• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran Surat No : 812/EQ.S/XII/2015, tanggal 19 Desember 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran Surat No : 812/EQ.S/XII/2015, tanggal 19 Desember 2015"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Surat No : 812/EQ.S/XII/2015, tanggal 19 Desember 2015

PENGUMUMAN HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

DI KUB JOGJA KREATIF KABUPATEN BANTUL PROVINSI DI YOGYAKARTA

Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) sebagai

berikut :

I. Nama LVLK

Nomor Akreditasi

: PT EQUALITY INDONESIA

: LVLK-006-IDN

Alamat

:

Jl. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor 16710

Telp.

:

+62251 7550722

Fax.

:

+62251 7550724

Email

:

equalitycert@gmail.com

Website

:

http://www.equalityindonesia.com

Telah melaksanakan Kegiatan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) Terhadap :

II. Nama Kelompok

:

KUB JOGJA KREATIF

Akte Pendirian/SKB

Kelompok

:

Kesepakatan Kelompok tanggal 17 November 2015

Jenis Industri

:

Industri Furniture dari Kayu

Jumlah Anggota

:

5 Anggota

Lokasi

:

Kabupaten Bantul – DI Yogyakarta

Alamat

:

Kalipucang RT.05 Bangunjiwo, Kec. Kasihan, Kab.

Bantul, Prov. DI Yogyakarta

III. Waktu Pelaksanaan

:

23 s.d. 28 November 2015

IV. Hasil Verifikasi

:

NILAI AKHIR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU MENDAPAT

PREDIKAT LULUS SEHINGGA KUB JOGJA KREATIF

KABUPATEN BANTUL PROVINSI DI YOGYAKARTA

BERHAK DIBERIKAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU

Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.

Bogor, 19 Desember 2015

PT EQUALITY INDONESIA

Ucep Sucitra, A.Md.

(2)

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Nomor : 183/EQI-KEP.Cert/XII/2015

TENTANG

PENERBITAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK)

PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) JOGJA KREATIF

DI KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KESEPAKATAN KELOMPOK TANGGAL 17 NOVEMBER 2015 JUMLAH 5 ANGGOTA

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Menimbang

:

a.

bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Verifikasi pada KUB

JOGJA KREATIF Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor 131/EQI-F090 tanggal 08

Desember 2015;

b.

bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar

Rekomendasi Nomor 130/EQI-F037 tanggal 08 Desember 2015 dan Tinjauan Hasil

Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor 162/EQI-F039 tanggal 12 Desember

2015 dan pernyataan pemeriksaan yang disahkan oleh Pengambil Keputusan;

c.

bahwa hasil Pengambilan Keputusan dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator

Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut 181 tanggal 12 Desember 2015

menunjukkan KUB JOGJA KREATIF telah “MEMENUHI” seluruh norma penilaian untuk

setiap verifier Legalitas Kayu (LK);

d.

bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014

tanggal 29 Desember 2014, KUB JOGJA KREATIF telah memenuhi syarat untuk diberikan

Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK).

Mengingat :

1.

Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;

2.

Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

3.

Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor : 16;

4.

Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik

Dalam Kerangka Indonesia

National Single Window

;

5.

ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga

Sertifikasi Produk;

6.

Pedoman KAN 402 – 2007 - Panduan Interpretasi Untuk Butir-Butir Pedoman BSN

401-2000 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

7.

ISO/IEC Guide 23:1982 :

Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party

Certification Systems

:

8.

SNI ISO/IEC 17065:2012 tentang Penilaian Kesesuaian – Persyaratan untuk Lembaga

Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa;

(3)

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN

10.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.21/MenLHK-II/2015 tanggal 1 Juni 2015

tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Hak;

11.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.41/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014

tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu yang berasal dari Hutan Alam sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor : P.43/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 12 Agustus 2015;

12.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.42/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014

tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu yang berasal dari Hutan Tanaman Industri

pada Hutan Produksi sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/Menlhk-Setjen/2015

tanggal 12 Agustus 2015;

13.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.38/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009

tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :

P.95/Menhut-II/2014 tanggal 29 Desember 2014;

14.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi

Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;

15.

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan

Tanda V-Legal;

16.

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem

Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;

17.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013

tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas

Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;

18.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan

Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE

dalam kerangka Indonesia

National Single Window

;

19.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 97/M-DAG/PER/12/2014 Tanggal 24

Desember 2014 jo. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 66/M-DAG/PER/8/2015

Tanggal 27 Agustus 2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;

20.

Perjanjian Kerjasama Antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;

21.

DPLS 14 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu dan perubahannya;

22.

Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor :

LVLK-006-IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai

Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO/IEC Guide 65:1996

General

requirements for bodies operating product certification systems

dengan masa berlaku

sampai dengan 17 Agustus 2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi

tanggal 18 Agustus 2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan

pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 Tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui

dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012

Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai

Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);

23.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.2819/Menlhk

PHPL/PPHH/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang Penetapan Lembaga Verifikasi

Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia Sebagai Penerbit Dokumen V-Legal;

(4)

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN

24.

Peraturan Dlrektur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013

tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem

Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan penerbitan dokumen V-Legal;

25.

Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014

tanggal 29 Desember 2014 jo. P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang

Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);

26.

Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Noomor : P.15/VI-BPPHH/2014

tanggal 29 Desember 2015 tentang Mekanisme Penetapan Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu (LVLK) Sebagai Penerbit Dokumen V-Legal;

27.

Manual Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Sertifikasi Legalitas

Kayu (SLK) beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.

Memperhatikan

:

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : PSC-024/2015 tanggal 30 Oktober 2015.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

PENERBITAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB)

JOGJA KREATIF DI KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KESEPAKATAN KELOMPOK TANGGAL 17 NOVEMBER 2015 JUMLAH 5 ANGGOTA.

PERTAMA

: KUB JOGJA KREATIF

dinyatakan “LULUS” dan berhak mendapatkan

Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) Nomor : 156/EQC-VLK/XII/2015.

KEDUA

: Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 12 Desember 2015 sampai dengan

tanggal 11 Desember 2021 selama KUB JOGJA KREATIF (Pemegang

Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan Direktur

Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29

Desember 2014.

KETIGA

: Sertifikat, Logo dan Tanda V-Legal yang diterbitkan oleh PT EQUALITY

Indonesia dapat dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan

publikasi dan promosi di media cetak, brosur atau pun iklan di televisi

sebagaimana Panduan Sistem yang ditetapkan.

KEEMPAT

: Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan

atau penggunaan Tanda V-Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan

hak/sub-lisensi penggunaan Tanda V-Legal kepada Pemegang Sertifikat

melalui ”Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan

hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.

KELIMA

: Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia

apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi sistem legalitas kayu, perubahan

nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan struktur atau

manajemen Pemegang Sertifikat.

KEENAM

: PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut

terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan

(

surveillance

) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).

KETUJUH

: Penilikan (

Surveillance

) dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali selama masa

berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan

dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.

KEDELAPAN

: Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;

dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai

kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:

(5)

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN

a.

Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja

Pemegang Sertifikat;

b.

Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi

lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;

c.

Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana

diktum KELIMA;

d.

Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;

e.

Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap

pengaktifan sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.

KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia

dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat

temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan

sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana

kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila :

a.

Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3

(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;

b.

Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain pelanggaran

Hak Azasi Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau

menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal;

c.

Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya

atau izin usahanya dicabut.

d.

Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat

Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEBELAS

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bogor

Pada Tanggal : 12 Desember 2015

PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono

Direktur Utama

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :

1.

Ketua Kelompok KUB JOGJA KREATIF, di Bantul;

2.

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hutan, di Jakarta;

3.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian

Program dan Pelaporan.

(6)
(7)

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN

DAFTAR ANGGOTA KUB JOGJA KREATIF

KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

JUMLAH 5 ANGGOTA

Bogor, 12 Desember 2015

PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono

Direktur Utama

NO

PEMEGANG

IZIN

ALAMAT

SK TDI

JENIS

PRODUKSI

KAPASITAS

1. CV SAUDARA

Jl Imogiri Barat Km

4 Jotawang,

Bangunharjo,

Sewon, Bantul

Nomor:

1038/DP/011/II

I/2015, tanggal

23 Maret 2015.

Furniture

360 M³/Th

2. CV SEKIT

INDONESIA

Jl Bantul Km 6,

Nyemengan RT

005, Tirtonirmolo,

Kasihan, Bantul

Nomor:

5819/DP/011/X

II/2014, tanggal

31 Desember

2014.

Furniture dan

Kerajinan dari

Kayu, Bambu,

Rotan, Batu,

Tanah Liat,

Logam

8.000 M³/Th

3. JAVA

CREATIONS

Gesikan RT 05 Dk

Jaranan,

Panggungharjo

Sewon Bantul

Nomor:

3667/DP/011/I

X/2015, tanggal

15 September

2015

Kerajinan

kayu

4.000 Pcs/Th

4. GANDOK CRAFT Gersik RT 003

Sumbermulyo,

Bambanglipuro,

Bantul

Nomor:

3090/DP/011/

VIII/2015,

tanggal 10

Agustus 2015

Furniture dan

Handycraft

dari Kayu

Furnriture 400

Pcs,

Handycraft

500 Pcs

5. LINGLANG

Kalipucang RT

005, Bangunjiwo,

Kasihan, Bantul

Nomor:

2018/DP/011/

V/2015, tanggal

20 Mei 2015

Gerabah

2.400 Pcs

(8)

(1) Identitas LVLK

a. Nama Lembaga

: PT EQUALITY Indonesia

b. Nomor Akreditasi

: LVLK-006-IDN

c.

Alamat

: JL Sukaraja No 72 Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor - 16710

d. Nomor Telepon

Nomor Faks

E-mail

:

:

:

0251-7550722, 7157103

0251-7550724

equalitycert@gmail.com

;

eq@equalityindonesia.com

e. Direktur

: Ir. Agustri Warsono

f.

Standar

: P.14/VI-BPPHH/2014, P.

95

/Menhut-II/2014

g.

Tim Audit

: 1.

Ir. Bagus Edhianto (Lead Auditor)

h. Tim Pengambil

Keputusan

: 1.

Ir. Agustri Warsono

2.

Rita Sugiarti, S.Hut

(2) Identitas Auditee

Nama Pemegang

Izin/Kelompok

: KUB Jogja Kreatif

Alamat Kelompok

: Kalipucang, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Sewon,

Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta

(3) Unit Usaha ( anggota ) yang disertifikasi :

(4) a. Nama Perusahaan

: CV SAUDARA

b. Nomor & Tanggal SK

: 1038/DP/011/III/2015, tanggal 23 Maret 2015

c. Alamat Perusahaan

: Jl Imogiri Barat Km 4 Jotawang, Bangunharjo, Sewon,

Bantul

d. NPWP

: 71.033.778.3-543.000

e. Penanggung Jawab

: Laily Maulidya

f.

Nilai Investasi

: Rp 400.000.000,00

g. Komoditi

: Furniture dari Kayu

h. Nomor telepon

: 0274 - 386989

i.

Kapasitas Terpasang

: 360 M

3

/ Tahun

(9)

(5) a.

Nama Perusahaan

: CV SEKIT INDONESIA

b.

Nomor & Tanggal SK : 5819/DP/011/XII/2014, tanggal 31 Desember 2014.

c.

Alamat Perusahaan

: Jl Bantul Km 6, Nyemengan RT 005, Tirtonirmolo,

Kasihan, Bantul

d.

NPWP

: 71.131.662.0-543.000

e.

Penanggung Jawab

: Sudarmanto, S.H.

f.

Nilai Investasi

: Rp 100.000.000,00

g.

Komoditi

: Furniture dan Kerajinan dari Kayu, Bambu, Rotan,

Batu, Tanah Liat, Logam

h.

Nomor telepon

: 081227078883

i.

Kapasitas Terpasang : 8.000 M

3

/ Tahun

(6) a.

Nama Perusahaan

: JAVA CREATIONS

b.

Nomor & Tanggal SK : 3667/DP/011/IX/2015, tanggal 15 September 2015.

c.

Alamat Perusahaan

: Gesikan RT 05 Dk Jaranan, Panggungharjo Sewon

Bantul

d.

NPWP

: 35.125.339.8-543.000

e.

Penanggung Jawab

: Suradi

f.

Nilai Investasi

: Rp 50.000.000,00

g.

Komoditi

: Kerajinan Kayu

h.

Nomor telepon

: 081328105897

i.

Kapasitas Terpasang : 4.000 Pcs / Tahun

(6) Ringkasan Tahapan

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan Konsultasi Publik (bila

dibutuhkan)

Tidak ada

Pertemuan Pembukaan Tanggal 23 November 2015 di ruang rapat sekrertariat Kelompok Jogja Kreatif, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah

 Pertemuan dilaksanakan di Ruang Rapat Kelompok. Perkenalan anggota Tim Audit, menyampaikan tujuan dan ruang lingkup verifikasi, menyampaikan jadwal/rencana kerja verifikasi, menyampaikan metodologi dan prosedur verifikasi, menyampaikan ketidaksesuaian pada verifikasi, serta

(10)

Istimewa Yogyakarta. menkonfirmasikan waktu, tempat, dan peserta pertemuan penutupan.

 Pertemuan pembukaan diakhiri dengan pembuatan BAP.

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan Tanggal 23 - 24 November 2015. Kantor CV Saudara, Jl Imogiri Barat Km 4 Jotawang, Bangunharjo, Sewon, Bantul Observasi di Pabrik Pengolahan.

 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan dokumen dengan menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7, Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014. Untuk menguji kebenaran data, tim Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7 Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan Tanggal 25 - 26 November 2015. Kantor CV Sekit Indonesia, Jl Bantul Km 6, Nyemengan RT 005, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul Observasi di Pabrik Pengolahan.

 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan dokumen dengan menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7, Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014. Untuk menguji kebenaran data, tim Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7 Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan

Tanggal 27 – 28 November 2015. Kantor Java Creations, Gesikan RT 05 Dk Jaranan, Panggungharjo Sewon Bantul.

Observasi di Pabrik Pengolahan.

 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan dokumen dengan menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7, Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014. Untuk menguji kebenaran data, tim Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7 Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.

Pertemuan Penutupan Tanggal 28 November 2015 di ruang rapat sekrertariat Kelompok Jogja Kreatif, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

 Menyampaikan ucapan terima kasih kepada KUB Jaya Bersama atas kerjasamanya selama kegiatan verifikasi.

 Menyampaikan daftar periksa VLK

 Pertemuan penutupan diakhiri dengan pembuatan BAP Pengambilan Keputusan Tanggal 12 Desember 2015 di Ruang Meeting PT EQUALITY Indonesia

 Rapat pengambilan keputusan meninjau dokumen verifikasi yang diajukan untuk menjamin bahwa verifikasi dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY Indonesia.

(11)

(7) Resume Hasil Penilaian :

(a)

Unit Usaha : CV Saudara

Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi P 1. Industri kecil mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah.

Kriteria K1.1 : Industri kecil memiliki : (a)Tanda Daftar Industri (TDI)

(b)investasi kurang dari Rp 200.000.000 Kriteria K.1.2. Importir kayu dan produk kayu Kriteria K.1.3. Unit Usaha dalam bentuk kelompok

Indikator 1.1.1. Industri kecil adalah produsen yang memiliki izin yang sah Verifier 1.1.1.a

Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan Akte pendirian perusahaan yang dimiliki CV Saudara (Auditee), Akta pendirian perusahaan dikeluarkan oleh kantor Notaris Esti Anna Widarsih SH dengan Akta Nomor 08 pada tanggal 11 Desember 2012 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bantul dengan Nomor : 313/CV/IX/2014/ PNBTL.KUM.01.01.2014 pada tanggal 22 September 2014

Verifier 1.1.1.b.

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin

Usaha Industri (IUI) Kecil MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Auditee telah memiliki dokumen SIUP Kecil dengan Nomor : 1039/DP/007/III/2015 yang diterbitkan oleh Dinas Perijinan Pemerintah Kabupaten Bantul tanggal 23 Maret 2015. SIUP wajib didaftar ulang pada tanggal 22 Maret 2020. Jenis barang atau produk yang diproses dan diperdagangkan sesuai dengan izin perdagangan yang dimiliki Auditee.

Verifier 1.1.1.c.

Izin HO (izin gangguan lingkungan sekitar industri)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Izin HO (Izin Gangguan Lingkungan Sekitar Industri), Auditee telah memiliki Izin Gangguan berdasarkan Surat Keputusan Dinas Perijinan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan Nomor : 1037/DP/001/III/2015 tanggal 23 Maret 2015 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul. Izin Gangguan ini berlaku selama perusahaan yang bersangkutan menjalankan usaha/kegiatan sesuai jenis usaha yang diizinkan

Verifier 1.1.1.d.

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Auditee memiliki dokumen TDP yang diterbitkan oleh Kantor Dinas Perijinan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan Nomor : 120133102532 tanggal 23 Maret 2015. Informasi yang tercantum pada TDP sesuai dengan bidang usaha dan peruntukannya. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) ini berlaku sampai dengan tanggal 22 Maret 2020.

Verifier 1.1.1.e. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen perpajakan yang dimiliki Auditee yaitu

(12)

NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) MEMENUHI berupa NPWP dengan Nomor : 71.033.778.3-543.000 dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dengan Nomor : S -11740/WPJ.23/ KP.0503/ 2015 yang ditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan atas nama Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul pada tanggal 19 November 2015.

Verifier 1.1.1.f.

Dokumen lingkungan hidup (UKL – UPL/SPPL/DPLH/SIL/DELH/dokumen lingkungan hidup lain yang setara

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan dokumen lingkungan hidup yang dimiliki Auditee, telah tersedia Dokumen SPPL yang sesuai dengan lingkup usahanya dan ditandatangani oleh Direktur dan telah memperoleh persetujuan dari Kantor Kecamatan Sewon Pemerintah Kabupaten Bantul sesuai Nomor: 38/UM/SW/II/2015 tanggal 23 Februari 2015 dan pengesahan dari Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bantul dengan Nomor : 660/19/SPPL/BLH/II/2015 tanggal 26 Februari 2015.

Verifier 1.1.1.g.

Izin Usaha Industri (IUI) Kecil atau Tanda Daftar Industri (TDI)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen perizinan yang dimiliki oleh Auditee berupa Tanda Daftar Industri (TDI) dengan Nomor : 1038/DP/011/III/2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perijinan Pemerintah Kabupaten Bantul pada tanggal 23 Maret 2015. Izin TDI ini berlaku selama perusahaan industri masih beroperasi sesuai dengan jenis industri dan ketentuan yang tercantum dalam izin.

Indikator 1.1.2 Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir produsen.

Verifier 1.1.2

Berstatus Eksportir Terdaftar Produk

Industri Kehutanan (ETPIK). NA

Auditee pada saat verifikasi awal belum melaksanakan ekspor dan belum berstatus sebagai eksportir terdaftar produk industri kehutanan, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 1.2.1. .Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah. Verifier 1.2.1

Dokumen pengakuan/pengenal

sebagai importir. NA

Auditee tidak melakukan kegiatan Impor, baik impor bahan baku maupun produk, dengan demikian tidak tersedia dokumen pengakuan / pengenal sebagai importir, sehingga verifier ini tidak diterapkan.

Indikator 1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (duediligence) Verifier 1.2.2.

Panduan/pedoman/

prosedur pelaksanaan dan bukti pelaksanaan sistem uji tuntas (due diligence) importir

NA

Auditee tidak melakukan kegiatan Impor, baik impor bahan baku maupun produk, dengan demikian tidak tersedia dokumen pengakuan / pengenal sebagai importir, sehingga verifier ini tidak diterapkan.

Indikator 1.3.1.Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok

(13)

Verifier 1.3.1.

Akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen pembentukan kelompok, bahwa Kelompok Usaha Bersama (KUB) Jogja Kreatif dibentuk sesuai dengan dokumen Kesepakatan Kelompok yang ditandatangani oleh kelima anggota kelompok pada tanggal 17 November 2015. Telah dilakukan internal audit KUB Jogja Kreatif terhadap seluruh anggota kelompok yang dilaksanakan pada tanggal 17 September 2015.

Prinsip 2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan kayu dari asalnya

Kriteria K.2.1. Keberadaan dan penerapan system penulusuran bahan baku dan hasil olahannya Kriteria K.2.2. Penerapan Penggunaan kayu Impor

Indikator 2.1.1 Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah

Verifier 2.1.1.a

Dokumen jual beli/nota atau kontrak suplai bahan baku dan barang jadi dilengkapi bukti pembelian

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dan kelengkapan dokumen jual beli bahan baku, pemenuhan bahan baku Auditee selama periode Agustus sampai Oktober 2015 dengan cara melakukan pembelian bahan baku berupa kayu gergajian (sawn timber). Pembelian bahan baku tidak melalui kontrak suplai, namun sifatnya hanya beli putus. Pembelian bahan baku telah dilengkapi dengan Purchase Order dan Nota Pembayaran serta kwitansi sebagai bukti pembayaran kepada pemasok.

Verifier 2.1.1.b

Bukti Penerimaan Bahan Baku dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil verifikasi terhadap penerimaan bahan baku periode Agustus sampai Oktober 2015, Auditee menerima bahan baku berupa kayu gergajian (sawn timber) yang telah dilengkapi dengan surat jalan dan bukti berita acara serah terima bahan baku. Penerimaan bahan baku melalui pengecekan oleh bagian produksi, setelah terdapat kesesuaian maka dibuatkan bukti berita acara serah terima yang ditandatangani oleh pemasok dan personil bagian produksi. Pengiriman bahan baku telah dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah berupa Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO).

Verifier 2.2.1.c

Dokumen angkutan hasil hutan yang

sah MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen legalitas bahan baku yang diterima dari pemasok, seluruh penerimaan kayu gergajian yang diterima Auditee telah didukung dokumen angkutan hasil hutan berupa Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO) yang diterbitkan oleh pemasok.

Verifier 2.1.1.d

Nota dan Dokumen Keterangan (Berita Acara dari petugas kehutanan kabu- paten/kota atau dari Aparat

NA

Bahan baku yang digunakan oleh Auditee dan pemasok bukan merupakan kayu bekas atau hasil bongkaran, dengan demikian verifier ini tidak diterapkan.

(14)

Desa/ Kelurahan) yang dapat menjelaskan asal usul untuk kayu bekas/hasil bongkaran, serta Deklarasi Kesesuaian

Verifeir 2.2.1.e

Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri

NA

Bahan baku yang diterima auditee bukan berupa kayu limbah industri, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.1.f

Dokumen catatan/laporan mutasi kayu

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan dokumen laporan mutasi kayu, Auditee telah membuat dan dapat menunjukan laporan mutasi kayu untuk periode Agustus sampai Oktober 2015. Laporan mutasi kayu telah sesuai dengan dokumen pendukung lainnya berupa data penerimaan bahan baku (sawn timber), pemakaian bahan baku untuk proses produksi (barang jadi) dan catatan hasil penjualannya.

Verifier 2.1.1.g

Dokumen Sertifikat Legalitas Kayu yang dimiliki pemasok dan/atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap legalitas pemasok bahan baku berupa kayu gergajian, Auditee disuplai oleh industri yang belum memiliki Sertifkat Legalitas Kayu. Namun demikian dalam pengiriman bahan baku tersebut, pemasok telah melampirkan dokumen FA-KO dari industri penggergajian hulu, dimana salah satu pemasok tersebut telah memperoleh Sertifikat Legalitas Kayu dengan sertifikat No. BRIK-VLK-0273 tanggal 24 Juli 2015.

Berkaitan dengan penerimaan bahan baku yang berasal dari hutan hak, Auditee telah menunjuk personil yang bertanggung jawab dalam pengecekan DKP dan pemeriksaan pemasok sekaligus membuat laporan hasil pemeriksaan.

Indikator 2.1.2. Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu Verifier 2.1.2.a

Laporan hasil produksi

MEMENUHI

Berdasarkan laporan hasil produksi Auditee selama periode bulan Agustus sampai dengan Oktober 2015, terdapat kesesuaian antara data Laporan Produksi dengan Laporan Mutasi Kayu pada periode yang sama. Laporan produksi yang berasal dari penerimaan bahan baku sebanyak 2.420 Pcs dengan volume 63,01 M3, telah diproses dan telah menghasilkan produk atau barang jadi sebanyak 308 Pcs dengan volume 19,27 M3.

Dari laporan mutasi kayu tersebut menunjukkan adanya kesesuaian dan terdapat hubungan yang logis baik input maupun output. Verifier 2.1.2.b

Produksi industri tidak melebihi

kapasitas produksi yang diizinkan. MEMENUHI

Auditee memiliki dokumen Tanda Daftar Industri (TDI) dengan Nomor : 1038/DP/011/III/2015 tanggal 23 Maret 2015 dimana izin kapasitas produksi 360 M3 per tahun. Berdasarkan hasil pemeriksaan realisasi produksi Auditee tiga bulan terakhir

(15)

Pcs dengan volume 19,27 M3.

Bila disandingkan antara izin kapasitas dengan realisasi produksi tidak melebihi kapasitas yang diizinkan atau baru tercapai 6%.

Verifier 2.1.2.c

Hasil produksi yang berasal dari kayu lelang dipisahkan

NA

Bahan baku yang diterima auditee bukan berasal dari kayu lelang, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 2.1.3. Proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).

Verifier 2.1.3.a

Dokumen S - LK atau DKP NA

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.3.b

Kontrak jasa pengolahan produk antara auditee dengan pihak penyedia jasa (pihak lain)

NA

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.3.c

Berita acara serah terima kayu yang

dijasakan NA

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.3.d

Ada pemisahan produk yang dijasakan

pada perusahaan penyedia jasa NA

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.3.e

Adanya pendokumentasian bahan baku, proses produksi dan ekspor apabila ekspor dilakukan melalui industri penyedia jasa

NA

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 2.2.1. Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah.

Verifier 2.2.1.a

Pemberitahuan Impor Barang (PIB) NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.b

Bill of Lading (B/L) NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.c

Packing List (P/L) Dokumen lisensi

Impor NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.d

Invoice NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.e

Deklarasi Impor NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.f

Rekomendasi Impor NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak

(16)

diterapkan Verifier 2.2.1.g

Bukti pembayaran beamasuk (bila

terkena bea masuk) NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.h

Dokumen lain yang relevan

(diantaranya: CITES) untuk jenis kayu dibatasi

NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.i

Bukti penggunaan kayu impor NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Prinsip 3. Keabsahan perdagangan atau pemindah- tanganan kayu olahan. Kriteria. K3.1 Adanya dokumentasi pemindahtanganan.

Kriteria K.3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor Kriteria.K.3.3. Pemenuhan Penandaan Tanda V-Legal

Indikator 3.1.1. Unit usaha mengunakan dokumen angkutan hasil hutan yg sah untuk perdagangan atau pemindah tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.

Verifier 3.1.1.

Dokumen angkutan hasil hutan yang sah

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen angkutan untuk pemindahtanganan hasil produksi dengan tujuan domestik, dimana seluruh perdagangan atau penjualan produk kusen dan pintu telah dilengkapi dengan dokumen invoice dan surat pengiriman barang yang ditandatangani oleh bagian Produksi (PPIC).

Indikator 3.2.1 Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

Verifier 3.2.1.a

Produk hasil olahan kayu yang diekspor NA

Pada saat pelaksanaan verifikasi awal, Auditee belum melaksanakan ekspor, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.b

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen PEB, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.c

Packing list (P/L) NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen Packing List (P/L), dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.d

Invoice NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen Invoice, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Verifier 3.2.1.e

Bill of Lading (B/L) NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen Bill of Lading (B/L), dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.f

Dokumen V – Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal.

NA

Auditee belum menerapkan Dokumen V-Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V- Legal, karena masih dalam proses Sertifikasi Legalitas Kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

(17)

Verifier 3.2.1.g

Hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis.

NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia hasil verifikasi teknis untuk jenis produk yang diatur ekspornya, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.h

Bukti pembayaran bea keluar bila

terkena bea keluar NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia bukti pembayaran bea keluar untuk produk yang dikenakan bea keluar, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.i

Dokumen lain yang relevan (diantaranya : CITES) untuk jenis kayu yang dibatasi perdagangannya

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk pintu dan kusen oleh Auditee berasal dari kelompok jenis meranti yaitu kayu Nyatoh (Palaquium spp.). Berdasarkan Permenhut Nomor : 57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 – 2018 dan daftar CITES Appendix I, II, atau III, jenis kayu tersebut tidak termasuk jenis yang dibatasi perdagangannya.

Indikator 3.3.1. Implementasi Tanda V - Legal Verifier 3.3.1.

Tanda V – Legal yang dibubuhkan

sesuai ketentuan yang berlaku NA

Auditee masih dalam proses verifikasi dalam rangka memperoleh S-LK, sehingga Auditee belum berkewajiban untuk menerapkan penandaan tanda V-Legal pada kayu maupun produk kayunya, dengan demikian verifier ini tidak diterapkan.

P.4 Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi industri pengolahan. Kriteria 4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Indikator 4.1.1. Pedoman/Prosedur dan implementasi K3.

Verifier 4.1.1.a Prosedur K3

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dokumen prosedur K3 serta ketersediaan personel yang bertanggung jawab dalam implementasi pedoman K3, Auditee telah memiliki dokumen prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditandatangani oleh Direktur pada tanggal 5 Januari 2015. Beserta surat keterangan penunjukan personil yang bertanggung jawab terhadap implementasi K3 Nomor : 01/SP/FM/VII/2015 yang ditandatangani oleh Direktur pada tanggal 27 Juli 2015.

Verifier 4.1.1.b Implementasi K3

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Auditee telah mengimplementasikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam menjalankan kegiatan usahanya dengan cara membuat jalur evakuasi dan titik kumpul yang ditempatkan pada lokasi terbuka dengan jelas sehingga memudahkan penyelamatan apabila terjadi bencana. Auditee juga telah menyediakan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, seperti Kotak P3K, APAR unit dengan jenis dry powder, Alat Pelindung Diri (APD) seperti

(18)

kacamata, masker dan sarung tangan.

Verifier 4.1.1.c

Catatan kecelakaan kerja.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan catatan kecelakaan kerja, Auditee telah memiliki rekaman berupa catatan kecelakaan kerja yang dibuat setiap bulan oleh personil penanggung jawab K3. Dalam catatan kecelakaan kerja periode bulan Agustus sampai Oktober 2015 tersebut memperlihatkan tidak pernah terjadi kasus kecelakaan kerja baik yang bersifat besar maupun ringan (NIHIL). Kriteria 4.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja.

Indikator 4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja Verifier 4.2.1

Kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan pemenuhan hak-hak pekerja berupa kebebasan berserikat bagi pekerja, Auditee belum memiliki Serikat Pekerja. Namun demikian Auditee telah menunjukkan ketersediaan berupa pernyataan tertulis mengenai kebijakan kebebasan berserikat berupa Surat Pernyataan yang dikeluarkan pada tanggal 27 Juli 2015 dengan Nomor : 03/SP/FM/VII/2015 yang ditandatangani oleh Direktur.

Indikator 4.2.2. Adanya Ke sepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) untuk TDI/ IUI Kecil yg mempekerjakan karyawan >10 orang

Verifier 4.2.2.

Ketersediaan Dokumen KKB atau PP

NA

Hasil pemeriksan terhadap ketersediaan dokumen KKB atau Peraturan Perusahaan (PP), jumlah karyawan auditee hanya berjumlah 8 (delapan) orang, sehingga tidak diwajibkan memiliki Dokumen KKB atau PP, dengan demikian verifier ini tidak diterapkan.

Indikator 4.2.3 Tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan). Verifier 4.2.2.

Pekerja yang masih di bawah umur

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan data karyawan periode bulan Oktober 2015, Auditee memiliki jumlah karyawan sebanyak 8 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Berdasarkan catatan tanggal kelahiran karyawan yang bekerja di Auditee, usia termuda adalah kelahiran Tahun 1994 dengan usia 21 Tahun.

(b)

Unit Usaha : CV Sekit Indonesia

Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi P 1. Industri kecil mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah.

Kriteria K1.1 : Industri kecil memiliki : (a) Tanda Daftar Industri (TDI) (b)investasi kurang dari Rp 200.000.000 Kriteria K.1.2. Importir kayu dan produk kayu

(19)

Kriteria K.1.3. Unit Usaha dalam bentuk kelompok

Indikator 1.1.1. Industri kecil adalah produsen yang memiliki izin yang sah Verifier 1.1.1.a

Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan Akte pendirian perusahaan yang dimilki CV Sekit Indonesia (Auditee), Akta pendirian perusahaan dikeluarkan oleh kantor Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Widiyantara, S.H. dengan Akta Nomor : 13, tanggal 25 September 2014 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bantul dengan Nomor: 330/CV/X/2014/PNBTL/KUM.01.01. 2014 pada tanggal 7 Oktober 2014. Akta pendirian tersebut belum pernah mengalami perubahan sejak awal dikeluarkan.

Verifier 1.1.1.b.

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin

Usaha Industri (IUI) Kecil MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Auditee telah memiliki dokumen Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan Nomor : 5820/DP/007/XII/2014 yang diterbitkan oleh Dinas Perijinan, Pemerintah Kabupaten Bantul tanggal 31 Desember 2014.

SIUP berlaku selama perusahaan menjalankan kegiatan usaha dan wajib didaftar ulang setiap 5 tahun atau wajib daftar ulang pada tanggal 30 Desember 2019.

Verifier 1.1.1.c.

Izin HO (izin gangguan lingkungan sekitar industri)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Izin HO (Izin Gangguan Lingkungan Sekitar Industri), Auditee telah memiliki Izin Gangguan (HO)/Tempat Usaha berdasarkan Surat Keputusan Dinas Perijinan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan Nomor : 5818/DP/001/XII/2014 tanggal 31 Desember 2014 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul.

Izin Gangguan ini berlaku selama perusahaan yang bersangkutan menjalankan usaha/kegiatan sesuai jenis usaha yang diizinkan.

Verifier 1.1.1.d.

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Auditee memiliki dokumen TDP yang diterbitkan oleh Kantor Dinas Perijinan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan Nomor : 120131602469 tanggal 31 Desember 2014. Informasi yang tercantum pada TDP sesuai dengan bidang usaha dan peruntukannya. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) ini berlaku sampai dengan tanggal 26 Oktober 2019.

Verifier 1.1.1.e.

NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen perpajakan yang dimiliki Auditee yaitu berupa NPWP dengan Nomor : 71.131.662.0-543.000 dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT)

dengan Nomor :

S-3662.KT/WPJ.23/KP.0503/2015, terdaftar pada tanggal 1 Oktober 2014, yang ditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan

(20)

atas nama Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul pada tanggal 29 April 2015. Data yang tercantum pada NPWP berupa 9 digit awal sesuai dengan SKT.

Verifier 1.1.1.f.

Dokumen lingkungan hidup (UKL – UPL/SPPL/DPLH/SIL/DELH/dokumen lingkungan hidup lain yang setara

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan dokumen lingkungan hidup yang dimiliki Auditee, telah tersedia Dokumen SPPL yang sesuai dengan lingkup usahanya dan ditandatangani oleh Direktur dan telah memperoleh persetujuan dari Kantor Kecamatan Kasihan Pemerintah Kabupaten Bantul dan pengesahan dari Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bantul dengan Nomor : 660/25/SPPL/BLH/XII/2014 tanggal 09 Desember 2014.

Verifier 1.1.1.g.

Izin Usaha Industri (IUI) Kecil atau Tanda Daftar Industri (TDI)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen perizinan yang dimiliki oleh Auditee berupa Tanda Daftar Industri (TDI) dengan Nomor : 5819/DP/011/XII/2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perijinan Pemerintah Kabupaten Bantul pada tanggal 31 Desember 2014. Izin TDI ini berlaku selama perusahaan industri masih beroperasi sesuai dengan jenis industri dan ketentuan yang tercantum dalam izin. Indikator 1.1.2 Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir

produsen. Verifier 1.1.2

Berstatus Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK).

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan keabsahan dan masa berlaku dokumen ETPIK yang dimiliki Auditee dengan Nomor : 02.ET-01.13.0792 telah ditandatangani oleh Koordinator dan Pelaksana Unit Pelayanan Terpadu Perdagangan I atas nama Menteri Perdagangan pada tanggal 29 Juni 2015. Informasi yang terdapat dalam dokumen ETPIK tersebut telah sesuai dengan dokumen legal lainnya dan dokumen ETPIK berlaku sampai dengan tanggal 1 September 2019.

Indikator 1.2.1. .Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah. Verifier 1.2.1

Dokumen pengakuan/pengenal

sebagai importir. NA

Auditee bukan sebagai importir kayu dan produk kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (duediligence) Verifier 1.2.2.

Panduan/pedoman/

prosedur pelaksanaan dan bukti pelaksanaan sistem uji tuntas (due diligence) importir

NA

Auditee bukan sebagai importir kayu dan produk kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 1.3.1.Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok

(21)

Verifier 1.3.1.

Akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen pembentukan kelompok, bahwa Kelompok Usaha Bersama (KUB) Jogja Kreatif dibentuk sesuai dengan dokumen Kesepakatan Kelompok yang ditandatangani oleh kelima anggota kelompok pada tanggal 17 November 2015. Telah dilakukan internal audit KUB Jogja Kreatif terhadap seluruh anggota kelompok, yang dilaksanakan pada tanggal 17 September 2015.

Prinsip 2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan kayu dari asalnya

Kriteria K.2.1. Keberadaan dan penerapan system penulusuran bahan baku dan hasil olahannya Kriteria K.2.2. Penerapan Penggunaan kayu Impor

Indikator 2.1.1 Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah

Verifier 2.1.1.a

Dokumen jual beli/nota atau kontrak suplai bahan baku dan barang jadi dilengkapi bukti pembelian

NA

Auditee merupakan perusahaan industri furniture dan kerajinan dari kayu. Berdasarkan hasil pemeriksaan verifikasi awal, Auditee sedang dalam proses renovasi ruang produksi. Dalam periode bulan Agustus – Oktober 2015, Auditee tidak melakukan transaksi pembelian bahan baku, sehingga tidak tersedia dokumen jual beli/nota atau kontrak suplai bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.1.b

Bukti Penerimaan Bahan Baku dilengkapi dengan dokumen angkutan

hasil hutan yang sah. NA

Berdasarkan pemeriksaan pada verifikasi awal dalam periode bulan Agustus – Oktober 2015, Auditee tidak melakukan transaksi pembelian bahan baku, sehingga tidak tersedia bukti penerimaan bahan baku yang dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.2.1.c

Dokumen angkutan hasil hutan yang

sah NA

Berdasarkan pemeriksaan pada verifikasi awal dalam periode bulan Agustus – Oktober 2015, Auditee tidak melakukan transaksi pembelian bahan baku, sehingga tidak tersedia dokumen angkutan hasil hutan yang sah, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Verifier 2.1.1.d

Nota dan Dokumen Keterangan (Berita Acara dari petugas kehutanan kabu- paten/kota atau dari Aparat Desa/ Kelurahan) yang dapat menjelaskan asal usul untuk kayu bekas/hasil bongkaran, serta Deklarasi Kesesuaian

NA

Berdasarkan pemeriksaan pada verifikasi awal dalam periode bulan Agustus – Oktober 2015, Auditee tidak melakukan transaksi pembelian bahan baku kayu bekas/hasil bongkaran, sehingga tidak tersedia nota dan dokumen keterangan dari Petugas Kehutanan, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifeir 2.2.1.e

Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri

NA

Berdasarkan pemeriksaan pada verifikasi awal dalam periode bulan Agustus – Oktober 2015, Auditee tidak melakukan transaksi pembelian bahan baku kayu limbah, sehingga tidak tersedia dokumen untuk kayu bekas limbah

(22)

industri, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.1.f

Dokumen catatan/laporan mutasi kayu

MEMENUHI

Pada saat verifikasi awal dilakukan, Auditee dalam tahap renovasi tempat usahanya dan proses produksi belum berjalan. Namun demikian Auditee telah menunjukan salah satu jenis produk dari hasil proses pembuatan sampel. Informasi yang disampaikan oleh Auditee, terdapat 4 pcs sample berupa panel kayu yang menjadi stock barang jadi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan dokumen laporan mutasi kayu, Auditee telah membuat dan dapat menunjukan laporan mutasi kayu untuk periode Agustus sampai dengan Oktober 2015.

Verifier 2.1.1.g

Dokumen Sertifikat Legalitas Kayu yang dimiliki pemasok dan/atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok.

MEMENUHI

Berdasarkan pemeriksaan pada verifikasi awal dalam periode bulan Agustus – Oktober 2015, Auditee tidak melakukan transaksi pembelian bahan baku kayu, sehingga tidak tersedia dokumen S-LK maupun DKP dari pemasok, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 2.1.2. Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu Verifier 2.1.2.a

Laporan hasil produksi

NA

Berdasarkan pemeriksaan terhadap hasil produksi yang dihasilkan Auditee, pada saat verifikasi awal dilakukan, Auditee dalam tahap renovasi tempat usahanya dan proses produksi belum berjalan. Namun demikian Auditee telah menunjukan salah satu jenis produk yang kelak akan diproduksi berupa panel kayu dari hasil proses pembuatan sampel pada bulan April 2015 sejumlah 4 pcs. Sedangkan dalam verifikasi awal periode bulan Agustus – Oktober 2015, Auditee tidak melakukan proses produksi, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.2.b

Produksi industri tidak melebihi

kapasitas produksi yang diizinkan. NA

Berdasarkan pemeriksaan pada verifikasi awal dalam periode bulan Agustus – Oktober 2015, Auditee tidak melakukan proses produksi, sehingga realisasi produksi tidak bisa dibandingkan dengan kapasitas produksi yang diizinkan, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.2.c

Hasil produksi yang berasal dari kayu

lelang dipisahkan NA

Berdasarkan pemeriksaan pada verifikasi awal dalam periode bulan Agustus – Oktober 2015, Auditee tidak melakukan proses produksi, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 2.1.3. Proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).

Verifier 2.1.3.a

Dokumen S - LK atau DKP NA

Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

(23)

Verifier 2.1.3.b

Kontrak jasa pengolahan produk antara auditee dengan pihak penyedia jasa (pihak lain)

NA

Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan Verifier 2.1.3.c

Berita acara serah terima kayu yang

dijasakan NA

Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan Verifier 2.1.3.d

Ada pemisahan produk yang dijasakan

pada perusahaan penyedia jasa NA

Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan Verifier 2.1.3.e

Adanya pendokumentasian bahan baku, proses produksi dan ekspor apabila ekspor dilakukan melalui industri penyedia jasa

NA

Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Indikator 2.2.1. Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah. Verifier 2.2.1.a

Pemberitahuan Impor Barang (PIB) NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.b

Bill of Lading (B/L) NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.c

Packing List (P/L) Dokumen lisensi

Impor NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.d

Invoice NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.e

Deklarasi Impor NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.f

Rekomendasi Impor NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.g

Bukti pembayaran beamasuk (bila

terkena bea masuk) NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.h

Dokumen lain yang relevan

(diantaranya: CITES) untuk jenis kayu dibatasi

NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.i

Bukti penggunaan kayu impor NA

Auditee tidak melakukan impor bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Prinsip 3. Keabsahan perdagangan atau pemindah- tanganan kayu olahan. Kriteria. K3.1 Adanya dokumentasi pemindahtanganan.

Kriteria K.3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor Kriteria.K.3.3. Pemenuhan Penandaan Tanda V-Legal

Indikator 3.1.1. Unit usaha mengunakan dokumen angkutan hasil hutan yg sah untuk perdagangan atau pemindah tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.

(24)

Verifier 3.1.1.

Dokumen angkutan hasil hutan yang sah

NA

Berdasarkan pemeriksaan pada verifikasi awal dalam periode bulan Agustus – Oktober 2015, Auditee tidak melakukan proses produksi, sehingga tidak tersedia dokumen angkutan hasil hutan yang sah untuk perdagangan dan pemindahtanganan hasil produksi, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Indikator 3.2.1 Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Verifier 3.2.1.a

Produk hasil olahan kayu yang diekspor NA

Pada saat pelaksanaan verifikasi awal, Auditee belum melaksanakan ekspor produk hasil olahan kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.b

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen PEB, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.c

Packing list (P/L) NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen Packing List (P/L), dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.d

Invoice NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen Invoice, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Verifier 3.2.1.e

Bill of Lading (B/L) NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia dokumen Bill of Lading (B/L), dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.f

Dokumen V – Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal.

NA

Auditee belum menerapkan Dokumen V-Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V- Legal, karena masih dalam proses Verifikasi Legalitas Kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.g

Hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis.

NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia hasil verifikasi teknis untuk jenis produk yang diatur ekspornya, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.h

Bukti pembayaran bea keluar bila

terkena bea keluar NA

Auditee belum melakukan ekspor, sehingga tidak tersedia bukti pembayaran bea keluar untuk produk kayu yang wajib kena bea keluar, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 3.2.1.i

Dokumen lain yang relevan (diantaranya : CITES) untuk jenis kayu

yang dibatasi perdagangannya MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan bahan baku yang digunakan untuk pembuatan sampel panel kayu berasal dari jenis kayu Jati (Tectona grandis), Berdasarkan Permenhut Nomor : 57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 – 2018 dan daftar CITES Appendix I, II, atau III, jenis kayu tersebut tidak termasuk jenis yang dibatasi perdagangannya.

(25)

Verifier 3.3.1.

Tanda V – Legal yang dibubuhkan

sesuai ketentuan yang berlaku NA

Auditee masih dalam proses Verifikasi Legalitas Kayu, sehingga Auditee belum mengimplementasikan Tanda V-Legal, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. P.4 Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi industri pengolahan.

Kriteria 4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Indikator 4.1.1. Pedoman/Prosedur dan implementasi K3.

Verifier 4.1.1.a Prosedur K3

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dokumen prosedur K3 serta ketersediaan personel yang bertanggung jawab dalam implementasi pedoman K3, Auditee telah memiliki dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditandatangani oleh Direktur pada tanggal 14 Januari 2015. Beserta Surat Keputusan Direktur CV Sekit Indonesia dengan Nomor : 04/SKD/PP-K3/IV/2015 tanggal 5 April 2015 berupa penunjukan personil yang bertanggung jawab terhadap implementasi K3. Verifier 4.1.1.b

Implementasi K3

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sarana implementasi K3, Auditee telah memiliki dan dapat memperlihatkan peralatan penunjang K3. Peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan serta berfungsi dengan baik. Pendataan untuk sarana APAR tercatat dengan baik. Telah tersedia sarana penunjang lainnya berupa kotak P3K yang ditempatkan dekat lokasi produksi. Auditee juga telah membuat tanda jalur evakuasi.

Verifier 4.1.1.c

Catatan kecelakaan kerja.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan catatan kecelakaan kerja, Auditee telah memiliki rekaman catatan kecelakaan kerja yang dibuat setiap bulan oleh personil penanggung jawab K3. Dalam laporan atau catatan kecelakaan kerja periode bulan Agustus sampai dengan Oktober 2015, tidak pernah terjadi kecelakaan kerja.

Kriteria 4.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja. Indikator 4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja Verifier 4.2.1

Kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan pemenuhan hak-hak pekerja berupa kebebasan berserikat bagi pekerja, Auditee belum memiliki Serikat Pekerja. Namun demikian Auditee telah menunjukkan ketersediaan atau keberadaan pernyataan tertulis mengenai kebijakan kebebasan berserikat berupa Surat Pernyataan yang dikeluarkan pada tanggal 5 Februari 2015 dengan Nomor : 005/SKD/PP-KB/II/2015 yang ditandatangani oleh Direktur, menyatakan bahwa semua karyawan mempunyai hak untuk berserikat, berkumpul dan membentuk organisasi serikat pekerja.

(26)

Indikator 4.2.2. Adanya Ke sepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) untuk TDI/ IUI Kecil yg mempekerjakan karyawan >10 orang

Verifier 4.2.2.

Ketersediaan Dokumen KKB atau PP

NA

Hasil pemeriksan terhadap ketersediaan dokumen KKB atau Peraturan Perusahaan (PP), jumlah karyawan auditee hanya berjumlah 4 (empat) orang, sehingga tidak diwajibkan memiliki Dokumen KKB atau PP, dengan demikian verifier ini tidak diterapkan.

Indikator 4.2.3 Tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan). Verifier 4.2.3.

Pekerja yang masih di bawah umur

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan daftar nama karyawan bulan Oktober 2015, Auditee memiliki jumlah karyawan sebanyak 4 orang yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Berdasarkan catatan tanggal kelahiran karyawan yang bekerja di Auditee, usia termuda adalah kelahiran Tahun 1984 dengan usia 31 Tahun. Dengan demikian Auditee tidak memperkerjakan karyawan yang masih dibawah umur.

(c)

Unit Usaha : Java Creations

Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi P 1. Industri kecil mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah.

Kriteria K1.1 : Industri kecil memiliki : (c) Tanda Daftar Industri (TDI) (d)investasi kurang dari Rp 200.000.000 Kriteria K.1.2. Importir kayu dan produk kayu Kriteria K.1.3. Unit Usaha dalam bentuk kelompok

Indikator 1.1.1. Industri kecil adalah produsen yang memiliki izin yang sah Verifier 1.1.1.a

Akte pendirian perusahaan dan

perubahan terakhir NA

Java Creations merupakan perusahaan perorangan, dengan dokumen pengenal berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik atas nama Suradi dengan NIK : 3402152203710001, sehingga tidak memiliki akte pendirian perusahaan dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 1.1.1.b.

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin Usaha Industri (IUI) Kecil

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Auditee telah memiliki dokumen Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Mikro dengan Nomor : 3668/DP/114/IX/2015 yang diterbitkan oleh Dinas Perijinan Pemerintah Kabupaten Bantul tanggal 15 September 2015. SIUP berlaku selama Perusahaan Perdagangan menjalankan kegiatan usaha dan tidak mengalami perubahan serta wajib daftar ulang setiap 5 tahun atau wajib daftar ulang pada tanggal 14 September 2020.

Verifier 1.1.1.c.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 29. Menunjukkan bahwa terdapat 27 persen petani sangat puas dengan kinerja penyuluh dalam memberikan pelatihan kepada petani dengan sikap yang sopan dan ramah, 23 persen

Dalam Peraturan Daerah ini ditetapkan bahwa Petunjuk Teknis Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah untuk menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP),

Berita Acara Pemeriksa- an yang ditandatan gani oleh petugas kehutanan yang berwenang untuk penerimaan kayu bulat dari hutan negara, dilengkapi dengan dokumen

pendidikan dasar (SD) dan menengah (SMP) baik negeri maupun swasta telah menyita perhatian banyak pihak, bahkan menjadi polemik pro kontra di tengah

Anggapan tersebut tidak tepat karena lahirnya UU ITE sebagai sebuah bentuk respon hukum atas perkembangan kehidupan masyarakat menuju era digital merupakan sebuah

1) Pengetahuan, anak-anak menjadi mengenal dan mengetahui identitas diri (terkait gender, etnis, asal, maupun agama) dan identitas budaya temannya. Pengetahuan

Data dalam penelitian ini termasuk dalam kategori data sekunder time series yang dilakukan dengan observasi pada harga penutupan ( closing price ) indeks harga saham

Dengan adanya buku pedoman pelayanan Unit Kamar Oparasi ini diharapkan dapat menjadi penilaian tentang pelayanan medic yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang dan setiap