• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK RELAKSASI DALAM MENANGANI STRES PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN : DESA BABAK BAWO DAN DESA BARON KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK RELAKSASI DALAM MENANGANI STRES PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN : DESA BABAK BAWO DAN DESA BARON KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK RELAKSASI DALAM MENANGANI STRES PADA REMAJA-REMAJA KORBAN

PERCERAIAN

(Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik) SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh: Nurul Dianawati

NIM.B03212042

PROGAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Nurul Dianawati 2012 (B03212042), Pengaruh BImbingan Konseling Islam dengan Tehnik Relaksasi dalam menangani Stres pada Remaja Korban Percerain ( Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik)

Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu apakah ada pengaruh bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban perceraian di Desa Babak Bawo dan Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah unuk mengetahui pengaruh bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban percerain di Deesa Babak Bawo dan Desa Baron. Hipotesis ini adalah ‘’ Tidak ada Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres apada remaja korban perceraian di Desa Babk Bawo dan Desa Baron.

Untuk mengungkap persoalan tersebut diatas penelitian mengungkapkan metode kuantitatif yang berguna untuk memeriksa fakta dan mengenai pengaruh antara bimbingan konsling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban perceraian di Desa Babak Bawo Kec. Dukun Kab. Gresik. Subjek dalam penelitian ini adalah mengenai stres pada remaja korban perceraian dengan jumalh 43 dari Desa Babak dan Desa Baron. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode angket yang menggunakan analisis korelasi product moment dan regresi linier.

Berdasarkan dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi product moment antara variabel bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi ini tidak berpengaruh menganai stres pada remaja korban perceraian, yang menghasilkan koefisien = 0,122 dan signifikansi nya = 0,301 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan dari uji regresi linier sederhana antara variabel bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban percerain menghasilkan konfensien 0,015 dan signifikansinaya 1,6839 maka Ho diterima dan Ha ditolak, Artinya bahwa Bimbingan Konseling Islam dengan Tehnik Relaksai hanya menyumbang sebesar 1,5% dalam menangani Stres Pada Remaja korban Perceraian.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Metode Penelitian ... 9

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 9

2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ... 9

3. Variabel dan Indikator Penelitian ... 12

4. Definisi Operasional ... 14

5. Teknik Pengumpulan Data ... 19

6. Tehnik Analisis Data ... 22

7. Hipotesis Penelitian ... 23

F. Sistematika Pembahasan ... 25

BAB II : TINJAUN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 28

1. Bimbingan Konseling Islam ... 28

2. Tenik Relaksasi... 40

3. Stres ... 49

4. Remaja ... 53

5. Perceraian ... 59

(8)

BAB III : PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 67

1. Lokasi Penelitian ... 67

a.Desa Babak Bawo ... 67

b.Desa Baron ... 71

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 79

C. Pengujian Hipotesis ... 90

BAB IV : ANALISIS DATA 1. Mengetahui kebenaran hubungan secara linier antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) ... 94

2. Mengetahuai arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negative dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen. ... 94

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 99

B. Saran... 100

C. Penutup ... 101

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

3.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Babak- Bawo ... 69

3.3 Data Jumlah Angka Perceraian Desa Babak-Bawo ... 70

3.5 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Baron ... 73

3.6 Data Jumalah Angka Perceraian Desa Baron... 73

3.7 Hasil Sekor dari Variabel X ... 78

3.8 Hasil Skor Variabel Y ... 80

3.9 Statistik Deskritif Angket ... 83

3.10 Tabel Kerja Produk Moment dan Regresi Linier ... 88

(10)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Peta Desa Babak Bawo Kecamatan Dukun-Gresik ... 69

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam sebuah hubungan rumah tangga tentunya tidak selamanya berjalan

baik sesuai dengan apa yang telah kita inginkan dari kejauhan hari, namun

ternyata ada beberapa faktor lain yang secara sengaja atau tidak di sengaja

penghambat keharmonisan hubungan keluarga tersebut. Salah satu akibat yang di

timbulkan dengan adanya konflik tersebut ialah adanya perceraian, dimana

perceraian bukan lagi hal yang asing di Indonesia namun perceraian bisa

dikatakan sebagai hal yang lumrah dan sudah memasyarakat.

Keluarga merupakan unit sosial penting dalam bangunan masyarakat yang

merupakan warisan umat manusia yang terus dipertahankan keberadaannya dan

tidak lekang oleh perubahan zaman. Berbagai perubahan oleh faktor

perkembangan zaman tentu saja mempengaruhi corak dan karakteristik keluarga,

namun substansi keluarga tidak terhabuskan. Meningkatnya angka perceraian

dianggap sebagai salah satu indikasi dan merosotnya nilai-nilai keluarga ini. kasus

perceraian di Indonesia, sebagaimana dipaparkan dalam laman Direktorat Jendral

Badan Peradialan Agama MA juga mengalami tren peningkatan1

Tingginya angka perceraian belakangan ini, menyiksa miris. Angka

perceraian setiap tahunnya terus meningkat cukup tinggi. Data kantor pengadilan

Agama Gresik 2014 menunjukkan jumlah perceraian mencapaia 2079 kasus

1

(12)

diantaranya adalah kasus perceraian pasangan Pegawai Negri Sipil ( PNS). Dari

kasus 2079 kasus perceraian tersebut 542 merupakan kasus permohonan dan 1209

berbentuk gugatan. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan angaka perceraian

2013 yang hanya mencapai sekitar 1177 kasus. Indikasinya angka perceraian di

kabupaten Gresik tahun 2014 mengalami peningkatan sekitar 92%.2

Perceraian ini tidak saja terjadi pada orang-orang kelas bawah tetapi

terjadi pada orang-orang berkelas atas yang mempunyai perekonomian lebih dari

cukup, bukan hanya rakyat biasa tetapi perceraian pun bisa terjadi pada seorang

figur salah satunya artis, musisi, bahkan terjadi pada ustad-ustad.3

Perceraiana adalah putusnya ikatan lahir batin antara suami dan istri yang

mengakibatkan berakhirnya hubungan keluarga (rumah tangga) antara suami istri

tersebut, terdapat dalam pasal 38 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 sebagai

aturan hukum psitif yang menunjukkan adanya.4

Dalam masalah ini terdapat banyak penyebab perceraian-perceraian yang

telah tampak dari kasus-kasus yang sering terjadi di Indonesia seperti kurangnya

berkomunikasi, kekerasan dalam rumah tangga, perzinaan dan kurangnya

ekonomi.

Dalam rumah tangga, komunikasi sangat penting dan sangat dibutuhkan

antara suami-istri. Sekecil apapun itu masalah harus memberitahu satu sama lain.

Jika tidak, akan memicu terjadinya perceraian. karena dengan berkomunikasi

2

www.kabargresik.com . Pada tanggl 03.September. 2015. Pukul. 05.00. 3

http://.id.Wikipedia.org/wiki perceraian. Pada tanggal 10 september 2015. Pukul 10.00. 4

(13)

membuat rasa saling percaya, saling mengerti, tidak ada kebohongan, dan tidak

ada hal yang disembunyikan. Namun sebaliknya jika dalam rumah tangga gagal

berkomunikasi, maka akan sering terjadi pertengkaran karena tidak saling

percaya, tidak saling mengerti, banyaknya rahasia yang disembunyikan satu sama

lain. Hal ini akan berujung pada perceraian jika kedua pihak kurang atau gagal

berkomunikasi.5

Kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan yang dilakukan dalam

rumah tangga baik oleh suami maupun oleh istri yang berakibat timbulnya

penderitaan fisik, seksual, psikis,dan ekonomi. Hal tersebut menjadi salah satu

penyebab utama perceraian.

Di samping itu, masalah lain yang dapat mengakibatkan terjadinya

perceraian adalah perzinahan, yaitu hubungnan seksual diluar nikah yang

dilakukan baik oleh suami maupun istri. hal ini bisa terjadi dalam rumah tangga

dikarenakan mungkin seperti yang kita bahas sebelumnya yaitu kurangnya atau

gagal berkomunikasi, ketidak harmonisan, tidak adanya perhatian atau kepedulian

suami terhadap istri atau sebaliknya, saling sibuk dengan pekerjaannya

masing-masing, merasa tidak tercukupinya kebahagiaan lahir dan batin, ketidaksetiaan,

atau hanya untuk bersenang-senang bersama orang lain.

Sedangkan Uang memang tidak bisa menjamin adanya keluarga bahagia.

Namun uang merupakan kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Jadi faktor ekonomi masih menjadi penyebab paling dominan terjadinya

perceraian pada masyarakat.

5

(14)

Faktor-faktor terjadinya perceraian di atas seperti halnya masalah

ekonomi, perzinahan, kurangnya atau gagal berkomunikasi, dan kekerasan dalam

rumah tangga dapat menimbulkan landasan berupa krisis moral dan akhlak yang

dilalaikan oleh suami mapun istri atas peran dan tanggung jawab.6

Dalam rumah tangga yang tidak sehatkan mengakibatkan dampak kepada

remaja dan menjadi korban keluarga dalam perceraian, sehingga remaja menjadi

sering melamun, memberontak, sedih, mengurung diri.

Melamun merupakan sumber kegembiraan bagi semua remaja, tertama

bagi mereka yang tidak bahagia dengan keadaan diri dan peran mereka dalam

kehidupan sebenarnya. Melamun merupakan cara mengalami perwujudan impian

yang penting bagi semua remaja. Yang dalam dunia rahasia lamunan remaja dapat

memperoleh keasyikan yang jarang ditemukannya dalam kehidupan nyata. 7

Seorang remaja yang berasal dari sebuah keluarga yang besar sikap dan

perilakunya cenderung otoriter, sedangkan yang berasal dari keluarga yang

bercerai atau berpisah menjadi remaja yang cemas, tidak mudah percaya, dan

sedikit kaku. Sehingga ketiadaan hubungan emosional akibat penolakan anggota

keluarga atau perpisahan dengan orang tua, sering kali menimbulkan gangguan

kepribadian. Sebaliknya pemuasan emosional mendorong perkembangan

kepribadian.8

6

Abdul Rahman. Do’I Perkawinan dalam syariat Islam (Jakarta; Rineka

Cipta,1996)hlm.82-83 7

Elizabeth B. Hurlock. Perkembangan Anak Jilid 2( Jakarta; Erlangga. 1978),Hal.20

8

(15)

Oleh karena itu tidak jarang mereka berbohong dengan mengatakan bahwa

orangtua mereka tidak bercerai atau bahkan menghindari pertanyaan-pertanyaan

tentang perceraian orang tua mereka. Banyak sekali dampak negatif perceraian

yang bisa muncul pada remaja. “Marah pada diri sendiri, marah pada lingkungan,

jadi pembangkang, tidak sabar, impulsif,”. Bisa jadi, anak akan merasa bersalah

(guilty feeling) dan menganggap dirinyalah biang keladi atau penyebab perceraian

orangtuanya. Berdasarkan ciri-ciri yang diatas remaja akan mengalami stres.

Stres bisa diakibatkan oleh banyak faktor baik itu internal maupun

ekternal. Dan diantara faktor yang sering yang menjadi stres adalah perceraian,

yang penyebab stres dalam kehidupan sehari-hari yang mana bila ditangani lebih

baik bisa membuat tertekan dan merasa terpuruk yang berkepanjangan. Tentu

selain buruk bagi fisik juga buruk bagi kesehatan mental, dengan adanya sebab

perceraian maka akan berakibat terhadap anak menjadi stres dengan hal ini cara

mengatasai stres pada remaja korban perceraian bisa ditangani dengan tehnik

relaksasi.9

Dalam hal ini peran keluarga sangatlah penting bagi anak remaja,

Keluarga sebagai tempat untuk berlindung, memperoleh kasih sayang. Peran

keluarga sangatlah penting untuk perkembangan remaja pada masa-masa yang

mendatang, baik secara psikologi maupun secara fisik. Tanpa keluarga anak akan

merasa sendiri, tidak ada tempat untuk berlindung.

9

(16)

Dari hasil pengamatan peneliti bahwa di Desa Babak Bawo dan Desa

Baron banyak remaja- remaja yang mengalami tingkah laku yang menyimpang

yang bersifat negative, remaja laki-laki di Desa Baron sering mengadakan

meiuman keras dan sering tawuran serta cangkrukan di warung kopi, dan

kebanyakan remaja-remaja di Desa Baron adalah remaja pengangguran, tidak

sekolah dan tidak bekerja, suka melamun dan bersikap yang aneh, sedangkan di

Desa Babak Bawo tidak jauh dengan tingkah laku remaj-remaja di Desa Baron

yang suka keluar malam yang tanpa arah tujuan hanya bersenang-senang di

warung kopi dengan teman-temannya. Berbeda dengan remaja wanita di Desa

Babak Bawo dan Desa Baron cenderung lebih pendiam dan pemalu terhadap

lingkunganny. Dalam hal ini peneliti memperkirakan bahwa remaja-remaja yang

ada di Desa Babak dan Desa Baron mengalami stres akibat korban percerain.

Dengan adanya fenomena yang diamati oleh peneliti, maka peneliti

menetapkan bantuan bimbingan konseling islam dengan teknik relakasi dalam

menangangi stres pada remaja korban perceraian. Bimbingan konseling islam ini

mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan proses pemberian

bantuan terhadap individu yang mempunyai masalah agar individu sadar dan

menjalankan aktivitas yang semestisnya.10 Sedangakan teknik relaksasi

merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan fungsi fisik dan mental

sehingga menjadi rileks, dan bisa mengendurkan ketegangan, ketegangan

jasmaniah yang nantinya akan berdampak pada penururnan kecemasan dan

10 10

Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Jogyakarta : Pustaka Pelajar

(17)

mengistirahatkan pikiran dengan cara menyalurkan kelebihan energy atau

ketegangan (psikis) melalui sesuatu yang menyenangkan.11

Peneliti mengambil teknik ini karna mempunyai karakteristik yang tepat

dalam kasus yang diambil oleh peneliti. Teknik Relaksasi ini untuk

mengembalikan tubuh dalam kondisi homoestatis sehingga konseli dapat kembali

tenang yang menciptakan individu yang lebih nyaman dan menyenangkan.

Dengan demikian bimbingan konseling dengan tehnik relaksasi maka peneliti

akan mudah dalam menangani stres pada remaja korban perceraian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka peneletiti

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.

1. Adakah pengaruh bimbingan dan konseling islam dengan teknik relaksasi

dalam menangani stres pada remaj-remaja korban perceraian?

2. Seberapa besar pengaruh bimbingan dan konseling islam dengan teknik

relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja korban perceraian?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam melakukan penelitian ini selain

sebagai syarat ujian siding progam strata satu (S1) bidang kajian keluarga, Jurusan

Bimbngan konseling Islam, Fakultas Dakwah dan komunikasi Universitas Islam

Negri Sunan Ampel Surabaya sebagai berikut:

11

(18)

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bimbingan dan konseling islam

dengan teknik relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja korban

percerain

2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan dan konseling islam dengan teknik

relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja korban perceraian.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap akan hadirnya manfaat

dari hasil penelitian ini secara teoritis dan praktis bagi para pembacanya. Diantara

manfaat penelitian ini baik secara teoritis dan praktis dapat peniliti uraikan

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah khazanah keilmuan bagi peniliti yang lain dalam hal

menangani stres pada remaja korban perceraian dengan tehnik relaksasi.

b. Sebagai sumber informasi dan refrensi bagi jurusan bimbingan konseling

islam khususnya dan bagi mahasiswa umumnya dalam hal penggunaan

tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban perceraian.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam

pengembangan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja

korban perceraian bagi peneliti selanjutnya.

b. Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi konseli/klien agar dapat

bersemangat dalam menjalani kehidupan dan membantu memecahkan

(19)

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti harus memahami metodologi penelitian

terlebih dahulu, sebab merupakan pengetahuan tentang langkah- langkah

sistematis dan logis, tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

tertentu, kemudian diolah dan dianalisis diambil kesimpulan selanjutnya dicari

solusinya.

Pilihan metodologi ini berdasarkan pada masalah dan cara kerja yang

relevan dengan obyek penelitian agar hasil yang dicapai tidak diragukan

kualitasnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil kesimpulan adanya hubungan sebab

akibat antara variabel- variabel dan hubungan ini bersifat empirik, bukan

Cuman berdasarkan penalaran (logika), sehingga peneliti memperoleh

kesimpulan yang valid mengenai sebab akibat di bandingkan dengan yang bisa

diperoleh metode lain.12

2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling a. Populasi

Populasi berasal dari kata bahsa inggris population, yang berarti

jumlah penduduk. Dalam metode penelitian populasi merupakan

keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,

hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,sikap hidup, dan

12 Tatang M Arifin,”

(20)

sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data

penelitian.

Populasi merupakan keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti

dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan, sesuai tempat

terjadinya masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini populasinya adalah

remaja korban percerain di Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan

Dukun Kabupaten Gresik yang berjumlah 43 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek

penelitian. Dalam menentukan sampel hendaknya dipenuhi syarat-syarat

utama dalam menentukannnya didalam penelitian yang akan kita telititi.

Hakikat penggunakan sampel dalam suatu penelitian adalah

dikarenakna sulitnya untuk meneliti seluruh populasi, hal ini mengingat

biaya dan waktu yang begitu banyak diperlukan jika harus meneliti seluruh

populasi.13

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul- betul representative (mewakili).14

13

Mardalis. Metode penelitian suatu pendekatan proposal,(Jakarta; Bumi Aksara, 1995),Hlm.55

14

(21)

Pengambilan sampel dari penelitian ini adalah dengan

menggunakan remaja korban perceraian di Desa Babak dan Desa Baron

Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik sebagai responden yang akan diteliti

yang berjumlah 43 orang. Apabila subyeknya kurang 100 lebih baik

diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,

selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil diantaranya

10-15% atau 20-25% atau lebih.

c. Teknik sampling

Teknik sampling merupakan metode pengambilan sampel dan

untuk menentukan sampel yang akan dipergunakan dalam suatu

penelitian.15 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

pengambilan sampel probability sampling dengan teknik Simple Random

Sampling yang artinya simple (sederhana) karena pengambilan anggota

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada data populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi

dianggap homogen.16 Meskipun terlihat sangat sederhana, teknik acak

sederhana ini membutuhkan syarat yang khusus. Teknik acak sederhana

ini bisa dipakai jika ada kerangka sampel yang baik dan lengkap yang

memuat daftar nama semua anggota populasi.17

Dalam hal ini peneliti mengambil sampel secara acak tidak

memperhatikan jenis dan strata sampel yang akan diambil. Dan sampel

15

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada,2006), h. 150 16

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 122

17

(22)

yang akan diambil oleh peneliti merupakan sampel yang semuanya sama

tanpa memperhatikan strata.

Selanjutnya adalah penentuan sampling eror. Sampling eror

menunjukkan perbedaan antara hasil sampel dan hasil populasi. Hasil dari

sampel tentu berbeda dengan populasi. Perbedaan ini terjadi karena kita

menggunakan sampel bukan populasi. Masalahnya, kita umumnya tidak

mengetahui nilai populasi. Yang diketahui oleh peneliti adalah hasil dari

sampel. Semakin besar sampel, semakin kecil angka sampel eror.

Sebaliknya, semakin kecil sampel, semakin besar angka sampling eror.18

Kemudian menentukan tingkat kepercayaan. Tingkat kepercayaan

berhubungan dengan seberapa besar taksiran atau estimasi dari sampel

berlaku untuk populasi. Tingkat kepercayaan menggambarkan seberapa

besar hasil perkiraan dari sampel berlaku untuk populasi. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

N = [ ]

3. Variabel dan Indikator

Variabel berasal dari kata bahasa inggris variable yang berarti faktor

tak tetap atau berubah-rubah.19Variabel adalah objek-objek atau gejala-gejala

18

Eriyanto, Analisi isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan

Ilmu- ilmu Sosial lainnya...hlm. 165- 166 19

Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial,(Surabaya; Airlangga University Press,

(23)

yang menjadi interes peneliti untuk menelitinya.20 Jadi, Variabel merupakan

objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Untuk penelitian kali ini, peneliti sudah membuat variabel-variabel

dari judul penelitian “Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengan Tehnik

Relaksasi dalam Menangani Stres Pada Remaja Korban Perceraian (Desa

Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik)”

Penelitian ini di dalamnya hanya terdapat dua variabel yakni X

(Variabel bebas) dan Y (Variabel Terikat)

1) Variabel bebas (VX) adalah Bimbingan dan Konseling Islam dengan

Teknik Relaksasi.

2) Variabel terikat (VY) adalah menangani stres pada remaja korban

perceraian.

Indikator variabel

Indikator variabel adalah yang dipecahkan menjadi kategori-kategori

data yang haru dikumpulkan oleh peneliti. Adapun indikator dalam penelitian

ini adalah:

1) Indikator variabel bebas (x) :

Tehnik Relaksasi dibatasi pada:

a) Mengatasi ketegangan otot

b) Meningkatkan kemampuan kognitif

c) Mengatasi ketegangan keadaan jiwa yang kurang seimbang

20

Zaenal Arifin. Metodologi penelitian pendidikam,(Surabaya; Lentera cendika, 2009),

(24)

d) Mengatasi kecemasan

e) Mengatasi emosi negatif

f) Mengatasi kehawatiran

2) Indikator variabel terikat (y) :

Stres dalam hal ini dibatasi pada:

a) Kesulitan Tidur (Insomnia)

b) Nafsu makan menurun

c) Merasa cemas

d) Mudah marah

e) Kesulitan untuk berkonsentrasi

f) Lelah

g) Merasa tidak bisa memecahakan masalah yang dihadapi

4. Definisi operasional

Agar diperoleh kejelasan menganai judul yang diangkat yakni” Pengaruh

Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Relaksasi dalam menangani

Stres pada Para Remaja korban Perceraian (Desa Babak Bawo dan Desa Baron

Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik ), maka disini akan dijelaskan tentang

beberpa istilah yang terdapat di dalam judul, antara lain:

a. Bimbingan Konseling Islam

Dalam bukunya, Thori Musnamar mendefinisikan Bimbingan

Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar

(25)

hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, Sehingga dapat mencapai

kebgahiaan dulia dan akhirat.21

Bimbingan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan

terhadap individu belajar mengmbangkan fithrah dengan cara

memperdayakan iman, akal dan kemampuan yang dikaruniakan Allah SWT

kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah da RasulNya agar fitrah yang

ada pada indivdu itu berkembang dengan benar dan kukuh sesuai tuntunan

Allah SWT.22

Sedangkan menurut Dra. Hallen A, M.Pd dalam bukunya DRs.

Syamsul Munir Amin, M.A. menyatakan bahwa bimbingan Konseling islam

adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu, dan sistematis, kepada

setiap setiap individu agar ia dapat mengmbangkan potensi atau fitrah

beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginterlasasikan

nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Quran dan Al-Hadits.23

Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa Bimbingan

Konseling Islam adalah suatu bantuan proses atau aktivitas pemberian bantuan

berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapinya agar klien dapat mengembangkan potensi akal

fikiran dan jiwanya, keimanan serta dapat menggulangi problematika

21

Thohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam,

(Yokyakarta; UII Pres, 1992), hal.15. 22

Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islami,( Bandung: PT Al Ma’arif, 1996), hal. 56

23

(26)

hidupnya dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Quran dan

Al-Hadits, sehingga mendapat petunjuk petunjuk Allah.

b. Tehnik Relaksasi

Relaksasi menurut Singgih adalah terapi atau latihan relaksasi untuk

membawa seseorang sampai pada keadaan relaks pada otot-otot. Jika seorang

dalam keadaan santai akan terjadi pengurangan timbulnya reaksi emosi yang

menggelora, baik pola susunan saraf pusat maupun pada susunan saraf otonom

dan lebih lanjut dapat meningkatkan perasaan segar dan sehat jasmani maupun

Rohani.24

Gerald Corey memberikan pengertian bahwa memberikan dan

membayangkannsituasi yang membuat santai , seperti duduk dipinngir Danau

atau berjalan-jalan ditaman yang indah, hal yang terpenting adlah klien

mencapai keadaan tenang dan damai.25

Jadi, bahwa tehnik relaksasi ini penting dalam remaja yang mengalami

stress yang berkontribusi bagi perkembangan banyak penyakit. Bahkan

relaksasi mungkin menjadi salah satu faktor yang penting utuk kesehatan dan

disarankan terapis harus menggunakan tehnik relaksasi untuk mengelola stres.

c. Stres

Stres merupakan suatu kondisi ketidakmampuan fungsi tubuh

merespon berbegai perilaku-perilaku eksternal yang dianggap berbahaya oleh

24

Anis Watus Solika. Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Relaksasi dalam

menangani setres di Wonocolo Surabya. 2014 25

(27)

anggota tubuh. Pada dasarnya setiap oranng berpeluang mengalami stres

tergantung dari respon mental yang dimiliki oleh orang tersebut.26

Menurut M. Hardja menyebutkan bahwa stres adalah keadaan atau

konsisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stres dan hal ayang

dianggap stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadaman,

entah nyata atau tidak nyata, kondisi dan sumber daya energy biologis,

psikologis dan social apa adanya.27

Stres dapat memberikan pengaruh positif dan negative terhadap

individu. Pengaruh pasitif dari stres adalah mendorong individu untuk

melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan

pengalaman baru. sedangkan pengaruh negativenya adalah menimbulakn

perasaan-perasaan tidak percaya diri, penolakan, mudah marah, perubahan

pola makan, mersa cemas, lelah yang kemudian memicu munculnya penyakit

stres sakit kepala, sakit perut insomnia, tekanan darah tinggi, atau stroke.28

Jika,Stres secara terus menerus bisa saja terjadi dan membuat tubuh

menjadi lelah, hingga akan menyebabkan interaksi social , kualitas hidup, dan

kesehatan orang tersebut akan mengalami kesulitan pula.oleh karena itu

mengetahui cara menangani stres adalah hal penting, agar tubuh selalu

memberikan respon yang baik pada banyak situasi yang datang.

26

Sunardy,10 ciri-ciri orang yang mengalami stres, http://dunia

terang.blogspot.com/2013/08/10, diakses pada tanggal 16 november2015. Pukul 20.05 WIB 27

Agius M. Harjana, Stres tanpa Distres Seni Mengolah

Stres,(Yokyakarta:Kansisius,1994),hal.14 28

(28)

d. Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolense yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. istilah adolensece mempunyai arti yang luas lagi

yang mencakup kematangan, emosional, sosial dan fisik .

Suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan

dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun,

dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa akhir,

akan mengemukakan banyak faktor yang masing-masing perlu mendapat

tinjauan tersendiri.

Remaja usia 13 tahun menunjukkan perbedaan yang sangat besar

dengan remaja usia 18 tahun, lebas daripada perbedaan sosial-kultural dan

seksual diantara para remaja sendiri.29

e. Perceraian

Perceraian dalam bahsa Indonesia dipakai dalam pengertian yang sama

dengan talak dalam istilah Fiqih yang berarti bubarnya pernikahan.30

Perceraian adalah faktor kedua yang menyebabkan putusnya tali

pernikahan seseorang.31

Pengertian “ talak”dan “Fithrah” dalam istilah Fiqih mempunyai arti

yang umum dan artinya yang khusus. arti yang umum ialah segala macam

bentuk perceraian yang dijatuhkan oleh suami yang telah ditetapkan oleh

hakim dan perceraian yang jatuh dengan sendirinya sepertia perceraian yang

29

Siti Rahayu Raditono. Psikologi Perkembangan.(yokyakarta; Gadjah Mada University

Pres.2006),hlm.262 30

Beni Ahmad Saebani. Fiqih Munakahat,(Bandung;Cv Pustaka Setia,2001),Hlm.55

31

H.M.Mustofa. Fiqih Munakahat dan Jinayat,(Surabaya; Cosma B UIN Sunan

(29)

disebabkan meninggalnya salah seorang dari suami atau isteri, arti khusus

ialah perceraian yang dijatuhkan oleh suami saja.32

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian disamping menggunakan metode yang tepat

diperlukan pula kemampuan memilih dan bahkan juga menyusun teknik

pengumpulan data yang relevan. Dengan alat pengumpul data yang teruji

kesahihan dan keterandalannya, akan didapat data sesuai dengan keperluan

penelitian, termasuk kualitas data secara proporsional terhadap kepentingan

data.33

Dari pemilihan teknik pengumpulan data ini, penelitian yang dilakukan

oleh peneliti akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah secara

valid dan variabel yang pada giliranya lah memungkinkan untuk

dirumuskannya generalisasi yang obyektif.

a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 34Observasi

berguna untuk menjelaskan, memeriksa dan merinci gejala yang terjadi.

Ketika menguraikan metode deskriptif, kita sudah menjelaskan bagaimana

32

Kamal muchtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan,( Jakarta; Bulan Bintang,1974),hlm.156

33

Mahi M.Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra

(Yogyakarta:Graha Ilmu, 2011), hal. 71 34

(30)

etnomedologi di kalangan ilmuwan sosial dipergunakan untuk tujuan-

tujuan deskriptif.35

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan

secara langsung terhadap objek yang telah ditentukan, guna memperoleh

data yang langsung dapat diambil oleh peneliti yaitu mengenai Pengaruh

Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Relaksasi dalam menangani

Stres pada para remaja korban perceraian.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang

melibatkan seseorang yang memperoleh informasi dari seseorang lainnya

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.36

Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk memperoleh informasi

pendukung. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini bersifat tidak

strukutur. Pedoman yang digunakan dalam wawancara hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip termasuk buku tentang pendapat

teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

35

Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000), hal. 84 36

Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Rmaja Rosdakarya,

(31)

Metode ini digunakan untuk mencari data tentang strukutur

organisasi Desa Babak Bawo dan Desa Baron, dan data lain yang

diperlukan. Disamping itu juga letak geografis, peta, foto kegiatan dan

wujud yang lain yang diperlukan untuk menunjang kejelasan objek

penelitian.

d. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, di mana

partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang

diberikan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan kuesioner untuk

memperoleh data yang terkait dengan pemikiran, perasaan, sikap,

kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian, dan perilaku dari responden.37

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif,

kuesioner merupakan salah satu alat yang penting untuk pengambilan data;

oleh karena itu, peneliti harus dapat membuat kuesioner (angket) dengan

baik.38

Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang

Pengaruh Bimbingan konseling islam dengan terapi relaksasi dalam

menangani stres pada para remaja korban perceraian dengan pernyataan

yang sudah ditentukan oleh peneliti.

37

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), h.193

38

(32)

6. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan

tehnik statistic. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar

Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengn Tehnik Relaksasi dalam

menangani Stres Pada Anak Korban Perceraian. Maka rumus yang peneliti

gunakan adalah Regresi Linier Sederhana ,sedangkan analisis regresi

digunakan untuk untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai

variable independen, bila nialai variable independen di manipulasi/dirubah

rubah atau dinaik-naikkan.39 Manfaat dari hasil analisis regresi adlah untuk

membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variable dependen dapat

dilakukan melalui peningkatan variable independen atau tidak. Untuk mencari

dengan regresi ini menggunakan rumus:

Y’=a + bx

Keterangan:

Y : subjek dalam variable bebas (dependenvariable) yang diprekdisikan.

a: harga Y bila X = 0 ( harga konstan)

b: angaka arah atau nilai koefisien regresi, yang menunujukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variable tergantung (dependent Variable).

Bila positif (+) maka naik, dan bila negative (-) maka terjadi penurunan.

x: Subjek Pada variable bebas (independen variable) yang mempunyai nilai

tertentu.

Nilai maupun a maupun nilai b dapat dihitungkan melalui rumus yang

39

(33)

sederhana.

Untuk memperoleh nilai a dapat digunakan rumus:

Sedangkan nilai b dapat dihitung dengan rumus:

Untuk membuktikan Pengaruh Bimbingan konseling islam dengan

tehnik relaksasi dalam menangani Stres pada Remaja korban perceraian.

7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan. Belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang melalui

pengumpulan data.40

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu kesimpulan yang masih kurang

atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian di

perluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna,

sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu

40

Sugiono, Metode penelitaina Kuantitatif kualitatif dan R&D,( Bandung:

(34)

melalui penelitian. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji

hipotesis dimkasud dengan data di lapangan.41

Hipotesa dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah

yang akan kita teliti. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu

diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan

untuk menguji kebenaran suatu teori.42

Hipotesis dari penelitian ini menggunakan Hipotesis Kerja (Hipotesis

Nihil). Hipotesis Nihil atau hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan

tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel satu dengan

variabel yang lain. Hipotesis nol bisa diberikan kode kode Ho. Hipotesis

alternative (Hipotesis Kerja) adalah hipotesis yang menyatakan adanya

hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Hipotesis kerja bisa diberi

kode Ha. Hipotesis dalam penelitian ini berbunyi: Ho: Tidak adanya Pengaruh

Bimbingan Konseling Islam dengan teknik relasasi dalam menangani setres

pada anak koraban perceraian Ha: Adanya pengaruh bimbingan konseling

islam dengan teknik relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja

korban perceraian.

41

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), hal. 85

42

(35)

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam mengemukakan pembahasan terhadap permasalahan yang diangkat

dalam penelitian ini, peneliti menyusun sistematika pembahasan yang terbagi

dalam 5 bab yang terdiri dari:

A. BAB I PENDAHULUAN

Meliputi : Latar belakang permasalahan yang diteliti peneliti, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, Kerangka teori

dan Hipotetsis, metode penelitian yang terdiri dari : pendekatan dan jenis

penelitian, Populasi, sampel dan Teknik Sempling, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data dan teknik pemeriksaan keabsahan data.

B. BAB II KAJIAN TEORITIK

Meliputi : Kajian pustaka (beberapa referensi yang digunakan untuk menelaah

objek kajian), dan kajian teoritik (teori yang digunakan untuk menganalisis

masalah penelitian).

C. BAB III PENYAJIAN DATA

1. Deskripsi Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian

Berisi tentang gambaran profil informan, alasan dijadikannya

sebagai informan (kompetisi) yang ditambahkan dengan informasi tentang

usia, pendidikan, jenis kelamin dan sebagainya. Objek penelitian berisi

tentang keilmuan komunikasi yang diteliti. Sedangkan lokasi penelitian

menggambarkan tentang tempat penelitian yang dilakukan.

(36)

Pada bagian ini dipaparkan tentang deskripsi dan penelitian,

terutama yang terkait dengan data fokus penelitian yang diajukan.

D. BAB IV ANALISIS DATA

1. Temuan Peneliti

Bagian ini peneliti menampilkan analisis data yang telah

dipaparkan. Dari analisis tersebut akan menghasilkan temuan- temuan

peneliti. Pemaparan temuan dapat disajikan dalam bentuk pola, tema,

kecenderungan dan motif yang muncul dari data, disamping data juga

berupa penyajian kategori, system, klasifikasi dan tipologi. Pemunculan

hasil temuan mengacu pada fokus penelitian yang diajukan.

2. Konfirmasi Temuan dengan Teori

Bagian ini peneliti membandingkan temuan- temuan peneliti

dengan teori yang relevan, dan juga teori- teori yang memungkinkan

berlawanan dengan temuan penelitian. Masing- masing dijelaskan dengan

argumentasi.

E. BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

Merupakan jawaban langsung dan fokus penelitian. Hal ini perlu

diingat bahwa simpulan harus sesuai dengan fokus penelitian baik dalam

hal urutan atau jumlahnya.

(37)

Bagian rekomendasi mengemukakan beberapa anjuran bagi

kemungkinan dilaksanakan pelanjutan beberapa kesimpulan yang

(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Bimbingan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “”

guidance” dan counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah istilah “

guidance” berasal dari akar kata “ guide” yang berarti : (1) mengarahkan (to

direcct), (2) memandu ( to pilot), (3) mengola (to manage) dan (4) menyetir

( to ster).1ditinjau secara etimologis kata Bimbingan merupakan terjemahan

dari kata “ Guidance” berasal dari kata kerja “ too guide” yang mempunyai

arti menunujukkan, membimbing ataupun menunutun.2dan konseling berasal

berasal dari bahasa latin “ Consilium” yang berarti dengan atau bersama

yang dirangkai dengan menerima atau memehami.3 Dimana

“Consilium”diartikan sebagai bersama, yakni berbicara bersama,

pembicaraan yang berlangsung bersama konselor (Counselor) dengan

seorang atau beberapa klien (Counselee).4sedangkan Islam secara harfiyah

berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti selamat sentosa dan

1 Syamsu Yusuf L,N. Progam Bimbingan dan Konseling Di sekolah,( Bandung; Rizqi

Press,2009),Hlm.37

2 Hellen A. Bimbingan dan Konseling,(Jakarta; Quantum Teaching, 2005),Hl. 3

3 Prayitno dan Eman Anti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (edisi Revisi),(

Jakarta; PT. Rineka Cipta, 1999),hal. 99

(39)

damai.5dari kata Salima diubah menjadi menjadi bentuk Aslama yang berarti

berserah diri.6 kata aslama mengandung segala arti yang terkandung dalam

arti pokok. Dengan demikian, arti pokok Islam adalah ketundukan,

keselamatan dan kedamaian.7

Bimbingan Konseling Islam adalah upaya membantu individu

belajar mengembangkan fitrah atau kembali ke fitrah dengan cara

memberdayakan iman, akal dan kemampuan yang dikaruniakan ALLAH

SWT kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan RasulNya agar

Fitrah yang ada pada Individu itu berkembang dengan benar dan kukuh

sesuai tuntunan Allah SWt.8

Sedangkan dalam bukunya Samsul Munir, Bimbingan Konseling

Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sisitematis

kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah

beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan

nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasullah SAW ke

dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tunutunan

al-Quran dan Hadits.9

Dari beberapa definisi dan tinjauan secara etimologis yang

terpaparkan diatas, maka dapat diambil pengertian bahwa Bimbingan

Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan dalam bidang

5 Tim Studi Islam IAIN Sunan Ampel.Pengantar Studi Islam,( Surabaya: IAIN Ampel

Press,2005,hal. 2

6 Maulana Muhammad Ali, Islamogi, (Bandung: PT. Al-Ma’arif,1996)hlm.56

7 Nasarudin Rozaq, Deinul Islam, (Bandung; PT.Al-Ma’arif, 1996).hal.56

8 Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Jogyakarta : Pustaka Pelajar Anggota

IKAPI, 2013), h. 22

(40)

mental spiritual yang diberikan kepada seseorang yang mengalami

kesulitan-kesulitan baik lahir maupun batin didalam lingkungan hidunya

agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan hidupnya agar

orang tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan melalui dorongan dari

kekuatan iman dan taqwanya kepada Allah SWT, untuk mencapai

kehahagian hidup dunia dan akhirat.

دقل قلخ ن ٱ إ ل َٰ يإف ن حأ قت إنٰ ميإو ) ٤ (

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam

bentuk yang sebaik-baiknya ( Qs; At-Tin:4)10

b. Tujuan Bimbingan Konselin Islam

Tujuan Bimbingan Konseling Islam pada dasarnya adalah sejalan

dengan maksud dan tujuan syariat islam,yang oleh al-Syatibhi di jabarkan

menjadi empat tujuan pokok, yaitu: pertama, syariat islam ditegakkan untuk

dipahami manusia Lil Ifham. Kedua, untuk memperkuat manusia dalam

ketentuan agama. Ketiga, untuk mengentas manusia dari cengkraman dan

tipu daya hawa nafsunya. Keempat, untuk mencapai kemaslahatan manusia

dunia dan akhiiratnya.

Ainur Rohim Fiqih membedakan tujuan Bimbingan Konseling

Islam dalam dua kategori yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, menurutnya

tujuan umum bimbingan konseling islam adalah membantu individu dalam

mewujudkan potensi dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai

kebahagiann hidup di dunia dan akhirat.

(41)

Sedangkan tujuan khususnya adalah diuraikan menjdi tiga yaitu:

1. Membantu individu dalam memehami situasi dirinya.

2. Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya

dan orang lain.11

c. Fungsi Bimbingan Konseling Islam

Fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai

fasilitator dan motivator klien dalam upaya mengatasi dan mencegah

problema kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada diri sendiri.

Bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar peserta didik dapat

menemukan dirinya, mengenal dirinya dan mampu merencanakan masa

depannya.

Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai

pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik

dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan

mandiri oleh karna itu pelayanan bimbingan dan konseling mengembangkan

sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan

konseling.

Secara garis besar fungsi pelayanan bimbingan konseling dapat

dilihat dari dua segi, yaitu segi sifat dan hubungan individu dengan

11 Aswali. Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan KOnseling,( Surabaya;Dakwah

(42)

lingkungannya. Dilihat dari segi sifatnya, pelayanan bimbingan konseling

berfungsi sebagai pencegahan ( preventif), pengembangan ( development )

dan perbaikan ( kuratif ). Sedangkan dilihat dari hubungan antara individu

dan lingkungannya pelayanan bimbingan konseling berfungsi sebagai

penyaluran dan penyesuaian.12

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia,

berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing

pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan

memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan

perkembangan dan kehidupan. Dengan demikian, fungsi suatu pelayanan

dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, atau keuntungan dan

dapat diberikan oleh pelayanan.

Fungsi Bimbingan dan Konseling ditinjau dari kegunaan atau

manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui

pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu dapat dikelompokan menjadi empat

fungsi yaitu, fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan,

fungsi pemeliharaan atau pengembangan.

1. Pemahaman

Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai

dengan keperluan pengembangan siswa. Melalui fungsi ini pelayanan

bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan

(43)

pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga

lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang

membantunya ( pembimbing ). Fungsi pemahaman ini terdiri dari 3 fungsi

pemahaman yaitu:

a. Pemahaman tentang diri peserta didik sendiri terutama oleh peserta didik

sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.

b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik termasuk dalam lingkungan

keluarga dan sekolah terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru

pada umumnya dan guru pembimbing.

c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya

informasi pendidikan, informasi jabatan, perkerjaan dan informasi social

dan budaya atau nilai-nilai) terutama oleh peserta didik.13

2. Pencegahan

Pencegahan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara

yang positif dan bijaksana lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan

atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu benar-benar terjadi.

Pelayanan bimbingan konseling yang berfungsi pencegahan apabila

bantuan itu diberikan kepada individu agar terhindar dan terjadinya masalah

yang dapat menghambat perkembangannya.14 dengan melalui fungsi ini

untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka

terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.

(44)

Berdasarkan fungsi ini harus tetap diberikan kepada setiap siswa atau

seseorang sebagai usaha untuk pencegahan yang timbulnya masalah. Fungsi

ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor dengan

merumuskan progam bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang

menghambat perkembangan siswa seperti kesulitan dalam belajar,

kekurangan informasi, masalah sosial dan lain sebagainya yang dapat

dihindari.15

Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan

pencegahannya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan

yang mungkin timbul yang akan dapat menggangu, menghambat ataupun

menimbulkan kesulitan kurugian-kerugian tertentu dalam proses

perkembangannya.16

3. Pengembangan

Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai

dengan keperluan dan pengembangan seseorang.

Pelayanan bimbingan dan konseling akan berfungsi pengembangan

apabila bantuan yang diberikan kepada individu itu yang mengarah kepada

upaya mengembangkan seluruh potensi dan kepribadiannya. Dalam

pelaksanaannya pelayanan diarahkan kepada hal-hal yang dipandang positif

15 Thohirin, Bimbingan dan konseling, ( Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 2011), Hal.

36

16 Mcleod John, Pengantar Konseling Teori Studi Kasus,(Jakarta, Kencana Prenada

(45)

diupayakan agar meningkat lagi sehingga mencapai taraf yang optimal,

melalui upaya pengembangan ini diharapkan individu semakin hari semakin

berkembang secara wajar, terarah menuju perwujudan diri yang optimal dan

bahkan mungkin akan terhindar dari keterlambatan karena munculnya

masalah.

Pemahaman ini mencakup beberapa hal yaitu:

1. Pemahaman tentang diri seseorang terutama bagi siswa, orang tua, guru

dan guru bimbingan.

2. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk yang

didalamnya informasi pendidikan, pekerjaan atau karir dan informasi

budaya atau nilai-nilai budaya) terutama oleh siswa

4. Penyaluran

Fungsi bimbingan dalam hal membantu siswa (anak bimbing) untuk

memilih jurusan/spesialisasi pendidikan jenis lanjutan, ataupun lapangan

pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat dengan keahlian dan

cirri-ciri kepribadian lainnya serta cita-citanya.17

Orang yang mengalami masalah itu di anggap berada dalam suatu

keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan

dari bendanya yang tidak mengenakkan. Ia perlu diangkat dari keadaan yang

tidak disukainya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan itu

adalah upaya pengentasan melayani bimbingan dan konseling. Dalam hal

(46)

itu, pelayanan bimbingan dan konseling menyelenggarakan fungsi

pengentasan

5. Adaptasi

Membantu para pelaksana pendidikan dalam hal ini kepala

sekolah/madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan progam

pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan

kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai

mengenai konseli, pembimbing/ konselor yang dapat membantu para guru

dalam memperlakukan konseli secara tepat baik dalam memilih materi

sekolah atau madrasah dengan memilih metode dan proses pembelajaran

maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan kecepatan

konseli.18

d. Unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan Konseling Islam mempunyai beberapa unsur atau

komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Unsur-unsur bimbingan

konseling islam pada dasarnya adalah terkait dengan konselor, konseli dan

masalah yang dihadapi.

1. Konselor

Konselor adalah orang yang bermakna bagi klien, konselor

menerima klien apa adanya dan bersedia dengan sepenuh hati membantu

klien mengatasi masalahnya hingga saat kritis sekalipun dengan upaya

menyelamatkannya dari keadaan yang tidak menguntungkan, baik untuk

(47)

jangka panjang maupun jangka pendek dalam kehidupan yang terus

berubah.19Menurut Thohari Musnamar, persyaratan menjadi konselor antara

lain:

a) Kemampuan Profisional

b) Sifat Kepribadian

c) Kemampuan Kemasyarakatan

d) Ketaqwaan Kepada Allah.20

Selanjutnya menurut imam Sayuti Farid, Syarat-syarat untuk

menjadi konselor adalah:

a) Meyakini akan kebenaran Agama yang dianutnya, menghayati,

mengamalkan karena ia menjadi norma-norma Agama yang konsekuensi

serta menjadi dirinya dan idola sebagai muslim sejati baik lahir mauun

bathin dikalangan anak bimbingannya.

b) Memiliki sifat dan kepribaduan menarik, terutama terhadap anak

bimbingannya dan juga terhadap orang-orang yang berada di

llingkungan sekitarnya.

c) Memiliki rasa tanggung jawab, rasa berbakti tinggi dan loyalitas

terhadap tugas pekerjaannya secra konsisten.

d) Memiliki kematangan jiwa dalam bertindak meghadapi permasalahan

yang memerluakan pemecahan.

19 Aswadi. Iyadah dan Ta’ziyah Perspetif Bimbingan KOnseling Islam, ( Surabaya;

Dakwah Digital Press, 2009),Hlm. 28-31

20 Thohari Musnamar. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam,(

(48)

e) Mampu mengadakan komunikasi (hubungan) timbal balik terhadap anak

bimbingan dan lingkungan sekitarnya.21

2. Klien (konseli)

Klien adalah seorang yang mengalami kesulitan atau hambatan yang

perlu bantuan orang lain untuk menyelesaikannya.

Dalam buku Bimbingan Konseling Islam menurut W.S. Winkel

menyebutkan ada beberpa syarat seorang klien, antara lain:

a. Keberanian untuk mengekspresikan diri, kemampuan untuk

mengutarakan persoalan, untuk memeberikan informasi dan

data-data yang diperlukan.

b. Motivasi yang mengandung keinsyafan adanya suatu masalah dan

bersidia untuk memebecarakan masalah itu dengan konselor dan

keinginan untuk mencari penyelesaian.

c. Keinsyafan untuk tanggung jawab dan keharusan berusaha sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut, kliean adalah individu yang mempunyai

masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri dan membutuhkan bantuan

orang lain yaitu konselor untuk mencari alternative dan motivasi klien agar

tetap eksis dalam menjalani hidupnya dan dapat menerima kenyataan

hidupnya.22

3. Masalah

Thohari Musnamar mengatakan bahwa , konseling berkaitan dengan

masalah yang dihadapi oleh individu, dimana masalah tersebut timbul

21 Imam Syauti Farid. Pokok-pokok Bahasan Bimbingan Penyuluhan Agama,,hal. 14

22 H.M Arifin . Pedoman Pelaksanakan Bimbingn Konseling dan Penyuluhan

(49)

karena berbagai faktor atau bidang kehidupan, maka masalah yang

ditangani oleh konselor dapat menyangkut beberapa bidang kehidupan,

antara lain:

a) Pernikahan dan Keluarga

b) Sosial (Kemasyarakatan)

c) Pekerjaan ( jabatan)

d) Keagamaan.23

Masalah dalam kamus Konseling adalah suatu keadaan yang

mengakibatkan seseorang atau kelompok menjadi rugi atau sakit dalam

melakukan sesuatu.24

e. Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam

Dalam Bimbingan Konseling Islam ada beberapa langkah yang

harusdi lakukan:

1) Langkah Identifikasi Masalah

Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui masalah beserta

gejala-gejala yang nampak

2) Langkag diagniosis

Langkah diagnosis yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang

dihadapi beserta latar belakangnya

3) Langkah prognosis

23 Thohari Musnamar.Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,

hal.41-42

(50)

Langkah prognosis adalah untuk menetapkan jenis bantuan apa yang

akan dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah.

4) Langkah Terapi

Langkah ini adalah pelaksakan bantuan apa yang telah ditetapkan dalam

langkah prognosa

5) Langkah Evaluasi dan Follow Up

Langkah ini dimaksudkan untuk mengatakan sejauh mana langkah

konseling telah dilakukan mencapai hasilnya. Dalam langakah follow up

atu tidak lanjut, di lihat perkembangan selanjutnya dalam jangka yang

lebih jauh.25

2. Tehnik Relaksasi

a. Pengertian Relaksas

Dalam kamus pelajar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa

relaksasi adalah pengenduran otot-otot dan syaraf pada tubuh yang dapat

berada dalam keadaan santai.26 Relaksasi menurut Singgih adalah terapi

atau latihan relaksasi untuk membawa seseorang sampai pada keadaan

relaks pada otot-otot. Jika seseorang berada dalam keadaan santai akan

terjadi pengurangan timbulnya reaksi emosi yang menggelora, baik pada

susunan saraf otonom dan lebih lanjut dapat meningkatkan perasaan segar

dan sehat baik jasmani maupun rohani.27

25 Aswadi. Iyadah Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam ( Surabaya: Dakwah

digital press, 2009), hal. 39.

26 Djalinus Syah DKK, Kamus Pelajar Kata Serapan Bahasa Indonesia, (Jakara:

PT.Cipta,1993,hal.185)

27 Gerald Corey, Teori dan praktek Konseling dan Psikoterapi,(Bandung: Refika

(51)

Jacobson memberikan pengertian sebagai beruikut” Relaksasi

adalah terapi atau latihan relaks pada otot,otot, jika seseorang berada

dalam keadaaan santai akan terjadi pengurangan timbulnya reaksi emosi

yang menggelora, baik pada susunan sarat pusat maupun pada susunan

saraf ontonom dan lebih lanjut dapat meningkatkan perasaan segar dan

sehat baik jasmani maupun rohani.28 Menurut Beh Dkk relaksasi adalah

salah satu dalam terapi perilaku. Menurut pandangan ilmiyah, relaksasi

merupakan perpanjangan serabut otot-otot akelatal, sedangkan ketegangan

merupakan kontraksi terhadap perpindahan serabut otot.29

Sedangkan menurut Wlpe memberikan pengertian sebagai berikut

”Wolpe Memberikan dan pembayaran situasi yang membuat santai seperti:

duduk dipinggir danau atau berjalan-jalan ditaman yang indah, hal yang

penting adalah klien mencapai keadaan tentang dan damai.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa terapi relaksasi

adalah terapi untuk membawa klien sampai keadaan tenang dengan

pemikiran situasi-situasi yang membuiat santai sehingga berkurang

timbulnya reaksi emosi menggelora.

Kaitannya dengan terapi agama (islam) maka terapi relaksasi ini

merupakan terapi dalam rangka rangka mengatasi stres, agar klien dapat

menyesuaikan diri dalam keadaan tenang dan menurunkan reaksi emosi,

28 Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi cet III (Jakarta: Gunung

Mulia,2000),hal.207

(52)

karena langkah pertama untuk mengurangi untuk mengurangui stres

adalah bersantai dan tenang.30

ٱ طت ْ ونم ء نيإذل كإذإب م بولق نإ م إر ٱ هإل كإذإب َأ إر ٱ طت إل نإ م ٱ ل ولق } ٨٢ {

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.( QS; Al-Ra’d: 28)31

Dalam terapi relaksasi terdapat dua macam bentuk relaksasi

diantaranya adalah:

1. Relaksasi Mental

Relaksasi mental adalah berusaha mengurangi dan

mengendalikan emosi. Dalam keadaan stres yang harus dilakukan untuk

dapat santai secara mental adalah mengenali dan mengindentifikasi

emosi, memang tidak mudah untuk dilakuakn, maka perlu belajar

dengan sedikit latihan tertentu. Untuk mengenali emosi, diharuskan

untuk bersikap jujur dalam menganalisis diri, hal yang penting dan

terbesar dalam mengenali emosi adalah harus siap menelaah seluruh

emosi dan tidak takut mengakuinya.32

Menurut pandangan agama, dzikir dan sholawat dengan

mengingat dan merindukan Allah, maka manusia senantiasa

berkomunikasi secara spiritual, sangat baik pengaruhnya bagi kesehatan

jasmani dan rohani, oleh karena itu orang yang senantiasa sadar dan

30 John Powell S J. 10 laku hidup bahagia, (Yokyakarta; kanisius,1992),hlm78

31 Al-Imam Abul Fida Isma’il. Tafsir Ibnu Kasir,( Bandung; Sinar Algensindo,

2003).Hlm.198

32 Tay Swee Noi-Peter J. Smith, Bagaimana mengadalikan Stres, Terjemahan Dean Praty

(53)

dzikir serta bersholawat maka jiwanya akan senantiasa sadar dan

berdzikir serta sholawat maka jiwanya akan merasa bahagia, hatinya

tentram dan terhindar dari keluh kesah. Dzikir sholawat dilakukan

dengan sikap yang rendah hati serta suara yang lembut dan halus akan

membawa dampak relaksasi dan ketentuan bagi mereka yang

melakukan.33

Hal yang perlu dilakukan dalam relaksasi mental yaitu:

a) Berhenti dan berfikir

b) Mengenali Emosi

c) Mengembangkan Rencana

d) Menyadari dan mengetahui apa yang telah dicapai

e) Meninjau strategi untuk mengatasi stres34

2. Relasasi Fisik

Relaksai fisik dengan melakukan senam tertur dan bisa dilakukan

dengan menghabiskan waktu senggang untuk berbelanja, berenang

berolah raga. Melukukan aktivitis atau kegiatan yang sangat disenangi

yang dapat membuat santai merupakan usaha dari relaksasi fisik.35

Dari macam-macam bentuk relaksasi tersebut, peneliti

menggunakan relaksasi mental dengan cara mendengarkan ayat suci

33 Nur aini Chafidhoh, Bimbingan dan Konseling Agama denga Terapi Relaksasi

Shoalawat dalam Menangani Stres, ( Surabaya: Skrpsi, 2003),hal.37

34 Tay Swee Noi-Peter J. Smith, Bagaimana mengadalikan Stres, Terjemahan Dean Praty

R.cet ke-2. Hal. 62

35Tay Swee Noi-Peter J. Smith, Bagaimana mengadalikan Stres, Terjemahan Dean Praty

(54)

<

Gambar

 Tabel 3.2
Tabel 3.3
 Gambar  3.4
      Tabel 3.7
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati Samosir tentang Pedoman penyusunan

Menindaklanjuti Surat Kepala Pusdiklat BPS nomor B-001/BPS/2600/1/202, tanggal 12 Januari 2021 tentang Konfirmasi Calon Peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP)

Menentukan potensi antibiotika ampicillin terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus dengan membandingkan dosis sediaan uji terhadap larutan baku pembanding

Kemudian konsentrasi bakteri terbaik yaitu terdapat pada konsentrasi 1,5 ml hingga 2,5 ml pada perlakuan P1 dan P2 hal ini dimungkinkan karena dengan konsentrasi telah

Dari hasil penelitian ini bisa ditarik disimpulkan sebagai berikut: (1) Pelestarian amaliyah Aswaja di Ranting Keniten Ponorogo dalam keseharian bidang agama

[r]

Sedangkan yang dapat menahan beban gempa ataupun beban lateral yang terjadi adalah struktur kolom dari gedung itu sendiri, pada dasarnya kolom berfungsi sebagai sistem