara Pelajar SA/CSA yang bertugas untuk memantau kedatangan patroli Tentara Belanda yang akan masuk ke Desa Kebonbimo. Dalam bidang kesehatan, masyarakat Desa Kebonbimo dengan sukarela menyediakan jasa-jasa untuk pendukung peperangan. Masyarakat Desa Kebonbimo juga masih menggunakan obat-obat tradisional seperti pemanfaatan Belerang untuk mengobati gatal-gatal, selain itu juga masyarakat Desa Kebonbimo masih mempercayai hal-hal Irasional (tidak masuk akal) seperti adanya penggunakan daun Awar-awar sebagai obat penurun panas dan pusing dengan cara orang yang sakit terlebih dahulu ditutup dengan kain jarik, setelah itu digepyok (dipukul-pukulkan) dengan daun Awar-awar tersebut ke badan. maupun adanya kepercayaan kekuatan magis seperti mandi di Kali Tlatar untuk menurunkan panas yang dianggap sebagai tempat dari “Mbah Crobo” (penunggu kali Tlatar).

Nilai-nilai perjuangan yang dapat diambil khususnya bagi para generasi muda dan masyarakat pada umumnya dari peran masyarakat Kebonbimo dalam mendukung perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA pada Agresi Militer Belanda II tahun 1948-1949, sebagai berikut:

1. Persatuan dan kesatuan

(3)

89 Tentara Pelajar SA/CSA Seksi II/Kompi I dalam perjuangan mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia yang merasa senasib dan sepenanggungan pada masa Agresi Militer Belanda II.

2. Rela dan ikhlas berkorban

Selain sebagai Pager Desa, masyarakat Kebonbimo juga berperan menjadi mata-mata, penunjuk jalan selama Agresi Militer Belanda II di Kebonbimo. Masyarakat bersedia menyediakan tempat tinggal maupun kebutuhan logistik.

3. Sikap pantang menyerah

Meskipun dengan peralatan sederhana dan kemampuan terbatas tidak membuat pasukan gerilya Kebonbimo menyerah. Mereka tetap semangat berjuang meskipun sudah ada yang menjadi korban meninggal. Dibuktikan dengan aksi sabotase di Jembatan darurat Kenteng dan pemutusan saluran komunikasi di sepanjang jalan Ampel-Boyolali Kota yang dilakukan secara berulang-ulang.

4. Jiwa Patriotik

Keteladanan dari Bayan Suroso yang memimpin perjuangan di Jembatan darurat Kenteng yang selalu mementingkan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadinya hingga sampai menjadi korban meninggal.

5. Nasionalisme

(4)

90 masyarakat secara ikhlas dan rela berkorban baik harta maupun jiwa raganya untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada masa Agresi Militer Belanda II di daerah Boyolali tepatnya di Desa Kebonbimo dan sekitarnya.

B. Saran

1. Sekolah

Dalam mengawali proses belajar-mengajar dalam program sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Boyolali pada semua tingkat satuan pendidikan, sebaiknya diawali dengan penanaaman nilai-nilai jiwa semangat nasionalisme dan patriotisme dengan cara mewajibkan guru dan peserta didik untuk menyanyikan mars SA/CSA dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Selain itu juga setiap pemberian mata pelajaran pendidikan sejarah harus disisipi pengetahuan sejarah lokal khusus mengenai sejarah perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA yang pernah berjuang di wilayah Kabupaten Boyolali dibarengi dengan peningkatan penanaman tentang jiwa sebagai seorang peneliti kepada peserta didik. 2. Pendidik/Guru

(5)

91 meningkatkan dalam mengajarkan sejarah-sejarah lokal yang pernah terjadi di wilayah Kabupaten Boyolali terutama tentang Tentara Pelajar SA/CSA. Agar keberadaaan dari Tentara Pelajar SA/CSA yang pernah berjuang di daerah Kabupaten Boyolali dapat diketahui dan dipahami oleh generasi muda khususnya dan masyarakat Kabupaten Boyolali pada umumnya, baik dari sejarahnya maupun pewarisan nilai-nilai perjuangan yang terkandung di dalamnya.

3. Akademisi

Mengenai sejarah di daerah Kabupaten Boyolali, banyak yang dapat ditulis dan dikaji. Akan tetapi belum ada peneliti yang meneliti tentang perjuangan masa kemerdekaan khususnya tentang perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA. Kendala utama yang dihadapi dalam penelitian ini adalah mengenai sangat terbatasnya sumber. Akan tetapi banyak sumber yang masih dapat digali yakni melalui buku-buku yang diterbitkan oleh Keluarga Besar Tentara Pelajar SA/CSA dan sumber-sumber dari masyarakat. Para Akademisi di Kabupaten Boyolali diharapkan dapat melakukan penelitian yang berkaitan mengenai perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA maupun sejarah lokal lainnya di wilayah kabupaten Boyolali. 4. Masyarakat

(6)

92 nasionalisme dan patriotisme yang terkandung dalam perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA dengan masyarakat pejuang Desa Kebonbimo. Melalui pendekatan ke lembaga-lembaga seperti karang taruna, perkumpulan remaja masjid, gereja atau lembaga yang bersifat keagamaan lainnya, Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW), LKMD, PKK, Linmas/Hansip, Perkumpulan kesenian dan dalam kaitan ini perlu adanya peran dan dukungan dari Kepala desa, perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh dalam upaya mewujudkan, melestarikan keteladanan, jiwa semangat, nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme dalam memaknai sejarah lokal di Desa Kebonbimo.

5. Pemerintah Kabupaten Boyolali

Referensi

Dokumen terkait

Pembinaan ini dapat dilakukan pada berbagai tempat, seperti contohnya pembinaan yang dilakukan pada sebuah klub sepakbola maupun sekolah sepakbola (SSB). Sekolah

Hasil penelitianterhadap uji hipotesis II mengungkapkan faktor pelayanan purna jual yang mempengaruhi kepuasankonsumen terhadap produk sepeda motor merek Suzuki

74.618.500 ,- (Tujuh puluh empat juta enam ratus delapan belas ribu lima ratus rupiah). Selengkapnya hasil evaluasi penawaran adalah sebagai

[r]

[r]

Musda akhir periode yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) ada yang telah dan sedang berlangsung, tetapi ada pula yang baru akan melaksanakan dalam waktu

Surat Kuasa bagi yang diw akilkan, yang namanya t ercant um dalam Akt a Pendirian/ Perubahan – perusahaan dan dit andat angani oleh kedua belah pihak yang

[r]