PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE 360 DEGREE
FEEDBACK DI PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
T. FAHLANI TIARA 050403083
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah sebagai rasa Syukur tak terhingga penulis panjatkan
Kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik.
Kegiatan penelitian ini dilakukan di PT. Kharisma Pemasaran Bersama
yang beralamat di Jalan Balai Kota yang dijadikan sebagai salah satu dari
beberapa syarat yang telah ditentukan untuk dapat memperoleh gelar Sarjana
Teknik di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara.
Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Pengukuran Kinerja Karyawan
dengan Menggunakan Metode 360 Degree Feedback di PT. Kharisma Pemasaran Bersama”.
Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna
dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini dan
penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
Desember 2010
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah yang tak hentinya terucap atas selesainya Tugas Sarjana ini,
banyak pihak yang telah membantu baik itu berupa bimbingan ataupun berupa
bantuan moril dan materil, sehingga Tugas Sarjana ini dapat diselesaikan. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Harmein Nasution,MSie, selaku Dosen Pembimbing I atas
kesediaannya meluangkan waktu untuk bimbingan, arahan, dan masukan serta
ilmu yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Dosen Pembimbing II atas
kesediaannya meluangkan waktu untuk bimbingan, arahan, dan masukan serta
ilmu yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri yang
telah memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.
4. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM, selaku koordinator Tugas Akhir.
5. Pimpinan PT. Kharisma Pemasaran Bersama, Bapak Admi Sembiring, Bapak
Mulyadi, serta karyawan PT. Kharisma Pemasaran Bersama yang telah
memberikan izin dan bantuan kepada penulis untuk mengadakan penelitian
dan meluangkan waktu untuk bimbingan penulis selama melaksanakan
6. Papa, mama, abang, dan adik-adik penulis yang selalu memberikan dukungan
dalam segala hal.
7. Pegawai administrasi Departemen Teknik Industri, Kak Dina, Bang Mijo,
Bang Nur, Bang Ridho, dan Bu Ani yang telah membantu penulis dalam
melakukan urusan administrasi di Departemen Teknik Industri USU. Bang
Kumis dan Kak Rahma atas kebaikan hatinya meminjamkan buku demi
kelancaran pembuatan laporan Tugas Akhir ini.
8. Afriani Melda Dewi, ST, Nella Siregar, ST, Reviana Riza, ST, dan Dwi
Indriyani, ST selaku teman terdekat penulis yang tidak bosan selalu
memberikan dukungan dan semangat agar laporan ini diselesaikan.
9. Muhammad Reza selaku teman dekat penulis yang selalu memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis sehingga laporan ini dapat
diselesaikan.
10. Seluruh teman-teman angkatan 2005.
Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima
kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Desember 2010
DAFTAR ISI
BAB Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... I-1
1.2. Rumusan Masalah ... I-2
1.3. Tujuan Penelitian ... I-3
1.4. Manfaat Penelitian ... I-3
1.5. Batasan dan Asumsi yang Digunakan ... I-4
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB Halaman II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha... II-3
2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-3
2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-3
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-14
III LANDASAN TEORI ... III-1
3.1. Pengertian Kinerja ... III-1
3.2. Performance Appraisal (Penilaian Kinerja) ... III-1
3.3. Metode Penilaian Kinerja ... III-2
3.4. Langah-langkah Pengukuran Kinerja ... III-5
3.5. Kerangka Pengukuran Kinerja ... III-6
36. Evaluasi Kinerja ... III-7
3.7. Kriteria Performane Appraisal ... III-8
3.8. Penilaian Kinerja 360º Feedback ... III-9
3.9. Penilaian Kinerja Tradisional vs Penilaian Kinerja 360º Feedback ... III-10
3.10. Desain Sistem Penilaian Kinerja 360º Feedback yang Efisien ... III-12
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB Halaman
3.12. Uji Validitas ... III-20
3.13. Uji Reliabilitas... III-21
3.14. Analisis Gap ... III-22
IV METODOLOGI PENELITIAN...IV-1
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...IV-1
4.2. Rancangan Penelitian ...IV-1
4.3. Objek Penelitian ...IV-1
4.4. Variabel Penelitian ...IV-2
4.5. Populasi dan Sampel ...IV-3
4.6. Metode Pengumpulan Data ...IV-4
4.7. Pengolahan Data ...IV-5
4.8. Analisis Pemecahan Masalah ...IV-6
4.9. Kesimpulan dan Saran ...IV-7
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1
5.1. Pengumpulan Data ...V-1
5.2. Pengolahan Data...V-1
5.2.1. Uji Validitas...V-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB Halaman
5.2.1.2 Uji Validitas Kuesioner II
(Diri sendiri sebagai penilai) ...V-4
5.2.1.3 Uji Validitas Kuesioner III
(Rekan kerja sebagai penilai) ...V-7
5.2.1.4. Uji Validitas Kuesioner IV
(Bawahan sebagai penilai) ...V-10
5.2.2. Uji Reliabilitas ...V-12
5.2.2.1. Uji ReliabilitasKuesioner I (Atasan sebagai penilai) ..V-12
5.2.2.2 Uji ReliabilitasKuesioner II
(Diri sendiri sebagai penilai) ...V-15
5.2.2.3 Uji ReliabilitasKuesioner III
(Rekan kerja sebagai penilai) ...V-17
5.2.2.4. Uji ReliabilitasKuesioner IV
(Bawahan sebagai penilai) ...V-20
5.2.3. Hasil Penilaian Kinerja Karyawan ...V-12
5.2.3.1. Penilaian Kinerja Karyawan I ...V-23
5.2.3.2 Penilaian Kinerja Karyawan II ...V-34
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB Halaman VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1
6.1. Analisis Penilaian Kinerja Karyawan I ... VI-1
6.2. Analisis Penilaian Kinerja Karyawan II ... VI-5
6.3. Analisis Penilaian Kinerja Karyawan III ... VI-9
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Jumlah Karyawan PT. Kharisma Pemasaran Bersama
Kantor Cabang Medan ... II-13
2.2. Ketentuan Jam Kerja Karyawan PT. KPB... II-14
3.1. Tradisional Feedback vs 360 Feedback ... III-8
3.2. 360° Feedback Appraisal Process: A Practioner’s Model ... III-13
3.3. Jenis Data yang Diperoleh dari Sistem Penilaian Kinerja
360° Feedback ... III-16
5.1. Hasil Uji Validitas Kinerja ... V-3
5.2. Hasil Uji Validitas Kinerja ... V-6
5.3. Hasil Uji Validitas Kinerja ... V-8
5.4. Hasil Uji Validitas Kinerja ... V-11
5.5. Perhitungan Varians ... V-13
5.6. Perhitungan Varians ... V-15
5.7. Perhitungan Varians ... V-18
5.8. Perhitungan Varians ... V-20
5.9. Jumlah Reponden untu karyawan I ... V-23
5.10. Penilaian Kinerja Oleh Atasan ... V-23
5.11. Penilaian Kinerja Oleh Diri Sendiri ... V-24
5.12. Penilaian Kinerja Oleh Rekan Kerja ... V-25
5.13. Penilaian Kinerja Oleh Bawahan ... V-27
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
Tabel Halaman
5.15. Jumlah Reponden untu karyawan II ... V-34
5.16. Penilaian Kinerja Oleh Atasan ... V-34
5.17. Penilaian Kinerja Oleh Diri Sendiri ... V-35
5.18. Penilaian Kinerja Oleh Rekan Kerja ... V-36
5.19. Penilaian Kinerja Oleh Bawahan ... V-38
5.20. Rekapitulasi Penilaain Kinerja Karyawan III ... V-45
5.21. Jumlah Reponden untu karyawan III ... V-45
5.22. Penilaian Kinerja Oleh Atasan ... V-45
5.23. Penilaian Kinerja Oleh Diri Sendiri ... V-46
5.24. Penilaian Kinerja Oleh Rekan Kerja ... V-47
5.25. Penilaian Kinerja Oleh Bawahan ... V-48
5.26. Rekapitulasi Penilaain Kinerja Karyawan III ... V-51
6.1. Hasil Kinerja Karyawan I ... VI-1
6.2. Hasil Kinerja Karyawan II ... VI-2
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Struktur Organisasi PT. Kharisma Pemasaran Bersama ... II-5
4.1. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-6
4.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-8
5.1. Spider Diagram Penilaian Kinerja I ... V-33
5.2. Spider Diagram Penilaian Kinerja II ... V-44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuesioner Atasan sebagai Penilai ...L-1
2. Kuesioner Diri Sendiri sebagai Penilai...L-2
3. Kuesioner Rekan Kerja sebagai Penilai ...L-3
4. Kuesioner Bawahan sebagai Penilai ...L-4
5. Hasil Rekapitulasi Kuesioner ...L-5
6. Hasil Uji Validitas dengan SPSS ... L-6
ABSTRAK
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai visi dan misi perusahaan sangat tergantung dari kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Mengingat pentingnya peran aktif SDM, maka perlu adanya pengelolan SDM sehingga dapat memberikan hasil kerja yang optimal bagi perusahaan. PT. Kharisma Pemasaran Bersama adalah perusahaan yang bergerak dalam industri agrobisnis. Saat ini PT. Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) telah melakukan penilaian kinerja terhadap 3 orang asisten managernya dengan metode tradisional, hasil dari penilaian kinerja dengan metode tradisional belum optimal dalam pemanfaatan dan pengembangan karyawan.
Metode 360 Degree Feedback adalah metode penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan berbagai sumber penilai, dimana seorang pegawai dinilai tidak hanya oleh atasan melainkan ditambah dari sudut pandang lain yaitu diri sendiri, rekan kerja dan bawahan. Penilaian kinerja dengan menggunakaan metode 360 Degree Feedback ini bertujuan untuk mengetahui kinerja karyawan secara keseluruhan, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan karyawan secara optimal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja dari masing-masing pegawai PT. KPB tergolong dalam klasifikasi baik yang range nilainya berkisar pada angka 3-5. Kinerja karyawan David Bangun (Ass. Manager Penjualan) sangat baik dimata atasannya, tetapi penilaian dari diri sendiri menunjukkan angka yang rendah, sehingga perlu dilakukan diskusi dengan atasan, rekan kerja dan bawahan tentang kinerjanya sehingga tidak ada perbedaan pemahaman dan pelaksanaan pekerjaan. Kinerja karyawan Syafrina (Ass. Manager Teh&Kakao) sangat baik menurut dirinya, tetapi penilaian dari atasan, rekan kerja dan bawahannya menunjukkan angka yang rendah, sehingga perlu dilakukan evaluasi diri agar karyawan lebih mengerti dan memahami atasan, rekan kerja maupun bawahannya, sehingga tercipta lingkungan kerja yang baik. Kinerja karyawan Elvi Era Sastra (Ass. Manager Sawit&Karet) sangat baik menurut rekan kerjanya, tetapi penilaian dari atasannya menunjukkan angka yang rendah, sehingga perlu dilakukan diskusi dengan atasannya agar tidak ada perbedaan pemahaman dan pelaksanaan pekkerjaan. Hasil penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan metode 360 Degree Feedback lebih efektif daripada metode penilaian kinerja tradisional, hasil penilaian kinerja dengan metode 360 Degree Feedback menggambarkan kinerja karyawan secara objektif dari beberapa sumber sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengembangan karir karyawan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai acuan untuk melakukan penilaian kinerja berikutnya di PT. KPB.
ABSTRAK
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai visi dan misi perusahaan sangat tergantung dari kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Mengingat pentingnya peran aktif SDM, maka perlu adanya pengelolan SDM sehingga dapat memberikan hasil kerja yang optimal bagi perusahaan. PT. Kharisma Pemasaran Bersama adalah perusahaan yang bergerak dalam industri agrobisnis. Saat ini PT. Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) telah melakukan penilaian kinerja terhadap 3 orang asisten managernya dengan metode tradisional, hasil dari penilaian kinerja dengan metode tradisional belum optimal dalam pemanfaatan dan pengembangan karyawan.
Metode 360 Degree Feedback adalah metode penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan berbagai sumber penilai, dimana seorang pegawai dinilai tidak hanya oleh atasan melainkan ditambah dari sudut pandang lain yaitu diri sendiri, rekan kerja dan bawahan. Penilaian kinerja dengan menggunakaan metode 360 Degree Feedback ini bertujuan untuk mengetahui kinerja karyawan secara keseluruhan, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan karyawan secara optimal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja dari masing-masing pegawai PT. KPB tergolong dalam klasifikasi baik yang range nilainya berkisar pada angka 3-5. Kinerja karyawan David Bangun (Ass. Manager Penjualan) sangat baik dimata atasannya, tetapi penilaian dari diri sendiri menunjukkan angka yang rendah, sehingga perlu dilakukan diskusi dengan atasan, rekan kerja dan bawahan tentang kinerjanya sehingga tidak ada perbedaan pemahaman dan pelaksanaan pekerjaan. Kinerja karyawan Syafrina (Ass. Manager Teh&Kakao) sangat baik menurut dirinya, tetapi penilaian dari atasan, rekan kerja dan bawahannya menunjukkan angka yang rendah, sehingga perlu dilakukan evaluasi diri agar karyawan lebih mengerti dan memahami atasan, rekan kerja maupun bawahannya, sehingga tercipta lingkungan kerja yang baik. Kinerja karyawan Elvi Era Sastra (Ass. Manager Sawit&Karet) sangat baik menurut rekan kerjanya, tetapi penilaian dari atasannya menunjukkan angka yang rendah, sehingga perlu dilakukan diskusi dengan atasannya agar tidak ada perbedaan pemahaman dan pelaksanaan pekkerjaan. Hasil penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan metode 360 Degree Feedback lebih efektif daripada metode penilaian kinerja tradisional, hasil penilaian kinerja dengan metode 360 Degree Feedback menggambarkan kinerja karyawan secara objektif dari beberapa sumber sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengembangan karir karyawan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai acuan untuk melakukan penilaian kinerja berikutnya di PT. KPB.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin kompetitif dan ketatnya persaingan dunia usaha dalam era
globalisasi, menuntut perusahaan untuk dapat mengembangkan seluruh
kompetensinya agar mampu bertahan dan mengalami pertumbuhan.. Kompetisi
global yang intensif, teknologi yang berubah cepat, pergeseran demografi,
fluktuasi ekonomi dan kondisi dinamis lainnya mengharuskan perusahaan menjadi
lebih adaptif dan tangkas dalam mengembangkan perusahaannya. Untuk itu,
perusahaan harus mampu meningkatkan seluruh faktor produksi yang ada. Salah
satu faktor produksi yang sangat penting dalam perusahaan adalah Sumber Daya
Manusia (SDM). Keberadaan SDM memegang peranan penting dalam
menciptakan daya saing yang tinggi, hal ini disebabkan manusia memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang, serta mampu menciptakan nilai
pada produk atau jasa yang dihasilkannya.
Mengingat pentingnya peran aktif dari sumber daya manusia, maka perlu
adanya pengelolaan SDM dari pihak manajemen sehingga dapat memberikan hasil
kerja yang optimal bagi perusahaan. Salah satu cara untuk mengoptimalkan hasil
kerja karyawan yaitu dengan mengadakan penilaian kinerja karyawan agar
mendorong sumber daya manusia untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan lebih baik.. Perusahaan perlu mengetahui berbagai kelemahan
mempertahankan kelebihan dalam rangka meningkatkan produktifitas dan
pengembangan karyawan sehingga kinerja karyawan pada setiap perusahaan harus
dioptimalkan demi majunya perusahaan tersebut.
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Medan merupakan perusahaan yang
bergerak dalam industri agrobisnis, yaitu memasarkan hasil-hasil perkebunan.
Saat ini, PT. Kharisma Pemasaran Bersama Medan telah melakukan penilaian
kinerja dengan menggunakan penilaian kinerja tradisional, dimana penilaian
kinerja hanya dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya. Penilaian
kinerja tradisional yang diterapkan oleh PT. Kharisma Pemasaran Bersama Medan
belum optimal karena hasil penilaian kinerja tersebut hanya dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk analisa jabatan saja. Hasil penilaian kinerja
tradisional hanya menggambarkan kinerja seorang karyawan dari sudut pandang
satu orang atasan.
Berdasarkan hal diatas, maka perlu dilakukan penilaian kinerja 360°
feedback. Penilaian kinerja 360° feedback memungkinkan karyawan untuk
memperoleh feedback dari beberapa sudut pandang, baik itu dari atasan, bawahan,
rekan kerja, dan dirinya sendiri. Hal ini bisa memberikan feedback yang signifikan
terhadap karyawawan. 360° feedback juga menghemat waktu manajer karena
banyak orang yang terlibat dalam proses tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
penilaian kinerja, sehingga perlu dilakukan penilaian kinerja seorang karyawan
menggunakan metode 360° feedback. Metode penilaian kinerja 360° feedback
memungkinkan seseorang untuk dinilai oleh banyak pihak mulai dari atasan, diri
sendiri, rekan sejawat, dan bawahan, sehingga pihak manajemen perusahaan dapat
melihat perilaku karyawan dari sudut pandang yang berbeda-beda dan informasi
yang terkumpul akan lebih menggambarkan kinerja karyawan secara luas,
sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pengembangan karir karyawan.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil
kinerja karyawan dari sudut pandang atasan, rekan kerja, bawahan dan diri
sendiri. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran kinerja karyawan dan melihat perbedaan penilaian antara penilaian diri
sendiri dengan penilaian sumber lain di PT. Kharisma Pemasaran Bersama
berdasarkan variabel-variabel kinerja.
a. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai masukan bagi
perusahaan untuk mengetahui seberapa besar potensi karyawan yang mereka
miliki.
2. Menjadi masukan bagi perusahaan sebagai upaya dalam peningkatan kinerja
1. Batasan dan Asumsi yang Digunakan
Batasan - batasan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian hanya dilakukan pada karyawan level Asisten Manager di PT.
Kharisma Pemasaran Bersama Medan.
2. Responden pada penelitian ini adalah pihak-pihak yang memiliki hubungan
perintah langsung dengan objek penelitian, yaitu atasan, bawahan dan rekan
kerja.
Asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1.5. Penilaian yang diberikan oleh responden tidak berdasarkan tekanan dari pihak
lain.
1.6. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam
penelitian ini sebesar 5%.
1. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang
permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan tugas
akhir.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, proses
BAB III LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan
yang berisi teori-teori yang mendukung permasalahan dan analisis
pemecahan masalah.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap
tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini memuat data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di lapangan sebagai
bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai
dasar pada pemecahan masalah.
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Bab ini memuat analisis dan pembahasan hasil dari pengolahan
data dengan cara membandingkan dengan teori-teori yang ada.
Disamping itu, juga diupayakan untuk memberikan perbandingan
kondisi kerja yang ada dengan kondisi kerja yang diusulkan.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari
hasil penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang perlu bagi
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Pendirian KPB PTPN adalah merupakan hasil dari sejarah panjang upaya
peningkatan efektifitas dan efisien pemasaran komoditas BUMN perkebunan yang
dilaksanakan pemerintah. PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
(PT.KPBN) mulai berdiri sejak tahun 1958. Pada saat itu PT.KPBN masih
bernama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). PPN kemudian berganti nama
menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara (BPU-PPN)
sejak tahun 1961. Pendirian BPU-PPN ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan pengawasan fungsi pemasaran. Pada tahun 1963-1968 BPU-PPN
dipecah oleh pemerintah menjadi 5 badan hukum yang menangani fungsi
pemasaran, yaitu BPU-PPN karet, BPU-PPN aneka tanaman, BPU-PPN Gula,
BPU-PPN tembakau dan BPU-PPN Serat. Kemudian pada tahun 1968 pemerintah
membubarkan seluruh BPU-PPN dan membentuk 28 Perusahaan Negara
Perkebunan (PNP) menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP).
Untuk mencegah timbulnya persaingan diantara PTP maka dibentuklah
Kantor Pemasaran Bersama (KPB). KPB dibentuk untuk menangani pemasaran
komoditi perkebunan yang dihasilkan oleh kelompok PTP yang berada dalam satu
Selanjutnya Kantor pemasaran Bersama yang semula merupakan badan
hukum berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) pada tahun 2009. Kemudian
nama Kantor Pemasaran Bersama berubah menjadi PT. Kharisma Pemasaran
Bersama.Nusantara (PT. KPBN). PT. KPB Nusantara didirikan di Jakarta
berdasarkan Akta Notaris N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H. No. 4 tanggal 16
Nopember 2009, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat
Keputusan No. AHU-60488.AH.01.01.Tahun 2009 pada tanggal 11 Desember
2009. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan dan
keputusan-keputusan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, Keputusan Badan Musyawarah Direksi tanggal 14
Agustus 2009, Surat Dewan Komisaris PTPN I s.d PTPN XIV dan PT RNI, dan
Surat Persetujuan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tanggal
30 September 2009 Nomor: S-674/MBU/2009.
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara memiliki visi dan misi sebagai
berikut, yaitu:
Visi
Menjadi pusat pasar bursa komoditi perkebunan Indonesia.
Misi
Unguul dalam pelayanan informasi, innovasi, sumber daya manusia dan
pemasaran perkebunan.
Bidang usaha utama PT. Kharisma Pemasaran Bersama adalah sebagai
berikut :
1.5. Melakukan pemasaran dan
usaha-usaha dibidang perdagangan komoditas agro
industri PT. Perkebunan Nusantara I s/d XIV
dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT.
RNI).
1.6. Melakukan pengelolaan komoditas
agro industri (handling, blending, branding,
packaging).
1.7. Melakukan pengelolaan
gudang,fasilitas, penimbunan, dan
transportasi.
2.3. Organisasi dan Manajemen PT. Kharisma Pemasaran Bersama 2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menunjukkan
aspek-aspek pokok, hubungan antara bagian, seluruh pengawasan dan masing-masing
bertanggung jawab terhadap tugasnya. Karena itu penyusunan struktur organisasi
dalam suatu perusahaan sangatlah penting untuk dilakukan. Kerjasama dan
koordinasi yang baik dalam organisasi sangat penting dalam menciptakan suatu
kesatuan tindak usaha atau keharmonisan dari berbagai fungsi yang berbeda-beda
Suatu struktur organisasi dapat dipandang sebagai skema yang
menghubungkan fungsi-fungsi yang ada dalam badan usaha dan menunjukkan
hubungan yang tetap diantara pegawai-pegawai yang melaksanakan fungsi-fungsi
tersebut.
Struktur organisasi yang digunakan PT Kharisma Pemasaan Bersama
adalah tipe organisasi lini dimana dalam organisasi ini wewenang dari puncak
pimpinan dillimpahkan pada satuan-satuan di bawahnya (para manajer) dalam
bidang kerja (fungsi) tertentu, dan pimpinan dalam bagian itu dapat memerintah
karyawan dari satuannya dan meminta pertanggungjawaban sehubungan dengan
bidang kerjanya. Bagan struktur organisasi yang digunakan dapat dilihat pada
gambar 2.1.
2.3.2. Uraian tugas dan Tanggung Jawab
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian adalah sebagai
berikut:
a. Kepala Cabang
1 Membantu direktur dan wakil direktur pelaksana dalam merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasli kebijakan, sistem dan prosedur
pengelolaan KPB cabang medan.
2 Mengkoordinir penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi RKAP tingkat
KPB cabang medan.
3 Mengelola sumber daya manusia dan keuangan tingkat KPB cabang
4 Memantau persiapan barang-barang dan kelengakapan dokumen ekspor
yang akan dikapalkan sesuai kontrak.
5 Meneliti letter of credit (lc) yang diterima dari pembeli, memantau
pencairan wesel, serta memindahbukukan kepada PTPN terkait
6 Memantau bagian jasa penjualan KPB jakarta dalam penyelesaian klaim
7 Mengkoordinir pelaksanaan pameran
8 Melaksanakan dan mengevaluasi sistem, administrasi dan pelaporan
9 Melaksanakan tugas-tugas khusus dari direktur dan wakil direktur
pelaksana
b. Asisten Manager Logistik I Sawit dan Karet
1. Membantu kepala KPB cabang medan dalam merumuskan, melaksanakan
dan mengevaluasli kebijakan, system dan prosedur di bidang sawit dan
nyiur
2. Mengkoordinir penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi RKAP tingkat
urusan
3. Mengelola sumber daya manusia dan keuangan tingkat urusan
4. Menyiapkan dan mengadministrasikan kontrak-kontrak minyak sawit dan
nyiur yang dibuat oleh kantor pusat dan PTPN
5. Menyiapkan dokumen pengapalan/ekspor sesuai persyaratan l/c
6. Memantau persediaan minyak sawit dan nyiur di terminal tanki timbun di
7. Melaksanakan dan mengevaluasi sistem, administrasi dan pelaporan di
bagian tata usaha
8. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari kepala KPB cabang medan
c. Asisten Manager Logistik II Teh dan Kakao
1. Membantu kepala KPB cabang medan dalam merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasli kebijakan, system dan prosedur
di bidang teh dan kakao
2. Mengkoordinir penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi RKAP
tingkat urusan
3. Mengelola sumber daya manusia dan keuangan tingkat urusan
4. Menyiapkan dan mengadministrasikan kontrak-kontrak teh dan
kakao yang dibuat oleh kantor pusat dan PTPN, serta dokumen
pengapalan/ekspor sesuai persyaratan l/c
5. Menerima dan meneliti l/c, serta surat jaminan atas pengapalan
dengan pembayaran tidak melalui pembukaan l/c
6. Memantau persediaan karet di pelabuhan
7. Memantau pelaksanaan pemuatan barang mulai dari stuffing
sampai ke dalam kapal
8. Memantau pencairan hasil penjualan serta memindahbukukan
kepada PTPN terkait
9. Melaksanakan dan mengevaluasi sistem, administrasi dan
10. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari kepala KPB cabang medan
d. Asisten Manager Keuangan, SDM, Umum
1. Membantu Asisten Manager TU/keuangan dalam merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan, sistem dan prosedur di bidang
pengelolaan TU/keuangan
2. Melaksanakan rencana kerja urusan TU/keuangan
3. Melaksanakan administrasi pengelolaan TU/keuangan
4. Menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan konsultansi dengan PTPN
tentang kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan TU/keuangan
5. Menyiapkan bahan-bahan evaluasi sistem, administrasi dan pelaporan
pengelolaan TU/keuangan
6. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari Asisten Manager TU/keuangan
e. Asisten Manager Penjualan
1. Melaksanakan tender atau lelang
2. Menyiapkan berita acara hasil
tender
3. Memonitoring realisasi hasil
ekspor
4. Menyiapkan kontrak penjualan
a. Membantu Asisten Manager pengapalan karet/latex dalam merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan, sistem dan prosedur di bidang
pengelolaan after shipment karet/latex
b. Melaksanakan administrasi pengelolaan after shipment karet/late
c. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari Asisten Manager pengapalan karet/
latex
g. Karyawan Pimpinan After Shipment Komoditi Sawit
a. Membantu Asisten Manager sawit/nyiur dalam merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan, sistem dan prosedur di bidang
pengelolaan sawit/nyiur
b. Melaksanakan administrasi pengelolaan sawit/nyiur
c. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari Asisten Manager sawit/nyiur
h. Karyawan Pimpinan Pra Shipment Komoditi Karet
1.5. Membantu Asisten Manager
karet/latex dalam merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan,
sistem dan prosedur di bidang pengelolaan
1.6. Melaksanakan administrasi
pengelolaan karet/latex
1.7. Melaksanakan tugas-tugas khusus
dari Asisten Manager karet/latex
i. Karyawan Pimpinan After Shipment Teh dan Kakao
1.5. Membantu Asisten Manager
teh/kakao dalam merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan,
sistem dan prosedur di bidang pengelolaan
teh/kakao
1.6. Melaksanakan administrasi
pengelolaan teh/kakao
1.7. Melaksanakan tugas-tugas khusus
dari Asisten Manager teh/kakao
j. Karyawan Pimpinan Bidang SDM/Personalia
1. Membantu Asisten Manager TU dan
Keuangan dalam merumuskan,
kebijakan, sistem dan prosedur di bidang
Pengelolaan TU – SDM
2. Melaksanakan administrasi Pengelolaan
TU – SDM
3. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari
Asisten Manager TU dan Keuangan
k. Karyawan Pimpinan Bidang Akuntansi/Verifikasi
1.5. Membantu Asisten Manager TU dan
Keuangan dalam merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan,
sistem dan prosedur di bidang Pengelolaan
TU – Pembukuan/Verifikasi
1.6. Melaksanakan administrasi
Pengelolaan TU – Pembukuan/Verifikasi
1.7. Melaksanakan tugas-tugas khusus
dari Asisten Manager TU dan Keuangan
l. Karyawan Pimpinan Bidang Urusan Rumah Tangga (URTA)
1.6. Membantu Asisten Manager TU dan
Keuangan dalam merumuskan,
sistem dan prosedur di bidang Pengelolaan
TU – Rumah Tangga
1.7. Melaksanakan administrasi
Pengelolaan TU – Rumah Tangga
1.8. Melaksanakan tugas-tugas khusus
dari Asisten Manager TU dan Keuangan
m. Karyawan Pimpinan Bidang Modal Kerja & Kasir
1.5. Membantu Asisten Manager TU dan
Keuangan dalam merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan,
sistem dan prosedur di bidang Pengelolaan
Modal Kerja dan Pajak
1.6. Melaksanakan administrasi
Pengelolaan TU – Modal Kerja dan Pajak
1.7. Melaksanakan tugas-tugas khusus
dari Asisten Manager TU dan Keuangan
n. Karyawan Pimpinan Penjualan
1. Membantu Asisten Manager Penjualan dalam merumuskan, melaksanakan dan
mengevaluasi kebijakan, sistem dan prosedur di bidang Pengelolaan penjualan
3. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari Asisten Manager penjualan
o. Karyawan Pelaksana After Shipment Komoditi Karet
1. Melaksanakan rencana kerja after shipment karet/latex
2. Menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan konsultansi dengan ptpn
tentang kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan after shipment
karet/latex
3. Menyiapkan bahan-bahan evaluasi sistem, administrasi dan pelaporan
pengelolaan after shipment karet/latex
p. Karyawan Pelaksana After Shipment Komoditi Sawit
a. Menyiapkan bahan-bahan
sosialisasi dan konsultansi
dengan PTPN tentang kebijakan,
sistem dan prosedur pengelolaan
sawit/nyiur
b. Menyiapkan bahan-bahan
evaluasi sistem, administrasi dan
pelaporan pengelolaan
q. Karyawan Pelaksana Pra Shipment Komoditi Karet
1. Melaksanakan rencana kerja urusan karet/latex
2. Menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan konsultansi dengan ptpn tentang
kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan karet/latex
3. Menyiapkan bahan-bahan evaluasi sistem, administrasi dan pelaporan
pengelolaan karet/latex
r. Karyawan Pelaksana After Shipment Teh dan Kakao
• Melaksanakan rencana kerja urusan teh/kakao
• Menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan konsultansi dengan ptpn tentang
kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan teh/kakao
• Menyiapkan bahan-bahan evaluasi sistem, administrasi dan pelaporan
pengelolaan teh/kakao
s. Karyawan Pelaksana Bidang SDM/Personalia
• Melaksanakan Rencana Kerja Urusan TU – SDM
• Menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan konsultansi dengan PTPN
tentang kebijakan, sistem dan prosedur Pengelolaan TU –SDM
• Menyiapkan bahan-bahan evaluasi sistem, administrasi dan pelaporan
Pengelolaan TU/Keuangan
• Melaksanakan Rencana Kerja Urusan TU – Pembukuan/Verifikasi
• Menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan konsultansi dengan PTPN
tentang kebijakan, sistem dan prosedur Pengelolaan TU – Pembukuan/
Verifikasi
• Menyiapkan bahan-bahan evaluasi sistem, administrasi dan pelaporan
Pengelolaan TU – Pembukuan/Verifikasi
u. Karyawan Pelaksana Bidang Urusan Rumah Tangga (URTA)
• Melaksanakan Rencana Kerja Urusan TU – Rumah Tangga
• Menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan konsultansi dengan PTPN
tentang kebijakan, sistem dan prosedur Pengelolaan TU – Rumah
Tangga
• Menyiapkan bahan-bahan evaluasi sistem, administrasi dan
pelaporan Pengelolaan TU – Rumah Tangga
v. Karyawan Pimpinan Bidang Modal Kerja & Kasir
• Melaksanakan Rencana Kerja Urusan TU – Modal Kerja dan
Pajak
• Menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan konsultansi dengan
PTPN tentang kebijakan, sistem dan prosedur Pengelolaan TU
– Modal Kerja dan Pajak
• Menyiapkan bahan-bahan evaluasi sistem, administrasi dan
1. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan
Hingga saat ini seluruh pegawai tetap dan pegawai honor PT Kharisma
Pemasaran Bersama Kantor Cabang Medan berjumlah 57 orang. Untuk lebih rinci
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT Kharisma Pemasaran Bersama Kantor Cabang Medan
No. Jabatan Jumlah
(Orang)
1 Manager 1
2 Asisten Manager 4
3 Karyawan Pelaksana 39
4 Karyawan Honor 6
5 Satpam 1
6 Supir 3
7 Pelayan 3
Jumlah 57
Sumber: PT Kharisma Pemasaran Bersama Kantor Cabang Medan
2. Jam Kerja
Jam kerja karyawan PT Kharisma Pemasaran Bersama adalah seperti pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Ketentuan Jam Kerja Karyawan PT. KPB Karyawan Ketentuan Jam Kerja
Senin-Kamis
Jumat
Pukul 08.00-16.00 Istirahat: 12.00-13.00 Pukul 08.00-17.00 Istirahat: 11.30-13.00
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job informance atau actual performance,
yaitu prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
Pengertian kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya (Mangkunegara,
2004 : 67). Menurut Bernardin dan Russell, kinerja merupakan catatan out come
yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama
periode waktu (Sulistiani, dkk. 2003 : 223). Kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan sehingga mereka mempengaruhi
beberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada instansi atau organisasi
termasuk kualitas pelayanan yang disajikan.
3.2. Performance Appraisal (Penilaian Kinerja)
Pengukuran Kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik
dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa
indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Penilaian tersebut tidak
terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi
keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan/program/kegiatan
yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi.
3.3. Metode Penilaian Kinerja
Metode yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja adalah
dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi masa lalu dan masa depan.
1. Metode penilaian kinerja berorientasi masa lalu
Metode penilaian kinerja yang berorientasi masa lalu (past oriented
evaluation methods) dilakukan berdasarkan masa lalu. Dengan mengevaluasi
prestasi kinerja di masa lalu, karyawan dapat memperoleh umpan balik dari
upaya-upaya mereka. Umpan balik ini selanjutnya bisa mengarah kepada
perbaikan-perbaikan prestasi. Teknik-teknik penilaian ini adalah sebagai berikut :
a. Skala peringkat (rating scale)
Penilaian prestasi dimana para penilai diharuskan melakukan suatu
penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam
skala-skala tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai dengan yang paling
tinggi.
b. Daftar pertanyaan (checklist)
Metode ini menggunakan formulir isian yang menjelaskan beraneka
macam tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu. Penilai hanya perlu
memilih pernyataan yang menggambarkan karakteristik dan hasil kerja
c. Metode dengan pilihan terarah (forced choice method)
Salah satu sasaran dasar pendekatan pilihan ini adalah untuk mengurangi
dan menyingkirkan kemungkinan berat sebelah penilaian dengan
memaksakan suatu pilihan antara pernyataan-pernyataan deskriptif yang
kelihatannya memiliki nilai yang sama.
d. Metode peristiwa kritis (critical incident method)
Metode ini merupakan pemilihan yang mendasarkan pada catatan yang
dibuat penilai atas perilaku karyawan yang sangat kritis, seperti sangat
baik atau sangat jelek didalam melaksanakan pekerjaan.
e. Metode catatan prestasi
Metode ini berkaitan erat dengan metode peristiwa kritis, yaitu catatan
penyempurnaan, yang banyak digunakan oleh professional.
f. Skala peringkat dikaitkan dengan tingkah laku (behaviorally anchored
rating scale)
Metode ini merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja karyawan untuk
kurun waktu tertentu di masa lalu dengan mengkaitkan skala peringkat
prestasi kerja dengan perilaku tertentu.
g. Metode peninjauan lapangan (field review method)
Penilai turun ke lapangan bersama-sama dengan ahli dari SDM. Spesialis
SDM mendapat informasi dari atasan langsung perihal prestasi
h. Tes dan observasi prestasi kerja (performance test and observation)
Berdasarkan pertimbangan dan keterbatasan, penilaian prestasi dapat
didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan, berupa tertulis dan
peragaan, syaratnya tes harus valid dan reliabel.
2. Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan
Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan berfokus pada kinerja masa
mendatang dengan mengevaluasi potensi karyawan atau menetapkan sasaran
kinerja di masa mendatang secara bersama-sama antara pimpinan dengan
karyawan. Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan mencakup :
a. Penilaian diri sendiri (self appraisal)
Penilaian diri sendiri adalah penilaian yang dilakukan oleh karyawan
sendiri dengan harapan karyawan tersebut dapat lebih mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga mampu mengidentifikasi
aspek-aspek perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan
datang.
b. Manajemen berdasarkan sasaran (management by objective)
Manajemen berdasarkan sasaran merupakan satu bentuk penilaian
dimana karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan
tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja karyawan secara individu
c. Implikasi penilaian kinerja individu dengan pendekatan MBO
MBO digunakan untuk menilai kinerja karyawan berdasarkan
keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
melalui konsultasi dengan atasan mereka. Keberhasilan dari penilaian
kinerja tergantung pada pendekatan yang konsisten untuk mendapatkan
perbandinagn hasil, ukuran dan standar yang jelas, selain penilaian
harus bebas dari bias.
d. Penilaian dengan psikolog
Penilaian dengan menggunakan psikolog untuk melakukan penilaian
potensi-potensi yang akan datang, bukan kinerja masa lalu.
e. Pusat penilaian
Penilaian ini sebagai suatu bentuk penilaian pekerjaan terstandar yang
tertumpu pada beragam tipe evaluasi dan beragam penilai. Pusat-pusat
penilaian sebagai bentuk standar pekerja yang bertumpu pada tipe-tipe
evaluasi ganda dan nilai-nilai ganda.
3.4. Langkah-langkah Pengukuran Kinerja
Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam mengukur kinerja
perusahaan,diantaranya:
1. Manajemen harus memutuskan untuk melakukan pengukuran dengan
sepenuh hati sehingga tidak menimbulkan kerugian dari segi biaya
2. Pihak manajemen harus menetapkan elemen-elemen yang harus diukur
dengan pertimbangan bahwa elemen-elemen tersebut besar pengaruhnya
terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
3. Adanya keseluruhan dalam menentukan objek penelitian.
4. Identifikasi indikator-indikator yag mewakili kondisi yang sebenarnya
sehingga keberhasilan pengukuran dapat dicapai dengan baik.
5. Memperhatikan hasil pengukuran melalui analisis dari masing-masing
indicator sehingga segera mengimplementasikan guna peningkatan kinerja
di masa datang.
6. Keberhasilan dalam pengukuran kinerja merupakan hasil kerja semua
pihak sehingga perlu diberikan penghargaan yang layak.
3.5. Kerangka Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja
kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja yang diperoleh
melalui data internal yang ditetapkan oleh instansi maupun data eksternal yang
berasal dari luar instansi. Pengumpulan data kinerja dilakukan untuk memperoleh
data yang akurat, lengkap, tepat waktu, dan konsisten, yang berguna dalam
pengambilan keputusan. Pengumpulan data kinerja untuk indikator kinerja
kegiatan yang terdiri dari indikator-indikator masukan, keluaran, dan hasil,
dilakukan secara terencana dan sistematis untuk mengukur kehematan, efektivitas,
efisiensi, dan kualitas pencapaian sasaran. Sedangkan pengumpulan data kinerja
suatu program atau dalam rangka mengukur pencapaian tujuan-tujuan instansi
pemerintah. Pengukuran kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan
tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masingmasing kelompok
indikator kinerja kegiatan dan tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah
yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dan
masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana kerja.
Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran
kinerja kegiatan.
3.6. Evaluasi Kinerja
Berdasarkan hasil-hasil perhitungan pengukuran kinerja kegiatan,
dilakukan evaluasi terhadap pencapaian setiap indikator kinerja kegiatan untuk
memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang mendukung keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan. Evaluasi bertujuan agar diketahui
pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka
pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan
program/kegiatan dimasa yang akan datang. Evaluasi kinerja dilakukan terhadap
analisis effisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik
untuk rencana maupun realisasinya. Evaluasi dilakukan pula pengukuran/
penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara
tujuan dengan hasil, manfaat, atau dampak. Evaluasi juga dilakukan terhadap
setiap perbedaan kinerja yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya kendala
3.7. Kriteria Performance Appraisal
Ada 3 macam kriteria yang paling sering digunakan dalam menilai
kinerja karyawan, yaitu hasil kerja individu, perilaku dan traits (Robbins, 2005).
1. Hasil Kerja Individu
Jika hasil kerja adalah aspek kerja yang diutamakan pada jabatan tersebut,
maka hasil kerja individu dapat dijadikan kriteria penilaian.
2. Perilaku
Pada banyak jabatan, sulit menentukan keluaran tertentu yang dapat dijadikan
kriteria penilaian. Pada jabatan semacam ini, pihak manajemen dapat
menggunakan perilaku sebagai kriteria penilaian. Sebab, perilaku merupakan
faktor penentu efektifitas kerja karyawan. Perilaku yang dinilai tidak selalu
perilaku yang secara langsung berkaitan dengan produktivitas. Yang penting
perilaku tersebut membantu efektivitas kerja organisasi.
3. Traits
Traits adalah karakteristik individu yang sering tampil dan menggambarkan
tingkah laku individu. Trait adalah kriteria penilaian yang paling lemah karena
dari ketiga kriteria yang ada, trait adalah yang paling jauh dari performa
individu yang sebenarnya. Sifat yang “baik” atau “dapat diharapkan” adalah
kriteria yang tidak terkait dengan performa kerja. Di dalam interaksi sosial
sifat-sifat semacam ini cenderung untuk diperhatikan orang lain, termasuk
oleh atasan langsung.
Untuk memilih kriteria dalam penilaian kinerja, dimensi-dimensi yang
Sehingga yang menjadi dasar untuk menentukan dimensi yang akan diukur adalah
melalui analisa jabatan.
3.8. Penilaian Kinerja 360° Feedback
Menurut Edward dan Ewan (1996), penilaian 360° feedback merupakan
proses penilaian dengan melibatkan internal dan eksternal customer sebagai
sumber informasi. Eksternal customer terdiri dari client, supplier, consultant dan
community official sedangkan internal customer tediri dari supervisor, top
management, subordinate, coworker, representative department dan self
assessment. Dengan menggunakan proses penilaian kinerja 360° feedback, seluruh
personel perusahaan bertanggung jawab menilai kinerja karyawan. Setiap
karyawan berusaha menunjukkan kinerja yang berkualitas dihadapan atasan,
bawahan, rekan kerja, konsumen dan pihak eksternal lainnya. Karyawan
mendapatkan feedback dari berbagai sumber termasuk dari diri sendiri dalam
mengevaluasi kontribusi kepada perusahaan. Melalui feedback karyawan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Sedangkan menurut Waldman, Atwater dan Antonioni (1998:103),
program penilaian kerja 360° feedback digunakan untuk meningkatkan target
kinerja karyawan atau manajer melalui berbagai sumber informasi yaitu
downward dari supervisor, upward dari subordinate, lateral dari coworker dan
self assessment.
Dengan menggunakan banyak sumber dalam menilai, perusahaan dapat
yang terkumpul akan lebih menggambarkan kinerja karyawan secara luas
(Dallesio, 1998).
Salah satu prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan proses 360°
feedback adalah kerahasiaan identitas penilai (edward & Ewen, 1996). Prinsip
anonimitas ini akan membawa kenyamanan dan keamanan bagi penilai dalam
memberikan penilaian, sehingga kualitas penelitian dapat terjaga dan proses
penilaian menjadi berarti serta tidak sia-sia.
Menurut Antonioni (1996:124), perusahaan dalam mengembangkan
proses penilaian kinerja 360° feedback mendapatkan manfaat positif, seperti :
a. Meningkatkan kesadaran individu terhadap harapan appraiser
b. Meningkatkan perilaku dan kinerja appraiser
c. Meningkatkan peninjauan secara informal terhadap pelaksanaan penilaian
d. Meningkatkan management learning dan mengurangi penilaian buruk atau
prasangka terhadap perilaku aapraiser.
3.9. Penilaian Kinerja Tradisional vs Penilaian Kinerja 360° Feedback
Metode penilaian kinerja yang sering digunakan saat ini adalah metode
tradisional. Metode tradisional mewajibkan atasan (sebagai penilai) untuk menilai
kinerja bawahan (Edward & Ewen, 1996). Lawler III (1994:78) mengemukakan
bahwa penilaian tradisional tidak mengarahkan perkembangan kompetensi dan
kemampuan individu. Penerapan penilaian ini memicu perilaku disfungsional
antara atasan dan bawahan sehingga diperlukan inovasi dalam menembangkan
metode tradisional dalam memberikan feedback kepada karyawan memunculkan
penilaian bias yang dapat diakibatkan oleh penerapan penilaian kinerja yang
bersifat subjektif, mengandung unsur politis, hanya berorientasi kepada output
dan bukan pada kualitas proses bagaimana individu melaksanakan tugas. Berbeda
dengan sistem penilaian kinerja 360° feedback, dimana karyawan dinilai oleh
beberapa sumber yaitu atasan, bawahan, karyawan itu sendiri, rekan kerja,
konsumen, distributor dan pemasok. Menurut Robbins (2005), 360° feedback
adalah suatu pendekatan terkini untuk mengevaluasi kinerja. Metode ini adalah
metode yang memberikan kesempatan kepada “lingkaran penuh” di sekitar
individu yang akan dinilai, untuk memberikan penilaian. ”lingkarn penuh”
tersebut meliputi atasan, bawahan, rekan sejawat, dan diri sendiri. Ivancevich
(2001) menambahkan bahwa 360° feedback adalah sebuah pendekatan penilaian
kinerja karyawan yang melibatkan multi-source yang terdiri dari diri sendiri dan
orang lain (atasan, rekan sejawat, bawahan, dan customer).
Bagaimanapun juga, penilaian kinerja menggunakan 360° feedback
dianggap sebagai penilaian kinerja yang efektif bagi perusahaan karena
didasarkan pada penilaian multi-source sehingga lebih besifat obyektif dan
meminimalkan bias (Antonioni, 1996:55). Untuk lebih jelasnya, perbedaan antara
penilaian kinerja tradisional dan penilaian 360° feedback diringkas dalam
Tabel 3.1.Tradisional Feedback vs 360° Feedback
No. Keterangan Tradisional 360° feedback
1. Fokus Penilaian Penilaian manajemen
Penilaian manajemen,
karyawan, dan
konsumen
2. Proses Feedback Kerjasama antar manajemen
Dilakukan secara
bersama antar
manajemen, karyawan
dan konsumen
3. Sumber Feedback Atasan
Berbagai sumber
(atasan, bawahan,
rekan kerja, karyawan
itu sendiri, konsumen,
pemasok)
4. Sifat Penilaian Subyektif Obyektif
5. Tujuan Penilaian Evaluasi Pengembangan
Sumber : Majalah Usahawan, hal : 32
3.10. Desain Sistem Penilaian Kinerja 360° Feedback yang Efisien
Agar penilaian kinerja 360° feedback dapat berjalan dengan sukses maka
diperlukan suatu model yang jelas untuk merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi selama proses penilaian. Metode penilaian kinerja 360° feedback
menggambarkan suatu sistem yang terdiri atas input, proses, dan output. Pada
sisem penilaian kinerja ini, manajer harus mempersiapkan input yang berkualitas
agar proses penilaian menjadi efektif sehingga menghasilkan output yang
a. Input
Input meliputi praktek atau aktivitas yang biasanya ditempatkan sebelum
appraisers menyelesaikan survei penilaian dan sebelum mereka memperoleh
feedback. Dalam model ini ada 9 komponen utama input yaitu :
1. Tujuan Penilaian 360° Feedback
Tujuan utama penilaian kinerja 360° feedback adalah untuk
pengembangan. Tujuan lainnya adalah untuk mengumpulkan informasi
dalam mengevaluasi individu dan membuat keputusan.
2. Perlengkapan-perlengkapan 360° Feedback
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun perlengkapan
adalah waktu dan biaya.
3. Pentingnya Feedback Secara Tertulis
Feedback secara tertulis berisi tentang tambahan informasi untuk
memperbaiki perilaku karyawan.
4. Pentingnya Appraiser yang memiliki anonimity atau accountability
Artinya seorang appraisers tidak boleh mengkaitkan penilaian dengan
perasaan pribadi agar penilaian menjadi fair.
5. Rekan Kerja yang Dipilih
Pemilihan rekan kerja harus didasarkan pada kriteria tujuan seperti rekan
kerja dalam tim atau rekan kerja yang berhubungan dengan
6. Pelatihan Bagi Appraisers
Pelatihan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya rating errors seperti
halo effect, central tendency dan harshness. 7. Pelatihan Bagi Appraisees
Pelatihan ini bertujuan untuk menganalisis data dan memilih target
perbaikan, mengendalikan perasaan bila ia menerima feedback negatif,
membahas hasil kesimpulan dengan appraisersnya, dan menentukan
tujuan khusus dan rencana tindakan.
8. Pelatihan Bagi Coaches
Pelatihan ini meliputi pelatihan untuk menjadi pendengar yang baik, fokus
wawancara, memilih target area perbaikan, mengendalikan perasaan dan
reaksi bila mendapat feedback negatif, menentukan tujuan tertentu dan
rencana tindakan, dan cara untuk membentuk pengembangan perilaku
kebiasaan yang baru.
9. Laporan Hasil Ringkasan Penilaian Kinerja 360° Feedback
Hasil penilaian kinerja 360° feedback dipresentasikan pada appraisees
disertai dengan komentar tertulis.
b. Proses
Secara keseluruhan, proses sebaiknya ditujukan untuk meningkatkan
kesadaran appraisees terhadap persepsi lain dan meningkatkan komitmen
untuk memperbaiki area target. Hal ini berarti appraisees harus dilatih
mengenai bagaimana membagi dan membahas hasil penilaian kinerja 360°
Ada 10 komponen utama dalam proses yaitu:
1. Penilaian Diri Sendiri
Dilakukan untuk alasan pengembangan, kemampuan untuk menerima
feedback negatif dari orang lain, dan motivasi untuk memperbaiki diri.
2. Reaksi Terhadap Feedback yang Diharapkan dan Tidak Diharapkan
3. Pengarahan untuk Perbaikan
Penilaian kinerja 360° feedback memberikan kesempatan bagi appraisees
untuk berbagi rasa dan berdiskusi mengenai rencana mereka untuk
memperbaiki diri.
4. Penargetan Area Perbaikan Sementara
Appraisees dan appraisers perlu bertemu untuk mencari tambahan
informasi yang dapat membantu appraisees menentukan tujuan yang lebih
spesifik.
5. Mengembangkan Rencana Tindakan
Pengembangan rencana tindakan perlu dilakukan dua kali yaitu pada saat
appraisee meninjau hasil penilaian kinerja 360° feedback dengan
supervisor, dan setelah appraiser membagi hasil dengan appraisee.
6. Pengembalian Laporan Hasil Ringkasan Kepada Appraisers
Organisasi perlu menentukan proses terstruktur untuk memberi kebebasan
komunikasi bagi appraiseers untuk menyampaikan hasil penilaian kepada
7. Penentuan Tujuan Spesifik Perbaikan dan rencana Tindakan
Kegagalan untuk menentukan tujuan spesifik dalam penilaian kinerja 360°
feedback menyebabkan perilaku kerja appraisees menjadi kurang baik. 8. Pelatihan Just in Time
Pelatihan ini bertujuan agar appraisee bersedia untuk memperbaiki diri.
9. Mini-appraisal dan Rencana Tindak lanjut
Semakin sering penilaian dilakukan maka semakin memudahkan
appraisers untuk mengevaluasi appraisees. 10. Pertanggung Jawaban atas Perbaikan Kinerja
Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin appraisees bersedia untuk
memperbaiki diri.
c. Output
Proses penilaian kinerja 360° feedback memberi beberapa hasil positif yaitu :
1. Meningkatkan kesadaran individu terhadap harapan appraiser melalui
proses komunikasi.
2. Perbaikan perilaku appraisee dalam bekerja sehubungan dengan adanya
pelatihan dan pengarahan.
3. Mengurangi hal-hal yang tidak dapat dibicarakan, khususnya tentang
perilaku yang tidak diharapkan dari appraisers.
4. Peningkatan dalam peninjauan kinerja 360° feedback secara informal
melalui feedback yang dihasilkan.
5. Peningkatan dalam management training melalui keterbukaan informasi
Tabel 3.2. 360° Feedback Appraisal Process : A Practioner’s Model
- Appraisal objectives INPUT
- Appraisal instruments - Feedback
- Anonymity for appraisers - Selection of peer
appraisers
- Appraisal training - Training for coaches - Feedback report
- Self appraisal PROCESS
- Reaction to feedback - Coaching for
improvement areas - Developing action plans - Reporting result back to
appraisal - Communication - Specific improvement
goal and action plans - JIT Training
- Mini appraisal and follow up
- Recognition for improvement - accountability
- Increase awareness of appraiser’s expectation
OUTPUT
- Improvement work behaviour and performance - Reduction of undiscussable spesifically
- Increasing periodic informal 360° feedback
performance reviews - Increase in
management training
Sumber : Antonioni, 1996
3.11. Tahapan Pelaksanaan Peilaian Kinerja 360° Feedback
Adapun tahapan pelaksanaan penilaian kinerja dengan sistem penilaian
360° feedback adalah sebagai berikut (Richard Lepsinger & Anntoniette D. Luci :
1998) :
1. Mengembangkan kuesioner : kuesioner yang digunakan untuk sistem
penilaian kinerja 360° feedback memuat pertanyaan-pertanyaan dengan
menggunakan sistem skala 1-5. Item dalam kuesioner ini dikembangkan untuk
mengukur dimensi yang berbeda dari job performance (misalnya: komunikasi,
kerjasama kelompok, kepemimpinan, inisiatif, dll.). Dalam kuesioner juga
terdapat satu atau lebih pertanyaan terbuka untuk mendapatkan umpan balik
2. Memastikan kepercayaan dari para partisipan : langkah-langkah harus diambil
untuk memastikan kepercayaan terhadap hasil umpan balik yang didapatkan.
Contohnya, umpan balik penilaian dari berbagai bawahan dapat
dikombinasikan untuk menutupi identitas dari si pemberi jawaban.
Kepercayaan ini diharapkan akan menolong untuk memastikan bahwa hasil
yang dicapai akan tetap apa adanya.
3. Menyediakan pelatihan atau orientasi : seringkali proses umpan balik
melibatkan satu atau lebih kuesioner, informasi yang rahasia dan keterlibatan
dari berbagai divisi di dalam organisasi. Oleh karena itu, pelatihan dan
orientasi untuk proses umpan balik dibutuhkan untuk memfasilitasi kelancaran
proses umpan balik. Selama pelatihan dan orientasi ini, karyawan harus
diberitahu apa itu 360° feedback dan mengapa sistem penilaian 360° feedback
ini dilaksanakan di dalam organisasinya.
4. Pengawasan umpan balik dari kuesioner : distribusikan kuesioner dengan
mencantumkan instruksi sehiingga mencegah kesalah pahaman.
5. Analisis data : analisis data akan meliputi penilaian rata-rata. Semakin rumit
analisis maka meliputi analisis jawaban dan faktor analisis. Jenis analisis
meliputi ringkasan dimensi kerja, ringkasan kerja vs kinerja yang diharapkan,
penilaian kinerja individual, group & organizational ranking, rekomendasi
untuk pengembangan, dll. Analisis data dapat juga mencakup kelebihan dan
kekurangan dari kelompok dan organisasi. Hal ini dapat digunakan untuk
6. Mengembangkan dan mendistribusikan hasil : hasil umpan balik seharusnya
dibicarakan dengan karyawan. Hal ini merupakan salah satu bagian dari
pembahasan kinerja dengan karyawan. Kebanyakan hasil yang diberikan
kepada karyawan meliputi perbandingan antara penilaian diri sendiri,
penilaian dari atasan dan rata-rata penilaian dari pihak lain (customers, rekan
kerja, dll.).
Lebih lanjut dikemukakan jenis data yang dapat dikumpulkan oleh sistem
[image:56.595.109.477.381.647.2]penilaian kinerja 360° feedback dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Jenis Data yang Diperoleh dari Sistem Penilaian Kinerja 360° Feedback
Ketrampilan
Terampil dalam mengerjakan tugas, tingkat kemahiran
(misalnya: kemampuan untuk berpikir strategis, komunikasi
scara tertulis, pendelegasian pekerjaan, kemampuan untuk
mempengaruhi, negoisasi, mengoperasikan mesin).
Pengetahuan
Pengenalan terhadap subjek atau lapangan pekerjaan
(misalnya: pengetahuan mengenai industri atau bisnis).
Tingkah laku
(habit)
Pola karakteristik atau cara untuk merespon lingkungan
eksternal (misalnya: rasa percaya diri, tingkat semangat,
kemampuan untuk berdiri sendiri dan stabilitas emosional)
3.12. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana skor/nilai/ukuran yang diperoleh
benar-benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur
(Agung, 1990). Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil
pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis,
hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan
atau memberikan skor/nilai suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama.
Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas
isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) dan
validitas konstruk. Pada penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas
untuk menguji apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang
sama, untuk itu dipergunakanlah validitas konstruk.
Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/ item
dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan
mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total
menggunakan rumus teknik korelasi product moment, sebagai berikut :
1 1 1
2 2
2 2
1 1 1 1
N N N
i i i i
i i i
N N N N
i i i i
i i i i
N X Y X Y
r
N X X N Y Y
= = =
= = ==
−
=
− −
∑
∑ ∑
∑
∑
∑
∑
dimana : r = koefisien korelasi product moment
X= skor tiap pertanyaan/ item
Y = skor total
Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh,
nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritik. Selanjutnya, jika nilai
koefisien korelasi product moment dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas
nilai tabel kritik, maka pertanyaan tersebut signifikan.
3.13. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989). Setiap alat
pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran
relatif konsisten dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini teknik untuk
menghitung indeks reliabilitas yaitu dengan teknik belah dua. Teknik ini diperoleh
dengan membagi item-item yang sudah valid secara acak menjadi dua bagian.
Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan, sehingga
diperoleh skor total untuk masing-masing item belahan. Selanjutnya skor total
belahan pertama dan belahan kedua dicari korelasinya dengan menggunakan
teknik korelasi product moment.
Angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada angka korelasi
yang diperoleh jika alat ukur tersebut tidak dibelah. Cara mencari reliabilitas
untuk keseluruhan item adalah dengan mengkoreksi angka korelasi yang diperoleh
menggunakan rumus :
( )
2
1 t t t o t
t t r r
r =
+
Dimana : rtot = angka reliabilitas keseluruhan item
3.14. Analisis Gap
GAP dapat muncul dalam usaha perbaikan kualitas pelayanan jasa. Untuk
mengetahui penyebab perbedaan persepsi dalam memberikan kualitas jasa maka
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry membentuk model kualitas jasa yang
mengidentifikasikan adanya 5 kesenjangan (gap) yang mengakibatkan kegagalan
penyampaian kualitas jasa sebagai berikut :
1. Gap Persepsi Manajemen.
Yaitu adanya perbedan antara penilaian pelayanan menurut pengguna jasa
dan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa. Kesenjangan ini
terjadi karena kurangnya orientasi penelitian pemasaran, pemanfaatan yang tidak
memadai atas temuan penelitian, kurangnya interaksi antara pihak manajemen dan
pelanggan, komunikasi dari bawah ke atas yang kurang memadai. Serta terlalu
banyaknya tingkatan manajemen.
2. Gap Spesifikasi Kualitas.
Yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai harapan pengguna
jasa dan spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan terjadi antara lain karena tidak
memahami komitmen manajemen terhadap kualits jasa. Persepsi mengenai
ketidaklayakan, tidak memadai ketidaklayakan, tidak memadai standarisasi tugas,
dan tidak adanya penyusunan tujuan.
3. Gap Penyampaian Pelayanan.
Yaitu kesenjangan spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa (Servis