66 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Paradigma Penelitian
67
keterampilan proses sains. Bagan dari paradigma yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Paradigma dalam Penelitian dan Pengembangan MPKD-BBB
B.Desain Penelitian
68
awal. Design adalah kegiatan merancang produk awal. Develop adalah kegiatan memvalidasi dan mengembangkan produk sehingga dihasilkan produk yang teruji (valid dan reliabel) yang siap diimplementasikan. Disseminate adalah kegiatan menyebarluaskan dan mengimplementasikan produk tanpa kehadiran peneliti. Pada penelitian ini, kegiatan yang dilakukan hanya sampai pada tahap develop, meliputi validasi pakar, uji coba terbatas, dan uji coba utama. Desain penelitian selengkapnya disajikan pada Gambar 3.2.
C.Prosedur Pengembangan MPKD-BBB
1. Analisis Kebutuhan (Define)
69
Gambar 3.2 Tahapan dalam Analisis Kebutuhan (Define) dan Hubungannya dengan Penyusunan Buram MPKD-BBB (Design) yang Dilanjutkan dengan Validasi Ahli, Uji Coba Terbatas, dan Uji Coba Utama Praktikum. Kimia Dasar dan Asesmen Keterampilan Berdasarkan Uji Coba Terbatas
MPKD-BBB Hasil Revisi Berdasarkan Uji Coba Utama
Validasi Ahli Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) Tes Keterampilan Berpikir Kritis Pedoman Observasi
Studi Literatur Studi Lapangan
70 a. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mengkaji silabus mata kuliah Kimia Dasar, teori dan hasil penelitian terkait, keterampilan proses sains, dan keterampilan berpikir kritis, sebagai dasar untuk merancang produk awal (buram) MPKD-BBB (Gambar 3.2). Kegiatan yang dilakukan pada studi literatur ini adalah sebagai berikut.
1) Menganalisis silabus mata kuliah Kimia Dasar untuk menghasilkan konsep-konsep esensial.
2) Menganalisis konsep-konsep esensial sehingga diperoleh daftar analisis konsep.
3) Menganalisis teori-teori dan temuan-temuan penelitian yang berkaitan dengan model-model praktikum, khususnya model praktikum inkuiri.
4) Menganalisis keterampilan proses sains untuk menghasilkan indikator keterampilan proses sains.
5) Menganalisis keterampilan berpikir kritis untuk menghasilkan indikator keterampilan berpikir kritis.
6) Menyusun pertanyaan-pertanyaan konseptual berdasarkan daftar analisis konsep dan fenomena budaya Bali. Pertanyaan konseptual ini dituangkan dalam MPKD-BBB.
71
8) Menyusun tes keterampilan berpikir kritis berbasis konten kimia menggunakan acuan indikator-indikator keterampilan berpikir kritis Ennis (1985) yang berhasil dirumuskan sebelumnya.
b. Studi lapangan
72
tentang daya dukung lembaga dan dosen sehingga model praktikum yang dikembangkan didukung oleh kondisi yang ada dan layak diterapkan.
2. Perancangan Buram MPKD-BBB (Design)
Hasil-hasil yang diperoleh pada studi literatur dan studi lapangan digunakan sebagai bahan untuk merancang buram MPKD-BBB (Gambar 3.2). Buram MPKD-BBB yang dirancang harus memperhatikan kelayakan agar dapat diimplementasikan di lapangan, seperti tersedianya fasilitas pendukung (alat-alat, bahan-bahan, dan buku-buku kimia) dan sumber daya manusia (dosen) berkualitas yang mengimplementasikan model praktikum tersebut.
3. Pengembangan MPKD-BBB (Develop)
a. Validasi ahli
Buram MPKD-BBB yang sudah dirancang, selanjutnya, divalidasi oleh tiga ahli; satu ahli memiliki keahlian dalam bidang konten kimia, dua ahli memiliki keahlian dalam bidang pembelajaran dan asesmen. Validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui keterbacaan MPKD-BBB. Masukan-masukan yang diberikan para ahli digunakan untuk menyempurnakan buram MPKD-BBB (Gambar 3.2).
b. Uji coba terbatas dan revisi produk
73
1) Peneliti mempersiapkan pelaksanaan uji coba terbatas.
a) Memilih dan menetapkan satu kelas pada salah satu jurusan di institusi pendidikan di Bali sebagai tempat uji coba terbatas.
b) Memperkenalkan MPKD-BBB kepada dosen-dosen Kimia Dasar dan mendiskusikannya agar mereka dapat mengimplementasikan model yang sedang dikembangkan dengan baik.
c) Menyiapkan fasilitas pelaksanaan uji coba terbatas.
2) Dosen melaksanakan pretes (tes awal). Tes yang digunakan pada tes awal adalah tes keterampilan berpikir kritis berbasis konten kimia.
3) Dosen mengelola praktikum dengan menerapkan MPKD-BBB.
4) Peneliti melakukan observasi terhadap implementasi MPKD-BBB untuk mengetahui keterlaksanaan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan MPKD-BBB.
5) Dosen melaksanakan postes (tes akhir). Tes yang digunakan pada tes akhir sama dengan tes yang digunakan pada tes awal.
6) Dosen mengedarkan angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap MPKD-BBB yang diterapkan.
7) Peneliti mewawancarai dosen untuk mengetahui tanggapannya terhadap MPKD-BBB.
74 c. Uji coba utama dan revisi produk
MPKD-BBB yang telah disempurnakan berdasarkan hasil uji coba terbatas, selanjutnya, dilakukan uji coba utama (Gambar 3.2). Uji utama ini dilaksanakan pada salah satu jurusan di institusi pendidikan di Bali, menggunakan dua kelas paralel (satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol). Pada kelompok eksperimen diterapkan MPKD-BBB, sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan praktikum reguler yang biasa digunakan oleh dosen-dosen Kimia Dasar. Jumlah mahasiswa pada kelompok eksperimen sebanyak 28 orang dan kelompok kontrol sebanyak 26 orang. Uji coba utama ini menggunakan rancangan eksperimen kuasi, yaitu nonequivalent control group design:
Kelompok Eksperimen (KE) : O X1 O’ Kelompok Kontrol (KK) : O X2 O’
(diadaptasi dari Creswell, 2008).
Keterangan : O = skor tes awal O’ = skor tes akhir X1 = MPKD-BBB X2 = praktikum reguler
Detail kegiatan yang dilakukan pada uji coba utama dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Peneliti mempersiapkan pelaksanaan uji coba utama.
a) Memilih dan menetapkan dua kelas paralel pada salah satu jurusan di institusi pendidikan di Bali.
75
c) Menyiapkan fasilitas pelaksanaan uji coba utama.
2) Dosen melaksanakan tes awal pada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol). Tes yang digunakan pada tes awal adalah tes keterampilan berpikir kritis berbasis konten kimia.
3) Dosen mengelola praktikum pada kelompok eksperimen dengan menerapkan MPKD-BBB, sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan praktikum reguler. Kelompok eksperimen dan kontrol diajar oleh dosen yang berbeda. 4) Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan praktikum pada kelompok
eksperimen untuk mengetahui keunggulan dan hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan MPKD-BBB.
5) Dosen melaksanakan tes akhir baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Tes yang digunakan pada tes akhir sama dengan tes yang digunakan pada tes awal.
6) Dosen mengedarkan angket kepada mahasiswa untuk mengetahui tanggapannya terhadap MPKD-BBB yang diikuti.
7) Peneliti mewawancarai dosen yang mengimplementasikan MPKD-BBB untuk mengetahui tanggapannya terhadap MPKD-BBB.
8) Peneliti melakukan analisis dan evaluasi terhadap efektivitas MPKD-BBB ditinjau dari ketercapaian tujuan, yaitu peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.
76
Produk akhir dari penelitian ini berupa Model Praktikum Kimia Dasar Berbasis Budaya Bali (MPKD-BBB) yang telah teruji yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini didasarkan atas data yang diperlukan. Tabel 3.1 meringkaskan hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen penelitian yang digunakan.
Tabel 3.1 Hubungan antara Data yang Diperlukan, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian
Kegiatan Data yang diperlukan Sumber data Instrumen penelitian
Studi lapangan
Konten dan konteks budaya Bali yang relevan dengan topik-topik praktikum Kimia Dasar
Nara sumber yang berkompeten berkaitan dengan budaya Bali, dokumen
1) Pedoman wawancara 2) Daftar isian
Karakteristik mahasiswa Dosen Angket Fasilitas pendukung praktikum keterampilan berpikir kritis
Dosen Angket
Tanggapan dosen dan mahasiswa terhadap MPKD-BBB
Dosen dan mahasiswa 1) Pedoman wawancara 2) Angket 2) Tes keterampilan
berpikir kritis Keunggulan dan hambatan
dalam mengimplementasikan MPKD-BBB
Implementasi MPKD-BBB
Pedoman observasi
Tanggapan dosen dan mahasiswa terhadap MPKD-BBB
Dosen dan mahasiswa
77 E.Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa: (1) konten dan konteks budaya Bali yang relevan dengan topik-topik praktikum Kimia Dasar, (2) karakteristik MPKD-BBB; (3) kunggulan dan hambatan dalam mengimplementasikan MPKD-MPKD-BBB; serta (4) tanggapan dosen dan mahasiswa terhadap MPKD-BBB. Data kuantitatif berupa: skor penguasaan konsep; skor keterampilan berpikir kritis; dan skor keterampilan proses sains.
Data kualitatif dan data skor keterampilan proses sains mahasiswa dianalisis secara deskriptif interpretatif. Sementara data kuantitatif yang berupa skor penguasaan konsep dan skor keterampilan berpikir kritis dianalisis menggunakan statistik inferensial. Persentase gain ternormalisasi setiap mahasiswa pada masing-masing kelompok dihitung dengan rumus:
100 S
S S S g %
pre max
pre post
x − − =
Keterangan: % g = persentase gain ternormalisasi, Spost = skor tes akhir, Spre =
skor tes awal, dan Smax = skor maksimum
Rumus di atas diadaptasi dari rumus yang diturunkan oleh Hake (dalam
Savinainem dan Scott, 2002). Selanjutnya, kriteria peningkatan atau perolehan
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa ditunjukkan pada
78
Tabel 3.2 Kriteria Peningkatan atau Perolehan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa (Hake, dalam Savinainem dan Scott, 2002)
No. % g Kategori
1. < 30 Rendah
2. 30 ≤ % g < 70 Sedang
3. ≥ 70 Tinggi
Analisis data kuantitatif pada tahap uji coba terbatas dilakukan sebagai berikut. Perbedaan rerata pada dua sampel yang berpasangan atau sebuah sampel dengan subyek yang sama tetapi mengalami pengukuran yang berbeda, dianalisis menggunakan uji-t (paired sample t-test) atau uji Wilcoxon Signed Rank. Untuk skor tes awal dan skor tes akhir berdistribusi normal, maka uji beda dilakukan dengan menggunakan uji-t (paired sample t-test). Sebaliknya, untuk skor tes awal dan/atau skor tes akhir berdistribusi tidak normal, maka uji beda dilakukan dengan uji Wilcoxon Signed Rank.