• Tidak ada hasil yang ditemukan

PBKL di SMA (Juli 2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PBKL di SMA (Juli 2012)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

(2)

HUKUM

OPERASIONAL

TEORI

EMPIRIS

LANDASAN

(3)

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah

PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

PP 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kab/Kota

PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006

Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas

Nomor 24 Tahun 2006

Permendiknas nomor 12,13,16,Tahun 2007 tentang Standar Pendidik

dan Tenaga Kependidikan

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

Pendidikan

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana

Prasarana

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu

LANDASAN HUKUM

(4)

 SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat

memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal (Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 BAB III pasal 14 ayat 1).

Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan

yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan keunggulan kompetitif

dan/atau komparatif daerah (Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 pasal 34).

 Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan dan/atau

memfasilitasi perintisan program dan/atau satuan pendidikan yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional

Pendidikan untuk dikembangkan menjadi program dan/atau satuan pendidikan bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal (Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 pasal 35 ayat 2).

LANDASAN OPERASIONAL

(5)

Senge, 2000:

Setiap orang akan terus belajar melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik

diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi problema dalam kehidupan sesungguhnya

David P. Ausubel (Ausubel, 1978) dan Jerome S. Bruner (Bruner, 1977),

Proses pembelajaran dalam pendidikan akan menjadi lebih menarik, memberi kegairahan pada semangat belajar peserta didik, jika peserta didik melihat kegunaan, manfaat, makna dari pembelajaran

guna menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang dihadapinya saat ini bahkan di masa depan

Bettencourt (dalam Suparno, 1997)

Realitas yang ada di sekeliling peserta didik sehari-hari, misalnya yang berupa potensi daerah yang menjadi keunggulan lokal, akan

membantu mempercepat peserta didik untuk mengkonstruksi pemikirannya menjadi suatu pengetahuan yang bermakna bagi

(6)

KEGIATAN

KEGIATAN

HASIL

HASIL

KETERANGAN

KETERANGAN

Program BBE-Life Skill

yang digulirkan oleh

Pemerintah pada tahun

2002 sampai dengan 2004

Kurang

optimal

Esensi program Life Skill

belum

terimplementasikan

secara komprehensif

Program SMA Berbasis

Keunggulan Lokal

Kelautan (BKLK) tahun

2005

Kurang

optimal

Esensi program KLK

belum terimplementasi

secara komprehensif

Pelaksanaan KTSP sejak

tahun 2007

Baik

Mampu mengakomodasi

PBKL

Program SMA Rintisan

PBKL sejak tahun 2007

Baik

Mampu memacu sekolah

untuk memenuhi SNP

LANDASAN EMPIRIS

(7)
(8)

UURI NO 20 TAHUN 2003

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara”

UNESCO (1999)

LEARNING TO KNOW, LEARNING TO DO, LEARNING TO BE, LEARNING TO LIVE TOGETHER

LAMPIRAN PERMENDIKNAS NO.22 TAHUN

2006 TENTANG STANDAR ISI

Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan 5 pilar belajar, yaitu: 1.Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME

2.Belajar untuk memahami dan menghayati

3.Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif 4.Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

5.Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

PENDIDIKAN

(9)

(Morris. Et el. 1962tentang113)

1. Sekolah memberi peluang untuk pengembangan dirinya serta mobilitas sosial

2. Sekolah mengembangkan kompetensi individu sebagai pekerja, masyarakat serta orang tua

3. Sekolah memberikan kontribusi untuk perkembangan ekonomi masyarakat 4. Sekolah membantu memecahkan masalah sosial

(Caldel dan Spinks (1992)

Otoritas sekolah dalam MBS

1. Pengetahuan (Knowledge) ; otoritas keputusan yang berkaitan dengan kurikulum,

tujuan dan sasaran pendidikan.

2. Teknologi (Technology) ; otoritas mengenai pemanfattan sarana dan prasarana

pembelajaran.

3. Kekuasaan (Power) ; otoritas dalam membuat keputusan.

4. Material (Material) ; kewenangan mengenai penggunaan fasilitas, pengadaan dan

peralatan alat-alat sekolah.

5. Manusia (People) ; otoritas atas keputusan mengenai sumber daya manusia, pengembangan profesionalisme dan dukungan terhadap proses

pembelajaran.

6. Waktu (Time) ; otoritas mengalokasikan waktu.

FUNGSI SEKOLAH

(10)

Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan berkeunggulan komparatif.

SDA, SDM, BUDAYA, GEOGRAFIS, DAN HISTORIS

Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, hasil bumi, kreasi seni, tradisi, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah. (Dedidwitagama, 2007)

Keunggulan lokal merupakan bagian dari sumber daya lokal/daerah tertentu dan sumber daya memiliki kriteria mengandung nilai pengetahuan, teknologi dan keterampilan (skill) dalam memanfaatkannya dan dipandang memiliki nilai ekonomi, bermanfaat bagi kehidupan manusia, aset (sumber persediaan), kemampuan untuk memenuhi dan menangani sesuatu dan sarana yang dihasilkan oleh kemampuan atau pemikiran seseorang (Fauzi, 2006).

KEUNGGULAN LOKAL

(11)

PBKL di SMA adalah pendidikan/program

pembelajaran yang diselenggarakan pada SMA sesuai

dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan

berbagai sumber daya alam, sumber daya

manusia, geografis, budaya, historis dan

potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam

proses pengembangan kompetensi sesuai dengan

potensi, bakat dan minat peserta didik

(12)

ASPEK POTENSI

KEUNGGULAN

LOKAL

ASPEK POTENSI

KEUNGGULAN

LOKAL

SUMBER DAYA

ALAM

SUMBER DAYA

ALAM

SUMBER DAYA

MANUSIA

SUMBER DAYA

MANUSIA

GEOGRAFIS

GEOGRAFIS

BUDAYA

BUDAYA

HISTORIS

HISTORIS

LIMA ASPEK POTENSI

KEUNGGULAN LOKAL

(13)

Sumber daya alam adalah segala

sesuatu yang tersedia di alam dan dimanfaatkan

untuk kebutuhan manusia.

SDA yg dapat diperbaharui air, tanah, hutan, hewan dan tumbuhan.

AIR sebagai

sarana transportasi , sarana wisata/rekreasi, sarana irigasi/pengairan, PLTA

Air di daratan juga dapat membentuk cekungan berupa danau /bendungan, laut

TANAH

Tanah banyak dimanfaatkan untuk pertanian. Pertanian meliputi tanaman untuk makanan pokok

(seperti padi, jagung dan sagu), palawija terdiri atas ubi-ubian dan kacang-kacangan; dan holtikultura yang meliputi berbagai jenis sayuran

dan buah-buahan.

SDA yang tidak dapat diperbaharui

HEWAN terdiri atas

hewan liar dan hewan piaraan.

sumber daya alam yang apabila

digunakan secara terus-menerus akan habis. Sumber daya alam yang tidak

dapat diperbaharui berasal dari barang tambang (minyak bumi dan batu bara) dan

bahan galian (emas, perak, timah, besi, nikel dan lain-lain).

(14)

Sumber daya manusia (SDM)

didefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan

dan dikembangkan untuk menjadi makhluk sosial yang adaptif dan transformatif dan mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya

secara seimbang dan berkesinambungan

Pengertian adaptif artinya mampu

menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perubahan IPTEK dan perubahan sosial

budaya.

Pengertian transformatif artinya mampu memahami, menerjemahkan dan mengembangkan seluruh pengalaman

dari kontak sosialnya dan kontaknya dengan fenomena alam, bagi kemaslahatan dirinya di masa depan

sehingga yang bersangkutan merupakan makhluk sosial yang berkembang berkesinambungan.

SUMBER DAYA MANUSIA

(15)

Potensi Geografi adalah potensi yang berhubungan dengan lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia

di atas permukaan bumi

pendekatan keruangan (spatial approach)

pendekatan lingkungan (ecological approach)

pendekatan kompleks wilayah (integrated approach)

(16)

Budaya adalah segala kegiatan orang atau masyarakat yang melampaui dirinya dan melakukan pembaharuan-pembaharuan

terus. Diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia

(Kuncoroningrat).

Ciri khas budaya masing-masing daerah berbeda dengan daerah lain

Sikap menghargai kebudayaan daerah sehingga menjadi

keunggulan lokal

BUDAYA

(17)

Potensi yang berhubungan dengan riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan

(terutama untuk raja-raja yang memerintah).

bentuk peninggalan benda-benda purbakala

(WISATA)

Tradisi yang masih dilestarikan (WISATA)

(18)

PENGETAHUAN

PERSUASI

KEPUTUSAN

IMPLEMENTASI

KONFIRMASI

Menggali dan mencari semua informasi dan pengetahuan mengenai PBKL. Sehingga memiliki pengetahuan yang cukup mengenai PBKL secara utuh sebelum melaksanakannya.

menyampaikan informasi dan pengetahuan

kepada warga sekolah yang lain, menyampaikan tujuan dan manfaat dari program PBKL.

menetapkan keputusan untuk mengimplementasikan PBKL

pelaksanaan PBKL di sekolah

tahapan seluruh warga sekolah selalu mencari informasi dan perkembangan mutakhir

(19)

Inventarisasi

Aspek Potensi

Keunggulan

Lokal

Hasil Inventarisasi Potensi Keunggulan Lokal berdasar pengelompokan yang

saling terkait yang sesuia dengan kesiapan

sekolah dan kesiapan dukungan eksternal Observasi, wawancara, literatur

TEMA

KEUNGG

ULAN

LOKAL

Analisis Kondisi

Internal Sekolah

Dik Tendik–

Peserta Didik–

Sarpras –

Pembiayaan –

Program Sekolah

Analisis

Dukungan

Lingkungan

Eksternal

Sekolah

Komite Sekolah –

Dewan pend

Disdik/instansi

(20)

Lanjutan …

Jenis

Keunggulan

Lokal Alternatif

1

TEMA

KEUNGG

ULAN

LOKAL

Jenis

Keunggulan

Lokal Alternatif

2

Jenis

Keunggulan

Lokal Alternatif

3

Penetapan

Jenis

Keunggula

n

Lokal

Pemetaan

Kompeten

(21)

Tahap Inventarisasi Keunggulan Lokal

Pada tahap ini tim PBKL menginventarisasi seluruh keunggulan

lokal yang ada di daerah, meliputi keunggulan lokal aspek

Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Geografis, Sejarah

dan Budaya, melalui observasi, wawancara, dan studi literatur.

Tahap Analisis

(22)

Contoh hasil Inventarisasi keunggulan lokal yang ada di Yogyakarta

berdasarkan lima potensi yang dimiliki

No. Aspek Hasil Inventarisasi Keunggulan lokal

A. Sumber Daya

Alam 1. Yogyakarta memiliki sumber daya alam berupa bahan pangan lokal yang dapat dikembangkan sebagai salah satu bahan baku masakan.

2. Dst. B. Sumber Daya

Manusia 1. Sebagian masyarakat Yogyakarta memiliki keterampilan untuk pengembangan tradisi khususnya masakan khas tradisional 2. Dst.

C. Geografis 1. Yogyakarta sebagai salah satu daerah dengan potensi alam yang cukup banyak memiliki keanekaragaman bahan pangan yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang dapat dikembangkan menjadi ciri khas Yogyakarta. dapat mengembangkan bahan pangan lokal menjadi buah tangan khas Yogyakarta

2. Dst.

D. Historis 1. Selain situs sejarah dan budaya yang dimilik, Kota Yogyakarta

memiliki pesona wisata yang tak kalah dengan kota lain. Obyek wisata yang bisa dikunjungi di antaranya kompleks Candi

Prambanan, Kraton Yogyakarta dan Benteng Ven Der Burg.

2. Dst.

E. Budaya 1. Beragam kesenian khas Yogyakarta dan kebudayaannya, antara lain; upacara sekaten, ketoprak, sendratari ramayana, seni wayang orang, jathilan, upacara siraman pusaka, dan makanan tradisi.

(23)

Tahap Penentuan Tema Keunggulan Lokal

Setelah setiap keunggulan lokal dikelompokkan maka berlanjut

pada tahap menentukan tema yang akan diangkat dalam

implementasi PBKL. Tema ini bersifat sebagai sebuah ide pokok

dari keunggulan lokal yang akan diusung dan lebih bersifat

sebagai sebuah label

Tahap Penentuan Jenis Keunggulan Lokal

Jenis Keunggulan Lokal adalah kompetensi yang akan diberikan

pada peserta didik sebagai ciri khas dari sekolah tersebut.

Kompetensi ini akan memperkaya SKL yang telah ada.

(24)

Tahap Inventarisasi Kompetensi

Yang paling penting dalam implementasi PBKL di sekolah

adalah menginventarisasi kompetensi yang harus dimiliki oleh

peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan

dalam Jenis Keunggulan Lokal.

Kegiatan ini diharapkan dapat melibatkan sebanyak mungkin

tenaga pendidik atau para ahli di bidang tema PBKL yang

dipilih. Diharapkan kompetensi-kompetensi ini dapat

memperkaya kompetensi yang ada di Standar Isi.

Tahap Penjabaran Kompetensi

Pada tahap ini kompetensi yang ada dipetakan dalam tiga

elemen kompetensi yaitu:

Knowledge

(Pengetahuan),

Skill

(25)

Contoh penentuan dan pemetaan kompetensi PBKL

No. Uraian Kompetensi

Jenis Kompetensi

K P A

1. Sumber Daya Alam

a. Mengembangkan bahan pangan lokal yang dapat dikembangkan sebagai salah satu bahan baku masakan. b. Mengembangkan bumbu masakan khas di wilayah

Yogyakata, beserta fungsi dan manfaatnya.

V V

V

2. Sumber Daya Manusia

a.Dapat melakukan inovasi terhadap hal-hal yang sudah ada untuk menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan/akulturasi sosial budaya yang berkembang dengan pesat.

b.Dapat menjaga identitas sosial budaya aslinya dan mampu menampilkan hal-hal yang menarik dan mampu memikat orang lain untuk mengunjungi, mengenal maupun mempelajarinya.

c.Sifat masyarakat yang dapat melakukan inovasi dan mengembangkan potensi alam sehingga dapat meningkatkan nilai guna dan nilai jual.

V

V

V

V

(26)

3. Geografis

a.Yogyakarta sebagai salah satu daerah dengan potensi alam yang cukup banyak memiliki keanekaragaman bahan pangan sehingga peserta didik dapat mengolah menjadi berbagai macam produk yang dapat dikembangkan menjadi ciri khas Yogyakarta.

b.Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia, sehingga peserta didik dapat mengembangkan bahan pangan lokal menjadi buah tangan khas Yogyakarta.

V

V

V

V

4. Historis

a.Dapat melestarikan beragam hidangan rakyat yang berkembang sejak zaman Kasultanan antara lain: wedang secang, kipo dll.

b.Dapat melestarikan hidangan kraton antara lain: roti jok, bistik jawa, dan lain sebagainya.

V

V

V

V

5. Budaya

a.Dapat melestarikan beragam upacara adat di Yogyakarta dan hidangan sesaji yang digunakan antara lain: tradisi kupatan jolo sutro, sedekah laut, upacara pernikahan, peringatan kematian, dll. b.Masyarakat Yogyakarta merupakan masyarakat multi etnis, sehingga dapat hidup secara berdampingan bermasyarakat dan saling membaur kebudayaan yang dimiliki.

V

V

V

Lanjutan …

No. Uraian Kompetensi

Jenis Kompetensi

(27)

Mengakomodir PBKL dalam dokumen KTSP

1. Perumusan kembali visi sekolah, contoh :

Visi Semula

Tema PBKL yang akan

Dilaksanakan

Rumusan Visi Terbaru

Terwujudnya

Sekolah yang

unggul serta

memiliki

intelektualitas,

integritas, santun

berwawasan

kebangsaan dan

bercakrawala

Pariwisata

Terwujudnya Sekolah

yang unggul serta

memiliki

intelektualitas,

integritas, santun

berwawasan

kebangsaan,

(28)

2. Perumusan kembali misi sekolah, contoh :

Misi Semula

Tema PBKL yang akan

Dilaksanakan

Rumusan Misi Terbaru

a. Menerapkan sistem layanan pendidikan yang bermutu berpedoman pada 8 Standar Nasional Pendidikan

b. Mengembangkan

kemampuan akademik

bercakrawala global dengan penerapan dan

pengembangan kurikulum lokal, nasional maupun internasional

c. Mengembangkan potensi dan kreatifitas peserta didik secara optimal yang berakar pada nilai-nilai agama dan budaya nasional Indonesia sesuai dengan tuntutan globalisasi

Pariwisata

a. Menerapkan sistem

layanan pendidikan yang bermutu berpedoman pada 8 Standar Nasional Pendidikan

b. Mengembangkan

kemampuan akademik bercakrawala global dengan penerapan dan pengembangan

kurikulum lokal, nasional maupun internasional c. Mengembangkan

potensi dan kreatifitas peserta didik secara optimal yang berakar pada nilai-nilai agama, budaya daerah dan budaya nasional

(29)

3. Perumusan kembali tujuan sekolah, contoh :

Tujuan Sekolah Yang sudah ada

PBKL yang dikembangka

n

Tujuan Sekolah setelah di Revisi

a. Membentuk peserta didik yang memiliki keimanan dan

ketaqwaan, akhlak

mulia, budi pekerti luhur berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya bangsa

b. Mengoptimalkan potensi dan kreatifitas peserta didik untuk mencapai berbagai keunggulan dan mampu bersaing ditingkat lokal, nasional dan internasional

Pariwisata

a. Membentuk peserta didik yang memiliki keimanan dan ketaqwaan, akhlak mulia, budi pekerti luhur berdasarkan nilai-nilai agama, budaya daerah, dan budaya bangsa

b. Mengoptimalkan potensi dan kreatifitas peserta didik untuk mencapai

berbagai keunggulan dan mampu bersaing

ditingkat lokal, nasional dan internasional

(30)

Tahap Strategi Implementasi

Kompetensi Knowledge (Pengetahuan) strateginya adalah dengan cara

mengintegrasikan pada mata pelajataran yang relevan atau melalui

Muatan Lokal.

Kompetensi Skill (Keterampilan) strateginya adalah dengan menetapkan pada Mata Pelajaran Keterampilan.

Kompetensi Attitude (Sikap) dapat dilakukan melalui Pengembangan Diri, Mata Pelajaran PKn, Mata Pelajaran Agama atau Budaya

Sekolah.

(31)

1. Untuk kompetensi yang dominan pada ranah psikomotor

(Keterampilan), maka strateginya adalah melalui Mata Pelajaran

Keterampilan. Penentuan strategi juga didasarkan pada cakupan

dan kedalaman materi yang harus diselesaikan, apabila

penyelesainnya membutuhkan waktu selama 3 tahun maka

penyelenggaraannya melalui mata pelajaran keterampilan. Jika

penyelesainnya membutuhkan waktu kurang dari 3 tahun maka

penyelenggaraannya melalui muatan lokal.

2. Untuk kompetensi yang dominan pada ranah kognitif

(pengetahuan) dan afektif (Sikap), maka strateginya adalah

dengan cara mengintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan

atau melalui muatan lokal.

3. Untuk kompetensi keunggulan lokal yang materinya tidak sesuai

menjadi bagian dari mata pelajaran dan atau terlalu banyak maka

dilaksanakan melalui muatan lokal.

(32)

Penyelenggaraan PBKL terintegrasi pada mata pelajaran yang

relevan adalah mengintegrasikan kompetensi PBKL kedalam

SK-KD atau indikator pencapaian mata pelajaran yang relevan dengan

kompetensi PBKL hasil analisis.

Misalnya tema keunggulan lokal hasil analisis lima komponen

potensi eksternal menunjukan bahwa potensi SDA memiliki

keunggulan kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan sumber

daya lainnya, sehingga menghasilkan satu tema PBKL yang cocok.

Dari tema tersebut kemudian ditentukan kompetensi-kompetensi

PBKL yang harus dikuasai oleh peserta didik.

(33)

Penyelenggaraan PBKL terintegrasi pada mata pelajaran yang

relevan adalah mengintegrasikan kompetensi PBKL kedalam

SK-KD atau indikator pencapaian mata pelajaran yang relevan

dengan kompetensi PBKL hasil analisis.

Untuk pelaksanaan PBKL melalui Integrasi Pada Mata

Pelajaran tidak memerlukan waktu tersendiri dan tidak

mengubah struktur kurikulum, sehingga PBKL ini bukan mata

pelajaran tersendiri, melainkan bagian dari mata pelajaran yang

sudah ada dengan menggunakan SK/KD yang ada, atau

menyisipkan/menambahkan SK/KD Keunggulan Lokal yang

dikembangkan

Semua guru mata pelajaran melakukan pemetaan SK-KD yang

ada pada Standar Isi dengan SK-KD PBKL. Dengan pemetaan

tersebut akan diketahui mata pelajaran mana yang relevan

dengan kompetensi PBKL.

(34)

Pengintegrasian kompetensi PBKL pada mata pelajaran yang

relevan dapat dilakukan melalui cara – cara sebagai berikut;

1.Penambahan SK/KD yang diperoleh pada mata pelajaran yang

relevan, apabila SK/KD pada mata pelajaran tersebut tidak memuat

kompetensi PBKL yang ditentukan.

2.Pengayaan substansi SK/KD mata pelajaran yang relevan,

apabila SK/KD mata pelajaran tersebut dapat memuat kompetensi

PBKL yang ditentukan.

3.Penambahan indikator atau pengayaan substansi indikator pada

mata pelajaran yang relevan, sehingga kompetensi PBKL yang

ditentukan dapat merupakan indikator dari mata pelajaran tersebut.

(35)

Contoh pengintegrasian kompetensi PBKL pada

mata pelajaran yang relevan

No

Kompetensi

Mata Pelajaran

No.

SK/KD

JENIS

INTEGRA

SI

1

2

3

1

Geografi

1.6

V

2

Biologi

3.2

V

3

Sejarah

1.1

V

4

Kimia

4.4

V

5

Seni Musik

3.1

V

(36)

Pengintegrasian kompetensi PBKL pada mata

pelajaran yang relevan dapat dilakukan melalui 3

cara yaitu:

a.Penambahan SK/KD yang diperoleh pada mata

pelajaran yang relevan.

b.Pengayaan substansi SK/KD mata pelajaran yang

relevan.

c.Penambahan indikator atau pengayaan substansi

indikator pada mata pelajaran yang relevan.

CON

TOH

(37)

1. Mengacu pada tujuan dan lingkup mata pelajaran keterampilan yang

terdapat pada Standar Isi, meliputi aspek keterampilan kerajinan,

pemanfaatan teknologi rekayasa, teknologi budidaya, teknologi

pengolahan, dan kewirausahaan.

2. Mengembangkan SK/KD yang sudah ada pada standar isi tersebut,

apabila SK/KD yang sudah ada tidak sesuai dengan kompetensi PBKL

yang dikembangkan, maka harus disusun dan dikembangkan SK/KD baru

secara mandiri.

3. Mapel keterampilan yang diberikan secara berkelanjutan dari kelas X

sampai kelas XII.

4. Mengembangkan SKL, apabila SKL yang sudah ada tidak sesuai dengan

kompetensi PBKL yang dikembangkan, maka harus disusun dan

dikembangkan SKL baru secara mandiri..

(38)

1. Muatan lokal diartikan sebagai program pendidikan yang isi dan

media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam,

lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan

pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada peserta didik.

2. Sedangkan keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan

ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya,

teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain.

3. Pelaksanaan PBKL melalui muatan lokal merupakan mata pelajaran

yang tidak harus berkelanjutan, sehingga dapat dilaksanakan pada

tingkat kelas atau semester tertentu sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan SK/KD yang akan dikembangkan perlu disusun secara

mandiri, karena SK/KD nya belum terdapat pada Standar Isi.

(39)

• Manajemen Sekolah yang efektif dan efisien meliputi manajemen kurikulum dan pembelajaran, manajemen kesiswaan, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen bimbingan konseling, manajemen hubungan masyarakat, manajemen sarana prasarana.

• Upaya yang gigih dari seluruh warga sekolah.

• Kemampuan berorientasi kepala sekolah, guru dan karyawan. • Tema PBKL yang betul-betul dirasakan manfaatnya oleh peserta

didik.

• Pembinaan yang berkelanjutan dari Dinas Kabupaten, Dinas Provinsi dan Direktorat Pembinaan SMA.

• Kerjasama dengan pihak eksternal sekolah. • Kredibilitas dan kewibawaan.

(40)
(41)

Peserta didik

:

1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan

alam, sosial, dan budaya daerah tempat mereka berada.

2. Memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan mengenai

lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya,

masyarakat, dan negara.

3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan

nilai-nilai/ aturan yang berlaku di daerah, serta melestarikan

dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah

dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

4. Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan

pemerintah daerah.

(42)

Bagi Peserta Didik

• Memberikan rasa percaya diri, karena peserta

didik akan memiliki kompetensi yang spesifik

dan berbeda dengan kompetensi peserta didik

dari sekolah lain.

• Memberikan pengetahuan yang mendalam akan

lingkungan sekitar sehingga memiliki

keterampilan memecahkan masalah yang ada

di sekitar lingkungan.

• Memahami nilai-nilai budaya daerah sehingga

akan membentuk karakter yang baik pada

(43)

Bagi Sekolah:

• Terciptanya kebersamaan pada warga sekolah karena

memiliki komitmen yang sama untuk mengusung

“Tema PBKL”.

• Terbentuknya iklim dan budaya sekolah yang

kondusif.

• Terwujudnya suasana belajar mengajar yang

kondusif.

• Memiliki nilai jual kepada masyarakat

Bagi Pemerintah:

• Meningkatkan kecintaan terhadap daerah yang

akan sekaligus berdampak mengurangi arus

urbanisasi.

• Mengurangi angka pengangguran, karena lulusan

dari sekolah yang mengimplentasikan PBKL akan

memiliki jiwa kewirausahaan/

enterpreneurship

(44)

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

MENENGAH

Referensi

Dokumen terkait

Wilayah laut yang sangat strategis juga menjadi salah satu alasan mereka untuk menjadi seorang perompak. Pulau-pulau kecil yang tersebar untuk tempat persembunyian

Bab ini akan membahas mengenai permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam talent management system dan konsep strategi ke depannya, sesuai dengan hasil penelitian yang

Selain makam Laksamana Koja Hasan terdapat pula makam lainnya yaitu makam istri dari Laksamana Koja Hasan yang bernama Tun Sirah binti Hang Tuah nisan yang

Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam membaca permulaan yang terdapat dalam kurikulum Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar sesuai standar

Metode yang akan digunakan kali ini adalah metode Use Case Points atau yang biasa disingkat UCP Use Case Points memiliki kecendrungan dimana subjektifitas akan menjadi

Aplikasi berbasis web ini juga dapat menjadi solusi pada dalam hal : pencarian informasi yang berkaitan dengan kegiatan implementasi proyek, Sistem yang dibangun

Tiada kata yang paling pantas saya ucapkan, selain puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas terselenggaranya Jambore Nasional Komunikasi (JNK) II - 2018 oleh Asosiasi