• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dioda Zener | Dokumen 471 dioda zener

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dioda Zener | Dokumen 471 dioda zener"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Dioda Zener (Zener Diode)

Dioda Zener (Zener Diode) adalah Komponen Elektronika yang terbuat dari Semikonduktor dan merupakan jenis Dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di rangkaian Reverse Bias (Bias Balik). Pada saat dipasangkan pada Rangkaian Forward Bias (Bias Maju), Dioda Zener akan memiliki karakteristik dan fungsi sebagaimana Dioda Normal pada umumnya.

Gambar Kurva karakteristik Dioda Zener

Prinsip Kerja Dioda Zener

Dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage” atau Tegangan Tembus Dioda Zenernya ( Vz ). Karakteristik ini berbeda dengan Dioda biasa yang

(2)

Analisa rangkaian regulator dioda zener ini secara matematis, kita menggunakan dioda zener dengan tegangan zener sebesar 12.6 V, tegangan power supply sebesar 45 V, dan sebuah resistor seri sebesar 1 kΩ. Rangkaian dioda zener sederhana ditunjukkan pada gambar 4a.

Apabila tegangagn dioda zener sebesar 12.6 V dan tegangan power supply sebesar

45 V, maka tegangan resistor adalah 45 V – 12.6 V = 32.4 V. Maka arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut, sebesar 32.4V/1kΩ = 32.4 mA (gambar 4b).

Gambar 4 (a) Regulator dioda zener dengan resistor 1 kΩ. (b) Menghitung tegangan

dan arus

Daya dapat dihitung dengan mengalikan tegangan dengan arus (P = VI), sehingga kita bisa menghitung dissipasi daya pada resistor dan dioda zener dengan mudah

(3)

Pdioda = (32.4 mA) (12.6 V) = 408.24 mW

Sebuah dioda zener dengan rating daya 0.5 W bisa digunakan pada rangkaian ini,

sedangkan rating daya resistornya adalah 1.5 W atau 2 W.

Jika diperbesar ukuran resistor menjadi 100 kΩ. Kita gunakan rangkaian yang sama seperti pada gambar 4, hanya saja resistornya diperbesar hingga 100 kΩ. Maka rangkaiannya ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5 Rangkaian regulator zener dengan resistor seri 100 kΩ

Sekarang arus yang mengalir dalam rangkaian menjadi seperseratus dari rangkaian sebelumnya yaitu 324 μA (arus pada rangkaian sebelumnya sebesar 32.4 mA). Sedakarang dissipasi dayanya 100 kali lebih kecil dari sebelumnya

Presistor = (324 μA) (32.4 V) = 10.498 mW

Pdioda= (324 μA) (12.6 V) = 4.0824 mW

Sekarang dissipasi daya pada masing-masing komponen menjadi lebih kecil. Sehingga suhu pada dioda dan resistor menjadi lebih dingin karena dissipasi dayanya berkurang. Tetapi sayangnya, ada masalah lain yang muncul. Ingat bahwa fungsi dari rangkaian regulator adalah menghasilkan tegangan yang stabil untuk

menyuplai rangkaian lainnya. Dengan kata lain, tujuan kita adalah menyuplai daya ke suatu rangkaian pada tegangan 12.6 V, berapapun arus yang diminta oleh

(4)

akan digunakan untuk menyuplai suatu beban yang memiliki resistansi sebesar 500 Ω dan dirangkai paralel dengan dioda zener seperti ditunjukkan pada gambar 6.

Gambar 6Regulator zener dengan resistor seri 1 kΩ dan beban 500 Ω.

Apabila tegangan dari regulator dipertahankan pada level 12.6 V untuk menyuplai beban berupa resistor 500 Ω, maka beban tersebut akan meminta arus sebesar 12.6 V / 500 Ω = 25.2 mA. Tegangan resistor sebesar 45 V – 12.6 V = 32.4 V. Berarti arus yang mengalir dalam rangkaian sebesar 32.4 mA. Karena arus yang disuplai oleh sumber tegangan sebesar 32.4 mA, sedangkan arus yang diminta oleh beban

sebesar 25.2 mA, maka masih ada kelebihan arus yaitu arus yang mengalir ke dioda zener sebesar 32.4 mA – 25.2 mA = 7.2 mA.

(5)

Gambar 7 Dioda zener yang gagal untuk meregulasi tegangan pada suatu beban

Dengan menggunakan resistor yang berukuran 100 kali lebih besar yaitu 100 kΩ, maka tegangan pada beban resistor 500 Ω hanya sebesar 224 mV, sangat jauh dari yang diharapkan yaitu 12.6 V. Pada kondisi ini, dioda zener menjadi off dan diganti dengan open circuit.

Analisa rangkaian ini tanpa menyertakan dioda zener seperti ditunjukkan pada gambar 8. Karena dirangkai seri, maka resistansi total dari kedua resistor tersebut sebesar 100.5 kΩ. Dengan menggunakan hukum Ohm, maka kita bisa menghitung arus dalam rangkaian tersebut yaitu sebesar 45 V/100.5 kΩ = 447.76 μA. Arus yang mengalir pada tiap komponen memiliki nilai yang sama karena dirangkai seri. Maka tegangan pada resistor beban, 500 Ω, sebesar 224 mV. Karena dioda zener dirangkai paralel dengan resistr beban, maka tegangan resistor sama dengan tegangan dioda zener yaitu sebesar 224 mV. Tegangan ini tentu saja terlalu rendah dan dioda zener tidak bisa aktif. Agar dioda zener bisa aktif, tegangan minimumnya adalah 12.6 V.

(6)

Berikut ini tabel yang menunjukkan daftar dioda zener dengan rating tegangan zener dan dissipasi daya maksimum yang tersedia di pasaran.

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

Gambar

Gambar Kurva karakteristik Dioda Zener
Gambar 4 (a) Regulator dioda zener dengan resistor 1 kΩ. (b) Menghitung tegangan
Gambar 5 Rangkaian regulator zener dengan resistor seri 100 kΩ
Gambar 6 Regulator zener dengan resistor seri 1 kΩ dan beban 500 Ω.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ohmmeter harus memiliki sendiri baterai karena ohmmeter mengukur resistansi dengan mengalirkan arus melalui resistor. Oleh karena itu pada saat mengetes sebuah komponen atau

Untuk memproteksi rangkaian dari kondisi ini (terjadinya tegangan induksi) dapat dilakukan dengan memasang dioda atau kapasitor paralel pada beban induktif tersebut

Persamaan yang digunakan untuk mencari tegangan, arus, resistansi, jumlah baterai yang akan digunakan pada suatu rangkaian paralel baterai dan daya total ditunjukkan pada Persamaan 2.5,