PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK RELAKSASI DALAM MENANGANI STRES PADA REMAJA-REMAJA KORBAN
PERCERAIAN
(Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik) SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh: Nurul Dianawati
NIM.B03212042
PROGAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
Nurul Dianawati 2012 (B03212042), Pengaruh BImbingan Konseling Islam dengan Tehnik Relaksasi dalam menangani Stres pada Remaja Korban Percerain ( Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik)
Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu apakah ada pengaruh bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban perceraian di Desa Babak Bawo dan Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah unuk mengetahui pengaruh bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban percerain di Deesa Babak Bawo dan Desa Baron. Hipotesis ini adalah ‘’ Tidak ada Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres apada remaja korban perceraian di Desa Babk Bawo dan Desa Baron.
Untuk mengungkap persoalan tersebut diatas penelitian mengungkapkan metode kuantitatif yang berguna untuk memeriksa fakta dan mengenai pengaruh antara bimbingan konsling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban perceraian di Desa Babak Bawo Kec. Dukun Kab. Gresik. Subjek dalam penelitian ini adalah mengenai stres pada remaja korban perceraian dengan jumalh 43 dari Desa Babak dan Desa Baron. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode angket yang menggunakan analisis korelasi product moment dan regresi linier.
Berdasarkan dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi product moment antara variabel bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi ini tidak berpengaruh menganai stres pada remaja korban perceraian, yang menghasilkan koefisien = 0,122 dan signifikansi nya = 0,301 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan dari uji regresi linier sederhana antara variabel bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban percerain menghasilkan konfensien 0,015 dan signifikansinaya 1,6839 maka Ho diterima dan Ha ditolak, Artinya bahwa Bimbingan Konseling Islam dengan Tehnik Relaksai hanya menyumbang sebesar 1,5% dalam menangani Stres Pada Remaja korban Perceraian.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Metode Penelitian ... 9
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 9
2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ... 9
3. Variabel dan Indikator Penelitian ... 12
4. Definisi Operasional ... 14
5. Teknik Pengumpulan Data ... 19
6. Tehnik Analisis Data ... 22
7. Hipotesis Penelitian ... 23
F. Sistematika Pembahasan ... 25
BAB II : TINJAUN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 28
1. Bimbingan Konseling Islam ... 28
2. Tenik Relaksasi... 40
3. Stres ... 49
4. Remaja ... 53
5. Perceraian ... 59
BAB III : PENYAJIAN DATA
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 67
1. Lokasi Penelitian ... 67
a.Desa Babak Bawo ... 67
b.Desa Baron ... 71
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 79
C. Pengujian Hipotesis ... 90
BAB IV : ANALISIS DATA 1. Mengetahui kebenaran hubungan secara linier antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) ... 94
2. Mengetahuai arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negative dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen. ... 94
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 99
B. Saran... 100
C. Penutup ... 101
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
3.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Babak- Bawo ... 69
3.3 Data Jumlah Angka Perceraian Desa Babak-Bawo ... 70
3.5 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Baron ... 73
3.6 Data Jumalah Angka Perceraian Desa Baron... 73
3.7 Hasil Sekor dari Variabel X ... 78
3.8 Hasil Skor Variabel Y ... 80
3.9 Statistik Deskritif Angket ... 83
3.10 Tabel Kerja Produk Moment dan Regresi Linier ... 88
DAFTAR GAMBAR
3.1 Peta Desa Babak Bawo Kecamatan Dukun-Gresik ... 69
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam sebuah hubungan rumah tangga tentunya tidak selamanya berjalan
baik sesuai dengan apa yang telah kita inginkan dari kejauhan hari, namun
ternyata ada beberapa faktor lain yang secara sengaja atau tidak di sengaja
penghambat keharmonisan hubungan keluarga tersebut. Salah satu akibat yang di
timbulkan dengan adanya konflik tersebut ialah adanya perceraian, dimana
perceraian bukan lagi hal yang asing di Indonesia namun perceraian bisa
dikatakan sebagai hal yang lumrah dan sudah memasyarakat.
Keluarga merupakan unit sosial penting dalam bangunan masyarakat yang
merupakan warisan umat manusia yang terus dipertahankan keberadaannya dan
tidak lekang oleh perubahan zaman. Berbagai perubahan oleh faktor
perkembangan zaman tentu saja mempengaruhi corak dan karakteristik keluarga,
namun substansi keluarga tidak terhabuskan. Meningkatnya angka perceraian
dianggap sebagai salah satu indikasi dan merosotnya nilai-nilai keluarga ini. kasus
perceraian di Indonesia, sebagaimana dipaparkan dalam laman Direktorat Jendral
Badan Peradialan Agama MA juga mengalami tren peningkatan1
Tingginya angka perceraian belakangan ini, menyiksa miris. Angka
perceraian setiap tahunnya terus meningkat cukup tinggi. Data kantor pengadilan
Agama Gresik 2014 menunjukkan jumlah perceraian mencapaia 2079 kasus
1
diantaranya adalah kasus perceraian pasangan Pegawai Negri Sipil ( PNS). Dari
kasus 2079 kasus perceraian tersebut 542 merupakan kasus permohonan dan 1209
berbentuk gugatan. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan angaka perceraian
2013 yang hanya mencapai sekitar 1177 kasus. Indikasinya angka perceraian di
kabupaten Gresik tahun 2014 mengalami peningkatan sekitar 92%.2
Perceraian ini tidak saja terjadi pada orang-orang kelas bawah tetapi
terjadi pada orang-orang berkelas atas yang mempunyai perekonomian lebih dari
cukup, bukan hanya rakyat biasa tetapi perceraian pun bisa terjadi pada seorang
figur salah satunya artis, musisi, bahkan terjadi pada ustad-ustad.3
Perceraiana adalah putusnya ikatan lahir batin antara suami dan istri yang
mengakibatkan berakhirnya hubungan keluarga (rumah tangga) antara suami istri
tersebut, terdapat dalam pasal 38 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 sebagai
aturan hukum psitif yang menunjukkan adanya.4
Dalam masalah ini terdapat banyak penyebab perceraian-perceraian yang
telah tampak dari kasus-kasus yang sering terjadi di Indonesia seperti kurangnya
berkomunikasi, kekerasan dalam rumah tangga, perzinaan dan kurangnya
ekonomi.
Dalam rumah tangga, komunikasi sangat penting dan sangat dibutuhkan
antara suami-istri. Sekecil apapun itu masalah harus memberitahu satu sama lain.
Jika tidak, akan memicu terjadinya perceraian. karena dengan berkomunikasi
2
www.kabargresik.com . Pada tanggl 03.September. 2015. Pukul. 05.00. 3
http://.id.Wikipedia.org/wiki perceraian. Pada tanggal 10 september 2015. Pukul 10.00. 4
membuat rasa saling percaya, saling mengerti, tidak ada kebohongan, dan tidak
ada hal yang disembunyikan. Namun sebaliknya jika dalam rumah tangga gagal
berkomunikasi, maka akan sering terjadi pertengkaran karena tidak saling
percaya, tidak saling mengerti, banyaknya rahasia yang disembunyikan satu sama
lain. Hal ini akan berujung pada perceraian jika kedua pihak kurang atau gagal
berkomunikasi.5
Kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan yang dilakukan dalam
rumah tangga baik oleh suami maupun oleh istri yang berakibat timbulnya
penderitaan fisik, seksual, psikis,dan ekonomi. Hal tersebut menjadi salah satu
penyebab utama perceraian.
Di samping itu, masalah lain yang dapat mengakibatkan terjadinya
perceraian adalah perzinahan, yaitu hubungnan seksual diluar nikah yang
dilakukan baik oleh suami maupun istri. hal ini bisa terjadi dalam rumah tangga
dikarenakan mungkin seperti yang kita bahas sebelumnya yaitu kurangnya atau
gagal berkomunikasi, ketidak harmonisan, tidak adanya perhatian atau kepedulian
suami terhadap istri atau sebaliknya, saling sibuk dengan pekerjaannya
masing-masing, merasa tidak tercukupinya kebahagiaan lahir dan batin, ketidaksetiaan,
atau hanya untuk bersenang-senang bersama orang lain.
Sedangkan Uang memang tidak bisa menjamin adanya keluarga bahagia.
Namun uang merupakan kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Jadi faktor ekonomi masih menjadi penyebab paling dominan terjadinya
perceraian pada masyarakat.
5
Faktor-faktor terjadinya perceraian di atas seperti halnya masalah
ekonomi, perzinahan, kurangnya atau gagal berkomunikasi, dan kekerasan dalam
rumah tangga dapat menimbulkan landasan berupa krisis moral dan akhlak yang
dilalaikan oleh suami mapun istri atas peran dan tanggung jawab.6
Dalam rumah tangga yang tidak sehatkan mengakibatkan dampak kepada
remaja dan menjadi korban keluarga dalam perceraian, sehingga remaja menjadi
sering melamun, memberontak, sedih, mengurung diri.
Melamun merupakan sumber kegembiraan bagi semua remaja, tertama
bagi mereka yang tidak bahagia dengan keadaan diri dan peran mereka dalam
kehidupan sebenarnya. Melamun merupakan cara mengalami perwujudan impian
yang penting bagi semua remaja. Yang dalam dunia rahasia lamunan remaja dapat
memperoleh keasyikan yang jarang ditemukannya dalam kehidupan nyata. 7
Seorang remaja yang berasal dari sebuah keluarga yang besar sikap dan
perilakunya cenderung otoriter, sedangkan yang berasal dari keluarga yang
bercerai atau berpisah menjadi remaja yang cemas, tidak mudah percaya, dan
sedikit kaku. Sehingga ketiadaan hubungan emosional akibat penolakan anggota
keluarga atau perpisahan dengan orang tua, sering kali menimbulkan gangguan
kepribadian. Sebaliknya pemuasan emosional mendorong perkembangan
kepribadian.8
6
Abdul Rahman. Do’I Perkawinan dalam syariat Islam (Jakarta; Rineka
Cipta,1996)hlm.82-83 7
Elizabeth B. Hurlock. Perkembangan Anak Jilid 2( Jakarta; Erlangga. 1978),Hal.20
8
Oleh karena itu tidak jarang mereka berbohong dengan mengatakan bahwa
orangtua mereka tidak bercerai atau bahkan menghindari pertanyaan-pertanyaan
tentang perceraian orang tua mereka. Banyak sekali dampak negatif perceraian
yang bisa muncul pada remaja. “Marah pada diri sendiri, marah pada lingkungan,
jadi pembangkang, tidak sabar, impulsif,”. Bisa jadi, anak akan merasa bersalah
(guilty feeling) dan menganggap dirinyalah biang keladi atau penyebab perceraian
orangtuanya. Berdasarkan ciri-ciri yang diatas remaja akan mengalami stres.
Stres bisa diakibatkan oleh banyak faktor baik itu internal maupun
ekternal. Dan diantara faktor yang sering yang menjadi stres adalah perceraian,
yang penyebab stres dalam kehidupan sehari-hari yang mana bila ditangani lebih
baik bisa membuat tertekan dan merasa terpuruk yang berkepanjangan. Tentu
selain buruk bagi fisik juga buruk bagi kesehatan mental, dengan adanya sebab
perceraian maka akan berakibat terhadap anak menjadi stres dengan hal ini cara
mengatasai stres pada remaja korban perceraian bisa ditangani dengan tehnik
relaksasi.9
Dalam hal ini peran keluarga sangatlah penting bagi anak remaja,
Keluarga sebagai tempat untuk berlindung, memperoleh kasih sayang. Peran
keluarga sangatlah penting untuk perkembangan remaja pada masa-masa yang
mendatang, baik secara psikologi maupun secara fisik. Tanpa keluarga anak akan
merasa sendiri, tidak ada tempat untuk berlindung.
9
Dari hasil pengamatan peneliti bahwa di Desa Babak Bawo dan Desa
Baron banyak remaja- remaja yang mengalami tingkah laku yang menyimpang
yang bersifat negative, remaja laki-laki di Desa Baron sering mengadakan
meiuman keras dan sering tawuran serta cangkrukan di warung kopi, dan
kebanyakan remaja-remaja di Desa Baron adalah remaja pengangguran, tidak
sekolah dan tidak bekerja, suka melamun dan bersikap yang aneh, sedangkan di
Desa Babak Bawo tidak jauh dengan tingkah laku remaj-remaja di Desa Baron
yang suka keluar malam yang tanpa arah tujuan hanya bersenang-senang di
warung kopi dengan teman-temannya. Berbeda dengan remaja wanita di Desa
Babak Bawo dan Desa Baron cenderung lebih pendiam dan pemalu terhadap
lingkunganny. Dalam hal ini peneliti memperkirakan bahwa remaja-remaja yang
ada di Desa Babak dan Desa Baron mengalami stres akibat korban percerain.
Dengan adanya fenomena yang diamati oleh peneliti, maka peneliti
menetapkan bantuan bimbingan konseling islam dengan teknik relakasi dalam
menangangi stres pada remaja korban perceraian. Bimbingan konseling islam ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan proses pemberian
bantuan terhadap individu yang mempunyai masalah agar individu sadar dan
menjalankan aktivitas yang semestisnya.10 Sedangakan teknik relaksasi
merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan fungsi fisik dan mental
sehingga menjadi rileks, dan bisa mengendurkan ketegangan, ketegangan
jasmaniah yang nantinya akan berdampak pada penururnan kecemasan dan
10 10
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Jogyakarta : Pustaka Pelajar
mengistirahatkan pikiran dengan cara menyalurkan kelebihan energy atau
ketegangan (psikis) melalui sesuatu yang menyenangkan.11
Peneliti mengambil teknik ini karna mempunyai karakteristik yang tepat
dalam kasus yang diambil oleh peneliti. Teknik Relaksasi ini untuk
mengembalikan tubuh dalam kondisi homoestatis sehingga konseli dapat kembali
tenang yang menciptakan individu yang lebih nyaman dan menyenangkan.
Dengan demikian bimbingan konseling dengan tehnik relaksasi maka peneliti
akan mudah dalam menangani stres pada remaja korban perceraian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka peneletiti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1. Adakah pengaruh bimbingan dan konseling islam dengan teknik relaksasi
dalam menangani stres pada remaj-remaja korban perceraian?
2. Seberapa besar pengaruh bimbingan dan konseling islam dengan teknik
relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja korban perceraian?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam melakukan penelitian ini selain
sebagai syarat ujian siding progam strata satu (S1) bidang kajian keluarga, Jurusan
Bimbngan konseling Islam, Fakultas Dakwah dan komunikasi Universitas Islam
Negri Sunan Ampel Surabaya sebagai berikut:
11
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bimbingan dan konseling islam
dengan teknik relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja korban
percerain
2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan dan konseling islam dengan teknik
relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja korban perceraian.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap akan hadirnya manfaat
dari hasil penelitian ini secara teoritis dan praktis bagi para pembacanya. Diantara
manfaat penelitian ini baik secara teoritis dan praktis dapat peniliti uraikan
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah khazanah keilmuan bagi peniliti yang lain dalam hal
menangani stres pada remaja korban perceraian dengan tehnik relaksasi.
b. Sebagai sumber informasi dan refrensi bagi jurusan bimbingan konseling
islam khususnya dan bagi mahasiswa umumnya dalam hal penggunaan
tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban perceraian.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam
pengembangan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja
korban perceraian bagi peneliti selanjutnya.
b. Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi konseli/klien agar dapat
bersemangat dalam menjalani kehidupan dan membantu memecahkan
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti harus memahami metodologi penelitian
terlebih dahulu, sebab merupakan pengetahuan tentang langkah- langkah
sistematis dan logis, tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah
tertentu, kemudian diolah dan dianalisis diambil kesimpulan selanjutnya dicari
solusinya.
Pilihan metodologi ini berdasarkan pada masalah dan cara kerja yang
relevan dengan obyek penelitian agar hasil yang dicapai tidak diragukan
kualitasnya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil kesimpulan adanya hubungan sebab
akibat antara variabel- variabel dan hubungan ini bersifat empirik, bukan
Cuman berdasarkan penalaran (logika), sehingga peneliti memperoleh
kesimpulan yang valid mengenai sebab akibat di bandingkan dengan yang bisa
diperoleh metode lain.12
2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling a. Populasi
Populasi berasal dari kata bahsa inggris population, yang berarti
jumlah penduduk. Dalam metode penelitian populasi merupakan
keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,sikap hidup, dan
12 Tatang M Arifin,”
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian.
Populasi merupakan keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti
dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan, sesuai tempat
terjadinya masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini populasinya adalah
remaja korban percerain di Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan
Dukun Kabupaten Gresik yang berjumlah 43 orang.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian. Dalam menentukan sampel hendaknya dipenuhi syarat-syarat
utama dalam menentukannnya didalam penelitian yang akan kita telititi.
Hakikat penggunakan sampel dalam suatu penelitian adalah
dikarenakna sulitnya untuk meneliti seluruh populasi, hal ini mengingat
biaya dan waktu yang begitu banyak diperlukan jika harus meneliti seluruh
populasi.13
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul- betul representative (mewakili).14
13
Mardalis. Metode penelitian suatu pendekatan proposal,(Jakarta; Bumi Aksara, 1995),Hlm.55
14
Pengambilan sampel dari penelitian ini adalah dengan
menggunakan remaja korban perceraian di Desa Babak dan Desa Baron
Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik sebagai responden yang akan diteliti
yang berjumlah 43 orang. Apabila subyeknya kurang 100 lebih baik
diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,
selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil diantaranya
10-15% atau 20-25% atau lebih.
c. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan metode pengambilan sampel dan
untuk menentukan sampel yang akan dipergunakan dalam suatu
penelitian.15 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
pengambilan sampel probability sampling dengan teknik Simple Random
Sampling yang artinya simple (sederhana) karena pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada data populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.16 Meskipun terlihat sangat sederhana, teknik acak
sederhana ini membutuhkan syarat yang khusus. Teknik acak sederhana
ini bisa dipakai jika ada kerangka sampel yang baik dan lengkap yang
memuat daftar nama semua anggota populasi.17
Dalam hal ini peneliti mengambil sampel secara acak tidak
memperhatikan jenis dan strata sampel yang akan diambil. Dan sampel
15
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada,2006), h. 150 16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 122
17
yang akan diambil oleh peneliti merupakan sampel yang semuanya sama
tanpa memperhatikan strata.
Selanjutnya adalah penentuan sampling eror. Sampling eror
menunjukkan perbedaan antara hasil sampel dan hasil populasi. Hasil dari
sampel tentu berbeda dengan populasi. Perbedaan ini terjadi karena kita
menggunakan sampel bukan populasi. Masalahnya, kita umumnya tidak
mengetahui nilai populasi. Yang diketahui oleh peneliti adalah hasil dari
sampel. Semakin besar sampel, semakin kecil angka sampel eror.
Sebaliknya, semakin kecil sampel, semakin besar angka sampling eror.18
Kemudian menentukan tingkat kepercayaan. Tingkat kepercayaan
berhubungan dengan seberapa besar taksiran atau estimasi dari sampel
berlaku untuk populasi. Tingkat kepercayaan menggambarkan seberapa
besar hasil perkiraan dari sampel berlaku untuk populasi. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
N = [ ]
3. Variabel dan Indikator
Variabel berasal dari kata bahasa inggris variable yang berarti faktor
tak tetap atau berubah-rubah.19Variabel adalah objek-objek atau gejala-gejala
18
Eriyanto, Analisi isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu- ilmu Sosial lainnya...hlm. 165- 166 19
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial,(Surabaya; Airlangga University Press,
yang menjadi interes peneliti untuk menelitinya.20 Jadi, Variabel merupakan
objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Untuk penelitian kali ini, peneliti sudah membuat variabel-variabel
dari judul penelitian “Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengan Tehnik
Relaksasi dalam Menangani Stres Pada Remaja Korban Perceraian (Desa
Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik)”
Penelitian ini di dalamnya hanya terdapat dua variabel yakni X
(Variabel bebas) dan Y (Variabel Terikat)
1) Variabel bebas (VX) adalah Bimbingan dan Konseling Islam dengan
Teknik Relaksasi.
2) Variabel terikat (VY) adalah menangani stres pada remaja korban
perceraian.
Indikator variabel
Indikator variabel adalah yang dipecahkan menjadi kategori-kategori
data yang haru dikumpulkan oleh peneliti. Adapun indikator dalam penelitian
ini adalah:
1) Indikator variabel bebas (x) :
Tehnik Relaksasi dibatasi pada:
a) Mengatasi ketegangan otot
b) Meningkatkan kemampuan kognitif
c) Mengatasi ketegangan keadaan jiwa yang kurang seimbang
20
Zaenal Arifin. Metodologi penelitian pendidikam,(Surabaya; Lentera cendika, 2009),
d) Mengatasi kecemasan
e) Mengatasi emosi negatif
f) Mengatasi kehawatiran
2) Indikator variabel terikat (y) :
Stres dalam hal ini dibatasi pada:
a) Kesulitan Tidur (Insomnia)
b) Nafsu makan menurun
c) Merasa cemas
d) Mudah marah
e) Kesulitan untuk berkonsentrasi
f) Lelah
g) Merasa tidak bisa memecahakan masalah yang dihadapi
4. Definisi operasional
Agar diperoleh kejelasan menganai judul yang diangkat yakni” Pengaruh
Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Relaksasi dalam menangani
Stres pada Para Remaja korban Perceraian (Desa Babak Bawo dan Desa Baron
Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik ), maka disini akan dijelaskan tentang
beberpa istilah yang terdapat di dalam judul, antara lain:
a. Bimbingan Konseling Islam
Dalam bukunya, Thori Musnamar mendefinisikan Bimbingan
Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, Sehingga dapat mencapai
kebgahiaan dulia dan akhirat.21
Bimbingan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan
terhadap individu belajar mengmbangkan fithrah dengan cara
memperdayakan iman, akal dan kemampuan yang dikaruniakan Allah SWT
kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah da RasulNya agar fitrah yang
ada pada indivdu itu berkembang dengan benar dan kukuh sesuai tuntunan
Allah SWT.22
Sedangkan menurut Dra. Hallen A, M.Pd dalam bukunya DRs.
Syamsul Munir Amin, M.A. menyatakan bahwa bimbingan Konseling islam
adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu, dan sistematis, kepada
setiap setiap individu agar ia dapat mengmbangkan potensi atau fitrah
beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginterlasasikan
nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Quran dan Al-Hadits.23
Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa Bimbingan
Konseling Islam adalah suatu bantuan proses atau aktivitas pemberian bantuan
berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya agar klien dapat mengembangkan potensi akal
fikiran dan jiwanya, keimanan serta dapat menggulangi problematika
21
Thohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam,
(Yokyakarta; UII Pres, 1992), hal.15. 22
Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islami,( Bandung: PT Al Ma’arif, 1996), hal. 56
23
hidupnya dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Quran dan
Al-Hadits, sehingga mendapat petunjuk petunjuk Allah.
b. Tehnik Relaksasi
Relaksasi menurut Singgih adalah terapi atau latihan relaksasi untuk
membawa seseorang sampai pada keadaan relaks pada otot-otot. Jika seorang
dalam keadaan santai akan terjadi pengurangan timbulnya reaksi emosi yang
menggelora, baik pola susunan saraf pusat maupun pada susunan saraf otonom
dan lebih lanjut dapat meningkatkan perasaan segar dan sehat jasmani maupun
Rohani.24
Gerald Corey memberikan pengertian bahwa memberikan dan
membayangkannsituasi yang membuat santai , seperti duduk dipinngir Danau
atau berjalan-jalan ditaman yang indah, hal yang terpenting adlah klien
mencapai keadaan tenang dan damai.25
Jadi, bahwa tehnik relaksasi ini penting dalam remaja yang mengalami
stress yang berkontribusi bagi perkembangan banyak penyakit. Bahkan
relaksasi mungkin menjadi salah satu faktor yang penting utuk kesehatan dan
disarankan terapis harus menggunakan tehnik relaksasi untuk mengelola stres.
c. Stres
Stres merupakan suatu kondisi ketidakmampuan fungsi tubuh
merespon berbegai perilaku-perilaku eksternal yang dianggap berbahaya oleh
24
Anis Watus Solika. Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Relaksasi dalam
menangani setres di Wonocolo Surabya. 2014 25
anggota tubuh. Pada dasarnya setiap oranng berpeluang mengalami stres
tergantung dari respon mental yang dimiliki oleh orang tersebut.26
Menurut M. Hardja menyebutkan bahwa stres adalah keadaan atau
konsisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stres dan hal ayang
dianggap stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadaman,
entah nyata atau tidak nyata, kondisi dan sumber daya energy biologis,
psikologis dan social apa adanya.27
Stres dapat memberikan pengaruh positif dan negative terhadap
individu. Pengaruh pasitif dari stres adalah mendorong individu untuk
melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan
pengalaman baru. sedangkan pengaruh negativenya adalah menimbulakn
perasaan-perasaan tidak percaya diri, penolakan, mudah marah, perubahan
pola makan, mersa cemas, lelah yang kemudian memicu munculnya penyakit
stres sakit kepala, sakit perut insomnia, tekanan darah tinggi, atau stroke.28
Jika,Stres secara terus menerus bisa saja terjadi dan membuat tubuh
menjadi lelah, hingga akan menyebabkan interaksi social , kualitas hidup, dan
kesehatan orang tersebut akan mengalami kesulitan pula.oleh karena itu
mengetahui cara menangani stres adalah hal penting, agar tubuh selalu
memberikan respon yang baik pada banyak situasi yang datang.
26
Sunardy,10 ciri-ciri orang yang mengalami stres, http://dunia
terang.blogspot.com/2013/08/10, diakses pada tanggal 16 november2015. Pukul 20.05 WIB 27
Agius M. Harjana, Stres tanpa Distres Seni Mengolah
Stres,(Yokyakarta:Kansisius,1994),hal.14 28
d. Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolense yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. istilah adolensece mempunyai arti yang luas lagi
yang mencakup kematangan, emosional, sosial dan fisik .
Suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan
dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun,
dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa akhir,
akan mengemukakan banyak faktor yang masing-masing perlu mendapat
tinjauan tersendiri.
Remaja usia 13 tahun menunjukkan perbedaan yang sangat besar
dengan remaja usia 18 tahun, lebas daripada perbedaan sosial-kultural dan
seksual diantara para remaja sendiri.29
e. Perceraian
Perceraian dalam bahsa Indonesia dipakai dalam pengertian yang sama
dengan talak dalam istilah Fiqih yang berarti bubarnya pernikahan.30
Perceraian adalah faktor kedua yang menyebabkan putusnya tali
pernikahan seseorang.31
Pengertian “ talak”dan “Fithrah” dalam istilah Fiqih mempunyai arti
yang umum dan artinya yang khusus. arti yang umum ialah segala macam
bentuk perceraian yang dijatuhkan oleh suami yang telah ditetapkan oleh
hakim dan perceraian yang jatuh dengan sendirinya sepertia perceraian yang
29
Siti Rahayu Raditono. Psikologi Perkembangan.(yokyakarta; Gadjah Mada University
Pres.2006),hlm.262 30
Beni Ahmad Saebani. Fiqih Munakahat,(Bandung;Cv Pustaka Setia,2001),Hlm.55
31
H.M.Mustofa. Fiqih Munakahat dan Jinayat,(Surabaya; Cosma B UIN Sunan
disebabkan meninggalnya salah seorang dari suami atau isteri, arti khusus
ialah perceraian yang dijatuhkan oleh suami saja.32
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian disamping menggunakan metode yang tepat
diperlukan pula kemampuan memilih dan bahkan juga menyusun teknik
pengumpulan data yang relevan. Dengan alat pengumpul data yang teruji
kesahihan dan keterandalannya, akan didapat data sesuai dengan keperluan
penelitian, termasuk kualitas data secara proporsional terhadap kepentingan
data.33
Dari pemilihan teknik pengumpulan data ini, penelitian yang dilakukan
oleh peneliti akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah secara
valid dan variabel yang pada giliranya lah memungkinkan untuk
dirumuskannya generalisasi yang obyektif.
a. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 34Observasi
berguna untuk menjelaskan, memeriksa dan merinci gejala yang terjadi.
Ketika menguraikan metode deskriptif, kita sudah menjelaskan bagaimana
32
Kamal muchtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan,( Jakarta; Bulan Bintang,1974),hlm.156
33
Mahi M.Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra
(Yogyakarta:Graha Ilmu, 2011), hal. 71 34
etnomedologi di kalangan ilmuwan sosial dipergunakan untuk tujuan-
tujuan deskriptif.35
Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan
secara langsung terhadap objek yang telah ditentukan, guna memperoleh
data yang langsung dapat diambil oleh peneliti yaitu mengenai Pengaruh
Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Relaksasi dalam menangani
Stres pada para remaja korban perceraian.
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang
melibatkan seseorang yang memperoleh informasi dari seseorang lainnya
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.36
Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk memperoleh informasi
pendukung. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini bersifat tidak
strukutur. Pedoman yang digunakan dalam wawancara hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip termasuk buku tentang pendapat
teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
35
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), hal. 84 36
Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Rmaja Rosdakarya,
Metode ini digunakan untuk mencari data tentang strukutur
organisasi Desa Babak Bawo dan Desa Baron, dan data lain yang
diperlukan. Disamping itu juga letak geografis, peta, foto kegiatan dan
wujud yang lain yang diperlukan untuk menunjang kejelasan objek
penelitian.
d. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, di mana
partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang
diberikan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan kuesioner untuk
memperoleh data yang terkait dengan pemikiran, perasaan, sikap,
kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian, dan perilaku dari responden.37
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif,
kuesioner merupakan salah satu alat yang penting untuk pengambilan data;
oleh karena itu, peneliti harus dapat membuat kuesioner (angket) dengan
baik.38
Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang
Pengaruh Bimbingan konseling islam dengan terapi relaksasi dalam
menangani stres pada para remaja korban perceraian dengan pernyataan
yang sudah ditentukan oleh peneliti.
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), h.193
38
6. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan
tehnik statistic. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengn Tehnik Relaksasi dalam
menangani Stres Pada Anak Korban Perceraian. Maka rumus yang peneliti
gunakan adalah Regresi Linier Sederhana ,sedangkan analisis regresi
digunakan untuk untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai
variable independen, bila nialai variable independen di manipulasi/dirubah
rubah atau dinaik-naikkan.39 Manfaat dari hasil analisis regresi adlah untuk
membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variable dependen dapat
dilakukan melalui peningkatan variable independen atau tidak. Untuk mencari
dengan regresi ini menggunakan rumus:
Y’=a + bx
Keterangan:
Y : subjek dalam variable bebas (dependenvariable) yang diprekdisikan.
a: harga Y bila X = 0 ( harga konstan)
b: angaka arah atau nilai koefisien regresi, yang menunujukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variable tergantung (dependent Variable).
Bila positif (+) maka naik, dan bila negative (-) maka terjadi penurunan.
x: Subjek Pada variable bebas (independen variable) yang mempunyai nilai
tertentu.
Nilai maupun a maupun nilai b dapat dihitungkan melalui rumus yang
39
sederhana.
Untuk memperoleh nilai a dapat digunakan rumus:
Sedangkan nilai b dapat dihitung dengan rumus:
Untuk membuktikan Pengaruh Bimbingan konseling islam dengan
tehnik relaksasi dalam menangani Stres pada Remaja korban perceraian.
7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan. Belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang melalui
pengumpulan data.40
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu kesimpulan yang masih kurang
atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian di
perluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna,
sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu
40
Sugiono, Metode penelitaina Kuantitatif kualitatif dan R&D,( Bandung:
melalui penelitian. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji
hipotesis dimkasud dengan data di lapangan.41
Hipotesa dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah
yang akan kita teliti. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu
diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan
untuk menguji kebenaran suatu teori.42
Hipotesis dari penelitian ini menggunakan Hipotesis Kerja (Hipotesis
Nihil). Hipotesis Nihil atau hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan
tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel satu dengan
variabel yang lain. Hipotesis nol bisa diberikan kode kode Ho. Hipotesis
alternative (Hipotesis Kerja) adalah hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Hipotesis kerja bisa diberi
kode Ha. Hipotesis dalam penelitian ini berbunyi: Ho: Tidak adanya Pengaruh
Bimbingan Konseling Islam dengan teknik relasasi dalam menangani setres
pada anak koraban perceraian Ha: Adanya pengaruh bimbingan konseling
islam dengan teknik relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja
korban perceraian.
41
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), hal. 85
42
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam mengemukakan pembahasan terhadap permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini, peneliti menyusun sistematika pembahasan yang terbagi
dalam 5 bab yang terdiri dari:
A. BAB I PENDAHULUAN
Meliputi : Latar belakang permasalahan yang diteliti peneliti, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, Kerangka teori
dan Hipotetsis, metode penelitian yang terdiri dari : pendekatan dan jenis
penelitian, Populasi, sampel dan Teknik Sempling, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data dan teknik pemeriksaan keabsahan data.
B. BAB II KAJIAN TEORITIK
Meliputi : Kajian pustaka (beberapa referensi yang digunakan untuk menelaah
objek kajian), dan kajian teoritik (teori yang digunakan untuk menganalisis
masalah penelitian).
C. BAB III PENYAJIAN DATA
1. Deskripsi Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian
Berisi tentang gambaran profil informan, alasan dijadikannya
sebagai informan (kompetisi) yang ditambahkan dengan informasi tentang
usia, pendidikan, jenis kelamin dan sebagainya. Objek penelitian berisi
tentang keilmuan komunikasi yang diteliti. Sedangkan lokasi penelitian
menggambarkan tentang tempat penelitian yang dilakukan.
Pada bagian ini dipaparkan tentang deskripsi dan penelitian,
terutama yang terkait dengan data fokus penelitian yang diajukan.
D. BAB IV ANALISIS DATA
1. Temuan Peneliti
Bagian ini peneliti menampilkan analisis data yang telah
dipaparkan. Dari analisis tersebut akan menghasilkan temuan- temuan
peneliti. Pemaparan temuan dapat disajikan dalam bentuk pola, tema,
kecenderungan dan motif yang muncul dari data, disamping data juga
berupa penyajian kategori, system, klasifikasi dan tipologi. Pemunculan
hasil temuan mengacu pada fokus penelitian yang diajukan.
2. Konfirmasi Temuan dengan Teori
Bagian ini peneliti membandingkan temuan- temuan peneliti
dengan teori yang relevan, dan juga teori- teori yang memungkinkan
berlawanan dengan temuan penelitian. Masing- masing dijelaskan dengan
argumentasi.
E. BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
Merupakan jawaban langsung dan fokus penelitian. Hal ini perlu
diingat bahwa simpulan harus sesuai dengan fokus penelitian baik dalam
hal urutan atau jumlahnya.
Bagian rekomendasi mengemukakan beberapa anjuran bagi
kemungkinan dilaksanakan pelanjutan beberapa kesimpulan yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Bimbingan Konseling Islam
a. Pengertian Bimbingan Konseling Islam
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “”
guidance” dan counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah istilah “
guidance” berasal dari akar kata “ guide” yang berarti : (1) mengarahkan (to
direcct), (2) memandu ( to pilot), (3) mengola (to manage) dan (4) menyetir
( to ster).1ditinjau secara etimologis kata Bimbingan merupakan terjemahan
dari kata “ Guidance” berasal dari kata kerja “ too guide” yang mempunyai
arti menunujukkan, membimbing ataupun menunutun.2dan konseling berasal
berasal dari bahasa latin “ Consilium” yang berarti dengan atau bersama
yang dirangkai dengan menerima atau memehami.3 Dimana
“Consilium”diartikan sebagai bersama, yakni berbicara bersama,
pembicaraan yang berlangsung bersama konselor (Counselor) dengan
seorang atau beberapa klien (Counselee).4sedangkan Islam secara harfiyah
berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti selamat sentosa dan
1 Syamsu Yusuf L,N. Progam Bimbingan dan Konseling Di sekolah,( Bandung; Rizqi
Press,2009),Hlm.37
2 Hellen A. Bimbingan dan Konseling,(Jakarta; Quantum Teaching, 2005),Hl. 3
3 Prayitno dan Eman Anti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (edisi Revisi),(
Jakarta; PT. Rineka Cipta, 1999),hal. 99
damai.5dari kata Salima diubah menjadi menjadi bentuk Aslama yang berarti
berserah diri.6 kata aslama mengandung segala arti yang terkandung dalam
arti pokok. Dengan demikian, arti pokok Islam adalah ketundukan,
keselamatan dan kedamaian.7
Bimbingan Konseling Islam adalah upaya membantu individu
belajar mengembangkan fitrah atau kembali ke fitrah dengan cara
memberdayakan iman, akal dan kemampuan yang dikaruniakan ALLAH
SWT kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan RasulNya agar
Fitrah yang ada pada Individu itu berkembang dengan benar dan kukuh
sesuai tuntunan Allah SWt.8
Sedangkan dalam bukunya Samsul Munir, Bimbingan Konseling
Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sisitematis
kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah
beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan
nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasullah SAW ke
dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tunutunan
al-Quran dan Hadits.9
Dari beberapa definisi dan tinjauan secara etimologis yang
terpaparkan diatas, maka dapat diambil pengertian bahwa Bimbingan
Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan dalam bidang
5 Tim Studi Islam IAIN Sunan Ampel.Pengantar Studi Islam,( Surabaya: IAIN Ampel
Press,2005,hal. 2
6 Maulana Muhammad Ali, Islamogi, (Bandung: PT. Al-Ma’arif,1996)hlm.56
7 Nasarudin Rozaq, Deinul Islam, (Bandung; PT.Al-Ma’arif, 1996).hal.56
8 Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Jogyakarta : Pustaka Pelajar Anggota
IKAPI, 2013), h. 22
mental spiritual yang diberikan kepada seseorang yang mengalami
kesulitan-kesulitan baik lahir maupun batin didalam lingkungan hidunya
agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan hidupnya agar
orang tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan melalui dorongan dari
kekuatan iman dan taqwanya kepada Allah SWT, untuk mencapai
kehahagian hidup dunia dan akhirat.
دقل قلخ ن ٱ إ ل َٰ يإف ن حأ قت إنٰ ميإو ) ٤ (
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya ( Qs; At-Tin:4)10
b. Tujuan Bimbingan Konselin Islam
Tujuan Bimbingan Konseling Islam pada dasarnya adalah sejalan
dengan maksud dan tujuan syariat islam,yang oleh al-Syatibhi di jabarkan
menjadi empat tujuan pokok, yaitu: pertama, syariat islam ditegakkan untuk
dipahami manusia Lil Ifham. Kedua, untuk memperkuat manusia dalam
ketentuan agama. Ketiga, untuk mengentas manusia dari cengkraman dan
tipu daya hawa nafsunya. Keempat, untuk mencapai kemaslahatan manusia
dunia dan akhiiratnya.
Ainur Rohim Fiqih membedakan tujuan Bimbingan Konseling
Islam dalam dua kategori yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, menurutnya
tujuan umum bimbingan konseling islam adalah membantu individu dalam
mewujudkan potensi dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai
kebahagiann hidup di dunia dan akhirat.
Sedangkan tujuan khususnya adalah diuraikan menjdi tiga yaitu:
1. Membantu individu dalam memehami situasi dirinya.
2. Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya
dan orang lain.11
c. Fungsi Bimbingan Konseling Islam
Fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai
fasilitator dan motivator klien dalam upaya mengatasi dan mencegah
problema kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada diri sendiri.
Bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar peserta didik dapat
menemukan dirinya, mengenal dirinya dan mampu merencanakan masa
depannya.
Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai
pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik
dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan
mandiri oleh karna itu pelayanan bimbingan dan konseling mengembangkan
sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan
konseling.
Secara garis besar fungsi pelayanan bimbingan konseling dapat
dilihat dari dua segi, yaitu segi sifat dan hubungan individu dengan
11 Aswali. Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan KOnseling,( Surabaya;Dakwah
lingkungannya. Dilihat dari segi sifatnya, pelayanan bimbingan konseling
berfungsi sebagai pencegahan ( preventif), pengembangan ( development )
dan perbaikan ( kuratif ). Sedangkan dilihat dari hubungan antara individu
dan lingkungannya pelayanan bimbingan konseling berfungsi sebagai
penyaluran dan penyesuaian.12
Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia,
berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing
pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan
memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan
perkembangan dan kehidupan. Dengan demikian, fungsi suatu pelayanan
dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, atau keuntungan dan
dapat diberikan oleh pelayanan.
Fungsi Bimbingan dan Konseling ditinjau dari kegunaan atau
manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui
pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu dapat dikelompokan menjadi empat
fungsi yaitu, fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan,
fungsi pemeliharaan atau pengembangan.
1. Pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan keperluan pengembangan siswa. Melalui fungsi ini pelayanan
bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan
pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga
lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang
membantunya ( pembimbing ). Fungsi pemahaman ini terdiri dari 3 fungsi
pemahaman yaitu:
a. Pemahaman tentang diri peserta didik sendiri terutama oleh peserta didik
sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik termasuk dalam lingkungan
keluarga dan sekolah terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru
pada umumnya dan guru pembimbing.
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya
informasi pendidikan, informasi jabatan, perkerjaan dan informasi social
dan budaya atau nilai-nilai) terutama oleh peserta didik.13
2. Pencegahan
Pencegahan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara
yang positif dan bijaksana lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan
atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu benar-benar terjadi.
Pelayanan bimbingan konseling yang berfungsi pencegahan apabila
bantuan itu diberikan kepada individu agar terhindar dan terjadinya masalah
yang dapat menghambat perkembangannya.14 dengan melalui fungsi ini
untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka
terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
Berdasarkan fungsi ini harus tetap diberikan kepada setiap siswa atau
seseorang sebagai usaha untuk pencegahan yang timbulnya masalah. Fungsi
ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor dengan
merumuskan progam bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang
menghambat perkembangan siswa seperti kesulitan dalam belajar,
kekurangan informasi, masalah sosial dan lain sebagainya yang dapat
dihindari.15
Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pencegahannya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan
yang mungkin timbul yang akan dapat menggangu, menghambat ataupun
menimbulkan kesulitan kurugian-kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya.16
3. Pengembangan
Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan keperluan dan pengembangan seseorang.
Pelayanan bimbingan dan konseling akan berfungsi pengembangan
apabila bantuan yang diberikan kepada individu itu yang mengarah kepada
upaya mengembangkan seluruh potensi dan kepribadiannya. Dalam
pelaksanaannya pelayanan diarahkan kepada hal-hal yang dipandang positif
15 Thohirin, Bimbingan dan konseling, ( Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 2011), Hal.
36
16 Mcleod John, Pengantar Konseling Teori Studi Kasus,(Jakarta, Kencana Prenada
diupayakan agar meningkat lagi sehingga mencapai taraf yang optimal,
melalui upaya pengembangan ini diharapkan individu semakin hari semakin
berkembang secara wajar, terarah menuju perwujudan diri yang optimal dan
bahkan mungkin akan terhindar dari keterlambatan karena munculnya
masalah.
Pemahaman ini mencakup beberapa hal yaitu:
1. Pemahaman tentang diri seseorang terutama bagi siswa, orang tua, guru
dan guru bimbingan.
2. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk yang
didalamnya informasi pendidikan, pekerjaan atau karir dan informasi
budaya atau nilai-nilai budaya) terutama oleh siswa
4. Penyaluran
Fungsi bimbingan dalam hal membantu siswa (anak bimbing) untuk
memilih jurusan/spesialisasi pendidikan jenis lanjutan, ataupun lapangan
pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat dengan keahlian dan
cirri-ciri kepribadian lainnya serta cita-citanya.17
Orang yang mengalami masalah itu di anggap berada dalam suatu
keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan
dari bendanya yang tidak mengenakkan. Ia perlu diangkat dari keadaan yang
tidak disukainya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan itu
adalah upaya pengentasan melayani bimbingan dan konseling. Dalam hal
itu, pelayanan bimbingan dan konseling menyelenggarakan fungsi
pengentasan
5. Adaptasi
Membantu para pelaksana pendidikan dalam hal ini kepala
sekolah/madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan progam
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai
mengenai konseli, pembimbing/ konselor yang dapat membantu para guru
dalam memperlakukan konseli secara tepat baik dalam memilih materi
sekolah atau madrasah dengan memilih metode dan proses pembelajaran
maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan kecepatan
konseli.18
d. Unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam
Bimbingan Konseling Islam mempunyai beberapa unsur atau
komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Unsur-unsur bimbingan
konseling islam pada dasarnya adalah terkait dengan konselor, konseli dan
masalah yang dihadapi.
1. Konselor
Konselor adalah orang yang bermakna bagi klien, konselor
menerima klien apa adanya dan bersedia dengan sepenuh hati membantu
klien mengatasi masalahnya hingga saat kritis sekalipun dengan upaya
menyelamatkannya dari keadaan yang tidak menguntungkan, baik untuk
jangka panjang maupun jangka pendek dalam kehidupan yang terus
berubah.19Menurut Thohari Musnamar, persyaratan menjadi konselor antara
lain:
a) Kemampuan Profisional
b) Sifat Kepribadian
c) Kemampuan Kemasyarakatan
d) Ketaqwaan Kepada Allah.20
Selanjutnya menurut imam Sayuti Farid, Syarat-syarat untuk
menjadi konselor adalah:
a) Meyakini akan kebenaran Agama yang dianutnya, menghayati,
mengamalkan karena ia menjadi norma-norma Agama yang konsekuensi
serta menjadi dirinya dan idola sebagai muslim sejati baik lahir mauun
bathin dikalangan anak bimbingannya.
b) Memiliki sifat dan kepribaduan menarik, terutama terhadap anak
bimbingannya dan juga terhadap orang-orang yang berada di
llingkungan sekitarnya.
c) Memiliki rasa tanggung jawab, rasa berbakti tinggi dan loyalitas
terhadap tugas pekerjaannya secra konsisten.
d) Memiliki kematangan jiwa dalam bertindak meghadapi permasalahan
yang memerluakan pemecahan.
19 Aswadi. Iyadah dan Ta’ziyah Perspetif Bimbingan KOnseling Islam, ( Surabaya;
Dakwah Digital Press, 2009),Hlm. 28-31
20 Thohari Musnamar. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam,(
e) Mampu mengadakan komunikasi (hubungan) timbal balik terhadap anak
bimbingan dan lingkungan sekitarnya.21
2. Klien (konseli)
Klien adalah seorang yang mengalami kesulitan atau hambatan yang
perlu bantuan orang lain untuk menyelesaikannya.
Dalam buku Bimbingan Konseling Islam menurut W.S. Winkel
menyebutkan ada beberpa syarat seorang klien, antara lain:
a. Keberanian untuk mengekspresikan diri, kemampuan untuk
mengutarakan persoalan, untuk memeberikan informasi dan
data-data yang diperlukan.
b. Motivasi yang mengandung keinsyafan adanya suatu masalah dan
bersidia untuk memebecarakan masalah itu dengan konselor dan
keinginan untuk mencari penyelesaian.
c. Keinsyafan untuk tanggung jawab dan keharusan berusaha sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut, kliean adalah individu yang mempunyai
masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri dan membutuhkan bantuan
orang lain yaitu konselor untuk mencari alternative dan motivasi klien agar
tetap eksis dalam menjalani hidupnya dan dapat menerima kenyataan
hidupnya.22
3. Masalah
Thohari Musnamar mengatakan bahwa , konseling berkaitan dengan
masalah yang dihadapi oleh individu, dimana masalah tersebut timbul
21 Imam Syauti Farid. Pokok-pokok Bahasan Bimbingan Penyuluhan Agama,,hal. 14
22 H.M Arifin . Pedoman Pelaksanakan Bimbingn Konseling dan Penyuluhan
karena berbagai faktor atau bidang kehidupan, maka masalah yang
ditangani oleh konselor dapat menyangkut beberapa bidang kehidupan,
antara lain:
a) Pernikahan dan Keluarga
b) Sosial (Kemasyarakatan)
c) Pekerjaan ( jabatan)
d) Keagamaan.23
Masalah dalam kamus Konseling adalah suatu keadaan yang
mengakibatkan seseorang atau kelompok menjadi rugi atau sakit dalam
melakukan sesuatu.24
e. Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam
Dalam Bimbingan Konseling Islam ada beberapa langkah yang
harusdi lakukan:
1) Langkah Identifikasi Masalah
Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui masalah beserta
gejala-gejala yang nampak
2) Langkag diagniosis
Langkah diagnosis yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang
dihadapi beserta latar belakangnya
3) Langkah prognosis
23 Thohari Musnamar.Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,
hal.41-42
Langkah prognosis adalah untuk menetapkan jenis bantuan apa yang
akan dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah.
4) Langkah Terapi
Langkah ini adalah pelaksakan bantuan apa yang telah ditetapkan dalam
langkah prognosa
5) Langkah Evaluasi dan Follow Up
Langkah ini dimaksudkan untuk mengatakan sejauh mana langkah
konseling telah dilakukan mencapai hasilnya. Dalam langakah follow up
atu tidak lanjut, di lihat perkembangan selanjutnya dalam jangka yang
lebih jauh.25
2. Tehnik Relaksasi
a. Pengertian Relaksas
Dalam kamus pelajar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa
relaksasi adalah pengenduran otot-otot dan syaraf pada tubuh yang dapat
berada dalam keadaan santai.26 Relaksasi menurut Singgih adalah terapi
atau latihan relaksasi untuk membawa seseorang sampai pada keadaan
relaks pada otot-otot. Jika seseorang berada dalam keadaan santai akan
terjadi pengurangan timbulnya reaksi emosi yang menggelora, baik pada
susunan saraf otonom dan lebih lanjut dapat meningkatkan perasaan segar
dan sehat baik jasmani maupun rohani.27
25 Aswadi. Iyadah Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam ( Surabaya: Dakwah
digital press, 2009), hal. 39.
26 Djalinus Syah DKK, Kamus Pelajar Kata Serapan Bahasa Indonesia, (Jakara:
PT.Cipta,1993,hal.185)
27 Gerald Corey, Teori dan praktek Konseling dan Psikoterapi,(Bandung: Refika
Jacobson memberikan pengertian sebagai beruikut” Relaksasi
adalah terapi atau latihan relaks pada otot,otot, jika seseorang berada
dalam keadaaan santai akan terjadi pengurangan timbulnya reaksi emosi
yang menggelora, baik pada susunan sarat pusat maupun pada susunan
saraf ontonom dan lebih lanjut dapat meningkatkan perasaan segar dan
sehat baik jasmani maupun rohani.28 Menurut Beh Dkk relaksasi adalah
salah satu dalam terapi perilaku. Menurut pandangan ilmiyah, relaksasi
merupakan perpanjangan serabut otot-otot akelatal, sedangkan ketegangan
merupakan kontraksi terhadap perpindahan serabut otot.29
Sedangkan menurut Wlpe memberikan pengertian sebagai berikut
”Wolpe Memberikan dan pembayaran situasi yang membuat santai seperti:
duduk dipinggir danau atau berjalan-jalan ditaman yang indah, hal yang
penting adalah klien mencapai keadaan tentang dan damai.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa terapi relaksasi
adalah terapi untuk membawa klien sampai keadaan tenang dengan
pemikiran situasi-situasi yang membuiat santai sehingga berkurang
timbulnya reaksi emosi menggelora.
Kaitannya dengan terapi agama (islam) maka terapi relaksasi ini
merupakan terapi dalam rangka rangka mengatasi stres, agar klien dapat
menyesuaikan diri dalam keadaan tenang dan menurunkan reaksi emosi,
28 Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi cet III (Jakarta: Gunung
Mulia,2000),hal.207
karena langkah pertama untuk mengurangi untuk mengurangui stres
adalah bersantai dan tenang.30
ٱ طت ْ ونم ء نيإذل كإذإب م بولق نإ م إر ٱ هإل كإذإب َأ إر ٱ طت إل نإ م ٱ ل ولق } ٨٢ {
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.( QS; Al-Ra’d: 28)31
Dalam terapi relaksasi terdapat dua macam bentuk relaksasi
diantaranya adalah:
1. Relaksasi Mental
Relaksasi mental adalah berusaha mengurangi dan
mengendalikan emosi. Dalam keadaan stres yang harus dilakukan untuk
dapat santai secara mental adalah mengenali dan mengindentifikasi
emosi, memang tidak mudah untuk dilakuakn, maka perlu belajar
dengan sedikit latihan tertentu. Untuk mengenali emosi, diharuskan
untuk bersikap jujur dalam menganalisis diri, hal yang penting dan
terbesar dalam mengenali emosi adalah harus siap menelaah seluruh
emosi dan tidak takut mengakuinya.32
Menurut pandangan agama, dzikir dan sholawat dengan
mengingat dan merindukan Allah, maka manusia senantiasa
berkomunikasi secara spiritual, sangat baik pengaruhnya bagi kesehatan
jasmani dan rohani, oleh karena itu orang yang senantiasa sadar dan
30 John Powell S J. 10 laku hidup bahagia, (Yokyakarta; kanisius,1992),hlm78
31 Al-Imam Abul Fida Isma’il. Tafsir Ibnu Kasir,( Bandung; Sinar Algensindo,
2003).Hlm.198
32 Tay Swee Noi-Peter J. Smith, Bagaimana mengadalikan Stres, Terjemahan Dean Praty
dzikir serta bersholawat maka jiwanya akan senantiasa sadar dan
berdzikir serta sholawat maka jiwanya akan merasa bahagia, hatinya
tentram dan terhindar dari keluh kesah. Dzikir sholawat dilakukan
dengan sikap yang rendah hati serta suara yang lembut dan halus akan
membawa dampak relaksasi dan ketentuan bagi mereka yang
melakukan.33
Hal yang perlu dilakukan dalam relaksasi mental yaitu:
a) Berhenti dan berfikir
b) Mengenali Emosi
c) Mengembangkan Rencana
d) Menyadari dan mengetahui apa yang telah dicapai
e) Meninjau strategi untuk mengatasi stres34
2. Relasasi Fisik
Relaksai fisik dengan melakukan senam tertur dan bisa dilakukan
dengan menghabiskan waktu senggang untuk berbelanja, berenang
berolah raga. Melukukan aktivitis atau kegiatan yang sangat disenangi
yang dapat membuat santai merupakan usaha dari relaksasi fisik.35
Dari macam-macam bentuk relaksasi tersebut, peneliti
menggunakan relaksasi mental dengan cara mendengarkan ayat suci
33 Nur aini Chafidhoh, Bimbingan dan Konseling Agama denga Terapi Relaksasi
Shoalawat dalam Menangani Stres, ( Surabaya: Skrpsi, 2003),hal.37
34 Tay Swee Noi-Peter J. Smith, Bagaimana mengadalikan Stres, Terjemahan Dean Praty
R.cet ke-2. Hal. 62
35Tay Swee Noi-Peter J. Smith, Bagaimana mengadalikan Stres, Terjemahan Dean Praty
<