• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Halusinasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Halusinasi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Hari : Senin Tanggal : 23/02/2015, Jam : 11.00 wib

Pertemuan : Pertama Halusinasi

Kondisi klien : Belum diketahui Diagnosa keperawatan : -

Tujuan khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan keperawatan :

1. Menyapa klien dengan ramah: mengucapkan salam

2. Memperkenalkan nama dan panggilan serta tujuan berinteraksi 3. Menanyakan nama klien dan nama panggilan yang disukai oleh klien 4. Membuat kontrak yang jelas dengan klien

5. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya 6. Menepati janji jika berjanji dengan klien

7. Menanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi oleh klien 8. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan ekspresi perasaan klien Strategi pelaksanaan

1. Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Ani Fatmasari, biasa dipanggil ani, saya Mahasiswa dari Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu, saya dinas di rumah sakit ini dan akan merawat bapak untuk 2 minggu kedepan! nama bapak siapa? bapak senang dipanggil apa?

b. Evaluasi validasi

“Bagaimana kabar bapak hari ini” c. Kontrak

1) Topik

“Bapak, pada hari ini saya mau berkenalan dengan bapak agar kita lebih dekat lagi dan saya bisa tahu masalah yang sedang bapak hadapi!”

(2)

2) Waktu

“Berapa lama bapak mau berbincang–bincang dengan saya? Bagaimana kalau 20 menit?”

3) Tempat

“Bapak maunya kita berbincang dimana? Disini saja? baiklah kalau begitu!” 2. Fase kerja

“Tadi kan kita sudah berkenalan dan sudah sepakat untuk berbincang–bincang mengenai masalah yang sedang bapak hadapi saat ini! sekarang coba bapak ceritakan kepada saya masalah bapak tersebut! Apa yang menyebabkan bapak masuk rumah sakit ini! Bapak ceritakan saja dengan saya! saya akan berusaha membantu bapak dalam mengatasi masalah bapak tersebut!

3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?” b. Evaluasi objektif

“coba bapak sebutkan lagi nama saya! iya benar sekali, ternyata bapak masih ingat nama saya!

c. Rencana tindak lanjut

“Sampai disini dulu ya pak, besok kita ketemu lagi, bapak ingat nama saya!” d. Kontrak yang akan datang

1) Topik

“Bagaimana kalau besok kita berbincang–bincang lagi tentang masalah yang sedang bapak hadapi sekarang!”

2) Waktu

“Mau jam berapa pak? bagaiman kalau jam 10 pagi?” 3) Tempat

“Dimana kita berbincangnya pak? Bagaimana kalau diruangan bapak?” Baiklah kalau begitu pak, sampai jumpa besok ya pak? Selamat siang!”

(3)

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Hari : Selasa Tanggal : 24/02/2015, Jam : 10.00 wib

Pertemuan : Kedua Halusinasi

Kondisi klien : Belum diketahui Diagnosa keperawatan : -

Tujuan khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan keperawatan :

1. Menyapa klien dengan ramah : mengucapkan salam

2. Memperkenalkan nama dan panggilan serta tujuan berinteraksi 3. Menanyakan nama klien dan nama panggilan yang disukai oleh klien 4. Membuat kontrak yang jelas dengan klien

5. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya 6. Menepati janji jika berjanji dengan klien

7. Menanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi oleh klien 8. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan ekspresi perasaan klien Strategi pelaksanaan

1. Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Ani Fatmasari, biasa dipanggil ani, saya Mahasiswa dari Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu, saya dinas di rumah sakit ini dan akan merawat bapak untuk 2 minggu kedepan! nama bapak siapa? bapak senang dipanggil apa?

b. Evaluasi validasi

“Bagaimana kabar bapak hari ini” c. Kontrak

1) Topik

“Bapak, pada hari ini saya mau berkenalan dengan bapak agar kita lebih dekat lagi dan saya bisa tahu masalah yang sedang bapak hadapi!”

(4)

2) Waktu

“Berapa lama bapak mau berbincang–bincang dengan saya? Bagaimana kalau 20 menit?”

3) Tempat

“Bapak maunya kita berbincang dimana? Disini saja? baiklah kalau begitu!” 2. Fase kerja

“Tadi kan kita sudah berkenalan dan sudah sepakat untuk berbincang–bincang mengenai masalah yang sedang bapak hadapi saat ini! sekarang coba bapak ceritakan kepada saya masalah bapak tersebut! Apa yang menyebabkan bapak masuk rumah sakit ini! Bapak ceritakan saja dengan saya! saya akan berusaha membantu bapak dalam mengatasi masalah bapak tersebut!

3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?” b. Evaluasi objektif

“coba bapak sebutkan lagi nama saya! iya benar sekali, ternyata bapak masih ingat nama saya!

c. Rencana tindak lanjut

“Sampai disini dulu ya pak, besok kita ketemu lagi, bapak ingat nama saya!” d. Kontrak yang akan datang

1) Topik

“Bagaimana kalau besok kita berbincang–bincang lagi tentang masalah yang sedang bapak hadapi sekarang!”

2) Waktu

“Mau jam berapa pak? bagaiman kalau jam 10 pagi?” 3) Tempat

“Dimana kita berbincangnya pak? Bagaimana kalau diruangan bapak?” Baiklah kalau begitu pak, sampai jumpa besok ya pak? Selamat siang!”

(5)

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Hari : Rabu Tanggal : 25/02/2015 Jam : 10.00 wib

Pertemuan : ketiga Halusinasi

Kondisi klien :

S : Klien mengatakan seperti ada suara laki-laki yang membisikinya dan menyuruhnya untuk bunuh diri O : K/U baik, klien tampak gelisah dan mondar-

mandir

Diagnosa keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Tujuan khusus : Klien mampu mengenal halusinasi

Klien mampu mengontrol halusinasi cara pertama (Menghardik halusinasi)

Tindakan keperawatan :

1. Mengadakan kontak sering dan singkat secara bertahap dengan klien

2. Mengobservasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasi yang dialami oleh klien 3. Mendiskusikan dengan klien isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi

4. Mendiskusikan dengan klien situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi 5. Mendiskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusianasi dan

memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkannya 6. Mendiskusikan dengan klien untuk mengatasi masalah tersebut

7. Mendiskusikan dengan klien dampak yang dialami jika klien menikmati halusinasinya

8. Mengidentifikasi bersama klien cara atau tindakan jika terjadi halusinasi 9. Mendiskusikan dengan klien cara baru untuk memutus/mengontrol halusinasi

10. Memperagakan cara mengontrol halusinasi cara pertama (menghardik: “pergi saya tidak mau dengar… saya tidak mau dengar! kamu suara palsu!”)

11. Meminta klien untuk memperagakan cara yang telah diajarkan 12. Memberikan pujian atas keberhasilan klien

(6)

Strategi pelaksanaan 1. Orientasi

a. Salam terapeutik

“Assalamu’alaikum pak! saya perawat ani, masih ingat dengan saya pak?” b. Evaluasi validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini?” c. Kontrak

1) Topik

“Sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan berbincang–bincang tentang masalah yang sedang bapak hadapi sekarang dan cara mengatasinya!

2) Waktu

“Berapa lama kita akan berbincang-bincang pada hari ini pak! Bagaimana kalau 20 menit? Baiklah.”

3) Tempat

“Dimana kita akan berbincang pak ? Kita berbincangnya disini saja iya?” 2. Fase kerja

“Kemarin bapak berbincang dengan saya kalau bapak mendengar suara tanpa ada wujud! Apa yang dikatakan suara itu? Apakah terus menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan bapak paling sering mendengar suara itu? Berapa kali dalam sehari bapak alami? Pada keadaan apa bapak mendengar suara itu? Apakah pada waktu bapak sendiri?”

“Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Baiklah pak, bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara itu jika ia datang lagi.”

“Ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua dengan cara bercakap – cakap dengan orang lain. Ketiga, dengan melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang keempat dengan minum obat teratur.”

“Bagaimana kalau kita belajar cara yang pertama dulu yaitu dengan menghardik. Caranya adalah saat suara-suara itu muncul, langsung bapak tutup telinga dan katakan

(7)

pergi saya tidak mau dengar… saya tidak mau dengar! kamu suara palsu! Begitu diulang – ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi oleh bapak. Sekarang coba bapak peragakan! Nah begitu…. Bagus! Coba lagi! yah bagus, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana bapak sudah bisa ?”

3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif

“bagaimana perasaan bapak setelah berbincang – bincang dengan saya tadi dan setelah memperagakan latihan cara menghardik?”

b. Evaluasi objektif

“Coba bapak sebutkan lagi isi, waktu, dan apa yang bapak rasakan saat halusinasi itu datang? “

c. Rencana tindak lanjut

“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan bapak coba cara menghardik untuk mengontrol halusinasi bapak! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?”

d. Kontrak yang akan datang 1) Topik

“Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua mengontrol halusinasi?” 2) Waktu

“Jam berapa? Bagaimana kalau jam 11.00 wib?” 3) Tempat

(8)

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Hari : kamis Tanggal : 26/02/2015 Jam : 11.00 wib

Pertemuan : keempat SP 2 Halusinasi

Kondisi klien :

S : klien mengatakan masih mendengar suara laki-laki yang membisikinya dan menyuruhnya untuk bunuh diri O : K/U baik, klien tampak rapi, mondar-mandir,

kontak mata kurang dan kooperatif

Diagnosa keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran

Tujuan khusus : Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap bersama orang lain

Tindakan keperawatan :

1. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan oleh klien

2. Mendiskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi cara yang kedua yaitu dengan bercakap–cakap bersama orang lain pada saat halusinasi datang

3. Menjelaskan dengan klien cara bercakap–cakap bersama orang lain saat halusinasi muncul

4. Menjelaskan keuntungan bagi klien saat bercakap–cakap

5. Mengajarkan cara bercakap–cakap bersama orang lain saat halusinasi muncul 6. Meminta klien untuk memperagakan cara bercakap – cakap saat halusinasi muncul 7. Memberikan pujian atas keberhasilan klien

8. Menganjurkan klien untuk mengunakan cara kedua saat halusinasi. Strategi pelaksanaan

1. Orientasi

a. Salam terapeutik “Assalamu’alaikum” b. Evaluasi validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? berkurangkah suara – suaranya? bagus !”

(9)

c. Kontrak 1) Topik

“Sesuai janji kita kemarin, hari ini saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap–cakap dengan orang lain saat halusinasi itu muncul.

2) Waktu

“kita latihannya selama 15 menit iya pak?” 3) Tempat

“Mau dimana pak ? disini saja ya?” 2. Fase kerja

“Cara kedua untuk mencegah/ mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap– cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara–suara itu muncul, bapak langsung saja cari teman untuk diajak bercakap–cakap. Minta teman untuk mengobrol dengan bapak. Contonya begini, “Tolong, saya mulai mendengar suara–suara. Ayo ngobrol dengan saya! Sekarang coba bapak lakukan seperti yang saya lakukan tadi? Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi pak! Bagus! Nah dilatih terus ya pak! Disini bapak dapat mengajak perawat atau pasien lain yang ada diruangan ini untuk bercakap cakap. 3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif

“bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi?” b. Evaluasi objektif

“Jadi sudah ada berapa cara yang bapak pelajari untuk mencegah suara–suara itu? Bagus, coba bapak sebutkan !”

c. Rencana tindak lanjut

“Cobalah kedua cara ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah, nanti lakukan secara teratur sewaktu-waktu suara itu muncul!” d. Kontrak yang akan datang

1) Topik

“Besok pagi saya akan kesini lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga, yaitu melakukan aktivitas yang terjadwal?

(10)

2) Waktu

“Mau jam berapa pak? Bagaimana kalau jam 8 pagi?” 3) Tempat

(11)

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Hari : Jum’at, Tanggal : 27/02/2015, Jam : 09.00 wib

Pertemuan : Kelima SP 3 Halusinasi

Kondisi klien :

S: klien mengatakan masih mendengar suara laki-laki yang membisikinya dan menyuruhnya untuk bunuh diri O: K/U baik, klien tampak rapi, ada kontak mata dan

kooperatif

Diagnosa keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Tujuan khusus : Klien mampu mengontrol halusinasi dengan

melakukan aktivitas yang terjadwal Tindakan keperawatan :

1. Mengevalusai kegiatan yang telah dilakukan oleh klien

2. Mendiskusikan dengan klien cara memutus/mengontrol halusinasi cara ketiga yaitu dengan melakukan aktivitas yang terjadwal

3. Menjelaskan dengan klien pentingnya melakukan aktivitas yang terjadwal untuk mengatasi halusinasi

4. Mendiskusikan dengan klien kegiatan yang biasa klien lakukan di rumah sakit 5. Menyusun dan membuat jadwal kegiatan yang biasa dilakukan oleh klien dari

bangun tidur sampai klien tidur kembali

6. Memberikan pujian atas keberhasilan klien menyusun jadwal kegiatan sehari - hari 7. Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang telah disusun.

Strategi pelaksanaan 1. Orientasi

a. Salam terapeutik “Assalamu’alaikum” b. Evaluasi validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara–suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya pak? Bagus!”

(12)

c. Kontrak 1) Topik

“Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan latihan cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu dengan melakukan kegiatan terjadwal.”

2) Waktu

“Berapa lama kita latihannya pak? Bagaimana kalau 25 menit? 3) Tempat

“mau dimana kita latihannya pak? Baiklah pak.” 2. Fase kerja

“Apa saja yang biasa bapak lakukan selama dirumah sakit ini? pagi–pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya apa? Wah banyak sekali kegiatannya! Mari kita latih dua kegiatan hari ini! Bagus sekali jika bapak bisa lakukan!”

Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yag lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.”

3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap–cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara?

b. Evaluasi objektif

“Coba bapak sebutkan sudah berapa cara yang telah kita latih untuk mencegah halusinasi datang? Bagus sekali?

c. Rencana tindak lanjut

“untuk selanjutnya bapak lakukan semua aktivitas sesuai dengan jadwal ya! d. Kontrak yang akan datang

1) Topik

“Bagaimana kalau bsok kita bertemu lagi untuk membahas cara keempat mencegah halusinasi?”

2) Waktu

“Mau jam berapa pak? Bagaimana kalau jam 11 siang! baiklah! 3) Tempat

(13)

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Hari : Sabtu, Tanggal : 28/02/2015 Jam : 11.00 wib

Pertemuan : keenam SP 4 Halusinasi

Kondisi klien :

S: klien mengatakan masih mendengar suara laki-laki yang membisikinya dan menyuruhnya untuk

bunuh diri, tapi suara tersebut sudah mulai berkurang O: K/U baik, klien tampak rapi, kontak mata ada, afek

sesuai, tenang dan kooperatif Diagnosa keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

Tujuan khusus : klien mampu mengontrol halusinasi dengan minum obat secara teratur

Tindakan keperawatan :

1. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan klien

2. Mendiskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi cara keempat yaitu minum obat secara teratur

3. Menjelaskan dengan klien kegunaan obat

4. Menjalaskan dengan klien akibat jika putus obat minum obat 5. Menjelaskan dengan klien cara mendapatkan obat

6. Menjelaskan dengan klien cara menggunakan obat

7. Menjelaskan dengan klien tentang benar obat dan cara minum obat yang benar

8. Meminta klien mengulang kembali tentang benar obat dan memperagakan cara minum obat

9. Memberikan pujian atas keberhasilan klien menyebutkan kembali benar obat 10. Memantau penggunaan obat klien

11. Menganjurkan klien untuk konsultasi dengan dokter atau perawat jika klien merasakan hal – hal yang tidak diinginkan setelah minum obat

(14)

Strategi pelaksanaan 1. Orientasi

a. Salam terapeutik

“Assalamu’alaikum, pak?” b. Evaluasi validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? apakah suara–suaranya masih muncul? Apakah sudah digunakan tiga cara yang telah kita latih? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? Apakah pagi tadi sudah minum obat?”

c. Kontrak 1) Topik

“ Baik, sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum.”

2) Waktu

“Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Bagaimana pak?”

3) Tempat

“Dimana kita diskusinya? Disini saja iya pak?”. 2. Fase kerja

“Pak, adakah bedanya setelah bapak minum secara teratur? Apakah suara–suara itu berkurang atau hilang? Jadi, minum obat itu sangat penting untuk mencegah suara yang bapak dengar dan mengganggu bapak selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum? Ini yang warna orange (chlorpromazine, CPZ) gunanya untuk menghilangkan suara–suara. Obat yang berwarna putih (tpyhexilpendil, THP) gunanya agar bapak merasa rileks dan tidak kaku, sedangkan yang merah jambu (haloperidol, HLP) berfungsi untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan suara–suara. Semua obat ini bapak minum 3 kali sehari, setiap pukul 7 pagi, pukul 1 siang dan pukul 7 malam. Kalau suara-suara asing itu sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau bapak putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk sembuh seperti keadaan semula. Kalau obat habis, bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Bapak juga harus teliti saat minum obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat benar-benar

(15)

punya bapak. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan bapak juga harus cukup minum 10 gelas per hari.”

3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap–cakap mengenai obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara?”

b. Evaluasi objektif “Coba sebutkan! Bagus! c. Rencana tindak lanjut

“Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak! minum obatnya sesuai jadwal ya pak!

d. Kontrak yang akan datang 1) Topik

“Besok kita bertemu lagi ya pak, untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan.

2) Waktu

“Mau jam berapa pak?” 3) Tempat

“Dimana tempatnya pak? Baiklah pak, sampai bertemu besok. Assalammu’alaikum!”

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan jenis media sosial instagram sangat mudah digunakan, terutama untuk kegiatan berbasis foto dan vidio serta terdapat fitur Hashtag (#) untuk semakin memudahkan

Halaman ini merupakan halaman yang bisa diakses oleh siswa yang sudah terdaftar dalam sistem. Pada halaman ini terdapat link-link menuju beberapa halaman lain yang menjadi

Dapat dipertimbangkan penggunaan pondasi Tiang Pancang dengan kedalaman pondasi yang disesuaikan dengan beban struktur bangunan atau hingga mencapai pondasi yang

dapat berjalan 3 2 2 12 Bearing motor rusak Motor tidak dapat bekerja 3 3 2 18 10 Brak e bridge Untuk pengereman pada saat motor bridge drive berjalan Tidak dapat melakukan

Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Mahasiswa mengerti tentang Private Address Spaces yang bisa digunakan secara bebas dalam suatu Local Area Network tanpa harus meregister ke InterNIC5. Mahasiswa mengerti dan mampu

Pembelian bahan makanan dengan cara seperti itu mempunyai tujuan, seperti dalam jangka waktu tertentu (sesuai dengan kontrak), hotel/restoran tidak perlu sulit- sulit

(6) Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi serta evaluasi perencanaan pembangunan