• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skenario 3 Malaria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skenario 3 Malaria"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Sarah Kemalasari

Sarah Kemalasari –  – 11020102641102010264

SKENARIO 3 SKENARIO 3

1.

1. Memahami dan menjelaskanMemahami dan menjelaskan Plasmodium Plasmodium a.

a. DefinisiDefinisi  Plasmodium

 Plasmodium merupakan parasit penyakit malaria, dapat menyerang manusia,merupakan parasit penyakit malaria, dapat menyerang manusia, kera, simpanse, dan primata lainnya.

kera, simpanse, dan primata lainnya. Domain : Eukaryota Domain : Eukaryota Kingdom : Chromalveolata Kingdom : Chromalveolata Superphylum : Alveolata Superphylum : Alveolata Phylum : Apicomplexa Phylum : Apicomplexa Kelas : Aconoidasida Kelas : Aconoidasida Ordo : Haemosporida Ordo : Haemosporida Famili : Plasmodiidae Famili : Plasmodiidae Genus : Plasmodium Genus : Plasmodium  b.  b. KlasifikasiKlasifikasi 

 Parasit malaria pada manusiaParasit malaria pada manusia

--

 Plasmodium vivax Plasmodium vivax

--

 Plasmodium ovale Plasmodium ovale

--

 Plasmodium malariae Plasmodium malariae

--

 Plasmodium falciparum Plasmodium falciparum 

 Parasit malaria pada kera dan simpanseParasit malaria pada kera dan simpanse

--

 Plasmodium cynomologi Plasmodium cynomologi

--

 Plasmodium rodhaini Plasmodium rodhaini (Afrika)(Afrika)

--

 Plasmodium brasilianum Plasmodium brasilianum(Amerika Selatan)(Amerika Selatan)

--

 Plasmodium knowlesi Plasmodium knowlesi 

 Parasit malaria pada hewan dan manusiaParasit malaria pada hewan dan manusia  Plasmodium

 Plasmodium knowlesiknowlesi (pertama kali menginfeksi manusia dilaporkan di(pertama kali menginfeksi manusia dilaporkan di Malaysia)

Malaysia) c.

c. Siklus hidupSiklus hidup 

  Plasmodium vivax Plasmodium vivaxdan Plasmodium ovaledan Plasmodium ovale Pada

Pada P.vivax P.vivax dandan P.ovale P.ovale sebagian sporozoit yang menjadi hipnozoit setelahsebagian sporozoit yang menjadi hipnozoit setelah  beberapa w

 beberapa waktu (beberapa aktu (beberapa bulan sbulan sampai ampai 5 5 tahun) tahun) menjadi menjadi aktif aktif kembali kembali dandan mulai dengan skizogoni eksoeritrosit sekunder. Proses tersebut dianggap mulai dengan skizogoni eksoeritrosit sekunder. Proses tersebut dianggap sebagai penyebab timbulnya relaps yaitu parasit ditemukan kembali dalam sebagai penyebab timbulnya relaps yaitu parasit ditemukan kembali dalam darah setelah pemberian obat skizontisida darah yang adekuat. Daur  darah setelah pemberian obat skizontisida darah yang adekuat. Daur  skizogoni (fase eritrosit) pada

skizogoni (fase eritrosit) pada P.vivax P.vivax berlangsung 48  berlangsung 48 jam jam dan padadan pada P.ovale P.ovale 50 jam.

(2)

  Plasmodium malariae dan Plasmodium falciparum

Pada  P.falciparum dan  P.malariae tidak mempunyai fase eksoeritrosit sekunder, sehingga kekambuhannya disebabkan oleh proliferasi stadium eritrositik, dikenal sebagai rekrudesensi. Hal ini dapat disebabkan skizontisida darah tidak seluruhnya mengeliminasi stadium parasit yang ada dalam sel darah, imunitas alami berkurang atau adanya varian parasit baru yang tidak dikenali hospes. Daur skizogoni (fase eritrosit) pada P.malariae  berlangsung 72 jam dan pada P. falciparumkurang dari 48 jam.

(3)

2. Memahami dan menjelaskan vektor malaria di Indonesia a. Morfologi

Vektor malaria adalah nyamuk  Anopheles.  Stadium telur 

-

Berbentuk seperti perahu yang bagian bawahnya konveks dan bagian atasnya konkaf 

-

Mempunyai sepasang pelampung yang terletak pada sebelah lateral  Stadium larva

 bagian-bagian badan berbentuk khas,yaitu :

-

Spirakel pada bagian posterior abdomen

-

Tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen

-

Bulu palma pada bagian lateral abdomen

 Stadium pupa

Mempunyai tabung pernafasan (respiratory trumpet ) yang berbentuk lebar  dan pendek, digunakan untuk mengambil O2 dari udara

 Stadium dewasa

-

Pulpus nyamuk jantan dan betina mempunyai panjang hampir sama dengan panjangprobosisnya

-

 Nyamuk jantan ruas palpus bagian apikal berbentuk gada (club form), sedangkan nyamuk betina ruas palpusnya mengecil

(4)

-

Sayap pada bagian pinggir (kosta dan vena I) ditumbuhi sisik sayap yang  berkelompok membentuk gambaran belang-belang hitam putih dan bagian

ujung sisik sayap membentuk lengkung (tumpul)

-

Bagian posterior abdomennya sedikit lancip

 b. Klasifikasi

Vektor Tempat Perindukan Larva Perilaku Nyamuk Dewasa Epidemiologi

 An.sundaicus

Muara sungai yang dangkal  pada musim kemarau, tambak 

ikan yang kurang terpelihara,  parit- parit di sepanjang pantai  bekas galian yang terisi air   payau, tempat penggaraman

(Bali) di air tawar (KalTim dan Sum)

Antropofilik > zoofilik; menggigit sepanjang malam Tit: di dalam dan di luar  rumah Sumatera, Jawa Sulawesi,  Nusa tenggara  An. aconitus

Persawahan dengan saluran irigasi, tepi sungai pada musim kemarau, kolam ikan dengan tanaman rumput di tepinya

Zoofilik > antropofilik  eksofagik menggigit di waktu senja sampai dengan dini hari

Tit: di luar rumah

Jawa

 An. subpictus

Kumpulan air yang

 permanen/sementara, celah tanah bekas kaki binatang, tambak ikan dan bekas galian di pantai (pantai utara pulau  jawa)

Antropofilik > zoofilik  Menggigit di waktu malam Tit: di dalam dan di luar  rumah (kandang)

Jawa Sulawesi,  Nusa tenggara

 An. barbirostis

Sawah dan saluran irigasi, kolam, rawa, mata air, sumur  dan lain- lain

Antropofilik (sul & NT) zoofilik (jawa & sumatera) eksofagik > endofagik  Menggigit malam hari Tit: di luar rumah (pada tanaman)

Sulawesi,  Nusa tenggara

 An. balanbacensis

Bekas roda yang tergenang air, air, bekas jejak kaki binatang yang berlumpur yang berair, tepi sungai pada musim

kemarau, kolam atau kali yang  berbatu di hutan atau daerah  pedalaman

Antropofilik < zoofilik  endofilik menggigit malam hari

Tit: di luar rumah (di sekitar  kandang)

Jawa,

Kalimantan

 An. letifer 

Air tergenang (tahan hidup ditempat asam) terutama dataran pinggir pantai

Antropofilik > zoofilik  Tit: bagian bawah atap di

Sumatera, Kalimantan

(5)

luar rumah

 An. farauti

Kebun kangkung, kolam, genangan air dalam perahu, genangan air hujan, rawa-rawa dan saluran air 

Antropofilik > zoofilik  Eksofagik menggigit malam hari

Tit: di dalam dan diluar  rumah

Maluku dan Irian Jaya

 An. punctulatus

Air di tempat terbuka dan terkena sinar matahari, pantai (pada musim penghujan), tepi sungai

Antrofopolik > zoofilik  Menggigit malam hari Tit: di dalam rumah

Maluku dan Irian Jaya

 An. ludlowi Sungai di daerah pegunungan Antropofilik >> zoofilik Sulawesi

 An. koliensis

Bekas jejak roda kendaraan, lubang- lubang di tanah yang  berisi air, saluran- saluran,

kolam, kebun kangkung dan rawa- rawa tertutup

Antropofilik >> zoofilik  Menggigit malam hari Tit: di dalam rumah

Maluku dan Irian Jaya

 An. nigerrimus Sawah, kolam dan rawa yang ada tanaman air 

Zoofilik > antropofilik  Menggigit pada senja-malam hari

Tit: di luar rumah (kandang)

Sumatera, Sulawesi

 An. sinensis Sawah, kolam dan rawa yang ada tanaman air 

Zoofilik > antropofilik  Menggigit pada senja-malam hari

Tit: di luar rumah (kandang)

Sumatera, Jawa Sulawesi

 An. flavirostis

Sungai dan mata air terutama apabila bagian tepinya

 berumput

Zoofilik > antropofilik  Tit: belum ada laporan

Sulawesi

 An. karwari

Air tawar yang jernih yang terkena sinar matahari, di daerah pegunungan

Zoofilik > antropofilik  Tit: di luar rumah

Maluku dan Irian Jaya

 An. maculatus

Mata air dan sungai dengan air   jernih yang mengalir lambat di

daerah pergunungan dan  perkebunan teh (di jawa)

Zoofilik > antropofilik  Mengigit malam hari Tit: di luar rumah (sekitar  kandang)

Sumatera, Jawa

 An. bancrofti

Danau dangan tumbuhan  bakung, air rawa yang

tergenang dan rawa dengan tumbuhan pakis

Zoofilik > antropofilik  Tit: belum jelas

Maluku dan Irian Jaya

(6)

 An. barbumbrosus

Di pinggir sungai yang terlindung dengan air yang mengalir lambat dekat hutan di dataran tinggi

Bionomiknya belum banyak  dipelajari antropofiliknya

Sulawesi

c. Daur hidup

 Nyamuk   Anophelini mengalami metamorfosis sempurna. Telur menetas menjadi larva yang kemudian melakukan pengelupasan kulit/eksoskelet sebanyak 4 kali, lalu tumbuh menjadi pupa dan akhirnya menjadi nyamuk  dewasa jantan atau betina. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan sejak  telur diletakan sampai menjadi dewasa bervariasi antara 2-5 minggu, tergantung  pada spesies, makanan yang tersedia dan suhu udara. Tempat perindukan anophelini bermacam-macam tergantung pada spesies dan dapat dibagi menurut 3 kawasan yaitu kawasan pantai, pedalaman kaki gunung dan kawasan gunung. d. Perilaku dan habitat vektor 

Aktivitas nyamuk  Anophelini sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara dan suhu. Umumnya nyamuk  Anophelini aktif mengisap darah hospes pada malam hari atau sejak senja sampai dini hari. Jarak terbang nyamuk  Anophelini  biasanya 0,5-3 km, tetapi dapat mencapai puluhan km karena dipengaruhi transportasi dan kecepatan angin. Umur nyamuk dewasa  Anophelini di alam  bebas 1-2 minggu, tetapi di laboratorium dapat mencapai 3-5 minggu.

3. Memahami dan menjelaskan malaria a. Definisi

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang sel hati dan eritrosit. Dapat berlangsung akut atau kronik serta dapat  berlangsung dengan atau tanpa komplikasi.

 b. Etiologi

  Plasmodium vivax

Hospes perantaranya adalah manusia dan hospes definitifnya adalah nyamuk   Anopheles betina. P.vivax menyebabkan malaria vivaks atau malaria tersiana.   Plasmodium malariae

Hospes perantaranya adalah manusia dan hospes definitifnya adalah nyamuk   Anopheles betina. P.malariae menyebabkan malaria malariae atau malaria

kuartana.

  Plasmodium ovale

Hospes perantaranya adalah manusia dan hospes definitifnya adalah nyamuk   Anopheles betina. P.ovale menyebabkan malaria ovale.

  Plasmodium falciparum

Hospes perantaranya adalah manusia dan hospes definitifnya adalah nyamuk   Anopheles betina.  P.falciparum menyebabkan malaria falsiparum atau

malaria tropika atau malaria tersiana maligna. c. Epidemiologi

(7)

Infeksi malaria tersebar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika, Asia, Amerika (bagian selatan) dan daerah Oceania dan kepulauan Caribia. Lebih dari 1.6 triliun manusia terpapar oleh malaria dengan morbiditas 200-300 juta dan mortalitas lebih dari 1 juta pertahun. Beberapa negara yang bebas malaria yaitu Amerika Serikat, Kanada, negara di eropa (kecuali Rusia), Israel, Singapura, Hongkong, Jepang, Taiwan, Korea, Brunei, dan Australia. Negara tersebut terhindar dari malaria karena vektor kontrolnya yang baik, walaupun demikian  banyak dijumpai kasus malaria yang di import karena pendatang dari negara

malaria ataupun penduduknya mengunjungi daerah-daerah malaria.

 Plasmodium falciparum dan Plasmodium Malariae umumnya di jumpai pada semua negara dengan malaria; Afrika, Haiti dan Papua Nugini umumnya  Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax banyak di Amerika Latin. Di Amerika Selatan, Asia Tenggara, negara Oceania dan India umumnya  Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.  Plasmodium ovale biasanya hanya di Afrika. Di Indonesia kawasan Timur mulai dari Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku, Irian Jaya dan dari Lombok sampai Nusa Tenggara Timur serta Timor Timur merupakan daerah endemis malaria dengan  Plasmodium  falciparum dan Plasmodium vivax. Beberapa daerah di Sumatera mulai dari Lampung, Riau, Jambi dan Batam kasus malaria cenderung meningkat.

d. Patogenesis

e. Manifestasi klinis

Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam periodik, anemia dan splenomegali. Masa inkubasi bervariasi pada masing  – masing Plasmodium. keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa lesu, malaise, sakit kepala, anoreksia, perut terasa tidak enak.

(8)

Keluhan prodromal sering terjadi pada P.vivax dan P ovale. Gejala yang klasik  yaitu terjadinya “trias malaria” secara berurutan periode dingin ( 15 – 60 menit) yaitu penderita mulai menggigil, sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil seluruh badan bergetar dan gigi saling terantuk  diikuti dengan meningkatnya temperatur, diikuti dengan periode panas yaitu  penderita muka penderita berwarna merah, nadi cepat, dan panas badan tetap

tinggi beberapa jam, diikuti dengan keadaan berkeringat. Kemudian periode  berkeringat yaitu penderita berkeringat banyak dan temperatur turun dan  penderita merasa sehat. Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi P. vivax.

Anemia merupakan gejala yang sering di jumpai pada infeksi malaria . Beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria ialah :

 Serangan primer : yaitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai terjadi serangan paroksismal yang terdiri dari dingin, panas, berkeringat. Serangan paroksismal ini dapat pendek atau panjang tergantung dari  perbanyakan parasit dan keadaan imunitas penderita.

 Periode laten : yaitu periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama terjadinya malaria. Biasanya terjadi diantara dua keadaan paroksismal.

  Recrudescense : berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah berakhirnya serangan primer. Recrudescense dapat terjadi  berupa berulangnya gejala klinik sesudah priode laten dari serangan primer.   Relaps atau rechute : ialah berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang

lebih lama dari waktu diantara serangan periodik dari infeksi primer yaitu setelah periode yang lama dari masa laten(sampai 5 tahun), biasanya terjadi karena infeksi tidak sembuh atau oleh bentuk di luar eritrosit (hati) pada malaria vivaks atau ovale.

Plasmodium Masa inkubasi (hari) Tipe  panas (jam)

Relaps Rekrudensi Manifestasi Klinis  Falciparum 12 (9-14) 24, 36,48 -- + Gejala gastrointestinal, hemolisis, anemia, ikterus, hemoglobinuria, syok, algid malaria, gejala serebral, edema  paru, hipoglikemi, gangguan kehamilan, kelainan retina, kematian

Vivax 13(12-17) 48 ++ -- Anemia kronik,

splenomegali, ruptur limpa

Ovale 17 (16-18) 48 ++ -- Sama seperti

 P.Vivax

 Malariae 28 (18-40) 72 -- + Rekrudensi

sampai 50 tahun, splenomegali

(9)

menetap, limpa  jarang ruptur,

sindroma nefrotik  f. Diagnosis dan diagnosis banding

 Anamnesis

Keluhan utama yang sering muncul adalah trias malaria. Sumber penyakit harus ditelusuri, apakah pernah bepergian dan bermalam di daerah endemik  malaria dalam satu bulan terakhir, apakah pernah tinggal di daerah endemik, apakah pernah penderita penyakit ini sebelumnya, dan apakah pernah meminum obat malaria. Kecurigaan malaria berat dapat dilihat dari adanya gejala seperti gangguan kesadaran, kelumpuhan otot, kejang-kejang, kekuningan pada mata atau kulit, adanya pendarahan hidung atau gusi, muntah darah atau berak darah.

 Pemeriksaan fisik 

Pasien mengalami demam 37,5-40C, serta anemia yang dibuktikan dengan konjungtiva palpebra yang pucat. Penderita sering disertai splenomegali dan hepatomegali. Bila terjadi serangan malaria berat, gejala dapat disertai dengan syok yang ditandai dengan menurunnya tekanan darah, nadi berjalan cepat dan lemah, serta frekuensi napas meningkat.

Diagnosis banding

 Demam : infeksi virus pada sistem respirasi, influenza, bruselosis, demam tifoid, demam dengue, dan infeksi bakteri lainnya.

 Pada malaria ikterus : demam tifoid dengan hepatitis, kolesistisis, abses hati, dan leptospirosis.

 Malaria serebral : meningitis, ensefalitis, tifoid ensefalopati, tripanososmiasis.

g. Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan tetes darah untuk malaria

Pemeriksaaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan dignosis malaria. Pemeriksaan darah tepi 3 kali dan hasil negatif maka diagnosis malaria dapat dikesampingkan. Pemeriksaan pada saat penderita demam atau panas dapat meningkatkan kemungkinan ditemukannya parasit. Pemeriksaan parasit malaria melalui aspirasi sumsum tulang belakang hanya untuk maksud akademis dan tidak sebagai cara diagnosis yang praktis.

-

Tetesan darah tebal.

Merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak dibandingkan preparat darah tipis. Pemeriksaan  parasit dilakukan selama 5 menit (diperkirakan 100 lapang pandangan dengan pembesaran kuat). Preparat dinyatakan negatif bila setelah diperiksa 200 lapang pandangan dengan pembesaran kuat 700-1000 kali tidak ditemukan parasit.

(10)

Digunakan untuk identifikasi Plasmodium. Kepadatan parasit dinyatakan sebagai hitung parasit ( parasite count ), dapat dilakukan berdasarkan  jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah. Bila  jumlah parasit > 10000/ul darah menandakan infeksi yang berat. Hitung  parasit penting untuk menentukan prognosa penderita malaria, walaupun

komplikasi juga dapat timbul dengan jumlah parasit yang minimum.  Tes antigen : P-F test

Yaitu mendeteksi antigen dari  P. falciparum ( Histidine Rich Protein II).

Deteksi sangat cepat hanya 3-5 menit, tidak memerlukan latihan khusus, sensitivitasnya baik, tidak memerlukan alat khusus. Deteksi untuk antigen

vivax sudah beredaran di pasaran yaitu dengan metode ICT. Tes sejenis dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari Plasmodium (pLDH) dengan cara immunochromatografic telah dipasarkan dengan nama tes OPTIMAL. Optimal dapat mendeteksi dari 0-20 parasit/ul darah dan dapat membedakan apakah infeksi P. falciparum atau P. vivax. sensitivitas sampai 95% dan hasil  positif salah lebih rendah dari tes deteksi HRP-2. Tes ini sekarang dikenal sebagai tes cepat (rapid test ). Tes ini tersedia dalam berbagai nama tergantung pabrik pembuatnya.

 Tes serologi

Tes serologi dengan memakai teknik indirect flourescent antibody test. Tes ini berguna untunk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah. Titer  >1:200 dianggap sebagai infeksi baru, dan test >1:20 dinyatakan positif. Metode tes serologi yang lain antara lain, indirect haemagglutination test, immuno-precipitation techniqu, ELISA test, radio-immunoassay.

 Pemeriksaan PCR 

Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesifitasnya tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil yang positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian dan belum untuk pemeriksaan rutin.

h. Komplikasi

 Malaria serebral  Gagal ginjal akut  Kelainan hati  Hipoglikemia

  Blackwater fever  (Malaria haemoglobinuria) : sindrom dengan karakteristik serangan akut, menggigil, demam, hemolisis intravaskular, hemoglobinemi, hemoglobinuri, gagal ginjal.

 Malaria algid : terjadi syok vaskular yang ditandai dengan hipotensi,  perubahan tahanan perifer, dan berkurangnya perfusi jaringan.

 Kecenderungan pendarahan  Edema paru

(11)

 Hiponatremia

 Gangguan metabolik lainnya : hipermagnesemia, hipoalbuminemia, dll. i. Penatalaksanaan

Berdasarkan suseptibilitas berbagai stadium parasit malaria, maka obat malaria dibagi dalam 5 golongan:

1. Skizontosida jaringan primer : proguanil, pirimerin, dapat membasmi parasit  praeritrosit sehingga mencegah masuknya parasit ke dalam eritrosit, dapat

digunakan sebagai profilaksis kasual.

2. Skizontosida jaringan sekunder : primakuin, dapat membasmi parasit daur  eritrosit atau stadium jaringan.  P.vivax dan P.ovale digunakan untuk   pengobatan radikal sebagai obat anti relaps.

3. Skizontosida darah : membasmi parasit stadium eritrosit, yang berhubungan dengan penyakit akut disertai gejala klinis. Skizontosida darah juga mengeleminasi stadium seksual di eritrosit P.vivax, P.ovale dan P.malariae, tetapi tidak efektif terhadap gametosit  P.falciparum yang matang. Skizontosida darah yang ampuh adalah kina, amodikuin, halofatrine, golngan artemisisin sedangkan efeknya terbatas adalah proguanil dan  pirimetin.

4. Gametosida : mengeleminasi stadium seksual termasuk gametosit  P.falciparum, juga mempengaruhi stadium perkembangan parasit malaria dalam nyamuk  Anopheles. Beberapa obat gametosit bersifat sporontosida. Primakuin adalah gametosida untuk keempat spesies, sedangkan kina, klorokuin, amodiakuin adalah gemetosida untuk   P.vivax, P.malariae,  P.ovale.

5. Sporotonsida : mencegah ata menghambat gametosit dalam darah umtuk  memebentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk  Anopheles. Obat ini mencegah transmisi penyakit malaria dan disebut juga obat sporogonik. Obat yang termasuk golongan ini adalah primakuin dan proguanil.

Obat antimalaria

 Klorokuin dan turunannya (klorokuin, amodiakuin, dan hidroksiklokuin)

 –

Farmakodinamik 

o Aktivitas antimalaria : hanya efektif terhadap parasit dalam fase

eritrosit. Efektivitasnya sangat tinggi terhadap  Plasmodium vivax,  Plasmodium malariae,  Plasmodium ovale, dan terhadap strain  Plasmodium falciparum yang sensitif klorokuin. Demam akan hilang dalam 24 jam dan sediaan hapus darah, umumnya negatif dalam waktu 48-72 jam.

o Mekanisme kerja obat : menghambat aktifitas polymerase heme

 plasmodia

o Resistensi terhadap klorokuin ditemukan pada Plasmodium falciparum

yang melibatkan berbagai mekanisme genetic yang kompleks

 –

Farmakokinetik 

o Absorbsi : setelah pemberian oral terjadi lengkap dan cepat, dan

adanya makanan mempercepat absorbsi ini.

o Kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 3-5 jam. Kira-kira 55%

dari jumlah obat dalam plasma akan terikat pada non-diffusible plasma constituent.

(12)

o Metabolisme : berlangsung lambat sekali

o Ekskresi : metabolit klorokuin (monodesetilklorokuin dan

 bisdesitilklorokuin) diekskresi melalui urin.

 –

Efek samping

o Sakit kepala ringan, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan, dan

gatal-gatal.

o Pengobatan kronik sebagai terapi supresi kadang kala menimbulkan

sakit kepala, penglihatan kabur, diplopia, erupsi kulit, rambut putih, dan perubahan gambaran EKG.

o Dosis tinggi parenteral yang diberikan secara cepat dapat

menimbulkan toksisitas terutama pada sistem kardiovaskular berupa hipotensi, vasodilatasi, penekanan fungsi miokard, yang pada akhirnya dapat menyebabkan henti jantung.

 –

Kontra indikasi

o Pada pasien dengan penyakit hati atau pada pasien dengan gangguan

saluran cerna

o Tidak dianjurkan dipakai bersama fenilbutazol atau preparat yang

mengandung emas karna menyebabkan dermatitis

o Tidak dianjurkan dipakai bersama meflokuin karna akan meningkatkan

resiko kejang

o Tidak dianjurkan dipakain bersama amiodaron atau halofantrin karna

akan meningkatkan resiko terjadinya aritmia jantung  Pirimetamin

Turunan pirimidin yang berbentuk bubuk putih, tidak terasa, tidak larut dalam air, dan hanya sedikit larut dalam asam klorida.

 –

Farmakodinamik 

o Merupakan skizontosid darah yang bekerja lambat o Waktu paruhnya lebih panjang dibanding proguanil

o Dalam bentuk kombinasi, pirimetamin dan sulfadoksin digunakan

secara luas untuk profilaksis supresi malaria, terutama yang disebabkan oleh strain Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin.

o Mekanisme kerja : pirimetamin menghambat enzim dihidrofolat

reduktase plasmodia yang bekerja dalam rangkainan reaksi sintesis  purin, sehingga penghambatannya menyebabkan gagalnya pembelahan

inti pada pertumbuhan skizon dalam hati dan eritrosit.

o Kombinasi dengan sulfonamid memperlihatkan sinergisme karena

keduanya mengganggu sintesis purin pada tahap yang berurutan.

o Resistensi pada pirimetamin dapat terjadi pada penggunaan yang

 berlebihan dan jangka lama yang menyebabkan terjadinya mutasi pada gen-gen yang menghasilkan perubahan asam amino sehingga mengakibatkan penurunan afinitas pirimetamin terhadap enzim dihidrofolat reduktase plasmodia .

 –

Farmakokinetik 

o Absorbsi : melalui saluran cerna, berlangsung lambat tetapi lengkap. o Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 4-6 jam.

o Ditimbun terutama di ginjal, paru, hati, dan limpa.

o Ekskresi : lambat dengan waktu paruh kira-kira 4 hari dan

(13)

 –

Efek samping

o Dengan dosis besar dapat terjadi anemia makrositik yang serupa

dengan yang terjadi pada asam folat.  Primakuin

Turunan 8-aminokuinolon

 –

Farmakodinamik 

o Efek toksisitasnya terutama terlihat pada darah.

o Aktifitas antimalaria : dalam penyembuhan radikal malaria vivax dan

ovale, karena bentuk laten jaringan Plasmodium ini dapat dihancurkan oleh primakuin.

o Golongan 8-aminokuinolon memperlihatkan efek gametosidal terhadap

ke-4 jenis plasmodium terutama Plasmodium falciparum.

o Mekanisme antimalaria : mungkin primakuin berubah menjadi

elektrolit yang bekerja sebagai mediator oksidasi-reduksi. Aktivitas ini membantu aktivitas anti malaria melalui pembentukan oksigen reaktif  atau mempengaruhi transportasi elektron parasit.

 –

Farmakokinetik 

o Absorbsi : setelah pemberian oral, primakuin segera diabsorbsi o Distribusi : luas ke jaringan

o Pada pemeriksaan dosis tunggal, konsentrasi plasma mencapai

maksimum dalam 3 jam dan waktu paruh eliminasinya 6 jam.

o Metabolisme : berlangsung cepat, metabolisme oksidatif primakuin

menghasilkan 3 macam metabolit utama pada manusia dan merupakan metabolit yang tidak toksik, sehingga metabolit lain memiliki aktivitas hemolitik yang lebih besar dari primakuin.

o Ekskresi : hanya sebagian kecil dari dosis yang diberikan yang

diekskresi ke urin dalam bentuk asal

 –

Efek samping

o Yang paling berat adalah anemia hemolitik akut pada pasien yang

mengalami defisiensi enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD).

o Dengan dosis yang lebih tinggi dapat timbul spasme usus dan

gangguan lambung. Dosis yang lebih tinggi lagi dapat menyebabkan sianosis.

 –

Kontra indikasi

o Pada pasien sistemik yang berat yang cenderung mengalami

granulositopenia misalnya arthritis rheumatoid dan lupus eritematosus.

o Tidak dianjurkan diberikan bersamaan dengan obat lain yang dapat

menimbulkan hemolisis dan obat yang dapat menyebabkan depresi sumsum tulang.

o Tidak diberikan pada wanita hamil

 Kina dan Alkaloid sinkoma

o Kina dan kuinidin serta sinkonin dan sinkonidin

o Kuinidin 2 kali lebih kuat dari pada kina, kekuatan 2 alkaloid lainnya

hanya setengah dari kina

o Kuinidin sebagai antimalaria lebih kuat dari kina, tetapi juga lebih toksik 

(14)

o Kina beserta pirimetamin dan sufadoksin masih merupakan regimen

terpilih untuk   Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin.

o Kina terutama berefek skizontosid darah dan juga berefek gametosid

terhadap Plasmodium vivaxdan Plasmodium malariae

o Untuk terapi supresi dan serangan klinik, obat ini lebih toksik dan

kurang efektif dibanding dengankan dengan klorokuin.

o Mekanisme kerja : bekerja di dalam organel (vakuol makanan)

 Plasmodium falciparum melalui penghambatan aktivitas heme  polymerase, sehingga terjadi penumpukan substrat yang bersifat

sitotoksik yaitu heme.

 –

Farmakokinetik 

o Absorbsi : baik terutama melalui usus halus bagian atas

o Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah suatu dosis

tunggal

o Distribusi : luas, terutama ke hati dan melalui sawar urin, tetapi kurang

ke paru, ginjal, dan limpa.

o Metabolisme : didalam hati

o Ekskresi : hanya kira-kira 20% yang di ekskresi dalam bentuk utuh di

urin

o Waktu paruh eliminasi kina pada orang sehat 11 jam, sedangkan pada

 pasien malaria berat 18 jam.

 –

Efek samping

o Dosis terapi kina dapat menyebabkan sinkonisme yang tidak terlalu

memerlukan penghentian pengobatan. Gejalanya mirip salsilimus yaitu tinnitus, sakit kepala, gangguan pendengaran, pandangan kabur, diare, dan mual.

o Pada keracunan yang lebih berat terlihat gangguan gastrointestinal,

saraf, kardiovaskular, dan kulit. Lebih lanjut lagi terjadi gangguan ssp, seperti bingung, gelisah, dan delirium. Pernapasan mula-mula dirangsang, lalu dihambat, kulit menjadi dingin dan sianosis, suhu kulit dan tekanan darah menurun, akhirnya pasien meninggal karena henti napas.

o Pada wanita hamil yang menderita malaria terjadi reaksi

hipersensitivitas kina yang menyebabkan black water fever  dengan gejala hemolisis berat, hemoglobinemia, dan hemoglobinurin.

 –

Indikasi

o Untuk terapi malaria Plasmodium falciparum yang resisten terhadap

klorokuin Tatalaksana

1. Malaria vivax

Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks adalah pengobatan radikal yang ditujukan terhadap stadium hipnozoit di sel hati dan stadium lain yang berada di eritrosit.

 P.vivax yang mulai resisten terhadap klorokuin yang diberikan selama tiga hari disertai primakuin selama 14 hari. Dengan cara ini, maka primakuin akan bersifat sebagai skizontisida darah selain membunuh hipnozoit di sel hat. Obat lain yang sebagai alternatif yang dapat diberikan adalah

(15)

atesunat-amodikuin, dihidroartemisinin-piperakuin, atau non-altemisinin seperti meflokuin dan atovaquone-proguanil.

2. Malaria malariae

Penderita malaria malariae dapat diobati dengan pemberian klorokuin basa yang akan mengeleminasi semua stadium di sirkulasi darah.  P.malariae sensitif terhadap obat antimalaria baru seperti artemisin dan pironaridin. 3. Malaria falsiparum

Penderita malaria falsiparum tanpa komplikasi sebaiknya diberikan drug of  choice kombinasi artemisin, misalnya artesunat – amodikuin (masing-masing 3 hari) per oral tanpa menunggu penderita jatuh dalam malaria berat, dosis artesunat adalah 4 mg/kgBB/hari selama 3 hari, sedangkan amodikuin basa 10 mg/kgBB/hari selama 3 hari. Kombinasi artemisin lainnya adalah artemer-lumefantrine selama 3 hari dan dihidroartemisin-piperakuin selama 2 atau 3 hari. Bila terjadi kegagalan pengobatan dapat diberikan kombinasi kina dan doksisiklin. Dosis kina adalah 3x10 mg/kgBB/hari dan doksisiklin 100 mg/kgBB/hari, masing-masing selama 7 hari.

Pada penderita malaria falciparum berat dapat diberikan suntikan sodium artesunat (intramuskular dan intravena) atau artemeter (intramuskular) selama 5-7 hari. Dosis awal artesunat 2,4 mg/kgBB i.m. diikuti 1,2 mg/kgBB setiap 24 jam, selama 6 hari. Dosis awal artemeter 3,2 mg/kgBB i.m. pada hari ke-1, diikuti 1,6 mg/kgBB sampai hari ke-6. Pemberian lebih lanjut dengan pemberian kombinasi kina dan doksisiklin per oral dapat dipertimbangkan bila dikuatirkan terjadi rekrundensensi (kekambuhan disebabkan oleh proliferasi stadium eritrosit). Peningkatan gametosit setelah  pemberian artemisinin bukan merupakan indikasi terjadinya kegagalan  pengobatan.

Malaria pada kehamilan

Malaria sering dijumpai pada kehamilan trisemester I dan II dibandingkan pada wanita tidak hamil. Pencegahan terhadap malaria pada ibu hamil dengan  pemberian klorokuin 250 mg tiap minggu mulai dari kehamilan trisemester III

sampai 1 bulan postpartum.  j. Kemoprofilaksis

Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko terinfeksi malaria, sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ditujukan bagi orang yang bepergian ke daerah endemik malaria dalam waktu yang tidak  terlalu lama. Untuk kelompok atau individu yang akan bepergian atau bertugas dalam jangka waktu lama sebaiknya menggunakan  self protection. Kemoprofilaksis ditujukan untuk infeksi  P.falciparum karena virulensinya tinggi, dengan pemberian doksisiklin setiap hari dengan dosis 2mg/kgBB selama tidak lebih dari 4-6 minggu. Doksiksiklin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak usia <8 tahun. Kemoprofilaksis pada P.vivax adalah dengan  pemberian klorokuin dengan dosis 5 mg/kgBB setiap minggu, diminum 1 minggu sebelum masuk ke daerah endemik sampai 4 minggu setelah kembali. Klorokuin tidak boleh digunakan lebih dari 3-6 bulan.

(16)

k. Pencegahan

 Berbasis masyarakat

-

Pola perilaku hidup bersih dan sehat

-

Menemukan dan mengobati penderita sedini mungkin

-

Melakukan penyemprotan

 Berbasis pribadi

-

Pencegahan gigitan nyamuk 

-

Pengobatan profilaksis bila akan memasuki daerah endemik 

-

Pencegahan dan pengobatan malaria pada wanita hamil

-

Informasi tentang donor darah

4. Memahami dan menjelaskan Gebrak Malaria (Gerakan Berantas Kembali Malaria) a. Definisi

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor  293/MENKES/SK/IV/2009, Gebrak Malaria adalah gerakan nasional seluruh komponen masyarakat untuk memberantas malaria secara intensif melalui kemitraan antara pemerintah, dunia usaha, lembaga swadaya dan badan internasional serta penyandang dana.

 b. Tujuan

Tujuan pemberantasan adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian, sehingga tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat. Pemberantasan dilakukan dengan mematahkan mata rantai daur hidup parasit, yaitu dengan memusnahkan parasitnya dalam badan manusia dengan  pengobatan atau memusnahkan nyamuk vektornya dengan berbagai cara.

c. Pelaksanaan

Program pemberantasan malaria yang saat ini dilakukan meliputi 8 kegiatan antara lain :

 Diagnosis awal dan pengobatan yang tepat

 Program kelambu dengan insektisida

 Penyemprotan

 Pengawasan deteksi aktif dan pasif   Survei demam dan pengawasan migran

 Deteksi dan kontrol epidemik 

 Langkah-langkah lain seperti larvaciding   Peningkatan kemampuan (capacity building )

Referensi

Dokumen terkait

Untuk merespon permasalahan imunisasi pada batita sebagai bentuk tindakan preventif untuk menghindari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, Dosen

ME mengundang pasangan suami istri yang ingin menghangatkan kembali relasi suami istri dan belum pernah bergabung dalam ME untuk mengikuti Week-end yang akan diadakan

Peningkatan perceived value memberikan implikasi kepada pengusaha warung “Ronde Chichi” Solo bahwa kepuasan pelanggan dapat semakin mudah diwujudkan, jika pengusaha

- Hunian komersil dengan area tambahan berupa fasade/ ruang yang lebih maju untuk lantai 1 dan 2 menghadap area perkampungan RW 12..

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi, hasil ini dibuktikan dengan nilai

Dari perhitungan rata-rata ekspektasi pada mesin Setting Load Testing perawatan yang dilakukan oleh perusahaan dan empat pemeliharaan usulan dapat digambarkan dalam grafik

K arakteristik utama yang kelima dari persekutuan adalah participation in partnership profit maka laba rugi persekutuan harus dibagi kepada para sekutu secara