• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tampilkan DIP: LAKIP TAHUN 2016 PTSP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tampilkan DIP: LAKIP TAHUN 2016 PTSP"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan salah satu agenda reformasi birokrasi yang diimplementasikan di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng yang merupakan pengejewantahan prinsip-prinsip pelayanan terpadu satu pintu dalam perspektif best practices (praktik-praktik terbaik) sebagai subordinasi kepemerintahan yang baik (good governance) yang merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan untuk mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara.

Atas dasar hal tersebut di atas dan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Setiap instansi pemerintah yang merupakan unsur penyelenggara pemerintahan negara, berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja, setiap Instansi Pemerintah wajib memberikan Laporan Kinerja (LKj) yang merupakan dokumen berisi gambaran perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga.

Upaya peningkatan kinerja merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan secara berkesinambungan guna dapat mewujudkan kualitas pelayanan, baik perizinan maupun non perizinan kepada masyarakat dengan harapan dapat melestarikan kepercayaan masyarakat (public trust) kepada pemerintah daerah.

Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance) pada Kantor Pelayaanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng merupakan suatu perwujudan tanggung jawab pemerintah daerah Kabupaten Bantaeng terhadap masyarakatnya. Upaya ini, perlu didukung oleh suatu program dan kegiatan yang tidak saja mempertanggungjawabkan indikator kinerja masukan dan keluaran, tetapi juga mempertanggungjawabkan hasil (outcome), manfaat (benefit), dan pengaruh (impact) yang ditimbulkan dari setiap kegiatan yang telah dilaksanakan.

(2)

Penyusunan LKj Kantor PTSP diharapkan bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja program dan kegiatan yang telah teragendakan, dan melaporkan akuntabilitas dan kinerja tahun anggaran 2016 yang merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam mencapai tujuan dan kemajuan (progress) dalam menjalankan misi. Laporan kinerja ini diharapkan dapat terwujud guna lebih memantapkan langkah menuju terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance) pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bantaeng.

Adapun informasi yang diharapkan dari Laporan Kinerja (LKj), yaitu guna mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan sehingga beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap masyarakat, sehingga menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga terpeliharanya kepercayaan masyarakat.

B. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng 27 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bantaeng, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng adalah SKPD yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Bantaeng.

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng dipimpin oleh seorang kepala kantor (Eselon III A), kepala kantor dibantu 4 orang pejabat struktural eselon IV A, yaitu :

1. Sub bagian tata usaha 2. Seksi perizinan 3. Seksi non perizinan

(3)

Di samping itu, terdapat meja layanan sebagai meja front line dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa adalah sebagai berikut:

1. Meja Layanan Informasi

2. Meja Layanan Pendaftaran

3. Meja Layanan SKRD

4. Meja Layanan Penyerahan

5. Meja Pengaduan dan Evaluasi

C. Tugas Pokok dan Fungsi

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng adalah salah satu lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas membantu bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan terpadu satu pintu. Di samping itu, juga menyelenggarakan fungsi sebagaimana yang tertuang dalam Perda Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bantaeng.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Kantor PTSP mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang pelayanan terpadu satu pintu.

b. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan terpadu satu pintu.

STRUKTUR ORGANISASI

(4)

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kemudian dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud, Kepala Kantor mempunyai tugas:

a. Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengendalikan pelaksanaan tugas perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan perizinan dan non perizinan terpadu satu pintu, serta penyusunan Renstra kantor sesuai dengan visi dan misi daerah.

b. Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan penyelenggaraan tugas bidang pelayanan perizinan dan non perizinan terpadu satu pintu sesuai dengan visi dan misi daerah.

c. Melaksanakan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang pelayanan perizinan dan non perizinan terpadu satu pintu.

d. Membina dan mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan bidang pelayanan perizinan dan non perizinan terpadu satu pintu, serta ketatausahaan kantor.

e. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Membina, mengarahkan, mengawasi, memberikan sanksi dan menilai prestasi kerja Kepala Sub Bagian dan para Kepala Seksi dalam rangka pengembangan karier.

g. Melakukan monitoring, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas serta melaporkan hasilnya kepada Bupati.

h. Memberikan saran dan pertimbangan teknis, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

i. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Kantor bertanggung jawab kepada bupati.

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Kantor dibantu oleh 1 (satu) Sub bagian Tata Usaha dan 3 (tiga) Seksi. Uraian tugas dan fungsi dari masing-masing Sub Bagian/Seksi adalah sebagai berikut:

a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

(5)

2. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis penyusunan LKj Sekretariat Daerah.

3. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis penyusunan Penetapan Kinerja Kabupaten. 4. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis penyusunan Penetapan Kinerja Sekretariat

Daerah.

5. Melakukan koordinasi, dan evaluasi dalam penysunan LKj Kabupaten.

6. Melakukan koordinasi, dan evaluasi dalam penysunan LKj Sekretariat Daerah.

7. Melakukan koordinasi, dan evaluasi dalam penyusunan Penetapan Kinerja Kabupaten.

8. Melakukan koordinasi, dan evaluasi dalam penyusunan Penetapan Kinerja Sekretariat Daerah. 9. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan akuntabilitas kinerja aparatur. 10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

b. Kepala Seksi Pelayanan Perizinan

1. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis bidang perizinan;

2. Menyusun program dan kegiatan tahunan di bidang perizinan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

3. Menyeleggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perizinan; 4. Membina dan melaksanakan program dan kegiatan dibidang perizinan;

5. Melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang perizinan;

6. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang tugasnya dan menyiapkan bahan pemecahan masalah;

7. Membina mengarahkan, mengawasi memberikan sanksi dan menilai prestasi kerja para staf dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier;

8. Melakukan monitoring, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas serta melaporkan hasilnya kepada Kepala Kantor;

9. Memberikan saran dan pertimbangan teknis, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya;

10. Dalam melasanakan tugas dan fungsinya Kepala Seksi Perizinan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor.

c. Kepala Seksi Pelayanan Non Perizinan

1. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis bidang non perizinan;

(6)

3. Menyeleggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang non perizinan; 4. Membina dan melaksanakan program dan kegiatan dibidang non perizinan;

5. Melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang non perizinan;

6. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang tugasnya dan menyiapkan bahan pemecahan masalah;

7. Membina mengarahkan, mengawasi memberikan sanksi dan menilai prestasi kerja para staf dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier;

8. Melakukan monitoring, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas serta melaporkan hasilnya kepada Kepala Kantor

9. Memberikan saran dan pertimbangan teknis, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya;

10. Dalam melasanakan tugas dan fungsinya Kepala Seksi Non Perizinan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor.

d. Kepala Seksi Pelayanan Evaluasi dan Pengaduan

1. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis bidang pengaduan dan evaluasi; 2. Menyusun program dan kegiatan tahunan dibidang pengaduan dan evaluasi;

3. Menyelenggarakan urusan pemeringtahan dan pelayanan umum dibidang pengaduan dan evaluasi;

4. Membina dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang pengaduan dan evaluasi;

5. Melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap penyenlenggaraan progaram dan kegiatan di bidang pengaduan dan evaluasi;

6. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang tugasnya dan menyiapkan bahan pemecahan masalah;

7. Membina, mengarahkan mengawasi, memberikan sangksi dan menilai prestasi kerja para staf dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier;

8. Melakukan monitoring, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas serta melaporkan hasilnya kepada Kepala Kantor;

9. Memberikan saran dan pertimbangan teknis, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya;

(7)

e. Tim Teknis

Tim teknis adalah kelompok kerja yang terdiri atas unsur dari SKPD teknis terkait yang memiliki kewenangan teknis untuk memberikan pelayanan perizinan dan non perizinan dalam memberikan rekomendasi teknis mengenai diterima atau ditolaknya suatu permohonan.

Tim teknis mempunyai Tugas :

1). Melakukan visitasi ke lapangan untuk melakukan analisis teknis; 2) Membuat berita acara pemeriksaan.

3). Membuat rekomendasi yang diketahui kepala SKPD teknis atau pejabat yang ditunjuk untuk diteruskan kepada kepala Kantor Pelayanan Terpddu Satu Pintu guna diproses lebih lanjut.

D. Sumber Daya Manusia

Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu terdapat kendala dalam menerapkan indikator capacity building terhadap eksistensi sumber daya aparatur secara komprehensif. Pengukuran Indikator tersebut belum dapat diterapkan dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara optimal sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran kantor demi terwujudnya debiroktarisasi dan deregulasi, walaupun prinsip-prinsip pelayanan terpadu dalam mewujudkan good governance sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Terdapatnya kendala dalam menerapakan indikator capacity buiding yang disebabkan oleh keterbatasan alokasi anggaran. Semua anggaran yang dikelola Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng pada Tahun Anggaran 2016 berfokus pada program/kegiatan adminsitratif. Diharapan implementasi capacity buiding mendapat dukungan dari para pihak, agar outcome palayanan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dapat melahirkan kepuasan bagi masyarakat yang merupakan haknya sebagai warga negara pada tahun yang akan datang. Hal ini merupakan salah satu pendorong dan motivasi untuk menciptakan budaya kerja yang kondusif dalam melaksanakan tugas. Adapun komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan per Desember 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Komposisi Pegawai Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantaeng Menurut Tingkat Pendidikan

(8)

5. Sarjana - - 9 - 7 17 6. Pasca

Sarjana - - - 1 - 1

Jumlah (Orang) - 4 11 1 13 30

Sumber : Staf Kepegawaian KPTSP Bantaeng, 2016

E. Sarana dan Prasarana

1. Bangunan Kantor

Bangunan Kantor PTSP Kabupaten Bantaeng dengan luas tanah ... m2.

2. Kendaraan Dinas

- Kendaraan Roda 4 1 unit, Kendaraan Roda 2 sebanyak 3 Unit 3. Fasilitas Lainnya Berupa :

- Tanah : 1 Persil

- Bangunan gedung : 1 Unit

F. Kewenangan

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2009 tentang Mekanisme Pelayanan Perizinan Pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng, Keputusan Bupati Nomor 503/534/XII/2008 tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Perizinan dan Keputusan Bupati Nomor 503/535/XII/2008 tentang Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Administrasi Perizinan dari SKPD Teknis Ke Kantor PTSP.

Kewenangan pendelegasian pelayanan administrasi perizinan dari SKPD teknis kepada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu tersebut meliputi :

1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

3. Izin Usaha Industri (IUI)

4. Izin Usaha Bahan Bakar Minyak (BBM)

5. Tanda Daftar Gudang/Ruang (TDG/R)

(9)

7. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

8. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

9. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

10. Izin Gangguan (HO)

11. Izin Praktek Tenaga Kesehatan

12. Izin Prinsip

13. Izin Lokasi

14. BPJS Ketenagakerjaan

15. Izin Lingkungan

16. Izin Usaha Perikanan

17. Izin sarana Kesehatan

18. Izin Pemasangan Reklame

19. Izin Laik Hygiene Sanitasi

Dengan kewenangan tersebut Kepala Kantor PTSP dapat memilki otoritas untuk memproses dan menandatangani 19 jenis perizinan dimaksud atas nama bupati, sehingga penyelenggaraan pelayanan birokrasi lebih lebih efektif dan efisien.

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada dasarnya merupakan Kantor Pelayanan yang siap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang datang mengurus izin, sedangkan SKPD Teknis terkait memberikan rekomendasi terhadap kelayakan teknis dengan penyesuaian kondisi di lapangan untuk dapat diterima atau ditolak terhadap permohonan perizinan. Dengan demikian, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan SKPD Teknis terus terjalin komunikasi dan koordinasi untuk pelayanan perizinan kepada masyarakat.

(10)

Jenis perizinan yang dilayani terdiri atas pelayanan perizinan yang merupakan pelayanan satu pintu, yang prosesnya telah ditetapkan di satu SKPD yaitu Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu, di mana rekomendasi masih diproses pada SKPD teknis terkait.

Jenis pelayanan yang diselenggarakan sebagai kewenangan administratif Kantor PTSP dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel I: Jenis Layanan Jumlah Izin yang Terbit Tahun 2016

No. Jenis Izin PerpanjanganJumlah Izin Baru Total

1 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 231 181 412

2 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 60 174 234

3 Izin Usaha Industri (IUI) 12 7 19

4 Izin Usaha Bahan Bakar Minyak (BBM) - -

-5 Tanda Daftar Gudang / Ruang(TDG/R) 1 9 10

6 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 20 172 192

7 Surat Izin Tempat Usaha (SITU) 236 155 391

8 Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 25 - 25

9 Izin Gangguan (HO) 11 209 220

10 Tanda Daftar Industri (TDI) - -

-11 Izin Praktek Tenaga Kesehatan - -

-12 Izin Prinsip - 24 24

13 Izin Lokasi - -

-14 BPJS Ketenagakerjaan - -

-15 Izin Lingkungan - 4 4

16 Izin Usaha Perikanan 1 1 2

17 Izin Sarana Kesehatan 1 81 82

18 Izin Pemasangan Reklame - -

-19 Izin Laik Hygiene Sanitasi - 11 11

(11)

No. Jenis Izin Jumlah Izin Total Perpanjangan Baru

Total Tahun 2015 1. 990 1.330 3.320

H. Sistematika Laporan

Berpedoman padan Peraturan Menterian Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB tentang Pedoman Penyusunan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam dokumen LKj tahun 2016 dielaborasi tentang Renstra, Renja tahun 2016, Penetapan Kinerja tahun 2016, dan analisis terhadap kinerja. Dokumen LKj ini terdeskripsi dalam sistematika laporan yang tersusun sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, menguraikan secara singkat latar belakang penulisan laporan yang memuat dasar kebijakan penyusunan LKj, dan gambaran umum struktur organisasi dan SDM, deskripsi pelayanan.

Bab II : Perencanaan Kinerja, menguraikan muatan rencana stratejik untuk periode 2013-2018, Rencana Kinerja tahun 2016, Ikhtisar Perjanjian Kinerja dan Penetapan kinerja tahun 2016.

Bab III : Akuntabilitas Kinerja, analisis pencapaian kinerja Kantor PTSP dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2016.

(12)

KEBIJAKAN NASIONAL

KEBIJAKAN KABUPATEN BANTAENG

PERNYATAAN VISI

PERNYATAAN MISI

PENETAPAN TUJUAN

PENETAPAN SASARAN

CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKAN

PROGRAM KEGIATAN ANALISIS

LINGKUNGAN ASUMSI-ASUMSI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN A. Rencana Strategis

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja, disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah mulai dari eselon III Mandiri dan eselon II ke atas wajib menetapkan/merumuskan rencana strategis. Rencana strategis sebagai dasar dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan.

Adapun Model rencana strategis adalah sebagai berikut :

(13)

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik nasional maupun global. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi instansi pemerintah.

Dengan perkataan lain, rencana strategis yang disusun oleh suatu instansi pemerintah setidaknya mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi dan mengarahkan anggota organisasi dalam mengambil keputusan tentang masa depannya, membangun operasi dan prosedur untuk mencapainya, dan menentukan ukuran keberhasilan/kegagalannya. Dengan visi, misi, dan strategi yang jelas dan tepat, maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi. Perencanaan strategis bersama pengukuran, penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan tolok ukur penting dari suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

(14)

Pertanyaan ‘bagaimana kita menuju ke sana’ dijawab dengan merumuskan strategi pencapaian tujuan dan sasaran dalam wujud menetapkan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh organisasi.

Dari uraian singkat di atas, unsur-unsur utama yang perlu secara formal didefinisikan dalam suatu perencanaan strategis adalah pernyataan visi dan misi, penjabaran tujuan dan sasaran strategis serta perumusan strategi pencapaian tujuan/sasaran berupa program dan kegiatan.

B. Visi dan Misi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan, yang merefleksikan cita-cita, yakni hendak menjadi apa Kantor PTSP Kabupaten Bantaeng di masa depan, dan sekaligus menentukan arah perjalanan institusi ini. Karena Kantor PTSP Kabupaten Bantaeng merupakan bagian integral dari Pemerintahan Kabupaten Bantaeng, secara logis visinya merupakan turunan dari dan mendukung visi Kabupaten Bantaeng.

Penetapan Visi Kantor PTSP Kabupaten Bantaeng sangat penting sebagai sumber acuan pelaksanaan tugas yang di emban oleh seluruh jajaran pimpinan dan karyawan. Visi tersebut digali dari keyakinan dasar dan nilai-nilai yang dianut seluruh anggota organisasi, dengan mempertimbangkan faktor lingkungan sekitarnya.

VISI KANTOR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN BANTAENG

[

Untuk mewujudkan visi Kantor PTSP Kabupaten Bantaeng tersebut, perlu dirumuskan misi, yang menggambarkan amanah apa yang harus dituntaskan oleh organisasi, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan visi yang ditetapkan.

Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal Kantor PTSP Kabupaten Bantaeng dan mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan diperoleh di masa akan datang.

(15)

MISI KANTOR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN BANTAENG

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

C. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan merupakan sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun (kapan harus dicapai).

Karakteristik tujuan adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan.

2) Meningkatkan kualitas organisasi dan kepegawaian.

3) Meningkatkan kualitas informasi dalam penyelenggaraan

pelayanan berbasis teknologi.

4) Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan

keuangan dan aset.

(16)

 Idealistik : Mengandung nilai-nilai keluhuran dan keinginan kuat untuk menjadi baik dan

berhasil.

 Jangkauan ke depan dicapai dalam waktu 5 tahun atau lebih sebagaimana yang ditetapkan

oleh suatu organisasi.

 Abstrak : belum dapat dilihat secara kuantitas karena pencapain tujuan dapat berlangsung

secara berkesinambungan.

Berdasarkan uraian di atas, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng menetapkan tujuan sebagai berikut :

1)Meningkatkan kualitas pelayanan publik.

2)Meningkatkan profesionalisme dan integritas aparat pelayanan.

3)Mengembangkan kemitraan dengan SKPD teknis terkait dalam akselerasi pelayanan.

4)Menciptakan sistem pelayanan yang berbasis teknologi informasi.

5)Meningkatkan daya tarik investasi.

2. Sasaran

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu tahunan, semesteran atau bulanan.

Fokus utama sasaran adalah tindakan alokasi, distribusi dan pemanfaatan sumberdaya yang mengarah pada hasil nyata.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng menetapkan sasaran sebagai berikut :

1. Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan.

2. Meningkatnya profesionalisme SDM aparat.

3. Meningkatnya partisiapsi SKPD teknis terkait dalam pemberian pelayanan perizinan.

4. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan

5. Terwujudnya pelayanan berbasis teknologi informasi.

6. Meningkatnya investasi di daerah.

(17)

Rencana Strategis Tahun 2016 yang ditetapkan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng yang terdiri dari Sasaran, Program dan Kegiatan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun 2016.

Untuk tahun 2016 program/kegiatan yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

Tabel 2 : Program dan Kegiatan T.A. 2016

No. Program Kegiatan

1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

2) Penyusunan laporan keuangan akhir tahun

2. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

(18)

A. Gambaran Umum

Akuntabilitas kinerja Kantor PTSP Kabupaten Bantaeng dimulai dengan pengembangan indikator kinerja dan metode pengukuran. Pengukuran kinerja ditekankan pada penetapan target sasaran tahunan dan pencapaiannya, dengan cara mengembangkan pengukuran terhadap indikator kinerja outcome yang dikaitkan dengan capaian sasaran.

Dalam memberikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok yang diberikan, diwajibkan untuk membuat Laporan Kinerja (LKj) dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja (LKj) tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkatan pencapaian Kinerja, Sasaran, Program dan kegiatan serta indikator makro baik keberhasilan-keberhasilan kinerja yang telah dicapai maupun kegagalan pada periode tahun tertentu.

Pada bagian ini akan dikemukakan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan.

B. Kerangka Pengukuran Kinerja

(19)

Tingkat capaian kinerja diperoleh dari hasil pengukuran beberapa indikator kinerja yang meliputi indikator input, output, outcome, sedangkan untuk indikator kinerja benefit dan impact belum dikembangkan pengukurannya. Beberapa penyebab belum dapat dikembangkannya pengukuran pada tingkat indikator kinerja benefit dan impact antara lain: kesulitan untuk menetapkan secara tepat apa yang harus diukur; penampakan indikator benefit dan impact adalah hasil integrasi dari banyak kegiatan bahkan lebih dari satu program dengan jangka waktu melebihi satu tahun; di samping belum tersedianya media atau sistem pengumpulan data kinerja.

Pengukuran Kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang pada dasarnya menjadi dasar atau awal dari pengukuran kinerja instansi pemerintah, untuk LKj tahun 2016 telah diupayakan mengembangkan pengukuran sampai indikator kinerja outcome.

Indikator kinerja kegiatan digunakan untuk menganalisis “tingkat efisiensi” dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi sehingga didapat data nilai output per unit yang dihasilkan. Demikian juga dalam menganalisis “tingkat efektivitas” dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi capaian indikator outcome.

Pelaksanaan kegiatan sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana kinerja tahunan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng tahun anggaran 2016 dapat terselenggara dengan pagu anggaran Rp. 816.957.000,- dan realisasi keuangan Rp. 805.845.100,- (98,64%). Walaupun realiasasi keuangan/dana tidak mencapai 100 %, namun realisasi kinerja/kemajuan mencapai 100% dengan sisa anggarannya Rp. 11.112.100,-

Berikut disajikan tingkat efisiensi dan efektifitas kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor PTSP Kabupaten Bantaeng per Program Kerja :

1

1 PROGRAM PENINGKATAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN

KEGIATAN

Rp Rp % TARGET REALISASI %

PROGRAM PENINGKATAN

PENGEMBANGAN SISTEM

PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN

28.758.000 28.758.000 100 100 100 100

01 PENYUSUNAN LAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN IKHTISAR REALISASI KINERJA

(20)

04 PENYUSUNAN LAPORAN

KEUANGAN AKHIR TAHUN 3.698.000 3.698.000 100 100 100 100 01 PENYUSUNAN PERENCANAAN

CAPAIAN KINERJA KEUANGAN DAN AKHIR TAHUN

9.340.000 9.340.000 100 100 100 100

Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dalam menunjang keberhasilan program kerja sebagai berikut :

Kegiatan Efisien Efektif

Ya Tidak Ya Tidak

1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja

 

2. Penyusunan laporan keuangan akhir tahun

3. Penyusunan perencanaan capaian kinerja dan keuangan SKPD

 

2

2 PROGRAM OPTIMALISASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

KEGIATAN

Rp Rp % TARGET REALISASI %

PROGRAM OPTIMALISASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

175.145.000 175.145.000 100 100 100 100

01 PELAYANAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN TERPADU SATU ATAP

175.145.000 175.145.000 100 100 100 100

Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dalam menunjang keberhasilan program kerja sebagai berikut :

Kegiatan Efisien Efektif

(21)

1. PELAYANAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN TERPADU SATU ATAP

 

C. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Pada tahun 2016 Kantor PTSP menetapkan IKU yang merupakan ukuran keberhasilan (baik kualitatif maupun kuantitatif) atau menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran strategis yang ditetapkan. Pencapaian terhadap IKU tersebut dapat ditabulasikan menjadi sebagai berikut:

Tabel 3

Indikator Kinerja Utama, Target, Realisasi dan Capaiannya Tahun 2016

NO. INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Poresentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kerja yang memadai

80 80 80

2. Porsentase izin yang diselesaikan 100 98,39 98,39

3. Persentase pelayanan yang terselenggara sesuai standar

100 100 100

4. Persentase kepuasan pengguna layanan terhadap penyelenggaraan pelayanan

90 90 90

5. Jumlah aparat mengikuti diklat/bimtek 13 13 13

6. Porsentase layanan perizinan sehari (one day service) bagi investor

100 100 100

7. Porsentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. 100 100 100

8. Jumlah izin dan non izin yang sudah memiliki SOP dan SPP

20 20 20

D. Rencana Kinerja Tahunan

Rencana kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indicator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis. Hasil dari proses penetapan tersebut adalah Rencana Kinerja Tahunan.

(22)

Kinerja, maka Rencana Kinerja Tahunan memuat sasaran strategis, indikator kinerja dan target kinerja yang akan dilaksanakan pada tahun n.

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Bantaeng sebagai penjabaran tahunan dari sasaran, indikator kinerja dan target yang telah ditetapkan dalam Rencana strategis yang akan dicapai melalui kegiatan tahunan.

Tabel 3

Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2016

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program

1 2 3 4 5

1. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan

100 % Program Peningkatan Pengembangan Sistem

100 % Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Jumlah laporan akhir

tahun 1 Paket Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

2. Meningkatnya kualitas

pelayanan perizinan Pengoptimalanpeningkatan pelayanan kepada masyarakat

85 % Program Optimalisasi Pemanfaatan Tekhnologi Informasi

Persentase kebutuhan perjalanan dinas dalam daerah yang terpenuhi

95 % Program Optimalisasi Pemanfaatan Tekhnologi

Perizinan Program Optimalisasi Pemanfaatan Tekhnologi Informasi

Pengadaan sistem jaringan pelayanan perizinan berbasis I

1 Paket Program Optimalisasi Pemanfaatan Tekhnologi Informasi

Tercapainya pegawai yang bekerja secara akuntabel

100 % Program Optimalisasi Pemanfaatan Tekhnologi Informasi

Tersedianya sistem

jaringan ONLINE 20 % Program Optimalisasi Pemanfaatan Tekhnologi Informasi

(23)

Perjanjian kinerja merupakan amanat Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja. Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk : Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar Pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Secara garis besar, perjanjian kinerja tahunan tahun 2016 meliputi 2 sasaran strategis. Pengukuran pencapaian sejumlah sasaran strategis tersebut dilakukan melalui 9 Indikator kinerja dengan target yang dituangkan pada tabel berikut :

Tabel 4

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran (Rp.)

1 2 3 4 5 6

Optimalisasi penyusunan laporan capaian kinerja dan pelaporan akhir tahun

100 % Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

- Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD - Penyusunan laporan

keuangan akhir tahun

kepada masyarakat 100 % Program optimalisasipemanfaatan tekhnologi informasi

- Pelayanan sistem informasi pelayanan terpadu satu pintu

(24)

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode pembandingan capaian kinerja sasaran. Metode pembandingan capaian kinerja sasaran dilakukan dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang.

Metode ini terutama bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

(25)

Dalam mewujudkan sasaran stratejik yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja tahun 2016 Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng dalam kurun waktu tahun 2016 telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang masih berfokus pada kegiatan administratif. Totalitas program dan kegiatan yang telah dilaksanakan belum merujuk pada visi, misi, tujuan dan sasaran Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng secara optimal, sehingga implementasi indikator kinerja utama (key performance indicator) yang merupakan subordinasi prinsip-prinsip good governance dan capacity building dalam penyelanggraan pelayanan secara terpadu belum dapat menelorkan kinerja (performance) yang diharapkan, khususnya dalam menghadirkan data persepsi masyarakat melalui survey indeks kepuasan masyarakat (IKM). Eksistensi data survei dimaksud sangat urgen dalam rangka mengetahui deskripsi pelayanan secara terpadu yang dapat dipersepsikan masyarakat.

LKj Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng tahun 2016 merupakan pertanggungjawaban kinerja dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis tahun 2013-201 8. Di dalamnya dielaborasi tentang capaian kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan dalam penetapan strategis Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu tahun 2016.

(26)

740.523.000,-Pada umumnya, pencapaian sasaran strategis telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan, walaupun masih ada hal-hal lainnya yang harus menjadi perhatian agar kinerja Kantor PTSP akan lebih baik, yaitu: (1) Garansi kualitas penyelenggaraan pelayanan yang berstandar; (2) Peningkatan sinergitas dan koordinasi terhadap pelaksanaan reformasi pelayanan; (3) Peningkatan implementasi komitmen integritas dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai sebuah deskripsi, LKj ini diekspektasikan dapat mengelaborasi totalitas profil capaian kinerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu secara utuh. Akan tetapi, disadari sepenuhnya bahwa keterbatasan yang ada menjadikan LKj Kantor PTSP tahun 2016 masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, koreksi perlu dilakukan utamanya penetapan indikator kinerja dan pengumpulan data yang sistematis dan terukur.

Gambar

Tabel 1
Tabel I:  Jenis Layanan Jumlah Izin yang Terbit Tahun 2016
Tabel 2 :  Program dan Kegiatan T.A. 2016
Tabel 3Indikator Kinerja Utama, Target, Realisasi dan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengemukakan poin-poin penting secara jelas, menyusun ide-ide secara logis dan runtut, dan memasukkan semua informasi yang relevan dalam pesan, audiens akan mudah

Beberapa penelitian telah melaporkan prevalensi HPV yang lebih rendah signifikan pada pria yang disirkumsisi dibandingkan pria yang tidak disirkumsisi, sementara

Dalam hal ini Mata Lelaki sebagai tayangan malam mempertontonkan kesensualan perempuan, dengan menggunakan busana yang sangat minim dan terlihat pada bagian dadanya diharapkan

Menurut BANNISTER 8) difusi barns butir dapat ditunjukkan hila grafik penyusutan yang dinyatakan dengan In(dl/L) dengan (Iff) mempunyai harga slope yang dinyatakan

Dari gambar 1, menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan anak dengan sindrom down dengan pendengaran normal akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa

Pada tahun 2016, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Klungkung dari 1 (satu) sasaran dengan 3 (tiga) indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol (EM) memiliki kandungan total antioksidan yang secara nyata lebih tinggi daripada ekstrak etanol (EE) dan ekstrak

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN