• Tidak ada hasil yang ditemukan

Caries Risk Assessment

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Caries Risk Assessment"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH APLIKASI KLINIK GIGI

MAKALAH APLIKASI KLINIK GIGI PENCEGAHA

PENCEGAHAN

N

CARI

CARI ES ES RIRI SSK AK A SSSSESESSSMM ENEN T T 

1.

1. Ummu

Ummu Athiyah

Athiyah

(8694)

(8694)

2.

2. Elylla

Elylla Oktaviana

Oktaviana

(8903)

(8903)

3.

3. Atwina

Atwina Rizki

Rizki A.I.D

A.I.D

(8905)

(8905)

4.

4. Irsa

Irsa Gusninda

Gusninda P

P

(8908)

(8908)

5.

5.  Nopris Tiara Anisa

 Nopris Tiara Anisa

(8916)

(8916)

6.

6. Selviani

Selviani Fharifhatun

Fharifhatun

(8919)

(8919)

7.

7. Pangky

Pangky Fajar

Fajar S

S

(8920)

(8920)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS GADJAH MADA

2015 2015

(2)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Penyakit periodontal dan karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling Penyakit periodontal dan karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling  banyak

 banyak diderita diderita oleh oleh masyarakat masyarakat (Yadav (Yadav dkk, dkk, tanpa tanpa tahun). tahun). Berdasarkan Berdasarkan Survei Survei KesehatanKesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 90,5%. Riset Rumah Tangga (SKRT, 2004) prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 90,5%. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2007 melaporkan skor DMF-T di Indonesia sebesar Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2007 melaporkan skor DMF-T di Indonesia sebesar 4,85 dimana terdapat rata-rata lima gigi yang rusak disetiap rongga mulut masyarakat 4,85 dimana terdapat rata-rata lima gigi yang rusak disetiap rongga mulut masyarakat Indonesia. Plak gigi merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit periodontal Indonesia. Plak gigi merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit periodontal maupun karies gigi (Yadav dkk, TT). Karies merupakan hasil interaksi dari bakteri di maupun karies gigi (Yadav dkk, TT). Karies merupakan hasil interaksi dari bakteri di  permukaan

 permukaan gigi, gigi, plak plak maupun maupun biofilm biofilm serta serta diet diet (khususnya (khususnya komponen komponen karbohidrat karbohidrat yangyang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat) dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi.

sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi.

Proses diagnosis karies melibatkan penilaian risiko dan penerapan kriteria diagnostik Proses diagnosis karies melibatkan penilaian risiko dan penerapan kriteria diagnostik untuk menentukan status penyakit dengan tujuan utama mengidentifikasi pasien dengan lesi untuk menentukan status penyakit dengan tujuan utama mengidentifikasi pasien dengan lesi yang memerlukan perawatan operatif (restorasi) maupun yang tidak memerlukan perawatan yang memerlukan perawatan operatif (restorasi) maupun yang tidak memerlukan perawatan operatif, dan pasien yang berisiko tinggi mengalami perkembangan lesi karies sehingga dapat operatif, dan pasien yang berisiko tinggi mengalami perkembangan lesi karies sehingga dapat memberikan kesempatan dalam implementasi strategi pencegahan yang lebih spesifik memberikan kesempatan dalam implementasi strategi pencegahan yang lebih spesifik terhadap terjadinya karies (Putri dkk , 2009).

terhadap terjadinya karies (Putri dkk , 2009).

Setiap individu memiliki keadaan rongga mulut yang berbeda yang dapat Setiap individu memiliki keadaan rongga mulut yang berbeda yang dapat mempengaruhi terjadinya pembentukan karies. Oleh karena itu, pemeriksaan faktor risiko mempengaruhi terjadinya pembentukan karies. Oleh karena itu, pemeriksaan faktor risiko karies harus dilakukan secara individual. Risiko karies adalah sebuah peluang seseorang karies harus dilakukan secara individual. Risiko karies adalah sebuah peluang seseorang untuk mempunyai beberapa lesi karies selama kurun waktu tertentu, dimana setiap orang untuk mempunyai beberapa lesi karies selama kurun waktu tertentu, dimana setiap orang  berbeda,

 berbeda, bahkan bahkan tidak tidak tetap tetap seumur seumur hidup hidup oleh oleh karena karena dapat dapat berubah berubah apabila apabila pasienpasien melakukan tindakan pencegahan karies baik oleh dirinya sendiri maupun yang dilakukan melakukan tindakan pencegahan karies baik oleh dirinya sendiri maupun yang dilakukan dokter gigi.

(3)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Penyakit periodontal dan karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling Penyakit periodontal dan karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling  banyak

 banyak diderita diderita oleh oleh masyarakat masyarakat (Yadav (Yadav dkk, dkk, tanpa tanpa tahun). tahun). Berdasarkan Berdasarkan Survei Survei KesehatanKesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 90,5%. Riset Rumah Tangga (SKRT, 2004) prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 90,5%. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2007 melaporkan skor DMF-T di Indonesia sebesar Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2007 melaporkan skor DMF-T di Indonesia sebesar 4,85 dimana terdapat rata-rata lima gigi yang rusak disetiap rongga mulut masyarakat 4,85 dimana terdapat rata-rata lima gigi yang rusak disetiap rongga mulut masyarakat Indonesia. Plak gigi merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit periodontal Indonesia. Plak gigi merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit periodontal maupun karies gigi (Yadav dkk, TT). Karies merupakan hasil interaksi dari bakteri di maupun karies gigi (Yadav dkk, TT). Karies merupakan hasil interaksi dari bakteri di  permukaan

 permukaan gigi, gigi, plak plak maupun maupun biofilm biofilm serta serta diet diet (khususnya (khususnya komponen komponen karbohidrat karbohidrat yangyang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat) dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi.

sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi.

Proses diagnosis karies melibatkan penilaian risiko dan penerapan kriteria diagnostik Proses diagnosis karies melibatkan penilaian risiko dan penerapan kriteria diagnostik untuk menentukan status penyakit dengan tujuan utama mengidentifikasi pasien dengan lesi untuk menentukan status penyakit dengan tujuan utama mengidentifikasi pasien dengan lesi yang memerlukan perawatan operatif (restorasi) maupun yang tidak memerlukan perawatan yang memerlukan perawatan operatif (restorasi) maupun yang tidak memerlukan perawatan operatif, dan pasien yang berisiko tinggi mengalami perkembangan lesi karies sehingga dapat operatif, dan pasien yang berisiko tinggi mengalami perkembangan lesi karies sehingga dapat memberikan kesempatan dalam implementasi strategi pencegahan yang lebih spesifik memberikan kesempatan dalam implementasi strategi pencegahan yang lebih spesifik terhadap terjadinya karies (Putri dkk , 2009).

terhadap terjadinya karies (Putri dkk , 2009).

Setiap individu memiliki keadaan rongga mulut yang berbeda yang dapat Setiap individu memiliki keadaan rongga mulut yang berbeda yang dapat mempengaruhi terjadinya pembentukan karies. Oleh karena itu, pemeriksaan faktor risiko mempengaruhi terjadinya pembentukan karies. Oleh karena itu, pemeriksaan faktor risiko karies harus dilakukan secara individual. Risiko karies adalah sebuah peluang seseorang karies harus dilakukan secara individual. Risiko karies adalah sebuah peluang seseorang untuk mempunyai beberapa lesi karies selama kurun waktu tertentu, dimana setiap orang untuk mempunyai beberapa lesi karies selama kurun waktu tertentu, dimana setiap orang  berbeda,

 berbeda, bahkan bahkan tidak tidak tetap tetap seumur seumur hidup hidup oleh oleh karena karena dapat dapat berubah berubah apabila apabila pasienpasien melakukan tindakan pencegahan karies baik oleh dirinya sendiri maupun yang dilakukan melakukan tindakan pencegahan karies baik oleh dirinya sendiri maupun yang dilakukan dokter gigi.

(4)

BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi meliputi email, dentin dan Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi meliputi email, dentin dan sementum. Penyakit ini dapat terjadi akibat terjadinya suatu aktivitas jasad renik pada sementum. Penyakit ini dapat terjadi akibat terjadinya suatu aktivitas jasad renik pada karbohidrat yang diragikan. Tanda-tanda terjadinya karies adalah adanya demineralisasi karbohidrat yang diragikan. Tanda-tanda terjadinya karies adalah adanya demineralisasi  jaringan

 jaringan keras keras gigi gigi yang yang kemudian kemudian diikuti diikuti oleh oleh kerusakan kerusakan bahan bahan organiknya. organiknya. Akibatnya,Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi yang dapat menyebabkan nyeri. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan (Kidd dan terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

Bechal, 1991).

Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa, dapat diragikan Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa, dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai di bawah oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai. mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai. Paduan keempat faktor penyebab tersebut kadang-kadang digambarkan sebagai empat Paduan keempat faktor penyebab tersebut kadang-kadang digambarkan sebagai empat lingkaran yang bersitumpang. Karies baru bisa terjadi hanya apabila ada keempat faktor lingkaran yang bersitumpang. Karies baru bisa terjadi hanya apabila ada keempat faktor tersebut di atas (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

tersebut di atas (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

Gambar 2.1. Empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor penyebab karies. Gambar 2.1. Empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor penyebab karies.

(5)

Plak gigi merupakan suatu substansi lengket yang berisikan akumulasi bakteri beserta  produk-produknya yang terbentuk pada semua permukaan gigi setelah melalui serangkaian tahapan. Apabila email yang bersih terpapar di rongga mulut maka akan ditutupi oleh lapisan organic yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terutama terdiri dari glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan terbentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi. Bakteri yang mula-mula menghuni pelikel terutama yang berbentuk kokus. Bakteri yang paling  banyak ditemukan yaitu streptokokus. Organisme tersebut tumbuh, berkembang biak dan

mengeluarkan gel ekstra-sel yang lengket dan akan menangkap berbagai bentuk bakteri yang lain. Dalam beberapa hari plak ini akan bertambah tebal dan terdiri dari berbagai macam mikroorganisme. Akhirnya, flora plak yang tadinya didominasi oleh bentuk kokus berubah menjadi flora campuran yang terdiri atas kokus, batang dan filament (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

A. Bakteri

Sebuah studi pada hewan kera yang dilakukan Orland dan Keyes pada tahun 1960 menunjukkan bahwa pembentukan karies sangat dipengaruhi oleh adanya bakteri. Jika kondisi rongga mulut hewan tetap dijaga bebas bakteri, maka karies tidak terbentuk. Streptococcus mutans dan laktobasilus merupakan bakteri kariogenik yang mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang diragikan. Bakteri-bakteri tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan. Polisakarida ini terutama terdiri dari polimer glukosa yang menyebabkan matriks plak gigi mempunyai konsistensi seperti gelatin, sehingga bakteri-bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Seiring dengan semakin menebalnya plak maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak tersebut (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

B. Permukaan Gigi yang Rentan

Plak yang mengandung bakteri merupakan awal bagi terbentuknya karies. Oleh karena itu daerah gigi yang memudahkan perlekatan plak s angat mungkin diserang karies, seperti pit dan fissure, daerah aproksimal dibawah titik kontak antar gigi, daerah servikal di atas tepi gingival, permukaan akar yang terbuka, tepi tumpatan, dan permukaan gigi

(6)

yang berdekatan dengan gigi tiruan dan crown and bridge (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

Kerentanan gigi terhadap karies bergantung dari lingkungannya. Dalam keadaan normal, gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva. Saliva mengandung banyak sekali ion kalsiym dan fosfat sehingga mampu meremineralisasi karies yang masih dini. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi  pHnya. Pada daerah tepi gingival, gigi dibasahi oleh cairan celah gusi walaupun tidak

sedang terjadi inflamasi gingival. Cairan celah gusi mengandung antibody yang didapat dari serum yang spesifik terhadap S.mutans. Peran antibody ini sedang diteliti dan fungsi yang pasti dari antibody ini masih harus ditentukan (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

Selain saliva dan cairan celah gusi, keberadaan fluor dalam konsentrasi yang optimum pada jaringan gigi dan lingkungannya merangsang efek anti katies dalam  beberapa cara. Kadar F yang bergabung dengan email selama proses pertumbuhan gigi  bergantung pada ketersediaan F dalam air minum atau makanan lain yang mengandung fluor. Email yang mempunyai kadar F lebih tinggi, tidak dengan sendirinya resisten terhadap asam. Akan tetapi, tersedianya F di sekitar gigi selama proses pelarutan email akan mempengaruhi proses remineralisasi dan demineralisasi, terutama proses remineralisasi. Disamping itu, F mempengaruhi bakteri plak dalam membentuk asam (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

C. Karbohidrat

Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel  pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email.

Karbohidra menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa  polisakarida ekstra sel. Meskipun demikian, tidak semua karbohidra sama derajat kariogeniknya. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati relative tidak berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut, sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. Dengan demikian, makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30 hingga 60 menit. Oleh karena itu,

(7)

konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

D. Waktu

Proses karies terdiri atas perusakan dan perbaikan jaringan yang ditandai dengan adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya  proses karies. Oleh karena itu, dengan adanya saliva pada rongga mulut maka karies t idak dapat menghancurkan permukaan keras gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan maupun tahun (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

Risiko karies dapat diukur untuk mengidentifikasi faktor yang berkontribusi pada  peningkatan risiko karies gigi (Bird dan Robinson, 2012). Pengukuran risiko karies merupakan suatu proses pengumpulan data berdasarkan beberapa faktor seperti level  bakteri dan indikator seperti pengalaman karies untuk memprediksi aktivitas karies nantinya (Limeback, 2012). Pengelolaan risiko karies dapat dilakukan dengan menggunakan metode penilaian risiko karies berupa Caries risk assessment, caries-risk assessment tool, CAMBRA, kariogram dan traffic light matrix model.

A. Car i es Ri sk Assessment (CRA) –  American Dental Association

Caries risk assessment (CRA) merupakan suatu proses pengumpulan data terkait dengan berbagai macam faktor dan indikator untuk memprediksi aktivitas karies dalam waktu tertentu . Menurut Carg (2013), tujuan utama dari CRA pada bidang kedokteran gigi adalah untuk memberikan perawatan preventif maupun restoratif secara lebih spesifik kepada pasien. Formulir penilaian risiko karies American Dental Association (ADA) digunakan sebagai alat bantu dokter gigi dalam menilai risiko individu terhadap terjadinya karies. Di dalam penggunaannya, formulir ini terbagi menjadi dua jenis  berdasarkan kategori umur pasien yaitu, formulir penilaian risiko karies untuk usia 0-6 tahun dan formulir penilaian karies untuk usia di atas 6 tahun. Formulir ini juga digunakan sebagai sarana komunikasi dengan pasien dalam menyoroti faktor risiko yang  potensial terhadap terjadinya karies. Faktor risiko yang dimuat dalam formulir ini  bertujuan untuk memberikan informasi kepada pasien yang dapat membantu di dalam

menurunkan risiko karies dari waktu ke waktu.

Formulir penilaian risiko karies dirancang untuk memuat berbagai faktor yang mudah diamati atau ditemukan selama evaluasi kesehatan mulut secara rutin. Bagian

(8)

‘Contributing Conditions’   dan ‘General Health Conditions’   dalam form ini dapat dilengkapi oleh anggota dental team, sedangkan bagian „Clinical Conditions‟ harus ditentukan sendiri oleh dokter gigi. Warna yang digunakan dalam formulir ini mengindikasikan tingkat risiko, dimana hijau untuk mengindikasikan risiko dengan tingkat rendah, kuning untuk tingkat sedang, dan merah untuk tingkat tinggi. Untuk masing-masing faktor risiko diisi dengan cara melingkari atau memberikan tanda checklist   sesuai dengan kolom tingkat risiko. Selain itu, terdapat beberapa informasi tambahan terkait dengan faktor risiko spesifik, diantaranya:

1. Paparan fluorida

2. Makanan dan minuman yang mengandung gula 3. Pasien dengan kebutuhan khusus

(9)
(10)

Tabel 2.2. Formulir Penilaian Risiko Karies untuk Usia di Atas 6 Tahun

B. CAMBRA

Caries management by risk assessment   (CAMBRA) adalah salah satu pendekatan untuk mencegah atau merawat penyebab karies gigi pada tahap paling awal sebelum gigi

(11)

 berlubang (ADHA, 2012). Penilaian resiko karies pada usia 6 tahun sampai dewasa menggunakan metode yang dilakukan melalui 2 tahap. Tahap pertama, melakukan  pemeriksaan klinis pada inidividu yang memiliki karies meliputi indikator, faktor resiko

dan faktor pencegah. Tahap kedua, dokter atau petugas kesehatan menentukan level resiko karies pasien ( low, moderate, high, or extreme  ) berdasarkan adanya indikator  penyakit karies dan keseimbangan antara patologis dan faktor pencegah ( Darby ML dan

Walsh MM, 2010).

Menurut Darby ML dan Walsh MM (2010), Indikator penyakit karies :

1. Gigi dengan lubang atau lesi pada gambaran radiografi yang terlihat berpenetrasi kedalam dentin

2. Gambaran radiografi lesi approximal hanya pada enamel 3. Terlihat adanya white spots pada permukaan halus

4. Terdapat restorasi 3 tahun terakhir

Menurut Darby ML dan Walsh MM (2010), faktor resiko karies merupakan faktor  biologis yang menyebabkan meningkatnya level resiko karies sehingga menimbulkan lesi yang baru. Terdapat 9 faktor resiko yang teridentifikasi berkaitan mengenai penilaian resiko karies yaitu :

1.  Medium or high mutans streptococci and lactobacilli 2. Terlihat adanya plak pada gigi

3. Frekuensi snacking lebih dari 3 kali sehari diantara waktu makan 4. Pit dan fissure yang dalam

5. Penggunaan obat yang berlebihan

6. Aliran saliva yang inadequate hasil dari observasi atau pengukuran 7. Faktor berkurangnya saliva ( medikasi, radiasi, dan kondisi sistemik ) 8. Akar yang terbuka

9. Penggunaan ortodontik 

Penjelasan mengenai faktor resiko ini membantu untuk memahami mengenai masalah karies. jika tidak terdapat tanda klinis dari indikator karies, status resiko karies maka dapat diartikan bahwa antara faktor patologis dan faktor pencegah menggambarkan adanya garis yang seimbang atau dalam keadaan seimbang.

(12)

Faktor pencegah karies merupakan faktor biologis atau terapeutik yang bisa digunakan untuk mencegah atau memicu patologi dari faktor risiko karies. Semakin tinggi keparahan faktor risiko, semakin tinggi pula intensitas faktor pelindung yang diperlukan untuk melawan proses karies (Darby ML dan Walsh MM, 2010).

Faktor pencegah karies yang termasuk didalam formulir pemeriksaan resiko karies: 1. Tinggal, bekerja, dan sekolah dilingkungan yang baik kandungan flournya

2. Menggunakan pasta gigi berflouride minimal dua hari sekali 3. Menggunakan obat kumur berflouride (0,05% NaF) setiap hari 4. Menggunakan 5000 ppm pasta gigi berflouride setiap hari 5. Varnish Fluoride pada 6 bulan terakhir

6. Mengunjungi dokter gigi untuk topikal aplikasi flour 6 bulan sekali

7. Peresepan / penggunaan chlorhexidine perhari dalam 1 minggu selama 6 bulan terakhir

8. Xylitol gum / lozenges 4x sehari dalam 6 bulan terakhir

9. Menggunakan pasta supplement  kalsium dan fosfat sampai 6 bulan

10. Aliran saliva yang adekuat ( 1 mL / min stimulated) (Darby ML dan Walsh MM, 2010).

Kategori Risiko Karies menurut CAMBRA

1.  Low risk  : Seseorang masuk dalam kategori low risk caries apabila protective factors lebih tinggi daripada risk factors.

2.  Moderate risk   : Seseorang masuk dalam kategori moderate risk caries  apabila risk  factors lebih tinggi daripada protective factors.

3.  High risk  : Seseorang masuk dalam kategori high risk caries apabila terdapat 1 atau lebih indikator penyakit.

4.  Extreme risk  : Seseorang masuk dalam kategori extreme risk caries apabila terdapat 1 atau lebih indikator penyakit (high risk caries) ditambah adanya hiposaliva.

Prosedur :

1. Ambil rincian pasien, riwayat pasien (termasuk obat-obatan) dan melakukan  pemeriksaan klinis. Kemudian melakukan CRA.

2. Lingkari kategori “YES” pada tiga kolompada formulir(Tabel 1.3).

3. Jika jawabannya adalah"ya" untuk salah satu dari empat indikator penyakit pada panel  pertama, maka kultur bakteri harus diambil dengan menggunakanCaries Risk Test

(13)

4. Membuat overall judgment, apakah pasien berada pada risiko high, moderateatau low  pada keseimbangan, bergantung pada keseimbangan antara indikator penyakit/faktor risiko dan protective factor menggunakan the caries balance concept (lihat bagian  bawah Tabel 1.1dan Gambar 1.2).

5. Jika ada seorang pasien high risk dan memiliki hipofungsi kelenjar ludah yang parah atau kebutuhan khusus, maka mereka berada di"extrim risk" dan memerlukan terapi yang sangat intensif.

6. Lengkapi bagian therapeutic recommendations seperti yang telah dijelaskan dalam  form oleh Jensonetal. masalah ini, berdasarkan assessed level of risk untuk lesi karies di waktu mendatang dan aktivitas karies berkelanjutan. Gunakan rekomendasi terapheutiks ebagai titik awal untuk rencana pengobatan.

7. Menyediakan pasien dengan therapeutic and home care recommendations in the form of a letter , berdasarkan observasi klinis and hasil Caries Risk Assessment (CRA). 8. Berikan pasien lembar yang menjelaskan bagaimana karies terjadi dan surat dengan

rekomendasi anda. Surat sampel diberikan.

9. Salin lembar rekomendasi, dansurat untuk grafik pasien (atau jika Anda memiliki electronic records  berbagai bentuk dan rekomendasi dapat dihasilkan untuk dicetak custome untuk setiap pasien).

10. Menginformasikan pasien dari hasil dari setiap tes. Misalnya, menunjukkan pasien  bahwa bakteri tumbuh dari mulut mereka(hasil uji CRT *) bisa menjadi motivator yang baiks ehingga dengan memiliki culture tube or digital photograph dari slide uji akan berguna pada kunjungan berikutnya(atau menjadwalkan satu kali pertemuan untuk tujuan ini, untuk terus memuaskan pasien dalam beberapa minggu), atau memberikan/mengirim mereka gambar(kamera digital dane-mail).

11. Setelah pasien telah mengikuti rekomendasi Anda selama tiga sampai enam bulan,  pasien dipersilakan kembali untuk menilai lagi seberapa baik instruksi yang telah mereka jalankan. Tanyakan kepada merekajika merekamengikutiinstruksi Anda dan seberapa sering.

Jika level bakteri yang awalnya moderate or high, maka ulangi kultur bakteri untuk melihat apakah level bakteri telah berkurang. Beberapa dokter melaporkan meningkatnya motivasi pasien ketika tes bakteri kedua dilakukan segera setelah bulan pertama  pengobatan antibakteri.

(14)

Tabel 2.3. Caries risk assessment form Ages 6 Years - Adult Indikator penyakit (setiap orang dengan

kemungkinan “resiko tinggi” dan melakukan tes bakteri** YES = CIRCLE YES = CIRCLE YES = CIRCL E

Cavitas/radiogafi sampai dentin YES Lesi enamel Approximal (E1, E2) (dengan

radiograph)

YES

White spots pada permukaan yang halus (Eo) YES Restorasi 3 tahun terakhir YES

Faktor Resiko (predisposisi faktor biologis) YES MS dan LB baik sedang atau tinggi(by culture**) YES Plak yang terlihat pada gigi YES  Ngemil lebih dari 3x selang waktu makan YES Pits dan fissures dalam YES Recreational drug use (penggunaan narkoba)

Ex. Phencyclidine, ganja, kokain, opium, ekstasi, methamphetamine, heroin

YES

Aliran saliva yang kurang memadai dengan observasi atau pengukuran.

-Tidak terstimulasi 0,25-0,35 ml/menit -Terstimulasi: 1-3 ml/menit

YES

Faktor yang mengurangi saliva (medicasi/radiasi/sistemik)

Ex. Obat Atropin, obat kolinergik dan obat kardiovaskuler menurunkan sekresi saliva

YES

Akar yang terlihat (Resesi Ginggiva) YES Penggunaan ortodontik YES

Faktor pelindung

Fluoridasi lingkungan keluarga/kerja/sekolah YES Pasta gigi berfluor minimal sekali sehari YES Pasta gigi berfluor minimal 2x sehari YES

(15)

Caries risk assessment form  –   children age through adults. (Redrawn from Featherstone JDB, Domejean-Orliaquet S, jenson L, et al: Caries assessment in practice for age 6 through adult, J Calif Dental Assoc 35:704, 2007.)

Obat kumur berfluor setiap hari (0,05% NaF) Ex : Ovi-rinse, Cavi-rinse

YES

Pasta gigi berfluor 5000 ppm F setiap hari

Ex : Pasta gigi Colgate Duraphat 5000 ppm fluoride

YES

Varnish Fluoride pada 6 bulan terakhir YES Fluoridasi topical pada 6 bulan terakhir YES Resep / penggunaan chlorhexidine perhari dalam 1

minggu selama 6 bulan terakhir

YES

Xylitol gum / lozenges 4x sehari dalam 6 bulan terakhir

YES

Pasta supplement kalsium dan phosphate selama 6  bulan terakhir

YES

Aliran saliva adequate (> 1 ml/min stimulated) YES

**Bacteria/Saliva Test Results: MS: LB: Flow Rate: ml/min. Date:

(16)
(17)

Tabel 2.5. Formulir Rekomendasi CAMBRA Risk Level Frequency of Radiographs Frequency of Caries Recall Exams Saliva Test (Saliva Flow & Bacterial Culture) Antibacterials Chlorhexidine Xylitol Fluoride pH Control Calcium Phosphate Topical Suppleme nts Low risk Bitewing radiographs every 24-36 months Every 6-12 months to reevaluate caries risk May be done as a base line referencefor newpatients

Per saliva test if done OTC fluoride-containing toothpaste twice daily,after  breakfast and atbedtime. Optional:  NaF varnish if excessive root exposure or sensitivity  Not required  Not required Optional: for excessive rootexpos ure or sensitivity Mode rate risk Bitewing radiographs every 18-24 month Every 4-6 months to reevaluate cariesrisk May be done as a base line referencefor newpatients or if there is suspicion of high  bacterial challenge and to assess efficacy and patient cooperation

Per saliva test if doneXylitol (6-10 grams/day) gum or candies. Two tabsof gum or two candies four times daily OTC fluoride-containing toothpaste twice dailyplus: 0.05% NaF rinse daily. Initially, 1-2 app ofNaF varnish; 1 app at 4-6 month recall  Not required  Not required Optional: for excessive rootexpos ure or sensitivity High risk* Bitewing radiographs every 6-18 months or until no cavitated lesions are eviden Every 3-4 months to reevaluate caries risk and apply fluoride varnish saliva flow test and  bacterial culture initially and at every cariesrecall appt. toassess efficacy and  patient Chlorhexidine gluconate 0.12% 10 ml rinse for one minutedaily for one weekeach month. Xylitol (6-10grams/day) gum or candies. 1.1% NaF toothpaste twice daily instead of regular fluoride toothpaste. Optional: 0.2%  NaF rinse daily (1  bottle)  Not required Optional: Apply calcium/  phosphate  paste several times daily

(18)

cooperation Two tabs of gum or two candies four times daily then OTC 0.05%  NaFrinse 2X daily. Initially, 1-3app of NaF varnish; 1 app at 3-4 month recall Extre me risk** (High risk plus dry mout h or specia l needs ) Bitewing radiographs every 6 months or until no cavitated lesions are evident Every 3 months to re-evaluate caries risk and apply fluoride varnish. Saliva flow test and  bacterial culture initially and at every caries recall appt. to assess efficacy and patient cooperation Chlorhexidine 0.12% (preferably CHX in water  base rinse) 10 ml rinse

for one minute daily for

one week each month. Xylitol (6-10 grams/day) gum or candies. Two tabs of gum or two candies four times daily Saliva flow test and bacterial culture initially and at every caries recall appt. to assess efficacy and patient cooperation 1.1% NaF toothpaste twice daily instead of regular fluoride toothpaste. OTC 0.05%  NaF rinse when mouth feels dry, after snacking,  breakfast, and lunch. Initially, 1-3 app. NaF varnish; 1 app at 3 month recall. Acid-neutraliz ing rinses as needed if mouth feels dry, after snackin g,  bedtime and after  breakfas t. Baking soda gum as needed Required Apply calcium/  phosphate  paste twice daily

(19)

C. Caries-Risk Assessment Tool (CAT)  –   The American Academy of Pediatric Dentistry

 American Academy of Pediatric Dentistry, penilaian risiko karies (CRA) pada anak  berdasarkan atas tiga bagian besar indikator karies yaitu:

1. Kondisi klinik

2. Karakteristik lingkungan, dan 3. Kondisi kesehatan umum.

Tabel 2.6. Penilaian resiko karies menurut American Academy of Pediatric Dentistry Indikator

Resiko karies

Resiko rendah Resiko sedang Resiko tinggi Kondisi-klinis - Tidak ada yng

karies selama 24  bulan terakhir

- Ada karies selama 24  bulan terakhir

- Terdapat satu area

- Ada karies selama 12  bulan

(20)

- Tidak ada demineralisai

enamel (karies enamel white spot lesion)

- Tidak dijumpai  plak, tidak ada

gingivitis

demineralisai

Enamel (karies enamel white spot

lesion) - Gingivitis

- Terdapat satu area

demineralisasi enamel (karies enamel white spot lesion)

- Secara radiografi dijumpai karies enamel - Dijumpai plak pada gigi

Anterior

- Banyak jumlah S. mutans −Menggunakan alat ortodontik Karakteristik Lingkungan - Keadaan optimal dari penggunaan fluor secara sistemik dan topikal - Mengkonsumsi sedikit gula atau makanan yang  berkaitan erat dengan permulaan karies terutama  pada saat makan - Status sosial

ekonomi yang tinggi - Kunjungan berkala

ke dokter gigi secara teratur

- Keadaan yang suboptimal pengguna fluor secara sistemik dan optimal pada  penggunaan topikal

aplikasi

- Sekali-sekali (satu atau dua) diantara waktu makan terkena gula simpel atau makanan yang sangat  berkaitan terjadinya

karies

- Status sosial ekonomi menengah

- Kunjungan berkala ke dokter gigi

- tidak teratur

− Penggunaan topikal fluor yang suboptimal

- Sering memakan gula atau

makanan yang sangat

 berhubungan dengan karies di antara waktu makan - Status sosial ekonomi

yang rendah

- Karies aktif pada ibu - Jarang ke dokter gigi

Keadaan kesehatan umum -Anak-anak dengan membutuhkan pelayanan kesehatan khusus - Kondisi yang

(21)

Table 2.7. Form CRA AAPD 0-3 tahun

(22)

Tabel 2.9. form CRA AAPD umur ≥ 6 tahun

(23)

Tabel 2.11. contoh managemen karies umur 3-5 tahun

(24)

D. Kariogram

Kariogram adalah cara baru yang menggambarkan interaksi berbagai faktor yang  berhubungan dengan proses karies. Cariogram mempunyai tujuan utama untuk menunjukkan grafik risiko, dinyatakan sebagai kesempatan untuk menghindari karies  baru (yaitu untuk menghindari cavitas baru) dalam waktu dekat. Cariogram ini juga memiliki tujuan lebih lanjut adalah untuk mendorong langkah-langkah pencegahan untuk diperkenalkan sebelum karies baru bisa berkembang. (Bratthall, 2004)

Menurut Bratthall et al. (2004), Cariogram terlihat seperti bentuk diagram pie yang memiliki lima sektor dalam lima warna yaitu hijau, biru tua, merah, biru muda, dan kuning yang menunjukkan berbagai kelompok faktor yang berhubungan dengan karies. (Bratthall, 2004)

Gambar 2.2: Grafik pengukuran risiko karies dengan Kariogram (Bratthal, 2004)

1. Sektor hijau menunjukkan estimasi 'kesempatan sebenarnya untuk menghindari karies  baru'. Sektor hijau 'apa yang tersisa' ketika faktor-faktor lain telah mengambil  bagiannya.

(25)

2. Sektor biru tua menunjukkan „diet‟ yang didasarkan pada kombinasi isi diet dan frekuensi diet.

3. Sektor merah didasarkan pada kombinasi jumlah plak dan Streptococcus mutans. 4. Sektor biru muda menunjukkan „kerentanan‟ yang didasarkan pada kombinasi

 program fluoride, sekresi air liur dan kapasitas buffer saliva.

5. Sektor kuning menunjukkan „keadaan‟ yang didasarkan pada kombinasi pengalaman karies masa lalu dan penyakit terkait.

Dari grafik tersebut semakin besar sektor hijau, semakin baik jika dilihat dari sudut  pandang kesehatan gigi, artinya semakin banyak kesempatan untuk menghindari karies sehingga risiko karies rendah. Sebaliknya jika sektor selain hijau semakin besar, semakin tinggi risiko kariesnya.

Menurut Bratthall et al. (2004), ada 10 parameter yang harus diisi dan diberi skor (0-3) pada kotak yang tersedia dengan menggunakan tanda panah ke atas atau ke bawah. Untuk semua parameter, skor 0 berarti nilai paling baik dan 3 adalah nilai paling buruk yaitu:

1. Pengalaman karies (DMFT)

Skor Keterangan

0 = Bebas karies dan tidak ada tambalan

Bebas dari karies, tidak ada tambalan sebelumnya, tidak ada gigi berlubang atau gigi hilang karena karies

1 = Lebih baik dari normal Lebih baik dari normal –  lebih baik statusnya dibanding normal, untuk kelompok usia di area tertentu

2 = Normal untuk kelompok usia Status normal untuk kelompok usia tersebut

3 = Buruk dari normal Status buruk dari normal untuk kelompok usia tersebut, atau ada  beberapa lesi karies baru di tahun

terakhir.

2. Penyakit general

Skor Keterangan

0 = Tidak ada penyakit Tidak ada tanda-tanda dari penyakit general yang berhubungan dengan karies gigi. Pasien sehat.

(26)

1 = Ada penyakit / kondisi dengan derajat ringan

Ada penyakit general yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi  proses karies, atau kondisi lain yang dapat menyebabkan risiko karies yang lebih tinggi. Misalnya  penglihatan terbatas,

ketidakmampuan untuk bergerak. 2 = Derajat berat, jangka

 panjang

Pasien yang terbaring di tempat tidur atau membutuhkan obat secara terus-menerus. Misalnya yang bisa mempengaruhi sekresi saliva.

3. Diet karbohidrat

Skor Keterangan

0 = Fermentasi karbohidrat sangat rendah

Fermentasi karbohidrat sangat rendah, diet yang sangat baik dari sudut pandang karies.

1 = Fermentasi karbohidrat rendah, diet non kariogenik

Karbohidrat difermentasi rendah, diet 'non-kariogenik', diet yang tepat dari perspektif karies. Gula atau karbohidrat lain yang merangsang karies pada tingkat rendah.

2 = Fermentasi kandungan karbohidrat sedang

Fermentasi kandungan karbohidrat sedang. Diet dengan kandungan yang relatif tinggi gula atau karbohidrat lain yang merangsang karies.

3 = Asupan karbohidrat tnggi, diet yang tidak tepat.

Diet yang tidak baik dari perspektif karies. Asupan tinggi gula atau karbohidrat lainnya merangsang karies.

4. Frekuensi diet

Skor Keterangan

0 = maksimal tiga kali per hari (termasuk makanan ringan)

Frekuensi asupan diet yang sangat rendah, maksimal tiga kali per 24  jam sebagai rata-rata di bawah  periode waktu lebih lama.

1 = maksimal lima kali per hari Frekuensi asupan diet rendah, maksimal lima kali setiap 24 jam. 2 = maksimal tujuh kali per hari Frekuensi asupan diet tinggi,

(27)

3 = lebih dari tujuh kali per hari Frekuensi asupan diet sangat tinggi, rata-rata lebih dari tujuh kali per 24  jam.

5. Skor plak (indeks Plak, Loe & Sillness)

Skor Keterangan

0 = oral hygiene  sangat baik, Plaque Index (PI) < 0,4

Tidak ada plak, seluruh permukaan gigi sangat bersih, pasien sangat sadar akan kebersihan mulut, rajin menyikat gigi dan menggunakan  pembersih interdental.

1 = oral hygiene baik, PI = 0.4-1.0

Terdapat plak yang menempel pada margin gingiva bebas dan daerah yang berdekatan gigi. Plak dapat dilihat hanya setelah diaplikasikan disclosing solutio atau dengan menggunakan probe pada  permukaan gigi.

2 = oral hygiene  yang kurang  baik, PI = 1,1-2,0

Akumulasi deposit lembut sedang, dapat dilihat dengan mata secara langsung.

3 = oral hygiene buruk, PI> 2.0 Banyaknya material lembut di dalam  poket gingiva dan / atau pada gigi dan margin gingiva. Pasien tidak tertarik dalam membersihkan gigi atau menyebabkan kesulitan dalam membersihkan. Anda merasa seperti ingin segera membersihkan giginya secara menyeluruh dan profesional.

6. Jumlah S. Mutans (uji S. Mutans)

Skor Keterangan

0 = Strip mutans kelas 0 S. mutans < 104/mL saliva

Jumlah yang sangat rendah atau nol dari Streptococcus mutans dalam saliva. Hanya sekitar 5% dari  permukaan gigi dikolonisasi oleh  bakteri.

1 = Strip mutans kelas 1 S. mutans < 106/mL saliva

Rendahnya tingkat Streptococcus mutans  dalam saliva. Sekitar 20% dari permukaan gigi dikolonisasi oleh bakteri.

(28)

S. mutans < 107/mL saliva mutans  dalam saliva. Sekitar 60% dari permukaan gigi dikolonisasi oleh bakteri.

3 = Strip mutans kelas 3 S. mutans > 107/mL saliva

Jumlah yang sangat tinggi Streptococcus mutans  dalam saliva. Lebih dari 80% dari permukaan gigi dikolonisasi oleh bakteri.

7. Program fluor

Skor Keterangan

0 = Mendapat program fluoride secara maksimal

Pasta gigi berfluoride ditambah  penggunaan konstan langkah-langkah tambahan seperti tablet atau  pembersihan dan varnis. Program

fluoride maksimal

1 = F tindakan tambahan, jarang Pasta gigi berfluoride ditambah  beberapa langkah tambahan seperti tablet atau pembersihan dan varnis  jarang.

2 = hanya Fluoride dari pasta gigi

Hanya pasta gigi berfluoride 3= tidak ada penggunaan

fluoride

Tidak menggunakan pasta gigi fluoride atau tindakan fluoride lainnya.

8. Sekresi saliva

Skor Keterangan

0 = sekresi saliva normal Sekresi saliva normal, lebih dari 1,1 ml stimulated saliva per menit.

1 = Rendah, 0,9-1,1 ml stimulated saliva / menit

Rendah, dari 0,9 menjadi kurang dari 1,1 ml stimulated saliva per menit.

2 = Rendah, 0,5-0,9 ml saliva / menit

Rendah, dari 0,5 sampai kurang dari 0,9 ml stimulated saliva per menit. 3 = Sangat rendah, Xerostomia,

<0,5 ml saliva / menit

Sekresi saliva yang sangat rendah, mulut kering, kurang dari 0,5 ml saliva per menit, masalah dinilai tidak lama.

(29)

9. Kapasitas bufer saliva

Skor Keterangan

0 = memadai, Dentobuff biru Normal atau kapasitas bufer baik,  pH akhir Saliva ≥ 6.0

1 = bekurang, Dentobuff hijau kapasitas bufer kurang baik, pH akhir Saliva - 4,5-5,5

2 = Rendah, Dentobuff kuning Kapasitas buffer rendah, pH akhir Saliva - <4.0

10. Penilaian klinis dari operator

Skor Keterangan

0 = Lebih positif Lebih positif dari apa yang ditunjukkan cariogram berdasarkan  pada nilai yang masuk

1 = pengaturan normal Risiko sesuai dengan nilai-nilai yang masuk

2 = buruk Lebih buruk daripada apa yang terdapat pada Cariogram  berdasarkan pada nilai yang masuk. 3 = resiko karies sangat tinggi,. Pemeriksa yakin bahwa karies akan

 berkembang, terlepas dari apa yang terdapat pada Cariogram  berdasarkan pada nilai yang masuk.

Terdapat beberapa tahapan menggunakan kariogram, yaitu: 1. Start program

Program kariogram hanya dapat digunakan pada komputer berbasis Windows. Kemudian ikuti petunjuk yang diberikan pada halaman tersebut dan dilanjutkan dengan mengklik simbol „start‟ pada kariogram.

2. Fungsi

Dengan cara mengklik ikon yang terdapat pada ujung kiri atas layar terdapat beberapa informasi yang memiliki fungsi sebagai berikut:

(30)

a. Keluar, digunakan jika ingin menutup program.

 b. Pasien baru, digunakan jika ingin membuat halaman (pasien) baru. c. Mengenai, digunakan untuk mengetahui tujuan program.

d. Bantuan, digunakan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang  penggunaan program.

e. Catatan, digunakan untuk mendaftar dan menulis komentar pasien.

f. Rekomendasi secara umum, digunakan untuk mengetahui tindakan preventif dan klinis yang berdasarkan nilai yang telah dimasukkan.

g. Cetak, digunakan untuk mencetak kariogram. 3. Mendaftar pasien

Untuk mendaftar pasien baru, dapat dilakukan dengan mengklik ikon catatan yang terdapat pada ujung kiri atas program. Untuk mendaftar pasien, diperlukan beberapa data, yaitu nama, nomor, tanggal, dan pemeriksa.

Gambar 2.4. Cara mendaftar pasien

Untuk memasukkan informasi data pasien pada program, dapat dilakukan dengan mengklik ikon catatan. Kemudian mengisi informasi data pasien dan dapat  juga memberi beberapa komentar pada halaman tersebut. Apabila ingin menutup

halaman catatan dengan mengklik 'OK'

(31)

Informasi rincian data pasien yang telah dimasukkan akan muncul di sudut kiri layar seperti gambar di bawah ini. Informasi data pasien tidak dapat disimpan dalam  program ini. Oleh karena itu, disarankan untuk mencetak informasi data dan komentar

tersebut.

Gambar 2.6. Data yang telah diisi 4. Warna pada beberapa sektor

Pada bagian bawah kiri layar, terdapat beberapa sektor kariogram. Setiap sektor kariogram tersebut, memiliki warna dan memiliki faktor tersendiri.

Gambar 2.7. Sektor warna pada kariogram

5. Pengaturan untuk 'negara/daerah'

Faktor risiko karies pada setiap negara atau daerah berbeda-beda, bergantung  pada latar belakang negara tersebut. Terdapat beberapa pilihan dalam menentukan 'negara/daerah', yaitu 'standar', 'risiko rendah', dan 'risiko tinggi'. Untuk negara dan daerah industri tanpa fluoridasi air minum, digunakan pilihan standar. Pilihan risiko

(32)

rendah dan risiko tinggi disesuaikan terhadap negara/daerah yang berisiko rendah atau tinggi.

Gambar 2.8. Pilihan risiko karies pada negara/daerah

6. Pengaturan 'kelompok'

Seorang pasien mungkin dikategorikan dalam kelompok risiko yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh: pasien lanjut usia dengan permukaan akar gigi yang terbuka, maka memiliki risiko yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pasien lanjut usia tersebut dapat dikatergorikan dalam kelompok risiko tinggi.

Gambar 2.9. Pilihan risiko karies pada kelompok

7. Memberi skor pada beberapa faktor yang berbeda

Untuk membentuk sebuah kariogram, diharuskan memberi skor (0-2) atau (0-3) sedikitnya tujuh dari sepuluh parameter yang sesuai dengan kriteria pasien yang terdapat pada kotak kosong dengan mengklik tanda panah ke atas atau ke bawah. Setiap skor memiliki prevalensi yang berbeda-beda.

(33)

Gambar 2.10. Hasil pemberian skor pada 7 parameter

8. Rekomendasi secara umum

Kariogram dapat memberikan interpretasi umum dan beberapa tindakan yang  perlu dilakukan dengan mengklik ikon „Rekomendasi secara umum„, setelah hasil kariogram dari data-data yang dimasukkan muncul. Rekomendasi yang dihasilkan  bergantung pada skor yang kurang baik pada parameter kariogram.

(34)

Gambar 2.12. Interpretasi awal dan tindakan yang diusulkan

9. Cetak

Program kariogram ini dapat mencetak dalam dua pilihan warna, yaitu cetakan  berwarna dan cetakan berwarna hitam putih. Program ini juga dapat mencetak

komentar dan interpretasi awal dan tindakan yang diusulkan.

Gambar 2.13. Pemilihan cetak

Risiko karies rendah menandakan sektor hijau (peluang untuk menghindari karies baru) diatas 75%, maka dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki peluang yang besar terhindar dari karies baru dengan catatan bahwa kondisi tidak berubah.

(35)

Apabila sektor hijau bernilai 25% - 75% menandakan risiko karies sedang dan apabila sektor hijau dibawah 25%, menandakan bahwa risiko karies sangat tinggi.

E. Traffic Light Matrix Model (TL-M)

Merupakan suatu model tabel pemeriksaan seperti lampu lalu lintas dengan warna merah, kuning, dan hijau yang hasilnya akan ditulis pada kolom yang tersedia. Kekurangan dari model ini adalah tidak memprediksi insiden karies tetapi lebih sebagai suatu peringatan dini sehingga mengingatkan dokter gigi adanya faktor risiko pada pasien untuk kunjungan berulang.

Ada 5 faktor risiko yang digunakan dalam model ini dan setiap faktor dibedakan atas beberapa subfaktor sehingga menjadi 16 subfaktor yaitu saliva, diet, fluor, biofilm oral dan faktor modifikasi.

1. Saliva

a. Kemampuan kelenjar ludah minor memproduksi saliva  b. Konsistensi saliva normal (unstimulated)

c.  pH saliva normal (unstimulated) d. Aliran saliva (stimulated)

e. Kapasitas buffer saliva 2. Diet

a. Jumlah gula yang dikonsumsi setiap hari  b. Frekuensi terpapar asam

3. Fluor

a. Riwayat sebelum dan sesudah mendapat fluor 4. Biofilm oral

a. Pewarnaan  b. Komposisi

c. Aktivitas 5. Faktor modifikasi

a. Status pemeriksaan gigi dulu dan sekarang  b. Status medis dulu dan sekarang

c. Keluhan d. Gaya hidup

(36)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Karies merupakan hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak maupun  biofilm serta diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh  bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi. Terdapat tiga faktor yang dapat menimbulkan terjadinya karies yaitu bakteri kariogenik, permukaan gigi yang rentan serta tersedianya  bahan/nutrisi yang mendukung pertumbuhan dari bakteri S.mutans.

Penilaian dan pengontrolan faktor-faktor karies sangat diperlukan dalam upaya  pencegahan berkembangnnya karies. Pemeriksaan faktor resiko akan menunjukkan status faktor resiko pada masing-masing individu. Tahap pengontrolan faktor-faktor resiko karies tersebut dapat dilakukan setelah ditentukannya status risiko karies dari masing-masing individu. Dalam pengontrolan risiko karies memerlukan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan seperti halnya faktor umum yang mampu membantu dalam  penilaian resiko karies berupa informasi pasien serta hasil pemeriksaan umum klinis.

Beberapa instrument dalam pengukuran risiko karies antara lain caries risk assessment (CRA), caries-risk assessment tool (CAT), CAMBRA, kariogram, dan traffic light matrix model (TL-M). Hasil dari pengukuran risiko karies kemudian akan menentukan perawatan therapeutic yang dapat dilakukan pada masing-masing individu  pasien. Selain itu, hasil dari pengukuran risiko karies juga menjadi informasi dasar bagi tenaga kesehatan gigi untuk dapat mengedukasi dan memotivasi pasien untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan gigi dan mulutnya secara optimum.

B. SARAN

Memberikan edukasi dan memotivasi pasien dalam bidang kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu kompetensi perawat gigi. Dala m hal ini, perawat gigi dituntut untuk memahami dan memiliki keterampilan salah satunya dalam melakukan pengukuran risiko karies agar dapat secara optimal memberikan pengetahuan dan memotivasi pasien. Dengan demikian pasien dapat termotivasi untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan gigi dan mulutnya secara optimum.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatric Dentistry., 2002, Guidline on caries risk assessment and  Management for inflants, children, and Adolescents, Clinical Guidelines

Bird, D.L., Robinson, D.S., 2012,  Modern Dental Assisting , 10th  ed., St. Louis: Elsevier Saunders

Bratthall, D., 2004, Cariogram Manual: A New and Interactive Way of Illustrating The Interaction of Factors Contributing to The Development of Dental Caries, Cariogram  Internet Version, Sweden

Darby, ML.,Walsh, MM., 2010, Dental Hygiene : Theory and Practice, Canada: Saunders Featherstone, J.D.B., dkk. Caries Risk Assessment in Practice for Age 6 through Adult, CDA

 Journal ., 35(10)

Garg, N., Garg, A., 2013, Text Book of Operative Dentistry, 2nd  ed., New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher

Gomez, F.R.J., dkk., 2007, Caries Risk Assessment Appropriate for the Age 1 Visit (Infants and Toddlers), CDA Journal , 35(10): 687-782

http://www.ada.org/~/media/ADA/Public%20Programs/Files/topics_caries_educational_over  6.ashx diakses pada 07/01/2015 16:43

http://usupress.usu.ac.id/files/Menuju%20Gigi%20dan%20Mulut%20Sehat%20_Pencegahan %20dan%20Pemeliharaan__Normal_bab%201.pdf  http://www.ada.org/~/media/ADA/Member%20Center/FIles/topics_caries_instructions.ashx diakses pada 07/01/2015 16:42 http://www.ada.org/~/media/ADA/Member%20Center/FIles/topics_caries_under6.ashx diakses pada 07/01/2015 16:43

Kidd, EAM., Joyston-Bechal, S., 1991,  Dasar-Dasar Karies: Penyakit dan Penanggulangan (alih bahasa: Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk), Jakarta: EGC

Gambar

Gambar 2.1. Empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor penyebab karies.
Tabel 2.1. Formulir Penilaian Risiko Karies untuk Usia 0-6 Tahun
Tabel 2.2. Formulir Penilaian Risiko Karies untuk Usia di Atas 6 Tahun
Tabel 2.4. Form Penilaian Caries Risk Assesment untuk 0-5 tahun (Gomez dkk., 2007)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Risk analysis adalah proses identifikasi yang dilakukan untuk mengetahui risiko yang mungkin terjadi dalam suatu pekerjaan maupun suatu kondisi.. Di dalam risk analysis

supaya dapat digunakan sebagai panduan mengenai kriteria penilaian tingkat risiko serta strategi penanganan risiko agar dalam penilaian resiko pada proses

Penilaian risiko kebakaran sarana proteksi kebakaran berupa APAR, hidran dan sprinkler pada gedung laboratorium terpadu mendapat nilai 71% yang berarti tingkat

Dengan melihat data kecelakaan kerja yang ada pada seksi fabrikasi memang dirasa perlu untuk melakukan analisis potensi bahaya, penilaian risiko, dan

Penilaian Risiko SPBE pada penerapan SPBE dilakukan melalui proses identifikasi, analisis, dan evaluasi Risiko SPBE. Penilaian Risiko SPBE bertujuan untuk

Penelitian ini hanya membahas tentang implementasi K3 menggunakan metode HIRARC dengan melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan rekomendasi pengendalian

Biasanya suatu penilaian otentik melibatkan suatu tugas (task) bagi para siswa untuk menampilkan, dan sebuah kriteria penilaian atau rubrik (rubrics) yang akan digunakan

NATIONAL RISK ASSESSMENT NRA “Penilaian risiko nasional National Risk Assessment/NRA merupakan suatu kegiatan terorganisasi dan sistemik untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi