• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Dokumen “Internationally Convergence of Capital Measurement and Capital Standard – A Revised Framework” (Basel II) yang diterbitkan oleh Basel Committee on

Banking Supervision dari Bank for International Settlements (BIS), merupakan

penyempurnaan dari Basel Accord 1988 (Basel I), yang memberikan kerangka perhitungan modal yang bersifat lebih sensitif terhadap risiko (risk sensitive) serta memberikan insentif terhadap peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko di bank. Secara khusus, Basel II diperuntukan bagi internationally active banks yang bertujuan meningkatkan keamanan dan kesehatan sistem keuangan secara internasional, dengan menitikberatkan pada perhitungan permodalan yang berbasis risiko, supervisory

review process, dan market discipline. Framework Basel II disusun berdasarkan

forward-looking approach yang memungkinkan untuk dilakukan penyempurnaan dan

penyesuaian dari waktu ke waktu. Hal ini untuk memastikan bahwa framework Basel II dapat mengikuti perubahan yang terjadi di pasar maupun perkembangan-perkembangan dalam manajemen risiko.

Bagi negara-negara G10, Basel II direncanakan akan diterapkan pada akhir tahun 2006. Namun, kerangka waktu tersebut bukan merupakan agenda yang mengikat bagi negara-negara di luar G10 mengingat masing-masing negara memiliki skala prioritas yang berbeda dalam pengembangan pengawasannya, misalnya prioritas untuk meningkatkan pemenuhan prinsip-prinsip pengawasan bank yang efektif (Basel Core

Principles). Penetapan kerangka waktu oleh setiap negara juga terkait erat dengan

persiapan berbagai prakondisi yang dipersyaratkan untuk menerapkan Basel II, antara lain kualitas penerapan manajemen risiko serta sistem informasi dan database di perbankan, kondisi infrastruktur yang mencakup standar akuntansi dan eksistensi lembaga pemeringkat, serta kesiapan otoritas pengawas, khususnya dalam menetapkan berbagai diskresi (national discretion).

Untuk mengetahui persepsi perbankan terhadap Basel II, serta ekspektasi dan preferensi perbankan terhadap implementasi Basel II di Indonesia, pada akhir bulan Agustus 2004 telah dilakukan survey kepada seluruh perbankan di Indonesia. Survey juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesiapan, kendala, dan hambatan perbankan nasional dalam menghadapi rencana penerapan Basel II.

Berdasarkan hasil survey tersebut diperoleh gambaran bahwa secara umum perbankan Indonesia telah memahami tujuan, manfaat dan konsekuensi dari penerapan Basel II. Manfaat terbesar yang dapat diperoleh dari penerapan Basel II terutama dalam hal perbaikan kualitas pengelolaan permodalan berbasis risiko, pengembangan praktek manajemen risiko dan corporate governance, serta peningkatan transparansi guna mendorong terciptanya market discipline. Industri perbankan juga memberikan respon yang positif dengan menyatakan bahwa implementasi Basel II juga merupakan salah satu dari beberapa prioritas utama. Namun, terkait dengan penerapan manajemen risiko,

(2)

secara umum perbankan masih menganggap bahwa penerapan manajemen risiko masih merupakan suatu kewajiban (obligation) dan bukan merupakan kebutuhan (need).

Dalam bidang infrastruktur Teknologi Informasi, khususnya database, secara umum perbankan Indonesia masih belum memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Basel II. Meskipun perbankan berencana untuk memperbaiki kondisi tersebut baik secara internal maupun secara eksternal, namun mengingat proporsi anggaran investasi teknologi informasi tahun 2004-2005 masih relatif rendah yaitu sekitar 10% dari total anggaran, maka dapat diperkirakan bahwa pemenuhan persyaratan database sesuai Basel II baru dapat dipenuhi dalam beberapa tahun mendatang.

Preferensi sebagian besar perbankan terhadap penerapan Basel II adalah diterapkan pada seluruh bank umum, meskipun terdapat 34,7% perbankan yang mengharapkan penerapan Basel II bersifat mandatory bagi bank-bank yang memenuhi kualifikasi tertentu sebagai internationally active banks dan bersifat voluntary bagi bank umum lainnya. Adapun mengenai kerangka waktu penerapan Basel II, kesiapan perbankan umumnya sangat bervariasi antara tahun 2005 hingga 2012 bergantung pada pendekatan (approach) yang akan digunakan.

Mempelajari dan menganalisis hasil survey tersebut serta mempertimbangkan kesiapan otoritas pengawas terhadap penerapan Basel II, maka usulan rekomendasi yang mengemuka khususnya mengenai arah kebijakan perbankan adalah penetapan tahun 2009 sebagai periode dimulainya penerapan Basel II secara efektif oleh seluruh bank di Indonesia dengan menggunakan metode Standardised Approach untuk perhitungan risiko kredit dan Basic Indicator Approach untuk perhitungan risiko operasional. Rekomendasi kebijakan diatas dimaksudkan agar perbankan dan otoritas pengawas memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan berbagai infrastruktur yang dipersyaratkan dalam penerapan Basel II.

Sebagai langkah selanjutnya, dipandang perlu untuk menyusun suatu Roadmap

dan action plan penerapan Basel II baik oleh Bank Indonesia maupun perbankan

sebagai realisasi kebijakan perbankan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

beliau menyimpulkan bahwa pada tahap enkripsi, hasil enkripsi dengan menggunakan metode Playfair Cipher lebih baik dari hasil enkripsi metode ElGamal dikarenakan secara kasat

Untuk itu diperlukan suatu penelitian yang khusus menganalisis persepsi mahasiswa akuntansi tentang pajak dan brevet pajak terhadap minat berprofesi di bidang perpajakan

Inflasi akan meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan, maka

Pada contoh diatas, variabel nama dan method getName() dapat diakses dari object lain selama object tersebut berada pada package yang sama dengan letak dari

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk kriteria yang memiliki nilai hasil kurang dari 4 maka tidak di jadikan alternatif untuk di gunakan di kuesioner

Jika kita bandingkan persamaan ini dengan persamaan (9.3) terlihat bahwa persamaan (9.5) ini adalah bentuk umum dari (9.3), yang akan kita peroleh jika kita melakukan

Tidak hanya kesiapan fisik yang dibutuhkan, akan tetapi juga perlu memahami fungsi dan peran reproduksi, khususnya kesehatan reproduksi perempuan, karena dapat

Dari data diatas, ini berarti peran LPSK semakin sangat dibutuhkan oleh masyarakat, persoalan yang timbul adalah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari pemohon dan instansi