ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI DENGAN
CARA
PRE ORDER
DI TOKO
ONLINE
TANJUNG SPORT
SKRIPSI
Oleh Salman Al Farisi NIM. C72211140
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syari‘ah dan Hukum Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Surabaya
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP
JUAL BELI DENGAN CARA
PRE ORDER
DI TOKO
ONLINE
TANJUNG SPORT
SKRIPSI Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Syari‘ah dan Hukum
Oleh Salman Al Farisi NIM. C72211140
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syari‘ah dan Hukum Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Surabaya
viii ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Analisis Hukum Islam terhadap Jual Beli Dengan Cara Pre Order di Toko Online Tanjung Sport” ini merupakan hasil penelitian
lapanganuntuk menjawab pertanyaan: Bagaimana mekanisme jual beli dengan cara pre order di toko online Tanjung Sport? Bagaimana analisis hukum Islam terhadap jual beli dengan cara pre order di toko online Tanjung Sport?
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, interview dan dokumentasi, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif, yakni memaparkan konsep bay’ salam dan bay’ istis}na>’ dalam hukum Islam untuk menganalisis jual beli pre order di toko online Tanjung Sport dengan menggunakan pola pikir deduktif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa praktik jual beli dengan cara pre order atau pesanan yang dalam fiqih disebut bay’ istis{na>’, pemesan melakukan pemesanan barang dengan cara membayar uang muka, saat waktu penyerahan barang pihakTanjung Sport mengalami keterlambatan dalam proses pengerjaan barang yang dipesan sehingga dalam proses pengirimannya juga terjadi keterlambatan. Selanjutnya berdasarkan analisis hukum Islam terhadap keterlambatan pengerjaan barang yang dipesan di toko online Tanjung Sport tidak diperbolehkan, karena dapat membatalkan akad bay’ istis}na>’, karena akad tersebut termasuk akad yang fasad.
xi DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
I. Sistematika Pembahasan ... 16
xii
B. Bay’ Istis}na>’ ... 27
1. Pengertian Bay’Istis}na>’ ... 27
2. Dasar Hukum Bay’ Istis}na>’ ... 29
3. Rukun dan SyaratBay’ Istis}na>’ ... 32
4. Sifat Akad Bay’ Istis}na’ ... 34
5. Pendapat Ulama tentang Bay’ Istis}na>’ ... 34
BAB III GAMBARAN UMUM JUAL BELI PRE ORDER DI TOKO ONLINE TANJUNG SPORT ... 36
A. Profil Toko Online Tanjung Sport ... 36
B. Cara Pemesanan di Toko Online Tanjung Sport ... 40
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Jual Beli di Toko Online Tanjung Sport ... 45
D. Problematika Dalam Jual Beli Pre Order ... 48
E. Keterlambatan Pengerjaan Barang Pesanan Dalam Jual Beli Pre Orderdi Tanjung Sport ... 49
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN TENTANG JUAL BELI DENGAN CARA PRE ORDER DI TOKO ONLINE TANJUNG SPORT ... 51
A. Analisis Mekanisme Jual Beli Dengan Cara Pre Order di Toko Online Tanjung Sport ... 51
B. Analisis Hukum Islam terhadap Jual Beli Dengan Cara Pre Order di Toko Online Tanjung Sport ... 55
BAB V PENUTUP ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang memiliki
kodrat hidup dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya
manusia memerlukan adanya manusia-manusia lain yang bersama-sama
hidup dalam suatu masyarakat. Dalam pergaulan tiap-tiap individu, manusia
saling membutuhkan satu sama lain, maka timbullah suatu hubungan yaitu
hak dan kewajiban. Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang selalu
diperhatikan orang lain dan dalam waktu yang sama juga memikul kewajiban
yang harus ditunaikan terhadap orang lain. Hubungan hak dan kewajiban itu
diatur dengan patokan-patokan hukum yang mengatur hak dan kewajiban
dalam hidup bermasyarakat.1
Dalam Islam hubungan antara manusia satu dengan yang lain di sebut
dengan istilah muamalah. Menurut pengertian umum muamalah berarti
perbuatan atau pergaulan manusia diluar ibadah. Muamalah merupakan
perbuatan manusia dalam menjalin hubungan atau pergaulan manusia dengan
manusia, sedangkan ibadah merupakan hubungan atau pergaulan manusia
2
dengan Tuhan.2 Dalam kehidupan bermuamalah manusia selalu berhubungan
satu sama lainya, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.3
Manusia biasanya mentraksaksikan yang berhubungan dengan harta,
karena harta merupakan keperluan hidup yang sangat penting dan ia
merupakan salah satu perhiasan kehiduapan dunia. Dengan maksud lain
sedikit harta atau tanpa harta seseorang akan mengalami kesulitan dalam
kehidupan ini. Karena sangat penting itulah maka Allah memerintahkan
manusia untuk bertebaran di muka bumi ini untuk mendapatkan karunia-Nya
melalui bekerja, tanpa bekerja tidak mungkin kebutuhannya terpenuhi. Allah
berfirman dalam surat al-Jumu’ah ayat 10 yang berbunyi:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.4 (QS. al-Jumu’ah : 10)
Namun perlu disadari bahwa manusia secara fitrah mempunyai
keterbatasan dalam memenuhi kebutuhanya. Dengan demikian manusia
harus saling berhubungan dan saling bertukar keperluan melalui kerjasama
atau tolong-menolong yang telah diajarkan dalam hukum-hukum Allah,
dengan cara jual beli, berserikat, dan lain-lain.
Salah satu bentuk muamalah yang disyariatkan oleh Allah adalah jual
beli. Jual beli merupakan suatu perjanjian di antara dua pihak atau lebih, di
2 Ghufron A. Masadi, Fiqh Muamalah kontekstual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 1. 3 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum ..., 11.
3
mana masing-masing pihak mengikatkan diri untuk menyerahkan hak milik
atas suatu barang sementara pihak yang lain membayar harga yang telah
dijanjikan.5 Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi:
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.6 (QS.
al-Baqarah : 275)
Jual beli dalam prakteknya harus dilaksanakan secara jujur agar tidak
terjadi saling merugikan, serta untuk menghindari kemudaratan dan tipu
daya. Oleh karena itu jual beli harus didasarkan pada asas suka sama suka.
Seperti firman Allah dalam surat al-Nisa’ ayat 29 yang berbunyi:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.7 (QS. al-Nisa’ : 29)
Jual beli menurut ayat di atas wajib dilakukan berdasarkan prinsip
saling rela antara penjual dan pembeli. Dengan demikian, setiap muslim
berkewajiban untuk mentaati seluruh peraturan hukum atau norma jual beli
tersebut ketika melaksanakan aktivitas jual beli.
Banyak kaum muslimin yang mengabaikan mempelajari muamalah,
mereka melalaikan aspek jual beli menurut Islam, sehingga tidak peduli
5 Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 2002), 79. 6 Depag RI, Al-Qur’an…, 47.
7
4
mereka memakan barang haram, sekalipun semakin hari usahanya kian
meningkat dan keuntungan semakin banyak. Sebagaimana diketahui bahwa
jual beli berlangsung dengan adanya rukun dan syarat sahnya.
Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 22 disebutkan bahwa
rukun akad ada empat yaitu: pihak-pihak yang berakad, obyek akad, tujuan
pokok akad dan kesepakatan.8
Belakangan ini bisnis online di Indonesia meningkat dengan pesat.
Banyak pebisnis kecil dan ibu-ibu rumah tangga yang mulai berjualan di
internet. Media jualannya bermacam-macam, ada yang melalui website,
jualan lewat facebook atau bahkan dengan blackberry messenger. Bisnis
online memang sangat potensial karena menjangkau calon konsumen yang
luas.
Penggunaan internet untuk transaksi perdagangan yang sekarang di
Indonesia telah mulai berkembang dan dinikmati oleh beberapa kalangan
masyarakat, seperti halnya jual beli dengan cara pre order. Jual beli pre order
menjadi salah satu alternatif yang dipilih masyarakat untuk melakukan jual
beli secara online.
Sistem pre order adalah suatu sistem berjualan dimana seorang penjual
menerima order atas suatu produk, dan pembeli harus melakukan DP sebesar
50% sebagai tanda jadi pemesanan produk tersebut. Setelah biaya cukup
maka penjual akan memproduksi produknya dan setelah 2-4 minggu produksi
5
dan barang telah jadi, penjual akan mengirim barang kepada pembeli yang
datanya telah diberikan sewaktu memesan.9
Salah satu toko online yang menggunakan sistem pre order ini adalah
Tanjung Sport. Dalam akad pre order di toko online Tanjung Sport, pembeli
harus memberi atau meyerahkan uang muka terlebih dahulu sebagai tanda
jadi yaitu minimal 50% dari jumlah biaya yang harus dibayarkan, dan setelah
barang jadi pihak pembeli melunasi kekurangan uang dari uang muka yang
telah diserahkan. Barulah barang akan dikirim ke alamat pembeli.
Apabila nantinya barang yang dipesan oleh pembeli tidak jadi diambil,
pemilik toko online Tanjung Sport tidak mengembalikan uang muka yang
dibayarkan oleh pembeli yang telah memesan barang. Barang yang telah jadi
yang tidak jadi diambil pembeli akan dijual ke pihak yang lain. Sedangkan
apabila barang yang dikirim ke pembeli tidak sesuai dengan apa yang
dipesan, pemilik toko online akan mengganti barang yang telah dikirim.
Dalam pembuatan barang yang dipesan, toko online Tanjung Sport
pernah mengalami keterlambatan dalam proses pengerjaannya. Yang secara
tidak langsung merugikan pembeli, karena waktu pengiriman barang tidak
sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan.
Berangkat dari pemaparan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Hukum Islam terhadap
Jual Beli dengan Cara Pre Order di Toko Online Tanjung Sport”.
6
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas maka dapat
ditarik beberapa permasalahan yang timbul dalam penelitian yang
berkaitan dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan jual beli pre order.
b. Maraknya jual beli pre order.
c. Faktor yang mempengaruhi adanya jual beli pre order.
d. Dampak adanya jual beli pre order.
e. Mekanisme jual beli dengan cara pre order di toko online Tanjung
Sport.
f. Analisis hukum Islam terhadap jual beli dengan cara pre order di
toko online Tanjung Sport.
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas maka sesuai judul skripsi tersebut
di atas penulis membatasi masalah. Dari pembatasan masalah tersebut,
maka dapat dirumuskan bahwa pokok-pokok permasalahan yang dibahas
adalah sebagai berikut :
a. Mekanisme jual beli dengan cara pre order di toko online Tanjung
Sport.
b. Analisis hukum Islam terhadap keterlambatan pengerjaan pesanan
dalam jual beli dengan cara pre order di toko online Tanjung Sport.
7
Dari latar belakang masalah di atas dapat di kemukakan beberapa
rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana mekanisme jual beli dengan cara pre order di toko online
Tanjung Sport?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap jual beli dengan cara pre order
di toko online Tanjung Sport?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang
sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.10 Masalah
yang didalamnya terdapat akad jual beli sesungguhnya telah banyak dibahas
dan diteliti. Sedangkan dalam judul “Analisis Hukum Islam terhadap Jual
Beli dengan Cara Pre Order di Toko Online Tanjung Sport” belum pernah
dibahas. Adapun permasalahan yang berkaitan dengan akad jual beli, di
antaranya adalah:
Pertama, dalam skripsi yang ditulis Etik Fatmawati tahun 2012 yang
berjudul: “Tinjauan Hukum Islam terhadap Jual Beli Jeruk dengan Cara
Tebasan di Desa Umbulrejo Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember”.
Dalam skripsi ini menjelaskan dalam prakteknya jual beli jeruk ini dilakukan
pada saat buah jeruk masih kecil atau muda yang masih berada di pohonnya,
8
maka dalam hukum Islam jual belinya tetap sah tetapi melakukan transaksi
jual beli secara tebasan buah jeruk yang masih berada di pohon, dalam hal ini
ditakutkan adanya kerusakan dan terserangnya penyakit pada buah jeruk
yang belum saatnya panen maka bisa menjadi jual beli gha>rar.11
Kedua, dalam skripsi yang ditulis Muhammad Hadi Amarullah tahun
2013 yang berjudul: “Analisis Hukum Islam dan Undang-Undang Hak Cipta
No. 19 Tahun 2002 terhadap Jual Beli Jasa Download Free Software
Openoffice.org di www.tusnet.us”. Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa jual
beli jasa download Free software OpenOffice.org yang dilakukan oleh
www.tusnet.us menurut analisis hukum Islam merupakan sebuah kegiatan
transaksi jual beli yang tidak sesuai dengan jual beli yang telah ditentukan
oleh Islam. Sebab salah satu syarat rukun akad jual beli yang dilakukan ada
yang tidak terpenuhi, yakni status barang yang diperjualbelikan adalah
barang bebas yang tidak dikomersialkan.12
Ketiga, dalam skripsi yang ditulis Anisha Trisna Putri Dewanti tahun
2014 yang berjudul: “Analisis Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual beli
BBM dengan Nota Print Berbeda (Study Kasus SPBU Pertamina di
Surabaya Utara)”. Dalam skripsi ini menjelaskan jual beli BBM dengan nota
print berbeda yang dilakukan oleh operator SPBU Pertamina di Surabaya
utara dengan sopir salah satu perusahaan swasta dan BUMN tersebut pada
11 Etik Fatmawati, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Jual Beli Jeruk dengan Cara Tebasan di Desa Umbulrejo Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember” (Skripsi-- Institut Agama Islam Negeri, Surabaya, 2012), 65.
9
awalnya boleh-boleh saja karena telah memenuhi rukun dan syarat jual beli,
akan tetapi karena dampak atau akibat yang ditimbulkan dengan adanya
transaksi tersebut adalah merugikan beberapa pihak, maka perbuatan jual
beli tersebut menjadi dilarang.13
Dalam permasalahan yang diangkat jelas sekali bahwa yang ditulis
Etik Fatmawati, Muhammad Hadi Amarullah dan Anisha Trisna Putri
Dewanti berbeda fokus kajiannya dengan apa yang menjadi fokus kajian
penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pembahasan pada
keterlambatan pengerjaan barang yang dipesan oleh pemesan. Selain itu,
selain itu perbedaannya juga terlihat dari sistem yang menjadi akad dalam
jual beli. Jadi jelas, skripsi ini berbeda dengan skripsi yang sudah ada.
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mekanisme jual beli dengan cara pre order di toko
online Tanjung Sport.
2. Untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap jual beli dengan cara
pre order di toko online Tanjung Sport.
10
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna, baik
dari segi teoritis maupun praktis. Dalam penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Teoritis
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau
menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan jual beli pre
order, sehingga dapat dijadikan informasi bagi pembaca dan sekaligus
dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
2. Praktis
Hasil studi ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi para
pembaca untuk dijadikan landasan kepada para pemikir hukum Islam
untuk dijadikan salah satu metode ijtihad dalam melakukan akad jual beli
pre order dan sosialisasi sekaligus mempertajam analisis teori dan praktik
terhadap jual beli pre order.
G. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini, maka perlu
diberikan definisi yang jelas mengenai pokok kajian yang penulis bahas,
yaitu:
Hukum Islam : Peraturan atau ketentuan tentang bay’ salam
dan bay’ istisna>’ yang bersumber dari alquran,
11
Hukum Ekonomi Syariah.
Jual beli pre order
Toko online
:
:
Sistem jual beli yang dimulai dengan
pemesanan oleh buyer dan diakhiri dengan
pengiriman barang oleh seller.
Toko yang menawarkan produk melalui
fasilistas jaringan internet.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field
research) yang bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok,
lembaga, dan masyarakat.14 Selain itu jenis penelitian dalam skripsi ini
juga menggunakan penelitian pustaka (library research) yang merupakan
sumber literatur yang berhubungan dengan penelitian skripsi ini.
2. Data yang Dikumpulkan
Berdasarkan rumusan masalah seperti yang telah dikemukakan di
atas, maka data yang dikumpulkan antara lain:
a. Data mengenai jual beli dengan cara pre order di toko online Tanjung
Sport.
b. Hukum Islam yang berkaitan dengan jual beli dengan cara pre order.
12
3. Sumber Data
Sumber data yang penyusun gunakan untuk dijadikan pedoman
dalam literatur ini agar bisa mendapatkan data yang akurat terkait jual
beli dengan cara pre order di toko online Tanjung Sport, meliputi sumber
primer dan sumber sekunder, yaitu:
a. Sumber primer
1) Musyafa Tanjung selaku pemilik toko online Tanjung Sport.
b. Sumber sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang memberi penjelasan
terhadap sumber primer. Sumber tersebut sebagian besar merupakan
literatur yang terkait dengan konsep hukum islam dan sumber ini
bersumber dari buku-buku dan catatan atau dokumen tentang apa saja
yang berhubungan dengan jual beli dengan cara pre order di toko
online Tanjung Sport.
a) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
b) Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah.
c) Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalah.
d) Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer,
(Hukum Perjanjian Ekonomi, Bisnis dan Sosial).
e) Dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang secara lengkap, maka diperlukan
13
prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan.15
Adapun untuk memperoleh data yang benar dan tepat di tempat
penelitian, penulis menggunakan metode pengumpulan data (field
research) sebagai berikut:
a. Teknik Interview (Wawancara)
Metode interview atau wawancara adalah suatu percakapan
yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses
tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan
secara fisik.16
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara terjun langsung dan mengamati (melihat, mendengar,
dan merasakan secara langsung).17 Teknik ini digunakan untuk
mengamati praktik jual beli dengan cara pre order di toko online
Tanjung Sport.
c. Dokumentasi
Untuk melengkapi data penelitian ini, peneliti akan melakukan
pengumpulan data dengan metode dokumenter, yakni teknik mencari
data berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
15 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 211. 16 Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 235.
14
notulen rapat, agenda dan sebagainya.18 Dalam studi ini penyusun
mencari dan mempelajari beberapa dokumentasi yang berkaitan
dengan penelitian ini.
5. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data
ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau
rumus-rumus tertentu.19 Tahapan penelitian ini mencakup kegiatan
organizing, editing dan analizing.
a. Organizing
Organizing adalah langkah menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dalam kerangka paparan yang telah direncanakan
sebelumnya untuk memperoleh bukti-bukti dan gambaran secara
jelas tentang jual beli dengan cara pre order di toko online Tanjung
Sport.
b. Editing`
Editing adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang
dikumpulkan.20 Adapun tekhnik pengolahan data editing dalam
penelitian ini yaitu memeriksa kembali secara cermat dari segi
kelengkapan, keterbatasan, kejelasan makna, kesesuaian satu sama
lain, relevansi dan keseragaman data jual beli dengan cara pre order
di toko online Tanjung Sport.
18 Suharsimi Arikunto, Metode Research II, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), 236.
19 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), 89.
15
c. Analizing
Analizing adalah lanjutan terhadap klasifikasi data, sehingga
diperoleh kesimpulan mengenai jual beli dengan cara pre order di
toko online Tanjung Sport.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data, yaitu proses penyederhanaan data ke bentuk yang
lebih mudah dibaca dan interpretasikan.21 Penyusun melakukan analisis
data pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data dan dalam periode tertentu analisis data tersebut
menggunakan metode kualitatif, yakni mencari nilai-nilai dari suatu
variable yang tidak dapat diutarakan dalam bentuk angka-angka, tetapi
dalam bentuk kategori-kategori.22
Dalam hal ini setelah penulis mengumpulkan data secara sistematis
dan factual, kemudian penulis menganalisisnya dengan menggunakan
metode diskriptif analisis yaitu mengumpulkan data tentang jual beli
dengan cara pre order di toko online Tanjung Sport yang disertai analisis
untuk diambil kesimpulan. Penulis mengguanakan metode ini karena
ingin memaparkan, menjelaskan dan menguraikan data yang terkumpul
kemudian disusun dan dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola pikir deduktif.
Deduktif merupakan pola berfikir dengan menggunakan analisa yang
16
berpijak dari pengertian-pengertian atau fakta-fakta yang bersifat umum,
kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan masalah khusus,
sehingga ditemukan pemahaman tentang jual beli dengan cara pre order di
toko online Tanjung Sport, yang disampaikan oleh penulis apakah
pelaksanaan telah sesuai dengan Syariat Islam.
I. Sistematika Pembahasan
Agar dalam penyusunan skripsi dapat terarah dan sesuai dengan apa
yang direncanakan atau diharapkan oleh peneliti, maka disusunlah
sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang mengantarkan seluruh
pembahasan selanjutnya. Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi
dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian,
kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua, bay’ salam dan bay’ istis{na>’, bab ini merupakan landasan
teori penelitian yang membahas tentang definisi bay’ salam, dasar hukum
bay’ salam, syarat dan rukun bay’ salam, serta bay’ salam pada beberapa
jenis barang dan membahas tentang bay’ istis{na>’, pengertian bay’ istis}na>’,
dasar hukum bay’ istis}na>’, rukun dan syarat bay’ istis}na>’, sifat akad bay’
istis}na>’, dan pendapat ulama tentang bay’ istis}na>’.
Bab ketiga, merupakan pembahasan mengenai jual beli dengan cara pre
order di toko online Tanjung Sport. Dalam bab ini memuat tentang profil
17
faktor pendukung dan penghambat jual beli di toko online Tanjung Sport,
dan problematika dalam jual beli pre order.
Bab keempat, berisi tentang analisis hasil penelitian, bab ini memuat
analisis mekanisme jual beli dengan cara pre order di toko online Tanjung
Sport dan analisi hukum Islam terhadap jual beli dengan cara pre order di
toko online Tanjung Sport.
Bab kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang
merupakan bentuk sederhana dari uraian panjang pembahasan sebelumnya.
Serta saran-saran yang merupakan bentuk rekomendasi penulis yang
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG BAY’ SALAM DAN BAY’ ISTIS}NA>’
A. Bay’ Salam
1. Pengertian bay’ salam
Secara terminologis, salam adalah menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda atau menjual suatu barang yang cirri-cirinya disebutkan dengan jelas dengan pembayaran modal terlebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan kemudian hari.1
Menurut Sayyid Sabiq as-salam dinamakan juga as-salaf (pendahuluan) yaitu penjualan sesuatu dengan kriteria tertentu (yang masih berada) dalam tanggungan dengan pembayaran segera atau disegerakan. Sedangkan para fuqaha’ menyebutnya dengan al-Mahawij (barang-barang mendesak) karena ia sejenis jual beli barang yang tidak ada di tempat akad, dalam kondisi yang mendesak bagi dua pihak yang melakukan akad.2
Jual beli pesanan dalam fiqih Islam disebut as-salam menurut bahasa penduduk hijaz, sedangkan bahasa penduduk Iraq disebut as-salaf. Kedua kata ini mempunyai makna yang sama, sebagaimana dua kata tersebut digunakan oleh Nabi, sebagaimana diriwayatkan bahwa Rasulullah ketika membicarakan akad bay’salam, beliau menggunakan
1 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 143.
19
kata as-salaf disamping as-salam, sehingga dua kata tersebut merupakan kata yang sinonim. Secara terminologi Ulama fiqh mendefinisikannya :
ُرخَأَ َ ي َ ِواَمْلا ُسْأَر ِهْ ِ ُمَدَقَ َ ي ُهَنَأ ْيَأ ِةَمَدلا ِِ ُفْوُ ْوَم ٍئْ َش ُ ْ َ ب ْ َأ ٍ ِجاَعِب ٍ َجَا ُ ْ َ ب
ٍ َجَِْ ُنِمْ ُمْلا
“Menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya jelas dengan pembayaran modal di awal, sedangkan barangnya diserahkan kemudian hari”.3
Sedangkan Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah mendefinisikannya sebagai berikut:
ٍدْقَع ِسِلْجَِِ ٍضْوُ بْقَم ٍةَمِذِب ٍفْوُ ْوَم َلَع ٌدْقَع
“Akad yang disepakati dengan menentukan ciri-ciri tertentu dengan membayar harganya terlebih dulu, sedangkan barangnya diserahkan
(kepada pembeli) kemudian hari”.4
Akad salam menurut Peraturan Bank Indonesia adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.5 Sedangkan menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional akad salam sebagai akad jual beli barang
3 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 147. 4 Ibid.
20
dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat dan kriteria yang jelas.6
Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 20 disebutkan bahwa salam adalah jasa pembiayaan yang berkaitan dengan jual beli yang pembayarannya dilakukan bersamaan dengan pemesanan barang.7 2. Dasar hukum bay’ salam
a. Dasar hukum alquran
Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 282:
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar ...”8
Dalam kaitan ayat tersebut, Ibnu Abbas menjelaskan keterkaitan ayat tersebut dengan transaksi bay’ salam. Hal ini
tampak jelas dari ungkapan beliau, “Saya bersaksi bahwa salaf (salam) yang dijamin untuk jangka waktu tertentu telah dihalalkan oleh Allah pada kitab-Nya dan diizinkan-Nya”. Ia lalu membaca ayat
tersebut diatas.9
6 Fatwa DSN No. 05/DSN-MUI/VI/2000
7 PPHIM, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), 14. 8 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Widya Cahya, 2011), 48.
radliallahu 'anhuma berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah orang-orang mempraktekkan jual beli buah-buahan dengan sistim salaf, yaitu membayar dimuka dan diterima barangnya setelah kurun waktu dua atau tiga tahun. Maka Beliau bersabda: "Lakukanlah jual beli salaf pada buah-buahan dengan takaran sampai waktu yang diketahui (pasti). "Dan berkata 'Abdullah bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Najih dan berkata: "dengan takaran dan timbangan yang diketahui (pasti)"”.10
Berdasarkan hadis di atas, jual beli salam hukumnya boleh, selama ada kejelasan ukuran, timbangan dan waktunya ditentukan. Dasar hukum jual beli ini telah sesuai dengan tuntunan syariat dan kaidah-kaidahnya. Bahkan dalam praktiknya, jual beli salam juga tidak menyalahi qiya>s yang membolehkan penagguhan penyerahan barang seperti halnya dibolehkannya penangguhan dalam pembayaran.11
22
c. Landasan ijmak
Sedangkan ijmak sebagaimana diutarakan oleh Ibnu Mundzir,
“Para ulama yang kami ketahui berijmak bahwa akad salam adalah boleh, karena masyarakat memerlukannya. Para pemilik tanaman, buah-buahan dan barang dagangan membutuhkan nafkah untuk keperluan mereka atau untuk tanamannya dan sejenisnya, sehingga akad salam ini dibolehkan bagi mereka guna memenuhi kebutuhan
tersebut”.12
3. Rukun dan syarat bay’ salam
Dalam praktik bay’ salam harus memenuhi rukun dan syarat. Adapun rukun bay’ salam adalah sebagai berikut:
a. Muslam (pembeli atau pemesan)
b. Muslam ilaih (penjual atau penerima pesanan)
c. Muslam fi>h (barang yang dipesan atau yang akan diserahkan) d. Ra’s al-ma>l (harga pesanan atau modal yang dibayarkan) e. S{i>ghat (ijab dan kabul atau ucapan serah terima).13
Sedangkan syarat bay’ salam adalah sebagai berikut: a. Syarat orang yang berakad (muslam dan muslam ilaih)
Ulama Malikiyah dan Hanafiyah mensyaratkan orang yang berakad harus berakal, yakni mummayiz, anak yang agak besar yang pembicaraan dan jawaban yang dilontarkannya dapat dipahami, serta minimal berumur tujuh tahun. Oleh karena itu, anak kecil, orang gila
23
dan orang bodoh tidak boleh menjual harta yang sekalipun miliknya.14
Adapun Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah mensyaratkan orang
yang berakad harus baligh (terkena perintah syarak), berakal, telah mampu memelihara agama dan hartanya. Dengan demikian, ulama Hanabilah membolehkan seorang anak kecil membeli barang yang sederhana atas seizin walinya.15
b. Syarat barang pesanan (muslam fi>h)
Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 101 disebutkan syarat barang pesanan (muslam fi>h) yaitu:
1) Kuantitas dan kualitas barang sudah jelas
2) Kuantitas barang dapat diukur dengan takaran atau timbangan dan atau meteran
3) Spesifikasi barang yang dipesan harus diketahui secara sempurna oleh para pihak.16
c. Syarat modal (ra’s ma>l)
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam modal bay’ salam adalah sebagai berikut:
14 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 74. 15Rahmat Syafi’i, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2006), 54.
24
1) Modal harus diketahui
Barang yang akan disuplai harus diketahui jenis, kuantitas, dan jumlahnya. Hukum awal mengenai pembayaran adalah bahwa ia harus dalam bentuk uang tunai.17
2) Penerimaan pembayaran salam
Kebanyakan ulama mengharuskan pembayaran salam di tempat kontrak. Hal tersebut dimaksudkan agar pembayaran yang dilakukan oleh al-muslam (pembeli) tidak dijadikan sebagai utang penjual. Lebih khusus lagi pembayaran salam tidak bisa dalam bentuk pembebasan utang yang harus dibayar dari muslam ilaih (penjual). Hal ini adalah untuk mencegah praktik riba melalui mekanisme salam.18
d. Syarat s{i>ghat (ijab dan kabul)
Dalam madzhab Hanafi, Maliki dan Hambali yang dimaksudkan dengan ijab di sini adalah menggunakan lafal salam (memesan), salaf (memesan).19
4. Bay’ salam pada beberapa jenis barang
Para ulama berbeda pendapat mengenai bay’ salam pada beberapa jenis barang, diantaranya:
17Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari…, 109.
18 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), 127.
25
a. Bay’ salam pada hewan
Menurut Hanafiyah, salam pada hewan tidak diperbolehkan karena setiap hewan berbeda antara satu dengan yang lainnya, begitu
juga menurut Sayyidina Umar, Ibnu Mas’ud, Hudzailah, Sa’id bin
jabair, Asy-Sya’bi, dan Ats-Tsauri. Sedangkan menurut Malikiyah, Syafiiyah, dan pendapat yang masyhur dari Hanabilah, salam pada hewan diperbolehkan dengan menganalogikannya (qiya>s) pada qardh (hutang). Pendapat ini juga dikemukakan oleh Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar Sa’id bin Al-Mussayyab, Hasan, Sya’bi, Mujahid, Az-Zuhri, dan Abu Tsaur.20
b. Bay’ salam pada daging dan tulang
Menurut Imam Abu Hanifah, salam pada daging dan tulang hukumnya tidak diperbolehkan karena menganduk ketidak jelasan yang dapat menimbulkan perselisihan dilihat dari dua aspek: 1) aspek gemuk atau kurusnya hewan, 2) aspek sedikit banyaknya tulang hewan.
Akan tetapi menurut Muhammad dan Abu Yusuf, Malikiyah, Syafi‟iyah, Hanabilah, salam pada daging hukumnya sah, dengan syarat ditentukan sifatnya, misal jenis dagingnya, sapi, kerbau, atau kambing, dan macamnya, usia serta ukurannya (beratnya).21
26
c. Bay’ salam pada pakaian
Pakaian merupakan benda yang dapat dihitung, dan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, menurut Hanafiyah yang menggunakan qiya>s, salam tidak berlaku untuk pakaian. Namun apabila menggunakan ihtihsan, maka diperbolehkan karena ada persamaan dengan mal misli> dalam jenis, macam, sifat, bahan serta ukurannya. Disamping itu, transaksi tersebut sangat dibutuhkan oleh manusia. Adapun Malikiyah, Syafi‟iyah, dan Hanabilah membolehkan salam pada pakaian. Bahkan menurut Ibnu Mundzir, ulama telah ijmak mengenai hal itu.22
d. Bay’ salam pada roti
Menurut Hanafiyah dan Syafi‟iyah, salam pada roti dengan cara hitungan hukumnya tidak sah karena ada perbedaan yang mencolok antara satu roti dengan roti lainnya dalam besar dan kecilnya. Abu Yusuf membolehkannya apabila macam, timbangan, dan masa atau temponya ditentukan. Akan tetapi menurut Malikiyah dan Hanabilah, salam pada roti hukumnya sah apabila memungkinkan untuk ditentukan sifatnya.23
27
B. Bay’ Istis{na>’
1. Pengertia bay’ istis{na>’
Dalam Ensiklopedi Islam, secara etimologi pengertian istis{na>’
yaitu: minta dibuatkan/ditempah. Sedangkan pengertian istis{na>’ secara terminologi adalah: Akad yang mengandung tuntutan agar s{ani (tukang/ahli) membuatkan suatu pesanan dengan ciri khusus dan harga tertentu.24
Istis{na>’ merupakan salah satu bentuk akad ghairu musamma yang mirip dengan salam. Hal ini dikarenakan keduanya sama-sama jual beli pesanan dimana penyerahan barangnya ditangguhkan dan diserahkan kemudian. Secara bahasa Istis{na>’ berarti minta dibuatkan. Secara istilah,
Istis{na>’ bisa diartikan akad bersama produsen untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau jual beli suatu barang yang akan dibuat oleh pembuat (s{ani’) yang juga menyediakan bahan bakunya, sedangkan jika bahan bakunya dari pemesan hanya menyewa jasa produsen untuk membuat barang saja.25
Dalam buku Pengantar Fiqh Muamalah disebutkan, bay’ istis{na>’
adalah jual beli antara pemesan (mustas{ni’) dengan penerima pesanan
(s{ani’) atas sebuah barang dengan spesifikasi tertentu (mas{nu’), contohnya untuk barang-barang industri maupun properti. Spesifikasi dan harga barang haruslah sudah disepakati di awal akad, sedangkan pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan. Apakah pembayaran
28
dilakukan di muka, melalui cicilan atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang.26
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 20 menjelaskan bahwa
istis{na>’ adalah jual beli barang atau jasa dalam bentuk pemesanan dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pihak pemesan dengan pihak penjual.27
Bay’ istis{na>’ merupakan salah satu bentuk dari jual beli salam, hanya saja obyek yang diperjanjikan berupa manufacture order atau kontrak produksi. Bay’ istis{na>’ didefinisikan dengan kontrak penjualan antara pembeli dengan pembuat barang dengan spesifikasi yang telah disepakati kedua belah pihak yang bersepakat atas harga serta sistem pembayaran, yaitu dilakukan di muka melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.28
Bay’ istis{na>’ termasuk dalam kategori natural certainly contracts, yaitu kontrak/akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing)nya. Cash flownya bisa diprediksi dengan relatif pasti, karena sudah disepakati oleh kedua belah pihak yang bertransaksi di awal akad.
Kontrak ini secara “sunnatullah” (by their nature) menawarkan return yang tetap dan pasti. Jadi sifatnya fixed and predetermined. Obyek
26 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 136. 27 PPHIM, Kompilasi Hukum Ekonomi…, 11.
29
pertukarannya baik jumlahnya (quantity), mutunya (quality), harganya (price), dan waktu penyerahannya (time of delivery).29
Menurut jumhur fuqaha yang dikutip oleh Muhammad Syafi’I
Antonio, bay’ iistis{na>’ merupakan suatu jenis khusus dari akad bay’
salam. Biasanya, jenis ini dipergunakan di bidang manufaktur. Dengan demikian, ketentuan bay’ istis{na>’ mengikuti ketentuan dan aturan akad
bay’ salam.30
Pada dasarnya, bay’ istis{na>’ merupakan transaksi jual beli cicilan pula seperti transaksi murabahah muajjal. Namun, berbeda dengan jual beli murabahah dimana barang diserahkan di muka, sedangkan uangnya dibayar cicilan, dalam jual beli istis{na>’ barang diserahkan dibelakang, walaupun uangnya juga sama-sama dibayar secara cicilan.31
2. Dasar hukum bay’ istis{na>’
Akad istis{na>’ termasuk salah satu bentuk akad ghairu musamma, sehingga tidak ada dalil yang eksplisit baik di dalam alquran maupun hadis mengenai pensyariatannya. Akan tetapi dapat diketahui bahwa
istis{na>’ merupakan akad pesanan yang mirip dengan akad salam. Perbedaannya hanya pada sistem pembayaran.32 Oleh karena itu dasar
hukum bay’ salam dapat digunakan pada bay’ istis{na>’. Seperti firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 282 yang berbunyi:
29 Adiwarman A. Karim, Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 51.
30Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari…, 113. 31 Adiwarman A. Karim, Bank Islam; Analisis…, 126.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar ...”33
Dalam Shohih Bukhori nomer 2094 disebutkan:
ْنَع ِواَ ْ نِمْلا َِِأ ْنَع ٍرِ َ ِنْب ِهَللا ِدْبَع ْنَع ٍح ََِ َِِأ ِنْبا ْنَع ُ اَ ْفُس اَنَ ثَدَح ٍ ْ َعُ ن وُبَأ اَنَ ثَدَح
“Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ibnu Abi Najih dari 'Abdullah bin Katsir dari Abu Al Minhal dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah orang-orang mempraktekkan jual beli buah-buahan dengan sistim salaf, yaitu membayar dimuka dan diterima barangnya setelah kurun waktu dua atau tiga tahun. Maka Beliau bersabda: "Lakukanlah jual beli salaf pada buah-buahan dengan takaran sampai waktu yang diketahui (pasti). "Dan berkata 'Abdullah bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Najih dan berkata: "dengan takaran dan timbangan yang diketahui (pasti)"”.34
Mengingat bay’ istis{na>’ merupakan lanjutan dari bay salam maka secara umum landasan syariah yang berlaku pada bay’ salam juga berlaku pada bay’ istis{na>’. Sungguhpun demikian, para ulama membahas lebih
lanjut “keabsahan” bay’ istis{na>’.35
Menurut ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah, akad istis{na>’
sah dengan landasan diperbolehkannya akad salam. Mereka
31
mengqiyaskan bay’ istis{na>’ dengan bay’ salam karena keduanya barang yang dipesan belum berada ditangan penjual manakala kontrak ditandatangani. Selain itu juga bay’ istis{na>’ telah menjadi kebiasaan umat manusia dalam bertransaksi (‘urf). Oleh karena itu, dalam bay’ istis{na>’ berlaku pada syarat-syarat sebagaimana disebutkan dalam bay’
salam.36
Menurut madzhab Hanafi, bay’ istis{na>’ termasuk akad yang dilarang karena bertentangan dengan bay’ secara qiya>s. Mereka mendasarkan pada argumentasi bahwa pokok kontrak penjualan harus ada dan dimiliki oleh penjual, sedangkan dalam istis{na>’, pokok kontrak itu belum ada atau tidak dimiliki penjual. Meskipun demikian, mazhab Hanafi menyetujui kontrak istis{na>’ atas dasar istih{san karena alasan-alasan berikut ini:
a. Masyarakat telah mempraktikkan bay’ istis{na>’ secara luas dan terus menerus tanpa ada keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan
bay’ istis{na>’ sebagai kasus ijma atau konsensus umum.
b. Di dalam syariah dimungkinkan adanya penyimpangan terhadap qiya>s berdasarkan ijmak Ulama.
c. Keberadaan bay’ istis{na>’ di dasarkan atas kebutuhan masyarakat. Banyak orang seringkali memerlukan barang yang tidak tersedia di pasar sehingga mereka cenderung untuk melakukan kontrak agar orang lain membuatkan barang untuk mereka.
32
d. Bay’ istis{na>’ sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama tidak bertentangan dengan nash atau aturan Syariah.37
Sebagian Fuqaha kontemporer berpendapat bahwa bay’ istis{na>’
adalah sah atas dasar qiya>s dan aturan umum Syariah karena itu memang jual beli biasa dan si penjual akan mampu mengadakan barang tersebut pada saat penyerahan. Demikian juga terjadinya kemungkinan perselisihan atas jenis dan kualitas suatu barang dapat diminimalkan dengan pencantuman spesifikasi dan ukuran-ukuran serta bahan material pembuatan barang tersebut.38
3. Rukun dan syarat bay’ istis{na>’
Dalam praktik bay’ istis{na>’ harus memenuhi rukun dan syarat. Adapun rukun bay’ istis{na>’ adalah sebagai berikut:
a. Pihak yang berakad
1) Pembeli atau pemesan (mustas{ni’)
2) Pembuat atau produsen (s{ani’)
b. Obyek yang diakadkan
1) Barang yang dipesan (mustas{ni’ fi>h)
2) Harga atau modal istis{na>’ (ra’s al-ma>l) c. Akad (si>ghat)
1) Serah (ijab)
33
2) Terima (kabul).39
Adapun syarat bay’ istis{na>’ adalah sebagai berikut: a. Pihak yang berakad
1) Harus cakap hukum
2) Suka rela, tidak dalam keadaan dipaksa/terpaksa. b. Obyek yang diakadkan
1) Barang komoditi yang dipesan tidak termasuk yang diharamkan (dilarang)
2) Jelas spesifikasinya (jenis, warna, sifat, dan lain-lain)
3) Jelas ukurannya (timbangan, takaran, berat, panjang, kualitas dan lain-lain)
4) Harus berwujud sehingga dapat diakui sebagai hutang 5) Jelas waktu dan tempat delivery.
c. Harga/modal istis{na>’
1) Harga jual adalah harga pesanan ditambah keuntungan 2) Harga jual tetap selama jangka waktu pemesanan. d. Akad (si>ghat)
1) Harus jelas
2) Antara ijab dan kabul harus selaras
3) Tidak bersifat menggantungkan pada kejadian yang akan datang.40
39 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah; Produk Dan Implementasi Operasional (Jakarta: Djambatan, 2001), 99.
34
4. Sifat akad bay’ istis{na>’
Jumhur Ulama berpendapat bahwa akad bay’ istis{na>’ termasuk ke dalam kategori jual beli salam, maka bay’ istis{na>’ bersifat mengikat kedua belah pihak yang berakad. Dan apabila rukun dan syaratnya telah terpenuhi, maka akadnya tidak bisa dibatalkan oleh salah satu pihak. Apabila pembatalan itu dari pihak produsen maka pihak konsumen hanya menuntut ganti rugi, yaitu meminta kembali uang yang telah dibayarnya. Jumhur ulama juga berpendapat bahwa tidak ada hak khiyar bagi konsumen, maka pihak konsumen hanya bisa membatalkan apabila barang yang dipesan tidak sesuai dengan ketentuan akad.41
Namun dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah konsumen dapat menggunakan hak khiyar apabila barang yang dipesan tidak sesuai dengan ketentuan akad, sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 108
ayat 2 yang berbunyi “Jika objek dari barang pesanan tidak sesuai dengan spesifikasinya, maka pemesan dapat menggunakan hak pilihan (khiyar) untuk melanjutkan atau membatalkan pesanan”.42
5. Pendapat ulama tentang bay’ istis{na>’
Ulama madzhab Hanafi mengatakan bahwa akad bay’ istis{na’
termasuk ke dalam jual beli bukan ijarah, dan objek akad dan kerja dibebankan kepada s{ani’ dan harga barang bisa dibayar kemudian.
35
Sedangkan jumhur memandang akad ini sama dengan akad bay’ salam
sehingga syarat-syaratnyapun sama dengan bay’ salam.43
Sebagian madzhab Hanafi berpendapat bahwa akad bay’ istis{na>’
tidak mengikat kedua belah pihak, maka salah satu pihak bisa membatalkan secara sepihak. Akan tetapi Abu Yusuf dan Ibnu Abidin berpendirian bahwa akad bay’ istis{na>’ mengikat kedua belah pihak. Demikian juga dengan jumhur ulama.44
Mustofa Ahmad az-Zarqa, ahli fiqih kontemporer dari Yordania dan Ahmad al-Hajj al-Kurah, ahli fiqih kontemporer dari Suriah, berpendapat bahwa akad bay’ istis{na>’ dibolehkan sangat relevan untuk zaman sekarang karena pada umumnya hasil komoditi diproduksi baik lokal, nasional maupun internasional jika akad ini dianggap tidak sah maka akan membawa kesulitan dan kemadharatan bagi manusia secara umum, karena keberadaan akad ini sulit untuk ditolak. Sesuai dengan kaidah al-‘a>datu muh}akamah (adat kebiasaan dapat dijadikan hukum).45
43 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam…, 779. 44 Ibid.
BAB III
GAMBARAN UMUM JUAL BELI PRE ORDER DI TOKO ONLINE TANJUNG SPORT
A. Profil Toko Online Tanjung Sport
Kata-kata online sebenarnya tidaklah asing lagi sebagian besar
masyarakat Indonesia dan dunia yang biasa menggunakan fasilitas internet.
Namun kadang-kadang mereka banyak yang tidak mengetahui apa
sebenarnya arti online itu.
Online dalam arti sebenarnya adalah terhubung, terkoneksi, aktif dan
siap untuk operasi, dapat berkomunikasi dengan atau kontrol oleh komputer.
Online juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana sebuah device
(komputer) terhubung dengan device lain, biasanya melalui modem.1
Sementara yang dimaksud dengan online dalam bisnis jual beli adalah
menggunakan fasilitas jaringan internet untuk melakukan upaya penjualan
atas produk-produk yang akan diperjualbelikan.2
Tanjung Sport adalah sebuah toko online yang dibuat oleh Musyafa
Tanjung pada bulan Mei tahun 2012 tepatnya. Seorang mahasiswa di
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, nama Tanjung
Sport diambil dari nama belakangnya yaitu Musyafa Tanjung.3
Bermula ketertarikannya dengan sepakbola dan pemahaman tentang
perkembangan fashion Tanjung Sport semakin berkembang saja, mulai dari
1 http://www.total.or.id/info.php?kk=online, diakses 03 Desember 2015.
37
kaos, jersey bola, sepatu bola, kaos kaki bola, syal dan name player bisa
didapatkan melalui Tanjung Sport. Tidak hanya itu, karena paham akan
internet dan mempunyai banyak hubungan antara Tanjung Sport dengan
pedagang grosir, Tanjung Sport selain menggunakan model penjualan
langsung juga menggunakan model penjualan sistem pre order.4
Dari keseriusan menekuni usaha ini, awalnya hanya berjualan kaos dan
jersey bola, kini sudah merangkul berbagai bahan dagangan yang siap di
edarkan melalui toko online yang ia buat. Barang yang akan diedarkan
biasanya hanya satu buah perminggu tapi sekarang hampir setiap hari
mengedarkan produk baru.
Musyafa Tanjung memutuskan untuk berjualan secara online karena
selain mengisi waktu luang juga termotivasi oleh teman-teman yang
kebetulan banyak teman-temannya yang di luar kota atau daerah yang
mengetahui bahwa dia memiliki usaha online dan melihat produk-produk
yang ditawarkannya. Awalnya Tanjung Sport berjualan via blackberry
messenger, karena merasa repot mesti mengirimkan gambar produk sehingga
Tanjung Sport memutuskan untuk membuat website tanjungsport.com.5
38
Gambar 3.1
tampilan website tanjungsport.com
Penjual tidak memerlukan biaya yang banyak untuk membuat toko
karena di toko online tidak memerlukan gedung untuk menjualnya. Jual beli
online hanya membutuhkan jaringan internet untuk mempromosikan
barang-barang yang akan dijual.
Adapun alasan Musyafa Tanjung membuka bisnis online, yaitu:
1. Pasar yang tidak terbatas
Ketika seseorang memiliki sebuah website, maka sesungguhnya
website tersebut dapat diakses oleh siapapun diseluruh penjuru dunia,
sehingga dapat di katakan bahwa siapapun yang mampu memahami
39
seseorang tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan seseorang membuka
sebuah bisnis konvensional.
2. Tidak memerlukan banyak modal untuk membuka lapak, toko online
atau situs jual beli
Untuk membuat sebuah toko online membutuhkan modal relatif
kecil. Hal ini sangat berbeda ketika membuat sebuah toko konvensional,
perlu memiliki bangunan toko yang didapatkan dengan menyewa atau
membeli. Semakin strategis lokasinya, maka akan semakin mahal biaya
untuk memperolehnya. Bandingkan dengan toko online, modal yang
dibutuhkan untuk membangun sebuah toko online hanyalah membuat
sebuah website dan penjual tinggal upload barang yang akan dijualnya.
Jadi sangatlah ringan untuk biaya modal ini.
3. Sarana promosi yang mudah dan murah
Ketika menjalankan bisnis online harus melakukan upaya promosi.
Yang dipromosikan adalah meng-upload gambar yang akan di-pre
order-kan ke website dengan dibumbui kata-kata yang menarik agar banyak
pengguna internet yang tergoda untuk melihatnya. Dari beberapa sarana
tersebut bisa diperoleh dan dimanfaatkan dengan biaya yang murah
bahkan ada yang gratis.
4. Tidak perlu bertemu dengan pembeli
Penjual tidak perlu bertemu dengan pembeli karena barang dijual
tersebubut dikirim ke pembeli menggunakan jasa ekspedisi.
40
Seseorang bisa memperhitungkan biaya operasional yang harus
dikeluarkan untuk menjalankan sebuah toko konvensional mulai dari
biaya listrik, biaya karyawan, maupun biaya-biaya yang lain seperti pajak
usaha, dan keamanan lingkungan, biaya lembur dan lainnya. Hal itu pun
diasumsikan bahwa umumnya sebuah toko hanya beroperasi selama
kurang lebih 16 jam, sehingga jika seseorang ingin menjalankan toko
tersebut, maka seseorang harus memperkerjakan beberapa karyawan
dengan sistem shift. Untuk membuka toko selama 24 jam, pengusaha
tersebut membutuhkan shift tambahan lagi sehingga akan semakin
memperbesar biaya operasional.6
B. Cara Pemesanan di Toko Online Tanjung Sport
Proses jual beli pre order di toko online Tanjung Sport berawal ketika
Musyafa Tanjung memposting barang yang akan di-pre order-kan di website
dan broardcast BBM. Adapun proses transaksi jual beli pre order yang
dilakukan Toko Online Tanjung Sport ada beberapa cara, yakni:
1. Melalui website
a. Pemesan mencari barang yang diinginkan di tanjungsport.com
b. Setelah pemesan menemukan barang yang dipesan pemesan mengklik
“masukkan ke keranjang”
41
Gambar 3.2 cara pemesanan I
c. Jika sudah ditambahkan ke keranjang, pemesan mengklik “keranjang”
Gambar 3.3 cara pemesanan II
d. Setelah mengklik menu “keranjang”, pemesan akan akan diarahkan
42
Gambar 3.4 cara pemesanan III
e. Jika pemesan ingin memesan produk yang lain, pemesan mengklik
“perbarui keranjang”, dan jika ingin melakukan pembayaran
pemesan mengklik “lanjutkan ke checkout”
f. Setelah mengklik “lanjutkan ke checkout”, pemesan diminta untuk
mengisi data diri
Gambar 3.5 cara pemesanan IV
g. Pemesan memilih daftar bank yang ingin dijadikan tempat
43
Gambar 3.6 cara pemesanan V
h. Pemesan mengklik “buat pesanan” untuk melakukan pemesanan
barang yang diinginkan.7
2. Melalui YM (yahoo messenger)
a. Pemesan dan toko online Tanjung Sport chatting via online di yahoo
messenger
b. Pemesan memesan produk yang diinginkan
c. Toko online Tanjung Sport meminta pemesan untuk mengirimkan
sejumlah uang yaitu 50% dari harga sebagaimana dalam daftar harga
yang dicantumkan oleh Tanjung Sport ke rekening Musyafa Tanjung
sebagai pemilik Tanjung Sport
d. Setelah uang transferan masuk, barang yang dipesan akan diproduksi
e. Setelah barang yang dipesan sudah jadi Tanjung Sport akan
mengonfirmasi kepada pemesan untuk melunasi kekurangan uang
ditambah biaya ongkos kirim
44
f. Tanjung Sport akan mengirimkan barang yang yang sudah jadi ke
alamat si pemesan dan mengirimnya melalui JNE atau Pos
Indonesia.8
3. Melalui BBM (blackberry messenger)
a. Tanjung Sport mem-broardcast produk dikontak BBM yang
dimilikinya
b. Pemesan memesan produk yang diinginkan
c. Toko online Tanjung Sport meminta pemesan untuk mengirimkan
sejumlah uang yaitu 50% dari harga yang di-broardcast oleh Tanjung
Sport ke rekening Musyafa Tanjung sebagai pemilik Tanjung Sport
d. Setelah uang transferan masuk, barang yang dipesan akan diproduksi
e. Setelah barang yang dipesan sudah jadi Tanjung Sport akan
mengonfirmasi kepada pemesan untuk melunasi kekurangan uang
ditambah biaya ongkos kirim
f. Tanjung Sport akan mengirimkan barang yang yang sudah jadi ke
alamat si pemesan dan mengirimnya melalui JNE atau Pos
Indonesia.9
4. Melalui SMS
a. Pemesan memesan produk melalui SMS ke nomor kontak yang ada di
website tanjungsport.com dengan menyebutkan produk yang
diinginkan
8 Ibid.
45
b. Tanjung Sport akan meminta pemesan untuk mengirimkan sejumlah
uang yaitu 50% dari harga yang ada di website tanjungsport.com ke
rekening Musyafa Tanjung sebagai pemilik Tanjung Sport
c. Setelah uang transferan masuk, barang yang dipesan akan diproduksi
d. Setelah barang yang dipesan sudah jadi Tanjung Sport akan
mengonfirmasi kepada pemesan untuk melunasi kekurangan uang
ditambah biaya ongkos kirim
e. Tanjung Sport akan mengirimkan barang yang yang sudah jadi ke
alamat si pemesan dan mengirimnya melalui JNE atau Pos Indonesia.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Jual Beli di Toko Online Tanjung Sport
1. Faktor-faktor pendukung jual beli melalui online
a. Dengan pesatnya perkembangan internet, kemudahan dalam
mendapatkan informasi yang tidak terbatas pada ruang dan waktu,
mendukung pelaku-pelaku bisnis terutama dalam bidang
perdagangan, memasarkan komoditinya (promosi) dan /atau jual beli
melalui internet.
b. Barang-barang yang ditawarkan selau up-to-date, maksudnya
barang-barang yang diperjualbelikan didata secara langsung (up-to-date)
dengan komputer, antara barang keluar dan masuk. Jadi, pembeli
langsung tau bahwa stok barang itu masih ada atau telah habis.
c. Penggunaan internet di dunia dan khususnya di indonesia yang
46
d. Semakin berkurangnya ruang gerak pelanggan atau konsumen untuk
memenuhi kebutuhannya, disebabkan oleh kesibukan atau rutinitas
ataupun hal yang lainnya. Dalam menggunakan internet, pelanggan
atau konsumen tidak perlu susah-susah pergi ke toko, namun hanya
dengan melalui komputer yang sudah terhubung dengan internet.10
2. Faktor-faktor penghambat jual beli melalui online
a. Fungsi website adalah sebagai alat pendukung promosi. Hal ini dapat
dibenarkan karena untuk dapat mengakses website-website yang ada
dalam internet dibutuhkan komputer dan koneksi internet. Sangat
berbeda bila dibandingkan dengan jual beli secara langsung yang
mana pembeli tidak perlu susah-susah untuk memiliki sarana dan
prasarana untuk dapat bertransaksi, dan diperjelas lagi bahwa website
digunakan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari
produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
b. Tidak meratanya pengguna atau pemakai internet
Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan data-data sebagai
berikut:
1) Pemakai internet sebagian besar ialah perpendidikan tinggi dan
sangat jarang pengguna internet yang berpendidikan SD,
terutama jika ingin mengakses website berbahasa asing tentunya
pemakai harus mengerti bahasa tersebut.
47
2) Umumnya para pengguna internet mengakses internet dari tempat
kerja, sekolah, kampus, dan hanya sekitar 30 % yang mengakses
secara pribadi dari rumah. Namun hal ini berbeda di Indonesia
karena kemungkinan besar sekitar 75% atau lebih pengguna
internet mengakses internet dari rumah karena sudah banyak
kantor-kantor atau sekolah yang sudah terkoneksi dengan
internet.11
c. Adanya keraguan atau ketakutan oleh para surfer (pengunjung
internet) untuk bertransaksi secara online di internet
Masalah ini adalah hamabatan terbesar dalam jual beli melalui
internet, karena banyaknya cybercrime (kriminalitas di internet),
khususnya cybercrime dalam e-commerce. Edmon Makarim
mendefisinikan sebagai segala tindakan yang menghambat dan
mengatasnamakan orang lain dalam perdagangan melaui internet.
Yaitu terdiri dari data-data rahasia (kartu kredit, nomor rekening,
atau data penting lain) yang disimpan oleh pengelola dijual atau
disebarluaskan kemudian digunakan oleh pihak lain yang tidak
bertanggung jawab. Garis besarnya adalah pencurian, perubahan,
penyalahgunaan, ketidak aslian data-data yang digunakan untuk
bertransaksi secara online di internet.12
11 http://www.elektroindonesia.com/profile-penggunaan-internet.html, diakses 28 Desember 2015.
48
d. Kehilangan pelayanan bisnis karena gangguan pelayanan
Bergantung pada pelayanan elektronik dapat mengakibatkan
gangguan selama priode waktu yang tidak dapat diperkirakan.
Kesalahan ini bersifat kesalahan nonteknis, seperti aliran listrik
tiba-tiba padam, atau jenis-jenis gangguan tak terduga lainya.
e. Kendala koneksi internet
Bagi beberapa kalangan khususnya yang berdomisili di kota besar,
mungkin masalah koneksi internet bukan menjadi masalah yang
berarti. Namun, bagi rekan-rekan yang tinggal di pinggiran atau di
desa, koneksi internet masih cukup terbatas.
D. Problematika Dalam Jual Beli Pre Order
Dalam praktiknya jual beli pre order di Toko Online Tanjung Sport
dalam pengiriman barang ketika sudah jadi menggunakan jasa ekspedisi
yaitu JNE dan Pos Indonesia, dalam pengiriman barang tersebut sering kali
terjadi keterlambatan barang sampai kepada pemesan dan bahkan ada yang
tidak dapat tiba di alamat pemesan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan barang atau paket yang
dikirim tidak dapat tiba di alamat tepat waktu antara lain bisa disebabkan
karena alamat yang dituju tidak jelas, sehingga kurir yang mengirimkan
barang nendapatkan kesulitan untuk mengirim paket ke alamat yang tepat.
Tidak ada penerima yang sah, biasanya terjadi misalnya rumah atau alamat
49
berpenghuni/kosong /dikunci sehingga petugas kurir tidak dapat
menyerahkan barang kiriman kepada penerima yang sah.
Faktor medan dari alamat yang dituju, jika alamat yang dituju
merupakan alamat pelosok terpencil yang tidak dapat dijangkau oleh jasa
kurir yang digunakan. Barang tertahan di kantor pos karena ada beban bea
masuk impor yang harus dibayarkan kepada pihak bea dan cukai, faktor
bencana alam, jika terjadi suatu kejadian bencana alam yang dapat
menghambat waktu pengiriman barang.
Pada proses pengerjaan barang yang dipesan, Tanjung Sport juga
mengalami keterlambatan dalam pengerjaannya sehingga Tanjung Sport
sebagai penjual belum bisa mengirimkan barang pesanan tersebut seperti waktu
yang ada diawal kesepakatan.
Oleh karena itu, pihak Tanjung Sport mengabari pemesan untuk meminta
tambahan waktu selama satu minggu untuk menyelesaikan barang pesanan.13
E. Keterlambatan Pengerjaan Barang Pesanan Dalam Jual Beli Pre Order di Tanjung Sport
Proses jual beli pre order di toko online Tanjung Sport berawal dari
pihak Tanjung Sport yang memposting barang yang akan di-pre order-kan di
website tanjungsport.com dengan mendeskripsikan barang tersebut mulai
dari harga, bahan, desain serta lama pengerjaannya.14
50
Pemesan akan melihat-lihat display barang yang ada di
tanjungsport.com untuk mencari barang yang disukainya, setelah pemesan
suka akan produk yang di-pre order-kan pemesan akan melakukan
pemesanan dengan mentransfer uang muka minimal 50% dari harga yang
dicantumkan.15
Terjadilah perjanjian akad bay’ istis{na>’ antara Tanjung Sport dan
pemesan. Dalam kesepakatan tersebut penyelesaian barang pesanan adalah
dua minggu sejak barang dipesan, jadi Tanjung Sport harus bisa
menyelesaikan barang pesanan selama dua minggu sebagai waktu batas
pengerjaan barang.
Saat jatuh tempo pengerjaan barang, Tanjung Sport belum bisa
menyelesaikan sebagaian barang pesanan seperti waktu yang ada diawal
kesepakatan karena banyaknya pesanan barang dari pemesan dan pihak
Tanjung Sport tidak membatasi pemesan yang ingin memesan, sehingga
terjadi kesalahan dalam memperkirakan waktu pengerjaan barang. Pihak
Tanjung Sport menghubungi pemesan yang mengalami keterlambatan untuk
meminta perpanjangan waktu selama satu minggu untuk menyelesaikan
barang pesanan tersebut.16