i MARKETING HOTEL
GLORY SIMARMATA
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sutomo ABSTRAK
Hotel berbintang 1 (satu) sampai dengan Hotel berbintang 7 (tujuh) adalah wadah akomodasi yang bersifat tempat tinggal sementara dengan segala fasilitasnya baik itu untuk mancanegara atau untuk domestik. Keberadaannya diharapakan untuk menjadi solusi dari konsumen yang menggunakannya dan diharapkan mendapatkan kesegaran saat menginap di hotel
Perencanaan untuk membangun hotel diperlukan rencana matang dengan marketing yang kuat dalam memajukan hotel tersebut.
Kata kunci : Hotel, Marketing, Tamu
A.PENDAHULUAN
Dengan berjalannya waktu, kebutuhan untuk tempat menginap, rekreasi, singgah sebelum menuju tujuan yang akan di tempuh semakin banyak. Bisnis yang terlihat merupakan bisnis yang menjanjikan untuk para pebisnis yaitu peluang untuk membuka hotel di pusat kota atau dekat dengan tempat wisata misalnya hotel transit, city hotel atau hotel resort dll.
Melihat peluang di atas yang menguntungkan untuk dikelola maka pebisnis berencana membangun hotel, tapi bagaimana kalau hotel yang dikelola tidak
menghasilkan banyak konsumen yang menginap dengan kata lain sedikit tamu? Bagaimana dengan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan hotel tersebut?
Peran marketing dalam hal ini sangat dibutuhkan, karena marketing yang kuat adalah salah satu kunci sukses dalam mengelola hotel. Bagaimana ini bisa terjadi? Dalam artikel ini memfokuskan peranan marketing dalam menarik konsumen hotel untuk menginap dan menggunakan fasilitas hotel sebagai sarana untuk mengadakan suatu acara.
2
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Stanton (2001)
Menurut Swastha dan Irawan (2005) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Ritherford (2007) mendefinisi tentang Hotel Marketing sebagai : Marketing is thus an umbrella term that cover a number of strategic and tactical activities design to tell the clientele the “story” of hotel’s, service and encourage that the clientele to make choice based on hotel’s marketing message compare to those of alternatives (p. 199). yang kurang lebih memiliki arti : Pemasaran hotel adalah aktivitas yang menggunakan strategi dan taktik, yang direncanakan sedemikian rupa untuk menyampaikan “cerita” tentang pelayanan yang dapat
diberikan suatu hotel, dengan memberikan rangsangan yang bergairah pada konsumen untuk mau memilih pesan yang disampaikan hotel tersebut dibandingkan dengan pilihan lain dari hotel pesaing.
3. PEMBAHASAN
Karakteristik Pemasaran Jasa
Jasa banyak macam misal kosultan pendidikan, guru, dosen, salon kecantikan, taman hiburan, maskapai penerbangan dan sebagainya. Beberapa karakteristik yang membedakan pemasaran barang dengan pemasaran jasa (Tjiptono, 2005), adalah sebagai berikut :
a. Intangibility (tidak berwujud), di dalam jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja atau usaha yang menyebabkan jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicuim, didengar atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi.
b. Inseperability (tidak terpisahkan), dalam jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. c. Varability / Heterogenity /
3 jasa bersifat variabel karena
merupakan non-standardized output, artinya banyak variabel yang dibentuk, kualitas dan jenis tergantung siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.
d. Perishability (Tidak Tahan Lama), ini berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja ketika tidak dapat disimpan.
e. Lack of Ownership : pada pembelian jasa, pelanggan hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan dan pendidikan).
Karakteristik Hotel
Hotel memiliki karakteristik yang membuatnya berbeda dengan berbagai jenis usaha lainnya. Beberapa karakteristik tersebut yaitu :
a. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar
dengan tenaga pekerja yang banyak pula.
b. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada. (Sangat bergantung terhadap perubahan lingkungan sekitarnya).
c. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan.
d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.
e. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.
Hotel memerlukan Marketing
Pernahkan anda menginap di hotel? Biasanya pada umumnya sudah pernah merasakan bagaimana menginap di hotel. Pernahkah melihat hotel yang sedikit
4 konsumen menginap di sana? Jika
konsumen sedikit maka lama kelamaan akhirnya tutup, bagaiana itu bisa terjadi? Dimana marketingnya? Bagaimana cara kerja marketing hotel?
Bisnis hotel yang menarik akan tergantung pada strategi pemasaran hotel yang dilakukan oleh pihak marketing. Jika hotel tersebut memiliki marketing yang handal, maka bukan tidak mungkin jika hotel akan segera berkembang dan dikenal oleh masyarakat meskipun hotel tersebut terbilang hotel yang baru. Hotel-hotel yang dibangun di Indonesia semakin meningkat bahkan telah dibangun pula hotel-hotel non bintang dengan harga yang murah dan fasilitas yang nyaman. Hal ini seiring dengan meningkatnya pariwisata di Indonesia. Bagaimana Cara Untuk Memasarkan Hotel?
Memasarkan hotel atau melakukan promosi hotel adalah tugas pokok atau tugas utama yang harus dilakukan oleh marketing hotel. Dalam melakukan tugasnya tersebut, marketing hotel akan dibantu dengan adanya berbagai media yang menarik seperti brosur-brosur, flier, spanduk, standing banner atau baliho untuk bisa menarik konsumen dan memberikan informasi dengan cepat.
Bagaimana dengan tips untuk lebih cepat untuk mendapatkan pelanggan?
Cara kerja marketing hotel bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai macam tips.
a. Aktiflah di media sosial
Seorang marketing hotel adalah seorang yang harus mengikuti perkembangan jaman. Maka
marketing hotel pun harus selalu aktif dalam media sosial untuk bisa berpromosi kepada masyarakat. Masyarakat biasanya akan aktif dalam bertanya di media sosial
b. Tawarkan dengan unik
Anda bisa menawarkan hotel tersebut dengan berbagai macam review dari konsumen yang telah datang. Anda juga bisa menceritakan pengalaman unik Anda tersendiri
c. Bekerjasamalah dengan agen wisata Meningkatnya pengunjung hotel biasanya juga dikarenakan meningkatnya para wisatawan. Anda bisa bekerja sama dengan para pemandu wisata ataupun agen perjalanan wisata untuk memperkenalkan hotel kepada konsumen yang dipandu.
d. Berikan pelayanan layaknya keluarga
Anda harus melakukan pelayanan dengan akrab dan ramah seolah-olah orang
5 tersebut adalah keluarga. Pasti
konsumen tersebut akan lebih nyaman dan akrab dengan Anda.
BAURAN PEMASARAN 7 P 1. (PRODUK ) PRODUCT
Produk menurut Alma (1992), adalah seperangkat atribut, baik berwujud (tangible) maupun tak berwujud (intangible), termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, desain, variasi serta pelayanan yang diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
1. Kamar
Kamar adalah produk utama perhotelan yang menjadi target pasar terbaik diantara produk yang lain, jasa menggunakan kamar untuk bermalam terbilang cukup potensial tergantung pada letak dan lokasi. Kamar mengalokasikan pendapatan terbesar bagi perhotelan, dengan memberikan jasa menginap yang disertai dengan pelayanan yang baik dan kelengkapan fasilitas yang menunjang kesempurnaan liburan bagi tamu.
2. Restoran berupa produk makanan Restoran adalah satu produk perhotelan yang memiliki urutan yang sangat konstan, karena merupakan
pelengkap dari pelayanan perhotelan, adapun produk ini menunjang penghasilan yang potensial dari perhotelan. Produk ini adalah penunjang pelayanan selama tamu menginap, sehingga tamu tidak harus mencari hotel yang lain untuk mendapatkan makanan
3. Bar berupa produk minuman
Produk yang satu ini adalah adik kecil dari restoran yang tidak bisa dipisahkan lagi, karena memang produk perhotelan ini berada dalam ruang lingkup departemen yang sama. Produk bar memungkinkan para tamu untuk mencoba berbagai macam jenis minuman beralkohol, tidak beralkohol ataupun soft drink. Produk perhotelan ini berdampingan dalam satu atap departemen yaitu food and beverage departement yang mana diciptakan untuk menangani masalah produksi atau pembuatan produk makanan atau minuman dan sekaligus menyajikannya kepada para tamu.
4. Massage berupa jasa pijat
Produk Massage adalah merupakan produk tambahan yang menjadi pelengkap dan memberikan pemasukan sekitar 10% dari sebuah perhotelan itu sendiri, meskipun demikian banyak dari pihak perhotelan mengkhususkan untuk mengembangkan
6 potensi massage itu sendiri. Produk
perhotelan ini juga berdampingan dengan berbagai macam produk lain berupa Spa & Boutique yang menjual jasa ataupun produk real.
5. Kolam Renang ( Swimming Pool) Produk Swimming Pool tergantung dengan hotel tersebut apakah hotel tersebut menyediakan fasilitas kolom renang
6. Arena Sport Center
Pengadaan Sport Center juga tergantung dari hotel, terkadang ada hotel yang menyediakan atau ada juga yang tidak 2. HARGA (PRICE)
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan terhadap produk atau jasa pelayanan, atau harga adalah sejumlah nilai yang oleh pelanggan ditukarkan bagi keuntungan untuk mendapatkan atau menggunakan suatu produk atau jasa pelayanan.
Menurut Sofyan Assauri (2009) pada dasarnya ada 4 (empat) tujuan utama penetapan harga atau tarif di hotel, Yaitu : 1) Maksimalisasi Keuntungan
2) Maksimalisasi Pengembalian Investasi
3) Survival (Tujuan ini dapat diaplikasikan terutama dikaitkan dengan turun naiknya permintaan sebagai akibat adanya gejala musiman, persaingan yang tajam, resesi dan lain
sebagainya. Contoh paket libur murah untuk musim rendah atau sepi)
4)Volume Penjualan ( a). Maksimalisasi Tingkat Hunian Kamar & b) Penetapan Tingkat Hunian Kamar
BERDASARKAN FASILITAS
1) Standard Room atau kamar standard merupakan sebutan kamar paling murah di sebuah hotel. Kamar standard untuk setiap hotel itu berbeda-beda. Terkadang memiliki satu ranjang king-size, double dengan 2 ranjang queen-size, atau bahkan memang hanya satu ranjang seperti single room.
Kamar Standard memiliki fasilitas yang paling dasar, biasanya sebuah televisi, pembuat kopi, telepon, meja, kloset dan kamar mandi. Fasilitas tambahannya juga tergantung dari hotel tersebut. Tentunya hotel bintang 2 dengan hotel bintang 5 memiliki fasilitas standard yang berbeda. Tapi memang standard room merupakan kamar paling murah dari suatu hotel.
7 2) Superior Room (Sup) / Premium
Room, biasanya kamar tipe Superior ini memiliki definisi yang berbeda-beda di setiap hotel. Terkadang merupakan kamar standard dengan ukuran dan fasiltias yang lebih. Atau juga terkadang mungkin merujuk ke kamar khusus dengan pemandangan atau lokasi yang lebih baik. Biasanya dikenal juga dengan nama Premium Room.
3) Deluxe Room (Dlx), kamar ini didesain untuk terlihat lebih berkelas dalam berbagai hal dimulai dari penampilan, ukuran dan lokasinya. Akan tetapi, dalam beberapa hotel terkadang kamar tipe Deluxe dikategorikan di bawah kamar tipe Superior.
4) Junior Suite Room (Jrste) / Studio (Stu), sebuah ruangan besar yang dimana ruang tidur dan ruang duduk (seating area) terpisah. Walaupun biasanya muncul dalam bentuk kamar single, ia tetap memiliki pemisah kecil antara ruang duduk dan ruang tidur. Anda mungkin juga pernah mendengar mengenai ukuran Studio, sebenarnya kamar dengan tipe Studio tidaklah begitu berbeda jauh dengan kamar tipe junior suite.
Hanya saja ukurannya lebih besar karena adanya tambahan dapur dan fasilitas memasak di dalamnya, dan harganya-pun terkadang lebih mahal daripada kamar tipe Suite.
5) Suite Room (Ste), kamar tipe Suite dapat dikatakan seperti apartemen kecil di dalam sebuah hotel. Dengan ukuran yang jauh melebihi ukuran standard. Memiliki ruang tidur, ruang tamu dan ruang memasaknya sendiri. Biasanya kamar ini digunakan oleh orang-orang bisnis dan keluarga yang tinggal di hotel untuk periode yang agak lebih lama. Bahkan dalam beberapa kasus untuk hotel yang benar-benar kelas atas, Suite Room merupakan kamar termurah mereka. Suite Room sendiri dapat diperluas menjadi tipe Executive yang biasanya untuk manajer kelas atas dan Presidential, dimana akan kita bahas lebih lanjut di tipe Presidential.
6) Presidential / Penthouse Room, seperti yang telah dibicarakan tadi, Suite Room dapat diperluas menjadi Presidential Suite. Biasanya dikenal juga dengan nama Penthouse yang dimana merupakan lantai teratas dari hotel. Dengan ruangan yang lebih
8 besar, pemandangan dan
perlengkapan terbaik yang ditawarkan sebuah hotel dan merupakan kamar termahal dari suatu hotel.
3. LOKASI (PLACE)
Menurut Swastha (2002) ”Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan”. Menurut Kotler (2008) ”Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya.
Hotel berdasarkan lokasinya
1) City Hotel atau Hotel kota yaitu hotel yang lokasinya berada di perkotaan, biasanya hotel ini ditujukan untuk masyarakat yang bertujuan untuk tinggal sementara atau tinggal dalam jangka waktu yang relatif pendek, city hotel sering disebut dengan transit hotel sebab sering dihuni oleh pelaku bisnis.
2) Residential Hotel yaitu hotel yang lokasinya berada di daerah pinggiran perkotaan yang jauh dari keramaian, akan tetapi cukup mudah untuk
dapat mencapai berbagai tempat kegiatan usaha. Residential hotel ini biasanya berlokasi di daerah yang
tenang sebab ditujukan untuk
masyarakat yang ingin menginap dalam jangka waktu yang relative lama.
3) Resort Hotel yaitu hotel yang
lokasinya berada di daerah
pegunungan atau di tepi-tepi pantai dan lain-lain. Resort hotel ini ditujukan untuk masyarakat yang ingin menginap atau beristirahat pada hari libur dan bagi yang ingin berwisata.
4) Motel yaitu singkatan dari Motor Hotel yang lokasinya berada di pinggiran atau sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota besar lainnya ataupun dengan lokasi lainnya, bisa juga di pinggir jalan raya dekat dengan batas kota besar. Motel ditujukan untuk tempat instirahat sementara bagi orang yang melakukan perjalanan
yang cukup jauh dengan
menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Karena itu motel selalu menyediakan garasi untuk kendaraan-kendaraan pribadi.
9 5) Beach Hotel yaitu suatu hotel yang
lokasinya berada di dekat pantai. 6) Mountain Hotel yaitu suatu hotel
yang lokasinya di daerah
pegunungan.
7) Bandara Hotel yaitu hotel yang berada di dekat bandar udara utama.
4. PROMOSI (PROMOTION)
Menurut Boone dan Kurtz (2002) promosi adalah proses menginformasikan, membujuk dan memengaruhi suatu keputusan pembelian. Menurut Suryana (2001), promosi adalah cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang di tawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli.
Bentuk komunikasi atau kegiatan yang dilakukan oleh Hotel secara berkala dan insidential dengan tujuan mempengaruhi pelanggan agar menginap di Hotel
Saat ini ada satu strategi pemasaran yang sedang gencar dilakukan oleh banyak orang, yaitu berpromosi online melalui website.
Tujuan promosi diantaranya adalah:
1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba
3. Untuk mendapatkan konsumen baru dan menjaga kesetiaan konsumen 4. Untuk menjaga kestabilan penjualan
ketika terjadi lesu pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing 6. Membentuk citra produk di mata
konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
7. Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.
Para pelaku bisnis Hotel dapat melakukan memanfaatkan media online tanpa harus menguasai seluruhnya ilmu-ilmu (web design dan programming) yang bagi kebanyakan orang rumit dan butuh waktu lama untuk mempelajarinya.
5. PROSES (PROCESS)
Zeithaml dan Bitner (2013), mendefinisikan proses, yaitu : “The actual procedures, mechanisms and flow of activities by which the service is delivered-the service delivery and operating system”. Maksudnya, proses merupakan suatu prosedur, mekanisme dan rangkaian kegiatan untuk menyampaikan jasa dari produsen kepada konsumen.
10 Ditambahkan oleh Lupiyoadi
(2006), menyatakan bahwa “proces merupakan gabungan semua aktivitas umumnya terdiri dari prosedur, jadual pekerjaan, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen”. Maka Seluruh aktifitas kerja adalah proses, process melibatkan prosedur, tugas, jadual, mekanisme, aktifitas dan rutinitas dengan jasa yang disalurkan ke pelanggan. Pentingnya elemen ini khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.
Contoh Penerapan Proses dalam hotel a. Penyediaan layanan makanan dan
minuman di hotel merupakan suatu keharusan agar para tamu dapat tinggal nyaman dan menyenangkan di hotel tersebut selain untuk costumer, penghasilan terbesar dari pengelolaan sebuah hotel adalah penjualan kamar, dan penghasilan kedua terbesar adalah penjualan makanan dan minuman, baik yang dijual di outlet–outlet restoran yang dimiliki oleh hotel tersebut maupun penjualan makanan dan minuman melalui layanan kamar ( room service ).
b. Pelayan laundry di hotel merupakan support proses yang dimiliki hotel, hotel memiliki kerjasama dengan agen laundry yang terpercaya sebagai penambah layanan room service hotel untuk para tamunya, Tamu yang menginap di hotel akan dikenai biaya bila meminta layanan pencucian pakaian. Besarnya biaya pencucian didasarkan atas service laundry yang diberikan.
c. Pelayanan angkut barang sudah termasuk standar pelayanan hotel receptionist, Bell boy lebih tepat disebut tukang angkut barang. d. Penambahan barang/fasilitas hotel
termasuk support proses karena Dengan berkembangnya teknologi sekarang ini, membuat Hotel melakukan penambahan fasilitas yang dapat menunjang aktivitas para tamunya, yaitu dengan memberikan fasilitas free WIFI. Dengan adanya free Wifi, para tamu dapat mengakses internet dari dalam kamar
6. ORANG (PEOPLE)
People (sumber daya manusia) : Personil perusahaan yang secara konstan mengadakan kontak dengan tamu hotel
11 dimana konsumen akan menilai bagaimana
perolehan produk jasa yang diinginkan
7. BUKTI FISIK (PHYSICAL
EVIDENCE)
Physical evidence atau kita kenal dengan kata lain “bukti fisik” ini yaitu merupakan suatu hal yang mempengaruhi kepuasan konsumen untuk membeli dan menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan. Bukti fisik adalah lingkungan fisik perusahaan tempat jasa diciptakan dan tempat penyediaan jasa serta konsumen berinteraksi, ditambah elemen tangible yang digunakan untuk mengkomunikasikan atau mendukung peranan jasa itu.
Hal-hal tersebut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia. Lingkungan fisik dibagi menjadi dua, yaitu : a. Lingkungan Eksterior merupakan
lingkungan atau penampilan luar dari sebuah hotel yang dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian. Oleh karena itu dalam mendesain bagian luar perusahaan b. Lingkungan Interior Merupakan
penampilan di dalam sebuah hotel. Dalam merancang lingkungan interior harus dapat menampilkan suasana yang
nyaman dan aman bagi pelanggan. Fasilitas yang mempengaruhi terbentuknya suatu lingkungan fisik yang berasal dari dalam
4 . PENUTUP
Memenuhi keinginan menginap di hotel yang makin meningkat dengan berbagai macam fasilitas hotel baik yang bintang 1 sampai dengan bintang 7, semua tergantung kebutuhan konsumen, dan untuk mengetahui di mana hotel tersebut dan berapa harganya harusnya terpublikasi secara online dan juga tidak online, ini harus didukung oleh marketing marketing yang kuat, agar jika dipublikasikan ke banyak orang yang mengetahui apa itu bauran dari pemasaran hotel tersebut. Marketing juga harus mengetahui dan mengerti produk tersebut sepenuhnya dan pesaing dari hotel yang akan dipromosikan (internal dan eksternal perusahaan).
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 1992. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa: jilid 4. Bandung: Alfabeta
Assauri, Sofjan. 2009. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Edisi Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
12 Basu Swastha. 2002. Manajemen
Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Liberty.
Basu Swastha dan Irawan, 2005, Asas-asas Marketing, Liberty, Yogyakarta. Boone, Louise E. dan David L. Kurtz,
2002. Pengantar Bisnis, Edisi 1, Terjemahan Fadrinsyah Anwar, Emil Salim, Kusnedi, Erlangga, Jilid 2, Jakarta.
Fandy Tjiptono, (2005), Pemasaran Jasa, Malang, Bayu Media Publishing Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008.
Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Rutherford, Denney G dan O’Fallon, Michael J. John. 2007. Hotel Management and Operations Fourth Edition. New Jersey: Willey & Sons, Inc.
Stanton, William, J., (2001), Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta:
Salemba Empat
Zeithaml. Valarie, Bitner & Gremler. 2013. Service Marketing - Integrating Customer Focus Across The Firm, Sixth Edition. New York: McGraw Hill.
engaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Gambara Kreasi Bersama Medan
Gloria Cahaya Julida Hutabarat, SE., ME Dosen Program Studi Teknik Komputer Politeknik IT&B
Lenny Gurning, ST,, MM
Dosen Program Studi Teknik Komputer Politeknik IT&B
Abstrak
Prestasi kerja merupakan sebuah hasil kerja yang dicapai seorang karyawan sesuai dengan standar perusahaan.. .Faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan faktor lingkungan.Untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, perusahaan perlu memperhatikan motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier yang diberikan oleh PT. Gambara Kreasi Bersama Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, observasi, dan teknik dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan responden sebanyak 56 responden yang diambil secara proportional random sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS Versi 20.0.
Dari hasil penelitian pengujian secara simultan (uji t) menunjukkan thitung (4,321) > ttabel (1,675) membuktikan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan. thitung (5,139) > ttabel (1,675) membuktikan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan. thitung (2,286) > ttabel (1,675) membuktikan bahwa pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan. Uji F menunjukkan Fhitung (48,951) > Ftabel 2,78 membuktikan bahwa motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap prestasi kerja karyawan.
Dari hasil pembahasan, diperoleh persamaan regresi linear berganda adalah Y= 6,389 + 0,150 X1 + 0,222 X2 + 0,169 X3. Artinya, motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap prestasi kerja pada PT. Gambara Kreasi Bersama.
Koefisien Determinasi sebesar 0,739 artinya prestasi kerja karyawan dapat dijelaskan oleh motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan kerja sebesar 73,9% sedangkan 26,1% lagi dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
14
PENDAHULUAN
Salah satu usaha yang tepat untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan adalah dengan pemberian motivasi yang tepat. Motivasi merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan demi kemajuan perusahaan Untuk itu sumber daya manusia yang siap dan mampu untuk maju bersama perusahaan demi mencapai tujuan bersama yang diinginkan, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan yang terdiri dari faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Pengembangan karier merupakan proses peningkatan kemampuan kerja seseorang yang mendorong adanya peningkatan prestasi kerja dalam rangka mencapai karier yang diinginkan. Kegiatan pengembangan karier yang didukung oleh perusahaan, maka perusahaan mengharapkan adanya umpan balik dari karyawan yaitu berupa prestasi kerja. Dan apabila perusahaan juga tidak memperhatikan pengembangan
karier karyawannya baik dari segi kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan keinginan untuk bekerja sama. Maka prestasi kerja seperti yang diinginkan perusahaan tidak akan tercapai dengan baik. Secara keseluruhan dari uraian diatas maka kondisi tersebut mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja karyawan.Adapun pengaruh dari pengembangan karier yaitu keadilan dalam karier, perhatian penyelia, perhatian penyelia, minat pekerja, dan kepuasan karier.
restasi kerja merupakan sebuah hasil kerja yang dicapai seorang karyawan sesuai dengan standar perusahaan. Prestasi kerja akan menambah manfaat baik dari pihak perusahaan maupun karyawan. Salah satu manfaatnya bagi karyawan yaitu dapat menambah pengalaman kariernya selama bekerja, sedangkan manfaatnya bagi perusahaan yaitu memudahkan untuk pengambilan keputusan.Faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan faktor lingkungan.Untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, perusahaan perlu memperhatikan motivasi,
15 disiplin kerja, dan pengembangan
karier karyawan. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Gambara Kreasi Bersama Medan ?
2. Apakah disiplinkerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Gambara Kreasi Bersama Medan ?
3. Apakah pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Gambara Kreasi Bersama Medan ?
4. Apakah motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier berpengaruh positif dan simultanterhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Gambara Kreasi Bersama Medan ?
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Gambara Kreasi Bersama Medan?. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Motivasi
Menurut Robbin dan Coulter (2010:109), “Motivasi mengacu pada proses di mana usaha seseorang diberi energi, diarahkan, dan berkelanjutan menuju tercapainya suatu tujuan”. Sebaliknya, apabila pemberian motivasi kurang diperhatikan, maka tidak akan ada semangat dan gairah bekerja. Sehingga hal ini akan berpengaruh pula pada prestasi kerja karyawan.
Tujuan Motivasi
Menurut Sunyoto (2012:198) tujuan motivasi adalah sebagai berikut: 1. Mendorong gairah dan semangat
kerja karyawan
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
16 5. Meningkatkan kedisplinan dan
menurunkan tingkat absensi karyawan
Faktor-Faktor Motivasi
Faktor motivasi adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan.Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan. Faktor motivasi ini dapat dikatakan sebagai faktor intrinsik yang berasal dari dalam diri karyawan dan faktor ekstrinsik yang berasal dari luar karyawan (Hasibuan,2008:110). Faktor intrinsik meliputi: 1. Dorongan untuk berprestasi 2. Dorongan mendapat pengakuan 3. Pekerjaan itu sendiri
4. Dorongan tanggung jawab 5. Pengembangan potensi individu Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi: 1. Gaji atau upah (Wages or
Salaries)
2. Kondisi kerja (Working Condition)
3. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (Company Policy and Administrator)
4. Hubungan antar pribadi (Interpersonal Relation)
5. Kualitas supervisi (Quality Supervisor)
Teori Motivasi
a) Teori Motivasi Klasik F.W.Taylor mengemukakan teori motivasi klasik atau teori motivasi kebutuhan tunggal. Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik, berbentuk uang atau barang dari hasil pekerjaannya. Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya.
b) Teori Maslow Hirarki kebutuhan Maslow mengikuti teori jamak yaitu seseorang berperilaku atau bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan.Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan manusia berjenjang.
Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan, yaitu:
1) Kebutuhan fisiologis, kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan,
17 perumahan, pakaian, udara untuk
bernafas, dan sebagainya.
2) Kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan akan keselamatan dan keamanan adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.
3) Kebutuhan sosial adalah kebutuhan teman, interaksi, dicintai, dan mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya.
4) Kebutuhan akan penghargaan adalah kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan diri dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.
5) Aktualisasi diri adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa.
c) Teori Herzberg
Menurut Hezberg, orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu:
1) Kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan (maintenance factors). Faktor kesehatan merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Faktor-faktor pemeliharaan meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, supervisi, macam-macam tunjangan. 2) Faktor pemeliharaan yang
menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi yang baik.
d) Teori X dan Teori Y Mc. Gregor, Menurut teori X untuk memotivasi karyawan harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa, dan diarahkan supaya mau bekerja
18 sungguh-sungguh. Jenis motivasi
yang diterapkan cenderung motivasi negatif yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas. Sedangkan menurut teori Y, untuk memotivasi karyawan dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi, kerjasama, dan keterikatan pada keputusan. e) Teori Mc Clelland, Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung kekuatan, dorongan, motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia.
Energi akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh: 1) Kebutuhan motif dan kekuatan dasar yang terlibat
2) Harapan keberhasilannya
3) Nilai insentif yang terlekat pada tujuan
Hal-hal yang yang memotivasi seseorang adalah:
1) Kebutuhan akan prestasi 2) Kebutuhan akan afiliasi 3) Kebutuhan akan kekuasaan Disiplin Kerja
Menurut Simamora (2005:476), “Disiplin adalah prosedur yang
mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur”.Menurut Sutrisno ( 2009 : 90 ), “Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya”.
Dengan adanya definisi diatas dapat disimpulkan, disiplin pada hakekatnya merupakan pembatasan kebebasan dari pegawai.Disiplin dalam suatu perusahaan dapat ditegakkan apabila sebagian besar peraturan-peraturannya ditaati oleh sebagaian besar para pegawai.Dalam prakteknya untuk mengusahakan seluruh peraturan ditaati oleh setiap pegawai.Oleh karena itu dalam praktek bila suatu perusahaan telah dapat mengusahakan sebagian besar peraturan-peraturan ditaati oleh sebagian besar pegawainya maka sebenarnya disiplin sudah dapat ditegakkan.
Bentuk disiplin yang akan tercermin pada suasana, yaitu :
1) Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian perusahaan.
19 2) Tingginya semangat dan gairah
kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan.
3) Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
4) Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan.
5) Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan. Faktor Disiplin Kerja
Mengingat betapa pentingnya kedisplinan didalam suatu organisasi perusahaan agar tujuannya bisa tercapaisecara optimal maka faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan menurut Hasibuan (2005:194-198) adalah :
1. Tujuan dan kemampuan 2. Keteladanan pimpinan 3. Balas jasa 4. Keadilan 5. Pengawasan melekat 6. Sanksi hukuman. 7. Ketegasan 8. Hubungan kemanusiaan Pengembangan Karier
Pengembangan karier adalah proses peningkatan kemampuan kerja
individu yang dicapai dalam rangka mencapai karier yang diinginkan Sudiro (2011:91). Sedangkan menurut Martoyo (2007:74) Pengembangan karier merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya sebuah peningkatan-peningkatan status seseorang pada suatu organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.
Tujuan Pengembangan Karier yang dikemukakan oleh andrew J. Dubrin dalam Mangkunegara (2001:77) adalah sebagai berikut :
1. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan Pengembangan karier membantu pencapaian tujuan perusahaan dan tujuan individu.
2. Menunjukan hubungan kesejahteraan pegawai
Perusahaan merencanakan karier pegawai dengan meningkatkan kesejahteraan pegawai agar pegawai lebih tinggi loyalitasnya. 3. Membantu pegawai menyadari
kemampuan potensi
Pengembangan karier membantu menyadarkan pegawaianya akan kemampuannya untuk menduduki
20 suatu jabatan tertentu sesuai
dengan potensi dan keahlianya. 4. Memperkuat hubungan antara
pegawai dan perusahaann
Pengembangan karier akan memperkuat hubyungan dan sikap
pegawainya terhadap
perusahaannya.
5. Membuktikan tanggung jawab sosial
Pengembangan karier suatu cara menciptakan iklim-iklim kerja yang positif dan pegawai-pegawai menjadi lebih bermental sehat. 6. Membantu memperkuat
pelaksanaan program-program perusahaan Pengembangan karier membantu progrsm-program perusahaan lainnya agar tujuan perusahaan tercapai.
Faktor-Faktor Pengembangan Karier
Pengembangan karier dari sudut pandang pekerja memberikan gambaran mengenai jalur-jalur karier dimasa mendatang dalam organisasidan
menandakankepentingan jangka panjang dari organisasi terhadap para pekerjanya, dan bagiorganisasi
pengembangan karier memberikan beberapa jaminan bahwa akan tersedia karyawan yang akan mengisi posisi lowong dimasa mendatang. Menurut Sunyoto (2012:173), ada lima faktor yang terkait dengan pengembangan karier karyawan : 1. Keadilan dalam karier,
karyawan menghendaki keadilan dalam sistem promosi dengan kesempatan sama untuk peningkatan karier
2. Perhatian penyelia, para karyawan menginginkan penyelia mereka memainkan peran aktif dalam pengembangan karier, dan menyediakan umpan balik dengan teratur tentang prestasi. 3. Kesadaran tentang kesempatan,
karyawan menghendaki pengetahuan tentang kesempatan untuk peningkatan karier.
4. Minat pekerja, para karyawan membutuhkan sejumlah informasi berbeda dan pada kenyataannyamemiliki derajat yang berbeda dalam peningkatan karier yang tergantung pada beragam faktor.
21 5. Kepuasan karier, para karyawan
tergantung pada usia dan kedudukan mereka dan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan korelasional dimana Populasi menunjuk pada sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Sekaran,2006:123). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan PT. Gambara Kreasi Bersama Medan yaitu sebanyak 127 orang dan sampel sebanyak 56 orang
a. jawaban yang paling tepat. b. Observasi, mengamati secara
langsung setiap variabel yang ada dalam perusahaan.
c. Dokumentasi, teknik merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan
mengumpulkan data-data seperti data jam kerja, kehadiran, kondisi kerja dan data lainnya yang diperlukan
dari PT. Gambara Kreasi Bersama Medan.
Teknik Analisis Data dengan Regresi Linier Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda yang berguna untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Sugiyono 2008: 277),
Untuk menguji pengaruh motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier terhadap prestasi kerja karyawan digunakan uji F dan uji t.
Hasil Penelitian
Teknik analisis data yang
digunakan adalah regresi linear
berganda yang berguna untuk
mengetahui pengaruh motivasi,
disiplin kerja, dan pengembangan karier terhadap prestasi kerja pada perusahaan PT. Gambara Kreasi Bersama Medan.
Y= 6,389 + 0,150 X1 + 0,222 X2 +
0,169 X3
Hal ini berarti bahwa motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier berpengaruh positif terhadap
22 prestasi kerja pada PT. Gambara
Kreasi Bersama. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresinya yang bertanda positif. Arti persamaan regresi linear berganda adalah: 1. Nilai konstanta (a) sebesar 6,389.
Artinya, jika motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier bernilai 0, maka prestasi kerja sebesar 6,389.
2. Nilai koefisien regresi (b1) untuk
X1 (motivasi) sebesar 0,150.
Artinya, setiap terjadi perubahan variabel motivasi, maka prestasi kerja akan berubah sebesar 0,150. 3. Nilai koefisien regresi (b2) untuk
X2 (disiplin kerja) sebesar 0,222.
Artinya, setiap terjadi perubahan variabel disiplin kerja, maka prestasi kerja akan berubah sebesar 0,222.
4. Nilai koefisien regresi (b3) untuk
X3 (pengembangan karier)
sebesar 0,169. Artinya, setiap terjadi perubahan variabel pengembangan karier, maka prestasi kerja akan berubah sebesar 0,169.
5. Dari point 2, 3 dan 4, diketahui bahwa disiplin kerja memberikan
pengaruh yang paling dominan terhadap prestasi kerja dari pada variabel motivasi dan pengembangan karier.
Dari persamaan regresi linear berganda di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier berpengaruh positif terhadap prestasi kerja pada PT. Gambara Kreasi Bersama . Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresinya yang bertanda positif
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
Persamaan regresi linier berganda yang diperoleh adalah Y= 6,389 + 0,150 X1 + 0,222 X2 + 0,169 X3. Artinya motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikanterhadap prestasi kerja pada PT. Gambara Kreasi Bersama. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresinya yang bertanda positif.
1. Berdasarkan uji-F, Fhitung
(48,951) > Ftabel (2,78). Maka Ho
ditolak, artinya motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier berpengaruh positif dan
23 signifikan secara simultan
terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Gambara Kreasi Bersama.
2. Berdasarkan uji-t, bahwa motivasi nilai thitung (4,321) > ttabel
(1,675). Disiplin kerja nilai thitung
(5,139) > ttabel (1,675).
Pengembangan karier nilai thitung
(2,286) > ttabel (1,675). Artinya
motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Gambara Kreasi Bersama.. 3. Hasil pengujian koefisien R2
adalah sebesar 0,739 Artinya prestasi kerja dapat dijelaskan oleh motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karier sebesar 73,9% sedangkan 26,1 % lagi dapat dijelaskan oleh faktor lain
DAFTAR PUSTAKA
Fathoni. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Rhineka Cipta. Buku Pertama, Jakarta.
Gibson dan Kadarisman, 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rajawali Pers, Jakarta.
Gomes, Prasetio Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Buku Pertama, Yogyakarta. Andi
H.A.S. Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. PT. Bumi Aksara: Jakarta.Mangkunegara, Anwar Prabu.2005. Evaluasi Kinerja SDM. Cetak Pertama, Bandung: Refika Aditarma
Handoko, T. Hani, 2005. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Penerbit BPFE Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara
Hasianna Simanjuntak, Ester. 2005. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Salesmen Pada PT. Dunia
Kharisma Indonesia
Medan.http://repository.usu.ac.id. Mangkunegara,2001.
Manajemen Sumber Daya Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Martoyo, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga, Cetakan Kedelapan, Jakarta : Rajawali Press.
Nawawi, Hadari, 2008. Perencanaan SDM Untuk Organisasi Profit Yang Kompetitif, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Robbin, Stephen P danCoulter,Marry. 2010. Manajemen. Jakarta: Erlangga
Rivai. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
24
Sudiro. 2011.
PerencanaanSumberDayaManusi a. Malang: UB.press.
Sihotang, A. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Praditya Paramitha.
Sunyoto, danang, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, CAPS (Center foracademic publishing service), Yogyakarta.
Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sekaran, Uma, 2006, Research Methods for Business, Salemba Empat, Jakarta.
25 ANALISIS DISIPLIN KERJA PADA PT. BARAT SEJAHTERA MEDAN.
Sri Aprianti Tarigan, SE, ME
Dosen Program Studi Manajemen STIE Informasi Teknologi dan Bisnis Arifin Assaly,SE., MM
Dosen Program Studi Manajemen STIE Informasi Teknologi dan Bisnis
ABSTRAK
PT.Barat Sejahtera Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha konstruksi. Disiplin kerja pada PT. Barat Sejahtera Medan belum sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat absensi karyawan. Akibatnya tujuan perusahaan tidak tercapai seperti diharapkan. Berdasarkan uraian tersebut, dirumuskan masalah penelitian “Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi disiplin kerja karyawan pada PT. Barat Sejahtera Medan?.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan mempengaruhi disiplin kerja pada PT. Barat Sejahtera Medan. Manfaat penelitian adalah menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan operasional PT.Barat Sejahtera Medanyang berjumlah 135 orang. Sampel pada penelitian berjumlah 80 orang yang dipilih secara acak sederhana. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Data yang diperoleh di analisis menggunakan analisis faktor dengan bantuan SPSS versi 20.0
Berdasarkan hasil pembahasan disimpulkan bahwa scree plot menampakkan grafik, di mana dari faktor 1 ke faktor 2, arah grafik menurun cukup tajam. Kemudian faktor ketiga dan seterusnya sudah berada di bawah angka sumbu Y Hal ini menunjukkan bahwa faktor pengawasan melekat yang paling dominan mempengaruhi disiplin kerja karyawan pada PT. Barat Sejahtera Medan. Faktor yang paling dominan mempengaruhi disiplin kerja karyawan pada PT.Barat Sejahtera Medanadalah faktor pengawasan melekat dengan nilai variance 29, 3%. Saran yang diberikan kepada perusahaan sebagai bahan pertimbangan adalah sebaiknya, perusahaan memperhatikan faktor pengawasan melekat berupa pengawasan secara langsung di lokasi kerja oleh atasan, pengarahan oleh atasan, teguran, dan tindakan tegas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan disiplin kerja karyawan.
Kata Kunci : Analisis faktor, disiplin kerja karyawan PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber daya manusia oleh banyak kalangan dianggap sebagai suatu asset yang berharga bagi perusahaan yang harus mendapat perhatian, dijaga, dibina, dan kemudian dimanfaatkan secara tepat untuk kepentingan perusahaan. Perusahaan akan sukses mencapai tujuan, apabila memiliki sistem manajemen organisasi yang baik, strategi, dan tentu saja peran sumber daya
manusia sebagai resources yang sangat mendasar.
Faktor manusia atau tenaga kerja memegang peranan penting, sebab betapapun majunya suatu teknologi, dalam praktiknya untuk menggerakkan atau mengendalikan alat tersebut dibutuhkan tenaga manusia.Rosidah (2009: 152) menyatakan keberhasilan berbagai aktivitas di dalam mencapai tujuan perusahaan bukan hanya tergantung pada kemajuan teknologi, dana operasional yang tersedia, sarana dan prasarana yang dimiliki, melainkan juga
26 tergantung pada aspek sumber daya manusia
yang dimiliki perusahaan.
Dalam hal ini karyawan yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab, serta disiplin kerja yang tinggi harus dapat dipertahankan karena karyawan tersebut merupakan salah satu aset penting yang dimiliki perusahaan. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah peningkatan disiplin kerja karyawan. Peningkatan disiplin karyawan merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan dalam suatu organisasi dengan harapan mereka memiliki rasa tanggung jawab untuk melaksanakan tugas yang diberikan.
Menurut Gouzali (2005: 111) disiplin kerja adalah sikap dan perilaku seorang karyawan yang diwujudkan dalam bentuk kesedian seorang karyawan dengan penuh kesadaran, dan ketulusikhlasan atau dengan tanpa paksaan untuk mematuhi dan melaksanakan seluruh peraturan dan kebijaksanaan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai upaya memberi sumbangan maksimal dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Disiplin kerja karyawan pada suatu perusahaan biasanya disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Susilo (2007:165) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan antara lain adalah: motivasi, pendidikan dan pelatihan, kepemimpinan, kesejahteraan serta penegakan disiplin. Hasibuan (2005: 194) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah tujuan dan kemampuan, teladan kepemimpinan, balas jasa, keadilan, pengawasan melekat (waskat), sanksi hukum, ketegasan dan hubungan kemanusiaan. hubungan kemanusian mempengaruhi disiplin kerja karyawan
Tinggi rendahnya tingkat disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari tingkat absensi dan tingkah laku karyawan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Tingkat absensi karyawan yang tinggi menandakan tingkat disiplin kerja karyawan dalam perusahaan rendah, sebaliknya tingkat absensi karyawan yang rendah berarti disiplin kerja karyawan dalam perusahaan tinggi, hal ini akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya.
Dengan disiplin kerja karyawan yang semakin baik atau meningkat maka produktivitas karyawan akan semakin baik atau meningkat. Secara kuantitatif terdapat indikasi adanya penurunan disiplin kerja karyawan yang ditunjukkan oleh tingginya tingkat absensi karyawan PT.Barat Sejahtera Medanpada tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2013 yang dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Tingkat Absensi Karyawan di PT.Barat Sejahtera MedanTahun 2013 N o Bulan Karyawan yang hadir sebulan penuh Karyawa n yang absen 1 Januari 131 5 2 Februari 131 4 3 Maret 129 6 4 April 129 7 5 Mei 131 4 6 Juni 130 5 7 Juli 131 4 8 Agustus 129 6 9 September 130 2 1 0 Oktober 127 8 1 1 November 131 5 1 2 Desember 132 4 Rata-rata/bula n 130 5
27 Sumber: PT. Barat Sejahtera Medan.
Dari Tabel 1.1 disimpulkan bahwa jumlah karyawan yang absen cukup tinggi yaitu 2-4% perbulan. Berdasarkan peraturan yang mengatur hak cuti karyawan maka bagi karyawan yang meninggalkan tugas tanpa keterangan/bukan dari hak cuti dianggap absen.
Identifikasi Permasalahan
Setiap organisasi dalam menjalankan aktivitasnya pasti menghadapi berbagai masalah yang harus diselesaikan, salah satunya mengenai disiplin kerja karyawan pada PT.Barat Sejahtera Medan yaitu jumlah karyawan yang absen cukup tinggi, karena apabila absen karyawan tinggi maka disiplin kerja karyawan semakin menurun dan tujuan perusahaan akan terkendala.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah penelitian ini adalah “Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi disiplin kerja karyawan pada PT. Barat Sejahtera Medan” ?
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuanuntuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi disiplin kerja karyawan pada PT. Barat Sejahtera Medan
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan menulis dan berfikir ilmiah khususnya yang berkaitan
dengan disiplin kerja karyawan PT. Barat Sejahtera Medan. b. Bagi Perusahaan PT. Barat
Sejahtera Medan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukkan dan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang dapat meningkatkan kedisiplinan para karyawannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian dan Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan seleksi, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia, agar tercapai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Sumber daya manusia sangat berperan sesuai perkembangan teknologi industri, karena teknologi secanggih apapun tidak dapat berjalan jika tidak diproses oleh manusia. Menurut Gomes (2003: 6) manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, pemutusan hubungan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan organisasi, individu dan masyarakat.
Fungsi-Fungsi Manajemen
Sumber Daya Manusia
Menurut Sutrisno (2009: 8-10) fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia adalah:
28 1. Perencanaan
Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif dan efisien, dalam upaya membantu terwujudnya tujuan perencanaan perlu ditetapkan program ketenagakerjaan yaitu: pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian karyawan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur karyawan dengan menciptakan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bentuk bagan organisasi.
3. Pengarahan dan Pengadaan
Pengarahan adalah kegiatan memberi petunjuk kepada karyawan, agar mau kerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi, pengarahan dilakukan oleh pemimpin yang dengan kepemimpinannya akan memberi arahan kepada karyawan, agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Pengadaan merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan tenaga kerja dan orientasi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
4. Pengendalian
Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan karyawan agar mentaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat penyimpangan diadakan tindakan perbaikan, pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengembangan
Pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan kerja, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan, hendaknya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa yang akan datang.
6. Kompensasi
Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung berupa uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada organisasi. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerja, sedangkan layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primer.
7. Pengintegrasian
Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Di satu pihak, organisasi memperoleh keuntungan, sedangkan dilain pihak, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan cukup sulit dalam manajemen sumber daya manusia, karena mempersatukan dua kepentingan yang berbeda.
8. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik menyelenggarakan berbagai program kesejahteraan karyawan.
9. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan organisasi,
29 karena tanpa adanya kedisiplinan, maka
sulit mewujudkan tujuan organisasi yang maksimal. Kedisiplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan organisasi dan norma sosial
10. Pemberhentian
Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja seorang karyawan dari suatu organisasi. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan organisasi, berakhirnya kontrak kerja, atau sebab lainnya. Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan perusahaan, karena tanpa kedisiplinan yang baik akan sulit mencapai tujuan perusahaan. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
a. Pemberhentian (Separation)
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dengan perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pension dan sebab lainnya. Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia sangat menentukan terwujudnya tujuan organisasi yang telah ditetapkan maupun tujuan individu dalam organisasi, peranan dari manajemen sumber daya manusia baik fungsi yang bersifat manajerial maupun organisasi sangat menunjang dalam usaha-usaha mencapai tujuan perusahaan. Melalui fungsi-fungsi tersebut, manajemen sumber daya manusia berusaha menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan karyawan sehingga mereka selalu dapat memberikan kontribusi
bagi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
b. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Disiplin Kerja Karyawan
Karyawan yang melakukan pekerjaan tanpa disiplin akan berdampak negatif bagi organisasi. Hal ini terlihat dari tidak selesainya pekerjaan yang dibebankan oleh atasan kepada bawahan, mutu pekerjaan rendah, terjadinya pemborosan waktu dan adanya kecenderungan bangkrutnya organisasi.
Menurut Hasibuan (2005: 194) faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan adalah:
a) Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengejarkannya. Akan tetapi, jika pekerjaan itu diluar kemampuannya atau jauh dibawah kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah. Disinilah letak pentingnya asas the right man in the right place and the right man in the right job.
b) Teladan Pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan sebagai teladan atau panutan bagi bawahannya, pimpinan harus memberi contoh yang baik, jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatan. Teladan
30 pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan
pun akan ikut baik. c) Balas jasa
Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap organisasi atau pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.
d) Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan sebagai dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa atau hukum akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Manajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya.
e) Pengawasan Melekat (Waskat)
Pengawasan melekat (waskat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu ada atau hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
f) Sanksi Hukum
Sanksi hukum berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukum yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan organisasi, sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Berat ringannya hukum yang akan diberikan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan.
g) Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan organisasi. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukum yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukum bagi karyawan yang tidak disiplin akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan. h) Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan yang ikut menciptakan kedisiplinan yang baik. Hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group dan cross relationship hendaknya harmonis. Manajer berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal di antara semua karyawannya. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Gouzali (2005: 291) menyatakan ada 7 faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan:
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi Karyawan dapat mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya yang telah disumbangkan bagi organisasi. Bila ia menerima kompensasi yang memadai, ia dapat bekerja tenang, tekun serta selalu berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, bila ia merasa kompensasi yang diterimanya jauh dari memadai, maka ia akan berpikir mendua dan berusaha mencari tambahan penghasilan lain di luar, sehingga menyebabkan ia sering mangkir, sering minta izin ke luar dan sebagainya.
2. Keteladanan pimpinan
Keteladanan pimpinan maksudnya bahwa dalam lingkungan organisasi, semua
31 karyawan akan selalu memperhatikan
bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya, perbuatan dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. Peranan keteladanan pimpinan amat besar dalam organisasi, bahkan amat dominan dibandingkan dengan semua faktor yang mempengaruhi tegaknya disiplin dalam organisasi.
3. Adanya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Pembinaan disiplin tidak dapat terlaksana dalam organisasi, bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakkan bila peraturan yang dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi atau keinginan pimpinan saja. Para karyawan akan mau melakukan disiplin bila ada aturan yang jelas dan diinformasikan kepada meraka. Bila aturan disiplin menurut selera pimpinan saja, jangan harap bawahan akan mematuhi aturan tersebut.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Suatu disiplin dapat ditegakkan, bila di samping aturan tertulis yang jadi pegangan bersama, juga perlu ada sanksi. Sanksi ini tentu tidak hanya tertulis di atas kertas saja, tetapi benar-benar dilaksankan dalam praktik sehari-hari. Bila ada seorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya.
5. Kurangnya pengawasan pimpinan
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai yang telah ditetapkan. Namun sudah menjadi tabiat manusia pula bahwa mereka selalu ingin bebas lepas, tanpa terikat atau diikat oleh peraturan apapun juga. Dalam
keadaan inilah maka diperlukan pengawasan dalam artian pengawasan yang berfungsi sebagai pendidik dan pengarah terhadap proses pelaksanaan pekerjaan. Orang yang tepat melaksanakan pengawasan terhadap disiplin adalah atasan langsung para karyawan yang bersangkutan. 6. Ada tidaknya perhatian pimpinan kepada bawahan
Karyawan adalah manusia yang mempunyai tabiat dan karakter sendiri-sendiri yang satu sama lain amat berbeda. Seorang karyawan tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian dari pimpinan. Keluhan dan kesulitan mereka ingin didengar dan dicarikan jalan keluarnya.
7. Diciptakan kebiasaan yang mendukung tegakkan disiplin
Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia dan menjadi tolok ukur untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia lainnya telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Kedisiplinan yang baik, mencerminkan bahwa fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia lainnya telah dilaksanakan. Sebaliknya, jika kedisiplinan karyawan kurang baik, berarti penerapan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia kurang baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan merupakan kunci terwujudnya tujuan organisasi dan karyawan. Dengan disiplin yang baik berarti karyawan sadar dan bersedia mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
Kerangka Berpikir
Salah satu hal yang dapat menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah kinerja perusahaan secara keseluruhan. Kinerja yang baik akan tercapai apabila sumber daya