• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sop Penggalangan Intelijen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sop Penggalangan Intelijen"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH GORONTALO

RESOR GORONTALO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGGALANGAN INTELIJEN KEAMANAN NO. DOKUMEN SOP/SAT INTELKAM /OPSNAL/06 NO. REVISI 00 HALAMAN 1/16 TANGGAL TERBIT : 10 MARET 2016

DIBUAT OLEH KAUR BIN OPS

M. YUDI SETIAWAN IPDA NRP 78040043

DIPERIKSA OLEH KASAT INTELKAM

FEBRI NURZAN, SIK AKP NRP 84021491

DISAHKAN OLEH KAPOLRES GORONTALO

HERRI RIO PRASETYO. SIK AKBP NRP 73060604

1. Tujuan

Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) Penggalangan Intelijen bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum tentang penyelenggaraan mengenai kegiatan-kegiatan pokok dalam pelaksanaan penggalangan intelkam sehingga tercapai adanya kesamaan persepsi dan keseragaman tindak serta memberikan pedoman kepada Anggota Operasional dalam penyelenggara Penggalangan Intelijen secara terarah, terencana, efektif dalam rangka mendukung dan mengamankan semua kebijaksanaan yang akan / telah digariskan oleh pimpinan, menciptakan kondisi sasaran kearah yg menguntungkan bagi kepentingan tupok polri.

2. Pedoman/Acuan

2.1 Undang - undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

2.2 Undang – undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang – undang Hukum Acara Pidana.

2.3 Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 37 / I / 2005 tanggal 31 Januari 2005

tentang Pedoman Intelijen Keamanan di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

2.4 Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 993 / XII / 2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggalangan Intelijen Keamanan.

(2)

/ 2.5………… 2.5 Perkap Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 23 September 2010 tentang Susunan

Organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor. 2.6 Rencana Kerja Satuan Intelijen Keamanan Polres Gorontalo Kota Tahun 2016. 3. Pengertian

Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) ini yang dimaksud dengan : 3.1. Penggalangan

Adalah semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara berencana dan terarah oleh oleh organisasi – organisasi khusus untuk membuat, menciptakan dan atau merubah kondisi dan situasi di daerah tertentu dalam jangka waktu tertentu yang menguntungkan pihak pengguna ( user ) atau menciptakan suatu kondisi dan situasi yang diinginkan dengan taktik dan teknik intelijen.

3.2 Penggalangan Intelijen

Adalah Semua usaha pekerjaan Adalah semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara berencana dan terarah oleh sarana sarana Intelijen, khususnya untuk menciptakan dan atau merubah suatu kondisi didaerah tertentu / lawan ( baik diluar maupun didalam negeri), dalam jangka waktu tertentu kepada tingkat keadaan yang menguntungkan bagi pelaksanaan tugas Polri serta usaha – usaha untuk menghilangkan hambatan-hambatan terhadap pelaksanaan tugas pokok Polri

3.3 Kegiatan Penggalangan Intelijen

Semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara berencana dan terarah terhadap sasaran – sasaran tertentu khususnya individu sebagai informal leader maupun terhadap kelompok masyarakat kecil baik kelompok formal maupun kelompok informal yang ekstrim dan merupakan sumber ancaman atau sumber gangguan yang berkadar tinggi, dalam rangka menciptakan kondisi dan situasi yang menguntungkan dalam masyarakat bagi pelaksanaan tugas pokok Polri.

3.4 Operasi Penggalangan Intelijen

Suatu Operasi yang dilakukan secara berencana dan terarah untuk menanggulangi ancaman terhadap keamanan Negara dengan menciptakan kondisi yang menguntungkan sesuai dengan kehendak pengguna ( user )

3.5 Propoganda

Usaha dan kegiatan yang terorganisir untuk menyebarkan ide-ide doktrin-doktrin dan prinsip-prinsip untuk maksud tertentu, untuk mendapatkan pengikut, untuk mempengaruhi / membujuk orang agar menyetujui atau membenarkan pemikiran logis seseorang dan menyatakan atau menganggap tidak adilnya permainan lawan.

(3)

/ 4. Alat ……. 4. Alat

4.1 Alat perlengkapan Penggalangan Intelijen yang digunakan meliputi : 4.1.1 Buku Harian

4.1.2 Ranmor

4.1.3 Alat Penggalangan seperti Camera Foto Digytal, Tape Recorder, Handy camp, Camera tersembunyi dan HT

4.1.4 Alat perlengkapan pembuatan Laporan Informasi dan Laporan Penugasan seperti Computer, Buku Verbal, Pulpen, Kertas, tinta, ATK lainnya, Meja, Kursi dan Flashdisc / Hardisk.

4.2 Piranti pendukung lainnya;

4.3 Perundang-undangan, buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan produk Intelijen dan giat Pengamanan

5. PENGGALANGAN MENURUT TAHAP, SIFAT, SASARAN, TUJUAN, TEKNIK, TAKTIK, MEDIA DAN THEMA.

Penggalangan Intelkam berdasarkan Rencana Penggalangan dan dilakukan melalui tahap tahap tertentu, dengan menggunakan tehnik-tehnik dan thema yang tepat serta memanfaatkan media yang ada, ditujukan terhadap sasaran secara terarah dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan sesuai dengan kehendak pimpinan yang berwenang.

Penggalangan Intelkam senantiasa dilakukan secara tertutup.

Usaha penggalangan intelkam dimulai dengan kegiatan penyelidikan terhadap sasaran untuk dijadikan dasar penggalangan.

Penyelenggaraan melalui tahap tahap : A. Penyusupan. B. Percerai beraian. C. Pengingkaran. D. Pengarahan. E. Pergeseran F. Penggabungan.

Didalam kegiatan Operasional Penggalang perlu ada perhatian terhadap adanya usaha penyesuaian kepentingan pihak sasaran kearah kepentingan pihak penggalang.

Untuk itu perlu dilakukan kegiatan untuk menggeser ( sikap ) pmpinan sasaran ( kelompok / organisasi / jaringan kejahatan yang berkuasa atau melumpuhkan / menghancurkan kekuasaan serta pengaruh pimpinan tersebut. Sehingga menjadi tidak berfungsi dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pihak penggalang.

(4)

Agar kepentingan kepentingan pihak sasaran tidak mengancam, mengganggu atau menghambat kepentingan pihak penggalang, kepentingan pihak sasaran tersebut diarahkan dengan perantaraan jaringan jaringan pihak penggalang yang telah ditanamkan didalam sasaran.

A. Tahap tahap Penggalangan. 1). Penyusupan.

a. Penyusupan dilakukan secara tertutup oleh agen agen penggalang melalui kegiatan penyelidikan kedalam sasaran dengan menyelebungi dirinya dengan sempurna (cover).

Penyusupan diikuti dengan panyusunan jaringan didalam tubuh sasaran yang dilaksanakan secara maksimal.

b. Kegiatan agen pelaksana maupun jaringannya disamar sedemikian rupa sehingga identitas dan kegiatan yang dilakukan tidak menimbulkan kecurigaan.

Bila karena keadaan agen Penggalang terpaksa meninggalkan tempatnya, namun dengan telah terbinanya jaringan penggalangan dalam sasaran, jaringan ini akan meneruskan kegiatan penggalangan selanjutnya.

a. Penyusupan dapat dilakukan dengan perantaraan sarana sarana yang terdapat didalam/pada pihak sasaran yang dinilai dapat dimanfaatkan bagi pelaksanaan Operasi Penggalangan.

2). Pencerai – Beraian.

a. Dengan telah tersusunnya jaringan penggalangan dalam tubuh sasaran sebagai hasil tahap penyusupan, maka kegiatan dilakukan untuk mencerai beraikan keutuhan, kesatuan dan kekompakan pihak sasaran. b. Dengan kegiatan pencerai beraian dimaksudkan akan menghancurkan

keutuhan kelompok / jaringan sasaran secara teratur sehingga timbul pertentangan dan perpecahan. Dengan demikian akan tercipta keadaan dimana kelompok menjadi terpecah belah, kewibawaan dan kedudukan pimpinannya menjadi semakin lemah sehingga kemampuan sasaran untuk menghadapi Operasi Penggalangan selanjutnya menjadi lumpuh. c. Usaha pencerai beraian dilancarkan melalui jaringan jaringan tersamar

yang merangkaikan kelompok kelompok kaki tangan yang terbatas ( 3 sampai 5 orang) untuk membangkitkan perpecahan, memperuncing / menghasut persengketaan - persengketaan, permusuhan, ketegangan antara anggota jaringan pihak sasaran Dengan demikian akan timbul rasa putus asa, kekacauan, rasa tertekan dan sakit hati serta hilangnya / kepercayaan……….

(5)

kepercayaan dalam kelompok / organisasi sasaran, namun tercipta dan terpelihara suatu harapan akan munculnya sesuatu keadaan yang lebih baik dan dapat memberikan kelanjutan kehidupan bagi kelompok / organisasi sasaran tersebut.

3) Pengingkaran.

Dilakukan dengan maksud agar anggota kelompok/organisasi sasaran dapat dirubah/dialihkan loyalitas dan kepatuhannya dari kepemimpinan dan pengaruh pihak mereka kearah kepatuhan dan loyalitas kepada pihak penggalang dan mengingkari kepemimpinan /pengaruh pihak mereka.

Suatu penggalangan akan berhasil bila mendapat dukungan dari beberapa anggota yang berpengaruh didalam kelompok/ jaringan sasaran tersebut. Tahap pengingkaran ialah tahap kegiatan yang memanfaatkan hasil kegiatan pencerai beraian berupa rapuhnya kesetiaan anggota organisasi / jaringan kejahatan terhadap pengaruh pimpinannya atau kelompok.

4) Pengarahan.

a. Sesudah berhasil menciptakan opini / kondisi dalam kelompok / organisasi atau jaringan kejahatan dalam bentuk pengingkaran tersebut, maka terbukalah kesempatan untuk mengarahkannya kepada tujuan atau opini pihak penggalang, disamping dapatnya tertanam kepercayaan sehingga diperoleh dukungan dari pihak sasaran terhadap pihak penggalang.

b. Walaupun pencerai beraian sesuatu sasaran telah dilakukan sedemikian jauhnya untuk kemudian dapat lebih mempermudah kegiatan pengarahan, namun usaha pengarahan tidak dapat dilakukan secara drastis melainkan memerlukan pengendalian yang teliti dimana sasaran akan bergerak secara wajar tanpa paksaa, dimana diperlukan waktu yang relative cukup lama.

5) Penggeseran.

a. Setelah pengarahan berjalan beberapa waktu, pada suatu saat keutuhan kelompok / jaringan kejahatan telah menjadi rapuh dan bila pihak penggalang menilai keadaan tersebut telah memberikan moment psycologi yang tepat, maka saatnya harus digunakan untuk menggeser pimpinannya dalam arti mengkianati kelompok / organisasi / jaringannya.

b. Dalam tahap pergeseran ini diusahakan untuk dapat menggeser ( sikap ) pimpinan, yang selanjutnya dapat mengarahkan para pengikutnya kedalam pengaruh/kepatuhan pihak penggalang.

c. Penggeseran dipersiapkan dengan melakukan langkah langkah pendahuluan sbb :

(6)

1) Mempertimbangkan hasil hasil pencerai beraian, pengingkaran dengan memperkirakan besarnya dukungan dan perlawanan. 2) Memilih sesuatu alasan / thema yang tepat sesuai dengan

aspirasi kelompok / jaringan kejahatan tersebut untuk dijadikan alasan pergeseran. ( Adanya ketidak adilan dalam pembagian hasil kejahatan, mengingkari kawan sendiri dsb )

3) Merencanakan waktu yang tepat sesuai dengan perkembangan situasi psycologi kelompok untuk melakukan pergeseran.

4) Setelah persiapan matang dengan dilkukan pengecekan, maka dilakukan tinfdakan pergeseran menurut rencana yang dipersiapkan.

6. Penggabungan.

a. Bila pergeseran telah berhasil, maka jaringan / kelompok atau pihak sasaran dapat digabungkan / dimanfaatkan ke dalam lingkungan pihak sendiri.

b. Sesudah berhasil tahap penggabungan, maka harus diikuti dengan langkah langkah pengawasan yang teliti serta tindakan tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya hal hal yang mengganggu atau menghambat tercapainya tujuan.

B. Pola / Sifat Penggalangan.

Sesuai dengan sifatnya sebagai Opersi Intelijen, maka penyelenggaraan penggalangan Intelkam senantiasa dilakukan menurut pola kegiatan yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan / macam sasaran yang dihadapi.

Sifat Operasi Penggalangan : 1). Konstruktif / Persuasif.

Sasaran diarahkan untuk berpikir dan menentukan keputusan sendiri sesuai dengan arah yang telah ditentukan oleh pihak penggalang, yaitu :

a. Let Them Thing / Mendorong supaya berpikir sendiri.

Disini sasaran langsung dirangsang dengan fakta dan data yang telah disusun secara terarah, dengan demikian pihak sasaran akan dapat berpikir sendiri, yang tentunya terarah kepada keadaan yang diharapkan pihak penggalang.

b. Let Them Decide / Mendorong untuk ambil keputusan sendiri.

Disini sasaran dirangsang dengan problem problem yang tersusun dan terarah supaya sasaran mengambil keputusan sendiri untuk berbuat sesuatu seperti yang diharapkan pihak penggalang.

(7)

Penciptaan problema disini adalah dengan cara penyususnan dan pelemparan persoalan persoalan yang berkaitan serta terarah kepada usaha pencapaian tujuan penggalangan Intelkam.

Dalam hal ini sasaran dibiarkan untuk menilai persoalannya dan menentukan keputusan.

c. Destruktif / Let Them Fight.

Sasaran diharapkan mengingkari hasutan pihak sasaran, dan mengingkari kepatuhan terhadap kelompok atau jaringan. Disini emosi anggota jaringan dieksploitir agar melawan pihak mereka, untuk kemudian memihak kepada pihak penggalang.

C. Sasaran Penggalangan.

Sasaran penggalangan Intelkam ditujukan terhadap 4 bentuk kejahatan yang terorganisir, yang dapat dibedakan atas :

1) Kelompok penjahat.

Kelompok penjahat dalam melakukan kejahatan sifatnya masih tradisional atau sederhana, dilihat dari segi :

a. Kemampuan Tehnik b. Mobilitas

c. Modus Operandi 2) Organisasi Penjahat.

Dalam organ ini para anggota telah mempunyai pembagian tugas Masing masing oknum memiliki keahlian tertentu dibidang kejahatan Relatif lebih tinggi atau lebih maju dari segi :

a. Kemampuan Tehnik b. Mobilitas

c. Modus Operandi 3) Jaringan /Sindikat kejahatan.

a. Merupakan Gradasi yang paling tinggi dilihat dari segi : 1) Kemampuan tehnik

2) Modus Operandi 3) Mobilitas

4) Lingkup daerah operasi.

b. Anggota sindikat tidak terbatas pada anggota jaringan penjahat yang bersangkutan , tetapi juga membina link serta bekerja sama dengan oknum oknum diluar anggota jaringan.

(8)

c. Anggota jaringan kejahtan ini mempunyai loyalitas kelompok dan mereka mempunyai pimpinan yang mengatur segala perencanaan serta pelaksanaan operasi kejahatan.

d. Memiliki pengalaman yang cukup dalam dibidang kejahatan .

e. Memanfaatkan kelemahan situasi , moment psycologi sasaran, serta memanfaatkan kemajuan teknologi.

Pada jaringan kejahatan dapat ditemukan analisa terhadap anatomi jaringan antara lain : a. Pelaku b. Modus Operandi c. Meeting Place d. Safe House e. Tempat Konsolidasi D. Tujuan Penggalangan.

1. Mendukung dan mengamankan semua kebijaksanaan yang akan / telah digariskan oleh pimpinan Polri baik Pusat maupun didaerah.

2. Menciptakan kondisi sasaran kearah yang menguntungkan bagi kepentingan pelaksanaan tugas pokok Polri.

3. Melumpuhkan/ menghancurkan kelompok/organisasi/jaringan kejahatan menjadi tidak berfungsi, pecah, saling mencurigai, sehingga bisa dimanfaatkan untuk dapat memberikan informasi.

E. Teknik Penggalangan.

a. Perang Urat Syaraf / Propaganda.

i. Usaha untuk melumpuhkan urat syaraf kelompok/ organisasi/jaringan kejahatan sehingga tidak mempunyai semangat untuk berbuat sesuatu. ii. Bertujuan mempengaruhi pendapat , perasaan, sikap dan kelakuan

anggota kelompok / organisasi / jaringan kejahatan.

iii. Propaganda adalah informasi atau gagasan atau harapan, disiarkan secara lisan atau tulisan serta gambar , bertujuan untuk mempengaruhi opini masyarakat, sehingga sikap, keinginan dan emosinya secara perlahan akan berubah cenderung melakukan kehendak pihak yang melancarkan propaganda langsung maupun tidak langsung.

(9)

Jenis propaganda : 1.1 Propaganda Putih.

a) Sumbernya jelas, dinyatakan terang terangan, semua pihak mengetahui dimana dan siapa yang melakukan. b) Berisi hal hal yang benar.

c) Media massa cetak dan elektronik termasuk dalam propaganda putih.

d) Menyediakan diri untuk berkomunikasi dengan semua pihak.

1.2 Propaganda Kelabu.

a) Sumbernya tidak pernah disebutkan, jika terpaksa, dapat menyebutkan antara yang benar dan tidak benar.

b) Anggota kelompok/organisasi / jaringan kejahatan biasanya tidak mempunyai waktu untuk menyelidiki.

c) Berisi hal hal yang jauh lebih menarik perhatian utnuk kepentingan kelompok / organisasi / jaringan kejahatan. 3) Propaganda Hitam.

a) Sumbernya tertutup, dinyatakan yang tidak sebenarnya. b) Ditimbulkan kesan seakan akan dibuat oleh

kelompok/anggota/jaringan kejahatan atau oposisi.

c) Berisi hal hal yang merongrong kepemimpin kelompok/ organisasi/ jaringan kejahatan.

b. Desas desus

a. Penyebaran desa desus kedalam kelompok /organisasi/ jaringan kejahatan untuk menimbulkan keragu raguan serta mengurangi loyalitas kelompok.

b. Desas desus berasal dar Informasi yang masih diragukan kebenarannya kemudian dijadikan Informasi utuh.

c. Materi yang didesas desuskan mengenai hal hal yang mampu melumpuhkan loyalitaskelompok/organisasi/ jaringan kejahatan.

d. Desas desus dimulai dengan keterangan keterangan agak spontan, mudah menimbulkan perbincangan atau pertentangan pendapat dikalangan anggota kelompok / organisasi/ jaringan kejahatan yang mendengarnya sehingga dapat menimbulkan kebencian.

(10)

c. Gossip.

Penggunaan gossip untuk menciptakan pengingkaran anggota kelompok / organisasi/ jaringan kejahatan terhadap integritas pimpinan kelompok/ organisasi/ jaringan kejahatan.

d. Kontak secara terselubung dengan anggota / pihak sasaran untuk menanamkan pengaruh atau menarik simpati.

e. Terror.

Untuk menimbulkan keresahan, kegelisahan dan kekacauan dikalangan anggota kelompok/ organisasi / jaringan kejahatan yang menentang penegakan hokum serta kamtibmas.

Terror dapat dilakukan dengan cara : a) Terror Fisik.

Terror dilakukan dengan serangkaian penangkapan , penahan , penculikan dan pembunuhan .

b) Terror non Fisik.

Merupakan terror mental dengan pemberitaan pemberitaan yang mengerikan atastindakan tegas terhadap anggota kelompok/ organisasi/ jaringan kejahatan.

f. Penetrasi (Penyusupan).

Melakukan penyusupan kedalam lingkungan kelompok /organisasi/ jaringan kejahatan.

g. Memanfaatkan kelemahan kelemahan dan kebiasaan para anggota kelompok/ organisasi / jaringan kejahatan untuk membentuk opini.

h. Memanfaatkan kelemahan keadaan ekonomi. F. Taktik Penggalangan

Adalah ilmu dan seni didalam cara penggunaan personil beserta sarananya untuk menunjang tercapainya suatu pelaksanaan operasi penggalangan secara berdaya dan berhasil guna dalam rangka merubah dan menciptakan suatu kondisi yang menguntungkan pihak penggalang.

Beberapa taktik penggalangan adalah sbb :

(11)

1) Gerakan menarik simpati sasaran.

Usaha, Pekerjaan dan kegiatan secara terus menerus , berencana untuk mempengaruhi , membujuk, menarik perhatian agar sasaran simpati dan bersedia membantu serta mendudkung gagasan kita langsung atau tidak langsung.

2) Gerakan menekan sasaran

Usaha, Pekerjaan dan Kegiatan secara terus menerus berencana untuk mempengaruhi dan menggunakan ancaman , intimidasi sebagai suatu senjata langsung atau tidak langsung sasaran bersdia mengikuti kehendak kita. Ancaman dapat berupa penculikan, terror, pembunuhan terhadap anggota kelompok/ organisasi/ jaringan kejahatan.

3) Gerakan Penyesatan.

Usaha, Pekerjaan dan Kegiatan secara terus menerus berencana untuk menyesatkan tujuan operasi penggalangan serta kegiatan maupun cara bertindak guna mencegah terjadinya kebiocoran dalam pelaksanaannya.

4) Gerakan memecah belah.

Usaha, Pekerjaan dan Kegiatan secara terus menerus berencana untuk menciptakan keretakan, merusak keutuhan, menghilangkan kewibawaan pimpinan dalam bentuk organisasi kecil. Merusak kesatuan dan persatuan, diikuti dengan gerakan menarik.

5) Gerakan mendorong dan merangsang berpikir

Usaha, Pekerjaan dan Kegiatan secara terus menerus berencana untuk mendorong sasaran akan berpikir sendiri yang tentunya terarah kepada tujuan pihak penggalang serta merangsang dengan problema problema sehingga sasaran dapat mengambil keputusan sendiri.

6) Gerakan bersifat persuasive.

Usaha, Pekerjaan dan Kegiatan secara terus menerus berencana untuk mengarahkan sasaran berpikir dan menetukan keputusan sendiri sesuai dengan tujuan pihak penggalang.

G. Media Penggalangan.

Adalah sarana yang digunakan untuk menyalurkan/ membawa pesan/kehendak melalui tahap tahap penggalangan terhadap sasaran .

Media Penggalangan terdiri dari :

(12)

1. Personil.

a. Face to face secara terselubung.

b. Melalui oknum yang berpengaruh terhadap kelompok/ jaringan.

c. Melalui kawan dekat, orang kepercayaan ataupun keluarga yang bersangkutan.

2. Dengan sarana / alat : a. Telepon

b. Pamflet.

c. Surat kaleng dsb. H. Thema penggalangan.

1. Thema penggalangan adalah suatau topic / masalah yang merupakan garis pengarah dari mana sasaran secara psycologis diarahkan.

Thema merupakan dasar dari isi pesan yang disampaikan kepada sasaran/ target yang ditujukan secara psycologis.

2. Syarat Thema.

a. Harus sesuai dengan situasi dan kondisi. b. Harus menunjukan kebenaran.

c. Tidak menimbulkan kontradiksi diantara thema thema yang ada. 3. Pesan.

Adalah suatu ide penggalang berupa stimulant atau rangsangan yang telah diperhitungkan untuk dapat diterima oleh pihak sasaran, sehingga secara sadar sasaran mau berbuat menurut kehendak pihak penggalang.

Pesan harus selaras dengan pola teknik, taktik, media serta thema yang dipilih.

6. PROSES PENGGALANGAN.

Operasi Penggalangan Intelkam dilaksanakan secara berencana dan terarah dan merupakan suatu proses yang berlanjut sesuai siklus Intelijen. Proses tersebut meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut :

A. Perencanaan.

1) Perumusan Target Operasi dari pimpinan

Dalam perumusan target operasi dari piminan dapat bersumber dari intel dasar, Karakteristik daerah sasaran, Laporan Informasi serta prngumpulan Informasi tentang Sikap masyarakat, Emosi masyarakat, kebiasaan masyarakat Opini masyarakat, Motivasi masyarakat dan Agama.

(13)

2) Analisa Sasaran.

Dengan melakukan analisa tentang situasi, kondisi, kekuatan, trend perkembangan dan kemungkinan kemungkinan lain tentang sasaran.

Pada langkah pertama telah dapat diketahui Intel Dasar dan karakteristik daerah sasaran penggalangan sampai kepada perkembangan terakhir yang terjadi.

Sebagai langkah berikutnya adalah membuat analisa sasaran yaitu berusaha mengetahui kelemahan serta kemampuan sasaran serta telah memperhitungkan segala bentuk hambatan , gangguan serta opisisi pihak lawan.

Maka pada langkah kedua ini proses penganalisaan sudah dibarengi dengan niat dan tujuan yang direncanakan.

3) Analisa Tugas

Untuk menentukan apa yang akan dilakukan atau merumuskan kondisi yang ingin dicapai, Karena adanya perkembangan situasi dan kondisi actual, ataupun terdapatnya keerbatasan keterbatasan, maka kita harus menentukan sasaran atau target yang ingin dicapai. Target ini bisa dicapai apabila kita memiliki Teknik, Methode, Thema dan Jaringan yang tepat. Apabila data awal yang diperlukan untuk analisa sasaran kurang lengkap, dilakukan kegiatan pengumpulan informasi actual terhadap sasaran penggalangan, terutama yang menyangkut aspek Sikap, Emosi, Tingkah laku, Motif dan Pendapat. Kegiatan ini berupa kegiatan Penyelidikan Penggalangan.

Cara cara melakukan Penyelidikan penggalangan sama sebagaimanA pada pelaksanaan Penyelidikan dan dengan membuat Rencana Penyelidikan penggalangan. Petugas penyelidikan penggalangan selesai melaksanakan tugasnyan wajib membuat :

a. Laporan Informasi b. Laporan Penugasan

Hal ini untuk melengkapi Target Operasi atau menjawab TO sehubungan dengan kurangnya data awal.

4) Pembuatan Rencana Penggalangan.

Berdasarkan Informasi yang telah dapat dikumpulkan serta penganalisaan terhadap kelompok / organisasi / jaringan kejahatan serta opisisi didaerah sasaran maka rencana penggalangan mulai disusun, terdiri dari :

a. Tujuan.

1.1 Kelompok/ organisasi/Jaringan Kejahatan yang akan digalang. 2.1 Daerah yang akan digalang termasuk batas wilayah serta

kemungkinan terjadinya over lapping. 3.1 Waktu yang telah ditentukan.

4.1 Perubahan kondisi yang dinginkan.

(14)

b. Informasi yang sudah dimiliki

Adalah informasi yang berkaitan dengan tujuan. Diutamakan hal hal mengenai daya terima anggota kelompok/ organisasi / jaringan kejahatan dan masyarakat serta tokoh tokoh yang telah dianalisa. c. Tambahan Informasi

Sesuai dengan tujuan / tugas, kemungkinan terdapat kekurangan yang harus dipenuhi atau untuk mendalami sesuatu masalah.

d. Koordinasi.

Kadang dalam pelaksanaan operasi penggalangan perlu mengadakan koordinasi dengan unit/ badan/instansi lain, dalam keharusan/keadaan yang demikian perlu dijelaskan cara dan kepada siapa hal itu dilakukan. e. Situasi actual

Selama dalam proses pengumpulan informasidan pembuatan analisa, kemugkinan terjadi perubahan situasi baik didaerah sasaran maupun perubahan secara umum sehingga mempengaruhi tujuan penggalangan. Oleh karena itu untuk menyebutkan situasi actual harus dijelaskan situasi sampai waktu tertentu.

f. Pengelompokan Sasaran

Sasaran penggalangan harus sejelas mungkin terdiri dari perorangan atau kelompok.

g. Akibat yang diperkirakan.

Berhasil atau tidak berhasilnya suatu penggalangan akan terjadi akibat yang dapat terbaca kemudian.

Dalam pembuatan perkiraan ini dipengaruhi oleh penilaian mengenai kemampuan pelaksanaan penggalangan.

h. Cara yang akan digunakan.

Meliputi penentuan sarana yang akan dipilih dan teknik yang akan digunakan.

5) Kekuatan petugas/pelaksana yang dilibatkan dalam tugas`Operasi Penggalangan. 6) Dukungan yang diperlukan dalam operasi Penggalangan.

7) Pengamanan Kegiatan Operasional (Kontra Intelijen).

(15)

B. Pelaksanaan.

1. Pelaksanaan Operasi Penggalangan dilakukan oleh petugas atau/agen pelaksana (agen penggalang) yang mendapat perintah untuk itu sesuai dengan TO atau Rencana Operasi Penggalangan yang telah disahkan pimpinan menjadi Prinsops Gal.

2. Sesuai Rencana Penggalangan, pelaksanaan Operasi Penggalangan dilakukan terhadap jaringan kejahatan melalui tahap tahap :

a. Penyusupan. b. Percerai beraian. c. Pengingkaran. d. Pengarahan. e. Pergeseran f. Penggabungan.

3. Setelah selesai melaksanakan tugas penggalangan, maka petugas diwajibkan membuat laporan penugasan.

C. Pengolahan.

1. Dalam tahap pengolahan terdapat 2 (dua) kegiatan pokok yang harus dilakukan meliputi :

a. Analisa terhadap pelaksanaan Operasi Penggalangan. b. Analisa terhadap hasil yang dicapai.

2. Untuk menganalisa pelaksanaan Operasi Penggalangan, perlu melakukan analisa terhadap laporan penugasan yang dibuat oleh petugas laporan.

3. Untuk dapat menganalisa hasil kegiatan Operasional Penggalangan diperlukan Informasi yang menunjukkan akibat/ bdampak yang ditimbulkan oleh Operasi Penggalangan terhadap sasaran.

Evaluasi hasil penggalangan ditujukan pada :

a. Efek yang ditimbulkan setelah dilakukan Operasi Penggalangan.

b. Kebenraan perkiraan yang dibuat dalam analisa sasaran, sejauh mana dapat diterima atau berhasil mempengaruhi sasaran serta situasi/kondisi yang ditimbulkan setelah penggalangan dilakukan. c. Peranan sasaran.

d. Daya guna dan hasil guna daripada pelaksanaan Operasi.

f. Out Put yang dihasilkan dalam rangka Operasi Penggalangan, disamping hasil yang diperoleh dilapangan berupa kondisi yang dicapai dapat juga berupa produk Intel antara lain:

1.1 Laporan Khusus 2.1 Memo Intelijen.

(16)

D. Penyajian

Merupakan suatu methode tantang pendistribusian Intelijen dalam bentuk yang sesuai dengan rencana dan tepat pada waktunya.

Dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan : 1) Ketelitian.

2) Tepat pada waktunya. 3) Dengan bentuk tertentu 4) Penyampaian yang tepat 5) Security harus terjamin. Bentuk bentuk penyampaian : 1) Lisan :

a. Percakapan pribadi b. Melalui Telepon/HP c. Melalui HT

d. Briefing di peta situasi e. Briefing dilapangan. 2) Tertulis :

a. Laporan khusus b. Memo Intelijen.

3) Dengan menggunakan radio Telegrafi. 7. KOORDINASI DAN ADMINISTRASI.

7.1 Pelaksana Penggalangan Intelijen mengadakan koordinasi dengan obyek / sasaran Penggalangan.

7.2 Penyelenggaraan administrasi berpedoman pada administrasi Intelijen. 7.3 Dukungan logistik menggunakan sarana prasarana sesuai kebutuhan.

7.4 Dukungan anggaran disesuaikan dengan indeks dan kebutuhan kegiatan / Operasi Penggalangan Intelijen berdasarkan DIPA / RKA KL.

6. P E N U T U P

Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat sebagai pedoman dan acuan anggota Satuan Intelkam Polres Gorontalo dalam pelaksanaan tugas Operasional bidang Penggalangan Intelijen secara terarah, terencana, efektif dalam rangka mendukung dan mengamankan semua kebijaksanaan yang akan / telah digariskan oleh pimpinan, menciptakan kondisi sasaran kearah yg menguntungkan bagi kepentingan tupok polri.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini mendorong Usaha Kecil Me- nengah (UKM) yang bergerak di bi- dang keramik berupaya untuk terus menerus meningkatkan kualitas pro- duksinya untuk meraih

Pengamanan adalah segala usaha, pekerjaan, dan tindakan yang dilakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu tertentu, dengan atau tanpa bantuan teknologi

1) konsep pendidikan akhlak adalah usaha secara sadar maupun tidak sadar oleh pendidik yang dilakukan secara terus- menerus tanpa ada paksaan dari pihak manapun

g) Restukturasi Penagihan secara terus menerus yang dilakukan pihak BRI Unit Bangsri adalah pada kredit usaha rakyat yang masuk dalam kategori/ klasifikasi Dalam Perhatian

Beberapa upaya agar ibu menyusui dapat memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan meskipun melakukan pekerjaan rumah tangga yang terus menerus sebaiknya pihak suami atau keluarga