• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Teknis No.01 .PUI .P Teknis .Litbang .2017 Penyusunan Proposal Rencana Kerja PUI 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Panduan Teknis No.01 .PUI .P Teknis .Litbang .2017 Penyusunan Proposal Rencana Kerja PUI 2017"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN TEKNIS

PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA

PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK

TAHUN 2017

Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2017

DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

(2)

A. PENDAHULUAN

A.1. Konsepsi Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI)

Dalam memperkuat keunggulan Indonesia, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah mengembangkan upaya peningkatan kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti melalui Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI). Amanat dari Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2015-2019) yang menyatakan bahwa peranan Iptek diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu, Pengembangan PUI ini ditujukan untuk penguatan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang yang diarahkan dalam menjawab tantangan ke depan yaitu (1) meningkatkan dukungan nyata iptek terhadap peningkatan daya saing sektor-sektor produksi barang dan jasa, (2) meningkatkan dukungan iptek untuk keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya alam baik hayati maupun nir-hayati, dan (3) meningkatkan dukungan iptek untuk penyiapan masyarakat Indonesia menyongsong kehidupan global yang maju dan modern. Lebih lanjut, Program PUI ini terus dikembangkan untuk mendorong lembaga litbang mampu menghasilkan produk iptek yang

berbasis demand/market driven dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sesuai potensi

ekonomi daerah.

Penguatan kelembagaan iptek merupakan langkah penting dalam penguatan sistem inovasi nasional agar lembaga iptek dapat berkinerja tinggi dengan menghasilkan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi pengguna teknologi (masyarakat, industri, dan pemerintah) dengan menjunjung tinggi kejujuran dan integritas sesuai dengan etika penelitian. Diharapkan dengan tumbuhnya inovasi dan teknologi yang disertai dengan pemanfaatan oleh pengguna, kontribusi iptek terhadap pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Salah satu upaya Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk memperkuat kelembagaan iptek adalah melalui pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI).

Kegiatan Pengembangan Pusat Unggulan Iptek diharapkan akan menghasilkan lembaga litbang yang unggul dari sisi penguasaan iptek karena sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga. Namun di sisi lain akan dihasilkan juga lembaga litbang yang unggul keinovasiannya karena tugas dan fungsi lembaga memungkinkan untuk mencapai hal dimaksud.

Adapun yang dimaksud dengan Pusat Unggulan Iptek adalah suatu organisasi atau lembaga yang melaksanakan kegiatan-kegiatan riset bertaraf internasional pada bidang spesifik secara multi dan interdisiplin dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna iptek. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Pusat Unggulan Iptek yaitu kemampuan lembaga untuk menyerap teknologi dari luar, kemampuan mengembangkan kegiatan riset, dan kemampuan mendiseminasikan hasil-hasil riset sehingga kemanfaatannya dirasakan oleh masyarakat banyak dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi,

Kegiatan pengembangan Pusat Unggulan Iptek bertujuan untuk mengembangkan Pusat Unggulan Iptek yang mampu menyerap kebutuhan pasar serta menghasilkan dan mengalirkan teknologi ke pasar. Sedangkan maksud dikembangkannya Pusat Unggulan Iptek adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang mencakup kelembagaan, sumberdaya, dan jaringan iptek menjadi bertaraf internasional dalam bidang prioritas spesifik agar terjadi peningkatan relevansi dan produktivitas serta pendayagunaan iptek dalam sektor produksi untuk menumbuhkan perekonomian nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini mendukung indikator kinerja utama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yaitu peningkatan kualitas lembaga litbang melalui peningkatan jumlah Pusat Unggulan Iptek.

Guna lebih meningkatkan fungsi pembinaan dari lembaga litbang yang ada dalam Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek, maka diperlukan beberapa terobosan yang memperkuat fungsi dan peran Pusat Unggulan Iptek dalam upaya peningkatan daya saing dan perekonomian nasional. Fungsi pembinaan lembaga PUI baik yang masih dalam tahapan pembinaan maupun penguatan pada lembaga yang telah ditetapkan difokuskan pada (a) penguatan kapasitas

(3)

serta pemantapan core business dan core competence, dan (c) Penguatan kontinuitas (continuity)

yang mengutamakan pada aspek keberlanjutan produktivitas lembaga dan menguatkan outcome

dan impact.

Hingga Tahun 2016, telah dikembangkan pembinaan pada 72 lembaga litbang baik yang berasal dari Lembaga Pemerintah Kementerian (LPK), Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), Perguruan Tinggi dan Badan Usaha. Program ini akan diteruskan dan diperluas agar lembaga litbang juga mampu menghasilkan produk iptek maupun produk inovasi yang berbasis demand/market driven dalam rangka mendukung peningkatan daya saing pengguna teknologi (dunia usaha, industri kecil dan menengah), pemerintah, dan masyarakat) sesuai potensi ekonomi daerah dan tema/isu strategis. Terdapat 7 (tujuh) program utama nasional (punas) yang selanjutnya menjadi fokus bidang pengembangan Pusat Unggulan Iptek, yaitu : Pangan, Energi, Teknologi dan Manajemen Transportasi, Teknologi Infomasi dan Komunikasi, Teknologi Pertahanan dan Keamanan, Teknologi Kesehatan dan Obat, dan Material Maju. Selain itu diharapkan pula dapat mendukung program NAWACITA terkait dalam bidang kemaritiman, mitigasi bencana, kebijakan dan sosial budaya humaniora.

A.2. Maksud dan Tujuan

Panduan Teknis Penyusunan Proposal Rencana Kerja Pusat Unggulan Iptek 2017 ini dimaksudkan untuk memberikan panduan penyusunan rancangan aktivitas dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan Pusat Unggulan Iptek yang mencakup kegiatan sourcing capacity, R&D capacity dan disseminating capacity. Adapun tujuan penyusunan panduan teknis ini antara lain : a. Memberikan rincian terkait lingkup pembinaan Pusat Unggulan Iptek yang berbasis pada

status kinerja dari pengembangan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas lembaga.

b. Memberikan panduan teknis pada tahapan dan mekanisme fasilitasi dan asistensi yang dibutuhkan dalam proses pengembangan Pusat Unggulan Iptek 2017.

c. Memberikan panduan teknis dalam persiapan dan pelaksanaan kontrak insentif

pengembangan Pusat Unggulan Iptek, termasuk tahapan dan mekanisme

pertanggungjawaban keuangan.

B. PEMBINAAN LEMBAGA PUI B.1. Arah Pembinaan Kelembagaan

Sebagaimana telah digariskan bahwa arah pengembangan Program Pusat Unggulan Iptek akan terkait dengan upaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan, sumber daya, dan jaringan Iptek dalam bidang bidang prioritas spesifik agar terjadi peningkatan relevansi dan produktivitas serta pendayagunaan Iptek dalam sektor produksi guna menumbuhkan perekonomian nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, secara nyata Pusat Unggulan Iptek didorong untuk memperkuat lembaga litbang yang telah ada dan berkinerja, mendukung bagi hilirisasi produk, menguatkan dukungan bagi

pengembangan Kawasan Sains Teknologi (science technology park), dan mendukung bagi

pemapanan tatanan sistem inovasi nasional.

Arah pengembangan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas dari kelembagaan Pusat Unggulan Iptek difokuskan untuk meningkatkan (a) kemampuan menyerap informasi dan teknologi dari luar

(sourcing-absorptive capacity), (b) kemampuan mengembangkan kegiatan riset dan pengembangan berbasis demand driven dan bertaraf Internasional (research and development capacity), (c) kemampuan mendiseminasikan hasil-hasil riset berkualitas dan bertaraf Internasional

(4)

B.2. Strategi Pembinaan

Pada saat Lembaga Litbang bergabung dalam Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek, lembaga telah menyusun dokumen Masterplan Pengembangan Lembaga dalam kurun waktu jangka pendek (3 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka panjang (15 tahun). Khusus untuk rencana pengembangan jangka pendek (3 tahun), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengembangkan skema fasilitasi dan asistensi dalam bingkai Program Insentif Pengembangan Pusat Unggulan Iptek. Dalam kurun jangka waktu pendek 3 tahun ini, akan dilaksanakan dan dikembangkan skema supervisi, fasilitas-asistensi, monitoring dan evaluasi kinerja.

Skema insentif ini dirancang untuk mendorong peningkatan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas pengembangan lembaga. Oleh karenanya, fokus insentif ini lebih diarahkan untuk penguatan kelembagaan. Di samping skema ini, masih terdapat pula skema insentif lainnya yang berada pada lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, antara lain (a) Ditjen Sumber Daya : Insentif Beasiswa dan Insentif Sarana-Prasarana, (b) Ditjen Riset dan Pengembangan : Insentif SINAS dan Insentif Perolehan HKI, dan (c) Ditjen Penguatan Inovasi : Insentif Inovasi Industri dan Insentif Penumbuhan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). Lembaga Litbang yang tergabung dalam Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek didorong untuk aktif memanfaatkan skema insentif yang ada untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya agar dapat mencapai indikator kinerja sebagaimana telah menjadi acuan dari pengembangan Pusat Unggulan Iptek.

Penekanan fasilitasi dan asistensi pengembangan Pusat Unggulan Iptek ini diarahkan lebih pada basis kebutuhan dan permasalahan riil yang dihadapi baik bersifat internal maupun eksternal lembaga. Informasi demand driven baik berupa informasi produk yang diinginkan pengguna maupun tuntutan yang harus dipenuhi lembaga adalah dasar pijakan dalam kegiatan fasilitas dan asistensi pengembangan. Oleh karena itu, maka sepanjang tahun 2017 akan diupayakan untuk menekankan aspek fasilitasi dan asistensi ini menjadi prioritas langkah strategi bagi kegiatan Pengembangan Pusat Unggulan Iptek.

Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa terdapat tiga hal yang menjadi fokus pembinaan

kelembagaan yaitu sourcing-absorptive capacity, research and development capacity,

disseminating capacity. Dalam pelaksanaan kinerja pada fokus pembinaan tersebut, maka dikembangkan strategi pembinaan kelembagaan Pusat Unggulan Iptek yang mencakup tiga penguatan kapasitas. Strategi pengembangan tersebut akan meliputi :

Strategi Penguatan Sourcing - Absorptive Capacity

1. Peningkatan Tata Kelola Organisasi

Strategi dalam meningkatkan mutu tata kelola organisasi : ketersediaan prosedur baku, alur manajemen, implementasi prosedur dan sistem manajemen internal lembaga.

2. Pengembangan Kompetensi SDM

Pengembangan kompetensi SDM didorong untuk menjaga rasio keunggulan SDM yang ada baik dari sisi tingkat pendidikan maupun keahlian fungsional sesuai dengan fokus unggulan lembaga.

3. Peningkatan Dukungan Sarana dan Prasarana

Dukungan sarana dan prasarana ini mencakup peningkatan ketersediaan, kalibrasi, dan upaya pemanfaatan sarana prasarana dalam mendukung pencapaian kinerja lembaga (: berupa produk dan layanan)

4. Penguatan Tata Kelola Anggaran

(5)

5. Perolehan Jaminan Mutu Lembaga (Akreditasi, Standardisasi dan Sertifikasi)

Mutu lembaga litbang menjadi indikator kualitas lembaga. Oleh karena itu, perolehan jaminan mutu lembaga menjadi prioritas yang harus dicapai. Perolehan mutu lembaga ini mencakup peroleha akreditasi manajemen, standardisasi proses dan sertifikasi kelayakan produk unggulan.

6. Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi

Peningkatan luasan jaringan dan akses informasi dibutuhkan untuk meningkatkan keberterimaan lembaga dalam lingkungan inovasinya. Luasan jaringan informasi lembaga mendorong sinergi kerjasama dengan lembaga lain. Sementara kemudahan lembaga dalam mendapatkan akses informasi akan memacu keberterimaan produk unggulan lembaga berbasis demand driven yang dibutuhkan.

7. Pengembangan Jejaring Lembaga

Menguatnya jejaring lembaga ini mencakup menguatnya posisi strategis lembaga pada lingkungan kerjasamanya. Beberapa output yang terlihat dari berkembangnya jejaring lembaga antara lain undangan sebagai pembicara dan pemakalah dalam konferensi-seminar nasional dan internasional serta kunjungan lembaga Internasional.

Strategi Penguatan Research and Development Capacity

1. Penguatan Fokus Riset

Lembaga litbang diharuskan mampu menyusun rumusan strategi dalam memperkuat fokus riset. Oleh karenanya, rumusan strategi implementasi penguatan SDM dlm Pelaksanaan Riset menjadi hal pokok yang diperlukan. Penguatan fokus riset juga dilakukan dengan menerapkan roadmap riset yang telah disusun.

2. Pemanfaatan Produk Riset

Peningkatan pemanfaatan produk riset dilakukan melalui strategi dan implementasi peningkatan perolehan paten dan rezim HKI lainnya, pelaksanaan strategi dan implementasi penguatan produk riset, pelaksanaan strategi dan implementasi penguatan kerangka kerjasama pemanfaatan produk

3. Penguatan Produktivitas Riset

Dalam meningkatkan kinerja output riset, dilakukan Strategi Publikasi dalam Jurnal Internasional Terakreditasi (target minimal = 5)Lulusan S3 yang dihasilkan sesuai Tema Riset Unggulan Lembaga (target minimal = 2) Perolehan Paten atau Rezim HKI Lainnya (target minimal = 1)

Strategi Penguatan Disseminating Capacity

1. Penguatan Kerangka Diseminasi

Upaya yang perlu dikuatkan dalam pengembangan hilirisasi produk unggulan adalah memperkuat kerangka basis data dan informasi produk dan merumuskan kerangka kerjasama produk.

2. Keberlanjutan dan Perluasan Diseminasi Produk Riset

Bahwa dalam menjaga keberlanjutan diseminasi produk, perlu terus ditingkatkan kinerja output yang mencakup Kerjasama Riset pada Tingkat Nasional dan Internasional, Kerjasama Non Riset dan Kontrak Bisnis

3. Produktivitas Diseminasi

Penguatan produktivitas diseminasi dilakukan dengan menjaga capaian lembaga untuk tercapainya National Recognition untuk Produk, tercapainya National References bagi Kinerja, dan menjaga terwujudnya Economic Benefit dan Social Impact

B.3. Mekanisme Pembinaan

(6)

dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Tim Pembina yang berasal dari lembaga induk serta lembaga terkait lainnya. Fasilitasi dan asistensi teknis ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas atas fokus unggulan lembaga. Pelaksanaannya sendiri akan terbagi atas tahapan supervisi, tahapan monitoring dan tahapan evaluasi. Keseluruhan proses ini menggunakan dukungan komunikasi online melalui website http://pui.ristekdikti.go.id

Tahapan Supervisi PUI akan menggunakan pendekatan penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi lembaga, baik pada permasalahan yang terkait sourcing-absorptive capacity, research and development capacity, maupun disseminating capacity. Komunikasi online atas pembahasan permasalahan tersebut akan didukung pula dengan pertemuan-kunjungan lapangan. Adapun alokasi waktu dalam pelaksanaan supervisi ini akan tergantung pada kebutuhan lembaga. Pembahasan supervisi juga tergantung pada lembaga yang masih dalam pembinaan ataupun lembaga yang sudah ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek.

Tahapan Monitoring PUI atas perkembangan capaian kinerja merupakan tahapan untuk melihat dan memantau perkembangan lembaga dalam pencapaian target kinerja. Pelaksanaannya akan menggunakan basis laporan B06 Tahun 2017 dan komunikasi lembaga dalam pambahasan permasalahan lembaga. Mekanisme monitoring akan tetap melibatkan Tim Pakar, Tim Pelaksana PUI dan Tim Pembina dari lembaga induk.

Adapun Tahapan Evaluasi Kinerja PUI akan menjadi tahapan terakhir untuk melihat signifikansi capaian kinerja lembaga yang dibina. Tahapan evaluasi ini menggunakan basis informasi B09 Tahun 2017 dan perkembangan kinerja hingga bulan Oktober 2017. Konfirmasi atas capaian kinerja dilakukan pada tahapan evaluasi kinerja ini, sehingga kemudian akan menjadi bahan dalam menetapkan rekomendasi kepada pimpinan terkait nilai akhir capaian kinerja 2017 baik akan menentukan sebagai lembaga yang tetap dibina atau lembaga yang akan ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017.

Dalam mekanisme pembinaan, akan dilakukan pula penguatan kerjasama internasional atas produk unggulan dari lembaga PUI. Kerjasama ini mencakup pula kerjasama pemanfaatan oleh industri baik tingkat nasional dan internasional. Penguatan promosi dan hilirisasi produk juga diperkuat selama masa pembinaan, melalui fasilitasi tahapan hilirisasi yang mencakup perolehan standardisasi, sertifikasi dan perizinan yang terkait. Kesemuanya diharapkan akan terus mendukung terwujudnya lembaga yang unggul, inovatif dan berdayasaing.

B.4. Indikator Kinerja

Upaya penguatan kapasitas ini sekaligus juga menjadi lingkup indikator kinerja yang diberlakukan dari aktivitas Pusat Unggulan Iptek. Indikator kinerja yang dipergunakan sebagai tolok ukur unggul, inovatif dan berdaya saing sebuah Pusat Unggulan Iptek ini disusun dengan pendekatan yang komprehensif mulai dari indikator pada komponen input, proses, output dan outcome (short outcome) impact. Penyusunan indikator yang selaras dengan upaya penguatan lembaga ini diharapkan dapat memetakan output kinerja lembaga termasuk pula proses yang berkembang dan dilaksanakan oleh lembaga PUI. Secara rinci rumusan indikator kinerja tersebut antara lain :

INDIKATOR KINERJA SOURCING – ABSORPTIVE CAPACITY

PENDEKATAN STRATEGI PENGUATAN INDIKATOR

INPUT Peningkatan Tata Kelola Organisasi

Perolehan Akreditasi Manajemen Litbang

Pengembangan Kompetensi SDM

Rasio SDM Peneliti - Perekayasa berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kompetensi

Peningkatan Dukungan Sarana dan Prasarana

(7)

PROCESS Penguatan Tata Kelola Anggaran

Menguatnya Kapasitas Tata Kelola Anggaran (manajemen anggaran, kompetensi pengelolaan)

Perolehan Akreditasi, Standardisasi dan Sertifikasi

Perolehan Akreditasi, Standardisasi, dan Sertifikasi

Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi

Menguatnya Kapasitas Lembaga dalam Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi

OUTPUT Pengembangan Jejaring Lembaga

Undangan menjadi Pembicara dalam Konferensi Internasional (target minimal = 3)

Undangan menjadi Pemakalah Internasional (target minimal = 5)

Kunjungan Lembaga Internasional ke Pusat Unggulan Iptek (target minimal = 3)

INDIKATOR KINERJA RESEARCH & DEVELOPMENT CAPACITY

PENDEKATAN UPAYA PENGUATAN INDIKATOR

PROCESS

Penguatan Fokus Riset

Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas SDM dlm Pelaksanaan Riset

Tingkat Pemanfaatan Roadmap Riset dalam Pengembangan Fokus Unggulan

Pemanfaatan Produk Riset

Menguatnya Strategi dan Implementasi Peningkatan Perolehan Paten dan Rezim HKI Lainnya

Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Produk Berbasis Riset Unggulan

Menguatnya Strategi dan Implementasi Penguatan Kerangka Kerjasama yang mendukung Pemanfaatan Produk Riset Lembaga

OUTPUT Penguatan Produktivitas Riset

Publikasi dalam Jurnal Internasional Terakreditasi (target minimal = 5)

Publikasi dalam Jurnal Nasional Terakreditasi (target minimal = 20)

Lulusan S3 yang dihasilkan sesuai Tema Riset Unggulan Lembaga (target minimal = 2)

(8)

INDIKATOR KINERJA DISSEMINATING CAPACITY

PENDEKATAN UPAYA PENGUATAN INDIKATOR

PROCESS Penguatan Kerangka Diseminasi

Menguatnya Strategi dan Implementasi Sistem Basis Data dan Informasi Produk Unggulan Lembaga

Menguatnya Strategi dan Implementasi dalam pelaksanaan Kerjasama Hilirisasi Produk

OUTPUT Keberlanjutan dan Perluasan

Diseminasi Produk Riset

Kerjasama Riset pada Tingkat Nasional (target minimal = 3)

Kerjasama Riset pada Tingkat Internasional (target minimal = 1)

Kerjasama non riset (jasa konsultasi, diklat, dll.) dengan pengguna teknologi (target minimal = 15)

Kontrak Bisnis dengan Industri dalam rangka hilirisasi Produk Unggulan Lembaga (target minimal = 1)

OUTCOMES-IMPACTS Produktivitas Diseminasi

Perolehan apresiasi - National Recognition untuk Produk berbasis Riset Unggulan

Perolehan apresiasi National References bagi Kinerja Pusat Unggulan Iptek

Perolehan Economic Benefit dan Social Impact bagi masyarakat

C. PENYUSUNAN PROPOSAL – RENCANA KERJA C.1. Lingkup Penyusunan Rencana Kerja

Dokumen Proposal – Rencana Kerja Tahun 2017 merupakan gambaran atas rancangan kegiatan-aktivitas dari proses pembinaan – pengembangan lembaga Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017. Dokumen ini selanjutnya menjadi pijakan dalam pelaksanaan kegiatan selama kurun waktu

pembinaan-pengembangan lembaga yang mencakup sourcing-absorptive capacity,research and

development capacity, disseminating capacity. Melalui pelaksanaan kegiatan-aktivitas ini pulalah lembaga akan mencapai indikator kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan.

Guna memudahkan lembaga dalam masa pembinaan Pusat Unggulan Iptek, maka rencana kerja akan mencakup :

a) Rencana Kerja Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017 membahas upaya penguatan – peningkatan kapasitas lembaga : sourcing-absorptive capacity, research and development capacity, dan

disseminating capacity.

b) Upaya penguatan kapasitas lembaga yang dilakukan terbagi ke dalam aktivitas yang sifatnya

input, proses, output dan outcome-impacts

(9)

d) Kegiatan-aktivitas yang dilakukan dalam masing-masing lembaga PUI terurai ke dalam 19

komponen kegiatan pada sourcing-absorptive capacity, 10 komponen kegiatan pada research

and development capacity, dan 8 komponen kegiatan pada disseminating capacity. Jumlah

komponen kegiatan masih terbuka dan diberikan kesempatan lembaga untuk menambah

dengan ketentuan komponen kegiatan tersebut menjadi kebutuhan pengembangan kapasitas lembaga. Dalam pemberlakuannya, komponen kegiatan juga dapat dipilih sesuai kebutuhan pengembangan lembaga. Rincian komponen kegiatan selanjutnya akan menjadi bahan pembahasan dalam pelaksanaan Rapat Kerja PUI 2017.

e) Dalam rincian komponen kegiatan telah disusun secara logis dan terstruktur bahwa pelaksanaan komponen kegiatan akan mendukung pencapaian indikator kinerja PUI. Oleh karenanya, dibutuhkan analisis oleh masing-masing lembaga agar mempertimbangkan pemilihan rancangan kerjanya.

f) Dalam beberapa kondisi, pelaksanaan komponen kegiatan pengembangan PUI terdapat kesamaan dengan kegiatan internal lembaga. Kondisi ini perlu sinkronisasi internal, sehingga semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Strategi pemilahan dan pemilihan komponen kegiatan dari insentif pembinaan PUI menjadi kebutuhan bagi lembaga.

C.2. Komponen Kegiatan

Sebagaimana tujuan yang dimaksudkan guna mencapai beberapa kemudahan dalam pelaksanaan kontrak insentif, maka kontrak insentif ini akan terbagi ke dalam rincian komponen kegiatan yang disesuaikan dengan indikator kinerja dan status kinerja lembaga terkait. Pembagian komponen ini lebih dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan dan peruntukkan dukungan alokasi anggaran. Lingkup komponen kegiatan pengembangan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas yang ada dalam dokumen kontrak insentif pengembangan Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017 ini mencakup :

Fokus dan Upaya Penguatan

Komponen Kegiatan Bentuk Kegiatan (sebagai aktivitas dalam insentif)

A. Sourcing-Absorptive Capacity

1. Peningkatan Tata Kelola Organisasi

1.1. Dukungan Pengembangan SOP Internal Lembaga FGD, Rapat Internal Tim

1.2. Dukungan Penyiapan Dokumen Perolehan Akreditasi FGD, Rapat Internal Tim

1.3. Dukungan Audit Internal dalam rangka Perolehan Akreditasi

FGD, Rapat Internal Tim

1.4. Dukungan Assessment dalam rangka Perolehan Akreditasi

FGD, Rapat Internal Tim

2. Pengembangan Kompetensi SDM

2.1. Pengembangan Kapasitas SDM Internal Lembaga Pelatihan sesuai kebutuhan substansi - keahlian

2.2. Pelatihan Peningkatan Kompetensi SDM Pelatihan sesuai kebutuhan substansi - keahlian

2.3. Dukungan Peningkatan Jenjang Kompetensi Fungsional

Pelatihan sesuai kebutuhan substansi - keahlian

2.4. Capacity Building Peningkatan Kompetensi SDM Pelatihan sesuai kebutuhan substansi - keahlian

3. Peningkatan Dukungan Sarana dan Prasarana

3.1. Dukungan Penataan SOP Pemanfaatan Sarana Prasarana

FGD, Rapat Internal Tim

3.2. Bantuan Sertifikasi Laboratorium Bantuan Biaya Proses Perolehan Sertifikasi

3.3. Bantuan Perolehan Kalibrasi Bantuan Biaya Proses Perolehan Kalibrasi

4. Penguatan Tata Kelola Anggaran

4.1. Penguatan Manajem en SOP Pengelolaan Anggaran FGD, Rapat Internal Tim

4.2. Dukungan Peningkatan Kompetensi Pengelolaan Anggaran : Perpajakan, BLU, PNBP, dan Royalti

(10)

5. Perolehan Akreditasi, Standardisasi dan Sertifikasi

5.1. Persiapan dan penyusunan Dokumen Akreditasi dan Sertifikasi

FGD, Rapat Internal Tim

5.2. Bantuan Proses Perolehan Akreditasi Bantuan Biaya Proses Perolehan Akreditasi

6. Pengembangan Jaringan dan Akses Informasi

6.1. Pengembangan Website Lembaga Bantuan Biaya Peningkatan Kapasitas dan Mutu Website

6.2. Pengembangan Basis Data dalam memperkuat Layanan Website

FGD, Rapat Internal Tim

6.3. Penataan SOP Pemanfaatan Informasi Lembaga FGD, Rapat Internal Tim

6.4. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi SDM di bidang Pengembangan Akses Informasi

1.1. Penguatan Strategi dan Implementasi Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas SDM dlm Pelaksanaan Riset

FGD, Rapat Internal Tim

1.2. Implementasi Pemanfaatan Roadmap Riset dalam Pengembangan Fokus Unggulan

FGD, Rapat Internal Tim

1.3. Dukungan Pelaksanaan Riset Unggulan Lembaga Dukungan Pengambilan Sampel, Bantuan Referensi – Literatur, Biaya Pengujian Sampel

2. Keberlanjutan Pemanfaatan Produk Riset

2.1. Penguatan Strategi dan Implementasi Perolehan Paten dan Rezim HKI Lainnya

FGD, Rapat Internal Tim

2.2. Penguatan Produk Berbasis Riset Unggulan Bantuan Biaya Proses perolehan standardisasi, sertifikasi produk

2.3. Penguatan Kerangka Kerjasam a yang mendukung Pemanfaatan Produk Riset Lembaga

FGD, Rapat Internal Tim, Rapat Koordinasi dg Institusi Calon Pengguna

3. Penguatan Produktivitas Riset

3.1. Dukungan Perolehan Publikasi Nasional-Internasional Biaya Proses Perolehan Publikasi

3.2. Bantuan Penguatan Sertifikasi Jurnal Ilmiah Bantuan Biaya Sertifikasi Jurnal Ilmiah

3.3. Bantuan Pelaksanaan Riset S3 Dukungan Pengambilan Sampel, Bantuan Referensi – Literatur, Biaya Pengujian Sampel

3.4. Dukungan Perolehan Paten dan HKI lainnya Bantuan Biaya Proses Perolehan Paten dan HKI Lainnya

C. Disseminating Capacity

1. Penguatan Kerangka Diseminasi

1.1. Pengembangan Basis Data Produk Unggulan FGD, Rapat Internal, Pelatihan sesuai kebutuhan pengembangan basis data

1.2. Penguatan Kerjasama Hilirisasi FGD, Workshop Inisiasi kerjasama, Rapat koordinasi dg Pihak

2.1. Penguatan Kerjasama Riset – Non Riset FGD, Workshop Inisiasi kerjasama, Rapat koordinasi dg Pihak Pengguna

2.2. Dukungan Penguatan Jaringan Lembaga (nasional dan Internasional) : Roadmap Industri, Public Expose, Talk Show dan Business Matching

3.1. Penguatan National Recognition : Press Conferense, Media Briefing terkait trending issues

FGD, Workshop Inisiasi kerjasama, Rapat koordinasi dg Pihak Pengguna

3.2. Penguatan National References : menjadi pusat rujukan nasional pada fokus unggulan spesifik

(11)

3.3. Penyusunan Analisis Economic Benefit atas produk unggulan dan Social Impact pada masyarakat

FGD, Rapat koordinasi dg Pihak Pengguna

3.4. Penguatan Integrasi dan Sinergi bagi tumbuhnya Kawasan Sains Teknologi : Assessment, Penyusunan Masterplan dan Rencana Aksi (* khusus utk PPTK, Puslit Karet, dan PPKS yang akan dikembangkan menjadi STP pada tahun 2017)

Persiapan Assesment, FGD, Rapat koordinasi dg Pihak Terkait

C.3. Komposisi Pembiayaan

Guna mendukung pelaksanaan pembinaan-pengembangan Pusat Unggulan Iptek, maka dilakukan pengaturan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Komponen anggaran dalam Insentif PUI 2017 terbagi ke dalam :

a. Komponen dasar (baseline) yang mendukung peningkatan 3 kapasitas lembaga,

b. Komponen anggaran asistensi yang mendukung pembiayaan koordinasi asistensi lembaga ke Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (mencakup pembiayaan perjalanan dinas, honor, dan akomodasi). Basis penghitungan didasarkan atas jarak – letak geografis lembaga.

c. Komponen anggaran Monev yang mendukung pembiayaan kegiatan monitoring dan evaluasi (mencakup pembiayaan perjalanan dinas, honor, dan akomodasi). Basis penghitungan didasarkan atas jarak – letak geografis lembaga.

2) Besaran insentif PUI 2017 didasarkan atas status dan masa pembinaan insentif. Oleh karena itu, dalam simulasi insentif yang dilakukan Tim Pelaksana PUI 2017, disampaikan bahwa terdapat 3 kategori besaran PUI yaitu :

a. Lembaga yang telah ditetapkan sebagai PUI dan Purna Insentif Periode I (3 tahun

sebelumnya) : terdapat 4 lembaga dengan baseline Insentif sebesar Rp. 400 juta

dengan komposisi : Sourcing- Absorptive Capacity (0%) : R&D Capacity (20%) : Disseminating Capacity (80%)

b. Lembaga yang telah ditetapkan sebagai PUI dan masih dalam masa Insentif Periode I : terdapat 15 lembaga dengan baseline Insentif sebesar Rp. 600 juta dengan komposisi : Sourcing- Absorptive Capacity (20%) : R&D Capacity (30%) : Disseminating Capacity (50%)

c. Lembaga yang masih dibina menjadi PUI dan masih dalam masa Insentif Periode I : terdapat 29 lembaga dengan baseline Insentif sebesar Rp. 500 juta dengan komposisi : Sourcing- Absorptive Capacity (20%) : R&D Capacity (30%) : Disseminating Capacity (50%)

3) Adapun untuk besaran insentif keseluruhan yang diterima lembaga akan disampaikan dalam Rapat Kerja sambil secara paralel menunggu proses revisi POK Kegiatan PUI 2017 selesai.

4) Lembaga yang bergabung dalam PUI 2017 dimohon untuk melakukan persiapan : penyusunan komponen kegiatan, penyiapan naskah rencana kerja sebagai bagian dalam langkah persiapan Rapat Kerja PUI 2017 yang akan dilaksanakan pada 8-9 Februari 2017.

D. PANDUAN UMUM APLIKASI WEBSITE PUSAT UNGGULAN IPTEK D.1. Proses Supervisi

Proses supervisi dilakukan agar lembaga dapat menganalisa permasalahan yang dihadapi, dan disampaikan melalui website dengan tujuan sebagai berikut:

1) Catatan supervisi terdokumentasi secara digital

(12)

3) Catatan supervisi bisa diakses kembali kapan saja dan dimana saja

4) Pakar mampu memberikan saran atau usulan tindak lanjut atas permasalahan secara online dan tidak terbatas hanya saat kunjungan.

Proses Supervisi dapat dilakukan melalui menu Supervisi di website PUI

(http://pui.ristekdikti.go.id). Pada proses ini, lembaga menuliskan permasalahan yang dihadapi untuk setiap kriteria pembinaan, yaitu:

1) Sourcing / Absorptive Capacity: Kemampuan lembaga dalam mengakses informasi teknologi, mengefisienkan penggunaan sumber daya yang ada, dan mencegah terjadinya tumpang tindih riset.

2) R&D Capacity: Kemampuan lembaga untuk meningkatkan kapasitas iptek melalui potensi adopsi, adaptasi, dan pengembangan teknologi untuk peningkatan daya saing barang dan/atau jasa melalui optimalisasi input, proses, dan pengelolaan industri.

3) Disseminating Capacity: kemampuan untuk mendiseminasikan hasil-hasil riset yang kemanfaatannya dirasakan oleh pengguna teknologi (masyarakat, industri, pemerintah)

Pakar akan memberikan tindak lanjut atau saran atas permasalahan yang telah disampaikan oleh lembaga melalui website, dan dapat diakses oleh lembaga. Lembaga kemudian dapat memberikan timbal balik atas saran / tindak lanjut yang diberikan dari pakar, dan pakar kemudian dapat memberikan tanggapan atas timbal balik dari lembaga.

D.2. Proses Monitoring dan Evaluasi

(13)

a) Pelaporan

Dalam proses pelaporan capaian kinerja, lembaga diharuskan untuk mengunggah bukti capaian dalam bentuk dokumen dengan format yang telah ditetapkan. Format dokumen bukti bisa dilihat di Panduan Teknis Indikator Kinerja Pusat Unggulan Iptek No. 15/PUI/P-Teknis/Litbang/2016.

Dokumen bukti yang telah diunggah merupakan bukti bagi capaian yang diklaim oleh lembaga, dan akan dikofirmasi oleh pakar dan sekretariat pada saat kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan 2 kali dalam satu tahun. Penghitungan nilai dilakukan secara otomatis melalui website, setelah capaian dikonfirmasi oleh pakar dan sekretariat. Nilai capaian lembaga akan muncul dalam menu dashboard lembaga.

(14)

b) Dashboard

Menu Dashboard merupakan menu untuk menampilkan hasil penilaian lembaga berdasarkan capaian yang telah dikonfirmasi oleh pakar dan sekretariat pada saat kegiatan monev. Nilai yang ditunjukkan pada dashboard menunjukkan capaian dari 3 sisi penguatan kelembagaan, serta menunjukkan perkembangan capaian dari lembaga setiap tahunnya.

D.3. Administrasi Pencairan

Sebagai sarana untuk memudahkan lembaga dalam melakukan tahapan pencairan insentif, di dalam website PUI telah disediakan menu untuk mengunduh dokumen persyaratan pencairan serta informasi mengenai persyaratan pencairan. Dengan adanya menu ini, diharapkan lembaga bisa mempersiapkan dokumen persyaratan pencairan insentif lebih baik, yang nantinya akan diserahkan ke Sekretariat PUI pada saat pelaksanaan supervisi dan/atau monev.

(15)

D.4. Pelaporan Dokumen

Sebagai lembaga yang tergabung dalam Pusat Unggulan Iptek, lembaga diharapkan memiliki roadmap riset serta visi kelembagaan yang baik dan terdokumentasikan dalam bentuk dokumen Masterplan. Masterplan atau rencana jangka panjang ini kemudian diterjemahkan dalam bentuk dokumen Rencana Kerja, yang merupakan rencana tahunan lembaga, serta merupakan penjabaran dari Masterplan. Lembaga juga diharapkan untuk memiliki mekanisme pelaporan tahunan yang berbentuk Laporan Kemajuan dan Laporan Akhir.

Semua dokumen ini, berfungsi untuk memudahkan lembaga untuk me-manage kinerja

(16)

Menu Laporan/Dokumen Lembaga yang ada dalam website PUI ini, merupakan sarana untuk memudahkan lembaga dan juga Sekretariat PUI untuk mendapatkan dokumentasi mengenai dokumen Masterplan, Rencana Kerja, serta Laporan Kemajuan/Akhir lembaga. Laporan Kemajuan/Akhir juga merupakan salah satu syarat dari pencairan insentif.

E. PENUTUP

Panduan Teknis Penyusunan Proposal Rencana Kerja Pengembangan Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017 ini merupakan dokumen yang diharapkan dapat dijadikan pegangan dalam penyusunan naskah proposal. Dan tentunya ruang untuk pembahasan detailing naskah proposal tetap terbuka untuk kesempurnaan dan kesepahaman dalam penyusunan sebuah rencana kerja yang komprehensif.

LAMPIRAN :

Referensi

Dokumen terkait

NO NO PESERTA NAMA BIDANG STUDI KELAS INSTANSI KAB/KOTA LOKASI/RUANG SESI MENGULANG 149 13230402710197 NUR AISYAH SD SD 42 SDN LABUHAN JAMBU Kab. Sumbawa E 2 FKIP UNRAM

Kelengkapan Dokumen yang harus Saudara bawa pada saat acara dimaksud terdiri atas: - asli Dokumen Pengadaan sebagaimana yang telah diunggah pada LPSE Kota Medan; - asli

Bagi Mahasiswa yang ditolak judul dan yang belum masuk agar segera berkonsultasi dengan pembimbing yang sudah ditunujuk dan.

dengan tingkat pengaruh yaitu ada pengaruh tetapi cukup berarti, mutasi pegawai pada Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kholilurrohman (2011) tentang penerapan pembelajaran berdasarkan teori APOS (Action, Process, Object,

PO Kuala Teknik dalam melakukan kegiatan pengecekan stok penjualan alat-alat elektronik yang tersedia masih menggunakan sistem manual .Sistem manual yang masih diterapkan pada PO

• jika tidak memenuhi aspek-aspek CDOB dan peraturan perundang-undangan terkait yang menyebabkan kerusakan mutu obat dan/atau bahan obat atau diversi distribusi dari/ke.

Kemudian hubungan antara first order latent motivasi eksternal dengan second oder latent motivasi wisatawan dikatakan signifikan dengan besar pengaruh formatif