• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bagian ini menguraikan dasar-dasar teori yang digunakan untuk mendukung penelitian mengenai desain dan implementasi sistem secara garis besar termasuk perancangannya. Adapun pokok-pokok yang dibahas adalah :

2.1 Pengertian Sensor

Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian

Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian untuk mendukung sistem pengaman rumah antara lain:

1. Sensor infra red 2. Sensor motion (PIR)

3. Sensor mikroswitch (limith switch) 4. Sensor magnetic

5. Sensor kebakaran (smoke detector) 6. Sensor visual (CCTV)

Dalam design sistem perancangan rumah yang digunakan menggunakan sensor berikut:

2.2 PIR (Passive InfraRed Receiver) Motion Detector AMN12111

Gambar 2.1. PIR (Passive Infrared Receiver)

(2)

PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasis

infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED

Ketika manusia berada di depan sensor PIR, maka sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkan pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang yang bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda.

Susunan pin dan skema pemasangan ke beban DC dan AC

Gambar 2.2 Instalasi PIR (Passive Infrared Receiver)

2.3 Limit switch

(3)

Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada bagian actuator nya tertekan suatu benda dengan kekuatan yang cukup, baik dari samping kiri ataupun kanan, dibagian dalamnya terdapat micro switch yang berfungsi sebagai pengontak, gambar batang yang mempunyai roda itu bernama actuator lalu diikat dengan sebuah baud, berfungsi untuk menerima tekanan dari luar, roda berfungsi agar pada saat limit switch menerima tekanan , bisa bergerak bebas, kemudian mempunyai tiga lubang pada body nya sebagai tempat dudukan baud pada saat pemasangan.

2.3.1 Cara Kerja.

Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari samping kiri ataupun kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat ( tergantung dari jenis dan type limit switch ) maka, actuator akan bergerak dan diteruskan ke bagian dalam dari limit switch, sehingga mengenai micro switch dan menghubungkan kontak-kontaknya.

Pada micro switch terdapat kontak jenis NO dan NC, kemudian kontak ini mempunyai beban kerja sekitar 5 A, untuk dihubungkan ke perangkat listrik lainnya, selain itu limit switch juga mempunyai head atau kepala tempat dudukan actuator, pada bagian atas dari limit switch, posisinya bisa dirubah-rubah sesuai dengan kebutuhan.

2.3.2 Penerapan.

Contoh-contoh penggunaan limit switch. Sensor door open/close.

Sensor cylinder up/down.

Sensor Safety equipment (emergency stop). Sensor position.

Dll.

(4)

Gambar 2.4 Mikrokontroler AVR ATMega16

Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut

single chip microcomputer. Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan sistem komputer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dangan PC (Personal Computer) yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan lainnya adalah perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda antara komputer dengan mikrokontroler, dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai. Sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya menurut Winoto (2008:3). Teknologi yang digunakan pada mikrokontroler AVR berbeda dengan mikrokontroler seri MCS-51. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computer), sedangkan seri MCS-51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computer). Mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, kelengkapan periperal dan fungsi-fungsi tambahan yang dimiliki. Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai Mikrokontroler ATMega8535:

(5)

Gambar 2.5 Microprocessor

2.4.1. Mikrokontroler ATMega8535

ATMega8535 adalah mikrokontroler CMOS 8 bit daya rendah berbasis arsitektur RISC. Instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMega8535 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz, hal ini membuat ATMega8535 dapat bekerja dengan kecepatan tinggi walaupun dengan penggunaan daya rendah. Mikrokontroler ATmega8535 memiliki beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya sebuah solusi pengendali yang efektif untuk berbagai keperluan. Fitur-fitur tersebut antara lain:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yang terdiri atas Port A, B, C dan D 2. ADC (Analog to Digital Converter)

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan 4. CPU yang terdiri atas 32 register

5. Watchdog Timer dengan osilatorinternal

6. SRAM sebesar 512 byte

7. Memori Flash sebesar 8kb dengan kemampuan read while write

8. Unit Interupsi Internal dan External

9. Port antarmuka SPI untuk men-download program ke flash

10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi 11. Antarmuka komparator analog

(6)

2.4.2. Konfigurasi Pin ATMega8535

Mikrokontroler AVR ATMega memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya digunakan sebagai port paralel. Satu port paralel terdiri dari 8 pin, sehingga jumlah port pada mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port A, port B, port C dan

port D. Sebagai contoh adalah port A memiliki pin antara port A.0 sampai dengan

port A.7, demikian selanjutnya untuk port B, port C, port D. Diagram pin

mikrokontroler dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.6 Konfigurasi Pin ATMega8535 Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535:

Tabel 2.1 Penjelasan pin pada mikrokontroler ATMega8535 Vcc Tegangan suplai (5 volt)

GND Ground

RESET

Input reset level rendah, pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset walaupun clock sedang berjalan. RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada

pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle

maka sistem akan di-reset

XTAL 1 Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi clock internal

(7)

Avcc

Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC. Pin ini harus dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan, maka pin

ini harus dihubungkan ke Vcc melalui low pass filter

Aref pin referensi tegangan analog untuk ADC

AGND pin untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah

Berikut ini adalah penjelasan dari pin mikrokontroler ATMega8535 menurut port -nya masing-masing:

1. Port A

Pin33 sampai dengan pin 40 merupakan pin dari port A. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor

(dapat diatur per bit). Output buffer port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit

DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang disesuaikan sebagai

input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin pada port A juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:

Tabel 2.2 Penjelasan pin pada port A

Pin Keterangan

PA.7 ADC7 (ADC Input Channel 7) PA.6 ADC6 (ADC Input Channel 6) PA.5 ADC7 (ADC Input Channel 5) PA.5 ADC4 (ADC Input Channel 4) PA.3 ADC3 (ADC Input Channel 3) PA.2 ADC2 (ADC Input Channel 2) PA.1 ADC1 (ADC Input Channel 1) PA.0 ADC0 (ADC Input Channel 0)

(8)

2. Port B

Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port B. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor

(dapat diatur per bit). Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit

DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang disesuaikan sebagai

input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port B juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:

Tabel 2.3 Penjelasan pin pada port B

Pin Keterangan

PB.7 SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB.6 VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output) PB.5 VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input) PB.4 SS (SPI Slave Select Input)

PB.3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input)OCC (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)

PB.2 AIN0 (Analog Comparator Positive Input)INT2 (External

Interrupt2 Input)

PB.1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)

PB.0 T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)XCK (JSART

External Clock Input/Output)

3. Port C

Pin 22 sampai dengan pin 29 merupakan pin dari port C. Port C sendiri merupakan port input atau output. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction

(9)

Register port C (DDRC) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port

D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.4:

Tabel 2.4 Penjelasan pin pada port C

Pin Keterangan

PC.7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2) PC.6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)

PC.1 SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/OutputLine) PC.0 SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

4. Port D

Pin 14 sampai dengan pin 20 merupakan pin dari port D. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:

Tabel 2.5 Penjelasan pin pada port D

Pin Keterangan

PD.0 RDX (UART input line) PD.1 TDX (UART output line)

PD.2 INT0 (external interrupt 0 input) PD.3 INT1 (external interrupt 1 input)

PD.4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output) PD.5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output) PD.6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)

(10)

PD.7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)

2.4.3 Diagram Blok ATMega8535

Pada diagram blok ATMega8535 digambarkan 32 general purpose Working register yang dihubungkan secara langsung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU). Sehingga memungkinkan dua register yang berbeda dapat diakses dalam satu siklus clock

Gambar 2.7 Diagram Blok ATMega8535

2.4.4 Fitur ATMega8535

DT-AVR Low Cost Micro System merupakan modul single chip mikrokontroler ATmega8535 dengan 8 Kbyte Flash Memory, 512 byte SRAM, dan 512 byte EEPROM.

DT-AVR Low Cost Micro System juga memiliki ADC hingga 8 channel single-ended A/D converter dengan resolusi 10 bit.

Dimensi :

8,6 cm (P) x 7,2 cm (L) x 1,8 cm (T) Fitur :

- Dua 8-bit Timer/Counter, satu 16-bit Timer/Counter, dan Real Time Counter

(11)

- 4 channel PWM

- Two-wire Serial Interface

- Programmable Serial USART (Universal Synchronous and Asynchronous serial Receiver and Transmitter)

- Master/Slave SPI Serial Interface - Programmable Watchdog Timer - On-chip Analog Comparator - Internal Calibrated RC Oscillator

- Mendukung varian AVR® 40 pin antara lain: AT90S8535,

ATmega8535L, ATmega16(L), ATmega8515(L), AT90S8515, dan ATmega162(L) (Seri AVR® yang tidak memiliki ADC membutuhkan converter socket)

- Memiliki fasilitas In-System Programming untuk IC yang mendukung, dilengkapi LED Programming Indicator

- Memiliki hingga 35 pin jalur input/output

- Lengkap dengan osilator 4 MHZ dan memiliki kemampuan komunikasi Serial UART RS-232 yang sudah disempurnakan

- Lengkap dengan rangkaian reset, tombol manual reset, dan brown-out detector

- Menggunakan tegangan input 9 - 12 VDC dan memiliki tegangan output 5 VDC

Mikrokontroler adalah suatu IC (Integrated Circuit) dimana terdapat mikroprosesor dan memori program Read Only Memory (ROM) yang dapat melakukan pemrosesan data secara digital. Mikrokontroler hanya dapat membaca data secara digital.

Salah satu mikrokontroler yang sering digunakan yaitu mikrokontroler AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instruction Set Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard yang dibuat oleh Atmel. AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroler lain, keunggulan mikrokontroler AVR yaitu memiliki kecepatan eksekusi program yang lebih cepat karena sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock.

(12)

Pemrograman mikrokontroler AVR dapat menggunakan low level language (assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, Java) tergantung compiler

yang digunakan [1].

2.5 EMS (Embedded Module Series) / LCD

Gambar 2.8 EMS (Embedded Module Series) / LCD

EMS LCD Display merupakan modul LCD 16 karakter x 2 baris. Modul ini mempermudah penggunaan LCD karakter 16x2 dengan hanya menghubungkannya dengan sebuah port I/O pada mikrokontroler atau mikroprosesor. Modul ini juga memiliki konfigurasi pin yang kompatibel dengan

code wizard dari CodeVisionAVR®.

2.5.1 Spesifikasi

1. Berbasis LCD karakter 16x2 dengan antarmuka antarmuka paralel 4 bit. 2. Tersedia pin untuk mengendalikan backlight.

3. Tersedia VR untuk mengatur kontras.

4. Pilihan konfigurasi untuk operasi write only atau read/write. 5. Catu daya +5 Volt DC.

6. Kompatibel dengan DT-51 dan DT-AVR Low Cost Series serta sistem mikrokontroler/mikroprosesor lain.

(13)

Gambar 2.9 Tata Letak Komponen

Tabel 2.6 Alokasi Pin

Jumper J2 digunakan untuk memilih mode operasi yang dapat dilakukan pada EMS LCD Display. Jika LCD hanya digunakan untuk menampilkan karakter,

(14)

cukup gunakan opsi operasi write only sehingga pin mikrokontroler yang terhubung ke pin R/W pada J3 bisa digunakan untuk fungsi lain.

Tabel 2.7 Jumper

Penjelasan lebih lanjut mengenai protokol dan timing diagram terdapat pada

datasheet. Program uji dapat digunakan sebagai referensi dalam mempelajari cara penggunaan EMS LCD Display.

2.5.2 Prosedur Pengujian

1. Dalam pengujian ini digunakan DT-AVR Low Cost Micro System. 2. Atur posisi jumper J2 pada posisi 2-3.

3. Hubungkan konektor J3 dengan PORT B pada DT-AVR Low Cost Micro System.

4. Hubungkan DT-AVR Low Cost Micro System dan komputer dengan menggunakan kabel serial.

5. Programlah LCD.PRJ/LCD.HEX ke dalam DTAVR Low Cost Micro System dengan menggunakan DT-HiQ AVR In System Programmer atau peralatan

programmer lain yang mendukung.

6. Buka program EMS LCD DISPLAY.EXE, pilih COM port yang digunakan, dan tekan tombol Open.

7. Kotak edit di bagian atas mewakili baris pertama LCD, sedangkan kotak edit di bagian bawah mewakili baris kedua LCD.

8. Tombol Send1 dan Send2 digunakan untuk menampilkan isi kotak tersebut ke LCD.

9. Checkbox Automatic digunakan untuk mengirimkan data pada kotak edit ke LCD setiap 200 ms.

(15)

10. Checkbox BACKLIGHT digunakan untuk mengaktifkan atau mematikan

backlight. Jika diberi tanda centang, maka backlight menyala. Sedangkan jika tidak diberi tanda centang, maka backlight mati.

Gambar 2.10 Skema rangkaian LCD

Tabel 2.8 General specification

(16)

Tabel 2.9 Absolute maximum ratings

Tabel 2.10 Electrical characteristics

(17)

Gambar 2.11 Operation voltage & Response time

(18)

Gambar 2.12 Countour drawing & block diagram

2.6 Bahasa Pemrograman C

Bahasa pemrograman C merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer. Meskipun Bahasa C dibuat untuk memprogram sistem dan jaringan komputer namun bahasa ini juga sering digunakan dalam mengembangkan

software aplikasi.

Bahasa C memiliki keunggulan dibandingkan Bahasa Assembler yaitu

(19)

besar. Bahasa C memiliki keuntungan-keuntungan yang dipunyai oleh bahasa mesin (assembly), hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa C dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah.

2.6.1 FLOWCHART

Algoritma pemrograman merupakan sederetan langkah logis yang disusun sistematis untuk memecahkan masalah dengan menggunakan perintah-perintah tertentu. Salah satu notasi algoritma adalah flowchart yaitu gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya. Berikut ini ialah pedoman membuat flowchart.

Flowchart digambarkan dari atas ke bawah dan dari kiri kekanan.

 Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan harus dapat dimengerti dan mulai/berakhir ditentukan secara jelas.

 Setiap langkah dari aktivitas diuraikan dengan deskripsi kata kerja dan pada urutan yang benar (gunakan simbol-simbol flowchart standar).

 Lingkup dan range aktifitas yang digambarkan ditelusuri hati-hati.

 Tabel 2.13 Beberapa Simbol Dalam Flowchart

Simbol Arti Simbol Arti

Input/output Merepresentasikan input data atau output data yang diproses atau informasi. Keputusan Keputusan dalam program Proses Mempresentasikan operasi Preparation Pemberian harga awal

Penghubung Keluar ke atau masuk dari bagian lain flowchart khususnya halaman yang sama

Terminal point Awal / akhir flowchart

Anak panah Merepresentasikan alur kerja

Display Output yang ditampilkan pada terminal

(20)

2.7 Modul GSM STARTER KIT

Gambar 2.13 Modul GSM STARTER KIT

Merupakan modul pengembangan teknologi GSM/GPRS berbasis SIM300C untuk sarana bertukar suara (telepon), bertukar data teks (SMS) melalui GSM dan bertukar data melalui GPRS. Modul ini dilengkapi dengan sebuah LCD 16 karakter x 2 baris untuk media tampilan. Modul ini memiliki antarmuka serial UART TTL / RS232. Modul ini dapat digunakan untuk aplikasi penjualan pulsa elektronik telepon selular, maupun aplikasi lain yang membutuhkan komunikasi data melalui GSM/GPRS.

2.7.1 Spesifikasi:

Dimensi : 12 cm (p) x 11,5 cm (l) x 2,6 cm (t) Spesifikasi :

Berbasis SIM300C, modul GSM Tri-Band: EGSM 900, DCS 1800, dan PCS 1900.

Mendukung kartu SIM dengan tegangan 1,8 V & 3 V.

Mendukung GPRS multi-slot kelas 10 , fitur SIM Application Toolkit, fitur Fax dan protokol TCP/IP.

Kecepatan transfer data downlink GPRS maksimal 85.6 Kbps dan uplink GPRS maksimal 42,8 Kbps pada traffic jaringan normal.

Mendukung speech codec dengan mode half rate, full rate, dan enhanced full rate. Mendukung Phonebook dan SMS dengan penyimpanan pada kartu SIM (jumlah Phonebook dan SMS sesuai dengan kapasitas pada SIM).

Mendukung mode PDU dan text (pengaturan secara software melalui AT Command).

Fitur autobauding, pemilihan baud rate secara otomatis.

(21)

Tersedia tombol untuk mengaktifkan atau mematikan modul GSM. Tersedia LED indikator modul GSM dan jaringan GSM.

Tersedia buzzer sebagai indikator dering (telepon masuk).

Tersedia soket untuk baterai Real-Time Clock (RTC) 3V bertipe „CR2032‟. Pilihan antarmuka serial UART RS-232 atau serial UART TTL yang kompatibel penuh dengan PC-Link USBer.

Tersedia LED indikator status komunikasi serial UART (valid /invalid data) . Dapat dihubungkan dan dikendalikan langsung melalui port serial komputer. Tersedia header untuk keypad 4 X 4, LCD 4 bit, SPI & Debug.

Tersedia header unuk I/O dengan level TTL, dapat digunakan untuk kendali maupun indikator modul GSM.

Tersedia 1 kanal ADC dengan range 2,4 VDC yang dikonversi menjadi nilai 0-2400.

Suplai tegangan 9 - 12 VDC, dilengkapi dengan on-board regulator tegangan. Tersedia konektor RJ-10 untuk hubungan dengan handheld (gagang telepon) dan port untuk handsfree.

Kompatibel dengan DT-51 Low Cost series dan DT-AVR Low Cost series serta mendukung sistem mikrokontroler/mikroprosesor lain.

Tersedia contoh aplikasi yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman Borland® Delphi™ dan BA

Perlengkapan :

 1 buah board GSM Starter Kit.

 1 buah handsfree mono (mic+speaker).

 1 buah antena GSM/GPRS (dengan kabel antena sepanjang ±1,4 m).  1 set kabel serial DE-9 (sepanjang 1,25 m).

 1 lembar Quick Start.

 1 buah CD yang berisi contoh aplikasi, program tester, manual dan datasheet.

(22)

2.7.2 Dasar mengirim-menerima SMS melalui Mikrokontroler ( dgn AT Command modem GSM)

Gambar 2.14 Pengetahuan Dasar mengirim-menerima SMS melalui media PC dan Mikrokontroler

2.7.2.1 Tujuan:

Media berkomunikasi dgn Microcontroller dan PC kemudian di transmisikan melalui modem ke telepon selular melalui SMS.

2.7.2.2 Alat dan bahan : 1. Modul microcontroller AVR 2. Modem GSM dgn serial Port

4. GSM SIM CARD (XL ,simpati ,tri, dll) 5. Software Codevision

6. Komputer

2.7.3 Prinsip dan Cara kerja Mengirim SMS melalui Microcontroller

Microcontroller mengirim data ( isi SMS dan No tujuan) ke modem GSM melalui RS232,kemudian modem GSM mengirim data tsb ke SMS center yang akan menyampaikan ke No Hp yg dituju.

(23)

Perintah yang di mengerti modem adalah “AT Command” . Disebut AT Command karena perintah2nya didahului oleh “AT” ( Atention).

Contoh beberapa AT command untuk Modem GSM: AT+CPBF : cari no telp.

AT+CPBR : membaca buku telp.

AT+CPBW : menulis no telp di buku telp.

AT+CMGF : menyeting mode SMS text atau PDU AT+CMGL : melihat semua daftar sms yg ada. AT+CMGR : membaca sms.

AT+CMGS : mengirim sms. AT+CMGD : menghapus sms.

AT+CMNS : menyeting lokasi penyimpanan ME(hp) atau SM(SIM Card) AT+CGMI : untuk mengetahui nama atau jenis ponsel

AT+CGMM : untuk mengetahui kelas ponsel

AT+COPS? : untuk mengetahui nama provider kartu GSM AT+CBC : untuk mengetahui level baterai

AT+CSCA : untuk mengetahui alamat SMS Center

Dalam proses pengiriman atau penerimaan SMS, terdapat 2 mode yaitu: 1. Mode SMS text

2. Mode SMS PDU (Protocol Data Unit).

Mode yang paling mudah digunakan yaitu mode teks (kode ASCII). tapi mode PDU(kode hexa) lebih powerful.

2.8 DT-HiQ

DT-HiQ AVR USB ISP [versi mkII]

(24)

DT-HiQ AVR USB ISP [versi mkII] merupakan versi upgrade dari versi sebelumnya, yaitu DT-HiQ AVR USB ISP [versi STK-500]. Jika pada versi sebelumnya menggunakan protokol STK-500, pada versi ini menggunakan protokol,ATMEL,AVRISP,MKII.

DT-HiQ AVR USB ISP [versi mkII] adalah in-system programmer yang dapat dihubungkan ke komputer melalui port USB untuk memprogram mikrokontroler keluarga AVR® 8-bit RISC yang berfitur in-system programming. Produk ini dapat bekerja dengan perangkat lunak AVR Studio©, CodeVisionAVR©, AVRDUDE (WinAVR), BASCOM-AVR©, atau perangkat lunak lain yang mendukung protokol ATMEL AVRISP MKII.

Dimensi : (belum termasuk kabel ) 6,5 cm (P) x 4,1 cm (L) x 1,4 cm (T). Panjang kabel ISP : ±10 cm.

2.8.1 Spesifikasi :

 Menggunakan protokol ATMEL AVRISP MKII.

 Mendukung semua tipe mikrokontroler AVR® 8-bit RISC yang memiliki fitur ISP.

 Dapat memprogram Flash Memory, EEPROM, Lock Bit, dan Fuse Bit.  Antarmuka ke komputer melalui USB.

 Tersedia driver USB yang kompatibel dengan Windows® XP/Vista/Win7.  Bekerja pada tegangan target 2,7V hingga 5,5V.

 Mengambil catu daya dari rangkaian target, dengan kebutuhan arus maksimum 50mA @ 5,5V.

 Tidak mengambil daya dari port USB sehingga lebih aman bagi komputer.  Menggunakan konektor ISP 10-pin standar Atmel.

 Terdapat 2 LED sebagai indikator power dan status.  Enclosure berbahan metal.

Fitur terbaru untuk DT-HiQ AVR USB ISP mkII Ver2.  Dapat digunakan pada software ATMEL Studio 6.

 Dapat digunakan untuk burn bootloader pada Arduino IDE (menggunakan AVRDUDE yang telah dimodifikasi oleh Tim IE)

DT-HiQ AVR USB ISP mkII Ver2 menggunakan AVRDUDE versi 5.11.1

(25)

2.9 In-System Programmer (ISP)

In-System Programmer (ISP) di gunakan untuk mengirim file hex dari PC ke mikrokontroller atau target board. ISP adalah tiga jenis:

2.9.1 Paralel Programmer.

Yaitu data ditransfer melalui port paralel (printer port) pada PC. Secara teknis, port paralel disebut port dengan DB25. Sebuah konektor DB25

ditampilkan seperti di bawah ini

Gambar 2.15 DB 25

2.9.2 Serial Programmer.

Yaitu data ditransfer melalui port serial pada PC. Secara teknis, port paralel disebut port dengan DB9. Sebuah konektor DB9 ditampilkan seperti di bawah ini

Gambar 2.16 Konektor serial DB9

2.9.3 USB Programmer.

Data ditransfer melalui port USB 2.0 pada PC. Sebuah konektor USB ditunjukkan di bawah ini.

(26)

Gambar 2.17 Konektor USB

Dalam beberapa MCU Development boards sudah tersedia ISP di dalamnya. Jadi tidak di butuhkan hardware tambahan lagi.

2.10 Software Codevision AVR

Bahasa C merupakan bahasa pemograman tingkat tinggi yang menawarkan effisiensi dan menyediakan elemen pemograman yang terstruktur. Berbagai macam aplikasi system control dan system monitoring yang menggunakan pemograman bahasa C maupun bahasa pemograman tingkat tinggi lainnya, seperti Pascal dan basic, karena bahasa pemograman tersebut cukup effisien dan mampu memecahkan masalah yang ada. Dalam buku ini kami tidak akan menjelaskan tentang pemograman bahasa C pada umumnya, hanya saja akan mendiskusikan tentang point-point utama yang di gunakan dalam pemograman microcontroller. Kelebihan bahasa C adalah sebagai berikut :

 Bahasa C bisa menjembatani bahasa pemograman tingkat rendah, yaitu bahasa assembly dengan bahasa manusia.

 Lebih effisien

 Bahasa C mudah di pelajari, di mengerti dan sangat popular

 Terdapat fitur-fitur yang bisa menunjang fungsi dan module beserta dapat meng-akses hardware dengan baik via pointer.

 Compiler C mudah di dapat secara gratis maupun kommersial yang harganya terjangkau.

bahasa C untuk keperluan pemograman microcontroller dan tentunya pembahasannya di batasi hanya untuk keperluan tersebut. Software yang di gunakan dalam buku ini adalah CodeVisionAVR. Agar bisa menggunakan bahasa

(27)

C dalam pemograman microcontroller, maka perlu mengetahui struktur pemograman bahasa C. Struktur pemograman bahasa C minimal ada 4 bagian utama, yaitu :

1. Pengarah Pre-Processor 2. Fungsi utama ( main() ) 3. Fungsi-fungsi

4. Komentar dalam program 5. Variabel dan konstanta

Gambar

Gambar 2.1. PIR (Passive Infrared Receiver)
Gambar 2.2 Instalasi PIR (Passive Infrared Receiver)
Gambar 2.4 Mikrokontroler AVR ATMega16
Gambar 2.5 Microprocessor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menyumbangkan saran bagi perusahaan agar tidak saja mengunggulkan harga produk untuk menarik minat konumen tetapi lebih memperhatikan kualitas

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu kinerja Keuangan yang diwakili dengan Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR),

Kecuali apa yang dinyatakan oleh saya di perenggan 3 hingga 4, pada pendapat saya, Penyata Kewangan ini memberi gambaran yang benar dan saksama terhadap kedudukan

dapat dieroleh dengan cara mencampurkan serbuk zat tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin, sehingga akan bereaksi dan akan timbul suatu reaksi yang

Segmentasi geografis sangat bermanfaat bagi setiap perusahaan yang menerapkan, karena segmentasi geografis dapat membuat kinerja suatu pemasaran yang lebih efektif dan

Perubahan kepemilikan Dalem Kepangeranan yang dijual kepada pihak luar terkadang menimbulkan konflik antara pemilik baru yang sudah punya sertifikat dengan pihak

BIENNALE JOGJA XI-EQUATOR #1 SHADOW LINES: INDONESIA MEETS INDIA, Jogja Nasional Museum, Yogyakarta

„ Diskusi kelompok: Mengidentifikasi kemampuan 60’ Fasilitator dapat menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kunci yang berhubungan dengan kemampuan komunitas dalam memobilisasi