UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PERANAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SANITASI HYGIENE DAN KESELAMATAN KERJA KELAS X AKOMODASI PERHOTELAN SMK NEGERI 2
LHOKSEUMAWE TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Oleh:
Herawati
SMKN 2 Lhokseumawe
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe tahun pelajaran 2019/2020 melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi partisipan dan tes tertulis.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung dengan data penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan persentase ketuntasan tes tertulis yang dilakukan pada pertemuan kedua di setiap siklusnya. Pada saat pra siklus, ketuntasan siswa hanya 33%, setelah dilaksanakan siklus I dengan Discovery Learning persentase ketuntasan prestasi belajar siswa sebesar 64% kemudian pada tindakan siklus II, ketuntasan prestasi belajar mencapai 88%.
Model Pembelajaran Discovery Learning juga dapat meningkatkan indikator prestasi belajar siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe Tahun Pelajaran 2019/2020. Indikator prestasi belajar siswa terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor. Pada siklus I indikator prestasi belajar siswa memperoleh skor akhir 60%, artinya indikator prestasi belajar siswa berada pada kriteria baik. Pada siklus II skor akhir indikator prestasi belajar siswa mencapai 88% sehingga berada pada kriteria sangat baik.
Kata Kunci: Discovery Learning, Prestasi belajar Siswa.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar. Hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk (Kusumah dan Dwitagama, 2009: 150). Sebagai pembentuk tunas bangsa yang berkualitas, dituntut seorang pendidik profesional yang memiliki berbagai strategi dalam pembelajaran yang dilakukan, agar tujuan pembelajaran dapat dengan mudah dicapai.
Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas suatu bangsa. Pendidikan bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan sesuatu yang bersifat dinamis sehingga selalu menuntut adanya suatu perbaikan yang bersifat terus menerus. Peran pendidik yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan yangcerdas, damai, terbuka, demokratis dan membentuk manusia unggul, oleh karenanya
kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran yang diterapkan, karena berperan membantu pembelajaran lebih efektif.
Keberhasilan pembelajaran siswa dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Nilai prestasi belajar dapat dipakai sebagai parameter untuk menilai keberhasilan proses kegiatan pembelajaran di sekolah dan juga mengukur kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang agar orang tersebut dapat mengetahui hal yang belum dia ketahui, mengerti apa yang sebelumnya belum dimengerti. Sedangkan prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Prestasi belajar bagi siswa sangat penting karena prestasi belajar merupakan salah satu gambaran tingkat keberhasilan dari kegiatan selama mengikuti pelajaran. Salah satu tujuan dalam proses pembelajaran adalah meraih suatu prestasi dalam belajar. Prestasi belajar merupakan prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Peranan orangtua sangatlah penting dalam membimbing bagi anaknya dalam memotivasinya untuk giat belajar. Supaya prestasi belajarnya baik, orangtua perlu mencurahkan seluruh bimbingan untuk anaknya.Prestasi belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuanSeorang guru harus kreatif dalam memilih model pembelajaran.
Model yang sesuai dengan materi, sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan kapasitas intelektual siswa, menyenangkan, dan harus membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu unsur pola, rancangan belajar yang digunakan sebagai pedoman dalam proses belajar untuk mencapai tujuan belajar yang baik. Model belajar yang efektif adalah yang membuat siswa mampu berpikir kritis dan aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah agar proses pembelajaran semakin bervariasi dan tidak membosankan, agar belajar siswa menjadi aktif, dan membuat siswa semakin semangat dalam belajar karena mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai kondisi tersebut, penggunaan model pembelajaran yang dapat membuat siswa dapat aktif mengeluarkan pendapat dan menemukan konsepnya sendiri yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.
Menurut Rosyidi dan Kebudayaan dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum (2013: 37), model Discovery Learning menuntut siswa untuk melakukan berbagai kegiatan yang di antaranya adalah menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk menemukan konsep sendiri tanpa diberitahu langsung oleh guru.
Melalui model pembelajaran Discovery Learning, siswa diharapkan dapat menemukan konsep tersebut secara mandiri dapat membantu siswa memperkuat konsep biologi karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. Selain itu, pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa melalui Peranan Discovery Learning dalam Pembelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja Kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe Tahun Pelajaran 2019/2020”
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah ketuntasan belajar Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja bagi siswa kelas X Akomodasi Perhotelan dapat meningkat melalui penerapan model Discovery Learning Tahun pelajaran 2019/2020? 2) Bagaimanakah indikator prestasi belajar siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK
Negeri 2 Lhokseumawe selama proses pembelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja melalui penerapan metode Discovery Learning?
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan ketuntasan belajar Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe dapat meningkat melalui penerapan model Discovery Learning tahun pelajaran 2019/2020. 2) Meningkatkan indikator prestasi belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Lhokseumawe selama proses pembelajaran pada pelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja melalui penerapan model Discovery Learning.
KAJIAN PUSTAKA
Dari berbagai defi nisi dari para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setalah mengevaluasi proses belajar mengajar atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan tahan lama.
Prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni: 1) Faktor yang berasal dari diri siswa, yakni faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yang dimilikinya, di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, ada juga faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan serta faktor fi sik dan psikis. 2) Faktor yang berasal dari luar siswa, yakni prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Tulus Tu’u mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain: kecerdasan, bakat, minat/perhatian, motif, cara belajar, lingkungan keluarga, dan sekolah.
Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari bahan tersebut. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyelakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat saat ini digunakan adalah: 1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. 2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.
Dua macam tolak ukur di atas yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar, tetapi indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan siswa adalah daya serap.
Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang berupa pengetahuan dan keterampilan yang dapat diukur dengan tes. Menurut pendapat Nana Sudjana (2005: 22) prestasi belajar terdiri dari 3 ranah yaitu: 1) Ranah kognitif. 2) Ranah afektif. 3) Ranah psikomotorik.
Peneliti menyimpulkan bahwa model Discovery Learning adalah suatu proses pembelajaran yang penyampaian materinya disajikan secara tidak lengkap dan menuntut siswa terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri suatu konsep ataupun prinsip yang belum diketahuinya.
Pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran harus diiringi dengan suatu pertimbangan untuk mendapatkan suatu kebaikan ataupun kelebihan. Hosnan
satunya adalah: membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
Pelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja yang selama ini terlihat menggunakan metode pembelajaran yang kurang menarik sehingga siswa merasa jenuh dan kurang minat pada materi tersebut. Akibatnya, kelas cenderung pasif dan hanya sedikit siswa yang bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami. Perhatian, prestasi belajarsiswa pun menjadi rendah.
Rendahnya prestasi belajar siswa pada pelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja di SMK Negeri 2 Lhokseumawe disebakan oleh beberapa faktor yaitu penyampaian materi oleh guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional dan hanya sesekali memberikan tugas dan diskusi yang membuat siswa merasa jenuh. Kedua, kurangnya media pembelajaran pendukung yang digunakan oleh siswa. Ketiga, model dan metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, inovasi sehingga membuat siswa bosan dan kurang tertarik pada pelajaran tersebut.
Penulis akan menggunakan metode Discovery Learning pada kegiatan pembelajaran dalam bentuk tindakan kelas. Keunggulan yang ada pada metode Discovery Learning adalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dikarenakan siswa dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar. Metode Discovery Learning ini juga melatih siswa untuk saling bersosialisasi dengan baik, penggunaan metode Discovery Learning ini menurut penulis sangat cocok diterapkan pada pembelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja. Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan metode Discovery Learning untuk meningkatkan prestasi belajarsiswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Model Discovery Learning dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja Siswa Kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe Tahun Pelajaran 2019/2020”.
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Suharsimi, Arikunto (2012: 137) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Lhokseumawe, yang dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2019/2020 Adapun pelaksanaan penelitian ini adalah sebagi berikut:
Siklus I
Pertemuan 1 : Sabtu, 5 September 2019 Pertemuan 2 : Sabtu, 12 September 2019 Siklus II
Pertemuan 1 : Sabtu, 19 September 2019 Pertemuan 2 : Sabtu, 26 September 2019
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe, yang berjumlah 33Csiswa. Mata pelajaran yang menjadi sasaran penelitian adalah Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja.
Instrumen yang akan digunakan adalah tes tertulis. Instrumen ini disusun berdasarkan rumusan dan tujuan pembelajaran. Tes yang diberikan sesuai dengan materi yang telah dipelajari.
Lembar observasi digunakan untuk membantu observer dalam mengamati kualiatassiswa selama kegiatan pembelajaran. Observasi indikator prestasi belajarsiswa terdiri atas tiga indikator pengamatan. Kemampuan prestasi belajar siswa yang diamati yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Prestasi belajar siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe dilihat berdasarkan perolehan nilai rata-rata dari hasil tes belajar siswa dan pesentase ketuntasan yang telah disesuaikan dengan KKM yaitu 80.
Analisis lembar observasi diperoleh dari skor total atau skor akhir hasil observasi.
Setiap butir item pernyataan memiliki skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Skor maksimal ideal (SMI) diperoleh dengan cara mengalikan jumlah item pernyataan sebanyak 3 pernyataan dengan skor maksimal indikator prestasi belajar yaitu 4 dan jumlah siswa yaitu 33, sehingga diperoleh skor maksimal ideal sebesar 396.
Tingkat keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan perubahan ke arah perbaikan. Ketuntasan klasikal pada penelitian ini yaitu 85% untuk semua aspek penilaian.
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan selama dua siklus. Prosedur penelitian ditempuh melalui tahapan-tahapan dalam siklus penelitian tindakan kelas. Dalam dua siklus yang direncanakan, ditempuh empat tahapan penelitian tindakan kelas metode Kemmis dan Taggart (dalam Kunandar, 2008: 70), yang berpendapat sebagai berikut “Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementasi yang terdiri atas empat momentum esensial, antara lain perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refl eksi (refl ecting)”.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi kondisi awal, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan mengahasilkan temuan baru dari setiap siklus yang telah dilaksanakan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kekurangan setiap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sehingga hasil temuan tersebut dapat diketahui kekurangan dari setiap pembelajaran yang disampaikan terhadap siswa dan membuat rencana dan pelaksanaan perbaikan yang dilakukan oleh guru. Sebelum dilakukan penelitian, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh minat siswa yang kurang terhadap mata pelajaran tersebut. Selain itu pemilihan model dan metode Discovery Learning pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Siswa mudah merasa bosan selama proses pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode ceramah. Sehingga keaktifan siswa kurang mendominasi. Berikut ini adalah prestasi belajar yang diperoleh siswa tanpa menggunakan metode Discovery Learning sebelum dilakukan penelitian disajikan pada tabel:
Prestasi Belajar Siswa pada Pra Siklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Abdil Nabil Mustaqim 80 76 Belum Tuntas
2 Amri 80 80 Tuntas
4 Dimas Wisnu Pradana 80 80 Tuntas
5 Dio Alif Fajri 80 83 Tuntas
6 Dirgaliandi Febrian 80 78 Belum Tuntas
7 Fahmi Fachrul Rozi 80 76 Belum Tuntas
8 Indah Febriana 80 60 Belum Tuntas
9 Jamalul Amal 80 70 Belum Tuntas
10 Lia Sofyani 80 80 Tuntas
11 Linda Fajriyani 80 78 Belum Tuntas
12 Martunis 80 76 Belum Tuntas
13 Melin Julianti 80 75 Belum Tuntas
14 Miftahul Jannah 80 79 Belum Tuntas
15 Muhammad Fikran Juanda 80 80 Tuntas
16 Muhammad Furqan 80 83 Tuntas
17 Muhammad Rafli 80 84 Tuntas
18 Muhammad Rafl i Hutasoit 80 78 Belum Tuntas
19 Mulia Sari Ramadhani 80 76 Belum Tuntas
20 Putra Arif Munandar 80 75 Belum Tuntas
21 Raudhatul Jannah 80 84 Tuntas
22 Rini Elisa Septiyani 80 56 Belum Tuntas
23 Rivandi 80 65 Belum Tuntas
24 Shaumul Hidayatullah 80 67 Belum Tuntas
25 Syariulis 80 68 Belum Tuntas
26 Syarul Ramadhan 80 78 Belum Tuntas
27 Ulul Azmi 80 90 Tuntas
Jumlah 2514
Rata-Rata 76,18
Persentasi Ketutasan Prestasi Belajar Siswa pada Pra Siklus
Keterangan Jumlah Siswa Persentase
Tuntas 9 33%
Belum Tuntas 18 67%
Jumlah 27 100%
Berdasarkan tabel di atas, rata-rata prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe adalah 76,18 dengan persentase ketuntasan sebesar 33%. Dari 27 siswa hanya 9 siswa yang mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan. Nilai ini menunjukan perlu adanya peningkatkan nilai prestasi belajar dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan metode yang berbeda, yaitu dengan penerapan metode
Hasil penelitian siklus I, sebagai tindak lanjut dari proses pembelajaran dan nilai yang diperolehsiswa dalam meningkatkan prestasi belajarsiswa pada kondisi awal yang sangat rendah, maka peneliti melakukan proses pembelajaran siklus I. Sesuai dengan jadwal yang ditentukan, proses pembelajaran siklus I dilakukan pada hari Sabtu, 5 dan 12 September 2019.
Siklus I pada penelitian ini melalui empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refl eksi. Setelah melalui tahap refl eksi peneliti melakukan revisi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Data hasil tes tertulis siswa dalam meningkatkan prestasi belajar pada kegiatan pembelajaran siklus I disajikan pada tabel di bawah ini.
Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Abdil Nabil Mustaqim 80 82 Tuntas
2 Amri 80 80 Tuntas
3 Azziva Amirrul Daniah 80 75 Belum Tuntas
4 Dimas Wisnu Pradana 80 81 Tuntas
5 Dio Alif Fajri 80 83 Tuntas
6 Dirgaliandi Febrian 80 85 Tuntas
7 Fahmi Fachrul Rozi 80 76 Belum Tuntas
8 Indah Febriana 80 82 Tuntas
9 Jamalul Amal 80 78 Belum Tuntas
10 Lia Sofyani 80 83 Tuntas
11 Linda Fajriyani 80 78 Belum Tuntas
12 Martunis 80 77 Belum Tuntas
13 Melin Julianti 80 75 Belum Tuntas
14 Miftahul Jannah 80 80 Tuntas
15 Muhammad Fikran Juanda 80 83 Tuntas
16 Muhammad Furqan 80 83 Tuntas
17 Muhammad Rafli 80 84 Tuntas
18 Muhammad Rafl i Hutasoit 80 78 Belum Tuntas
19 Mulia Sari Ramadhani 80 82 Tuntas
20 Putra Arif Munandar 80 75 Belum Tuntas
21 Raudhatul Jannah 80 84 Tuntas
22 Rini Elisa Septiyani 80 75 Belum Tuntas
23 Rivandi 80 83 Tuntas
24 Shaumul Hidayatullah 80 82 Tuntas
25 Syariulis 80 76 Belum Tuntas
26 Syarul Ramadhan 80 84 Tuntas
27 Ulul Azmi 80 90 Tuntas
Jumlah 2665
Persentasi Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
Keterangan Jumlah Siswa Persentase
Tuntas 17 64%
Belum Tuntas 10 36%
Jumlah 27 100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe mengalami peningkatan. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa mencapai 80,76 dengan persentase ketuntasannya sebesar 64%. Dari 27 siswa terdapat 17 siswa yang telah mencapai nilai KKM. Persentase ketuntasan prestasi belajarsiswa sudah termasuk kedalam kriteria baik, namun nilai yang diperoleh belum mencapai nilai KKM dan persentase ketuntasan yang telah ditentukan.
Selain itu, indikator prestasi belajar siswa juga diamati selama proses pembelajaran. Indikator prestasi belajar belajar siswa yang diamati meliputi tiga indikator, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Adapun indikator prestasi belajar siswa selama kegiatan siklus I sebagai berikut:
Indikator Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
Jumlah 236
Skor Maksimal Ideal 396
Skor Akhir 60%
Persentase Indikator Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
Keterangan Jumlah SMI Persentase
Kognitif 78 132 59%
Afektif 79 132 60%
psikomotor 82 132 62%
Tabel di atas menunjukan indikator prestasi belajar belajar siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe selama kegiatan siklus I ada pada kritesia baik dengan persentase ketuntasan 60%. Persentase kognitif siswa mencapai 59%, afektif siswa mencapai 60% dan psikomotor siswa mencapai 62%. Pada kegiatan siklus I, indikator prestasi belajar belajar siswa perlu ditingkatkan.
Indikator prestasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 60%. Hal ini menunjukkan persentase indikator prestasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I sudah berada pada kriteria baik. Namun jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang ditentukan, persentase indikator prestasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I belum mencapai indikator keberhasilan. Karena pada siklus I, indikator prestasi belajar belajar siswa masih belum memenuhi kriteria ketuntasan, maka penelitian berlanjur pada siklus ke-2.
Siklus II, kegiatan pembelajaran pada siklus II sama dengan kegiatan pembelajaran pada siklus I, melalui empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refl eksi. Siklus II ini dilaksanakan pada bulan hari Sabtu, 19 dan 26 September 2019.
Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Abdil Nabil Mustaqim 80 85 Tuntas
2 Amri 80 83 Tuntas
3 Azziva Amirrul Daniah 80 80 Tuntas
4 Dimas Wisnu Pradana 80 85 Tuntas
5 Dio Alif Fajri 80 87 Tuntas
6 Dirgaliandi Febrian 80 88 Tuntas
7 Fahmi Fachrul Rozi 80 80 Tuntas
8 Indah Febriana 80 82 Tuntas
9 Jamalul Amal 80 80 Tuntas
10 Lia Sofyani 80 83 Tuntas
11 Linda Fajriyani 80 86 Tuntas
12 Martunis 80 88 Tuntas
13 Melin Julianti 80 78 Belum Tuntas
14 Miftahul Jannah 80 80 Tuntas
15 Muhammad Fikran Juanda 80 83 Tuntas
16 Muhammad Furqan 80 86 Tuntas
17 Muhammad Rafli 80 92 Tuntas
18 Muhammad Rafl i Hutasoit 80 85 Tuntas
19 Mulia Sari Ramadhani 80 86 Tuntas
20 Putra Arif Munandar 80 78 Belum Tuntas
21 Raudhatul Jannah 80 87 Tuntas
22 Rini Elisa Septiyani 80 75 Belum Tuntas
23 Rivandi 80 83 Tuntas
24 Shaumul Hidayatullah 80 82 Tuntas
25 Syariulis 80 76 Belum Tuntas
26 Syarul Ramadhan 80 84 Tuntas
27 Ulul Azmi 80 90 Tuntas
Jumlah 2759
Rata-Rata 83,61
Persentasi Ketutasan Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II
Keterangan Jumlah Siswa Persentase
Tuntas 22 88%
Belum Tuntas 4 12%
Jumlah 27 100%
Prestasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus II dengan menggunakan metode
dengan persentase ketuntasan 88%. Terdapat 22 siswa dari 27 siswa yang sudah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Hal ini menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa sudah ada pada kriteria sangat baik.
Pada siklus II indikator prestasi belajar siswa juga diamati. Indikator prestasi belajar siswa yang diamati sama dengan indikator prestasi belajar belajar siswa pada siklus I, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Berikut indikator prestasi belajar siswa pada kegiatan siklus II.
Indikator Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
Jumlah 349
Skor Maksimal Ideal 396
Skor Akhir 88%
Persentase Indikator Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
Keterangan Jumlah SMI Persentase
Kognitif 117 132 89%
Afektif 114 132 86%
psikomotor 118 132 89%
Berdasarkan tabel di atas, indikator prestasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 88%. Kognitif siswa mencapai 89%, afektif siswa meningkat menjadi 86% dan psikomotor siswa menjadi 89%. Hal ini menunjukan bahwa adanya pengaruh baik dengan menggunakan metode Discovery Learning terhadap indikator prestasi belajar siswa selama kegiatan pembelajaran.
Indikator prestasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II mencapai 88%. Hal ini menunjukkan persentase indikator prestasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II sudah berada pada kriteria sangat baik. Persentase indikator prestasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan.
Pembahasan, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan melalui dua siklus ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode Discovery learning dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus. Adapun peningkatan prestasi belajar siswa berdasarkan pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Prestasi Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 33% 64% 88%
Belum Tuntas 67% 36% 12%
Berdasarkan tabel di atas, nilai yang diperoleh siswa meningkat setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning dengan persentase ketuntasan pada siklus I yaitu 64% dan siklus II yaitu 88%. Dengan demikian, penggunaan metode Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK
Diagram Prestasi Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Selain itu, indikator prestasi belajar siswa juga diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Indikator prestasi belajar siswa yang diamati meliputi tiga indikator yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan menggunakan metode Discovery Learning, indikator prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I indikator prestasi belajar siswa mencapai 60% Sedangkan pada kegiatan siklus II indikator prestasi belajar belajarsiswa meningkat menjadi 88%. Peningkatan indikator prestasi belajar siswa dapat dilihat dalam diagram berikut:
Diagaram Persentase Indikator prestasi Belajar Siswa kelas X Akomodasi SMK Negeri 2 Lhokseumawe
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2 Lhokseumawe pada materi Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja Tahun Pelajaran 2019/2020. Sebelum dilakukan penelitian, persentase ketuntasan prestasi belajar siswa hanya mencapai 33%. Pada siklus I prestasi belajar siswa meningkat menjadi 64% dan pada siklus II mencapai 88%.
Selain itu, penggunaan metode Discovery Learning juga dapat meningkatkan indikator prestasi belajar belajar siswa selama proses pembelajaran. Indikator prestasi belajar siswa yang diamati yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Indikator prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II masing-masing mencapai 60% dan 88%.
Beberapa saran yang dapat disampaikan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi siswa, hendaknya lebih giat belajar sehingga prestasi belajar siswa khususnya pada mata Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja dapat meningkat. 2) Bagi guru, dalam proses pembelajaran sebaiknya menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 3) Bagi sekolah, pembelajaran perlu dikembangkan lagi agar kualitas siswa dan sekolah dapat terus meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bahri, Syaiful. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Daryanto, 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Jogjakarta: Gava Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifi k dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindak Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafi ndo Persada.
Kurniasih, Sani. 2014. Strategi-Strategi Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Syaodih, Nana. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Aktif. Bandung: Falah Production.
Sutirman, 2013. Media & Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyalarta: Graha Ilmu. Suryabrata, Sumadi. 2007. Metodologi Penelitan. Jakarta: PT. Raja Grafi ndo Persada.