No. Theorist Teori Asumsi (Paradigma)
Pendekatan Teori Terhadap Proses
Keperawatan Analisa 1. Leininger Trans-cultural Nursing (1978) a. Keperawatan :
Adalah komplek, sukar dipahami, dan sering berkaitan dengan struktur sosial dan aspek kultur lainnya. Keperawatan adalah abstrak dan manifestasi fenomena yang diekspresikan dengan memberi bantuan, dukungan, memberi kesempatan, dan memfasilitasi jalan untuk membantu orang lain dengan fakta atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan, kondisi kemanusian, jalan hidup atau dalam menghadapi kecacatan atau kematian.
b. Kesehatan :
Adalah suatu kondisi kesejahteraan atau kondisi restorasi yang diangkat secara kultural, ditemukan, dinilai dan dipraktikkan oleh individu atau kelompok dan memberi kesempatan pada mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari – hari.
c. Manusia :
Adalah mahluk yang tidak terpisahkan dengan latarbelakang kultural dan struktur sosial, worldview, riwayat, dan konteks lingkungan. d. Lingkungan :
adalah totalitas dari lingkungan ( fisik, geografi, dan sosiokultural), situasi, atau kejadian yang berhubungan dengan pengalaman yang memberikan arti interpretasi, memberi petunjuk ekspresi manusia dan pengambilan keputusan dengan referensi pada lingkungan atau situasi tertentu.
1) Pengkajian
Perawat menggunakan tehnik partisipasi, observasi dan interview untuk mengkaji kultur. Tujuannya adalah untuk menemukan worldview anggota kultur, dimensi kultural dan sosial dengan mempertimbangkan nilai – nilai kultural yang diyakini dan lifeways dengan mengkaji faktor teknologi, faktor agama dan filosofi, faktor persaudaraan dan sosial, faktor politik dan legal, faktor ekonomi dan faktor pendidikan serta bahasa, etnohistory dan kontek lingkungan.
2) Analisa data
Perawat menganalisa informasi yang didapatkan. Untuk menemukan pola dan tema yang terkait dengan kesehatan dan kese jahteraan berdasarkan pada faktor – faktor yang terdapat pada data partisipasi, observasi dan interview. Perawat menentukan faktor – faktor mana yang menyebabkan adanya masalah kesehatan.
3) Menentukan masalah
Perawat secara hati – hati mempertimbangkan perawatan berdasarkan data. Untuk menentukan generic care, nursing care dan sistem profesional perawatan berdasarkan pada data.
4) Perencanaan
Perawat mengembangkan perencanaan berdasarkan data dan dipresentasikan pada pasien untuk review dan modifikasi jika diperlukan. Perencanaan pada teori ini terdiri dari 3 modalitas yaitu culture care preservation atau maintenance, akomodasi atau negosiasi
PERSAMAAN
1. Semua teori berfokus
pada caring
2. Manusia dilihat sebagai
makhluk yang holistic
dari biopsikososiospiritual
dan cultural, yang utuh
dan tidak terpisahkan
antara jiwa dan raganya.
Manusia
harus
diperhatikan,
dijaga,
dihormati dan didampingi.
3. Kesehatan dilihat sebagai
suatu
kondisi
kesejahteraan dari segi
fisik, pikiran, mental,
ekonomi, budaya dan
pengalaman seseorang.
Suatu kondisi harmoni
antara diri sendiri dan
orang lain atau antara diri
sendiri dengan alam.
Kondisi sehat dan sakit
ditemukan dan dinilai
oleh individu maupun
kelompok.
4. Lingkungan
dilihat
sebagai
totalitas
lingkungan baik fisik,
social, budaya, agama
ekonomi, situasi atau
pengalaman yang dialami
manusia
yang
mempengaruhi
dan
dan repatterning atau restructuring. 5) Implementasi dan observasi outcome Perawat mengimplementasikan rencana dan mengobservasi hasil dari perawatan kultural. Untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
Lingkungan
dapat
berpengaruh
dalam
penyembuhan manusia.
5. Keperawatan
adalah
sesuatu yang komplek,
esensinya adalah caring,
sering berkaitan dengan
aspek social, kultur dan
aspek
lainnya.
Keperawatan diberikan
untuk memberi bantuan,
dukungan, kesempatan
dan memfasilitasi untuk
kesejahteraan
dan
kebaikan manusia/klien.
6. Aplikasi dalam proses
keperawatan
dapat
disemua tahap, dari
pengkajian
sampai
evaluasi, karena konsep
teori ini adlah caring yang
melekat dan menjadi
esensi dari keperawatan
yang terintegrasi dalam
semua tahap proses
keperawatan.
PERBEDAAN
1. Perbedaan dari teori-teori
ini terletak dari sudut
pandang caring yang
berbeda
2. Leininger melihat caring
dari segi latar belakang
budaya (keperawatan
transkultural)
yang
menurutnya
mempengaruhi klien.
Caring dilihat dari
dimensi structural dan
sosial
3. Ray mengembangkan
teori Leininger dengan
perbedaan
melihat
dimensi structural dan
social yang disebutnya
sebagai struktur birokrasi
dari sifat spiritual-etikal
caring perawat
4.
Watson seorang pembuat
teori keperawatan yang
secara
explisit
mensupport
konsep
kejiwaan dan menekankan
pada dimensi spiritual dari
eksistensi
manusia.
Watson lebih menekankan
pada
kualitas
keharmonisan
interpersonal,
transpersonal, empati,
dan keramahan dalam
caring. Intinya adalah
hbungan antara
perawat-klien lebih penting dalam
mencapai tujuan asuhan
keperawatan.
5.
Teori Boykin memandang
individu adalah unik,
tidak dapat diramalkan,
tidak bisa dan tidak
seharusnya dimanipulasi
atau dianggap sebagai hal
yang dapat diuji, diteliti,
dan diubah Kepekaan dan
ketrampilan
perawat
dalam
menciptakan
keefektifan
berkomunikasi sangat
dibutuhkan
dalam
mewujudkan caring.
6.Fokus teori
caring
Swanson dalam
the
caring
model
mengembangkan lima
proses dasar, yaitu
knowing, being with,
doing for, enabling dan
maintaining
belief
.
Penjabaran lima proses
dasar ini dapat menjadi
salah satu strategi dalam
penerapan
asuhan
keperawatan
dengan
pendekatan
proses
keperawatan yang dimulai
dari pengkajian sampai
evaluasi keperawatan.
7. Perbedaan untuk aplikasi
dalam proses keperawatan
dibedakan dari jenis teori.
Teori Leininger, Ray, dan
Watson termasuk dalam
teori filosofi sehingga
tidak dapat langsung
diaplikasikan
dalam
proses
keperawatan
karena cakupannya masih
sangat luas dan abstrak
dan perlu diturunkan
dalam middle range
theory. Sedangkan teori
Boykin termasuk grand
theory masih luas
cakupannya sehingga
perlu diturunkan untuk
dapat
diaplikasikan
langsung. Sedangkan teori
Swanson adalah teori
middle range yang
mempunyai cakupan lebih
spesifik dan lebih tidak
abstrak sehingga dapat
langsung diaplikasikan
dalam
proses
keperawatan.
8. Untuk perawatan pada ruang intensif teori Benner sangat
mungkin untuk
diaplikasikan jika dibandingkan teori caring yang lain, mengingat teori ini mengutamakan keterampilan dan pengtahuan perawat yang cukup memadai. Perawat yang dikatak expert akan cepat tanggap terhadap keadaan darurat tanpa harus melakukan telaah panjang terhadap bnyak asumsi dan kemungkinan tindakan yang akan dilakukan. Teori ini juga menekankan perawat untuk seoptimal mungkin memberikan dan memenuhi kebutuhan klien, dan juga memberikan perlindungan bagi klien dari tindakan medis dan keperawatan yang
kurang sesuai. Namun teori Benner dinilai kurang aplikatif bila dilakukan pada
ruang perawatan
maintenance.karena dalam teori ini penulis tidak menekankan analisa maupun pengkajian mendalam pada proses keperawatan, melainkan pemikiran kritis untuk mengambil keputusan disuasana krisis. Untuk dapat mengambil keputusan yang baik, benar dan cepat, seorang perawat harus punya dasar ilmu yang kuat serta keterampilan dan pengalaman yang memadai. 9. Untuk penerapan teori pada
ruang perawatan
maintenance teori Jean Watson dinilai lebih aplikatif daripada teori yang lain. Hal ini terlihat dari prisnsip penerapanya filosofinya yang menuntut untuk mengerti dan memahami klien sebagai seorang manusia, bukan hanya objek perawatan maupun sumber data untuk asuhan keperawatan. menurut teori tersebut dalam setiap tindakan perawat tidak hanya cukup melakukan sifat caring maupun empati semata, namun juga harus menerapkan tindakan sesuai denggan kompetensi. Intervensi keperwatan yang
mengacu pada 10 faktor caritative dinilai cukup untuk mewakili pemenuhan kebutuhan dasar manusia. 2, Jean Watson (1940-sekarang) Theory of Human Caring 10 Carative Factors (1979, 1985); Caritas Processe s (2002-2008). Keperawatan:
Caring adalah esensi dari keperawatan dan paling utama dan menyatukan fokus untuk praktek keperawatan. Keperawatan selalu memegang sikap human-care/caring dalam menghargai orang-orang, masyarakat, kesehatan-penyakit, dan penyembuhan (Fawcett, 2005). Watson menjelaskan bahwa keperawatan terdiri dari pengetahuan, pemikiran, nilai, falsafah, komitmen, dan tindakan dengan beberapa tingkat semangat.
Manusia:
Watson memandang manusia sebagai suatu kesatuan antara pikiran-tubuh-jiwa-alam. Seseorang harus dihargai diperhatikan, dihormati, dirawat, dipahami, dan didampingi.
Sehat-sakit:
Kesehatan didefinisikan sebagai kesatuan dan harmoni dalam tubuh, jiwa, dan pikiran, harmoni antara diri sendiri dan oran lain dan antara diri sendiri dan alam. Watson mengatakan bahwa tidak selalu penyakit bisa menyebabkan sakit, merupakan gejolak subyektif atau ketidakharmonisan di dalam batin atau jiwa seseorang pada beberapa tingkat ketidakharmonisan di dalam lingkungan orang tersebut, misalnya, di dalam tubuh, jiwa, dan pikiran, baik sadar atau tidak sadar.
Lingkungan:
Watson mengatakan peran perawat dalam lingkungan adalah hadir untuk mendukung,
Teori dapat diaplikasikan mulai dari pengkajian, implementasi, evaluasi dari proses keperawatan.
1) Pada proses pengkajian dan implementasi dengan menggunakan transpersonal caring relationship perawat mengidentifikasi kebutuhan klien dan membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia (Pipe, Kelly, LeBrun, Schmidt, Atherton & Robinson, 2008). Perawat harus mengumpulkan data yang benar sesuai dengan kondisi kloen saat itu, hal ini akan dapat dicapai dengan hubungan transpersonal yang harmonis antara perawat dan klien , sikap empati yang ditunjukkan perawat dan hubungan saling percaya yang dibina sejak awal interaksi dengan klien.
2) Pada tahap implementasi teori ini menggunakan carative factor dalam melaksanakan tindakan kepada klien., perawat dituntut untuk dapat berkomunikasi dan bertindak secara caring kepada klien. Konsep caring yang diciptakan oleh Watson telah sesuai dengan filosofi keperawatan yaitu memanusiakan manusia karena perawat dituntut untuk memahami klien sebagai seorang manusia bukan hanya sebagai objek. Watson menjelaskan teknik transpersonal yang baik dari setiap fase pengkajian, implementasi dan evaluasi. Proses caring juga terjadi saat perawat akan melakukan tindakan kepada perawat dimulai dari pra-interaksi hingga
melindungi, dan atau memperbaiki lingkungan mental, fisik, sosial, dan spiritual. Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa lingkungan sekitar dapat berperan dalam penyembuhan seseorang dari penyakitnya.
evaluasi tindakan yang telah diberikan kepada pasien, terdapat kompetensi disetiap tindakan tersebut yang harus dilakukan perawat.
3. Patricia Benner (1955 – sekarang) From Novice to Expert (1984) - Keperawatan
Caring merupakan hal utama yang akan membentuk hubungan dan kepedulian
- Perspektif manusia
Manusia akan menentukan kehidupanya berdasarkan proses kehidupan yang dialaminya
- Health
Kesehatan merupakan sesuatu yang dapat dikaji, sementara kemakmuran merupakan pengalaman seseorang terhadap kesehatan atau keutuhan
- Situasi
Masa lalu, sekarang maupun masa depan setiap orang yang meliputi pemahaman pribadi, kebiasaan dan pandangan akan mempengaruhi situasi saat ini.
- Tuntutan teoritis
Pengembangan ilmu pengetahuan ditunjang pengalaman dan keterampilan klinik, praktik keperawatan harus berdasarkan ilmu pengetahuan
- Praktik keperawatan
Kepiawaian seorang perawat akan terlihat dari penerapan ilmu pengetahuan dalam praktiknya dan berhubungan dengan pengalaman serta keterampilanya
- Domain praktik keperawatan
Sebanyak 31 kompetensi perawat yang teridentifikasi dalam situasi praktik, menghasilkan 7 domain praktik keperawatan yang akan diterapkan dalam melakukan pelayanan terhadap klien maupun melaksanakan peran.
1. The helping role
Membuat sebuah komitmen untuk melakukan penyembuhan, menyusun tingkat kenyamanan dan memeprsiapkan untuk menghadapi nyeri dan menurunkanya, hadir bersama klien, memaksimalkan partisipasi klien dalam proses pemulihan, menjelaskan jenis nyeri dan memilih strategi manajemen dan kontrol nyeri, memberikan kenyamanan dan komunikasi melalui sentuhan, memberikan dukungan informasi dan emosi pada keluarga, memberikan panduan dan mediasi klien dalam proses
penyembuhan.
2. The teaching-coaching function
Menyiapkan klien untuk siap belajar, membantu klien untuk menyesuaikan dampak penyakit dalam kehidupan, menggambarakan dan memahamkan klien tentang gambaran penyakitnya, memberikan interpretasi kondisi klien dan memberikan rasional dari prosedur penyembuhan, menyusun pendekatan dan pemahaman budaya terhadap penyakit. 3. The diagnostic and patient monitoring
function
Mendeteksi dan mendokumentasikan perubahan kondisi klien yang signifikan, memberikan tanda sedini mungkin untuk mencegah penurunan kondisi, antisipasi masalah dengan berfikir kedepan, memahami bagian kebutuhan dan pengalaman klien tentang penyakitserta antisipasi hal yang dibutuhkan, mengkaji kesiapan klien untuk kesehatanya dan untuk mengetahui respon untuk menentukan strategi pnyembuhan.
4. Effective management of rapidly changing situation
Cepat tanggap terhadap masalah, cepat menentukan kebutuhan dan sumber daya dalam keadaan emergensi, melakukan indentifikasi dan mengelola klien yang krisis hingga petugas terkait datang. 5. Administering and monitoring
therapeutic interventions and regimen Memulai dan memberikan terapi intravena dengan risiko dan komplikasi minimal, mengelola pengobatan yang
akurat dan aman, meminimalisir bahaya dari imobilisasi, membuat strategi perawatan luka yang dapat mempercepat kesembuhan, memberi kenyamanan dan memberi drainase yang tepat.
6. Monitoring and ensuring the quality of healthcare practices
Memberikan backup system untuk memastikan pengobatan dan pelayanan keperawatan yang aman, mengkaji obat apa yang dapat dihilangkan dengan aman atau yang dapat ditambahkan dalam pemesanan obat, mengusahakan respon yang cepat dan sesuai dari dokter.
7. Organizational and work-role competencies
Menyatukan seluruh kebutuhan dan permintaan klien untuk dibuat prioritas pemenuhan, membentuk sebuah tim terapeutik dan memberikan terapi secara maintainance untuk memberikan terapi yang optimal, menyesuaikan dengann tenaga yang minim dan banyaknya tugas. Untuk dapat menerapkan ketujuh domain tersebut dengan baik, seorang perawat harus mempunyai bekal ilmu pengetahuan serta ditunjang dengan pengalaman dan keterampilan yang memadai.
- Proses keperawatan diawali dari SDM perawat, semakin piawai maka praktik yang dilakukan terhadap klien akan semakin baik 4. Marilyn Anne Ray (1938-sekarang) Bureau-cratic Caring (1989) 1. Manusia
Manusia merupakan bagian dari spiritual dan budaya yang diciptakan oleh Tuhan dan terlibat dalam hubungan organisasi serta transkultural untuk menemukan makna dan
Teori birokratikal caring adalah teori filosofi yang bersifat abstrak dan mempunyai cakupan luas. Teori ini tidak menjelaskan secara detail penerapannya dalam tahapan proses keperawatan. Inti dari teori ini adalah perawat
nilai kehidupan. 2. Lingkungan
Lingkungan adalah fenomena yang komplek dari spiritual, etika, ekologi, dan budaya. Konseptualisasi ini mencakup pengetahuan lingkungan dan hati nurani tentang keindahan bentuk kehidupan dan simbolisme (representasi) sistem atau pola-pola makna. Pola-pola tersebut menjadi historis dan tradisi diubah melalui nilai-nilai caring, sikap, dan komunikasi. Bentuk fungsional dalam struktur sosial atau birokrasi (politik, hukum, teknologi, dan ekonomi) berperan dalam memahami arti caring, kerjasama, dan konflik dalam kelompok budaya manusia dan lingkungan organisasi yang kompleks. Praktek keperawatan di lingkungan mewujudkan makna dari unsur-unsur struktur sosial dan spiritual serta etika
3. Sehat
Kesehatan adalah suatu pola yang bermakna bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Dalam masyarakat, kepercayaan dan kepedulian tentang penyakit dan kesehatan merupakan hal yang utama. Kesehatan bukan hanya konsekuensi dari keadaan fisik saja. Seseorang membangun kesehatan mereka dari segi biologi, pola mental, karakteristik citra /gambaran diri, dan jiwa, etnis dan struktur keluarga, struktur masyarakat dan masyarakat (politik, ekonomi, hukum dan teknologi), dan pengalaman caring yang memberi arti bagi kehidupan dengan cara yang kompleks. Organisasi sosial kesehatan dan penyakit dalam masyarakat (sistem pelayanan kesehatan) menentukan bagaimana
menjadi choice maker guide pada pasien sehingga pasien dapat menentukan pilihan yang tepat untuk kebaikan dirinya. Dalam memposisikan dirinya sebagai choice maker guide perawat harus melihat dan mempertimbangkan sistem birokrasi (politik, hukum, pendidikan, ekonomi, teknologi, fisiologi, sosial budaya. Kesimpulannya adalah komunikasi yang baik antara perawat dan pasien dalam semua tahap proses keperawatan. Oleh karena itu teori ini dapat diterapkan di tahap pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi. Karena dalam seluruh tahap proses keperawatan tersebut tidak akan terlepas dari sistem birokrasi.
seseorang dianggap sakit dan memperoleh pelayanan kesehatan yang professional. Dengan demikian, kesehatan erat dengan realitas kelompok budaya, budaya organisasi, atau sistem birokrasi
4. Keperawatan
Keperawatan bersifat holistik, relasional, spiritual, dan etika caring dengan mencari kebaikan diri dan orang lain dalam komunitas yang kompleks, organisasi, dan budaya birokrasi. Dasar dari spiritual-etika caring adalah kasih sayang. Dengan pengetahuan yang mendalam dalam kehidupan, melahirkan kasih sayang sehingga mengekspresikan tindakan nyata dari caring dalam kehidupan perawat dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, caring merupakan budaya dan sosial. Caring transcultural mencakup keyakinan dan nilai-nilai belas kasih atau cinta dan keadilan, yang menemukan arti dalam ranah sosial dimana hubungan dibentuk dan ditransformasikan. Dengan demikian, melalui perasaan dan keadilan, perawat berusaha keras dalam memberikan perawatan secara bermutu dalam dinamika konteks budaya yang kompleks dalam hubungan, organisasi dan masyarakat.
5. Anne Boykin (1944-sekarang) & Savina Schoenho fer Nursing as Caring (1993)
1. Manusia caring berdasarkan kemanusiaan mereka
Semua manusia memiliki sifat caring, dan manusia selalu mengekspresikan caring saat berhubungan dengan orang lain. 2. Manusia utuh dan lengkap pada saatnya
Manusia itu adalah makhluk yang utuh
Perawat mengekspresikan caring dalam semua tahap proses keperawatan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Caring bukanlah suatu proses yang memiliki tujuan akhir, tetapi merupakan suatu proses yang berkelanjutan, dinamis dan berkembang, berpedoman pada tujuan walaupun tidak mengarah pada outcome
(1940-sekarang)
dan lengkap, yang harus dihormati dengan mencegah munculnya segmentasi pikiran, tubuh dan jiwa terhadap diri sendiri atau orang lain.
3. Person live caring, dilakukan dari waktu ke waktu
Caring merupakan proses yang berlangsung seumur hidup dan dikembangkan terus-menerus sepanjang pengalaman hidup seseorang.
4. Personhood is living life grounded in caring
Personhood adalah pemahaman bahwa hidup harus didasarkan pada caring. Personhood merupakan panggilan hati manusia secara universal. Personhood dapat dibuktikan dari adanya kesesuaian antara keyakinan dan perilaku serta makna hidup seseorang.
5. Personhood meningkatkan partisipasi dalam memelihara hubungan melalui caring pada orang lain
Sebagai suatu proses, personhood mengakui adanya kemampuan seseorang untuk hidup dengan caring dan memelihara hubungan baik melalui caring kepada orang lain. Caring terdapat dalam konteks hubungan tanggung jawab perawat dan mengakui pentingnya seseorang sebagai manusia yang utuh. 6. Keperawatan adalah gabungan disiplin
ilmu dan profesi
Keperawatan merupakan suatu kesatuan berbagai aspek disiplin ilmu dan profesi. Disiplin ilmu keperawatan ditujukan untuk menemukan, membuat,
atau hasil yang nyata.
Perawat mengekspresikan caring pada pasien, dengan terlebih dahulu membuka diri untuk menjalin hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien. Perawat yang memiliki sifat caring harus menerima pasien apa adanya dan walaupun sifat pasien terkadang tidak menyenangkan, perawat tersebut harus tetap belajar menerima pasien tersebut.
Cara mengembangkan sifat caring pada diri perawat antara lain :
- Percaya pada kemampuan diri sendiri, bebaskan diri untuk menjadi sosok perawat yang diinginkan, dan menghargai diri sendiri
- Belajarlah dalam membebaskan pikiran dari berbagai masalah, kesulitan, ingatlah bahwa dalam menjalin hubungan dengan orang lain kita harus mengenali diri sendiri dan orang lain sebagai seseorang yang memerlukan caring, walaupun dalam keadaan yang sulit atau saat membebaskan diri dari kesulitan
- Bersikap terbuka dan rendah hati dalam mendalami dan mengenali diri sendiri, agar bisa terbuka dalam menghadapi perasaan orang lain
- Secara berkelanjutan menyadari bahwa setiap manusia memiliki sifat caring dan selalu mengembangkan sifat unik ini dalam kehidupannya
- Luangkan waktu untuk memahami sifat manusia, bahwa orang yang dapat memahami orang lain adalah orang yang
mengembangkan dan memperbaiki ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dalam praktik keperawatan. Profesi keperawatan ditujukan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam memberikan respon terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
lebih dulu memahami dirinya sendiri
- Temukanlah harapan saat setiap kali bersama pasien 6. Kristen M. Swanson (1954 – Sekarang) Theory of Caring (1991) a. Keperawatan
Informed caring untuk kesejahteraan orang lain.
b. Manusia
Makhluk yang unik yang akan menjadi dan memiliki keutuhan yang jelas dalam pikiran, perasaan dan perilaku, pribadi yang dinamis, berkembang, refleksi diri, ingin terhubung dengan orang lain dan berjiwa spiritual. c. Kesehatan
Membangun kembali sebuah kesejahteraan atau kesehatan sebagai sebuah proses kompleks pengobatan dan penyembuhan yang termasuk di dalamnya “Releasing inner pain, establishing new meanings, restoring integration, and emerging into a sense of renewing wholeness.”
d. Lingkungan
Beberapa hal yang berpengaruh atau dipengaruhi oleh perbuatan klien, misalnya hal kultur, sosial, biofisik, politik, dan dunia ekonomi. Istilah lingkungan dan klien dalam keperawatan dapat dilihat secara bergantian karena apa yang dipertimbangkan dalam sebuah lingkungan di satu situasi dapat pula dipertimbangkan kepada klien di satu situasi
Lima proses caring Swanson (knowing, being with, doing for, enabling & maintaining belief) dapat diaplikasikan dalam tahap pengkajian hingga intervensi, yaitu sebagai berikut :
1. Dalam tahap knowing, perawat akan mengkaji masalah apa yang ada pada pasien melalui wawancara. Hal ini dilakukan dengan mencegah asumsi, yaitu dengan berdasar pada bukti nyata yang pasien katakan mengenai pengalaman atau hal yang dirasakan dan dialaminya pada waktu itu. Data dari tahap knowing bisa menjadi dasar perumusan diagnosa keperawatan.
2. Empat tahap berikutnya, yaitu being with, doing for, enabling, dan maintaining belief dapat digolongkan dalam tahap intervensi keperawatan. Being with adalah sebuah tindakan di mana perawat hadir di saat pasien membutuhkannya, bersikap empati dengan keadaan pasien, sehingga pasien merasa dipedulikan, bahkan dikasihi. Doing for adalah tindakan yang perawat atau pemberi layanan perawatan lainnya (orang tua, keluarga, atau pekerja sosial) lakukan di saat pasien tidak bisa melakukannya bagi dirinya sendiri, memberikan pertolongan di saat pasien membutuhkannya, tanpa memberikan kesempatan bagi pasien untuk merasa rendah diri. Hal yang sangat penting dalam tahap ini
yang sama. adalah intervensi dilakukan oleh perawat yang kompeten dan terampil. Kemudian dalam tahap enabling, perawat memberikan pasien kesempatan untuk belajar mengaktualisasikan dirinya melalui informasi dan pengetahuan yang perawat miliki. Intervensi yang dilakukan dalam tahap ini contohnya pasien difasilitasi untuk dapat melakukan kebersihkan diri dengan minimal bantuan, sesuai kondisi pasien. Dukungan emosional tetap diberikan dalam tahap ini, yang memungkinkan peningkatan rasa percaya diri pasien, sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai. Tahap yang terakhir, maintaining belief, adalah sebuah tindakan atau intervensi keperawatan yang dilakukan untuk menjaga keyakinan pasien terhadap dirinya sendiri bahwa pasien tersebut dapat melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan status kesehatannya, menjaga rasa kepercayaan diri pasien, sehingga pasien tidak kehilangan harapan dalam tindakan asuhan keperawatan maupun pengobatan yang diberikan kepadanya. 7. Martha Elizabeth Rogers (12 mei 1914-13 maret 1994) Unitary Human Beings (1970)
a. Keperawatan
Profesi yang dipelajari antara ilmu dan seni.
Keperawatan adalah ilmu yang nyata seperti
ilmu pengetahuan lainnya berdasarkan pada
fenomena utama sebagai fokusnya. Focus
keperawatan menurut Roger yang sangat
perhatian terhadap manusia dan dunia
dimana mereka hidup, kesehatan alami yang
harus dijaga perawat yang meliputi manusia
dan lingkungannya. Kesatuan manusia dan
1) Pengkajian : pattern appraisal/pola penilaian untuk menentukan masalah kesehatan.
2) Tindakan keperawatan, formula dari tindakan keperawatan menurut Rogers adalah kesadaran akan adanya masalah, pilihan penyelesaian masalah, kebebasan memilih cara penyelesaian masalah dan perkembangan kea rah yang lebih baik.
3) Evaluasi yang dilakukan menurut konsep ini adalah evaluasi selama proses yang berlangsung saat kontak yang dilakukan oleh perawat dan klien.
lingkungannya berjalan dari pandimensional
umum dari system terbuka, mengacu pada
paradigma baru dan melahirkan identitas
keperawatan sebagai ilmu. Tujuan
keperawatan adalah promosi kesehatan dan
kesejahteraan untuk semua orang. Seni
keperawatan adalah pemakaian ilmu
keperawatan secara kreatif untuk kebaikan
individu. “Praktek keperawatan professional
nampak melalui promosi interaksi antara
manusia dan lingkungannya, untuk
menguatkan keberadaan lapangan manusia,
dan baik langsung maupun tak langsung
mempolakan manusia dan medan
lingkungani untuk menyatakan maksimun
potensial kesehatan. Keberadaan perawat
adalah untuk merawat manusia dan proses
kehidupan manusia.
b. Manusia
Manusia didefinisikan oleh Roger sebagai
system yang terbuka dalam proses
berkesinambungan dengan system terbuka
lainnya yaitu lingkungan. Roger
mendefinisikan kesatuan manusia sebagai
“tak dapat dikecilkan, tak dapat dibagi,
pandimensional medan energi diidentifikasi
menurut pola dan karakteristik yang tampak
namun spesifik /khusus secara keseluruhan.
Pandangan model konseptual khusus
memperhatikan keperawatan, manusia dan
lingkungannya yang diterima sebagai
medan energi yang tak dapat diperkecil
yang saling menyatu satu dengan lainnya
dan terus menerus berevolusi.
c. Kesehatan
Roger menggunakan bentuk kesehatan pasif
sebagai gambaran sejahtera dan ketiadaan
sakit serta penyakit. Promosinya tentang
kesehatan yang positif memberikan arah
untuk membantu individu dengan
kesempatan menyesuaikan dengan
perubahan
d. Lingkungan
Sesuatu yang tidak dapat diperkecil,
pandimensional medan energi diidentifikasi
melalui pola dan karakteristik yang nampak
berbeda dari bagian tersebut. Setiap medan
energi khusus diberikan pada lapangan
manusia. Keduanya berubah secara terus
menerus dan kreatif. Medan lingkungan
tidak terbatas dan berubah terus menerus
dengan inovasi, tak dapat diperkirakan dan
karakteristiknya sesuai dengan peningkatan
perubahan. Lingkungan dan medan manusia
diidentifikasi sesuai pola gelombang yang
tampak terus menerus saling
menguntungkan perubahan.
8. Rosemary Rizzo Parse Human Becomi ng (1981) 1. Manusiaa. Manusia hidup dengan membentuk suatu pola yang berirama dengan lingkungan (pola dinamis dengan lingkungan).
b. Manusia adalah bersifat terbuka, bebas dalam memaknai situasi, bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
c. Manusia secara keseluruhan selalu membentuk pola interaksi yang terus menerus.
d. Manusia adalah bersifat multidimensional dengan segala kemungkinannya.
2. Kesehatan
a. Kesehatan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, tidak dapat diprediksi, selalu berubah dalam kehidupan manusia.
b. Kesehatan merupakan suatu proses yang dinamis (rythmic) yang terbentuk dari
Teori Human becoming tidak dapat secara langsung diujikan secara empiris karena merupakan grand theory dengan level keabstrakannya yang tinggi. Middle range theory yang memungkinkan untuk diuji dapat diturunkan dari Teori Human Becoming dengan pendekatan metodologi kualitatif yang dikembangkan oleh Parse. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperjelas struktur pengalaman hidup seseorang atau kelompok yang dapat dimaknai dari sebuah pengalaman Sebagai contoh pengalaman kehidupan yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi : kesenangan, penderitaan, berduka, perjuangan dengan menjelaskan makna tersembunyi dalam percakapan, berjuang dalam kemungkinan untuk membuka diri, menjadi berbeda dengan yang lain, membuat keputusan, perencanaan untuk masa depan.
hubungan antara manusia dengan lingkungan.
c. Kesehatan adalah pola manusia yang berhubungan dengan prioritas nilai.
d. Kesehatan adalah proses intersubjektif dalam menghadapi segala kemungkinan. e. Kesehatan adalah human’s emerging,
menunjukkan keberadaan atau eksistensi dari manusia.
3. Lingkungan : kesehatan itu tercipta dari interaksi manusia dengan lingkungan secara dinamis dan saling menguntungkan/positif.. 4. Keperawatan : tidak dijelaskan secara
langsung, namun disampaikan bahwa keperawatan merupakan pelayanan yang unik kepada manusia.
9. Pamela G Reed (1952) Self – transcen dence (1991) 1. Kesehatan (Health)
Kesehatan, didefinisikan secara implicit sebagai proses kehidupan yang terdiri dari pengalaman positif dan negative yang digunakan oleh manusia secara kreatif dan unik untuk mencapai rasa sejahtera
2. Keperawatan (Nursing)
Peran aktivitas perawat dalam merawat seseorang melalui proses interpersonal dan manajemen teraupetik terhadap lingkungan, dengan keterampilan untuk promosi kesehatan an kesejahteraan.
3. Manusia
Manusia adalah seseorang yang harus dipahami sebagai individu yang sedang berkembang sepanjang hayat mereka dalam berinteraksi dengan orang lain dan dengan lingkungan dalam perubahan yang kompleks
Teori Pamela dapat digunakan dalam: 1. Practice
Teori self-trancendence Pamela dapat digunakan dalam praktik keperawatan, terutama dalam proses pengkajian pada pasien. Teori ini sangat tepat digunakan dalam proses pengkajian karena variabel yang digunakan sudah mencakup tentang fenomena yang terjadi dimasyarakat. Perawat dapat melakukan pengkajian tentang; refleksi diri, harapan, dan pembimbing rohani pasien. 2. Education
Edukasi yang dimaksud adalah edukasi untuk perawat dan edukasi yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan keperawatan. Self-trancendence banyak menggunkan teori-yeori yang sudah digunakan oleh para pakar sebelumnya. Pamela mengatakan kapasitas
dan vital dimana hal tersebut bisa berkontribusi positif atau negative dalam mencapai kesehatan dan rasa sejahtera
4. Lingkungan
Keluarga, kontak social,lingkungan fisik, dan sumber komunitas adalah lingkungan yang secara signifikan berkontribusi pada proses kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh keperawatan melalui manajemen interaksi terapeutik antara manusia, objek, dan aktivitas
dan permasalahn pasien dapat diselesaikan bersama dengan perawat melalui pendidikan kesehatan.
3. Research
Penelitian yang digunakan para peneliti tidak lepas dari variabel yang dikembangkan Pamela dalam teori self-trancendence. Variabel ini dapat digunakan dalam berbagai tempat peneltian seperti; komunitas, keluarga, jiwa, dan lain sebagainya. Penelitian yang pernah menggunakan self-trancendence membuktikan bahwa pasien memiliki hubungan yang kuat dalam menghadapi penyakitnya. 10. Katharine Kolcaba (28 Desember 1944) Theory of Comfort (1994)
Kolcaba (2001) dalam Tomey dan Alligood (2006: 729) menjelaskan tentang konsep metaparadigma.
1. Keperawatan adalah pengkajian yang sengaja dilakukan untuk pemenuhan kenyamanan, merancang pengukuran kenyamanan untuk memenuhi kebutuhan klien, dan mengkaji ulang tingkat kenyamanan pasien setelah implementasi serta membandingkannya dengan tujuan. Pengakajian awal dan pengkajian ulang dapat bersifat subjektif atau intuitif atau kedua-duanya. Pengkajian dapat dicapai melalui administrasi analog visual atau daftar pertanyaan, atau kedua-duanya. Menurut Kolcaba dalam Tomey dan Alligood (2010), untuk memberikan kenyamanan pasien setidaknya memerlukan tiga jenis intervensi kenyamanan, yaitu tehnik mengukur kenyamanan, pembinaan dan Comfort Food.
2. Pasien adalah penerima perawatan, dapat
1. Pengkajian
Teori Kolcaba dilihat dari tahapan proses keperawatan dapat diaplikasikan. Pengaplikasian teori ini pada tahap pengkajian dapat digunakan untuk melihat tipe atau jenis kenyamanan pada klien. Tipe kenyamanan klien menurut Kolcaba 2003 dalam Alligood 2010 terdiri dari tiga jenis yaitu realief, ease dan Transcendence. Ketiga tipe ini melihat ke empat komponen yang ada pada klien. yaitu fisik, psikosospiritual, lingkungan, maupun sosial. Fisik menyangkut sensasi dari tubuh, mekanisme homeostatis, fungsi kekebalan tubuh, dll. Psikospritual menyangkut kesadaran internal diri, memasukkan pengarahan, konsep, seksual, hubungan berarti dalam kehidupan seseorang, dan hubungan seseorang dipahami tatanan yang lebih tinggi atau sedang. Lingkungan terdiri dari hal yang ada di sekitar eksternal, kondisi dan pengaruh. Sosial berhubungan dengan interpersonal,
-perorangan, keluarga, lembaga, atau komunitas yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
3. Lingkungan adalah semua aspek luar (fisik, politis, kelembagaan, dan lain-lain) dari pasien, keluarga, lembaga yang dapat dimanipulasi oleh perawatatau seseorang yang dicintai untuk meningkatkan kenyamanan. 4. Kesehatan merupakan fungsi optimum yang
diperlihatkan oleh pasien baik individu, keluarga, kelompok, atau komunitas. Kolcaba (1994) dalam Peterson dan Bredow (2004: 259) mengemukakan beberapa asumsi tentang kenyamanan antara lain (1) Manusia mempunyai respon yang holistik terhadap stimulus yang kompleks. (2) Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diharapkan yang berhubungan dengan disiplin keperawatan. (3) Manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan kenyamanannya secara aktif. (4) Kenyamanan adalah lebih dari tidak adanya nyeri, cemas, dan ketidaknyamanan fisik lainnya.
keluarga dan hubungan sosial (keuangan, pengajaran, petugas kesehatan, dll) juga tradisi keluarga, ritual, dan praktik keagamaan. Pengumpulan data dapat menggunakan intrumen pengkajian.
Instrumen pengkajian kenyamanan klien menggunakan instrumen yang telah di uji secara empiris dianataranya adalah Radiantion Therapy Comfort Questionnaire, Visual Analog Scales, Urinary Inocontinence and Frequency Comfort Questionnaire.
11. Nola J. Pender (1941 – sekarang) Health promo-tion model (1982)
1.Manusia berusaha menciptakan kondisi agar tetap hidup dan dapat mengekspresikan potensi kesehatan manusia secara unik.
2. Manusia memiliki kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk didalamnya penilaian kemampuan diri sendiri. 3.Manusia menilai perkembangan sebagai suatu
nilai yang positif dan mencoba mencapai diantara perubahan dan stabilitas.
4.Setiap individu berusaha secara aktif mengatur perilakunya.
5.Individu dalam biospikososial yang kompleks berinteraksi dengan lingkungannya secara terus
3. Pengkajian.
Pada klien secara individu fokus pengkajian kesehatannya meliputi 1) pola fungsi kesehatan, 2) evaluasi kebugaran fisik,3) pengkajian nutrisi,4) penilaian faktor risiko,5) tinjauan stress kehidupan, 6) kesehatan spiritual, 7) dukungan sistem sosial, 8) keyakinan kesehatan, 9) tinjauan gaya hidup Pengkajian keluarga menggunakan pendekatan sistem: 1) subsistem individu (perkembangan, biologi, psikologi, dan karakteristik sosial), 2) pola interaksi (hubungan,pola komunikasi, peran, dan pola
menerus, dan menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus menerus.
6. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang mempengaruhi manusia sepanjang hidupnya.
7. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah sangat penting untuk perubahan perilaku.
kedekatan), 3) karakteristik unik secara keseluruhan (kelompok jiwa, kapasitas untuk berubah, sistem keyakinan, dinamika kelompok, dan ekonomi), 4) lingkungan (efek timbal balik dari keluarga dan komunitas). Pengkajian komunitas adalah mengumpulkan informasi tentang subsistem komunitas dan hubungannya: 1) nilai dan budaya, 2) politik, 3) pendidikan, 4) rekreasi, 5) transportasi, 6) agama, 7) komunikasi, 8) kesejahteraan 9) ekonomi, 10) layanan umum, 11) bisnis dan tenaga kerja, 12) kehidupan sosial, 13) keamanan dan perlindungan, 14) kesehatan. 4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mengacu pada diagnose menurut NANDA yang sesuai untuk promosi-perlindungan kesehatan dan Diagnosa keperawatan sejahtera yang berfokus pada pengkajian kekuatan-kekuatan yang berhubungan dengan promosi kesehatan. 5. Perencanaan
Proses perencanaan yang dilakukan perawat dan klien melalui tahapan berikut: 1) meninjau dan menyimpulkan data pengkajian, 2) Memperkuat kekuatan dan kompetensi klien, 3) mengidentifikasi tujuan kesehatan dan perubahan perilaku terpilih, 4) mengidentifikasi perilaku yang menjadi indikator keberhasilan perencanaan menurut perspektif klien,5) mengembangan rencana perubahan perilaku berdasarkan kehendak klien, 6) menegaskan kembali keuntungan perubahan menurut klien, 7) membahas lingkungan dan fasilitator dan hambatan untuk berubah, 8) menetapkan target waktu untuk implementasi, 9) komitmen pada tujuan
perubahan perilaku. 12. Cornelia M. Ruland Shirley M. Moore Peaceful l end of life ( 1998 )
1. The Peaceful End of life (EOL) Merupakan kejadian atau pengalaman yang bersifat pribadi atau individual. 2. Asuhan keperawatan yang
diberikan untuk
menciptakan EOL bersifat krusial artinya sesuai keadaan , waktu dan tempat serta keadaan klien tersebut. Hal tersebut tergantung kemampuan perawat dalam menilai dan menafsirkan isyarat yang mencerminkan klien yang dalam kondisi EOL. Intervensi yang tepat dapat diambil untuk mencapai atau mempertahankan pengalaman meninggal dengan damai walaupun klien tidak bisa berbicara secara verbal
3. Keluarga yang meliputi
Pengkajian :
Perawat harus mampu mengkaji respon emosional pasien dalam menghadapi kematian , yaitu : menyangkal dan isolasi, kemarahan, tawar menawar, depresi dan penerimaan. Memfasilitasi dengan mendengarkan pasien mengekspresikan perasaannya, membantu pasien melalui tahap ini, dan mendengarkan dengan penuh perhatian, empati. Kesedihan dan penyesalan yang mendalam semakin dirasakan dan diekspresikan oleh pasien .
Penerimaan, biasanya pasien tidak banyak bicara, namun sangat menginginkan orang terdekatnya selalu disampingnya. Bila nyeri sudah berkurang, pasien yang sudah mau menerima kematian akan lebih nyaman bila mendapat sentuhan dari orang – orang yang berarti bagi dirinya
Pernyataan untuk mengidentifikasi teori Peaceful End of Life :
1. Monitoring dan catat hal – hal yang meringankan rasa nyeri, apakah dengan menggunakan obat –obatan atau tidak yang dapat memberikan kontribusi dalam meringankan rasa sakit.
orang lain yang signifikan (kerabat/teman) terhadap pasien merupakan bagian penting dari perawatan EOL
4. Tujuan dari EOL tidak hanya mengoptimalkan perawatan, tetapi juga harus menjadi yang terbaikdan menjadi perawatan dengan teknologi paling maju untuk pasien. Selain itu tujuan dari EOL untuk memaksimalkan perawatan adalah cara terbaik perawatan diberikan melalui
penggunaan teknologi dan ukuran kenyamanan dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan mencapain akhir hidup yang damai
2. Monitoring hal – hal untuk pencegahan rasa tidak nyaman pada fisik, fasilitasi klien untuk beristirahat, relaksasi.
2. Mengambil keputusan untuk memberikan perhatian pada pasien yang membutuhkan, dan memberikan rasa hormat untuk meningkatkan martabat pasien
3. Menyediakan dukungan emosional, kebenaran, dan menemui pasien untuk menanyakan apa yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan
4. Berpartisipasi dalam memfasilitasi pasien untuk mengurangi kecemasan dengan bertanya dan memberi kesempatan untuk didampingi oleh orang terdekatnya.
5. Memberikan perhatian dengan menghilangkan rasa nyeri, nyaman, kedamaian dengan memberikan kesempatan orang terdekat untuk mendampinginya.
Intervensi Keperawatan :
1. Beri informasi dan dukungan dengan menghadirkan orang – orang yang memahami tentang penyakit terminal seperti kanker, jantung kongestif , ginjal, dan neuromuskuler.
proses kematian.
3. Bantu menyediakan pelayanan di rumah bila diinginkan
4. Peroleh sumber daya yang tepat termasuk dukungan dalam mengatasi rasa berduka
5. Pastikan keluarga tersebut mengetahui apa yang harus dilakukan saat kematian tiba.
6. Berikan privasi dan waktu yang cukup bagi mereka untuk menerima kenyataan tersebut
7. Implementasi Keperawatan : dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat, dalam pelaksanaannya lebih menitik beratkan dalam mengurangi rasa nyeri, memnerikan rasa nyaman, menghormati martabat sebagai manusia, memberi dukungan emosional dan rasa damai pada pasien menjelang akhir kehidupan. Evaluasi Keperawatan :
Perawat dapat memberi asuhan keperawatan dengan pasien terminal dan mengantarkan mereka untuk mengakhiri kehidupan dengan tenang dan damai dengan menghormati dan menghargai